Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH DAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN

MASTITIS DI BPM PERMATA HATI


Disusun Untuk Melengkapi Mata Kuliah Asuhan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal
Dosen Pembimbing: Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M. Keb

Disusunoleh:

1. Ayustina Dewi (17321195001)

2. Helmi Dwi F (17321195002)

3. Silvi Maya A (17321195003)

4. Fadilla Khairunissa (17321195004)

5. Ika Rachmawati (17321195005)

6. Intan Purnamasari (17321195006)

7. Indah Cahyaningsih (17321195007)

8. Khariswa Wardani (17321195008)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh


masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan
nifas. Demam nifas atau morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa
nifas oleh sebab apapun. Morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu tubuh
sampai 38˚C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan
mengecualikan hari pertama
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae
terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah  rasa panas dingin
disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan.
Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan
pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan.
Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara
saja. Ada penyakit lain yang tak kalah bahayanya. Yaitu mastitis atau biasa juga
disebut dengan radng payudara.

1.2 Tujuan
1.1.1 Umum
Setelah membahas materi ini diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada
ibu nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan.

1.1.2 Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus ibu nifas.
b. Dapat merumuskan diagnosa.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu nifas.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada ibu nifas.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
1.3 Metode Pengumpulan data
Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti,
metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang telah di teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien
secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk
mendapatkan data yang objektif.
d. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku
serta makalah
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian Mastitis
2.1.2 Etiologi Mastitis
2.1.3 Tanda Gejala Mastitis
2.1.6 Penatalaksanaan Mastitis
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP
2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara SOAP
BAB 3. TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif
3.2 Data Obyektif
3.1.1 Pemeriksaan fisik
3.1.2 Pemeriksaan penunjang
3.1.3 Program terapi (bila ada)
3.3 Analisis
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian Mastitis
Mastitis merupakan infeksi peradangan pada kelenjar mammae terutama
pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus. Infeksi
terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga terjadi melalui
peredaran darah. Apabila mastitis tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan abses payudara (penggumpalan nanah local dalam payudara) yang
merupakan komplikasi berat dari kasus mastitis. Cara mendeteksi adanya mastitis
dengan cara memperhatikan perubahan payudara pada ibu postpartum serta area
perubahannya ( Sylvi, 2019).
Mastitis adalah infeksi payudara. Meskipun dapat terjadi pada setiap
wanita, mastitis semata mata merupakan komplikasi pada wanita menyusui.
Mastitis harus dibedakan dari peningkatan suhu transien dan nyeri payudara
akibat pembesaran awal karena air susu masuk kedalam payudara . Mastitis
terjadi akibat invasi jaringan payudara oleh mikroorganisme infeksius atau
adanya cedera payudara. Organisme yang umum termasuk streptococci dan H.
Paranindluenzae. Cedera payudara mungkin disebabkan memar karena
manipulasi yang kasar, pembesaran payudara, statis air susu ibu dalam duktus
atau pecahnya puting susu ibu. Bakteri dapat bersumber dari berbagai sumber :
1. Tangan ibu
2. Tangan orang yang merawat ibu atau bayi
3. Bayi
4. Duktus duktrus laktiferus
5. Atau darah sirkulasi
6. Stress dan keletihan
(Asuhan panduan nifas dan eviden based practice. ECG : hal 179)
Mastitis ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan
menyusui. Radang ini terjadi karena ibu tidak menyusui atau putingpayudaranya
lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atau kedua payudara
sekaligus.
Mastitis merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak
disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita
yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan
terutama pada primipara. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi
mungkin juga melalui peredaran darah. Mastitis ditandai dengan nyeri pada
payudara, kemerahan area payudara yang bengkak, demam, menggigil dan
penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Terjadi beberapa minggu setelah
melahirkan (Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. 2010).

2.2.2 Etiologi Mastitis


Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan
pada kulit yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini seringkali berasal
dari mulut bayi yang masuk kedalam saluran air susu melalui sobekan atau
retakan di kulit pada puting susu. Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang
menyususi dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.
Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan. Selain itu peradangan payudara juga disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut:
a. Payudara bengkak yang tida disusu secara adekuat, akhirnya terjadi
mastitis
b. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara
bengkak.
c. Penyangga payudara yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental
engorgement sehingga jika tidak disusu secara adekuat bisa terjadi
mastitis.
d. Ibu yang memiliki diet jelek, kurang istirahat, anemia akan mempermudah
infeksi.
Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan
peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak dibawah puting susu.
Perubahan hormonal didalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran
air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan
payudara lebih mudah mengalami infeksi. Dua penyebab utama mastitis adalah
stasis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya merupakan penyebab primer yang
dapat disertai atau berkembang menuju infeksi (Walyani, E. S., & Purwoastuti,
E. 2015).

