A. Pelaksanaan Penelitian
Proses pembelajaran dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dengan dua
ini menggunakan dua siklus yang terdiri dari delapan pertemuan dengan rincian
enam kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk
kelas untuk memimpin doa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Pada
akan dipelajari pada pertemuan ini di papan tulis, yaitu aturan sinus. Selanjutnya,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat
menemukan aturan sinus pada segitiga lancip dan segitiga tumpul serta siswa
dapat menggunakan aturan sinus untuk menentukan unsur suatu segitiga apabila
membahas tentang aturan sinus pada segitiga. Aturan sinus pada segitiga sangat
penting untuk dipelajari. Dengan adanya aturan sinus, kita dapat menentukan
besar suatu sudut atau panjang sisi pada segitiga sebarang tanpa melakukan
bentuk-bentuk yang unik dan proporsional. Bayangkan jika seorang arsitek salah
dalam menentukan komposisi besarnya sudut dengan panjang sisi bagian atap
bentuk yang indah? Atau dapatkan bangunan itu digunakan?, tentu tidak, bukan.
a
Beberapa orang siswa menjawab secara bersamaan bahwa sinus sudut A adalah
c
diantara kalian yang bisa membuat garis tinggi dari segitiga KLM?”. Karena tidak
ada siswa yang mengangkat tangan, guru kembali mengajukan pertanyaan ”Masih
ingatkah kamu tentang definisi garis tinggi pada segitiga?”. Siswa tidak
34
dari garis tinggi pada segitiga. Guru meminta salah satu siswa untuk membuat
garis tinggi pada segitiga KLM. Selanjutnya guru menyebutkan bahwa materi
tersebut adalah materi prasyarat yang akan digunakan untuk menemukan aturan
Pada kegiatan inti, guru memberikan informasi awal tentang aturan sinus.
Guru mengatakan bahwa dalam aturan sinus, akan terlihat hubungan antara besar
sudut dengan panjang sisi dihadapan sudut dalam segitiga sebarang. Pembelajaran
Pada saat guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang
siswa tersebut. Guru memberikan arahan kepada siswa untuk segera duduk
terbatas. Setelah siswa duduk pada kelompoknya, guru membagikan LKS kepada
setiap anggota kelompok. Guru meminta siswa untuk membaca petunjuk yang ada
pada LKS dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu. Untuk
mengantisipasi agar siswa tidak bekerja sama dengan teman satu kelompok, guru
Pada saat mengerjakan LKS 1 masih banyak siswa yang bertanya pada
guru tentang cara mengerjakan LKS tersebut. Guru mengarahkan siswa untuk
membaca LKS dengan teliti dan mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam
LKS. Guru berkeliling dan memantau siswa mengerjakan LKS. Beberapa orang
35
siswa tampak tidak mengerjakan LKS. Guru menghampiri siswa tersebut dan
mengalami kesulitan dalam menentukan garis tinggi segitiga ABC yang terdapat
di dalam LKS. Guru meminta siswa tersebut menyebutkan kembali definisi garis
tinggi pada segitiga. Dari definisi tersebut guru meminta siswa membuat garis
tinggi segitiga ABC. Siswa tersebut tampak ragu-ragu dalam membuat salah satu
garis tinggi. Guru meyakinkan siswa bahwa garis tinggi yang dibuat sudah benar.
Guru memberikan motivasi berupa pujian pada siswa tersebut dan meminta siswa
melanjutkan kerjanya. Guru melakukan hal yang sama untuk siswa lain yang
siswa tersebut dan meminta siswa untuk mengerjakannya sendiri. Jika terdapat
hal-hal yang tidak dipahami, guru mempersilakan siswa bertanya pada guru.
mengerti cara membuat garis tinggi pada segitiga tumpul. Guru meminta siswa
untuk teliti membaca petunjuk yang ada di LKS, kemudian guru membuat salah
satu garis tinggi pada segitiga tumpul di papan tulis. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk membuat dua garis tinggi lainnya pada LKS dan meneruskan
pekerjaannya.
