Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN CHARTER

No.003/NMH/IV/2019

Pada hari Kamis tanggal 18 (Delapan Belas) Bulan April 2019 (Dua Ribu Sembilan
Belas), yang bertanda tangan dibawah ini:

 M. ALVIAN ALFARISYI, berkedudukan di Jl. Tanjung Harapan No. 11A Rt.


25/05 Kel. Bukit Sangkal Kec. Kalidoni Palembang, Nomor KTP
167110157930006, selaku Direktur PT. NAGA MAS HARAPAN, NPWP
74.106.420.8-301.000, SIUPAL Nomor :................................................., Selanjutnya
dalam surat perjanjian sewa ini disebut Pemilik Kapal / Owner.

 BAMBANG SUSANTO, SE, berkedudukan di Jl. Tambak Mulyo Rt. 02/15 Kel.
Tanjung Mas Semarang Utara, Jawa Tengah, Sebagai Direktur Operasional CV.
PUTRA PERTIWI LAND TRANSPORTATION, Selanjutnya dalam surat
perjanjian sewa ini disebut Penyewa / Charterer.

Dengan ini pemilik kapal dan penyewa kapal menyatakan telah sepakat dan setuju untuk
mengikat diri dalam suatu perjanjian sewa menyewa kapal milik dengan jenis SPOB/
Pengangkut Minyak dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana ditetapkan pada pasal-
pasal tersebut dibawah ini:

Pasal 1
Jangka Waktu dan Spesifikasi Kapal

 Perjanjian ini berlaku selama 1 (Satu) tahun, terhitung sejak tanggal On Hire yang
dinyatakan dengan Delivery Certificate Surveyor yang ditunjuk dan disetujui kedua
belah pihak.
 Data Kapal Motor
Name of Vessel : ANUGERAH BERSAMA 8
Jenis Kapal : Self Propeler Oil Barge / bermesin
Flag : Indonesia
Year of Build : 2018
Call Sign : POPR
Main Engine / HP : Caterpillar 1200 x 2
Capacity : 5.000.000 Liter
Fasilitas : Heater
Status Milik : PT. POLEMAJU UTAMA PERKASA
Pasal 2
Pertanggung Jawaban

 Owner wajib menyerahkan kapal kepada charterer paling lambat 30 (tiga puluh) hari,
setelah kewajiban charterer kepada owner terlaksana dan tempat penyerahan dan
pengembalian kapal di Jakarta.

 Untuk penyerahan kapal (delivery) harus dilakukan On Hire Survey oleh Independent
Survey yang ditujuk Charterer dan biaya survey menjadi beban Charterer dan untuk
penyerahan kapal kembali (Redelivery) harus dilakukan Off Hire Survey oleh
Independent Surveyor yang ditunjuk Owner dan biaya survey menjadi beban owner.

 Owner harus menjamin bahwa semua document/surat yang berhubungan dengan


Registrasi dan operasional kapal memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku
dan biaya-biaya yang berhubungan dengan pengurusan dokumen menjadi tanggung
jawab Owner.

 Jumlah Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Air Tawar yang ada dikapal pada saat On Hire
Harga setempat, sebaliknya jumlah bahan bakar minyak (BBM) dan air tawar pada saat
Off Hire dibayarkan oleh Owner kepada charterer sesuai dengan harga setempat.

 Owner wajib menyediakan Lube Oil dan suku cadang yang cukup untuk perbaikan dan
perawatan kapal serta perlengkapan atas beban owner.

 Owner tidak bertanggung jawab atas sampah, hilang, rusak, berkurangnya muatan baik
dalam pelayaran maupun sewaktu berada di pelabuhan muat/ bongkar.

 Owner dan / atau Nahkoda kapal atas pertimbangan keselamatan kapal yang disebut
dalam perjanjian ini berhak menolak permintaan pengoperasian charterer yang dapat
mengakibatkan tabrakan dengan kapal atau benda terapung lainnya, termasuk pemaksaan
memasuki alur-alur yang kedalaman airnya dangkal dan sempit serta membahayakan
kapal dan muatannya. Untuk itu Nahkoda Kapal berhak menentukan tempat yang aman
dan terdekat untuk pemuatan dan pembongkaran muatan.

