KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIR................................................................................................3
TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL MARTHA E. ROGERS.........................................3
PANDANGAN MARTHA ROGER TERHADAP KONSEP DASAR KEPERAWATAN. 8
APLIKASI KEPERAWATAN MARTHA ROGER..............................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
KESIMPULAN........................................................................................................................11
SARAN.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Childbearing
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah
berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar
masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis
dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh
bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang
mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai
konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga
memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan
seperti salah satunya pada tahap perkembangan keluarga childbearing. Periode childbearing
adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus
beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu
bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi
dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada
fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu
dan bayi. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan
tumbuh kembang keluarga child bearing.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Umum
2. Khusus
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskriptf
idan menggunakan pendekatan teknik studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari teori dan
membaca literatur yang berhubungan dengan judul makalah.
Dalam menyusun makalah ini penulis membatasi ruang lingkup penulisannya, yaitu asuhan
keperawatan keluarga khususnya pada keluaga pada tahap childbearing.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB III : Aplikasi asuhan keperawatan keluarga dengan tahap tumbuh kembang
childbearing
DAFTAR PUSAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986,
dalam Setiawati, 2008 : hal 67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan yang
lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal 68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena
adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.
b. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, :
hal 70 - 71)
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau kedduanya dapat bekerja
diluar rumah.
b. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu bekerja
diluar rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat
tinggal dirumah atau diluar rumah.
g. Dual cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
j. Three Generation
k. Institusional
l. Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan keluarga dan
tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
o. Cohibing Couple
c. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk,
2011 : hal 69)
a. Terorganisasi
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)
a. Keluarga tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
b) Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c) Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai keluarga
sebagai konsekuensi perceraian.
d) Keluarga gay.
e) Keluarga lesbi.
f) Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami dengan anak-
anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman
yang sama.
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakn , sepupu, paman, bibi
dsb.
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family)
e. Keluarga berkomposisi
f. Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
d. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang mkerupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin,
belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami
dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi
perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus
perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang
memandang keluarga sebagai suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa
tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka
perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan
menganalisa perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga
selama siklus kehidupan mereka.
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil,
misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan
fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran
dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing.
Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan
yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan
karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi
ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah
mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta
bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan
keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam
buku Mubarak, dkk : 87-88).
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku
“ilmu keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga).
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain
(Mubarak, dkk : 88) :
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
e. Interaksi keluarga,
a. Tahap Pengkajian
a) Data umum
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga.
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan prioritas
masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk, 2011,hal 106)
e. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta: Trans
Info Media