Anda di halaman 1dari 16

PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENINGKATAN

KOMPETENSI PETANI DALAM AKTIVITAS KELOMPOK TANI DI


DESA REA KECAMATAN BINUANG KABUPATEN POLEWALI MANDAR

THE ROLE OF AGRICULTURAL EXTENSION OF FARMERS 'COMPETENCE


IMPROVEMENT IN GROUP CHARACTE ACTIVITIES IN REA VILLAGE,
BINUANG SUB-DISTRICT, POLEWALI MANDAR DISTRICT

Makmur. M 1), Husain Syam 2), dan Lahming2).


1)
Alumni Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan – PPs UNM
2)
Staf Pengajar PPs UNM
Almakmur888@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan bertani petani


padi di Kelompok Tani, kemampuan penyuluh sebagai fasilitator, motivator,
edukator dan komunikator, dan Menganalisis pengaruh peran penyuluh sebagai
fasilitator, motivator, edukator dan komunikator terhadap keterampilan bertani
petani padi di Kelompok Tani Desa Rea Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif dengan
metode Survei (purposive Sampling). Objek penelitian adalah Petani dan
Penyuluh Pertanian. Populasi responden dalam penelitian ini adalah 50 orang
yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani. Analisis data yang digunakan
adalah analisis deksriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan bertani petani padi di Kelompok Tani Desa Rea pada kategori baik
dan secara serempak peran penyuluh mempengaruhi keterampilan petani.
Sedangakan berdasarkan deskriptif data peran penyuluh sebagai Fasilitator,
Motivator, Edukator, Komunikator pada taraf signifikansi 5% dengan nilai
signifikansi <0,05 dari ke empat indikator, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara peran penyuluh dengan keterampilan petani. Kesimpulan
penelitian ini adalah keterampilan bertani petani padi di Kelompok Tani Desa Rea
pada kategori baik. Peran penyuluh sebagai fasilitator, motivator, edukator dan
komunikator menurut petani berada pada kategori baik, dan dikategorikan sudah
berperan. Secara parsial dan serempak peran penyuluh pertanian di Kelompok
Tani Desa Rea sebagai fasilitator, motivator, edukator dan komunikator
berpengaruh terhadap keterampilan petani di Kelompok Tani Desa Rea.