 Owner tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan muatan / cargo dan
barang-barang lain yang diangkut oleh Charterer dan dengan ini Charterer membebaskan
Owner dari segala tuntutan apapun dari pihak-pihak lainnya.

 Selama masa Charterer/Sewa, Owner tidak bertanggung jawab atas biaya-biaya ataupun
tagihan-tagihan antara lain biaya-biaya pelabuhan, disbursement agency fee dan biaya-
biaya lainnya sehubungan dengan pengoperasian kapal tersebut, terkecuali beban
gaji/upah bulanan ABK/Crew.

 Apabila terjadi pencemaran dilaut akibat muatan, maka semua biaya yang timbul menjadi
beban / taggung jawab Charterer, Charterer dengan ini membebaskan Owner dari
tanggung jawab ataupun tuntutan berupa apapun dari pihak lain.
Pasal 3
Kewajiban Charterer

 Charterer menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar/HSD serta Air Tawar untuk
keperluan pengoperasian kapal beserta Insentive Crew (Bonus Cargo).

 Charterer menanggung biaya labuh, pandu, tunda, tambat baik di dermaga charterer
maupun dermaga lain dan atau tempat lainnya selama masa penyewaan.

 Charterer harus mengoperasikan kapal di tempat wilayah Indonesia (Lokal) yang telah
ditentukan dan disepakati bersama-sama yaitu wilayah domestik pulau Jawa dan
sekitarnya yang aman dan sebaik mungkin demi keselamatan kapal dan Crew (ABK)
selama masa berlakunya perjanjian sewa menyewa ini.

 Charterer dilarang memuat barang-barang berbahaya dan internal tangki-tangki kapal


tidak dibenarkan untuk diisi air laut, bahan-bahan kimia lainnya yang berbahaya dan
merusak kapal.

 Charterer mengisi muatan/cargo pada kapal dengan dilengkapi surat-surat/dokumen yang


dapat dipertanggung jawabkan (legal), sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, tidak
diperkenankan memuat cargo yang tidak memiliki dokumen lengkap.

 Apabila terjadi penahanan kapal oleh pihak yang berwenang yang disebabkan dokumen
barang tidak ada/tidak lengkap, selama dalam masa penahanan adalah tanggung jawab
pihak charterer (Pencharter) yang akan tetap diperhitungkan Time Charter dan Owner
dibebaskan dari segala jenis tuntutan berupa apapun dan segala biaya-biaya yang akan
timbul menjadi tanggung jawab pihak Charterer.

 Asuransi muatan, lashing/unlashing, lashing material marine cargo, Surveyor, OPP/OPT


darat atau laut, dan atau menyangkut alat-alat muat/bongkar E.M.K.L, terpal,
penyanggah serta hal-hal teknis yang menyangkut muatan adalah menjadi beban dan
tanggung jawab Charterer.

 Charterer diwajibkan turut menjaga kondisi kapal yang disebut dalam perjanjian ini
dengan muatan yang dimuat sesuai tonnage kemampuan muat dan tidak melanggar
ketentuan daya muat dan stabilitas kapal apabila terjadi kerusakan tersebut seluruh biaya
yang timbul menjadi beban Pihak Charterer dan dengan ini berjanji dan setuju
memperbaikinya.

 Charterer tidak dibenarkan menyewakan kembali kapal dalam perjanjian ini kepada
Pihak lain dan dengan ini berjanji untuk memenuhi ketentuan yang telah disepakati.

 Pada saat Charterer Penyerahan kembali/Re-delivery kapal di Jakarta, Kapal harus dalam
keadaan baik dan bersih. Bila terjadi kerusakkan terhadap kapal selama dalam
penyewaan, Charterer wajib memberitahukan kepada Owner kerusakan itu dan akan
dilihat secara jernih/fair untuk pertanggung jawaban pada pihak mana yang wajib
membiayai perbaikannya.