2.2.3 Tanda dan Gejala Mastitis


Tanda-tanda: rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita
merasa lesu, tidak nafsu makan, penyebab staphylococus aureus, mamma
membesar, nyeri pada suatu tempat kulit merah, membengkaj sedikit, dan nyeri
pada perabaan.
Adanya bengkak, rasa nyeri pada payudara, kemerahan pada payudara.
Payudara keras dan merongkol, suhu tubuh meningkat. Infeksi terjadi 1-3
minggu pasca persalinan.Gejala mastitis non-infeksius: ibu memperhatikan
adanya bercak panas, atau area nyeri tekan yang akut, ibu dapat merasakan
bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut, ibu tidak mengalami
demam dan merasa baik-baik saja. Gejala mastitis infeksius: ibu mengeluh lemah
dan sakit-sakit pada otot seperti flu, ibu dapat mengeluh sakit kepala, ibu demam
dengan suhu di atas 380C, terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada
payudara, kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-
tanda akhir) kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang pembengkakan
(Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. 2010).
Tanda dan gejala mastitis menurut Sylvi (2019) :
a. Biasanya muncul diakhir minggu pertama pasca postpartum
b. Adanya nyeri riangan sampai berat
c. Payudara Nampak besar dan memerah
d. Badan terasa demam
e. Nyeri otot
f. Sakit kepala
g. Keletihan

2.2.4 Klasifikasi Mastitis


Menurut Sarwono (2013) Berdasarkan waktu peradangan mastitis lazim
dibedakan menjadi:
1) Mastitis Gravidarum
Mastitis yang timbul pada waktu hamil
2) Mastitis Puerperelis
Mastitis yang terjadi pada masa laktasi ( Post Partum)
Menurut Sylvi (2019) mastitis berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
a. Mastitis yang menyebabkan abses terletak di bawah areola mammae
b. Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu
c. Mastitis yang ada dibawah jaringan dorsal dari kenlenjar-kelenjar yang
menyebabkan abses antar mammae dan otot dibawahnya.

Sedangkan menurut penyebab dan kondisinya mastitis dibedakan menjadi:


a. Mastitis periducal
Jenis mastitis ini biasanya muncul pada wanita di usia menjelang
menopause, tetapi penyabab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini
biasa dikenal juga dengan mammary duct ectasia yang berarti peleburan
di payudara.
b. Mastitis puerperalis atau lactational
Jenis mastitis ini banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui.
Penyebab utama dari mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi
payudaraibu. Kuman tersebut ditransmisi ke putting melalui kontak
langsung.
c. Mastitis Supurativa
Mastitis jenis ini bnayak ditemukan. Penyebabnya bisa dari kuman
sthaphylococcus, jamur, kuman TBC, dan juga sifilis. Infeksi yang
disebabkan oleh kuman TBC, memerlukan penanganan yang ekstra
intensif.

2.2.5 Penatalaksanaan Mastitis


a. Konseling Suportif
Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui, yang aman untuk
diteruskan, bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan
membahayakan bayinya dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk
maupun fungsinya.
Ia membutuhkan bimbingan yang jelas tentang semua tindakan yang
dibutuhkan untuk penanganan, dan bagaimana meneruskan menyusui atau
memeras ASI dari payudara yang terkena. Ia akan membutuhkan tindak
lanjut untuk mendapatkan dukungan terus-menerus dan bimbingan sampai
benar-benar pulih.
b. Pengeluaran ASI dengan Efektif
Hal ini merupakan bagaian terapi terpenting, antara lain:
- Bantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudaranya
- Dorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi
menghendaki, tanpa pembatasan
- Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa atau botol panas,
sampai menyusui dapat dimulai lagi
c. Terapi Antibiotik
Terapi antibiotik diindikasikan pada:
- Hitung sel dan koloni bakteri dan biarkan yang ada serta menunjukkan
infeksi
- Gejala berat sejak awal
- Melihat puting pecah-pecah
- Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI
diperbaiki
d. Terapi Simtomatik
Nyeri sebaiknya diterapi dengan analgesik. Ibu profen dipertimbangkan
sebagai obat paling efektif dan dapat membantu mengurangi inflamasi dan
nyeri (Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. 2015).

