DISUSUN OLEH:
Ayu Fasra Tursina Tari
NIM:1806103030004
Pendidikan Fisika
Misbahtul Isma
NIM:1806103030008
Pendidikan Fisika
RizkaErnita Sari
NIM:1806103020073
Pendidikan Matematika
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Sejarah Pengembangan Bidang Keilmuan (Menurut Bidang)
Dalam Peradaban Islam.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, para sahabat, keluarga dan umat islam yang menjadikan Rasulullah
sebagai teladan kehidupan.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti Pembelajaran Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam di Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala Tahun Akademik 2019. Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah berusaha keras
memberikan bimbingan dan bantuan dalam kesulitan yang kami hadapi dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi
maupun bentuk penulisannya karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami selaku
penyusun dan umumnya untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian tentang “ The Islamic Civilization” atau peradaban Islam tidak
bisa lepas dari peradaban Arab yang menjadi tempat lahirnya agama Islam.
Oleh karena itu, terkadang peradaban ini disebut dengan peradaban Arab,
karena pertama kali peradaban ini muncul di kalangan bangsa Arab,
sekalipun kemudian meluas dan dikembangkan oleh generasi Islam selain
bangsa Arab, baik melalui transfer ilmu, kesamaan tipologi dan standar,
maupun bahasa dan tulisannya. Selain itu, peradaban ini disebut peradaban
Arab karena sebagian tokoh terbesarnya seperti; Hunain ibn Ishaq, Yohana
ibn Masawih, Nabit ibn Qarrah dan Ali Abbas Al-Majusi mereka adalah orang-
orang Arab non-muslim.
Sedangkan penyebutannya sebagai peradaban Islam, karena ia sebagai
penggagasnya dan selamanya akan menjadi kekuatan yang
menggerakkannya dengan dengan ajaran-ajarannya. Di sisi lain, penyebutan
sebagai peradaban Islam ini dikarenakan sebagian tokohnya yang terbesar
adalah orang Islam non-Arab seperti; Ibnu Sina, Al-Biruni, Abu Bakar Al-Razi,
dan Al-Khawarizmi.
Terlepas dari perbedaan penyebutan tersebut, faktor utama dalam
sebuah peradaban besar adalah Ilmu pengetahuan. Sebagai faktor utama
dalam perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan mendapatkan
perhatian yang serius dalam Islam. Masa sebelum kedatangan Islam yang
disebut dengan Masa Jahiliyah, misalnya, merupakan argumentasi penting
bahwa Islam datang dengan membawa ilmu pengetahuan dan
meminimalisir kebodohan. Predikat “jahiliyah” bukan berarti bangsa Arab
sebelum Islam datang tidak memiliki peradaban dan mengenal peradaban-
peradaban lainnya. Beberapa abad sebelum Islam muncul, daerah Arab
telah mengenal peradaban lembah Nil, peradaban lembah Daljah dan Furat,
peradaban Syam, peradaban Yaman, peradaban Tunis, peradaban Bahrain,
peradaban Yunani, peradaban India dan peradaban Persia.
Ketika Islam datang sebagai agama dengan membawa benih-benih
peradaban yang besar dan secara terang-terangan menghimbau untuk
mempelajari ilmu dan menjadikannya sebagai jalan utama kehidupan, maka
para pecinta ilmu mulai mempelajari warisan peradaban yang telah ada
sebelumnya. Dalam lembaran sejarah peradaban Islam, kita bisa melihat
hubungan yang harmonis antara agama dan akal, selama lima abad, dimulai
dari abad kedelapan sampai abad ketiga belas masehi. Hal tersebut sangat
wajar terjadi, karena dalam Islam, akal sebenarnya mempunyai kedudukan
yang amat tinggi dan posisi penting dalam Islam.
Substansi Al-Qur’an sebagai sumber utama agama Islam juga menjadi
bukti bahwa Islam sangat mengapresiasi ilmu pengetahuan. Misalnya, dalam
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata Iqra’,
sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab, terambil dari akar kata yang
berarti menghimpun. Dari menghimpun, lahir aneka makna seperti
menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu,
dan membaca teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak
menjelaskan objek yang harus dibaca, karena Al-Qur’an menghendaki
umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam
arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Lebih lanjut, Shihab menyatakan
bahwa kata iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri
sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah maupun diri sendiri,
baik yang tertulis maupun tidak. Makna yang terkandung dalam kitab suci
ini sangat dipahami dan diaktualisasikan oleh umat Islam pada masa dahulu
sehingga banyak karya-karya besar yang dihasilkan oleh mereka.
Kemajuan yang dicapai Islam selama periode klasik telah membuat
berbagai bangsa tertarik untuk melihat dan mempelajari Islam. Kekaguman
atas Islam, misalnya dikemukakan oleh Abraham S. Halkin dalam bukunya
The Judeo-Islamic Ages and Ideas of The Jewish People. Halkin menyatakan
bahwa orang Arab adalah bangsa yang sadar dan berperilaku baik.
Sekalipun mereka para pemenang secara militer dan politik, mereka tidak
memandang peradaban negeri-negeri yang mereka taklukkan dengan sikap
menghina. Kekayaan budaya Syiria, Persia, dan Hindu mereka salin ke
bahasa Arab. Para khalifah, gubernur, dan tokoh-tokoh lain menyantuni para
sarjana yang melakukan tugas penerjemahan, sehingga kumpulan ilmu
pengetahuan non-Islam banyak ditemukan dalam bahasa Arab.
