Anda di halaman 1dari 16

FISIOLOGI DARAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 BIOLOGI-3 :

AYU NURHABIBAH (0704172059)

NOVITA HOIRUN NISA (0704171017)

IKE RAMAYANTI (0704173109)

RAJA DOLY (0704171023)

DOSEN PENGAMPU :

Syukriah, M. Sc

NIP. 19900318 201903 2 023

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

T.A 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi allah SWT yang telah memberikan limpahan
Rahmat dan hidayah- nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Fisiologi Darah
dengan Tepat. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW sebagai pembawa Rahmat bagi alam semesta.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman – teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan rapi dan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 2 oktober 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Darah..........................................................................................................................3
2.2 Plasma Darah................................................................................................................................4
2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit)..........................................................................................................5
2.3.1. Struktur Erirosit....................................................................................................................5
2.3.2 Fungsi Eritrosit......................................................................................................................6
2.3.3 Mekanisme Pembentukan Eritrosit........................................................................................7
2.4 Sel Darah Putih (Leukosit)...........................................................................................................8
2.4.1 Komposisi Leukosit...............................................................................................................9
2.4.2 Pembentukan Leukosit..........................................................................................................9
2.5 Sel Pembeku Darah (Trombosit)................................................................................................10
2.6 Proses pembekuan Darah............................................................................................................11
2.7 Golongan Darah.........................................................................................................................11
2.8 Faktor Rhesus.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk
dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan
sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan materi-
materi pembekuan darah. Darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri atas
eritosit, leukosit dan trombosit.

Darah berperan dalam menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah.

Darah membentuk sekitar 8% berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter
pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila mengandung banyak oksigen sampai merah tua, apabila kekurangan oksigen. Warna
merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen.

Keberadaan darah sangat penting, oleh karenanya harus terdapat mekanisme yang
dapat memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh darah. Tanpa darah,
manusia tidak dapat melawan infeksi atau kuman penyakit dan bahan-bahan sisa yang
dihasilkan tubuh tidak dapat dibuang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu plasma darah?

2. Apa itu sel darah merah (eritrosit) ?

3. Apa itu sel darah putih (leukosit) ?

4. Bagaimana proses pembekuan darah (trombosit) ?

5. Apa saja jenis golongan darah ?

6. Apa itu faktor rhesus (Rh) ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu plasma darah?

2. Untuk mengetahui apa itu sel darah merah (eritrosit) ?

3. Untuk mengetahui apa itu sel darah putih (leukosit) ?

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembekuan darah (trombosit) ?

5. Untuk mengetahui jenis golongan darah ?

6. Untuk mengetahui apa itu faktor rhesus (Rh) ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Darah

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit. Darah mengalir dan bersirkulasi melalui saluran vaskular. Fungsi
utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah
juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Kinerja darah diatur oleh “Master Kontrol” yaitu jantung. Zat yang dibawa bisa apa
saja, seperti oksigen, mineral, protein, vitamin dan hormon yang berasal dari sistem
endokrin.1

Darah membawa berbagai kebutuhan hidup bagi semua sel-sel tubuh dan menerima
produk buangan hasil metabolisme untuk dieksresikan melalui organ ekskresi. Hasil sisa
olahan tubuh seperti karbondioksida dibawa oleh darah keparu-paru untuk ditukar dengan
oksigen. Begitu pula banyak racun dan bahan kimiayang tidak dikehendaki tubuh dibawa ke
hati dan ginjal untuk kemudian dideportasikeluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula
darah terdiri dari:2

 Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%)

 Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

 Sel darah putih atau leukosit (0,2%).

1
M, Baldy, C. Gangguan Sel Darah Putih Dan Sel Plasma, (Jakarta: EGC, 2006), hlm. 271.
2
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017), hlm.
25.

3
Jumlah total volume darah adalah antara 6-7% dari total berat badan pada hewan
ruminansia. Total volume darah hewan muda pada masa pertumbuhan sering lebih dari 10%
bobot badan. 3

2.2 Plasma Darah

Plasma darah adalah campuran protein anion kation yang sangat kompleks. Plasma
darah berperan utama dalam membawa dan mendistribusikan zat-zat makanan, air, gas-gas
pernapasan, dan sampah metabolisme. Plasma darah manusia terdiri dari 91-92% air, 8,9%
protein, 0,9% garam-garam anorganik, dan substansi lainnya. Protein plasma pada darah
Vertebrata umumnya terdiri dari albumin, globulin, fibrinogen, dan hemoglobin. Fungsi
protein darah antara lain sebagai pengangkut gas-gas pernapasan (hemoglobin), bertanggung
jawab dalam proses pembekuan darah (fibrinogen), sebagai sistem kekebalan tubuh
(imunoglobulin), sebagai bufer pH dan menimbulkan tekanan osmotik pada darah, serta
sebagai cadangan makanan.4