 Kapal yang disebut dalam perjanjian ini tetap dinyatakan On Hire disebabkan antara lain:
 Disebabkan operasional Charterer/penyewa.
 Menunggu pasang surut dan naik untuk memasuki alur sungai
 Keterlambatan-keterlambatan dalam pengoperasian oleh Charterer.

Pasal 4
Peralatan Kapal

 Keadaan Kapal,
Owner harus menyediakan dan menyerahkan kapal sebagaimana dalam Pasal 1 ayat 2
dalam perjanjian Sewa Menyewa ini dan kapal berada dalam keadaan kokoh dan
terpelihara dengan baik, serta dalam keadaan baik dan layak operasi.

 Pengoperasian Kapal,
Owner harus menyediakan tenaga kerja (Crew) dan beserta upah/gaji setiap bulan untuk
mengoperasikan kapal ditempat yang telah ditentukan atau tempat didalam wilayah
Indonesia dengan sebaik mungkin, demi keselamatan kapal dan Crew selama masa
berlakunya perjanjian sewa menyewa ini, kecuali adanya ABK/Crew dari pencharter.

 Inspeksi,
Inspeksi untuk pemeriksaan kondisi atau pelaksanaan perbaikan kapal (Running Repair)
dapat dilakukan setiap waktu apabila dikehendaki oleh Owner dengan persetujuan atau
atas permintaan charterer, biaya yang timbul menjadi beban Owner.

Pasal 5
Perbaikan / Perawatan

Perbaikan/Perawatan kapal menjadi beban dan tanggung jawab Owner, baik dalam perawatan
berkala, perbaikan yang mendadak maupun perawatan yang telah direncanakan sebelumnya
(Schedule down time) seperti overhaul mesin dan docking.

Pasal 6
Down Time Kapal

Jika karena kerusakan atau suatu sebab lain , hingga kapal tidak dapat beroperasi selama lebih
dari 2x24 jam, maka harga sewa tidak akan dibayar sampai kerusakan itu diperbaiki atau
kapal dapat beroperasi kembali, yang dinyatakan dengan Off/On certificate atau statement off
act selama kapal tidak beroperasi.

Pasal 7
Perijinan

Owner harus mendapatkan semua perizinan dan clearence lainnya yang disyaratkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia, sehubungan dengan operasi keseluruhan dari kapal sesuai
perjanjian sewa-menyewa ini dan semua biaya yang timbul berhubungan dengan
penyelesaian perjanjian tersebut menjadi tanggung jawab Owner. Apabila terjadi pemeriksaan
dokumen dan muatan diatas kapal yang berwenang/berwajib. Maka pihak charterer yang
bertanggung jawab sepenuhnya.
Pasal 8
Pajak

Semua pajak, bea materai dan pungutan-pungutan lain yang berhubungan dengan perjanjian
ini menjadi beban dan tanggung jawab Owner, kecuali PPN 10% dari nilai kontrak /
perjanjian ini menjadi beban Charterer.

Pasal 9
Harga Sewa

Harga sewa dibayarkan oleh Charterer sebesar Rp. 1.700.000.000,- (Satu Miliar Tujuh Ratus
Juta Rupiah) per bulan lumpsum dan/atau 30 (tiga puluh) hari kalender Perjanjian sewa ini
mengikat.

Pasal 10
Cara Pembayaran

 Pembayaran akan dilakukan oleh Charterer kepada Owner dengan menggunakan cek
cash sendiri Rp. 3.400.000.000,- (Tiga Miliar Empat Ratus Juta Rupiah) yang dapat
dicairkan setelah penandatanganan kontrak dan survey kapal.

 Perjanjian masa sewa setiap bulan pada periode bulan berikutnya dengan cash (TT)
ditujukan ke Bank Mandiri Cabang Palembang, Nomor Rekening 113-00-
55055556, atas nama PT. NAGA MAS HARAPAN.

 Pembayaran bulan berikutnya dibayarkan 10 (Sepuluh) hari sebelum jatuh tempo


dengan memberikan cash atau transfer tunai dan seterusnya.