Kata Kunci : Keterampilan , Peran Penyuluh, Petani Padi

A. PENDAHULUAN menopang kehidupan masyarakat,


karena sektor pertanian menjadi mata
Sektor Pertanian merupakan pencaharian sebagian besar
salah satu sektor utama yang penduduk Indonesia. Berangkat dari
hal tersebut, maka pertanian bermata pencaharian sebagai petani
merupakan salah satu penopang padi. Lahan pertanian di Kabupaten
perekonomian nasional. Artinya Polewali Mandar yang ditanami padi
bahwa sektor pertanian memegang cukup luas yakni seluas 30.249
peran penting dan seharusnya hektar dan hasil produksinya
menjadi penggerak dari kegiatan mencapai 142.444,57 ton (Dinas
perekonomian. Berdasarkan data Pertanian dan Peternakan, Kabupaten
BPS 2014, penduduk yang bekerja di Polewali Mandar dalam BPS, 2015).
sektor pertanian berjumlah sekitar Penyuluh pertanian memiliki
38,973,033 orang atau 40 persen dari tugas yang berat untuk
total penduduk usia produktif, memberdayakan petani dalam
sedangkan sisanya sebanyak 60 meningkatkan produktivitas secara
persen tersebar diberbagai sektor maksimal. Banyak program dan
diluar pertanian. bantuan yang telah dibentuk dan
Sektor pertanian sendiri diberikan kepada petani, untuk
dalam penerapannya terbagi dalam membantu petani dalam
berbagai macam sub sektor. Di meningkatkan kemajuan
Indonesia sektor pertanian terbagi usahataninya. Salah satu program
menjadi lima, yaitu pertama sub yang dibentuk oleh pemerintah yaitu
sektor tanaman pangan, kedua sub mengenai model tanam SRI (Sistem
sektor perkebunan, ketiga sub sektor of Rice Intensification). Program
hortikultura, keempat sub sektor tersebut bertujuan untuk
peternakan, dan kelima adalah sub mengefisiensikan biaya-biaya yang
sektor perikanan (Mubyarto, dikeluarkan oleh petani dalam
1989:16). Oleh karena itu, usahatani padi.
dibutuhkannya kegiatan penyuluh Subyek pembangunan
pertanian yang mampu mencukupi pertanian adalah petani, masyarakat
kebutuhan petani dalam hal kegiatan petani pada umumnya dan kelompok
pertanian. tani pada khususnya. Sebagai salah
Peran penyuluh dan satu komponen dalam sistem
kelembagaan penyuluh menjadi agribisnis, maka peran kelompok tani
penting dalam kaitannya dengan sangat menentukan keberhasilan
penyebaran informasi dan penyuluhan (Ban, 1999: 267).
kemampuannya dalam memberikan Walaupun penyuluh telah berupaya
solusi dampak perubahan iklim, bersama petani/kelompok tani dalam
khususnya tanaman padi. Susko et al. menjalankan pembangunan di sector
(2013) mengemukakan lembaga pertanian, namun masih dibutuhkan
penyuluhan sebagai national adanya kebijaksanaan pemerintah
boundary organization berfungsi yang berpihak kepada penyuluh.
sebagai jembatan antara penyedia Secara teoritis pengembangan
informasi ilmu pengetahuan dan kelompok tani dilaksanakan dengan
teknologi dengan kebutuhan menumbuhkan kesadaran para
pengguna/stakeholder. petani, dimana keberadaan kelompok
Polewali Mandar sebagai tani tersebut dilakukan untuk petani.
salah satu Kabupaten di Sulawesi Penyuluh pertanian harus
Barat yang mayoritas masyarakatnya mempunyai wawasan yang luas dan
berkompeten, disamping sesama anggota kelompok, dalam
membimbing petani (edukator) membahas apa saja kegiatan
penyuluh juga berperan sebagai kelompok yang akan dilakukan
penyedia fasilitas produksi selanjutnya, sulitnya penyuluh untuk
(fasilitator), sebagai motivator dan mengatur jadwal penyuluh antar
sebagai komunikator bagi petani. anggota kelompok tani, dan
Salah satu indikator yang pencatatan kegiatan yang belum
menunjukkan berperannya penyuluh dilakukan dengan benar.
pertanian adalah berkembangnya Hal ini juga disebabkan dari
keterampilan petani yang 25 kelompok tani yang ada, hanya di
ditunjukkan melalui keterampilan dampingi oleh 1 orang penyuluh saja
bertani petani yang semakin sehingga penyuluh sulit untuk
meningkat. Melalui kegiatan membagi waktu kunjung,
penyuluhan, diharapkan memberikan penyuluhan dan juga
keterampilan petani dalam bertani sulit untuk mendampingi kelompok-
meningkat sehingga dapat mengelola kelompok tani saat dilapangan.
usaha taninya dari mulai musim Desa Rea, Kecamatan
tanam hingga panen dengan baik Binuang terdapat 5 Kelompok Tani
sehingga hasil produksi dapat dan merupakan salah satu kecamatan
meningkat dan kesejahteraan petani yang hasil padinya terendah di
serta keluarganya meningkat. Kabupaten Polewali Mandar dilihat
Kegiatan penyuluhan sendiri sudah dari data produksi padi BPS
diatur dalam UU No.16/2006 telah Kabupaten Polewali Mandar.
dibentuk Peraturan Pemerintah Budidaya tanaman padi memerlukan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun keterampilan pertanian yang baik
2009 (PP N0.43/2009) tentang agar hasil produksi dapat meningkat.
Pembiayaan, Pembinaan, dan Hasil produksi padi petani di masing-
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, masing kelompok tani berbeda-beda.
Perikanan, dan Kehutanan. Hal ini dikarenakan masih ada
Kecamatan Binuang beberapa petani yang masih memiliki
merupakan salah satu daerah yang keterampilan bertani yang rendah.
masih memandang perlunya Hal ini menunjukkan bahwa
penyuluhan dalam mengembangkan keterampilan petani di Kelompok
kelompok tani di daerah ini. Hal ini Tani beragam.
disebabkan karena kondisi lahan Salah satu cara yang dapat
yang cukup dan mendukung dilakukan untuk menyeragamkan
kelompok tani dalam meningkatkan keterampilan yang dimiliki petani
usahatani dan hasil produksinya. adalah dengan adanya peran
Namun dalam meningkatkan penyuluh pertanian yang ada. Peran
produksi dan minat petani dalam penyuluh pertanian sangat
pengembangan kelompok tani di dibutuhkan untuk membimbing
penyuluh mengalami kesulitan, yaitu petani dalam meningkatkan
penyuluh tidak selalu berjalan lancar keterampilan petani sehingga
karena masih terdapat beberapa diharapkan adopsi petani terhadap
hambatan. Diantaranya sulitnya teknologi pertanian tinggi sehingga
