Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta mempertinggi kesadaran akan
pentingnya hidup sehat. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak
hanya oleh seseorang tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah
satu diantaranya yang dinilai peranan cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah sanitasi yang
mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan
sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan
kesehatan masyarakat. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri
penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah
pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan
dan pencegahan.
Kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu
kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi
dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai
aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah
penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Dari pengalaman-pengalaman praktik
kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920)
dalam Notoadmodjo 20072 akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai
sekarang masih relevan, yakni : kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni :
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatklan kesehatanDari batasan
tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Untuk mencapai ketiga tujuan pokok
tersebut, Winslow3 mengusulkan cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah
melalui ’upaya-upaya pengorganisasian masyarakat’.Pengorganisasian masyarakat dalam
1
rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah
menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada dalam masyarakat
itu sendiri untuk upaya - upaya, yaitu: preventiv, kuratif, promotif, dan rehabilitatif
kesehatan mereka sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebijakan dan manajemen pembangunan Kesehatan?
2. Apa saja arah dan kebijakan pembangunan kesehatan?
3. Apa saja bentuk manajemen pembangunan kesehatan?
4. Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kebijakan dan
manajemen kesehatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui kebijakan dan manajemen pembangunan Kesehatan
2. Mengerti arah dan kebijakan pembangunan kesehatan
3. Memahami bentuk manajemen pembangunan kesehatan
4. Mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kebijakan dan
manajemen kesehatan

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Definisi
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan kesehatan
merupakan segala yang mempengaruhi faktor-faktor dalam sektor kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara
bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Secara etimologi kata manajemen
diambil dari bahasa Perancis kuno, yaitu management yang artinya adalah seni dalam
mengatur dan melaksanakan. Management dapat juga didefinisikan sebagai upaya
perencanaan,pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan pada periode
2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran
pokok RPJMN 2015-2019 adalah
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
2. Meningkatnya pengendalian penyakit.
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan.

3
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan.
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
6. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Memperhatikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara serta Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/per/VII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Sekretariat Jenderal merupakan unsur pembantu
pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di Kementerian Kesehatan. Dalam upaya memperlancar
pelaksanaan Sekretariat Jenderal perlu disusun suatu rencana aksi program Sekretariat
Jenderal yang berisi tujuan, sasaran, strategis dan berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 – 2019.

B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN TANTANGAN

1. Kondisi Umum Visi dan misi, tujuan, strategi dan sasaran strategis, maka disusunlah
target kinerja dan kerangka pendanaan program-program 2015-2019. Program
Kementerian Kesehatan terdiri dari yaitu program generik dan program teknis.
Program generik meliputi:

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

b. Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu


Indonesia Sehat (KIS).

c. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian


Kesehatan. d. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Program teknis meliputi:

a. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

4
b. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan dan Lingkungan.

c. Program Pembinaan Upaya Kesehatan.

d. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

e.. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Untuk Sekretariat Jenderal berada di program generik yaitu program dukungan


manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, Sekretariat Jenderal diperlukan untuk meningkatkan koordinasi
pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi Kementerian Kesehatan. Sekretariat Jenderal berperan dalam
menjawab tantangan berbagai isu pembangunan kesehatan antara lain dengan
meningkatkan kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, sinkronisasi
perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta koordinasi dan integrasi lintas
sektor dan berperan pada optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan. Sebagai salah satu prioritas perubahan terhadap program reformasi
birokrasi, Sekretariat Jenderal berupaya mendukung pembangunan kesehatan secara
sistematis, berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotismes sehingga tercipta Good Governance sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 sebagai tindak lanjut Tap

2. POTENSI DAN TANTANGAN

MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

1) Analisis Lingkungan Strategis Kondisi lingkungan strategis Sekretariat Jenderal


Kementerian Kesehatan dapat diidentifikasi sebagai potensi, yang selanjutnya
dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang penting dalam penyusunan RAP
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan 2015 – 2019. Kondisi lingkungan
strategis yang menggambarkan kecenderungan masa depan untuk mewujudkan
peningkatan kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, sinkronisasi
perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta koordinasi dan integrasi lintas
5
sektor dan berperan pada optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dengan
penguatan pelibatan publik berlandaskan gotong royong perlu mendapatkan
perhatian khusus.