dalam satu kelompok. Ada satu pasang siswa yang tidak mau duduk berdekatan,
36
duduk berpasangan akan lebih mudah berdiskusi. Pada saat berpasangan, ada
siswa yang hanya menyalin jawaban temannya, guru memberikan teguran pada
jawaban yang dibuat pada LKS karena pada akhir pembelajaran guru akan
menunjuk salah satu siswa secara acak untuk mempresentasikan jawaban di depan
kelas. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan jawaban yang telah diperoleh
dengan pasangannya. Ada beberapa pasangan siswa yang masih bekerja secara
individu. Guru mengarahkan siswa tersebut untuk saling berbagi dengan pasangan
dalam mengerjakan LKS. Pada saat fase pair, beberapa pasangan bertanya tentang
alasan terdapat dua kemungkinan nilai sinus. Guru meminta siswa membaca LKS
dengan teliti dan mengingat kembali tentang pelajaran sebelumnya, yaitu nilai
klasikal bahwa nilai sinus suatu sudut akan sama dengan nilai sinus sudut
Selanjutnya guru meminta siswa untuk kembali berdiskusi. Waktu untuk fase pair
telah habis. dua pasang siswa telah selesai mengerjakan LKS, sementara pasangan
lain belum selesai. Guru memberikan tambahan waktu pada pasangan lain untuk
mengerjakan LKS selama 5 menit. Guru juga meminta pasangan yang telah
diskusi berpasangan dengan pasangan lain dalam satu kelompok. Guru meminta
setiap pasangan agar berdiskusi kembali jika terdapat perbedaan jawaban. Siswa
37
kelas. Pada fase ini, ada beberapa kelompok yang belum serius berdiskusi. Guru
kelompok 7 memperoleh panjang sisi a yang berbeda dari kelompok yang lainnya
karena pada kelompok 7 pembulatan nilai dari sinus A digunakan satu dibelakang
koma. Guru meminta siswa untuk mencari letak perbedaannya dan mendiskusikan
kelompok terjadi karena pada saat mencari nilai sinus sudut A pada kalkulator,
siswa lupa cara mencari nilai sudut. Selanjutnya, guru mengingatkan semua
Siswa tersebut berasal dari kelompok 1. Pada awalnya, perwakilan dari kelompok
penjelasan atas jawaban yang dibuatnya walaupun masih terlihat malu-malu dan
dengan suara pelan. Pada saat presentasi ini, kelompok lain kurang
saat guru meminta tanggapan dari kelompok lain, kelompok lain hanya menjawab
sudah benar tanpa melihat langkah demi langkah yang dipresentasikan oleh
38
siswa yang mempresentasikan jawaban. Karena waktu pelajaran telah habis, guru
langsung menutup pelajaran dan meminta siswa untuk membaca materi pada
kerumitan materi karena masih ada kegiatan penutup yang belum terlaksana
sesuai dengan RPP dan melibatkan secara aktif siswa pada saat memberikan
Kegiatan pembelajaran terlambat selama 10 menit. Hal ini terjadi karena tidak ada
kejelasan bahwa apakah siswa akan mengikuti upacara bendera atau langsung
mengikuti pelajaran. Setelah semua siswa masuk kelas, guru meminta ketua kelas
menyampaikan tujuan, dan pada saat membimbing apersepsi. Selain itu, pada saat
fase think, guru tidak mengorganisasikan siswa dalam bentuk kelompok seperti
pada pertemuan pertama. Guru membiarkan siswa tetap pada posisi kegiatan awal
nilai tambahan bagi siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
siswa “Apakah diantara kalian ada yang pernah melihat jembatan gantung ?”.
Sebagian besar siswa menjawab belum pernah. Guru mengatakan “Jika ada
ada di indonesia. Disana kalian akan melihat bahwa badan jembatan dihubungkan
dengan tiang penyangga dengan menggunakan tali yang sangat kokoh hingga
membentuk suatu segitiga. Panjang tali dan besarnya sudut yang dibentuk oleh tali
dengan badan jembatan akan mempengaruhi kekuatan jembatan. Oleh karena itu,
seorang arsitek harus mampu menentukan komposisi yang tepat antara panjang
tali yang digunakan dan besar sudut yang dibentuk oleh tali terhadap badan
arsitek menggunakan suatu aturan yang dapat menghitung panjang sisi suatu
segitiga jika panjang dua sisi lainnya dan besar sudut dihadapan sisi tersebut
diberi kesempatan untuk menemukan aturan cosinus untuk segitiga lancip dan
segitiga tumpul. Selain itu, siswa juga harus mampu menentukan panjang sisi
suatu segitiga apabila panjang dua sisi lain dan besar sudut dihadapan sisi
diketahui.
dan menggambar segitiga siku-siku ABC dengan besar sudut A sama dengan α.
perbandingan cosinus untuk sudut α?”. Ada beberapa siswa mengangkat tangan.
c
Kemudian guru menunjuk salah satu siswa. Siswa tersebut menjawab cos α=¿
b
teorema phytagoras yang berlaku pada segitiga ABC?”. Hampir semua siswa yang
dengan benar dan guru kemudian memberikan pujian kepada siswa tersebut. Guru
menegaskan kepada siswa bahwa dua konsep ini akan digunakan untuk
mengatakan bahwa dalam satu segitiga terdapat tiga aturan cosinus. Aturan
cosinus memuat hubungan antara panjang salah satu sisi dengan besar sudut
dihadapan sisi tersebut serta panjang dua sisi lain. Guru melanjutkan pembelajaran
pembelajaran sebelumnya.