penyuluh dalam berinteraksi antar dapat meningkatkan hasil produksi
petani sehingga kesejahteraan petani Polewali Mandar, Provinsi Sulawasi
dan keluarganya meningkat. Melalui Barat. dilaksanakan secara bertahap
peran penyuluh, petani juga dalam kurun waktu bulan Oktober
diharapkan menyadari akan 2018 - Desember 2018.
permasalahan yang dihadapi dan
penyuluh dapat memberikan solusi C. Teknik Penarikan Sampel
atas masalah yang dialami petani. Populasi penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian di atas petani yang beranggotakan
maka dalam penelitian ini diangkat seluruhnya sebanyak 125 orang.
judul: “Peran Penyuluh Pertanian Selanjutnya memilih sampel
Terhadap Peningkatan Kompetensi responden dari 5 kelompok tani,
Petani Dalam Aktivitas Kelompok Pemilihan responden dilakukan
Tani Di Desa Rea, Kecamatan secara sengaja atau purposive
Binuang, Kabupaten Polewali sampling
Mandar”
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
adalah teknik atau cara-cara yang
METODE PENELITIAN
dapat dugunakan oleh peneliti untuk
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yang diberikan
metode desriptif kualitatif dengan kepada responden untuk menggali
jenis survei. Dalam penelitian ini, data sesuai dengan permasalahan
keterikatan antara variabel bebas penelitian yaitu:
maupun antar variabel terikat sudah a. Observasi langsung, yaitu
terjadi secara alami, dan peneliti metode pengumpulan data
dengan setting tersebut ingin melalui pengamatan langsung
melacak kembali jika dimungkinkan atau peninjauan secara cermat
apa yang menjadi faktor dan langsung dilapangan atau
penyebabnya, sedangkan metode lokasi penelitian. Hal ini
survei dalam penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
dengan menggunakan angket sebagai kondisi dan objek penelitian.
alat penelitian yang dilakukan pada juga untuk memperoleh
populasi besar maupun kecil, tetapi informasi yang lebih jelas
data yang dipelajari dalam penelitian mengenai keadaan responden.
ini adalah data dari sampel yang b. Wawancara terstruktur
diambil dari populasi tersebut, yaitu wawancara yang
sehingga ditemukan kejadian relatif, dilaksanakan secara terancana
distribusi dan hubungan antar dengan berpedoman pada
variabel, sosiologis maupun daftar pertanyaan yang telah
psikologis.
[[ dipersiapkan sebelumnya.
Teknik pengumpulan data
B. Tempat dan Waktu Penelitian
yang digunakan yaitu dengan
Penelitian ini dilaksanakan di
panduan kuesioner penelitian.
Kantor BPP (Balai Penyuluhan
c. Dokumentasi yaitu metode
Pertanian) Desa Rea Timur,
pengumpulan data dengan
Kecamatan Binuang Kabupaten
cara meneliti dokumen- 3. Penilaian penyuluh berdasarkan
dokumen yang ada untuk kegiatan penyuluh sebagai
dapat digunakan menurut fasilitator kelompok tani dalam :
keperluan peneliti. dilakukan a. Memfasilitasi dalam
dengan cara mengambil data pembentukan kelompok tani,
sekunder dan catatan atau b. Pembukuan usahatani,
buku yang ada pada instansi penentuan modal
terkait dan lainnya seperti c. Memfasilitasi dalam
jumlah petani, keadaan umum melakukan peminjaman modal
daerah penelitian dan lain- usaha
lain. 4. Penilaian penyuluh berdasarkan
kegiatan penyuluh sebagai
E. Variabel yang diamati komunikator kelompok tani
1. Peranan penyuluh berdasarkan dalam :
kegiatan penyuluh sebagai a. Membantu percepatan arus
motivator kelompok tani dalam : informasi pada petani
a. Mengembangkan usaha b. Membantu petani dalam
kelompok tani, proses pengambilan
b. Menggunakan kemudahan keputusan
teknologi dalam berusaha c. Membantu komunikasi
tani, petani dalam berkelompok.
c. Membantu petani dalam
mengarahkan usahataninya, F. Uji Validitas dan Reliabilitas
d. Meningkatkan hasil produksi Instrumen
tanaman usaha tani 1. Validitas Instrumen
kelompok.
2. Peranan penyuluh berdasarkan Prosedur untuk memperoleh
kegiatan penyuluh sebagai pendapat dari para ahli (judgement
edukator kelompok tani dalam : expert) yaitu dengan meminta ahli
a. Meningkatkan pengetahuan bidang untuk menilai instrumen
petani terhadap ide baru yang diajukan. Sebuah instrumen
untuk pengembangan usaha dikatakan mempunyai validitas
kelompok tani, konstruksi apabila butir-butir
b. Menumbuhkan semangat instrumen tersebut mengukur setiap
petani dalam mengelola aspek berpikir yang telah
usahatani, disebutkan dalam tujuan
c. Penyuluh memberikan instruksional khusus. Uji validitas
pelatihan atau cara dalam isi dan konstruksi pada penelitian
penggunaan teknologi baru, ini dilakukan oleh para ahli (expert
d. Penyuluh memberikan judgment) yaitu dua dosen ahli
dukungan dan memberikan evaluasi pendidikan Universitas
semangat kepada kelompok Negeri Makassar yang ditunjuk dan
dalam meningkatkan usaha mempunyai wewenang untuk
kelompok tani. menilai. Kategori validitas setiap
aspek atau seluruh aspek yang
dinilai ditetapkan berdasarkan
kriteria pengkategorian kualitas
perangkat yang diadaptasi dari 0,05, jika nilai sig < 0,05 maka data
pengkategorian menurut (Azwar, tersebut tidak normal.
2013). Berdasarkan hasil uji
normalitas diketahui bahwa semua
2. Reliabilitas Instrumen variabel menunjukkan nilai
signifikansi lebih dari 0,05 dimana
Setelah dilakukan uji validitas,
X1=0,089, X2=0,147, X3=0,204,
butir-butir soal yang valid akan diuji
X4= 0,155, Y= 0,560 (Lampiran 3)
reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen
sehingga semua data berdistribusi
berkaitan dengan tingkat keajegan
normal. Data yang baik adalah data
atau ketetapan hasil pengukuran.
yang berdistribusi normal karena
Suatu instrumen memiliki nilai
dapat mewakili populasi.
reliabilitas yang tinggi apabila
instrumen tersebut digunakan untuk
mengukur aspek yang diukur H. Uji Asumsi Klasik
beberapa kali mempunyai hasil yang
konsisten atau relatif sama. Uji asumsi klasik adalah
Menghitung uji reliabilitas analisis yang dilakukan untuk
menggunakan program SPSS IBM menilai apakah didalam sebuah