 Owner berhak untuk menahan pengoperasian kapal tanker, apabila pembayaran uang
sewa dari Charterer belum dilunasi pada pembayaran bulan berikutnya, yaitu 10
(Sepuluh) hari sebelum jatuh tempo bulan.

 Apabila terjadi keterlambatan selama 3 (tiga) hari setelah periode kontrak berakhir
dari apa yang telah disepakati dalam perjanjian ini, maka pihak Owner akan
menghitung sebagai Demmurage. Apabila keterlambatan lebih dari yang tercantum
dalam perjanjian ini maka Charterer diharuskan membayar sewa sesuai kesepakatan
bersama.
Pasal 11
Denda / Penalty

 Dalam hal kapal tidak dapat beroperasi lebih dari 2 x 24 jam, Owner dikenakan denda
berupa pemotongan biaya sewa secara proposional, sesuai jumlah hari dimana kapal
tanker/SPOB tidak dapat beroperasi.

 Jika terjadi keterlambatan penyerahan kembali kapal tanker yang disebut dalam
perjanjian ini, sesuai dengan periode yang telah ditentukan dalam perjanjian ini, maka
charterer setuju membayar sewa sebesar Rp. 64.000.000,- (Enam Puluh Empat Juta
Rupiah) per hari, terhitung jam 00.01 hari terakhir masa perjanjian ini.

Pasal 12
Force Majeure

Force Majeure dalam perjanjian ini adalah: Badai besar, Pasang Surut, Gempa Bumi,
Sengatan Petir, Pernyataan Darurat dari Pemerintah, serta hal-hal yang sifatnya diluar
kemampuan manusia, tetapi tidak termasuk dalam pemogokan buruh yang disebabkan
kesalahan oleh pihak Charterer.

Pasal 13
Dasar Hukum

 Dengan mengesampinkan ketentuan dari pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, Charterer secara sepihak berhak memutuskan perjanjian sewa ini dengan
memberitahukan secara tertulis 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Owner dalam;
 Owner gagal menyediakan kapal, uang dapat diterima sebagaimana ditetapkan dalam
Pasal 4 ayat 1 dalam akta ini.
 Hal-hal lain yang dapat merugikan Charterer, sehubungan dengan perjanjian sewa ini.

 Dalam hal Charterer dan Owner menyetujui bahwa sewa ini secara sepihak sesuai dengan
ketentuan pada “huruf a” diatas dalam perjanjian ini, maka Charterer akan membayar
kepada Owner dengan pemakaiannya.

 Owner secara sepihak berhak memutuskan / menarik kapal tersebut dari Charterer,
apabila pihak Charterer dalam hal pembayaran tidak sesuai dengan Pasal 10 dalam
perjanjian ini.

Pasal 14
Pasal/Bab Tambahan/Addendum/Lampiran

Bahwa apabila di dalam pasal-pasal dan/ataupun ayat-ayat terdapat kekurangan yang belum
tercakup atau tidak cukup jelas dalam perjanjian ini, akan dimusyawarahkan dan/atau perlu
diadakan pasal atau huruf tambahan, akan dibuat addendum tersendiri, yang mempunyai
makna serta kekuatan hukum yang sama dan isinya dan/atau lampiran-lampiran merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 15
Penutup

Bahwa setelah dibaca, dimengerti isi dan makna dari perjanjian ini, maka para pihak
membubuhkan tanda tangan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa perjanjian ini
mempunyai kekuatan dan tempat hukum yang tetap, setelah para pihak membubuhkan
tandatangannya dan cap perusahaan diatas kertas bermaterai Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah)
dalam rangkap 2 (dua) dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau dihadapan Notaris
yang ditunjuk dan ditanda tangani pula oleh 2 (Dua) orang saksi yang ditujuk oleh kedua
belah pihak.

Dibuat di : Palembang
Tanggal : 18 April 2019

OWNER PENYEWA
PT. NAGA MAS HARAPAN CV. PUTRA PERTIWI LAND
TRANSPORTATION

M. ALVIAN ALFARISYI BAMBANG SUSANTO, SE


DIREKTUR DIREKTUR OPERASIONAL

Anda mungkin juga menyukai