siswa mengerjakan LKS selama 20 menit. Selama siswa mengerjakan LKS, guru
berkeliling memantau pekerjaan siswa. Guru juga mengawasi agar tidak ada siswa
yang menyalin pekerjaan temannya. Selama proses think, masih ada siswa yang
berusaha melihat jawaban teman disampingnya. Ada juga siswa yang belum serius
meminta siswa agar tidak melihat atau memberikan jawaban LKS kepada teman
disebelahnya karena hal itu hanya akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Guru juga memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan LKS. Pada saat mengerjakan LKS, beberapa orang siswa bertanya
tersebut. Guru meminta siswa memperhatikan persamaan 2 yang telah dibuat oleh
siswa. Pada persamaan 2, siswa telah menentukan nilai AD. Sehingga, siswa
Setelah waktu untuk fase think habis, guru meminta siswa untuk
mendiskusikan hasil kerja dengan pasangannya. Pada saat fase pair, masih ada
pasangan tersebut untuk saling berbagi pengetahuan. Guru meminta siswa untuk
tidak hanya menyalin pekerjaan temannya karena pada akhir pembelajaran guru
bangku pada baris pertama dan ketiga mengadapkan kursi kebelakang sehingga
mereka dapat bertemu dengan pasangan lain yang telah ditetapkan. Guru meminta
siswa untuk mencocokkan jawaban namun nasih terlihat masih ada siswa yang
bekerja secara individu dan ada juga siswa yang tidak berdiskusi dengan
kelompoknya dan sibuk dengan bermain HP, guru memberikan teguran kepada
siswa bahwa materi ini sangat diperlukan karena sebagai penunjang materi yang
akan datang. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mendiskusikan jawaban jika
terjadi perbedaan jawaban dengan pasangan lain. Pada saat memantau diskusi
Perbedaan jawaban ini terjadi karena ada pasangan yang kurang teliti dalam
melakukan operasi hitung. Ada pasangan yang salah dalam mengalikan bilangan
seluruh anggotanya agar dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan baik. Guru
meminta siswa agar setiap anggota memahami jawaban yang telah diputuskan
dijadikan nilai kelompok. Pada saat diskusi berempat ada beberapa siswa yang
Setelah waktu untuk diskusi habis, guru menunjuk siswa dari kelompok 5
mengarahkan siswa agar percaya diri dalam melakukan presentasi. Pada saat
presentasi, masih ada siswa yang tidak memperhatikan. Guru memberi teguran
pada siswa tersebut. setelah presentasi selesai, guru meminta tanggapan dari
bahwa untuk menentukan panjang sisi b yang diperoleh oleh kelompok 5 salah.
kelompok tersebut salah dalam menentukan tanda penulisan pada kertas kartun
verbal pada siswa yang melakukan presentasi. Guru juga memuji kelompok 5
baik. Guru juga memberikan motivasi pada kelompok 6 agar lebih teliti dalam
menyelesaikan soal. Guru memberikan pujian kepada kelompok lain yang telah
janji yang diberikan guru sebelumnya, guru memberikan poin keaktifan pada
yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan pr kepada siswa
dan meminta siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
menentukan besar sudut segitiga apabila panjang ketiga sisinya diketahui. Guru
meminta ketua kelas memimpin do`a dan salam. Selanjutnya, guru menanyakan
kehadiran siswa pada ketua kelas. Semua siswa hadir pada pertemuan ini. Guru
Semua siswa mengumpulkan pr. Guru bertanya pada siswa “ Apakah ada soal
yang sulit atau tidak bisa diselesaikan?”. Siswa menjawab tidak ada. Kemudian
harian. Materi yang akan diujikan adalah materi tentang aturan sinus, aturan
diantara kamu masih ada yang memiliki sepeda di rumah? “. Sebagian siswa
menjawab ada, sebagian menjawab tidak ada. Kemudian guru melanjutkan “ Coba
kalian perhatikan bentuk kerangka sepeda. Kerangka sepeda sengaja dibuat dalam
45
bentuk segitiga. Hal ini dilakukan agar sepeda tersebut dapat menahan beban
pengendara dan stang harus diperhitungkan. Bagaimana jika jaraknya terlalu jauh
atau terlalu dekat? Apakah sepeda tersebut masih nyaman digunakan? “. Siswa
menjawab “ Tidak”. Guru melanjutkan “Untuk itu, seorang pembuat sepeda harus
mampu menentukan besar sudut yang dapat dibentuk jika panjang potongan
kerangka telah ditetapkan. Nah, pada pertemuan ini kita akan membahas cara
menentukan besar sudut yang dapat dibentuk suatu segitiga jika panjang sisi-
menyebutkan kembali aturan cosinus yang berlaku pada segitiga sebarang KLM.
menenangkan siswa dan guru menunjuk siswa yang boleh menjawab pertanyaan
yang diajukan. Siswa tersebut menjawab pertanyaan guru dengan benar. Guru
segitiga apabila panjang ketiga sisinya diketahui. Pada pertemuan kali ini, guru
mengatakan kepada siswa bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada hari ini
kesulitan. Guru mengecek hasil kerja siswa dan selalu memberikan motivasi
berupa pujian verbal kepada siswa agar bersemangat dalam mengerjakan LKS.