(versi 20). Instrumen penelitian akan model regresi linear Ordinary Least
dikatakan reliabel apabila r hitung > r Square (OLS) terdapat masalah-
tabel. masalah asumsi klasik. Sebelum
melakukan uji regresi linier
Interval Kategori berganda, metode mensyaratkan
3,5 ≤ M ≤4 Sangat valid untuk melakukan uji asumsi klasik
2,5≤ M <3,5 Valid guna mendapatkan hasil yang baik
1,5 ≤ M < 2,5 Kurang valid (Ghozali, 2011). Tujuan melakukan
M < 1,5 Tidak valid uji asumsi klasik adalah agar variabel
bebas sebagai estimator atas variabel
terikat tidak bias.
G. Uji Normalitas Data
1. Uji Normalitas Error
Uji normalitas bertujuan bertujuan untuk mengetahui
untuk mengetahui apakah data yang apakah data yang diperoleh
diperoleh dari masing-masing dari masing-masing variabel
variabel berdistribusi normal atau berdistribusi normal atau
tidak. Untuk mengetahui apakah tidak. Uji normalitas yang
distribusi frekuensi masing-masing akan digunakan adalah Uji
variabel normal atau tidak dilakukan Kolmogorov-Smirnov
dengan melihat nilai Asymp. sig. menggunakan aplikasi SPSS
Jika nilai Asymp. sig lebih dari atau dengan versi 16.0. nilai
sama dengan 0,05 maka distribusi signifikansi lebih besar dari
data adalah normal, begitupun 0,05 maka data tersebut
sebaliknya jika nilai nilai Asymp. sig berdistribusi normal,
kurang dari 0,05 maka distribusi data begitupun sebaliknya jika
tidak normal (Muhson, 2015). Data nilai signifikansi kurang dari
normal diketahui apabila nilai sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi
tidak normal. Berdasarkan independen. Berdasarkan
hasil uji normalitas diketahui hasil perhitungan SPSS dan
bahwa nilai Asymp. Sig. (2- analisis data diperoleh hasil
tailed) sebesar 0,157 lebih bahwa pada gambar scatter
besar dari 0,05 sehingga plot, tidak terlihat adanya
berdistribusi normal. sebaran yang membentuk
pola-pola tertentu atau
2. Uji multikolinearitas dengan kata lain titik-titik
digunakan untuk mengetahui menyebar secara acak
apakah di dalam model sehingga dapat disimpulkan
regresi terjadi hubungan bahwa tidak terjadi
linear yang sempurna atau heteroskedastisitas (Lampiran
mendekati sempurna diantara 4). Hal ini sesuai dengan
beberapa atau semua variabel pendapat Sujarweni (2015)
bebas. Ada tiga hal untuk yang menyatakan bahwa
melihat ada tidaknya problem apabila terdapat suatu pola
multikolinearitas. Menurut tertentu pada grafik maka
pendapat Ghozali (2011) telah terjadi
bahwa multikolinearitas dapat heteroskedastisitas dan
diidentifikasikan melalui apabila polanya acak maka
berbagai cara yaitu karena tidak terjadi
nilai VIF lebih kecil dari 10, heteroskedastisitas.
nilai tolerance lebih besar
dari 0,1 dan nilai koefien 4. Uji autokorelasi digunakan
korelasi< 0,9. Berdasarkan untuk mengetahui apakah ada
hasil uji multikolinearitas penyimpangan asumsi klasik
dalam model regresi tidak autokorelasi yaitu korelasi
terjadi multikolinearitas atau yang terjadi antara residual
korelasi yang sempurna pada pengamatan dengan
antara variabel-variabel pengamatan lain. Model
bebas, yaitu fasilitator, regresi yang baik jika tidak
motivator, edukator, terjadi autokorelasi dan
komunikator karena nilai VIF model regresi yang tidak baik
lebih kecil dari 10, nilai jika ditemukan problem
tolerance lebih besar dari 0,1 autokorelasi. Berdasarkan
dan nilai coefficient output yang telah diuji dapat
correlation< 0.9 diketahui bahwa nilai Durbin
3. Uji heteroskedastisitas. Watson sebesar 2,052 yang
digunakan untuk mengetahui artinya tidak terdapat
apakah ada penyimpangan autokorelasi dilihat dari tabel
variabel dalam model regresi Durbin Watson 1,7214 <
atau tidak. 2,052 < 2,278
Heteroskedastisitas terjadi I. Teknik Analisis Data
apabila tidak ada kesamaan 1. Analisis Deskriftif
deviasi standar nilai variabel Metode deskriptif adalah
dependen pada setiap variabel penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel Signifikan
mandiri, baik hanya pada satu Konstanta -2,179
variabel atau lebih tanpa membuat R Square 0,679
perbandingan dan mencari hubungan 0,000
variabel itu dengan variabel lain Sig. Uji F
(Sugiyono, 2015). Analisis ini berisi
tentang bahasan secara deskriptif Berdasarkan Tabel 4.18.
mengenai tanggapan responden Dapat disimpulkan bahwa hasil
terhadap kuesioner yang diberikan. regresi linier berganda antara
Jawaban yang diperoleh dari Fasilitator (X1), motivator (X2),
penelitian dijumlah sesuai bobot Edukator (X3) dan Komunikator
masing-masing variabel dan (X4) terhadap Keterampilan Petani
kemudian ditabulasi untuk (Y) sebagai berikut :
mengetahui bagaimana pengaruh Y = -2,179 + 0,466 X1 +
variabel bebas terhadap variabel 0,383 X2 + 0,623 X3 + 0,527 X4
terikat dalam penelitian.
2. Analisis Regresi Linier Berdasarkan persamaan
Berganda regresi linier ganda diatas, diperoleh
Analisis data yang digunakan hasil bahwa nilai konstanta sebesar -
dalam penelitian ini adalah regresi 2,179 artinya jika Fasilitator (X1),
linier berganda dengan bantuan SPSS Motivator (X2), Edukator (X3),
versi 20.0. Analisis regresi linier Komunikator (X4) nilainya 0, maka
berganda digunakan untuk Keterampilan Petani (Y) nilainya
mengetahui ada tidaknya pengaruh negatif 2,179. Konstanta negatif
antara variabel independen terhadap terjadi karena ada rentang nilai
variabel dependen (Ghozali, 2011). cukup jauh antara nilai X dan nilai Y
Rumus regresi linier berganda adalah yaitu nilai X = 9-27 dan nilai Y = 20-
sebagai berikut : 60. Koefisien regresi variabel
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Fasilitator (X1) sebesar 0,466 artinya
b4X4 + e jika Fasilitator (X1) mengalami
kenaikan satu nilai maka
Koef Regresi keterampilan petani mengalami
No. Variable Nilai-t Sig kenaikan sebesar 0,466 dengan
Keterangan* asumsi variabel independen lain
1 Fasilitator 0,466 bernilai tetap. Koefisien regresi
(X1) 3,126 0,003 variabel Motivator (X2) sebesar
Signifikan 0,383 artinya jika Motivator (X2)