Namun dalam perkembanganya, perjalanan Islam terklasifikasi dalam
fase-fase fluktuatif; dari fase penciptaan pondasi, fase kejayaan, fase
desentralisasi, fase kemunduran, fase kemajuan material hingga fase
kebangkitan, di mana pada tiap fase memiliki karakteristik khas yang
membedakannya dengan fase peradaban lainnya.
B. Rumusan Masalah
Dengan berpedoman pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
pemakalah merumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa klasik.?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pertengahan?
3. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa modern?
C. Tujuan Penulisan
Setelah didapat rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan adalah :
1. Mengetahui bagaimana pengetahuan perkembangan ilmu pada masa klasik?
2. Mengetahui bagaimana pengetahuan perkembangan ilmu pada masa pertengahan?
3. Mengetahui bagaimana pengetahuan perkembangan ilmu pada masa modern?
BAB II
PEMBAHASAN
فيـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــذهب إىل املسجد مث يتوضأ ويـ ــصلي ويدعو حــىت يكـ ـ ـ ـ ـ ــشف ما حيجب به،إذا وجد شـ ـ ـ ـ ــيئا مشـكال
“Jika Ibnu Sina menemui kesulitan, ia pergi ke masjid kemudian berwudlu, shalat dan berdoa
hingga sesuatu yang menutupi kecerdasannya dapat tersingkap.”
Kelima, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam kerangka integral. Yakni ilmu agama
dan ilmu umum walaupun bentuk formalnya berbeda-beda, namun dalam hakikatnya sama,
yaitu sama-sama sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Dengan paradigma demikian, maka
tidak ada lagi perasaan yang merasa lebih unggul antara satu dengan lainnya. Ilmu-ilmu agama
berkaitan dengan pembinaan mental, moral dan ketahanan batin, sedangkan ilmu-ilmu umum
berkaitan dengan pembinaan fisik, intelektual dan ketrampilan.
BAB III
PENUTUP
Ilmu Pengetahuan merupakan aspek terpenting dalam perkembangan peradaban. Dalam Islam,
ilmu pengetahuan mendapatkan perhatian serius sebagaimana terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an
maupun hadis-hadis Nabi. Pemaknaan dan pemahaman terhadap kedua sumber itu yang menyebabkan
perbedaan generasi umat Islam dari awal hingga sekarang. Interptreasi itu pulalah yang menyebabkan
gairah inteletual dalam lembaran sejarah peradaban Islam mengalami fluktuasi.
Secara garis besar, perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam dibagi menjadi tiga
fase: 1) Periode Klasik (650-1250 M), di mana ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat pesat,
muncul karya-karya besar dan temuan-temuan sains yang belum pernah ada sebelumnya. 2) Periode
Pertengahan (1250-1800 M), gairah intelektual umat Islam terkikis dan sangat merosot. Tidak ada lagi
buah karya atau penemuan sains yang dihasilkan oleh ilmuwan muslim. Perhatian terhadap ilmu
pengetahuan sangat menurun. 3) Periode Modern (1800 M – Sekarang), umat Islam mulai menyadari
keterpurukan dan ketertinggalannya utamanya dalam bidang sains dan teknologi. Spirit ini melahirkan
beberapa model gerakan pembaharuan dalam interpretasi dan implementasi terhadap ajaran Islam. Secara
umum, ada empat model gerakan pembaharuan yang muncul; Wahabiyah, Modernisme, Westernisme dan
Sekularisme.
DAFTAR PUSTAKA
https://rahmahbm.wordpress.com/2013/07/31/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan-islam/
https://celotehfilsafat.com/2017/12/07/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan-islam/
https://islami.co/gerakan-ilmu-pengetahuan-dalam-sejarah-peradaban-islam/
http://ukonpurkonudin.blogspot.com/2011/10/sejarah-ilmu-pengetahuan-islam.html
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/makalah-pendidikan-islam-terhadap.html
https://paihandoyoseo.blogspot.com/2016/11/makalah-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html
https://ukhuwahislah.blogspot.com/2016/05/makalah-sejarah-dan-perkembangan-ilmu.html
https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-peradaban-islam-ilmu-pengetahuan
https://id.scribd.com/doc/15557172/SEJARAH-PERKEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-
ISLAM-KLASIK
http://belajarbersamamimi.blogspot.com/2015/06/perkembangan-ilmu-di-dunia-islam.html
https://ukhuwahislah.blogspot.com/2016/05/makalah-sejarah-dan-perkembangan-ilmu.html?m=1
Pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan:
1) Cara kita membatasi pengaruh dari pemikiran/budaya barat yaitu dengan memberikan pendidikan
islam di ruang lingkup sekolah maupun keluarga, karena hal itu sangat berpengaruh bagi kita agar
bisa membatasi pemikiran barat tersebut.
(dijawab oleh Nya’ Nadila Sabrina)
2) Nilai yang terkandung adalah nilai ilmu tauhid dan ketauhidan, karena nilai tersebut menjelaskan
bagaimana kita dengan tuhan kita dan juga nilai tersebut menjelaskan peranan agama islam dalam
peradaban. Jadi jika kita ingin mempertahankan perkembangan ilmu maka kita harus lebih
menguasai ilmu ketauhidan supaya kita dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Kemudian
nilai yang terkandung adalah at tawazun wal atsilah yaitu harus ada balance dan keseimbangan
dalam pengetahuan. Dan harus memiliki karakter al shibghoh al akhlaqiyah yakni dalam
kehidupan untuk mempertahankan perkembangan ilmu haruslah memiliki sikap yang baik sesuai
dengan syariat islam.
(dijawab oleh Ayu Fasra Tursina Tari)