Beberapa siswa meminta guru untuk mengoreksi hasil kerjanya. Guru meminta
siswa tersebut untuk percaya diri dan mendiskusikan hasil kerjanya dengan
pasangan pada fase pair. Pada pertemuan ini, sebagian besar siswa telah memiliki
kesadaran untuk mengerjakan LKS secara individu. Setelah waktu untuk fase
think habis, guru meminta siswa untuk menggeser kursi agar bisa duduk
dengan pasanganya. Selama fase pair ada beberapa pasangan yang meminta agar
jawabannya dikoreksi. Guru mengatakan pada siswa tersebut agar percaya diri
dengan jawaban yang telah dibuat. Selanjutnya, guru meminta pasangan siswa
pada baris keempat dan ketiga membalikkan kursi kebelakang. Namun, sebagian
siswa mencocokkan jawaban dengan pasangan yang lain. Jika ada perbedaan,
untuk melakukan presentasi. Setelah waktu untuk fase square habis, guru meminta
melakukan presentasi. Siswa tersebut tampak kurang percaya diri saat presentasi,
karena baru pertama kalinya siswa untuk diminta presentasi ke depan kelas. Pada
saat presentasi, guru meminta semua siswa untuk menghadap ke depan kelas.
Ketika siswa meminta tanggapan dari kelompok lain, kelompok lain menjawab
bahwa jawaban mereka sama. Selanjutnya, guru memberikan pujian pada siswa
yang telah mempresentasikan jawaban. Demikian pula pada kelompok yang telah
ini. Guru membuat segitiga sebarang SQR dan meminta siswa untuk menentukan
Guru meminta siswa untuk merapikan kursi seperti pada posisi awal.
Selanjutnya, guru membagikan tugas individu pada siswa dan meminta siswa
mengerjakan tugas tersebut. Karena waktu habis, sementara siswa belum selesai,
siswa agar mengambil kembali buku pr di meja guru pada jam istirahat kedua.
tersebut.
memberikan tes hasil belajar pada sub pokok aturan sinus dan cosinus. Tes
dilaksanakan selama 90 menit, soal terdiri dari 4 butir sesuai dengan indikator
Pada menit ke 60 ada dua orang siswa yang menyatakan telah selesai
mengerjakan soal yang diberikan. Guru meminta siswa tersebut untuk memeriksa
1) Guru belum mampu mengaktifkan semua siswa pada saat kegiatan awal
ini terlihat pada saat fase think. Guru meminta siswa duduk membentuk
kelompok berempat. Walaupun kursi antar siswa sudah diberi jarak, namun
temannya. Beberapa siswa juga belum serius dalam mengerjakan LKS pada
saat think.
3) Pada fase pair, ada siswa yang hanya menyalin pekerjaan temannnya tanpa
4) Pada fase square, masih ada kelompok yang belum berdiskusi. Anggota
kelompok tersebut masih ada yang bekerja secara individu, ada pula yang
5) Guru kurang efektif dalam menggunakan waktu sehingga ada beberapa poin
berikut:
memberikan motivasi berupa tambahan nilai bagi siswa yang aktif. Upaya
lain yang dilakukan adalah jika siswa yang bersedia menjawab pertanyaan
50
yang diajukan guru telah sering mengajukan diri, maka guru yang akan
2) Pada saat fase think, siswa tidak diorganisasikan dalam bentuk kelompok.
Siswa duduk secara individu seperti pada saat kegiatan awal pembelajaran.
Setiap kursi siswa diberi jarak dengan kursi disebelahnya. Hanya saja, siswa
Demikian pula pada fase pair, setiap pasangan siswa hanya membalikkan
secara individu. Arahan yang diberikan berupa penjelasan bahwa fase think
3) Memberikan arahan pada siswa untuk berdiskusi pada fase pair. Arahan
pasangan untuk memahami materi yang terdapat dalam LKS. Guru juga
poin keaktifan.
Untuk siklus kedua dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan satu kali
ulangan harian. Pada siklus kedua ini peneliti masih tetap menerapkan langkah-
menentukan luas segitiga apabila panjang dua sisi dan besar sudut yang diapit
menanyakan tentang kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam pertemuan ini.