2 Motivator 0,383 mengalami kenaikan satu nilai maka
(X2) 2,874 0,006 keterampilan petani mengalami
Signifikan kenaikan sebesar 0,383 dengan
3 Educator 0,623 asumsi variabel independen lain
(X3) 4,175 0,000 bernilai tetap. Koefisien regresi
Sangat variabel Edukator (X3) sebesar 0,623
Signifikan artinya jika Edukator (X3)
4 Komunikator 0,527 mengalami kenaikan satu nilai maka
(X4) 3,136 0,003 keterampilan petani mengalami
kenaikan sebesar 0,623 dengan bahwa keterampilan petani secara
asumsi variabel independen lain serempak dipengaruhi secara nyata
bernilai tetap. Koefisien regresi oleh peran penyuluh sebagai
variabel Komunikator (X4) sebesar fasilitator, motivator, edukator dan
0,527 artinya jika Komunikator (X4) komunikator.
mengalami kenaikan satu nilai maka
keterampilan petani mengalami 4. Uji T (Uji Parsial)
kenaikan sebesar 0,527 dengan Uji t digunakan untuk
asumsi variabel independen lain menunjukkan seberapa jauh
bernilai tetap. pengaruh suatu variabel penjelas (X)
secara individual dalam
3. Uji F (Simultan) menerangkan variasi variabel terikat
Uji F digunakan untuk (Y) (Sugiyono, 2015).
menguji variabel-variabel bebas Ho : b1 = 0; b2 = 0; b3 = 0; b4 = 0,
secara bersama-sama terhadap artinya variabel bebas secara parsial
variabel terikat dengan derajat tidak berpengaruh terhadap variabel
kepercayaan 5% (Sugiyono, 2015). terikat
Ho : b1 = b2 = b3 = 0 artinya,
variabel bebas secara simultan tidak Hl : b1 ≠ 0; b2 ≠ 0; b3 ≠ 0; b4 ≠ 0,
signifikan berpengaruh terhadap artinya variabel bebas secara parsial
variabel terikat. berpengaruh terhadap variabel terikat
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya, Dasar pengambilan keputusan
variabel bebas secara simultan pengujian adalah :
signifikan berpengaruh terhadap Ho ditolak dan Hl diterima jika nilai
variabel terikat. sighit ≤ 0,05
Kriteria pengambilan Hl ditolak dan Ho diterima jika nilai
keputusan : sighit> 0,05
Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai
sighit ≤ 0,05 H2 : Secara parsial terdapat
Ha ditolak dan Ho diterima jika nilai pengaruh antara peran
sighit> 0,05. penyuluh sebagai fasilitator,
motivator, edukator, dan
H1 : Secara serempak komunikator terhadap
terdapat pengaruh antara keterampilan petani.
peran penyuluh sebagai Berdasarkan hasil olah data
fasilitator, motivator, yang dilakukan diperoleh hasil
edukator, dan komunikator signifikansi t hitung variabel
terhadap keterampilan petani. Fasilitator (X1) sebesar 0,003,
Berdasarkan hasil olah data Motivator (X2) sebesar 0,006,
yang dilakukan, diperoleh hasil pada Edukator (X3) sebesar 0,000 dan
taraf signifikansi 0,05%, nilai Komunikator (X4) sebesar 0,003.
Fhitung signifikansinya sebesar Nilai signifikansi t hitung keempat
0,000. Pengujian hipotesis secara variabel tersebut kurang dari 0,05
serempak diperoleh nilai signifikansi sehingga dapat disimpulkan bahwa
kurang dari 0,05. H0 ditolak ; HI secara parsial variabel fasilitator,
diterima. HI: ß12345 ≠ 0, artinya motivator, edukator dan komunikator
berpengaruh terhadap keterampilan 1. Secara serempak peran penyuluh
petani. H0 ditolak ; HI diterima. HI: pertanian di Kelompok Tani
ß1≠0, ß2≠0, ß3≠0, ß4≠0. Desa Rea sebagai fasilitator,
motivator, edukator dan
5. Koefisien Determinasi ( ) komunikator berpengaruh
Koefisien determinasi (R²) terhadap keterampilan petani di
pada intinya mengukur seberapa jauh Kelompok Tani Desa Rea.
kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel 2. Secara parsial peran penyuluh
dependen. Nilai koefisien pertanian di Kelompok Tani
determinasi adalah antara nol sampai Desa Rea sebagai fasilitator,
satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil motivator, edukator dan
berarti 39 kemampuan variabel- komunikator berpengaruh
variabel independen dalam terhadap keterampilan petani di
menjelaskan variasi variabel Kelompok Tani Desa Rea.
dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel- B. Saran
variabel independen memberikan Berdasarkan hasil penelitian
hampir semua informasi yang dan pengembangan, disarankan
dibutuhkan untuk memprediksi beberapa hal, sebagai berikut:
variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil regresi linier berganda dan pengembangan, disarankan
menunjukkan bahwa nilai koefisien beberapa hal, sebagai berikut :
determinasi (R2) sebesar 0,679 atau
67,9%. Nilai tersebut menunjukkan 1. Penyuluh lebih berinovasi atau
bahwa peran penyuluh yang meliputi memberi terobosan baru dalam
Fasilitator (X1), Motivator (X2), memberikan informasi kepada
Edukator (X3) dan Komunikator petani contohnya dengan
(X4) mempengaruhi keterampilan mengunakan metode penyuluhan
petani padi sebesar 67,9% sedangkan lain.
sisanya 32,1% keterampilan petani
dipengaruhi oleh variabel lain yang 2. Penyuluh sebaiknya
tidak diteliti dalam penelitian ini. meningkatkan frekuensi
penyuluhan menjadi satu bulan
KESIMPULAN DAN SARAN sekali apabila mungkin
dilakukan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian 3. Petani harus lebih meningkatkan
terhadap Peran Penyuluh Pertanian kualitas dan kuantitas agar dapat
Terhadap Peningkatan Kompetensi memasarkan produksinya ke
Petani Dalam Aktivitas Kelompok pasar yang lebih besar dengan
Tani Di Desa Rea, Kecamatan cara meningkatkan cara bertani
Binuang, Kabupaten Polewali padi yang baik.
Mandar, maka dapat disimpulkan,
sebagai berikut: 4. Peneliti selanjutnya harus
menguasai situasi dan kondisi di
Desa Rea agar tidak
menghambat proses penelitian, Surya Dharma dan Yanuar
baik dalam bahasa maupun Irawan. Gramedia Pustaka,
budaya agar komunikasi dapat Jakarta
berjalan lancar.
Ban, Van Den A. W Dan H. S
DAFTAR PUSTAKA Hawkins. 1999. Penyuluh
Anonim 2006. Undang-Undang Pertanian. Konsius.
Republik Indonesia Nomor Jogyakarta. 364 Hal.
16 Tahun 2006. Tentang
Sistem Penyuluhan Cangara, H. 2011. Pengantar Ilmu
Pertanian, Perikanan dan Komunikasi Edisi Revisi.
Kehutanan. Deptan :Jakarta. Rajawali Press, Jakarta.

