Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI BAHAN KONSTRUKSI


AGREGAT

1.2 ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS


(SNI 03-1968-1990)

1.2.1 Tujuan Percobaan


a. Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
b. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan
beton.
c. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan
agregat kasar.

1.2.2 Dasar Teori


Agregat adalah butiran yang berfungsi sebagai bahan pengisi
campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70%
volume beton sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton.
Untuk membedakan jenis agregat, maka digunakan suatu analisa mekanis, di
mana variasi ukuran agregat tersebut dinyatakan dalam persentase berat
kering total. Dalam hal ini dilakukan dengan cara analisa saringan yaitu
dengan cara mengayak dan menggetarkan contoh agregat melalui satu set
ayakan dengan ketentuan penyusunan ayakan berurutan, dari ukuran ayakan
yang terbesar hingga yang terkecil di mana penempatannya dari atas ke
bawah yang kemudian digetarkan, maka massa agregat yang tertahan di tiap
ayakan ditimbang dan kemudian dianalisis.

1.2.3 Peralatan
a. Timbangan/neraca digital (Gambar 1.7) dengan ketelitian 0,1 gr.
Timbangan ini di gunakan untuk menimbang sampel percobaan (agregat
kasar dan halus).

KELOMPOK I kelas a I - 11
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

Gambar 1.7 Neraca digital

b. Satu set saringan (Standar ASTM): 76,2 mm (3”), 63,5 mm (2½ “), 50,8
mm (1½ “), 25 mm (1“), 19,1 mm (¾ ”), 12,5 mm ( ½ “ ), 9,5 mm (⅜ “)
No. 4 ; No. 8; No. 16 ; No. 30 ; No. 50; No. 100 ; No. 200
Digunakan untuk menyaring sampel dari agregat halus dan kasar . Gambar
satu set saringan dapat dilihat pada Gambar 1.8 di bawah ini :

Gambar 1.8 Alat saringan untuk agregat kasar dan halus.

c. Oven.
Digunakan untuk mengeringkan sampel agregat kasar dan halus untuk
mencapai berat contoh tetap. Gambar Oven dapat ditunjukkan pada
Gambar 1.9.

KELOMPOK I kelas a I - 12
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

Gambar 1.9 Oven

d. Alat pemisah contoh (sample spliter)


Digunakan untuk membagi sampel agregat kasar. Gambar Alat pemisah
contoh dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebelumnya.
e. Mesin pengguncang saringan.
Digunakan untuk mengguncang saringan lebih cepat. Gambar Mesin
Pengguncang saringan dapat dilihat pada Gambar 1.10 di bawah ini :

Gambar 1.10 Alat pengguncang saringan

KELOMPOK I kelas a I - 13
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

f. Talang
Digunakan untuk membagi sampel agregat halus pada metode perempatan.
Talang yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.5 sebelumnya.
g. Kuas
Digunakan untuk mengumpulkan dan membersihkan agregat pada
saringan. Gambar kuas dapat dilihat pada Gambar 1.3 sebelumnya.

1.2.4 Benda Uji


a. Agregat halus
Ukuran maksimum No. 4 dengan berat minimum 500 gram
b. Agregat kasar
1) Ukuran maksimum 3,5 “ dengan berat minimum 35 kg
2) Ukuran maksimum 3 “ dengan berat minimum 30 kg
3) Ukuran maksimum 2,5 “ dengan berat minimum 25 kg
4) Ukuran maksimum 2 “ dengan berat minimum 20 kg
5) Ukuran maksimum 1,5 “ dengan berat minimum 15 kg
6) Ukuran maksimum 1 “ dengan berat minimum 10 kg
7) Ukuran maksimum 3/4 “ dengan berat minimum 5 kg
8) Ukuran maksimum 1/2 “ dengan berat minimum 2,5 kg
9) Ukuran maksimum 3/8 “ dengan berat minimum 1 kg
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi dua bagian dengan menggunakan
saringan No. 4. Selanjutnya agregat halus dengan agregat kasar disediakan
sebanyak jumlah seperti yang tercantum di atas.
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan.
Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat
kasar yang digunakan, seperti diuraikan di atas.