juga memberikan arahan kepada siswa untuk saling berbagi dan bekerjasama
kemampuan yang baik dalam bidang matematika. Hal ini dilihat dari hasil ulangan
dalam proses pembelajaran. Jika semua berpartisipasi aktif maka pada ulangan
guru mengarahkan “ Coba yang lain, yang belum pernah menjawab, ayo, siapa
yang bisa ibu berikan nilai “. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa yang
1
mengajukan diri. Siswa tersebut menjawab L=¿ a . t . Kemudian guru kembali
2
mengajukan pertanyaan pada siswa tersebut “ Sisi apa yang merupakan tinggi dari
segitiga ABC ?”. Siswa tersebut menjawab “ Sisi a “. Guru melanjutkan “ Sisi apa
mengarahkan “ Lalu, apa rumus luas untuk segitiga ABC?”. Siswa tersebut
1
menjawab “ L=¿ c . a “. Selanjutnya guru memberikan pujian verbal kepada
2
siswa tersebut. Guru menambahkan keterangan pada segitiga ABC, yaitu besar
untuk sudut A?”. Sebagian besar siswa mengajukan diri. Kemudian guru
a
sin A=¿ “. Guru juga memberikan pujian verbal pada siswa tersebut karena
b
telah menjawab dengan benar. Guru kembali melanjutkan “ jika diketahui besar
sudut B=B dan C=C , siapa yang bisa menyebutkan aturan sinus yang berlaku
a b c
pada segitiga ABC?” . Salah satu siswa menjawab “ = = “ . guru
sin A sin B sin C
ulangan selanjutnya semuanya akan dapat nilai seratus”. Siswa terlihat semangat
dengan motivasi yang diberikan oleh guru. Nah, sekarang pertanyaan terakhir,
siapa yang bisa menjawab “ Bagaimana cara menghitung luas segitiga jika tinggi
segitiga tidak diketahui dan segitiganya bukan segitiga siku-siku?”. Siswa tidak
segitiga sebarang ABC. Selanjutnya, guru mengatakan bahwa ada banyak cara
komponen segitiga yang diketahui. Nah, pada pertemuan ini kita akan
menurunkan rumus luas segitiga apabila panjang dua buah sisi dan besar sudut
yang diapit oleh kedua sisi tersebut diketahui. Selanjutnya, kita akan
luas segitiga apabila panjang dua buah sisi dan besar sudut dihadapan sisi
diketahui. Untuk menurunkan rumus tersebut, kita akan menggunakan rumus luas
panjang dua sisi segitiga dengan besar sudut yang diapitnya. Guru juga
mengatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan pada hari ini sama dengan
kepada seluruh siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu.
Pada saat fase think, ada beberapa siswa yang bertanya tentang kegiatan
satu. Siswa tidak dapat mensubtitusi persamaan (2) kepersamaan (1). Guru
memeriksa hasil kerja siswa. Ternyata siswa salah dalam menentukan rumus luas
1
pada persamaan (1). Siswa membuat rumus luas pada persamaan (1) L=¿ a.t .
2
segitiga sebarang ABC yang terdapat pada LKS di papan tulis. Kemudian guru
bertanya “ sisi apa yang menjadi alas segitiga ABC?”. Siswa menjawab “ sisi c”.
guru melanjutkan “ berdasarkan garis tinggi yang kalian buat sebelumnya, sisi apa
yang menjadi tinggi segitiga?”. Siswa menjawab “Sisi h”. Kemudian guru
mengatakan “ Jadi, apa rumus luas untuk segitiga ABC?”. Siswa menjawab “L=¿
1
c . h “. dari penjelasan tersebut, akhirnya siswa dapat melanjutkan mengerjakan
2
LKS. Pada saat fase think semua siswa mengerjakan LKS. Tidak ada lagi siswa
yang menyalin pekerjaan temannya. Pada saat fase think, guru berkeliling
Setelah waktu untuk fase think habis, guru meminta siswa untuk
untuk saling bekerja sama dalam memahami LKS. Pada saat fase pair ada 2
pasangan yang bertanya pada guru tentang boleh atau tidaknya jika kita hanya
membuat salah satu luas segitiganya. Guru menjawab bahwa luas segitiga harus
dibuat keduanya karena berdasarkan nilai sinus terdapat dua sudut P yang
memenuhi. Pada pertemuan ini semua siswa aktif berdiskusi dengan pasangannya.
Umumnya, kesalahan siswa terjadi karena siswa kurang teliti dalam melakukan
operasi hitung.
dan setiap pasangan mendiskusikan hasil kerjanya. Guru meminta pasangan yang
pasangan yang kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Guru juga meminta
siswa untuk melengkapi LKS nya. Guru mengingatkan agar setiap anggota saling
penghargaan berupa pujian verbal dan poin keaktifan pada kelompok 5 karena
telah berdiskusi dengan baik. Guru juga memberikan pujian pada kelompok lain
karena pada hari ini semua kelompok telah berdiskusi dengan baik.
pertemuan hari ini. Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa dan
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi tentang luas segitiga apabila besar
segitiga apabila besar dua buah sudut dan panjang sebuah sisinya diketahui
memeriksa kehadiran siswa. Semua siswa hadir pada pertemuan kali ini.