Alawiyah, W. 2016. Perbedaan Darmaludin, S. Suwasono, dan R. E.


metode komunikasi pertanian Muljawan. 2012. Peranan
yang diberikan terhadap penyuluh pertanian dalam
pengetahuan dan keterampila penguatan usahatani bawang
petani dalam penerapan daun di Kecamatan Sukapura
teknologi pertanian di Desa Kabupaten Probolinggo. J.
Teluk Dawan Kabupaten Buana Sains. 12 (1) : 71-80.
Tanjung Jabung Timur. J.
Ilmiah. 16 (1) : 148-152. Diniyati, D. dan B. Achmad. 2013.
Identifikasi dan strategi
Arafah. 2009. Pengelolaan dan pengembangan kelembagaan
Pemanfaatan Padi Sawah. petani hutan rakyat. J.
Bumi Aksara, Bogor. Agroforestry. 1 (2) : 83-100.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Elfarisna. 2017. Pengaruh metode


Penelitian Suatu Pendekatan pelatihan dan pengetahuan
Praktik. Edisi Revisi 6. tentang limbah organik
Jakarta : Rhineka Cipta. terhadap keterampilan petani
membuat pupuk organik
Ali, Z. 2013. Teori Pengembangan (Studi eksperimen pada
SDM. petani di Kabupaten Bogor).
Eprints.ung.ac.id...2013-1- J. Pendidikan Lingkungan
63411 932310052-bab2-...by dan Pembangunan
z ALI – 2014 Berkelanjutan. 13 (2) : 42-52.