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan


2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya :
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
 Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk
mengkaji pasien
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien. Data dasar
tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik dan panggul serta
tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah Sakit/RB/Puskesmas.
Pengumpulan data ini mencakup Data Subjektif dan Objektif sebagai Berikut :

A. DATA SUBJEKTIF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/ pertanyaan
kepada klien
 Nama
 Usia
 Agama
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Penghasilan
2) Keluhan Utama
 Ibu mengatakan takut untuk BAK dan BAB
3) Riwayat Menstruasi
 Usia Menarch
 HPHT
 Jumlah darah haid
 Lama haid
 Keluhan saat menstruasi
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
 Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
 Cara persalinan.
 Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
 Berat badan lahir.
 Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
 Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
 Tiap komplikasi atau abnormalitas dicatat karena hal ini dapat
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi.
5) Riwayat kesehatan penyakit
6) Riwayat penyakit keluarga
7) Status perkawinan
8) Riwayat psiko social ekonomi
9) Riwayat Kb Dan Rencana Kb
10) Riwayat Ginekologi
11) Pola makan, minum, eliminasi, istirahat

B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2) Pemeriksaan Fisik
a.  Inspeksi
 Kepala dan rambut : Kebersihan rambut, adanya benjolan /
tidak,   mudah rontok atau tidak
 Muka : Pucat / tidak, odem / tidak
 Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya bagaimana
 Leher: Adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena
jugularis
 Dada : Bagaimana bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak,
areola hiperpigmentasi/tidak, adakah benjolan abnormal/tidak
 Abdomen: Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah
pembesaran/kehamilan
 Genetalia: Adakah pengeluaran darah pervaginam, ada luka parut
/tidak, ada odem/tidak
 Anus: Adakah hemorhoid/tidak
 Ekstremitas: Ada odem/tidak, ada varises atau tidak
b. Palpasi
 Payudara       : tegang / tidak, ada benjolan abnormal / tidak
 Abdomen : ada nyeri tekan perut bagian bawah / tidak, ada
pembesaran /ada kehamilan / tidak , ada pembesaran pada hepar atau
tidak
c. Auskultasi
 Dada        : Weezhing normal
d. Perkusi
 Refleks patella      : (+) atau (-)    
 Perut                      : kembung atau tidak
3) Pemeriksaan Khusus
a. Abdomen : Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah
pembesaran/kehamilan
b. TFU
 Diastasis rectus abdominalis : (+) atau (-)
 Kandung kemih : kosong atau tidak
 Vulva vagina : jenis lokhea, bau atau tidak
 Luka jalan lahir : ada jahitan atau tidak
 Tanda-tanda Reeda : ada Red, Echimosis, Discharge,
Aproximal, atau tidak
 Ekstremitas : ada tromboflebitis atau tidak
4) Pemeriksaan Laboratorium
 Laboratorium lengkap
 CTG
 USG
 Foto thorak
 EKG
 Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa
1.      Diagnosa Kebidanan
P........... post partum/post SC hari ke..... dengan mastitis.
Dasar Subyektif : badannya terasa panas dingin, payudara kemerahan,
bengkak dan nyeri sejak.......hari yang lalu yaitu tanggal .......
- Dasar obyektif :
 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/sedang/cukup Kesadaran : composmentis
BB/TB : ......kg/....cm Tekanan Darah: .../.... mmHg
Nadi : ......x/menit Suhu : ≥ 37,60C
Pernafasan : ......x/menit
 Pemeriksaan Fisik
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
- Rahang, gigi, gusi : normal, gigi tidak karies, gusi tidak berdarah
- Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : payudara simetris, bersih, puting susu menonjol, ada
kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada payudara
- Axilla : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
- Sistem respiratori : tidak ada wheezing, tidak ada dispneu
- Sistem kardio : tidak ada murmur
- Pinggang : tidak lordosis, tidak skoliosis, tidak kifosis
- Ekstrimitas atas dan bawah :
 Atas: simetris, tidak odema
 Bawah: simetris, tidak odema, reflek patella +/-
 Pemeriksaan khusus (jika ada seperti mamografi)
a. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra
TFU : 4 jari diatas simpisis, Kontraksi Uterus : keras
Diastesis rectus abdomonis :-
Kandung kemih : kosong
Vulva Vagina : Lochea sanguinolenta, tidak berbau
Luka Jalan lahir : jahitan kering bertaut
Tanda-tanda Reeda (Red, Echimosis, Edema, Discharge, Aproximal): Tidak
ada tanda-tanda Reeda
1. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
- Laboratorium lengkap.
- CTG : janin................reaktif/tidak
- USG : ...........................................
- Foto thorak : ............................................
- EKG : ............................................