Pembelajaran diawali dengan membahas pr yang dianggap sulit oleh siswa. Guru
menuliskan judul materi yang akan dipelajari di papan tulis. Selanjutnya, guru
pada pertemuan ini kita akan kembali membahas tentang luas segitiga. Ada
banyak cara menghitung luas segitiga. Tergantung dari komponen yang segitiga
57
yang diketahui. Hari ini kita akan belajar menentukan luas segitiga apabila besar
kedua sudut dan panjang salah satu sisinya diketahui. Salah satu penerapan rumus
luas ini adalah untuk menghitung luas atap yang berbentuk segitiga. Misalnya,
membangun atapnya, tentu saja seorang kontraktor harus mengetahui luas atap
villa.
sebelumnya, yaitu aturan sinus dan rumus luas segitiga apabila panjang dua sisi
dan besar sudut dihadapan sisi diketahui karena materi tersebut merupakan materi
prasyarat untuk menentukan rumus luas segitiga apabila panjang salah satu sisi
dan besar dua buah sudutnya diketahui. Guru membuat sebuah gambar segitiga
sebarang ABC. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa aturan sinus
dan rumus luas segitiga yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa antusias dalam
papan tulis. Guru menginformasikan bahwa dalam satu segitiga terdapat tiga
aturan yang dapat digunakan untuk menghitung luas segitiga. Aturan ini
siswa untuk mengerjakan LKS. Pada pertemuan ini semua siswa terlihat serius
mengerjakan LKS. Pada saat siswa mengerjakan LKS, guru mengamati dan
58
menanyakan kepada guru tentang benar atau tidaknya hasil yang mereka peroleh.
Guru meminta siswa untuk percaya diri atas apa yang telah diperolehnya untuk
kemudian didiskusikan dengan pasangannya nanti. Setelah waktu untuk fase think
pasangannya. Guru juga meminta siswa untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak
dipahami dengan pasangannya. Selain itu, guru meminta siswa untuk meneruskan
pekerjaannya jika ada yang belum selesai. Terakhir, guru meminta siswa
lain dalam satu kelompok. Setelah waktu untuk diskusi habis, guru meminta siswa
tentang hasil untuk kegiatan 1. Kelompok lain menjawab sama. Guru meminta
di papan tulis. Guru meminta siswa lain untuk membanding hasil yang diperoleh
perbedaannya terletak pada nilai sinus dari sudut segitiga. Kelompok 5 kurang
tersebut mencari nilai sinus dalam radian bukan derajat sehingga hasil yang
mengatakan bahwa hasil diskusi mereka sangat baik karena ditinjau dari langkah-
lebih berhati-hati dalam menentukan nilai sinus. Guru juga mengingatkan pada
kelompok yang diwakili oleh siswa tersebut. guru meminta siswa memberikan
tepuk tangan untuk kedua siswa tersebut. Guru memberikan pujian pada seluruh
materi yang dipelajari hari ini. Guru membuat gambar segitiga sebarang EFG di
papan tulis. Kemudian guru meminta siswa menyebutkan rumus luas segitiga
yang berlaku pada segitiga tersebut apabila panjang salah satu sisi dan besar dua
guru. Guru memilih satu orang siswa untuk menjawabnya. Siswa tersebut
menjawab dengan benar. Guru meminta siswa lain memberikan tepuk tangan
duduknya seperti semula. Kemudian guru membagikan soal kepada siswa dan
ini, ada 5 orang siswa yang berusaha menyalin jawaban temannya. Guru
memberikan teguran kepada siswa tersebut dan meminta mereka untuk bekerja
sendiri. Karena waktu telah habis, guru meminta siswa mengumpulkan hasil
kerjanya. Guru juga mengingatkan siswa untuk mempelajari materi luas segitiga
segitiga apabila panjang ketiga sisinya diketahui. Pada pertemuan ini, guru
selanjutnya akan diadakan ulangan harian. Materi yang diujikan adalah materi
menuliskan judul materi pada yang akan dipelajari di papan tulis yaitu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat
menurunkan rumus luas segitiga apabila panjang ketiga sisinya diketahui dan
membahas rumus-rumus luas segitiga. Pada pertemuan ini kita akan menurunkan
61
rumus luas segitiga apabila panjang ketiga sisi-sisinya diketahui. Rumus luas
segitiga ini sangat penting untuk diketahui karena sangat bermanfaat dalam
menentukan luas tenda yang terdiri atas beberapa segitiga agar dapat mengetahui
banyak bahan yang dibutuhkan dalam membuat tenda. Sehingga ia tidak akan
dirugikan karena terlalu banyak membeli bahan dasar untuk membuat tenda”.
yang telah dipelajari sebelumnya yaitu idenditas trigonometri, aturan cosinus serta
rumus luas segitiga apabila panjang dua sisi dan besar satu sudutnya diketahui
informasi awal tentang materi yang akan dipelajari. Guru menggambar sebuah
segitiga sebarang ABC dengan sisinya adalah sisi a,b, dan c. panjang ketiga sisi
mengerjakannya secara individu dalam waktu yang telah ditetapkan. Selama siswa
memberikan bantuan kepada individu yang memerlukan. Begitu waktu yang yang
Siswa berpindah dengan tertib dan langsung berdiskusi dengan pasangannya. Pada
kerjanya, jika ada yang tidak sama, guru meminta setiap pasangan
memilih kelompok yang berhak melakukan presentasi pada pertemuan ini. Guru
percaya diri.
materi yang dipelajari hari ini. Guru membuat sebuah segitiga sebarang KLM.