Bacal, R. 2011. Performance Eliza, T. T. Hasanuddin dan S.


Management. Terjemahan Situmorang. 2013. Perilaku
petani dalam penggunaan Kecamatan Muara Badak
pestisida kimia (kasus petani Kabupaten Kutai
cabai di Pekon Gisting Atas Kartanegara. J. Ilmu
Kecamatan Gisting Pemerintahan. 3 (2) : 1182-
Kabupaten Tanggamus). J. 1196.
Ilmu-Ilmu Agribisnis. 1 (4) :
334-342. Irawati, Dewi (2014).
Pengembangan Sumber Daya
Erwadi, Doli. 2012. Peran Penyuluh Manusia Berbasis
Pertanian Dalam Kompetensi Sebagai Upaya
Mengaktifkan Kelompok Tani Meningkatkan Kinerja
Di Kecamatan Lubuk Alung. Organisasi.
Universitas Andalas. Padang.
113 Hal. Harun, R. dan E. Ardianto. 2011.
Komunikasi Pembangunan
Eswandi. 2017. Komunikasi dan Perubahan Sosial,
penyuluhan Dinas Tanaman Prespektif Dominan Kaji
Pangan dan Holtikultura Ulang dan Teori Kritis.
dalam meningkatkan Rajawali Press, Jakarta.
produksi padi di Kecamatan
Sabak Auh Kabupaten Siak. Herawati, H. 2008. Mekanisme dan
J. Komunikasi. 4 (1) : 1-15. Kinerja Pada Sistem
Perontokkan Padi. Prosiding
Faqih, A. 2014. Peranan penyuluh Seminar Nasional Teknik
pertanian lapangan (PPL) Pertanian. Yogyakarta. Hal 1-
dalam kegiatan 13.
pemberdayaan kelompok tani
terhadap kinerja kelompok Hidayat, Y. M. M. Batubara dan R.
tani. J. Agrijati. 26 (1) : 41- Kurniawan. 2017. Peran
60. penyuluh pertanian lapangan
dalam mendampingi
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis kelompok tani padi di
Multivariate dengan Program Kecamatan Lalan Kabupaten
SPSS. Badan Penerbit Musi Banyuasin. J. Societa. 6
Universitas Diponegoro, (1) : 30-37.
Semarang.
Hidayatulloh, W. A., S. Supardi dan
Imanuel, F. C. 2015. Peran kepala L. A. Sasongko. 2012.
desa dalam pembangunan di Tingkat ketepatan adopsi
Desa Budaya Sungai Bawang petani terhadap sistem jajar
legowo pada tanaman padi masukan in situ menuju
sawah. J. Mediagro. 8 (2) : perpadian masa depan. Iptek
71-82. Tanaman Pangan. 1 (1): 19-
29
Liliweri, H. 2011. Komunikasi Serba
Makna Serba Ada. Prenada Manyamsari, I. dan Mujiburrahmad.
Media Grup, Jakarta. 2014. Karakteristik petani
dan hubungannya dengan
Mardikanto, Totok. 2007. kompetensi petani lahan
Penyuluhan Pembangunan sempit (kasus : di Desa Sinar
Kehutanan. Pusat Penyuluhan Sari Kecamtan Dramaga Kab.
Kehutunan Republik Bogor Jawa Barat). J.
Indonesia. Jakarta. 352 Hal. Agrisep. 15 (2) : 58-74

Mardikanto, Totok. 2009. Narso, A. Saleh, P. S. Asngari dan P.


Penyuluhan Pembangunan Muljono. 2012. Persepsi
Kehutanan. Pusat Penyuluhan penyuluh pertanian lapang
Kehutunan Republik tentang perannya dalam
Indonesia. Jakarta. 352 Hal. penyuluhan pertanian padi di
Provinsi Banten. J.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Penyuluhan. 8 (1) : 92-102.
Pertanian, Edisi Ketiga,
LP3ES, Jakarta. 233 Hal. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian.
Ghalia. Jakarta. 210 Hal.
Muchtar, K. D. Susanto dan N.
Purnaningsih. 2015. Adopsi Pirngadi, K. 2009. Peran bahan
teknologi petani pada Sekolah organic dalam peningkatan
Lapangan Pengelolaan produksi padi berkelanjutan
Tanaman Terpadu (SL-PTT). mendukung ketahanan
J. Penyuluhan. 11 (2) : 176- pangan nasional. J.
185. Pengembangan Inovasi
Pertanian. 2 (1) : 48-64.
Mulyono, M. 2001. Pola
Pengembangan Penyuluhan Purwono dan H. Purnamawati. 2009.
Pertanian Berorientasi Budidaya 8 Jenis Tanaman
Agribisnis Pada Era Otonomi Pangan Unggul. Penebar
Daerah. 336 Hal. Swadaya, Jakarta.

