Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOKIMIA

ENZIM

Disusun oleh :
Tamimah Sufi Widianti
K1A017054

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kapada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Puji Lestari, S.Si., M.Si selaku dosen
Biokimia yang telah membimbing kami, serta pihak lain yang ikut membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh Ibu Puji. Saya
menyadari bahwa, manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga dalam pembuatan makalah ini
yang masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca saya butuhkan untuk memperbaiki kesalahan dikemudian hari.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap orang
yang membacanya.

Purwokerto, 21 April 2019

Tamimah Sufi W.
NIM K1A017054

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Enzim..........................................................................................................................3
B. Sejarah Perkembangan Enzim.....................................................................................................3
C. Tata nama dan Klasifikasi Enzim................................................................................................4
D. Ciri-ciri Enzim...............................................................................................................................5
E. Sumber-sumber enzim..................................................................................................................5
F. Jenis-jenis Enzim...........................................................................................................................6
G. Struktur Enzim..........................................................................................................................8
H. Cara Kerja Enzim......................................................................................................................9
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi Enzim................................................................................10
J. Peranan Enzim dalam Kehidupan Sehari-hari.........................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unsur-unsur kimia yang ada dalam sel hidup pasti mengalami proses dan reaksi. Pada
setiap reaksi kimia organik dibutuhkan adanya katalisator untuk mempercepat reaksi kimia
tersebut. Enzim merupakan protein yang paling menonjol dan amat khusus, yaitu memiliki
aktivitas katalitik. Enzim memiliki aktivitas katalitik yang luar biasa yang biasanya jauh
lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifisitas enzim sangat tinggi terhadap substatnya,
sehingga enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi spesifik tanpa pembentukan produk
samping san molekul ini berfungsi di dalam larutan encer pada keadaan suhu dan pH normal
(Lehninger,1982).
Enzim bekerja dengan mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul
nutrient, reaksi yang menyimpan dan mengubah energy kimiawi, dan yang membuat
makromolekul sel dari precursor sederhana. Melalui aktivitasnya, sistem enzim terkoordinasi
dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas
metabolic yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjang kehidupan (Lehninger,1982).
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama, sangat penting
untuk menyadari bahwa enzim bukanlah benda hidup. Mereka benda mati, sama seperti
mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, mereka dibuat oleh sel hidup. Enzim adalah benda
tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup (Sutrisno, 2017)
Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan
bisa dikatakan bahwa enzim berperan penting dalam kelangsungan alam ini (Lehninger
1982).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian enzim ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan enzim ?

1
3. Bagaimana tata nama dan klasifikasi enzim ?
4. Apa saja ciri-ciri enzim ?
5. Darimana sajakah sumber-sumber dari enzim ?
6. Apa saja jenis-jenis enzim ?
7. Bagaimana struktur dari enzim ?
8. Bagaimana cara kerja enzim ?
9. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kerja enzim ?
10. Apa saja peranan enzim dalam kehidupan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari enzim.
2. Mengetahui sejarah perkembangan pengetahuan enzim.
3. Mengetahui tata nama dan klasifikasi enzim.
4. Memahami ciri-ciri dari enzim.
5. Mengetahui berbagai sumber enzim.
6. Mengetahui jenis-jenis enzim.
7. Memahami struktur dari enzim.
8. Mengetahui cara kerja enzim.
9. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi enzim.
10. Mengetahui peranan enzim dalam kehidupan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam suatu
reaksi kimia organic. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang dihasilkan tergantung pada suatu
kondisi/zat yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormone sebagai promoter (Boyer,2005)

Enzim adalah suatu biokatalisator yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir
reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuam enzim
memerlukan energy yang lebih rendah. Maka enzim juga dapat berfungsi untuk menurunkan
energy aktivasi (Boyer,2005). Enzim mengkatalisis suatu sintesis yaitu pembentukan senyawa
kompleks dari molekul sederhana, atau mengkatalisis degradasi yaitu molekul kompleks
dirombak menjadi unit yang sederhana dengan cara hidrolisis (Marks,2000).

