Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep tuberculosis paru


1. Definisi
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh mycobakterium tuberculosis. Suatu bakteri

airob tahan asam yang menginfeksi melalui udara dengan cara

inhalasi partikel kecil, droplet tersebut keluar saat

berbicara,batuk,bersin dan tertawa(Yasman Deni,2017)

2. Penyebab

Penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri mycobakterium

tuberkulosis (zulkoni,2010). Mycobacterium tuberkulosis

merupakan sejenis kuman berbentuk batang (Sudoyo,2007).

3. Factor resiko tuberculosis

a. Orang yang melakukang kontak dengan pasien penerita

tubrculosisi

b. Orang yang merawat pasien dengan penyakit tubercolosis,

misalnya dokter atau perawat

c. Orang yang tinggal atau bekerja satu tempat dengan pasien,

misalnya tempat pengungsian atau klinik

d. Oranag yang tingal di wilayah yang kondisi kesehatannya

bururk
e. Pengguna alkohol atau obat terlarang

f. Pengidap HIV, diabetes melitus ( kincing manis), malnutrisi,

atau penyakit lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

4. Patofisiologi

Banyaknya kuman dalam paru-paru penderita menjadi

satu indikasi tercepat penularan penyakit tuberculosis ini

kepada seseorang. penyebaran kuman tuberculosis ini terjadi

diudara melalui dahak yang berupa droplet. Bagi penderita

tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat

terlihat langsung dengan microskop pada pemeriksanan

dahaknnya.hal ini tentunya sangat menular dan berbahaya bagi

lingkungan penderita.

Pada saat penderita batuk atau bersin,kuman

tuberkulosis paru dan BTA positif yang berbentuk

droplet/tetesan yang sangat kecil ini akan beterbangan diudara.

Droplet yang sangat kecil ini kemudian mengirim dengan cepat

dan menjadi droplet yang mengandung kuman tuberculosis.

Kuman ini dapat bertahan diudara selama beberapa jam

lamanya,sehingga cepat atau lambat droplet yang mengandung

unsur kuman tuberculosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila

droplet ini telah terhirup dan bersarang didalam paru-paru

seseorang, maka kuman ini akang membela diti atau


berkembang biak. Dari sinilah akan terjadi infeksi dari satu

penderita ke calon oenderita lain. (Naga,Shole S,2014)

5. Manifestasi klinis

a. Gejala respiratorik

1. Batuk

Gejala batuk timbul paling dini. Gejala ini penyakit

ditemukan. Batu terjadi karena adanya iritasi karena

bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-

produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk

kering (Non produktif) kemudian setelah timbul

peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum) ini

terjadi lebih dari 3 minggu. Keadaan yang lanjut adalah

darah (Hemoptoe) karena terdapat pembuluh darah yang

pecah.

2. Batuk darah

Darah yang di keluarkan dalam dahak bervariasi,

mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darah,

gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat

banyak, berat ringannya batuk darah tergantung dari

besar kecilnya pembuluh darah yang pecah

3. Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah

lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengah bagian dari

paru-paru. Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim

paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai

seperti efusi pleura, pneumothoraks,anemia

4. Nyeri dada

Nyeri dada pada tuberculosis paru termasuk nyeri

pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem

persarafan di pleura terkena.

b. Gejala sistemik

1. Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influenza.

Tapi kadang-kadang panas bahkan dapat mencapai 40-

41 . Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan tubuh

penderita dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis

yang masuk . Demam merupakan gejala yang sering

dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip

demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin

panjang serangannya sedang masa bebas serangan

makin pendek

2. Gejala sistemik lain


Gejala sistemik lain adalah keringat malam, anoreksia,

penurunan berat badan serta malaise (gejalamalaise

sering ditemukan berupa:tidak ada nafsu makan, sakit

kepala,meriang, dan nyeri otot)

(Wahid,2013).

6. Komplikasi

a. Hemotisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah)

Yang dapat mengakibatkan kematian karena syok

hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas

b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial

1) Bronkiektasis (peleburan bronkus setempat) dan

fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses

pemulihan atau reaktif) pada paru

2) Pneumotorik (adanya udara di dalam rongga

pleura) spontans: kolaps spontan karena

kerusakan jaringan paru

3) Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak,

tulang, persendian, ginjal

c. Infusiensi kardio pulmoner (Wahid 2013)

7. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

1) Pemeriksaan sputum
2) Tes tuberkulin/mantoux test

8. Penatalaksana

a) Penatalaksanaan farmakologi

1. Berikan obat isoniazid (INH), diberikan per oral dengan

dosis 300 mgper hari atau 900 mg satu,dua, atau 3 kali

per minggu

2. Berikan rimfampin (RMP) diberikan per oral dengan

dosis 600 mg per hari atau dua atau tiga kali per

minggu

3. Berikan pirazid

b) Penatalaksanaan non farmakologi

1. Dukungan kepatuhan terhadap regimen terapi

a. Jelaskan bahwa tuberculosis adalah penyakit

menular dan bahwa meminum obat adalah cara

paleng efektif dalam mencegah tranmisi

b. Jelaskan tentang medikasi, jadwal, dan efek

samping : pantau efek samping obat anti-TB

c. Intruksikan tentang risiko resistensi obat jika

regimen medikasi tidak dijalankan dengan ketat

d. Pantau tanda-tanda vital dengan sak sama dan

observasi lonjakan suhu atau perubahan status

klinis pasien (suddarth,2015)


2. Memberikan posisi semi fowler

3. Mengajarkan metode batuk efektif

4. Memberikan inhalasi tradisional dengan menghirup air

mendidih yang telah di tetesi minyak penghangat,

misalnya minyak kayu putih. Penguapan sederhana ini

berfungsi untuk melonggarkan saluran nafas

(Amalia,2017).

B. Konsep dasar keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabuang karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010)

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan(Depertemen Kesehatan RI,2014).

2. Tipe keluarga

Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga tradisional dan

nontradisional yaitu :

a. Keluarga tradisional
2) Keluarga inti (Nuclear Family): yaitu suatu rumah tangga

yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)

3) Keluarga besar (Extended Family): yaitu keluarga inti

ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan

darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman dan bibi.

4) Keluarga dyad (Dyadic Nuclear): yaitu suatu rumah tangga

yang terdiri dari suami, istri tanpa anak.

5) Single parent : yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak (kandung atau

angkat).

6) Single adult :yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

dari seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa

kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarried Treneege Mather : yaitu keluarga yang terdiri

dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan

tanpa nikah.

2) The Stepperarent Family : yaitu keluarga dengan orang tua

tiri.

3) Commune Family : yaitu beberapa pasangan keluarga

(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup

bersama-sama dalam satu rumah, sumber dan fasilitasa


yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak

bersama.

4) The non marital heterosexual kohibitan Family: yaitu

keluarga yang hidup dan berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan.

5) Gay and Lesbian Family : seseorang yang mempunyai

persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami/istri

(marrital partner) (Gusti,2013)

3. Struktur keluarga

Kelurga merupakan salah satu system interaksi emosional yang

diatur secara kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau nilai

yang menjadi dasar struktur atau organisasi kelurga. Namun

struktur keluarga tersebut memiliki ciri-ciri antara lain :

b. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudarah

dalam beberapa generasi, diaman hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

c. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudarah

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.


d. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Patri lokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami

f. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami sebagi dasar bagi pembinaan keluarga

dan beberapa sanak saudarah yang menjadi bagian keluarga

karena adanya hungan dengan suamai istri (Gusti, 2013)

4. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil dari struktur keluarga atau

sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat

beberapa fungsi keluarga sebagai berikut :

b. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam

memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota

keluarga

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan

pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma


yang diyakini anak, memberikan batasan perilku yang boleh

dan tidak boleh pada anak, menurunkan nilai-nilai budaya

keluarga.

d. Fungsi Perawatan Keluarga

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi

keluarga dalam melindung keamanan dan kesehatan seluruh

anggota keluarga sertamenjamin pemenuhan kebutuhan

perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara

memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali

kondisi sakit tiap anggota keluarga.

e. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga

seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui

keefektifan sumber dana keluarga.

f. Fungsi Biologis

Fungsi biologis, bukan hanya ditunjukan untuk

meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan

membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

g. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga

memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan

perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan


kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas

keluarga.

h. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka

pemberian pengetahuan, membentuk perilaku anak,

mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak

sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

5. Tahap dan tugas perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Achjar (2010) mempunyai

tugas perkembangan yang berbeda seperti:

1) Tahap I, Keluarga pemula atau Pasangan Baru (Beginning

Family)

Tugas perkembangan pemula antara lain membina

hubungan yang harmonis dan kepuasan bersama dengan

membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina

hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan

mempersiapkan diri menjadi orang tua

2) Tahap II, Keluarga dengan kelahiran anak pertama (Child

Bearing Family)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu

persiapan menjadi oang tua, membagi peran dan tanggung


jawab, menata ruang untuk anak atau mengembangkan

suasana rumah yang menyenangkan, mempersiapkan biaya

atau danachild bearing, memfasiltasi role learning anggota

keluarga, bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai

balita dan mengadakan kebiasaan keaagamaan secara rutin.

3) Tahap III, Keluarga dengan anak usia prasekolah (Families

With Preschool)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu

memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan

anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan

hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,

menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenal kultur

keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi

kebutuhan bermain anak.

4) Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (Families With

Children)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu

membeikan perhatian terhadap kegiatan sosial anak termasuk

didalamnya pendidikan dan semangat belajar,

mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan,

mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya


intelektual, menyediakan aktifitas untuk anank, dan

mengikutsertakan anak pada aktifitas komunitas.

5) Tahap V, keluarga dengan anak remaja (Families With

Teenagers)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali

hubungan perkawinan, memberikan perhatian, memberikan

kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan

komunikasi terbuka dua arah, dan menyeimbangkan perubahan

sistem peran serta peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

6) Tahap VI, keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

(Lounching Center Families)

Tugas perkembangan pada tahap VI yaitu memperluas

keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan

keintiman pasangan, membntu orang tua suami atau istri yang

sedang sakit dan memasuki masa tua, persiapan untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anak, menata kembali fasilitas

dan sumber daya yang ada pada keluarga, berperan sebagai

suami, istri, kakek, dan nenek, serta menciptakan lingkungan

rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

7) Tahap VII, keluarga usia pertengahan (Middle Age Families)


Tugas perkembangan keluarga tahap VII yaitu

mempertahankan kesehatan, mempunyai lebih banyak waktu

luang, memulihkan hubungan antara generasi muda dengan

generasi tua, meningkatkan keakraban dengan anak dan

keluarga/pasangan.

8) Tahap VIII, keluarga dengan usia lanjut

Tugas perkembangan keluarga tahap VIII yaitu

mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,

beradaptasi dengan perubahan kehilangan keluarga, pasangan,

teman, kekuatan fisik maupun pendapatan, mempertahankan

keakraban suami istri, mempertahankan hubungan anak dan

sosial masyarakat, melakukan life review, mempersiapkan

kematian (Harmoko, 2012)

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota

keluarga yang di binanya dengan meliputi data umum keluarga,

tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur

keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga dan fungsi

perawatan kesehatan.
a. Data umum keluarga, data yang perlu di kaji antara lain: nama

keluarga, type keluarga, suku bangsa, agama, status sosioal

ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga.

b. Data Tahap perkembangan keluarga, data yang perlu di kaji antara

lain: tahap perkembangan keluarga saat ini,tahap perkembangan

yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti.

c. Data Lingkungan keluarga, data yang perlu di kaji antara lain:

karakteritik rumah, karakteristik tetangga, mobilitas geografis

keluarga, perkumpulan dan interaksi keluarga dengan masyarakat,

sistem pendukung keluarga.

d. Data Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga: data yang harus di kaji adalah

bagaimana cara berkomunikasi antara anggota keluarga, apakah

komunikasi dalam keluarga berfungsi dengan baik atau tidak,

bagaimana cara penyampaian perasaan keluarga terhadap

komunikasi. Kemampuan kekuatan keluarga: data yang perlu di

kaji antara lain: siapa yang mengendalikan masalah jika terjadi

suatu masalah, siapa yang mengambil keputusan dalam

keluarga,.Struktur peran keluarga: data yang perlu dikaji antara

lain: apakah ada konflik yang terjadi pada setiap anggota keluarga

dalam perannya masing-masing, bagaimana perasaan anggota

keluarga terhadap perannya. Nilai atau norma keluarga: data yang


perlu di kaji antara lain: nilai-nilai yang di anut keluarga, bagaimana

pentingnya nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga,

bagaimana pentingnya nilai-nilai terhadap keluarga.

e. Data Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif Keluarga yang saling menyayangi dan peduli dan

memiliki dukungan terhadap anggota keluarga yang sakit TBC

akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya rasa

saling memiliki dan menghargai juga berpartisipasi dalam

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

2) Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi Fungsi keluarga

mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan

lingkungan, asalkan penderita tetap memperhatikan

kondisinya.Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat

mengurangi stress bagi penderita.

3) Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan

Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5

tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu

b) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

c) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat


d) Kemampuan keluarga Merawat anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan

e) Kemampuan keluarga Memodifikasi lingkungan yang sehat

f) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

4) Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk

berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

5) Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk mempertahankan

generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Dan juga tempat

mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya

: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak

sangat penting.

f. Data koping keluarga

Data yang perlu dilakukan pengkajian adalah stresor keluarga,

meliputi data tentang stresor yang dialami keluarga berkaitan

dengan ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga dapat

memastikan lama dan kekuatan stresor yang dialami, apakah

keluarga dapat mengatasi stresor dan ketegangan sehari-hari.

Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang


objektif dan realistis terhadap situasi yang menyebabkan stres.

Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh

dengan stres, strategi koping bagaimana yang diambil oleh

keluarga, apakah anggota keluarga mempunyai koping yang

berbeda-beda.

Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan analisis data.

Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan

masalah keperawatan yang terjadi. Penulisan analisis data dalam

bentuk tabel terdiri atas tiga kolom, yaitu :

1) pengelompokan data

Data yang dikelompokkan berdasarkan data subjektif

dan objektif.

2) kemungkinan penyebab (etiologi)

Pada kolom etiologi dituliskan kemungkinan

penyebabyang bersumber dari lima tugas kesehatan

keluaga.

3) masalah keperawatan.

Pada kolom masalah, dituliskan masalah keperawatan

yang dapat disimpulkan berdasarkan data yang tertulis

pada pengelompokan data. Masalah keperawatan yang

dituliskan diberikan inisial klien, dikarenakan dalam

keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga, sehingga


untuk memperjelas anggota keluarga mana yang

bermasalah maka perlu ditulis identitas klien.

2. Perumusan diagnose keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data

hasil pengkajian yanginterpretasi ini digunakan perawat untuk

membuat rencana, melakukan implementasi, dan evaluasi.

Pengertian lain dari diagnosis keperawatan adalah keputusan

klinik tentang semua respon individu, keluarga dan masyarakat

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar

seleksi intervensi keperawatanuntuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua

diagnosis keperawatan harus didukungoleh data. Data diartikan

sebagai definisi karakteristik. Definisi karakteristik dinamakan

”Tanda dan gejala”, Tanda adalah sesuatu yang dapat di

observasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.

Diagnosis keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan

tindakan keperawatan untuk mencapai hasil bagi perawat (Nanda,

2011)

Penulisan pernyataan diagnosis keperawatan pada umumnya

meliputi tiga komponen, yaitu komponen P (Problem), E (Etiologi),

dan S (Simptom atau dikenal dengan batasan karakteristik).

Pada penulisan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan


pernyataan problem saja tanpa etiologi dan simptom. Dengan

demikian, penulisan diagnosis keperawatan keluarga adalah

dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi.

Kategori diagnosis keperawatan keluarga :

a. Diagnosis keperawatan aktual

Diagnosis keperawatan ini menggambarkan respon

manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan

yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan

(SDKI, 2016)

b. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan

Diagnosis keperawatan keluarga ini diangkat ketika

kondisi klien dan keluarga sudah baik dan mengarah pada

kemajuan. Meskipun masih ditemukan data yang maladaptif,

tetapi klien dan keluarga sudah mempunyai motivasi untuk

memperbaiki kondisinya, maka diagnosis keperawatan

promosi kesehatan ini sudah bisa diangkat. Setiap label

diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiagaan

meningkatkan” (Nanda, 2010)

c. Diagnosis keperawatan risiko

Diagnosis keperawatan risiko, yaitu menggambarkan

respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses


kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan

individu, keluarga, dan komunitas (Nanda, 2011).

Diagnosa keperawatan berdasarkan defenisi dan

klasifikasi NANDA, Intervensi NIC dengan kriteia hasil NOC.

a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

b. Ketidak patuhan berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga merawat anggota keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan

tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan dengan

melibatkan anggota keluarga.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun

perencanaan keperawatan keluarga adalah berikut ini.

a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data

secara menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.

b. Rencana keperawatan harus realistik.

c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan

falsafah instansi kesehatan.

d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.


Perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosis adalah:

a. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan

Tujuan:

1) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

meningkati

Kriteria Hasil:

1) Perilaku sesuai anjuran verbalisasi minat dalam belajar

membaik

2) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

membaik

3) Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya

yang sesuai dengan topic membaik

4) Perilaku sesui dengan pengetahuan membaik

Intervensi :

Definisi

Mengajarkan pengelolaan factor resiko penyakit dan perilaku


hidup bersih serta sehat

Observasi

1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


2) Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

2) Jadwalkan pendidikan keshatan sesuai kesepakatan

3) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

1) Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

4. Implementasi

Implementasi yang merupakan dari proses keperawatan adalah

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan dalam teori,

implementasi dari rencana keperawatan mengikuti komponene

perencanaan dari proses perawatan, implementasi mungkin

dimulai secara langsung setelah pengkajian (Potter & Perry, 2011).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana ntara hasil

akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan (Poter & perry, 2011)

D. Konsep pendidikan kesehatan

1. Definisi pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah upaya yang dilakukan untuk

memberikan pengetahuan sebagai dasar perubahan perilaku yang

dapat meningkatkan status kesehatan individu, keluarga, kelompok,

maupun masyarakat melalui aktivitas belajar.

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan diberikan untuk membantu individu, keluarga,

dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku iindividu,

keluarga, serta masyarakat dari perilaku tidak ssehat menjadi sehat.

Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau dari perilaku

negative ke perilaku positif.

3. Metode pendidikan kesehatan

Menurut notoatmodjo (2007), metode pendidikan kesehatan yang

dapat diterpkan antara lain

a. Metode pendidikan individual


Dalam komunitas, metode ini digunakan untuk membina perilaku

baru, atau membina individu yang mulai tertarik kepada suatu

perubahan atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual

karna setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang

berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perubahan

perilaku baru tersebut.

b. Metode pendidikan kelompok

Pemilihan metode kelompok harus memperhatikan besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran.

Kelompok dalam metode ini dibagi menjadi dua yaitu :

1) Kelompok besar

Kelompok besar yang dimaksudkan apabila peserta lebih dari

15 orang. Metode yang sesuai untuk kelompok besar antara

lain :

a) Ceramah

Metode ceramah merupakan penyampaian pesan atau

informasi secara verbal atau lisan yang meliputi tanya

jawab, memberikan gambar dan contoh-contoh.

b) Seminar

Metode seminar hanya sesuai untuk sasaran kelompok

besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar

merupakan suatau penyajian ( presentasi ) dari suatu ahli


atau beberapa ahli tentang suatu topik dan dianggap

penting di masyarakat.

2) Kelompok kecil

Kelompok kecil yang dimaksudkan apabila peserta kurang dari

15 orang. Metode yang sesuai untuk kelompok kecil antara lain

a) Diskusi kelompok

Metode ini membutuhkan peran aktif dari peserta untuk

mengeluarkan pendapat berkaitan dengan informasi yang

dibahas.

b) Curah pendapat ( Brain Storming )

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Pada metode ini pemimpin diskusi memberikan pertanyaan

dan setiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan

( curah pendapat ). Tanggapan tersebut kemudian

ditampung dan dicatat dalam papan tulis atau flipchart.

Setelah semua peserta menyampaikan tanggapannya,

maka tiap peserta dapat mengomentari tanggapan-

tanggapan sebelumnya dan akhirnya terjadilah diskusi.

c) Role play

Metode ini melibatkan peran aktif peserta dengan

memainkan sebuah peran tertentu sesuai dengan topik


yang telah ditentukan dalam pendidikan kesehatan. Pesan-

pesan kesehatan dalam metode ini disampaikan melalui

peran-peran nyata yang diperagakan oleh peserta.

4. Proses pendidikan kesehatan

Prinsip pokok dalam pendidikan kesehatan adalah proses belajar

yang terdiri dari komponen input, proses, dan output.

a. Input

Menyangkut pada sasaran belajar yaitu individu, kelompok, serta

masyarakat dengan berbagai latar belakangnya.

b. Proses

Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Dalam proses terjadi

pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek

belajar, pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, teknik belajar,

alat bantu serta materi atau bahan yang dipelajari.

c. Output

Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau

perubahan perilaku dari subjek belajar.

Anda mungkin juga menyukai