KELOMPOK I kelas a I - 14
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

1.2.5 Cara Melakukan


a. Mengeringkan benda uji di dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai
berat contoh tetap.
b. Mencurahkan contoh pada perangkat saringan. Menyusun saringan dimulai
dari saringan paling besar di atas. Mengguncangkan perangkat saringan
dengan tangan atau mesin pengguncang selama 3 menit.

1.2.6 Perhitungan
Persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji.
berat tertahan
x 100%
Persen tertahan = berat total benda uji
Persen lolos = 100 % - Persen tertahan
Contoh perhitungan :
a. Agregat halus
Contoh perhitungan untuk saringan No.4
1. Berat tertahan saringan No. 1½” = 0,0 gram (a)
2. Berat tertahan saringan No. ¾” = 0,0 gram (b)
3. Berat tertahan saringan No. ⅜” = 0,0 gram (c)
4. Berat tertahan saringan No. 4 = 8,2 gram (d)
5. Berat contoh sebelum disaring = 626,6 gram
6. Kumulatif tertahan = a + b + c +d
= 8,2 gram
Berat Tertahan
 100%
7. Persentase tertahan = Berat Benda Uji

8,2
= x 100%
626,6
= 1,01 %
8. Persentase lolos = 100 % - Persentase tertahan
= 100 % - 1,01 %
= 98,99 %

KELOMPOK I kelas a I - 15
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

9. Modulus halus butir (MHB)


Ʃ %tertahan( kecuali pan)
=
100 %
0+0+0+ 1,31+ 5,68+ 9,54+22,66+ 61,60+94,41
=
100 %
= 1,95
10. Batas atas MHB spesifikasi ukuran agak halus
Ʃ %tertahan batas atas semua saringan( kecuali pan)
=
100 %
0+0+0+ 0+0+ 0+21+60+90
=
100 %
= 1,71
11. Batas bawah MHB spesifikasi ukuran agak halus
Ʃ %tertahan batas bawah semua saringan(kecuali pan)
=
100 %
0+0+0+ 10+15+25+ 40+88+100
=
100 %
= 2,78

b. Agregat Kasar
Contoh perhitungan untuk saringan No.4
1. Berat tertahan saringan No. 1½” = 0 gram (a)
2. Berat tertahan saringan No. ¾” = 120,2 gram (b)
3. Berat tertahan saringan No. ⅜” = 5974,8 gram (c)
4. Berat tertahan saringan No. 4 = 3139,0 gram (d)
5. Berat contoh sebelum disaring = 9477,8 gram
6. Kumulatif tertahan = a + b + c +d
= 9377,8 gram
Berat Tertahan
 100%
7. Persentase tertahan = Berat Benda Uji

9377,8
= x 100%
9477,8

KELOMPOK I kelas a I - 16
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

= 98,94 %

8. Persentase lolos = 100 % - Persentase tertahan


= 100 % - 98,94 %
= 1,06 %
9. Modulus halus butir (MHB)
Ʃ %tertahan( kecuali pan)
=
100 %
=

0+1,27+64,31+97,43+ 98,94+99,04 +99,16+ 99,35+99,58


100 %
= 6,59
10. Batas atas MHB spesifikasi ukuran maksimum 20 mm
Ʃ %tertahan batas atas semua saringan( kecuali pan)
=
100 %
0+0+ 40+90+100+100+ 100+ 100+100
=
100 %
= 5,80
11. Batas bawah MHB spesifikasi ukuran maksimum 20 mm
Ʃ %tertahan batas bawah semua saringan(kecuali pan)
=
100 %

0+5+70+100+100+100+ 100+100+100
=
100 %
= 6,75

c. Modulus halus butir gabungan yang direncanakan


K-C
W= x100 %
C-P

W = Persentase berat pasir terhadap kerikil


K = Modulus Halus Butir Kerikil (MHB Kerikil)
P = Modulus Halus Butir Pasir (MHB Pasir)
C = Modulus Halus Butir Rencana (MHB Rencana) = 5,18