Makarim, A.K. dan E. Suhartatik. Putra, I. G. S. A. 2012. Analisis


2006. Budidaya padi dengan ekonomi kegiatan penyuluhan
tentang penerapan system of kabupaten Merauke Papua). J.
rice intensification (SRI) di Pengkajian dan
tujuh Kabupaten Provinsi Pengembangan Teknologi
Bali : analisis SEM. J. Pertanian. 11(2) : 146-155.
Ekonomi Kuantitatif Terapan.
5 (2) : 125-133. Sadono, D. 2008. Pemberdayaan
petani : paradigm aru
Rahmanita, M. 2016. Peran penyuluh penyuluhan pertanian di
pertanian (PPL) sebagai Indonesia. J. Penyuluhan. 4
opinion leader dalam (1) : 65-74.
meningkatkan hasil tani
kelompok tani di Giri Rejo Sari, D. A. T. I. G. S. A.Putra dan I.
Kelurahan Lempake D. P. O. Suardi. 2017.
Samarinda. J. Ilmu Perilaku petani pada program
Komunikasi. 4 (2) : 460-472. pengembangan klaster padi
binaan Bank Indonesia (kasus
Restutiningsih, N. L. P. I. K. S. Subak Pulagan, Desa
Diarta dan I. W. Sudarta. Tampaksiring, Kecamatan
2016. Motivasi petani dalam Tampaksiring, Kabupaten
berusahatani hortikultura di Gianyar). J. Agribisnis dan
Desa Wisata Candikuning, Agrowisata. 6 (1) : 162-170.
Kecamatan Baturiti,
Kabupaten Tabanan. J. Sekar, I. M. dan D. Elviana . 2017.
Agribisnis dan Agrowisata. 5 Peranan penyuluh pertanian
(1) : 209-218. dalam peningkatan
pendapatan petani komoditas
Revikasari. 2010. Peranan Penyuluh padi di Kecamatan
Pertanian Dalam Tanjungselor Kabupaten
Pengembangan Gabungan Bulungan Kalimantan Utara.
Kelompok Tani (Gapoktan) J. Agriforestry. 16 (1) : 103-
Di Desa Tempuran, 108.
Kecamatan Paron,
Kabupaten Ngawi.Universitas Setyono, A. 2010. Perbaikan
Sebelas Maret. Padang. 130 teknologi pascapanen dalam
Hal. upaya menekan kehilangan
hasil panen padi. J.
Rouw, A. 2008. Analisis dampak Pengembangan Inovasi
keragaman curah hujan Pertanian. 3 (3) : 212-226.
terhadap kinerja produksi
padi sawah (studi kasus di
Smara, N. K. M. G., I. D. P. O. Supriyanti, A., Supriyanta dan
Suardi dan I. D. G. Agung. Kristamtini. 2015.
2017. Peranan penyuluh Karakteristik dua puluh padi
pertanian lapangan dalam (Oryza sativa L.) lokal di
pembuatan pupuk organic Daerah Istimewa Yogyakarta.
padat (kasus pada Kelompok J. Vegetalika. 4 (3) : 29-41.
Ternak Putra Kertha Santhi,
LIngkungan Kebon, Keluraan Soedijanto. 2001. Administrasi
Baler Bale Agung, Penyuluhan Pertanian. Pusat
Kecamatan Negara, Penerbitan Universitas
Kabupaten Jembrana). J. Terbuka, Jakarta. 225 Hal.
Agribisnis dan Agrowisata. 6
(1) : 11-20. Timbulus, M. V. G. Sondakh, M. L.
dan G. A. J. Rumagit. 2016.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Persepsi petani terhadap
Kuantitatif Kualitatif dan peran penyuluh pertanian di
R&D. Alfabeta, Bandung. Desa Rasi Kecamatan
Ratahan Kabupaten Minahasa
Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Tenggara. J. Soisal Ekonomi
Penelitian Bisnis dan Pertanian. 12 (2) : 19-40.
Ekonomi. PT. Pustaka Baru,
Yogyakarta. Utama, M. Z. H. 2015. Budidaya
Padi Lahan Marjinal : Kiat
Sumardjo. 2010. Model Meningkatkan Produksi Padi.
Pemberdayaan Masayarakat Andi Offset, Yogyakarta.
Dan Pengelolaan Konflik
Sosial Pada Perkebunan Van Den Ban. 2012. Penyuluhan
Kelapa Sawit Di Propinsi Pertanian. Kanisius,
Riau. Riau. 287 Hal. Yogyakarta.
Suparman. 2016. Pemupukan Padi
Sawah. Badan Pelaksana Winoto, Y. 2015. Penerapan teori
Penyuluhan Pertanian kredibilitas sumber (source of
Perikanan Kehutanan dan credibility) dalam penelitian-
Ketahanan, Blitar. penelitian layanan
perpustakaan. J. Komunikasi.
Suprapto, T. 2009. Pengantar Teori 5 (5) : 1-14.
dan Manajemen Komunikasi.
Media Pressindo, Wijianto, A. 2008. Hubungan antara
Yogyakarta. peranan penyuluh dengan
partisipasi anggota dalam
kegiatan kelompok tani di
Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali. J.
Agritek. 8 (2) : 1-9.

Yuhana, I. 2008. Dasar-Dasar


Komunikasi. IPB Press,
Bogor.

Yusuf, A. 2010. Teknologi Budidaya


Padi Sawah. BPTP, Sumatera
Utara.

Zubaidi, A. dan U. Rofiatin. 2011.


Penilaian petani terhadap
peranan penyuluh pertanian
sebagai agen perubahan di
Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. J. Sains. 11 (2) :
171-180.

Anda mungkin juga menyukai