Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Ma’ripal piralgi

NIM : ( 1117-01053 )
MANAJEMEN EKSPOR IMPOR ( B )

1. Penjaluran Impor :
 Jalur Merah

Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan Surat
Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)

Kriteria jalur Merah :


• Importir baru
• Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi (high risk importir):
• Barang impor sementara
• Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
• Barang re-impor
• Terkena pemeriksaan acak
• Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah

 Jalur Kuning

Jalur Kuning adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan cara dilakukan penelitian dokumen sebelum penerbitann SPPB, namun tidak
dilakukan pemeriksaan fisik.

 Jalur Hijau

Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen max 3
hari setelah penerbitan SPPB. Kriteria jalur Hijau: Importir dan importasi yang tidak
termasuk dalam kriteria sebagaimana dimaksud dalam kriteria jalur merah.

 Jalur Prioritas

Jalur Prioritas adalah fasilitas yang diberikan kepada importir yang memenuhi
persyaratan yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga penyelesaian
importasinya dengan lebih sederhana dan cepat.
Secara garis besar persyaratan berikut harus dipenuhi importir untuk dapat diterapkan
sebagai Importir Prioritas.

 Mempunyai reputasi sangat baik yang tercermin dari profil perusahaan.


 Mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang jelas dan spesifik.
 Tidak pernah menyalahgunakan fasilitas dibidang kepabeanan selama satu tahun terakhir
 Tidak pernah salah memberitahukan jumlah barang, jenis barang, dan/atau nilai pabean
selama satu tahun terakhir.
 Telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut
tidak mendapatkan opini disclaimer atau adverse.
 Tidak mempunyai tunggakan utang berupa kekurangan pembayaran Bea Masuk kepada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
 Mempunyai kemampuan untuk mengajukan pemberitahuan pabean secara langsung.

Kemudahan yang diperoleh importir penerima Jalur Prioritas

 Tidak dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang sebagaimana


dilakukan terhadap jalur merah dan jalur hijau, kecuali terhadap Barang Impor
Sementara; Barang Re-Impor; Barang yang terkena Nota Hasil Intelejen (NHI); Barang
tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
 Pemeriksaan fisik terhadap barang sebagaimana dimaksud dalam butir (1) dapat
dilakukan di gudang importir.
 Pengeluaran barang impor dapat dilakukan dengan Trucklossing.
 Penyerahan hardcopy PIB dilakukan paling lama 5 hari sejak diterbitkannya Surat
Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
 Pemberitahuan Pendahuluan (Prenotification).
 Pembayaran berkala khusus kepada importir produsen.

Tujuan :
Tujuan Penjaluran ini merupakan proses pengawasan yang dilakukan petugas Bea Cukai
dalam pelayanan kegiatan impor agar tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
yang tidak bertanggungjawab

2. Surat Keterangan Asal (Ska)


Ska atau biasa disebut Certificate of Origin (COO) adalah merupakan sertifikasi asal barang,
dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau komoditas yang diekspor
adalah berasal dari daerah / negara pengekspor.
Mendasari hal ini adalah kesepakatan bilateral, regional, multilateral, unilateral atau
karena ketentuan sepihak dari suatu negara pengimpor/ tujuan, yang mewajibkan SKA/COO
ini disertakan pada barang ekspor Indonesia. COO / SKA ini yang membuktikan bahwa
barang tersebut berasal, dihasilkan dan atau diolah di Indonesia.

 Jenis SKA/ COO :


1. SKA Preferensi

Jenis SKA/COO sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi yang disertakan pada
barang ekspor tertentu untuk memperoleh fasilitas berupa pembebasan seluruh atau sebagian
bea masuk yang diberikan oleh suatu negara/kelompok negara tujuan.
Macam-Macam Ska Preferensi :
o Form “A” Generalized System of Preferences,
o Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton
o Form “D” ASEAN Common Efective Prefential Tarif Scheme (CEPT)
o Certificate in Regard to Certain Handicraft Products
o Industrial Craft Certification (ICC)
o “Form E” ASEAN-China Free Trade Area (AC-FTA)
2. SKA Non Preferensi

Adalah jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau dokumen
penyerta asal barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah negara tertentu

o CO Certificate of Origin
o Fisheries COO
o COO for Imports of Agricultural Products into MEE (Europe Community)
o COO Handlooms Traditional Textile Products of the Cottage Industry
o Certificate of Origin Form “K”

Alasan SKA Diterbitkan / Dibutuhkan :

1. untuk menjamin keaslian barang atau komoditas yg bersangkutan


2. untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat perhitungan quota di Negara
tujuan, atau untuk mencegah masuknya barang dari Negara terlarang
3. Sebagai dokumen atau tiket masukkomoditi ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor.
4. Untuk menetapkan negara asal barang (country of origin) suatu barang ekspor.
5. Untuk memenuhi persyaratan pencairan Letter of Credit (L/C) terhadap pembiayaan ekspor
yang menggunakan L/C.

Anda mungkin juga menyukai