Anda di halaman 1dari 3

Geografismartapura kalimantan selatan

Martapura berada diantara 2°49’55 -3°43’38 Lintang Selatan dan diantara 114°30’20″ – 115°35’37″ Bujur
Timur. Kondisi topografi di wilayah beraneka ragam, tidak sepenuhnya dataran. Perbukitan dan
pegunungan dibagian sebelah utara dan timur. Bagian sebelah barat dan selatan terdapat dataran
rendah berupa tanah biasa dan tanah rawa. Hidrografi ditutupi oleh batu-batuan sedimen dan terdiri
dari dataran tinggi sebagian dari daerah Kabupaten Banjar merupakan daerah dataran rendah yang
dilewati sungai besar yaitu sungai Martapura, sungai Riam Kanan dan sungai Riam Kiwa serta beberapa
sungai-sungai kecil dengan keadaan hidrografinya sangat dipengaruhi oleh curah hujan, terlebih lagi
daerah rawa.

Secara geografis terletak antara 2°49’55 – 3°43’38 LS dan 114°30’20″ – 115°35’37″ BT menempatkannya
di jalur transportasi antar Provinsi Kalimantan Selatan – Kalimantan Timur. Hal ini sekaligus membuat
Kabupaten Banjar memiliki posisi strategis sebagai lintas ekonomi dan sebagai daerah penyangga bagi
wilayah sekitarnya. Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 19 Kecamatan, dengan batas
administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapin

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru

Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Banjarmasin

Sebutan kota intan dan kota serambi Mekkah telah mengharumkan nama kota Martapura sebagai
ibukota Kabupaten Banjar. Di daerah ini kaya dengan sumber daya alam baik berupa bahan tambang
maupun bahan galian seperti batubara, intan, emas, biji besi, dan lain-lain yang sudah dieksplorasi dan
dieksploitasi.

Secara topografis wilayah Kabupaten Banjar merupakan daratan dan pegunungan yang ketinggiannya
dari permukaan laut bervariasi berkisar antara 0 s/d 1.878 meter. Ketinggian ini merupakan salah satu
faktor yang menentukan letak kegiatan penduduk, maka ketinggian juga dipakai sebagai penentuan
batas wilayah tanah usaha, dimana 35 % berada di ketinggian 0–7 m dpl, 55,54 % ada pada ketinggian
50–300 m dpl, sisanya 9,45 % lebih dari 300 m dpl. Kondisi topografi di wilayah beraneka ragam, tidak
sepenuhnya dataran. Perbukitan dan pegunungan dibagian sebelah utara dan timur. Bagian sebelah
barat dan selatan terdapat dataran rendah berupa tanah biasa dan tanah rawa. Posisi topografis seperti
ini menyebabkan aliran air pada permukaan tanah Kabupaten banjar kurang lancar. Akibatnya 299,93%
wilayah selalu tergenang dan 0,58% lainnya tergenang secara periodik.

Menurut peta tanah eksplorasi tahun 1981 skala 1:1.000.000 dari Lembaga Penelitian Bogor di wilayah
dijumpai jenis tanah; Tanah organosol, gleihumus dengan bahan induk bahan aluvial dan fisiografi
dataran yang me-liputi 28,57% dari luas wilayah. Tanah aluvial dengan bahan induk lahan aluvial dan
fisiografi dataran meliputi 3,72%. Tanah komplek podsolik merah kuning dan laterit dengan bahan induk
batuan baku dengan fisiografi dataran meliputi 14,29%. Tanah latosol dengan bahan induk batuan beku
dan fisiografi intrusi meliputi 24,84%. Tanah komplek podsolik merah kuning, latosol dengan batu induk
endapan dan metamorf meliputi 28,57%.

Pada umumnya tanah di wilayah ini bertekstur halus (77,62%) yaitu meliputi tanah liat, berlempung, ber-
pasir dan berdebu Sementara 14,93 % bertekstur sedang yaitu jenis lempung, berdebu, liat berpasir,
sisanya 5,39 % bertekstur kasar yaitu pasir berlempung, pasir berdebu. Kedalaman tanah yang efektif
bagi akar untuk leluasa mengambil air bagi tumbuhnya tanaman, di wilayah ini pada umumnya (66,45%)
lebih dari 90 cm, sementara kedalaman 60-90 cm meliputi 18,72 %, dan 30-60 cm hanya 14,83 %.

Selain ditutupi oleh batu-batuan sedimen dan terdiri dari dataran tinggi sebagian dari daerah Kabupaten
Banjar merupakan daerah dataran rendah yang dilewati sungai besar yaitu sungai Martapura, sungai
Riam Kanan dan sungai Riam Kiwa serta beberapa sungai-sungai kecil dengan keadaan hidrografinya
sangat dipengaruhi oleh curah hujan, terlebih lagi daerah rawa. Berdasarkan pemantauan Badan
Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru, Wilayah Kabupaten Banjar didominasi iklim B dengan curah hujan
perbulan berkisar 12,3 – 25,6 hari/bulan. Sedangkan suhu udara berkisar dari 17,7oC di bulan Agustus
sampai dengan 35,5oC di bulan Oktober. Seperti halnya daerah lain yang termasuk dalam wilayah
Indonesia, maka di Kabupaten Banjar juga hanya mengenal dua musim, yaitu musim kemarau dan
penghujan.

Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di Indonesia. Pada bulan Juni sampai dengan
September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga
mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret
arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik setelah melewati
beberapa lautan, dan pada bulan-bulan tersebut biasanya terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini
berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober –
November.

Anda mungkin juga menyukai