Kemudian guru meminta siswa menyebutkan rumus luas segitiga yang berlaku
jika panjang ketiga sisinya diketahui. Siswa antusias menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Guru memberika pujian verbal kepada siswa tersebut.
meminta siswa untuk menggeser posisi duduknya seperti semula. Kemudian guru
mengerjakannya secara individu. Pada saat evaluasi ini, semua siswa yang
berusaha jawaban sendiri. Guru memberikan pujian kepada semua siswa tersebut
dan meminta mereka selalu bekerja sendiri. Karena waktu telah habis, guru
meminta siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Guru menutup pelajaran pada hari
63
memberikan tes hasil belajar pada sub pokok bahasan luas segitiga. Tes
dilaksanakan selama 90 menit. Soal terdiri atas 4 soal sesuai dengan indikator
Pada menit ke 30, sudah ada tiga siswa yang menyatakan bahwa
kembali jawabannya. Setelah waktu yang ditentukan selesai, guru meminta semua
d. Refleksi Siklus II
pertama. Siswa sudah mengerti dan terbiasa dengan langkah pembelajaran yang
digunakan sehingga waktu yang digunakan lebih efektif. Siswa sudah aktif dalam
proses pembelajaran dan dapat bekerja sama dengan pasangan. Siswa juga sudah
aktif dalam diskusi antar pasangan dalam kelompok. Aktivitas guru juga sudah
siklus pertama sudah diperbaiki pada siklus kedua. Untuk siklus kedua ini, guru
tidak lagi melakukan perencanaan untuk siklus berikutnya karena penelitian ini
tipe think pair square yang direncanakan pada pelaksanaan tindakan dalam proses
J). Kemudian data yang diperoleh melalui lembar pengamatan tersebut dianalisis.
pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru. Aktivitas guru tidak seutuhnya
pelajaran. Pada saat apersepsi, guru belum melibatkan siswa secara aktif. Guru
juga belum bisa mengorganisasikan siswa dengan tertib. Siswa lamban dalam
belajar, guru cukup kewalahan karena banyak siswa yang masing bingung cara
Siswa masih lamban dalam berpindah dari individu ke berpasangan dan dari
yang diajukan guru pada saat apersepsi. Pada saat fase think, masih ada siswa
yang berusaha menyalin pekerjaan teman dan beberapa siswa yang enggan
mengerjakan LKS. Pada saat fase pair, beberapa pasangan siswa tetap
mengerjakan LKS secara individu. Demikian pula pada fase square, ada beberapa
kelompok yang belum melaksanakan diskusi dengan baik. Siswa juga belum
pertama untuk diperbaiki pada pertemuan kedua. Refleksi ini membuat pertemuan
kedua menjadi lebih baik dari pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini,
siswa telah terorganisasi dengan baik sehingga pada saat perpindahan dari fase
think, pair, dan square tidak banyak waktu yang terbuang. Dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, guru melibatkan siswa secara aktif
dengan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula pada saat
apersepsi, guru juga melibatkan siswa secara aktif dengan mengajukan pertanyaan
melakukan bimbingan dengan baik pada fase think, pair, dan square, namun
bimbingan yang diberikan guru masih belum merata. Pada akhir pembelajaran,
Aktivitas siswa pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pada
pertemuan pertama. Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran. Siswa mulai
66
saat apersepsi. Siswa telah terorganisasi dengan baik sehingga perpindahan dari
fase think ke fase pair dan dari fase pair ke fase square dapat terlaksana dengan
baik. Pada fase think, masih ada siswa yang belum serius mengerjakan LKS.
Demikian pula pada fase pair dan square, masih ada beberapa siswa yang belum
baik.
Pada pertemuan ketiga, aktivitas siswa dan guru sudah lebih baik dari
kelemahan yaitu guru belum bisa mengatur waktu diskusi dengan tepat. Hal ini
individu dengan pasangan. Pada saat fase pair, sebagian besar pasangan telah
melakukan diskusi dengan baik. Siswa juga semakin percaya diri pada saat
pertemuan sebelumnya. Aktivitas siswa juga semakin baik dan sesuai dengan
yang diharapkan. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa juga
67
serius dalam mengerjakan LKS pada tahap think. Pada tahap pair dan square,
secara individu. Siswa dikatakan mencapai KKM indikator jika memperoleh nilai
lebih atau sama dengan KKM setiap indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan
siklus I. Persentase ketercapaian KKM pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3
KKM indikator. Ketercapaian KKM pada indikator 1 sudah lebih dari 71%.
Ketercapaian KKM terendah terjadi pada indikator 2 yaitu 37,5% atau 12 orang.
Indikator 3. Menentukan panjang sisi suatu segitiga apabila panjang dua sisi
yang lain dan besar sudut yang diapit oleh kedua sisi itu diketahui.