B. Sejarah Perkembangan Enzim


Ilmu yang mempelajari enzim yang meliputi struktur, fungsi, sifat-sifat enzim serta
kinetika reaksi enzimatis disebut enzimologi (Sutrisno,2017). Banyak sejarah biokimia yang
merupakan sejarah dari penelitian enzim. Beberapa bentuk katalisis terjadi di dalam sistem
biologi pertama kali ditemukan pada awal tahun 1800 dari penelitian mengenai pencernaan
daging oleh sekresi lambung dan perubahan pati menjadi gula oleh air liur dan berbagai ekstrak
tumbuhan. Pada tahun 1850 Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi gula menjadi

3
alcohol oleh ragi yang dikatalisis “fermen”. Beliau mengemukakan bahwa fermen ini yang
kemudian dinamakan enzim (“di dalam ragi”) tidak dapat lagi dipisahkan dari struktur sel ragi
hidup. Kemudian pada tahun 1897 Eduard Buchner berhasil mengekstrak ke dalam larutan, suatu
bentuk aktif dari sel ragi yaitu serangkaian enzim yang mengkatalisis fermentasi gula menjadi
alcohol (Lehninger,1982).

Pada awal abad ke 20, Emil Fischer melakukan penelitian sistematik pertama mengenai
spesifisitas enzim. Penelitian lain mempelajari kinetika aktivitas enzim dan menyusun teori kerja
enzim. Pada tahun 1926, enzim dapat diisolasi dalam bentuk Kristal untuk pertama kalinya.
Enzim ini adalah urease yang diperoleh dari ekstrak kacang oleh James Sumner di Universitas
Cornell. Sumner menemukan bahhwa Kristal urease terdiri dari protein. Kemudian ada seorang
tokoh otoriter Jerman Richard Willstatter yang menekankan bahwa enzim adalah senyawa
berberat molekul rendah dan protein yang ditemukan pada Kristal urease hanyalah suatu
pencemar. Barulah pada tahun 1930 setelah John Northrop dan koleganya mengkristalkan pepsin
dan tripsin dan meneliti keduanya maka sifat protein enzim dapat diterima secara luas
(Lehninger,1982)

C. Tata nama dan Klasifikasi Enzim


Kebanyakan enzim diberi nama menurut reaksi yang dikatalisisnya. Biasanya akhiran
untuk nama enzim adalah –ase. Nama tersebut dapat bersifat umum dan merujuk pada suatu
kelas enzim yang mengkatalisis suatu tipe umum reaksi. Misalnya suatu polymerase adalah
enzim semberang yang mengkatalisis suatu reaksi polimerisasi (Fessenden, 1999)

Menurut Lehninger (1982) enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya,


substat yang dikatalisis, daya katalisisnya dan cara terbentuknya.

 Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya


1. Endoenzim : Enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel.
Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalam sel dan
untuk energy (STP) yang berguna untuk proses kehidupan sel misalnya proses
respirasi.
2. Eksoenzim : Enzim ekstraseluler yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel. Umumnya
berfungsi untuk mencerna substrat secara hidrolisis untuk dijadikan molekul yang
lebih sederhana

4
 Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisisnya
1. Oksidoreduktase : enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi yang merupakan
pemindahan electron, hydrogen atau oksigen.
2. Transferase : enzim yang mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain.
3. Hidrolase : enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis.
4. Lipase : enzim yang mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari suatu
molekul tanpa melalui proses hidrolisis.
5. Isomerase : enzim yang yang mengkatalisis reaksi isomerase
6. Ligase : enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat.
 Enzim lain dengan tata nama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya enzim
pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease. Permease
adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.
 Penggolongan enzim berdasarkan cara terbentuknya
1. Enzim konstitutif : enzim yang keberadaanya merupakan bagian dari susunan sel
normal sehingga umumnya selalu ada dalam jumlah yang tetap.
2. Enzim adaptif : enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat.

