Makalah Gizi
Makalah Gizi
MAKALAH
KETAHANAN PANGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi
yang dibimbing oleh :
Ir. Kelik Putranto, M.EP
Disusun oleh:
JURUSAN AGRIBISNIS
(Non Reguler)
FAKULTAS PERTANIAN
MA’SOME UNIVERSITY
BANDUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat kita petik dari makalah ini adalah kita dapat
mengetahui tentang ketahanan pangan, perkembangan produksi
pangan,ketersediaan dan tingkat konsumsi energi dan protein yang ada di
Indonesia. Sehingga dengan adanya ketahanan pangan ini, masyarakat dapat lebih
memahami hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam ketahanan pangan mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahu
n Energi (kkal/hr) Protein (g/hr)
2008 3.453 84.08
2009 3.214 88.91
2010 3.311 94.58
2011 3.944 89.74
2012 3.737 94.14
2013 3.881 99.35
2014 3.727 108.08
2015 3.914 111.08
2016 4.138 117.91
2017 4.271 124.31
2018 4.324 126.83
2019 4.413 126.34
Tahu
n Energi (kkal/hr) Protein (g/hr)
2008 2.038 57.49
2009 1.927 54.35
2010 1.926 55.01
2011 1.952 56.25
2012 1.853 53.15
2013 1.843 53.08
2014 1.861 53.91
2015 1.993 55.11
2016 2.037 56.67
2017 2.153 62.02
2018 2.147 62.19
2019 2.235 62.45
Badan Ketahanan Pangan Nasional menyatakan ketersediaan energi dan
protein perkapita selama periode 2008-2010 sudah melampaui angka kecukupan
gizi. Kepala badan Ketahanan Pangan Nasional Achmad Suryana mengatakan
ketersediaan energi mencapai 2.200 kalori sementara protein sebesar 57 gram.
Achamad mengatakan, pertumbuhan energy rata-rata mencapai 8,46% dan
protein 2.06%. Menurutnya, peningkatan ini terjadi karena ada peningkatan
produjsi dari komoditas beras, jagung, ubi kayu dan minyak sawit.
Bukan hanya itu. Achmad mengatakan, kemandirian pangan daerah di
desa juga meningkat. Sejak 2006 hingga 2010 lalu, program Daerah Mandiri
Pangan ini telah menghasilkan gerakan di 1.994 desa. "Evaluasi ini empat tahun
berdasarkan penilaian kami ini untuk tahap pengembangan dan ketahanan berjalan
baik," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (7/6).
BAB III
PENUTUPAN
3.1 kesimpulan
Istilah ketahanan pangan dalam kebijaksanaan dunia, pertama
kalidigunakan pada tahun 1971 oleh PBB, tetapi Inodonesia secara formal
barumengadopsi ketahanan pangan dalam kebijakan dan program pada tahun
1992,yang kemudian definisi ketahanan pangan pada undang-undang pangan no:7
ada pada tahun 1996.Ketahanan pangan merupakan basis utama dalam
mewujudkan ketahananekonomi, ketahanan nasional yang
berkelanjutan. Ketahanan pangan merupakansinergi dan interaksi utama dari
subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi,dimana dalam mencapai
ketahanan pangan dapat dilakukan alternatif pilihanapakah swasembada atau
kecukupan.
Dalam pencapaian swasembada perludifokuskan pada terwujudnya
ketahanan pangan.Dalam pengembangannya, teknologi pangan diharapkan
mampumemfasilitasi program pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, serta
dapatsecara efektif mendukung kebijakan strategi ketahanan pangan.
3.2 Saran
Adapun saran yang bisa di berikan adalah sebaiknya pemerintah lebih
memperhatikan masalah ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Karena masih
banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana cara atau strategi yang
baik guna menjaga ketahanan pangan mereka