Gbr. Serum Darah. Sbr. Buku Fisilogi Hewan

Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah, komplemen,


haptoglobin, transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam
amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-vitamin.5

3
Ilda R. Sandria, dkk. “Nilai Glukosa Darah Dan Total Protein Plasma Pada Sapi Simpo Yang Menderita
Trematodiasis Di Peternakan Rakyat Desa Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur”, Jurnal Riset dan Inovasi
Peternakan Vol 3 No 2, 2019, hlm. 17.
4
Nugroho, K. C. Yanto, Skripsi, . “Kadar Total Protein, Albumin Dan Globulin Pada Darah Sapi Perah Betina
Berumur Satu Sampai Dua Belas Bulan”, (Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2010), hlm. 6.
5
A Yuniastuti, dkk. “Efek Infusa Umbi Garut (Marantha arundinaceae L) Terhadap Kadar Glukosa dan Insulin
Plasma Tikus yang Diinduksi Streptozotocyn”, Jurnal MIPA Vol41 No 1, 2018, hlm. 37.

4
2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit)

2.3.1. Struktur Erirosit


Sel darah merah tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah
diffusi oksigen, karbon dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Eritrosit
dapat mencapai umur 120 hari. Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta
hemoglobin, terdiri Hem merupakan gabungan dari protoporfirin dengan besi dan globin
adalah bagian dari protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta dan enzim-enzim
seperti Glucose 6-phosphate dehydrogenase (G6PD). Sel darah merah terdiri dari air (65%),
Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin dan bahan organik
lainnya dan ion K. 6

Bentuk dan ukuran eritrosit tergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah
merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali pada Camellidae bentuknya
lonjong) dan bikonkav. Eritrosit pada kebanyakan vertebrata yang lain mempunyai bentuk
lonjong, berinti dan bikonveks. Pada umumnya eritrosit yang tidak berinti memiliki ukuran
darah yang lebih kecil dari pada yang berinti. Eritrosit yang ukurannya paling besar terdapat
pada bangsa amfibia. Selain bentuknya yang bervariasi, ukuran sel darah merah pada
Vertebrata juga berbeda-beda.7

Gbr. Variasi bentuk dan ukuran sel darah merah pada Vertebrata. Sbr. Rumanta. 2007

Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia
Channichthyidae. Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang
mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah

6
Kosasih, E.N dan A.S Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik Edisi Kedua,
(Tangerang: Karisma Publishing Group, 2008), hlm. 17.
7
Maman, Rumanta, Fsisiologi Hewan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, hlm. 26.

5
mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat
ditemui di genom mereka.8

Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin.
Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan
berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit
akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna eritrosit akan berwarna
lebih gelap dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Sel
darah merah membawa haemoglobin dalam sirkulasi. Tidak semua mamalia eritrosit nya
dipengaruhi oleh hemoglobin. Beberapa jenis Mamalia seperti biribiri, kuda, dan sapi warna
darah disebabkan oleh pigmen hemokuprein. Hemoglobin merupakan sejenis pigmen darah
yang mengandung Fe, sedangkan hemokuprein mengandung Cu. Sel darah merah dibentuk di
dalam sumsum tulang merah melalui suatu proses yang disebut eritropoiesis.

Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan warna
merah. Dibanding sel-sel lain dalam jaringan sel darah merah kurang mengandung air. Lipid
yang terdapat pada sel darah merah ialah stromatin, lipoprotein, dan eliminin. Beberapa enzim
yang terdapat dalam eritrosit antara lain anhidrase karbohidrat, peptidase, kolinesterase dan
enzim pada sistem glikolisis. Hemoglobin mengandung ± 95% besi dan berfungsi membawa
oksigen dengan cara mengikat oksigen (menjadi oksihemoglobin) dan diedarkan keseluruh
tubuh untuk kebutuhan metabolisme.9

2.3.2 Fungsi Eritrosit


Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen. Dalam eritrosit terdapat
hemoglobin (Hb), dan hemoglobin berfungsi mengikat oksigen (HbO2). Disamping itu
hemoglobin juga berikatan dengan karbondoksida (HbCO2). Fungsi lain dari eritrosit adalah
sebagai penyangga asam basa (acid-base buffer) yang utama dalam tubuh. Eritrosit banyak
sekali mengandung enzim karbonat anhidrase yang berfungsi mengkatalis reaksi CO2 + H2O,
sehingga meningkatkan kecepatan reaksi beberapa ribu kali lipat. Disamping itu, hemoglobin
sebagai suatu protein juga merupakan senyawa penyangga asam basa.10