2.      Masalah
Payudara merah, bengkak dan nyeri
 Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial atau
diagnosa lain
Jika mastitis tidak ditangani akan terjadi abses pada payudara
 Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/ identifikasi
kebutuhan segera
Untuk sementara ini belum memungkinkan tanda-tanda bahaya jika
ditemukan tanda-tanda bahaya lakukan rujukan

 Langkah ke V (lima): Perencanaan


1. Membina hubungan baik antara bidan dan ibu nifas
2. Memberi KIE tentang cara menyusui yang benar
3. Memberi KIE tentang tanda infeksi pada payudara
4. Memberi KIE tentang personal hygiene
5. Memberi KIE tentang istirahat yang cukup
6. Memberi KIE tentang cara perawatan payudara
 Langkah ke VI (keenam): Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu ada
pembengkakan pada payudara dan terasa nyeri yang merupakan tanda
infeksi pada payudara, Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
bidan ibu terlihat gelisah
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai penyebab penyakit yang diderita
adalah karena kuragnya menjaga kebersihan payudara dan cara menyusui
yang kurang benar, Ibu mengerti dan memahami penjelasan dari bidan
3. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap mendapatkan istirahat yang cukup
dan tidak terlalu lelah agar produksi ASI tidak mengganggu dan ibu tidak
cepat lelah, Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Mengajarkan kepada ibu tentang perawatan payudara sebelum dan
sesudah menyusui agar produksi ASI tetap lancar dan mengajari ibu untuk
melakukan kompres hangat dan dingin menggunakan handuk sebelum
menyusui, kemudian pijat secara halus untuk merangsang agar ASI dapat
keluar sehingga nutrisi bayi tetap terpenuhi dan tidak terjadi mastitis
payudara, Ibu mempraktekkannya bersama petugas
5. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar yaitu dengan cara
- Rangsang bayi agar mulut terbuka lebar dengan telunjuk jari
- Badan bayi menghadap perut ibu dan menyentuh
- Telinga bayi sejajar dengan tangan sebagai penopang tubuh bayi
- Pastikan puting dan sebagian/seluruh aerola masuk kedalam mulut bayi
- Puting tepat diantara lidah dan langit-langit
- Tidak terdengar ada udara saat bayi meneteki
- Bayi menyusu dengan kuat dan istirahat disela-sela menyusu
Ibu mengerti yang dijelaskan bidan dan akan melakukannya.

 Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.


1. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan ibu bahwa
keadaan ibu ada pembengkakan pada payudara dan terasa nyeri yang
merupakan tanda infeksi pada payudara,ibu terlihat gelisah
2. Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami penjelasan dari bidan
ibu mengenai penyebab penyakit yang diderita adalah karena kuragnya
menjaga kebersihan payudara dan cara menyusui yang kurang benar
3. Ibu mengerti dan akan melakukannya untuk mendapatkan istirahat
yang cukup dan tidak terlalu lelah agar produksi ASI tidak
mengganggu dan ibu tidak cepat lelah
4. Ibu mengerti apa yang disampaikan bidan mengenai cara perawatan
payudara dan ibu dapat mempraktekkannya perawatan payudara
sebelum dan sesudah menyusui agar produksi ASI tetap lancar dan
melakukan kompres hangat dan dingin menggunakan handuk sebelum
menyusui
5. Ibu mengerti yang dijelaskan bidan tentang cara menyusui yang benar
dan akan melakukannya
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri
dari empat langkah yaitu;
 S : Data Subjektif
 Ibu mengatakan takut untuk BAK dan BAB
 O : Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
-S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
 Kepala dan rambut : Kebersihan rambut, adanya benjolan /
tidak,   mudah rontok atau tidak
 Muka : Pucat / tidak, odem / tidak
 Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya bagaimana
 Leher: Adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan
vena jugularis
 Dada : Bagaimana bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak,
areola hiperpigmentasi/tidak, adakah benjolan abnormal/tidak
 Abdomen: Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah
pembesaran/kehamilan
 Genetalia: Adakah pengeluaran darah pervaginam, ada luka
parut /tidak, ada odem/tidak
 Anus: Adakah hemorhoid/tidak
 Ekstremitas: Ada odem/tidak, ada varises atau tidak
3. Palpasi
 Payudara         : tegang / tidak, ada benjolan abnormal / tidak
 Abdomen             : ada nyeri tekan perut bagian bawah / tidak, ada
pembesaran /ada kehamilan / tidak , ada pembesaran pada hepar
atau tidak
4. Auskultasi
 Dada        : Weezhing normal
5. Perkusi
 Refleks patella      : (+) atau (-)    
 Perut                      : kembung atau tidak
6. Pemeriksaan Khusus
 Abdomen : Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah
pembesaran/kehamilan
 TFU
 Diastasis rectus abdominalis : (+) atau (-)
 Kandung kemih : kosong atau tidak
 Vulva vagina : jenis lokhea, bau atau tidak
 Luka jalan lahir : ada jahitan atau tidak
 Tanda-tanda Reeda : ada Red, Echimosis, Discharge,
Aproximal, atau tidak
 Ekstremitas : ada tromboflebitis atau tidak
7. Pemeriksaan Laboratorium
 Laboratorium lengkap
 CTG
 USG
 Foto thorak
 EKG
 A : Analisa/Assessment
P….A….P….A….H postpartum/post SC hari ke…..dengan….
 P : Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu ada
pembengkakan pada payudara dan terasa nyeri yang merupakan
tanda infeksi pada payudara, Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan bidan ibu terlihat gelisah
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai penyebab penyakit yang diderita
adalah karena kuragnya menjaga kebersihan payudara dan cara
menyusui yang kurang benar, Ibu mengatakan sudah mengerti dan
memahami penjelasan dari bidan
3. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap mendapatkan istirahat yang
cukup dan tidak terlalu lelah agar produksi ASI tidak mengganggu
dan ibu tidak cepat lelah, Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Mengajarkan kepada ibu tentang perawatan payudara sebelum dan
sesudah menyusui agar produksi ASI tetap lancar dan mengajari ibu
untuk melakukan kompres hangat dan dingin menggunakan handuk
sebelum menyusui, kemudian pijat secara halus untuk merangsang
agar ASI dapat keluar sehingga nutrisi bayi tetap terpenuhi dan
tidak terjadi mastitis payudara,Ibu mengerti apa yang disampaikan
bidan dan ibu dapat mempraktekkannya
5. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar yaitu dengan
cara
- Rangsang bayi agar mulut terbuka lebar dengan telunjuk jari
- Badan bayi menghadap perut ibu dan menyentuh
- Telinga bayi sejajar dengan tangan sebagai penopang tubuh bayi
- Pastikan puting dan sebagian/seluruh aerola masuk kedalam
mulut bayi
- Puting tepat diantara lidah dan langit-langit
- Tidak terdengar ada udara saat bayi meneteki
- Bayi menyusu dengan kuat dan istirahat disela-sela menyusu
Ibu mengerti yang dijelaskan bidan dan akan melakukannya.
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney Dan Pendokumentasian Secara SOAP

Alur pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses pendokumentasian Pendokumentasian


kebidanan 7 langkah Varney

7 langkah Varney
SOAP Notes
Subjektif
Data
Objektif

Masalah/Diagnosa

Antisipasi masalah
potensial
Assessment
Menetapkan kebutuhan
segera untuk
konsultasi/kolaborasi

Merencanakan asuhan Penatalaksanaan :


yang menyeluruh
1.
2.