D. Ciri-ciri Enzim
Menurut Murray (2000) ciri-ciri dari enzim adalah sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah protein. Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal
dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh temperature.
2. Bekerja secara khusus. Artinya hanya untuk bekerja dalam suatu reaksi saja tidak dapat
digunakan dalam beberapa reaksi.
3. Dapat digunakan berulang kali. Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
berubah pada saat terjadi reaksi.
4. Rusak oleh panas. Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya bertahan
pada suhu 500C, rusaknya enzim oleh panas disebut dengan denaturasi.
5. Dapat bekerja bolak-balik. Artinya satu enzim dapat menguraikan satu senyawa menjadi
senyawa lain.

5
E. Sumber-sumber enzim
Beberapa sumber enzim disajikan dalam table berikut :

Enzim Sumber
α-amilase Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
β-glukonase Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Glucoamylase Aspergillus niger
Rhizopus sp
Glukosa isomerase Arthobacter sp
Bacillus sp
Lactase Kluyveromyces sp
Lipase Candida lipolytica
Pectinase Aspergillus sp
Penicilin acylase Eschericia coli
Protease, asam Aspergillus sp
Protease, alkali Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebsiela aerogenes

F. Jenis-jenis Enzim
Menurut Girindra (1993) berikut jenis-jenis enzim :
1. Rannet
Enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju yang terbuat dari bahan
dasar susu. Rennet merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu
pada saat proses pembuatan keju. Rennet berperan dalam menghidrolisis kasein.
2. Laktase

6
Enzim likosida hydrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa menjadi gula
penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa.
3. Katalase
Enzim yang diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau sumber microbial. Dan
digunakan untuk mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan molekul oksigen. Enzim
ini digunakan secara terbatas pada produksi keju.
4. Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan
memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan oleh karena adanya asam lemak
bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri engolahan susu
juga pada industri lainnya.
5. Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari
senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana (asam
amino). Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin danpapain sebagai
bahan pengempuk daging.
6. Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum (pati)
menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase dapat
digunakan dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup
glukosa.
7. Oksidoreduktase
Golongan enzim yang mengkatalisis pengambilan atom hidrogen dari suatu
senyawa baik dehidrogenase maupun oksidase.
8. Transferase
Enzim yang mengkatalisis reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa
kapada senyawa lain.
9. Hidrolase
Enzim yang berperan sebagai katalis pada reaksi hidrolisis, baik pemecahan ester,
glikosida dan peptide.
10. Liase

7
Enzim yang mekatalisis dalam reaksi pemisahan gugus dari suatu substrat (bukan
cara hidrolisis) atau sebaliknya.

11. Isomerase
Enzim yang bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler.
12. Ligase
Enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.

G. Struktur Enzim
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu dalam
ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa protein yang dapat mengatalisi
reaksi-reaksi kimia dalam sel da jaringan mahluk hidup. Dari hasil penelitian dapat di
simpulkan bahwa ENZIM adalah biokatalisator, yang artinya senyawa organik berupa
protein bermolekul besar yang dapat mempercepat jalannya reaksi-reaksi metabolisme tanpa
mengalami perubahan struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup
berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan
cairan pangkreas. Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga
pembentukannya akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang. Beberapa
enzim, seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri atas satu rantai polipeptida
disebut enzim monomerik. Enzim lain, seperti heksokinase, laktat dehidrogenase, endase dan
piruvat kinase yang terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida disebut enzim oligomerik.
Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh
pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau pengaruh penambahan asam,
basa dan pelarut organik tertentu. Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau
tidak dapat bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan
apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama
gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa
organik yang mengandung logam.

8
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut haloenzim, tapi
ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus
prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh
koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin).
Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama seperti
karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan
yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barier energi
aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup.
Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih lambat.