2) Proses Perubahan Manajemen Perubahan manajemen merupakan salah satu aspek


yang perlu mendapat perhatian khusus dalam memahami perubahan,
merencanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan serta memudahkan
pelaksanaan peningkatan tata kelola pembangunan bidang kesehatan yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel dengan penguatan pelibatan publik.

3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik
(Good Governance) dan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, serta
berorientasi pada hasil (result oriented) diperlukan perhatian khusus dalam
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung
jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan neoptisme. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja yang merupakan
rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan prosedur yang dirancang
untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, sesuai ketentuan
dalam Peraturan Presiden.

4) Penguatan Sistem Manajemen SDM Penguatan profesionalisme SDM yang perlu


mendapat perhatian khusus antara lain mencakup aspek perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai, penilaian kinerja pegawai,
penggajian/remunerasi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir,
penyusunan kompetensi serta sistem prosedur administrasi kepegawaian. Terkait
dengan reformasi birokrasi maka penguatan SDM tentunya memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai factor penunjang terlaksananya
reformasi secara efektif efisien.

6
5) Penguatan Peraturan Perundang-Undangan Dengan adanya perubahan paradigma
dan perkembangan perlu perhatian khusus terhadap proses revitalisasi,
sinkronisasi, dan harmonisasi kebijakan dan peraturan di bidang kesehatan. Hal
yang perlu mendapat perhatian antara lain :

a. Adanya peraturan perundangan yang belum harmonis, 2)

b. Peta peraturan perundangan yang dibutuhkan dan secara subtansi, 3)

c. Implementasi peraturan perundang-undangan, 4)

d. Penataan kewenangan Kementerian Kesehatan.

Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan ada
beberapa tantangan yang harus dihadapi :

3. TANTANGAN

a. Masih perlunya ditingkatkannya kesadaran akan pentingnya pemberantasan


korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

b. Belum padunya persepsi pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan


dalam penerapan good governance.

c. Perlunya peningkatan keterpaduan, sinkronisasi dan koordinasi sistem


perencanaan dan pemrograman.

d. Perlunya peningkatan pembinaan ke daerah untuk meningkatkan pelaksanaan


otonomi dan desentralisasi.

e. Perlunya peningkatan pemahaman mengenai penerapan Sistem Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

f. Perlunya peningkatan pengelolaan barang milik/kekayaan negara disesuaikan


dengan Sistem Akuntabiliast Instansi (SAI) agar penilaian Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) tidak berupa disclaimer of opinion akibat inventarisasi
asset/barang negara belum memenuhi standar akuntasi yang berlaku.

7
C. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

 VISI Pada tahun 2010 - 2014 Sekretariat Jenderal mempunyai visi dan misi yaitu
peningkatan pembinaan dan fasilitasi administrasi Kementerian dalam rangka
terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Misi Sekretariat Jenderal
sebagai berikut: 1. Melaksanakan koordinasi pengelolaan administrasi umum,
hukum dan organisasi, keuangan dan BMN, kepegawaian, perencanaan dan
anggaran serta kesekretariatan konsil kedokteran. 2. Melaksanakan fasilitasi dan
dukungan data dan informasi kesehatan, kebijakan kesehatan, promosi kesehatan,
penanggulangan krisis, pembiayaan dan jaminan kesehatan, komunikasi publik,
peningkatan dan penanggulangan intelegensia kesehatan. Rencana Aksi Program
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan sekarang ini mengikuti visi dan misi
Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015 – 2019 yaitu “Terwujud Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”

 MISI Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyrakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan


negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif sereta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

8
D. Arah Dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
1. Arah Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional.
Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselengarakan
secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan khusus kepada penduduk
miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di perkotaan mapun di
pedesaan.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan
profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dengan
memperhatikan berbagai tantangan yang ada saat ini. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui program peningkatan perilaku
hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan dan didukung oleh
sistem pengamatan, Informasi dan manajemen yang handal.
Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan.
Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesional, juga memiliki semangat
pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan
terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya
peningkatan kesehatan pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak
pembuahan dalam kandungan sampai lanjut usia.
Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja
bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan
kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan
pekerja.