Melaksanakan asuhan 3.
4.
5.
Mengevaluasi keefektifan
asuhan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS (PNC)

I. Pengkajian

Tanggal : 17-03-2020 Jam : 08.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM Permata Hati

No. RM : 423xxx

Nama : Ny.”I” Nama Suami : Tn”A”

Umur : 28 th Umur : 39 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat : Jl.Wachid Hasim no 5 Alamat : Jl.Wachid Hasim no 5 Kediri

Kediri

Cara Masuk : datang sendiri

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu merasa nyeri pada kedua payudara dan badan panas sejak tanggal 16-03-
2020

2. Kronologi :

Tanggal 11-03-2020 jam 08.00 WIB ibu melahirkan anak pertama secara
normal di BPM Permata Hati.
Sejak tanggal 16-03-2020 ibu merasa payudaranya terasa nyeri dan badannya
panas sehingga ibu enggan menyusui bayinya.

Tanggal 17-03-2020 payudara bertambah nyeri dan panas tidak kunjung


turun sehingga ibu periksa ke BPM Permata hatI.

3. Riwayat menstruasi
 Usia menarche : 12 th
 Jumlah darah haid : sehari ganti pembalut 4-5 x
 HPHT : 15-06-2009
 Keluhan saat haid : tidak ada
 Lama haid : 4-5 hari
 Flour albus : tidak
 TP : 22-03-2020

3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.


P 1001

Tgl,t Penolon Keadaa


Tempa Umur Jenis Anak
h g Penyul n anak
No t kehamil persalin JK/B
partu persalin it sekaran
partus an an B
s an g

1 11- BPM 9 bulan normal Bidan Tidak ♀/ sehat


03- Permat ada 3000
2020 a hati gr

4. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


Ibu tidak pernah menderita sakit anemia, hipertensi, sakit jantung, TBC,
sakit kuning, maupun kencing manis. Dan ibu juga tidak pernah dirawat di
RS.

5. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit
Di dalam anggota keluarga ibu tidak ada yang memiliki riwayat sakit
jantung, kencing manis, darah tinggi, TBC maupun sakit kuning

6. Status pernikahan : ibu menikah


Nikah 1 kali, nikah usia 27 tahun, lama menikah 1 tahun

7. Riwayat psiko sosial ekonomi


- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu dan keluarga sangat senang atas kehamilan dan kelahiran ini
- Dukungan keluarga
Keluarga mendukung atas kelahiran ini, selama proses persalinan ibu
ditemani oleh suami dan anggota keluarga yang lain, hingga saat ini
suami dan keluarga yang lain juga selalu menemani ibu
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami bersama ibu
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
Makan 3x sehari dengan porsi nasi 1 centong, lauk 2 potong
(tahu/tempe/telur/daging ayam/daging sapi/ikan lele), sayur setengah
mangkuk, buah
- Kebiasaan hidup sehat
Mandi 2x sehari, gosok gigi 2-3x sehari, ganti celana dalam 2x sehari,
ganti baju 2x sehari
- Beban kerja sehari
Ibu setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci,
membersihkan rumah dengan bantuan suami
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
BPM Permata Hati
- Penghasilan keluarga
± 3 juta / bulan
8. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai: ibu belum pernah memakai alat kontrasepsi
Rencana KB selanjutnya : ibu ingin memakai KB IUD

9. Riwayat Ginekologi :
Ibu tidak pernah menderita endometriosis, operasi kandungan, infeksi virus,
benjolan di kemaluan, kencing nanah, maupun perdarahan diluar haid

10. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat


- Pola minum : 10 gelas/hari
Ibu tidak mengkonsumsi jamu, minuman beralkohol maupun kopi
- BAK 7-8x /hari, warna : jernih, BAK terakhir jam : 07.00 WIB
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek, BAB terakhir jam : 05.00 WIB
- Pola istirahat : 8 jam/hari, tidur terakhir jam : 22.00 WIB

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup Kesadaran : compos mentis
BB/TB : 58 kg/ 152 cm Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 92x/ menit Suhu : 38°C
Pernafasan : 20x/ menit

2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva : merah muda, sclera putih
Pandangan tidak Kabur
Tidak Ada pandangan dua
- Rahang, gigi, gusi : normal, tidak ada perdarahan gusi
- Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat
bendungan vena jugularis
- Dada : kedua payudara tampak merah dan mengkilat, putting susu
tampak lecet, payudara teraba keras, dan terdapat nyeri tekan pada
payudara, ASI +/+
- Axilla : tidak terdapat benjolan, tidak terdapat pembesaran kelenjar
limfe
- Sistem respiratori : tidak sesak, tidak terdapat wheezing, tidak terdapat
ronkhi
- Sistem kardio : tidak nyeri dada, tidak palpitasi
- Pinggang : bentuk normal,tidak skeliosis, tidak lordosis, tidak
kifosis, tidak nyeri pinggang
- Ekstrimitas atas dan bawah : kedua tungkai simetris, tidak terdapat odem,
tidak ada varises
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi
Tidak terdapat luka bekas operasi

b. TFU : pertengahan pusat simfisis, Kontraksi Uterus : Baik


tidak terdapat Diastesis rectus abdomonis
Kandung kemih : Kosong
Vulva Vagina : Lochea sanguiolenta , berbau khas

4. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan

C. ANALISIS/INTERPRETASI DATA
P 1001 post partum hari ke 7 dengan mastitis
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 17-03-2020

Tanggal/Jam Penatalaksanaan TTD

17-03-2020 Memberi tahu ibu tentang hasil


Jam 08.30 WIB pemeriksaan TTV,Tensi 110/80 mmHg,
Nadi 92x/ menit, suhu 38°C, RR 20x/
menit

17-03-2020 Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab


Jam 08.40 WIB rasa nyeri pada payudara yang dialami ibu,
ibu mengalami infeksi pada payudara yang
diakibatkan karena adanya kuman yang
masuk melalui puting susu yang lecet ,
selain itu ibu engan untuk menyusui
bayinya sehingga terjadi bendungan ASI
dan menyebabkan nyeri dan suhu badan
meningkat

17-03-2020 Menjelaskan kepada ibu untuk tetap


Jam 08.45 WIB menyusui bayinya dengan tehnik menyusu
yang benar, menyusui bayi dengan tehnik
yang benar dapat membantyu menangani
mastitis serta melancarkan produksi ASI.

17-03-2020 Memberikan dukungan, bimbingan, dan


Jam 08.50 WIB keyakinan kembali tentang menyusui yang
aman untuk dilanjutkan, dan meyakinkan
ibu bahwa ASI dari payudara yang
mengalami mastitis tidak akan
membahayakan bayi serta nantinya
payudara akan pulih kebentuk dan fungsi
semula, ibu mengerti

17-03-2020 Menganjurkan ibu untuk banyak


Jam 09.00 WIB mengkonsumsi minum bisa berupa air
putih, jus buah, sari kacang hijau, ibu
berjanji akan banyak minum

17-03-2020 Menganjurkan ibu untuk memerah ASI


Jam 09.10 WIB apabila payudara masih terasa penuh
setelah disusukan, ibu berjanji akan
memerah ASI apabila payudaranya masih
terasa penuh setelah disusu

17-03-2020 Menganjurkan ibu untuk memberi kompres


Jam 09.15 WIB hangat pada payudara yang bengkak, ibu
berjanji akan mengompres payudara yang
bengkak dengan kompres hangat

17-03-2020 Memberi ibu obat oral antipiretik 3x 500


Jam 09.20 WIB mg diminum setelah makan, ibu minum
obat yang telah diberikan

17-03-2020 Melakukan dokumentasi, semua asuhan


Jam 09.30 WIB telah didokumentasikan

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus dalam penerapan proses asuhan kebidanan pada Ny.”I”
P1001 dengan mastitis di BPM Permata Hati Kota Kediri tanggal 17 Maret 2020.
Pembahasan ini disusun berdasarkan teori dari asuhan yang nyata dengan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yaitu:

1. Langkah I, Identifikasi data dasar


Pada langkah identifikasi data dasar terdiri dari pengkajian yang dimulai dari
pengumpulan data berupa anamnesa serta data-data yang dapat ditemukan saat
melakukan anamnesa yang dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah
dilakukan anamnesa dilakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi. Selain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang (Mochtar,
2014).
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan hambatan. Semua
data yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah, baik melalui data primer
yang berasal dari pasien atau keluarga maupun dari data sekunder yang diperoleh
melalui catatan rekam medis pasien.
Pada kasus Ny I didapatkan keluhan ibu merasa nyeri pada kedua payudara
hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada pasien yang
mengalami mastitis akan mengeluh nyeri pada payudaranya.
Pada pemeriksaan data objektif kasus Ny I didapatkan KU cukup, kesadaran
composmentis, TD : 110/80 mmHg, N : 92 x/m, RR : 20 x/m, T : 38oC, terlihat
kedua payudara tampak merah dan mengkilat, putting suus lecet, payudara teraba
keras, dan terdapat nyeri tekan pada payudara. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa tanda gejala mastitis yaitu terjadi rasa panas dingin disertai dengan
kenaikan suhu, penderita merasa lesu, tidak nafsu makan, penyebab staphylococus
aureus, mamma membesar, nyeri pada suatu tempat kulit merah, membengkaj
sedikit, dan nyeri pada perabaan (Rukiyah & Yulianti, 2010).