KELOMPOK I kelas a I - 17
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

K-C
W= x100 %
C-P
Persentase berat pasir terhadap kerikil,

6,59−5,18
= x 100%
5,18−1,95
= 43,65 %
Maka perbandingan antara pasir dan kerikil adalah = 1 : (1/43,65)
= 1 : 2,29%
Jadi : Pasir = {1 / (1+ 2,29)} x 100% = 30,39 % ≈ 30 %
Kerikil = 2,29 / (1+2,29) x 100% = 69,60 % ≈ 70 %
Sehingga perbandingan antara pasir dan kerikil terhadap agregat
adalah :
30 % (pasir) dan 70 % (kerikil).
d. Persen Lolos Saringan No.4
1. Persen lolos pasir = 98,69 % (dari
perhitungan analisa saringan agregat halus)
2. Persen lolos kerikil = 2,57 % (dari
perhitungan analisa saringan agregat kasar)
e. Penentuan Berat
Ditentukan berat pasir banding kerikil = 30 : 70, sehingga
diperoleh :
1) Proporsi agregat halus = % Lolos x 30
= 98,69 % x 30
= 29,607 %
2) Proporsi agregat kasar = % Lolos x 70
= 2,57 % x 70
= 1,799 %
f. Gradasi gabungan
Gradasi gabungan diperoleh dengan menjumlahkan berat pasir dan
kerikil.
Pada no. saringan yang sama, yaitu untuk saringan No.4 diperoleh :
Persentase lolos agregat gabungan = 29,607 + 1,799

KELOMPOK I kelas a I - 18
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

= 31,406 %
g. Perhitungan modulus halus butir (MHB)
1. Tertahan agregat campuran No. 4 = 100 % - % lolos
= 100 % - 31,406 %
= 68,594 %
2. Modulus halus butir (MHB)
= Ʃ %tertahan( kecuali pan)
100 %

0+0,89+ 45,02+ 68,59+70,79+72,19+76,21+88,03+98,03


=
100 %
= 5,20
3. Batas atas MHB spesifikasi ukuran maksimum 20 mm
Ʃ %tertahan batas atas semua saringan( kecuali pan)
=
100 %
0+0+25+ 52+58+ 66+73+88+ 98
=
100 %
= 4,60
4. Batas bawah MHB spesifikasi ukuran maksimum 20 mm
Ʃ % tertahan batas bawah semua saringan(kecuali pan)
=
100 %
0+0+55+70+ 77+84+ 92+98+100
=
100 %
= 5,76

KELOMPOK I kelas a I - 19
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI
AGREGAT

1.2.7 Kesimpulan
a. Untuk agregat halus diperoleh nilai Modulus Halus Butir (MHB)
sebesar 1,95 dan diperoleh batas gradasi agregat yaitu berada pada
spesifikasi ukuran agak halus. Dengan demikian diperoleh pula batas atas
MHB spesifikasi ukuran agak halus sebesar 1,71 dan batas bawah MHB
spesifikasi ukuran agak halus sebesar 2,78.
b. Untuk agregat kasar diperoleh nilai Modulus Halus Butir (MHB)
sebesar 6,59 dan diperoleh batas gradasi agregat yaitu berada spesifikasi
ukuran maks. 20 mm. Dengan demikian diperoleh pula batas atas MHB
spesifikasi ukuran maks. 20 mm sebesar 5,80dan batas bawah MHB
spesifikasi ukuran maks. 20 mm sebesar 6,75.
c. Untuk perbandingan antara Modulus Halus Butir (MHB) kerikil
dan pasir diperoleh nilai Modulus Halus Butir (MHB) gabungan yang
digunakan adalah 5,20. Gradasi termasuk dalam spesifikasi ukuran maks.
20 mm, dengan batas atas MHB sebesar 4,60 dan batas bawah MHB
sebesar 5,76.

KELOMPOK I kelas a I - 20
Analisa Saringan Agregat Kasar Dan Halus

Anda mungkin juga menyukai