9
Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga
harkat martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak
terlantar, serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-
luasnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil
angka kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana.
Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan
obat-obatan terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen,
pengedar dan pemakai.
2. Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada
memperhatikan kebijakan umum yang dikelompokkan sebagai berikut:
a) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama
lintas sektor merupakan hal yang utama dan karena itu perlu digalang serta
dimantapkan secara seksama. Sosialisasi masalah-masalah kesehatan pada sektor lain
perlu dilakukan secara intensif dan berkala. Kerjasama lintas sektor harus mencakup
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan dengan
seksama pada dasar-dasar pembangunan kesehatan.
b) Penigkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat dan swata perlu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan. Dalam kaitan ini perilaku hidup masyarakat sejak usia dini perlu
ditingkatkan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan,
sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan budaya masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan konsep

10
pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong bahkan dikembangkan untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan serta keseimbangan upaya kesehatan.
c) Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya ini perlu untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup dan meningkatkan kemauan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum
serta tempat periwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air
yang memenuhi persyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat pembuangan
sampah, penyediaan sarana pembangunan limbah serta berbagai sarana sanitasi
lingkungan lainnya. Kualitas air, udara dan tanah ditingkatkan untuk menjamin hidup
sehat dan produktif sehingga masyarakat terhindar dari keadaan yang dapat
menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu diprlukan peningkatan dan perbaikan
berbagai peraturan perundang-undangan, pendidikan lingkungan sehat sejak dini usia
muda serta pembakuan standar lingkungan.
d) Peningkatan Upaya Kesehatanya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakuakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pennyembuhan penyakit dan pemuluhan kesehatan serta upaya khusus melalu
pelayanan kemanusiaan dan darurat atau kritis. Selanjutnya, pemerataan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu terus–menerus diupayakan.
Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat selama kritis
ekonomi, upaya kesehatan diproriataskan untuk mengatasi dampak kritis disamping
tetap mempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatikan khusus
dalam mengatasi dapak kritis diberikan kepada kelompok berisiko dari keluarga-
keluarga miskin agar derajat kesehatan tidak memburuk dan tetap hidup produktif.
Pemerintah berttanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk penduduk
miskin.
11
Setelah melewati krisis ekonomi, status kesehatan masyarakat diusahakan
ditigkatkan melalui pencegahan dan panganguran mordibitas, mortalitas, dan
kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil,
melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan penyakit dan
rehabilitas. Prioritas utama diberikan kepada penaggulangan penyakit menular dan
wabah yangcenderung meningkat.
Perhatian yang lebih besar diberikan untuk mewujudkan produktifitas kerja
yang tinggi, melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan kerja termasuk perbaikan
gizi dan kebugaran jasmani tenaga kerja serta upaya kesehatan lain yang menyangkut
kesehatan lingkungan kerja dan lingkungan pemukiman terutama bagi penduduk yang
tinggal di daerah yang kumuh.
e) Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Pengenbangan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan
kesehatan dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan terampil
sesuai pengembangan ilmu dan teknologi, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta berpegang teguh pada pengabdian bangsa dan negara dari etika
profesi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga
kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan
kesehatan. Dalam parencanaan tenaga kesehatan perlu diutamakan penentu kebutuhan
tenaga di kabupaten dan kota juga keperluan tenaga berbagai negara di luar negeri
dalam rangka globalisasi. Pengembangan karier tenaga kesehatan mesyarakat dan
pemerintah perlu ditingkatkan dengan terarah dan seksama serta diserasikan secara
bertahap.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JK PM) yakni cara pelayanan
kesehatan melelui penyebaran secara praupaya dikembangkan terus untuk menjamin
tersekenggaranya pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu dengan
harga yang terkendali. JKPM diselenggarakan sebagai upaya bersama antar
masyarakat, swasta dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan biaya pelayanan
kesehatan yang terus meningkat. Tarif pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas
12
dasar nilai jasa dan barang yang diterima oleh anggota masyarakat yang memperoleh
pelayanan. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui system JKPM yang
disubsidi oleh pemerintah. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula asuransi
kesehatan sebagai pelengkap/pendamping JKPM. Pengembangan asuransi kesehatan
berada dibawah pembinaan pemerintah dan asosialisasi perasuransian. Secara
bertahap puskesmas dan rumahsakit milik pemewrintah akan dikelolah secara
swadana.
f) Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan
terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor
kesehatan dan sektor lain yang yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan
serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri. Manajemen upaya
kesehatan yang terdiri dari perencanaan, pengerakan pelaksanaan, pengendalian, dan
penilaian diselenggarakan secara sistematik untuk menjamin upaya kesehatan yang
terpaduh dan menyeluruh. Manajemen tersebut didukung oleh sistem informasi ynag
handal guna menghasilkan pengambilan kepetusan dan dan cara kerja yang efisien.
Sistem informasi tersebut dikembangkan secara komprehensif diberbagai tingkat
administrasi kesehatan sebagai bagian dari pengembangan administrasi mder.
Organisasi Departemen Kesehatan perlu disesuaikan kembali dengan fungsi-fungsi :
regulasi, perencanaan nasional, pembinaan dan pengawasan.
Desentralisasi atas dasr prinsip otonomi ynag nyata, dinamis, serasi dan
bertanggung jawab dipercepat melalui pelimpahan tanggung jawab pengelolaaan
upaya kesehatan kepada daerah Dinas Kesehatan ditingkatkan terus kemampuan
manajemennya sehingga dapat melaksanakan secara lebih bertanggung jawab dalam
perencanaan, pembiayaan dan pelalsaan upaya kesehatan. Peningkatan kemampuan
manajemen tersebut dilakukan melalui rangkaian pendidikan dan pelatihan yang
sesuai dengan pembangunan kesehatan yang ada. Upaya tersebut pula didukung oleh
tersedianya pembiayaan kesehatan yang memadai. Untuk itu perlu diupayakan
peningkatan pendanaan kesehatan yang baik berasal dari anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional maupun dari anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.
g) Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
13
Penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan akan terus dikembangkan
secara terarah dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya
untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, membantu memecahkan masalah
kesehatan dan mengatasi kendala dalam pelaksanaan program kesehatan. Penelitian
dan pengembangan kesehatan akan terus dikembangkan melalui jaringan kemitraan
dan didesentralisasikan sehingga menjadi bagian penting dari pembangunan
kesehatan daerah.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan, gizi, pendayagunaan obat dan pengembangan obat asli
Indonesia, pemberatasan penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang
berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta. Setra meningkatkan
kontribusi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang terbatas. Penelitian bidang
sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat
dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
h) Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan
lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap
pembangunan kesehatan. Untuk itu sangat diperlukan peningkatan ketahanan sosial
dan budaya masyarakat melalui peningkatan sosioekonomi masyarakat, sehingga
dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dan sekaligus meminimalkan
dampak negatif dari globalisasi.