2. Langkah II, Interpretasi data


Dalam menegakkan suatu diagnosa kebidanan, didukung dan ditunjang oleh
beberapa data, dan dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Pada kasus Ny “I” telah dilakukan pengumpulan data
baik data subyektif maupun data obyektif serta data penunjang, sehingga
berdasarkan data yang diperoleh maka penulis menyimpulkan diagnosa atau
masalah aktual yang dirumuskan yaitu P1001 post partum hari ke-7 dengan
mastitis.
3. Langkah III, Diagnosa/ masalah potensial
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah kemudian
merumuskan diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang sudah
teridentifikasi. Pada tinjauan kasus masalah potensial yang mungkin terjadi adalah
abses payudara. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
masalah potensial yang mungkin muncul pada Ny I adalah abses pada payudara.
4. Langkah IV, Kebutuhan tindakan segera/ Kolaborasi
Beberapa data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera yang harus
dilakukan guna untuk menyelamatkan klien. Tindakan tersebut berupa kolaborasi
dengana tenaga kesehatan lain (Dokter Spesialis Obgyn). Pada kasaus Ny.”I”
untuk sementara ini belum memungkinkan tanda-tanda bahaya jika ditemukan
tanda-tanda bahaya lakukan rujukan.
5. Langkah V, Rencana asuhan kebidanan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosis kebidanan dan
masalah potensial yang akan terjadi. Pada kasus Ny.”I” adapun rencana tindakan
adalah memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar, tanda bahaya infeksi
pada payudara, personal hygiene, istirahat yang cukup, dan cara perawatan
payudara.
6. Langkah VI, Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Semua rencana telah dilaksanakan seluruhnya dengan menyesuaikan
kondisi, keadaan dan kebutuhan ibu. Pelaksanaan tindakan pada Ny.”I”
dilaksanakan pada tanggal 17-03-2020 di BPM Permata Hati Kota Kediri. Dalam
pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan hambatan.
Semua tindakan dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
7. Langkah VII, Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk memberi nilai terhadap intervensi yang telah
dilakukan berdasarkana tujuan dan kriteria yang diberikan kepada Ny.”I” di BPM
Permata Hati Kota Kediri pada tanggal 17-03-2020 yaitu ibu mengerti bahwa
terdapat pembengkakan pada payudara, ibu memahami penjelasan bidan mengenai
penyebab sakit yang di deritanya adalah karena kurangnya menjaga kebersihan
payudara dan cara menyusui yang kurang benar, ibu akan istirahat yang cukup dan
tidak terlalu lelah agar produksi ASI tidak mengganggu, ibu dapat mempraktikkan
cara perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui agar produksi ASI tetap
lancar dan melakukan kompres hangat dan dingin menggunakan handuk sebelum
menyusui dan ibu mengerti cara menyusui yang benar.
BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny.N PI00I post partum hari
ke 5 dengan mastitis, maka penulis memperoleh gambaran bahwa :

1. Asuhan Kebidanan sangatlah penting bagi ibu nifas, karena dapat


mengetahui secara dini apabila terjadi komplikasi dan dapat memberi
asuhan secara menyeluruh.
2. Dalam memberikan asuhan kebidanan harus secara komprehensif dan
sesuai standar sehingga diagnosa dapat ditentukan secara cepat dan tepat.
5.2 Saran
1. Bagi penulis.
Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari
kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manjamen SOAP dan alur
berpikir varney serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan
yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan
kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif
terhadap klien.
2. Bagi Klien.
Diharapkan klien memiliki motivasi atau semangat untuk selalu
memeriksakan keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa
lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya
pengawasan pada saat hamil dengan melakukan pemeriksaan rutin di
pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Amellia, Sylvi Wafda. (2019). Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal dan
Neonatal. Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS

Sarwono Prawiroharjo. (2013). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta


: PT. Bina Pustaka
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.
Jakarta : TIM.

Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas &
Menyusui. Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS

Anda mungkin juga menyukai