69
diketahui
menghitung panjang garis LN. Siswa tidak mengetahui sisi mana yang akan
dimasukkan dalam dalil Pthagoras untuk menghitung panjang garis LN. Hal ini
setiap indikator pada siklus II. Persentase ketercapaian KKM pada siklus II dapat
terjadi pada indikator 2 yaitu 71,88% atau 23 siswa. Artinya, 9 siswa lain belum
Indikator 1 : Menentukan luas segitiga apabila panjang dua sisi dan besar sudut
mencari luas dua buah segitiga untuk menghitung luas jajargenjang. Hal ini
Indikator 2 : Menentukan luas segitiga apabila panjang dua sisi dan besar sudut
memasukan panjang sisi yang mana untuk mencari luas segitiga apabila dua sisi
dan satu sudut diketahui. Hal ini mengakibatkan peserta didik salah dalam
Indikator 3 : Menentukan luas segitiga apabila besar dua sudut dan panjang satu
sisi diketahui
mencari luas segitiga apabila besar dua sudut dan panjang satu sisi diketahui. Hal
kelompok. Nilai perkembangan pada siklus I diperoleh dari selisih skor dasar
72
dengan nilai ulangan harian I. Nilai perkembangan pada siklus II diperoleh dari
selisih nilai ulangan harian I sebagai skor dasar pada siklus II dengan nilai
ulangan harian II. Persentase sumbangan nilai perkembangan siswa pada masing-
Artinya, jumlah siswa yang memperoleh nilai ulangan harian II lebih tinggi dari
pada skor dasar (ulangan harian I) meningkat. Selain itu, persentase siswa yang
pada ulangan harian II siswa. Peningkatan ini terjadi karena siswa benar-benar
kelompok pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari tabel berikut.
kelompok dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, terdapat dua kelompok
dan satu kelompok mendapatkan penghargaan super. Pada siklus II, terdapat satu
lainnya mendapat penghargaan super Peningkatan ini terjadi karena jumlah siswa
yang memperoleh nilai ulangan harian II lebih tinggi dari skor dasar (nilai ulangan
belajar matematika siswa. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan
skor hasil belajar matematika siswa sebelum tindakan dengan skor hasil belajar
matematika siswa setelah diberi tindakan. Cara yang digunakan untuk melihat
skor dasar, skor ulangan harian I, dan skor ulangan harian II dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Dasar, Ulangan Harian I, dan Ulangan
Harian II
Distribus Frekuensi Frekuensi Ulangan Frekuensi Ulangan
i Interval Skor Dasar Harian I Harian II
10-25 - 5 -
26-41 2 4 2
42-58 6 3 -
59-74 18 5 2
75-91 6 10 6
92-100 - 5 22
Sumber : Lampiran H, L1 ,dan L2
perubahan hasil belajar antara skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II.
Dari skor dasar ke ulangan harian I, frekuensi siswa yang memperoleh nilai
telah terjadi peningkatan hasil belajar. Dari ulangan harian I ke ulangan harian II
juga terjadi peningkatan jumlah siswa yang memiliki nilai 75 ≤ x ≤100. Mengacu
pada pendapat Suyanto, tindakan dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa
setelah tindakan lebih baik dibanding sebelum tindakan maka tindakan dikatakan
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat meningkatkan hasil belajar
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square semakin sesuai
semakin membaik. Aktivitas guru telah sesuai dengan perencanaan dan siswa juga
perkembangan 20. Ini menunjukkan bahwa ada 17 siswa yang nilai ulangan harian
I nya lebih tinggi dari pada skor dasar. Sehingga penghargaan kelompok pada
siklus I terdiri atas satu kelompok super, lima kelompok hebat dan dua kelompok
menunjukkan bahwa ada 31 siswa yang nilai ulangan harian II nya lebih tinggi
dari nilai ulangan harian I. dari siklus I ke siklus II, terjadi peningkatan jumlah
siswa yang memiliki nilai sama atau lebih tinggi dari skor dasar. Akibatnya,
penghargaan kelompok pada siklus II meningkat. Pada siklus II, ada tujuh
siswa yang mencapai KKM untuk setiap indikator pembelajaran. Dari tabel
terjadi pada indikator 2 yaitu 37,5 % (12 siswa). Hal ini terjadi karena siswa
Sebagian besar siswa membuat hasil kali bilangan positif dengan bilangan negatif
adalah bilangan negatif sehingga hasil yang diperoleh salah dan siswa juga salah
dalam memasukkan nilai sudut yang akan dicari kemungkinan sudut yang lainnya.
Kesalahan lain yang dilakukan siswa adalah siswa salah dalam operasi
penjumlahan dan mengakarkan, serta salah dalam menghitung sisi mana yang
pemahaman siswa dalam konsep, prinsip dan operasi atau prosedur. Sedangkan
persentase ketercapaian KKM pada indikator lainnya sudah lebih dari atau sama
sehingga pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. Siswa juga lebih
diskusi kelompok. Hal ini memberikan pengaruh besar terhadap hasil belajar
siswa. Jadi, hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis tindakan yang