E. Manajemen Pembangunan Kesehatan


Manjemen kesehatan adalah suatu proses untuk menggerakkan sumber daya manusia
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi semua kegiatan
pelayanan kesehatan dalam organiasi dalam upaya untuk:
a. Mengetahui adanya persoalan pelayanan kesehatan
b. Mendefiniskan persoalan pelayanan kesehatan
c. Mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelayanan kesehatan
d. Data dan informasi yang timbul dalam pelayanan kesehatan
14
e. Menyusun alternatif penyelesaian persoalan pelayanan kesehatan
f. Mengambil keputusan pelayanan kesehatan dengan memilih salah satu alternatif
penyelesaian dan malaksanankan keputusan serta tidak lanjut untuk mencapai tujuan
yang harus di capai.

F. Upaya Pembangunan Kesehatan yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan


pembangunan dalam bidang kesehatan
1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung
dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan
kesehatan pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam
kandungan sampai lanjut usia.
2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam
bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
3. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja bagi
seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja
yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
4. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaann terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban bencana
serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
5. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga harkat
martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak-anak
terlantar, serta kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapangan kerja yang seluas-
luasnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka
kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana.
8. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotik dan obat-
obatan terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen,
pengedar dan pemakai.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta mempertinggi kesadaran akan
pentingnya hidup sehat. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak
hanya oleh seseorang tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat.
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan kesehatan
merupakan segala yang mempengaruhi faktor-faktor dalam sektor kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

16
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara
bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

B. Saran
Semoga makalah tersebut dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Dalam proses pengumpulan bahan, penyusunan, dan penulisan makalah ini, penulis tidak
terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.m.wikipedia.org/1wiki/kebijakan
2. https://lianty74.wordpress.com/bidan-komunitas/program-pokok-pembangunan-kesehatan/
3. https://id.scribd.com/document/376009734/manajemen-pembangunan-kesehatan
4. https://lianty74.wordpress.com/bidan-komunitas/kebijakan-umum-dan-srategi-
pembangunan-keseatan/
5. https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen.html
6. https://journals.telkomuniversity.ace.id/charity/article/download/1572/907/
7. https://www.academia.edu/8755465/MANAJEMEN_KESEHATAN

17

Anda mungkin juga menyukai