H. Cara Kerja Enzim


Dua teori mengenai cara kerja enzim yaitu :
1. Teori Kunci dan Gembok
Pada tahun 1890-an, Fischer mengajukan model kunci dan lubang kunci, yang
menyebabkan pengikatan substrat melalui pencocokan dari substrat komplementer dan
struktur tempat aktif.Selama bertahun-tahun teori ini terbukti berharga dalam penelitian
mengenai spesifisitas stereo dari reaksi enzimatik.
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis
substrat saja. Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok kunci dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai
lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
2. Teori Kecocokan Induksi
Suatu modifikasi dari model kunci dan lubang kunci yang diajukan oleh Daniel
Koshland menggambarkan suatu jenis hubungan tangan dalam sarung tangan antara
enzim dan substratnya, sebagai akibat suatu kecocokan yang timbul. Model cocok yang
ditimbulkan ( Induced Fit) merupakan interpretasi yang mempertimbangkan bahwa
tempat pengikatan dari suatu enzim bukan sebagai suatu struktur kaku, tetapi malah
sebagai sesuatu yang berubah dalam konfirmasi dengan terjadinya pengikatan substrat
untuk menghasilkan suatu kecocokan enzim-substrat yang tepat. Jadi, model Koshland
menggabungkan sifat dinamis ke dalam pengikatan substrat Sisi aktif enzim lebih

9
fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat. Ikatan antara enzim dan substrat dapat
berubah menyesuaikan dengan substrat. Inhibitor Merupakan zat yang dapat menghambat
kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi Enzim


Menurut Lehninger (1982) berikut faktor-faktor yang mempengaruhi enzim :
1. Suhu
Enzim dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400C. Pada
suhu 00C enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan enzim akan mulai aktif. Namum
pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya
protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.
2. Derajat Keasamaan (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral kecuali beberapa jenis enzim yang
bekerja pada suasana asam atau basa. Jika enzim yang bekerja optimum pada suasa netral
ditempatkan pada suasana basa atau asam, enzim tidak akan bekerja dengan baik bahkan
bisa rusak.
3. Inhibitor
Feed back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan. Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat yang dapat
mengurangi daya hambatnya karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikat

10
bagian aktif enzim. Pada inhibitor nonkompetisi pengaruhnya tidak dapat dihilangkan
dengan adanya penambahan substrat lain dimana inhibitor ini akan berikatan dengan
permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga
daya kerja inhibitor sangat tergantung pada konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor
terhadap enzim.
4. Konsentrasi Substrat
Jika jumlah substrat sedikit maka kecepatan enzim juga rendah begitupun
sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, maka kerja enzim juga cepat. Pada
keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak akan sampai menurun melainkan konstan.

J. Peranan Enzim dalam Kehidupan Sehari-hari


Menurut Girindra (1993) terdapat berbagai macam peranan atau fungsi dari enzim yakni :
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron atau pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H20).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hydrogen, electron atau penambahan oksigen
4. Hidrolisis yaitu reaksi penambahan H20 pada suatu molekul dan diikuti pemecahan
molekul pada ikatan yang ditambah H20.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2)
6. Dekarbolisasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugusan karbosil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
8. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana hampir semua
enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi
disebut substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam
mengkatalisis reaksi kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.
9. Fungsi Enzim Yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar sel makhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangan
efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.

11
BAB III

KESIMPULAN

Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai katalis yaitu untuk mempercepat
proses dan reaksi kimia yang sedang berlangsung. Enzim bekerja secara spesifik pada satu jenis
substrat. Namun, ada satu enzim yang dapat bekerja pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat
berguna untuk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaan enzim sangat
dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan di alam ini.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor
adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

12
DAFTAR PUSTAKA

Boyer, R., 2005, 2nd Edition, Concepts in Biochemistry, John Wiley & Sons, Inc., Canada.
Fessenden, dan Fessenden, 1999, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Girindra, A., 1993, Biokimia I, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Lehninger, A., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Erlangga, Jakarta.
Marks, D.B., Smith, C.M., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar, EGC, Jakarta.
Murray, R.K.,et all, 2000, Harper’s Biochemistry 25nd edtition, Appleton & Lange,
America.
Sutrisno, A., 2017, Teknologi Enzim, Universitas Brawijaya Press, Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai