Anda di halaman 1dari 8

Zootec Vol. 39 No.

2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

ANALISIS USAHA TERNAK BABI DI KECAMATAN SONDER KABUPATEN


MINAHASA

Marsel J. Sarajar, F. H. Elly *, E. Wantasen, S. J. K. Umboh

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK ABSTRACT
Ternak babi dikembangkan oleh
masyarakat di Kab Minahasa sebagai suatu ANALYSIS OF PIG FARMING IN
usaha yang menunjang perekonomian SONDERDISTRICTMINAHASA
peternak.Pengembangan usaha ternak babi REGENCY. Pigs are developed by the
di daerah ini dilakukan dalam rangka community in Minahasa Regency as a
untuk mendorong peningkatan konsumsi business that supports the livestock
protein hewani.Permsalahannya farmers' economy. The development of pig
pengembangan peternakan babi tidak farming in this area was carried out in
kontinyu dan belum diketahui faktor yang order to increase consumption of animal
mempengaruhi produksi ternak protein. The problem is that the
babi.Penelitian ini dilakukan dengan development of pig farms is not
tujuan untuk menganalisis faktor produksi continuous and there have not known
yang mempengaruhi produksi ternak babi factors that influence pork production.
di Kecamatan Sonder Kab This research was conducted with the aim
Minahasa.Metode penelitian yang of analyzing production factors that
digunakan adalah metode survey dengan influence the production of pig farming in
pengamatan langsung di lapangan.Sumber Sonder District, Minahasa Regency.
data yang dikumpulkan adalah data primer Survey method was used with direct
dan data sekunder.Sampel lokasi dan observation in the field. Sources of data
responden ditentukan dengan collected are primary and secondary data.
menggunakan metode Cluster Random Location samples and respondents were
Sampling adalah pengambilan sampel determined by using of Cluster Random
secara acak berkelompok, bukan terhadap Sampling metho. Data analysis was
subjek secara individual.Analisis data yang conducted by useing descriptive analysis.
digunakan adalah analisis deskriptif.Hasil The results showed that pigs were sold in
penelitian menunjukkan bahwa ternak babi the form of seeds (starter period pigs) and
dijual dalam bentuk ternak bibit dan pork per kg. The price of seeds is Rp.
daging per kg.Harga bibit babi Rp 900,000 per head and the price of pork is
900.000/ekor dan harga daging Rp Rp. 60,000 per kg. Based on the study
60.000/kg. Berdasarkan hasil penelitian results showed that the factors such as
menunjukkan bahwa faktor pakan, tenaga feed, labor and cage simultaneously had a
kerja dan luas kandang secara bersama significant effect on pig production.
sama berpengaruh nyata terhadap produksi
babi. Keywords: Pigs, cages, labor, feed

Kata Kunci :Ternak Babi, kandang, tenaga PENDAHULUAN


kerja, pakan
*Korespondensi (corresponding author) Pembangunan ekonomi perlu
Email : femi_elly@yahoo.co.id didasarkan pada keunggulan yang dimiliki
suatu daerah, termasuk di Propinsi

276
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Sulawesi Utara yang perlu dicapai dengan protein hewani.Peran ternak babi sebagai
menggunakan pendekatan potensi yang penyedia bahan protein tinggi dalam
dimiliki setiap daerah (Mangun, bentuk daging tidak diragukan lagi dan
2007).Babi merupakan salah satu komoditi kenyataan ini telah berlangsung sejak
ternak yang memiliki potensi besar untuk lama.Permintaan terhadap daging terus
dikembangkan karena memiliki meningkat, sehingga apabila tidak
keunggulan tersendiri, antara lain laju diimbangi dengan peningkatan produksi
pertumbuhannya yang cepat dan maka impor daging babi dapat terjadi
permintaan terhadap daging babi yang (Aritonang dan Lerbin,
diperoleh cukup tinggi, yaitu sekitar satu 2005).Permsalahannya pengembangan
juta kilo per tahun(Direktorat Jendral, peternakan babi tidak kontinyu dan belum
Peternakan. 2013). diketahui faktor-faktor yang
Usaha beternak babi mempunyai mempengaruhi produksi ternak
dua tujuan yaitu untuk menghasilkan babi.Penelitian ini dilakukan dengan
daging dan untuk memperoleh keuntungan tujuan untuk menganalisis faktor produksi
maksimum. Usaha ternak babi diusahakan yang mempengaruhi produksi ternak babi
petani sebagai sumber pendapatan mereka di Kecamatan Sonder Kabupaten
(Kojo at al, 2014).Produksi maksimal Minahasa.
tergantung pakan, penyakit dan METODOLOGI PENELITIAN
manajemen yang diterapkan (Tilman at Penelitian ini dilaksanakan di
al,1986).Faktor-faktor tersebut berdampak Kecamatan SonderKabupaten Minahasa,
terhadap peningkatan pendapatan pada bulan September sampai November
petani.Usaha peternakan babi dapat 2018.Data yang digunakan dalam
memberikan keuntungan yang maksimum penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu
apabila petani memperhatikan alokasi data cross section dan time series. Sumber
penggunaan faktor produksi disamping data adalah data primer dan data
manajemen yang baik. sekunder.Data primer diperoleh dari hasil
Ternak babi dikembangkan oleh wawancara dengan petani peternak babi di
masyarakat di Kabupaten Minahasa Kecamatan Sonder.Data sekunder
sebagai suatu usaha yang menunjang diperoleh dari studi literatur dari berbagai
perekonomian petani buku maupun jurnal ilmiah dan instansi
peternak.Pengembangan usaha ternak babi yang terkait dengan penelitian ini.Sampel
di daerah ini dilakukan dalam rangka lokasi ditentukan dengan menggunakan
untuk mendorong peningkatan konsumsi metode purposive sampling. Desa
277
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Talikuran, Talikuran Satu, Tounelet Satu, 46-55 sekitar 3 atau 10%. Umur sangat
Kauneran dan Kauneran Satu dipilih mempengaruhi produktifitas tenaga
berdasarkan pertimbangan bahwa kelima kerja.Menurut beberapa hasil penelitian
desa tersebut memiliki populasi ternak bahwa tingkat umur produktif berkisar
babi terbanyak. Responden ditentukan pada 15-64 tahun.Hasil penelitian
dengan menggunakan metode cluster Suranjaya et al. (2017) menunjukkan
random sampling. Pertama populasi petani sebagian besar responden berumur 20-55
peternak babi dikelompok berdasarkan tahun dan dikategorikan umur
tujuan usaha ternak babi yaitu untuk produktif.Umur mempengaruhi seseorang
pembibitan dan penggemukan.Kemudian dalam hal keterampilan dan pengalaman
berdasarkan populasi petani peternak babi serta penyerapan teknologi dalam
sesuai dengan tujuan usaha, responden mengembangkan usaha taninya.
diambil secara acak (Simple Random Pendidikan merupakan salah satu
Sampling).Analisis data yang digunakan sarana penunjang dalam pembangunan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi baik dalam sektor pertanian termasuk
berganda dengan pendekatan peternakan, sektor industri dan
ekonometrika menggunakan software SAS jasa.Tingkat pendidikan responden juga
versi 9.4. merupakan salah satu karakteristik yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mempengaruhi keberhasilan usaha
Usaha ternak babi sudah lama peternakan babi.Pendidikan mempunyai
dikenal dan dikembangkan oleh pengaruh bagi petani dalam mengadopsi
masyarakat pedesaan.Jenis bangsa babi teknologi dan keterampilan manajemen
yang sering dikembangkan oleh petani dalam mengelola usahanya. Pendidikan
peternak adalah jenis babi Landrace dan dari seseorang berpengaruh terhadap cara
babi Duroc (Nuryasa, 2015). berpikir sehingga mereka dapat
Keberhasilan usaha ternak babi memperhitungkan pekerjaan yang
tergantung pada karakteristik petani menguntungkan dan merugikan.Hasil
diantaranya umur, pendidikan, lama usaha penelitian menunjukkan bahwa tingkat
dan pekerjaan utama dari petani.Hasil pendidikan responden mulai dari yang
penelitian menunjukkan umur responden tertinggi, tamatan peguruan tinggi dan
sebagian besar dikategorikan umur yang terendah tamatan sekolah dasar.Data
produktif. Petani berumur 36-45sekitar 20 hasil penelitian menunjukkan bahwa
orang atau 66,6%, kisaran umur 26-35 distribusi tingkat pendidikan responden
sekitar 5 orang atau 16,6%, kisaran umur terbanyak adalah SMA/SMK yaitu
278
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

sebanyak 18 orang (60%). Distribusi tahun.Responden sebanyak 18 orang


tingkat pendidikan SMP 8 orang (26%), (60%) memiliki pengalaman berusaha
SD 3 orang (10%) dan Perguruan Tinggi antara 1-10 tahun, 8 responden (26,66%)
satu orang (3,3%).Latar belakang sekitar 11-20 tahun, 2 responden (6,67%)
pendidikan formal merupakan salah satu sekitar 21-30 tahun dan 2responden
faktor penunjang untuk memahami pola (6,67%) di atas 31 tahun.Hasil penelitian
pengembangan dan manajemen usaha Suranjaya et al. (2017) bahwa 92%
peternakan babi (Suranjaya et al., 2017). responden memiliki pengalaman beternak
Salah satu indikator pada tingkat lebih dari 5 tahun.
sosial rumahtangga petani peternak adalah Faktor produksi yang digunakan
pekerjaan.Sebagian petani peternak babi petani peternak babi dalam
bekerja sebagai petani dan sebagian mengembangkan usahanya diantaranya
berusaha di luar bidang kandang, tenaga kerja dan
usahatani.Pekerjaan responden sesuai pakan.Perubahan faktor produksi tersebut
dengan hasil penelitian adalah ; petani, berpengaruh terhadap produksi ternak
peternak, PNS, supir, dagang, dan babi.Peningkatan produksi ternak babi
wiraswasta. Pekerjaan terbanyak dari 30 perlu mendapat perhatian penting dari
responden adalah wiraswasta 13 responden berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena
(43,3%), petani 8 responden usaha ternak babi di wilayah penelitian
(26,6%),peternak 4 responden memiliki potensi pasar yang sangat
(13,3%),dagang 3 responden (10%), supir menggembirakan.Ternak babi dalam hal
1 responden (3,3%), dan PNS 1 responden ini memiliki sifat-sifat dan kemampuan
(3,3%). yang menguntungkan (Gobai et al., 2013),
Pengalaman juga sebagai salah satu dan sebagai salah satu usaha yang
faktor yang menentukan keberhasilan potensial untuk dikembangkan (Aku et al,
suatu usahatani.Faktor pengalaman sangat 2013).Ternak babi dan atau produk
ditentukan oleh lamanya usaha dari olahannya cukup potensial sebagai
responden dalam menjalankan usaha komoditas ekspor nasional (Kementerian
peternakan babi.Pengalaman beternak Pertanian, 2012), danpasarnya masih
adalah lamanya seseorang berkecimpung terbuka lebar ke berbagai Negara seperti
dalam usaha ternak itu (Suranjaya et al, Singapura dan Hongkong. Keunggulan
2017).Berdasarkan hasil penelitian bahwa ternak babi lainnya adalah volume
lamanya responden dalam mengelola impornya dapat dikatakan nol
usaha ternak babi berkisar antara 1- 40 (Kementerian Pertanian, 2012)
279
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Kandang merupakan hal yang mencampur pakan ternak, membersihkan


sangat penting dalam menujang kandang, memandikan ternak babi, dan
keberhasilan usaha peternakan babi memberi pakan.Waktu yang digunakan
(Sinaga dan Martin, 2010).Kandang adalah2-3 jam/hari.Upah pekerja yang
merupakan tempat menampung ternak berlaku secara umum adalah sewa pejantan
babi yang dibuat di sekitar rumah (Mengu Rp.150.000 sampai bunting, untuk
et al. 2017).Kandang dalam penelitian ini menjaga babi yang sedang beranak
dibagi dua macam yakni kandang induk Rp.500.000 per dua minggu.Upah
dan kandang starter.Hasil penelitian pemelihara ternak babi yang berlaku di
menunjukkan bahwa sebagian petani wilayah penelitian adalah Rp.1.000.000-
peternak di Kecamatan Sonder 2.000.000/bulan.
menyewakan kandangnya kepada petani Pakan adalah salah satu faktor
peternak lainnya. Indikasinya sebagian penting dalam usaha ternak babi
petani peternak babi sebagai responden (Hardyastuti, 2011).Periode penggemukan
tidak membangun kandang tetapi ternak babi membutuhkan komposisi
menyewa kandang dari petani peternak pakan yang berkualitas baik yang
yang lain. Kandang babi induk disewa mengandung energi, protein, mineral,
dengan harga Rp 700.000/tahun dan vitamin dan air (Sinaga dan Martin,
kandang fase starter Rp1.000.000/tahun. 2010).Hasil penelitian menunjukkanbahwa
Kandang babi induk berukuran 2,5x3 m, pakan yang digunakan terdiri atas rata-rata
kandang starter ukurannya 4x5 m untuk 10 jagung 0,80 kg, konsentrat 0,44 kg, dedak
ekor dan 3x8 m untuk 20 ekor. Peralatan 0,19 kg, mineral 0,009 kg dan butiran 0,33
yang digunakanumumnya terdiri dari kg. Pemberian pakan kepada ternak babi
sekop, ember, sapu, selang air dan kabel sesuai hasil penelitian dilakukan 2 kali
listrik. dalam sehari.Pemberian sesuai hasil
Penggunaan tenaga kerja penelitian Mengu et al. (2017). Menurut
merupakan alokasi tenaga kerja keluarga Santa dan Wantasen (2018) harga pakan
yang digunakan dalam proses produksi berpengaruh nyata terhadap produksi.
usaha ternak babi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak
babi secara rutin setiap hari dikerjakan
peternak itu sendiri.Hal ini sesuai dengan
penelitian Mengu et al. (2017).Alokasi
tenaga kerja petani peternak meliputi
280
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 1.Hasil Estimasi Persamaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ternak Babi

Variabel Parameter Nilai Pr > (t)


Estimasi t-hit
Intercept -179.152
LKB 9.743370 1.07 0.2936
TKB 76.20979 2.09 0.0467**
PKN 1.078108 2.43 0.0222**
**Signifikan pada ∝ 0.05 (P<0.05
Variabel-variabel yang (TKB) maka produksi babi berkurang
mempengaruhi produksi ternak babi sebesar 179,152 Kg. Kondisi ini
diantaranya variabel luas kandang babi menunjukkan bahwa pengembangan
(LKB), pakan (PKN) dan tenaga kerja ternak babi dilakukan dengan
bapak (TKB).Pengaruh faktor-faktor menggunakan faktor produksi berupa
produksi terhadap produksi babi dianalisis kandang, tenaga kerja dan pakan.
dengan menggunakan analisis regresi Nilai koefisien regresi variabel luas
linear berganda. Hasil analisis dengan kandang (LKB) sebesar 9.743370 Kg,
menggunakan software program SAS 9,4 artinya bila luas kandang bertambah 1m2
dinyatakan seperti pada Tabel 1 maka produksi babi naik sebesar 9.74Kg,
Data estimasi pada Tabel 1 ceteris paribus. Nilai Koefisien dari
kemudian dirumuskan dalam bentuk variabel tenaga kerja bapak (TKB) sebesar
persamaan regresi.Persamaan regresi 76.20979, artinya bila tenaga kerja bapak
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (TKB) bertambah 1 HOK maka produksi
ternak babi dinyatakan seperti pada babi naik sebessar 76.21Kg, ceteris
persamaan (1). paribus.Nilai Koefisien dari variabel
PBB= -179.152+9.743370LKB + pakan (PKN) sebesar 1.078108, artinya
1.078108PKN+76.20979TKB …(1) bila pakan (PKN) bertambah 1 Kg maka
Keterangan : PBB= Produksi Ternak Babi produksi babi naik sebessar 1.07Kg,
LKN= Kandang (M2)
ceteris paribus.
PKN= Pakan (Kg)
TKB= Tenaga Kerja bapak (HOK) Hasil analisis uji F menunjukkan
Berdasarkan Persamaan (1) bahwa faktor-faktor produksi luas kandang
menunjukkan bahwa nilai intersep sebesar (LKB), pakan (PKN) dan tenaga kerja

-179.152, artinya tanpa perubahan bapak (TKB) secara besama-sama


penggunaan input kandang babi (LKB), berpengaruh nyata terhadap produksi sapi
pakan (PKN) dan tenaga kerja bapak pada tingkat kepercayaan 95% (P<0,05)

281
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Nilai koefisien determinasi (R2) Signifikansi variabel pakan (PKN)


sebesar 0.48748, artinya naik turunya terhadap produksi babi menunjukkan
produksi babi sebesar 48.75% dipengaruhi bahwa pakan menentukan perubahan
oleh naik turunnya variabel luas kandang produksi ternak babi. Sesuai hasil
(LKB), pakan (PKN), dan tenaga kerja penelitian Hardyastuti (2011) bahwa biaya
bapak (TKB), sisanya 51.15 % pakan dalam usaha ternak babi berkisar
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak antara 70-80 % dari total biaya produksi.
dimasukkan dalam model analisis. Petani peternak perlu menggunakan bahan
Variabel lain tersebut diantaranya pakan yang murah. Hal ini karena menurut
manajemen usaha ternak babi dan faktor Ariana et al (2014) bahwa pemanfaatan
sosial ekonomi petani peternak. bahan pakan murah pada level yang tepat
Hasil analisis uji t pada akan memberikan keuntungan ekonomi.
menunjukkan bahwa pengujian secara KESIMPULAN
parsial terhadap variabel luas kandang Faktor-faktor produksi pakan,
(LKB) bepengaruh tidak nyata (non tenaga kerja dan luas kandangsecara
signifikan) terhdap produksi babi bersama-sama berpengaruh nyata terhadap
(P>0.10).Kondisi ini menunjukkan produksi babi.
perubahan luas kandang pengaruhnya kecil
terhadap perubahan produksi ternak babi. DAFTAR PUSTAKA
Pengujian secara parsial terhadap
Aku, A.S., T. Saili dan Amiruddin. 2013.
variabel tenaga kerja bapak (TKB) Sebaran, struktur populasi dan
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap kinerja reproduksi babi lokal di
Kecamatan Tinangge Kabupaten
produksi babi (P<0.05).Signifikansi Konawe Selatan. Agriplus, Jurnal.
variabel tenaga kerja bapak (TKB) 23 (03) :188-192.
Ariana, I.N.T., A.W. Puger., A.A. Oka dan
terhadap produksi babi menunjukkan N.I.P. Sriyani. 2014. Analisis
bahwa alokasi tenaga kerja keluarga petani ekonomi usaha ternak babi dengan
pemberian sekam padi dalam
peternak babi menentukan perubahan ransum yang mengandung limbah
produksi ternak babi.Menurut hasil hotel. Jurnal Ilmiah Peternakan 17
(2) : 71-74.
penelitian Coulibaly (2009), rata-rata jam Aritonang, R.dan R. Lerbin.2005,
kerja tenaga kerja di peternakan babi Kepuasan Pelanggan, Pengukuran
dan Penganalisaan Dengan SPSS,
adalah 0,29 jam per ekor ternak babi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Pengujian secara parsial terhadap Utama.
Coulibaly, A. L. 2009. Hog production
variabel pakan (PKN) berpengaruh nyata costs-what is needed to stay
terhadap produksi babi (P<0.05).
282
Zootec Vol. 39 No. 2 : 276 -283 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

competitive?. Advances in Pork Sinaga S, dan S. Martini. 2010. Pemberian


Production (20) : 97-106. berbagai dosis curcuminoid pada
Direktorat Jendral Peternakan. 2013. ransum babi periode starter dan
Statistik Peternakan dan efisiensi ransum. Jurnal Ilmu
Kesehatanhewan. Livestock And Ternak. 1(10): 95-101.
Animal Health Statistic 2013. Suranjaya, I.G., M. Dewantari., I.K.W.
Jakarta. Direktorat Jendral Parimartha dan I.W. Sukanata.
Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Profile usaha peternakan
Kementrian Pertanian Indonesia babi skala kecil di Desa Puhu
Gobai, F., Hartoko dan Rachmawati. 2013. Kecamatan Payangan Kabupaten
Hubungan antara periode beranak Gianyar. Majalah Ilmiah
dengan litter size dan bobot lahir Peternakan 20 (2) : 79-83.
anak babi di perusahaan peternak Tilman, A. D. H., Hartadi, S.
babi, Kemangkon Purbalingga. Reksohadipiojo, R.
Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (3): Prawirokusomo, S,
1114-1119. Lepdosoekodjo. 1986. Ilmu
Hardyastuti, S. 2011. Kajian Biaya Makanan Ternak Dasar. Fakultas
Produksi pada usaha peternakan Peternakan UGM Yogyakarta.
babi. Jurnal Sosek Peternakan
Unibraw Malang.12(1) : 136-143
Kementerian Pertanian. 2012. Pedoman
Pelaksanaan Penataan Usaha
Budidaya Babi Ramah
Lingkungan. Departemen
Pertanian, Jakarta.
Kojo R.E, V.V.J Panelewen, M.A.V
Manese, N Santa . 2014. Efisiens
penggunaan input pakan dan
keuntungan pada usaha ternak babi
di Kecamatan Tateran Kabupaten
Minahasa Selatan. Fakultas
Peternakan Universitas Sam
Ratulangi Manado.Jurnal Zootek.
34(1): 62-74
Mangun, N. 2007. Analisi Potensi
Ekonomi Kabupaten dan Kota di
Sulawesi Tengah. Pascasarjana
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mengu, Y.S., V.R. Lole dan S.S. Niron.
2017. Kinerja produksi dan
ekonomi usaha penggemukan
ternak babi program
pengembangan usaha agribisnis
pedesaan (PUAP) di Kecamatan
Adonara Timur. Jurnal Nukleus
Peternakan 4 (1) : 71-82.
Nuryasa. 2015. Ayo beternak babi. Jurnal
Bakti Saraswati. 4 : 118-126

283

Anda mungkin juga menyukai