8
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017), hlm.
28
9
Yusni Ikhwan Siregar dan Adelina, “Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan Hemoglobin (Hb) Darah dan
Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)”, Jurnal Natur Indonesia Vol 12 No 1, 2009, hal.
75-81.
10
Ibid., hal. 29

6
2.3.3 Mekanisme Pembentukan Eritrosit
Dalam minggu-minggu pertama dari kehidupan embrio, eritrosit primitif yang berinti
dihasilkan dalam kantong kuning telur (yolk sac). Selama tiga bulan kedua (trimester
pertengahan) dari kehamilan (gestasi), hati merupakan organ yang utama membentuk eritrosit
dan pada saat yang sama eritrosit juga dibentuk di limpa (lien) dan kelenjar limfe (limfe-
nodus). Selanjutnya dalam tiga bulan terakhir kehamilan dan setelah lahir, eritrosit semata-
mata dibentuk oleh sumsum tulang.

Pada dasarnya semua sumsum tulang membentuk eritrosit sampai usia 5 tahun, tapi
pada sumsum tulang panjang (kecuali pada proksimal humerus dan tibia) menjadi sangat
berlemak, sehingga pada usia kira-kira 20 tahun sumsum tulang panjang tidak lagi
menghasilkan eritrosit. Diatas usia 20 tahun, sebagian besar eritrosit dihasilkan oleh sumsum
tulang membranosa, seperti vertebra, sternum, costae dan pelvis.

Ada kalanya sumsum tulang dapat dirangsang oleh berbagai jenis faktor sehingga
dapat membentuk eritrosit dalam jumlah yang banyak, demikian pula sumsum tulang yang
telah berhenti menghasilkan eritrosit dapat menjadi produktif kembali. Limpa dan hati juga
dapat mengaktifkan kembali fungsi hemopoietiknya jika ada rangsangan yang ekstrem dan
berkepanjangan yang menghendaki pembentukan eritrosit dalam jumlah yang banyak.

Di dalam sumsum tulang terdapat banyak sel pluripoten stem yang dapat membentuk
berbagai jenis sel darah. Sel ini akan terus menerus diproduksi selama hidup manusia,
walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai bertambahnya usia. Sesungguhnya ada
stemsel yang lain yang bersifat unipoten yang hanya mampu membentuk satu jenis sel saja,
misal eritrosit atau leukosit. Tetapi ciri-ciri sel-sel unipoten ini sulit dibedakan satu sama lain
dan juga dengan sel pluripoten.

Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diatur oleh


suatu hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai
rangkaian pembentukan eritrosit disebut proeritorblas. Proeritorblas kemudian akan
membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil
eritroblas sebab dapat dicat dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali
hemoglobin.11

11
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017), hlm.
29

7
Gbr. Pembentukan Sel Darah Merah. Sbr. Rumanta. 2007

Pada tahap berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut
polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih
banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik erotroblas dimana warnanya
menjadi merah. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin
sehingga mencapai kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan memadat sampai
ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit. Retikulosit
berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari sumsum
tulang.

Proses penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan (senescene) dan proses
patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya
komponen-komponen hemoglobin menjadi dua komponen yaitu komponen protein dan
komponen heme.

2.4 Sel Darah Putih (Leukosit)

Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistem imunitas tubuh.
Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm 3. Bila jumlahnya lebih dari 12000,
keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Leukosit adalah sel
darah yang mengandung inti, tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap, tidak berwarna dan
berukuran lebih besar dari sel eritrosit. 12

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh,misal virus atau
12
Z, Effendi, Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh, (Fakultas Kedokteran: Universitas
Sumatera Utara. 2003), hlm. 15.

8
bakteri. Selain itu, sel darah putih dapat menembus dinding kapiler darah dan bergerak
menuju cairan jaringan, yang disebut diapedesis. Berbeda dengan sel darah merah, sel
darahputih dapat bergerak seperti Amoeba, dan dapat melakukan fagositosis. Pertahanan
tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih dilakukan dengan 2 cara, yaitu (1) fagositosis dan
(2) respons imun, yaitu dengan membentuk zat antibodi. Fagositosis dilakukan oleh limfosit T
dan makrofag; sedangkan respons imun dilakukan oleh sel plasma, yang merupakan hasil
diferensiasi dari limfosit B dan menghasilkan antibodi.13

2.4.1 Komposisi Leukosit


Sel darah putih dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu granulosit dan
agranulosit. Ciri-ciri granulosit adalah sitoplasmanya mengandung granula dan mengandung
inti yang terdiri dari beberapa lobus. Ada 3 jenis leukosit yang tergolong granulosit, yaitu
neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit merupakan kelompok leukosit yang tidak
mengandung granula di dalam sitoplasmanya dan mempunyai ciri dapat bergerak seperti
Amoeba dan berdiapedesis. Yang tergolong agranulosit adalah limfosit dan monosit.

a). Neutrofil mempunyai fungsi yaitu sebagai fagositosis serta memiliki bintik kebiruan.

b). Eosinofil mempunyai bintik berwarna merah.

c). Basofil mempunyai granula berwarna biru.

d). Monosit memilki inti sel yang besar serta berbentuk bulat atau bulat panjang.

e). Limfosit memiliki inti dengan bentuk hampir bundar.

2.4.2 Pembentukan Leukosit14

Diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem
commited. Lalu terbentuklah dua silsilh utama dari sel darah putih, silsilah mielositik dan
limfositik. Silsilah mielositik dimulai dengan mieloblas pada bagian kiri dan bagian kanan
amapak silsilah limfositik yang dimulai dengan limfoblas.

Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sum-sum tulang. Limfosit dan sel
plasma terutama diprodksi dalam berbagai organ limfogen, termasuk kelenjar limfe, limpa,

13
Maman, Rumanta, Fsisiologi Hewan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, hlm. 30.
14
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017), hlm.
50

9
timus, tinsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja dalam tubuh, terutama dalam
sumsum tululang dan plak peyer di awah epitel dinding usus.

Sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang terutama granulosit, disimpan
dalam sumsum samapai diperlukan di system sirkulasi. Dalam keadaan normal granulosit
bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali jumlah yang disimpan dalam sumsum.
Jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari.

Megakariosit juga dibentuk dalam sumsum tulang dan merupakan bagian dari
kelompok meilogenosa dalam sumsum tulang. Megakariosit ini lalu pecah dalam sumsum
tulang menjadi fragmen kecil yang dikenal sebagai platelets atau trombosit yang selnjutnya
masuk kedalam darah.

2.5 Sel Pembeku Darah (Trombosit)


Trombosit merupakan fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan
terbentuk di sumsum tulang belakang. Jumlah trombosit dalam darah dalam keadaan normal
sekitar 150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1
sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.

Trombosit sebenarnya bukanlah sel yang utuh melainkan pecahan-pecahan dari


megakariosit. Pecahan-pecahan tersebut berbentuk kepingan-kepingan sel yang berukuran
kecil, tidak berinti, dan tidak berwarna. Trombosit tidak dapat melakukan diapedesis seperti
sel darah putih, tetapi sepertiga dari jumlah yang ada di simpan di dalam ruangruang pada
limpa dan akan dikeluarkan jika diperlukan, misalnya ketika kita mendapat luka. Peran
trombosit yang utama adalah dalam proses pembekuan darah.15

15
Maman, Rumanta, Fsisiologi Hewan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, hlm. 56.

10
2.6 Proses pembekuan Darah

Gbr. Proses Pembekuan Darah. Sbr. Rumanta. 2007

Proses Pembekuan Darah:16


1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga
bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan
trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase.

2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi
enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion kalsium (Ca²+ ) di
dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang
mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati.
Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.

3. Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benangbenang fibrin.


Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak
mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah.

2.7 Golongan Darah17

Golongan darah adalah Golongan darah merupakan salah satu penanda genetik
individu. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (antigen) yang terkandung di dalam sel
darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam
penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel

16
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017), hlm.
54.
17
Ibid., hal. 56.

11
darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan
Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Penggolongan darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu:

1) Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya antigen
tersebut dikendalikan oleh gen IA .
2) Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya antigen
tersebut dikendalikan oleh gen IB .
3) Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B, yang
masing-masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
4) Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A dan / atau B.
Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen I O yang bersifat resesif baik terhadap
antigen IA maupun IB.

2.8 Faktor Rhesus

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan
faktor Rhesus atau faktor Rh. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel
darah merahnya memiliki golongan darah Rh- . Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh + . Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO.18

18
Yustina, Darmadi, Fisiologi Hewan, ( Riau: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 2017),
hlm. 60.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baldy, C. M. 2006. Gangguan Sel Darah Putih dan Sel Plasma. Dalam: Price, S. A., L. M.
Wilson. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC.

Darmadi, Yustina. 2017. Fisiologi Hewan. Riau : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Univ. Riau.

Effendi, Z. 2003. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh. Fakultas
Kedokteran: Universitas Sumatera Utara.

Kosasih, E.N dan A.S Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik Edisi
Kedua. Tangerang : Karisma Publishing Group.

Nugroho, K. C. Yanto. 2010. Kadar Total Protein, Albumin Dan Globulin Pada Darah Sapi
Perah Betina Berumur Satu Sampai Dua Belas Bulan. [Skripsi]. Bogor (ID) : IPB.

Rumanta, Maman. 2007. Fisiologi Hewan. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Sandria, Ilda R., dkk. 2019. Nilai Glukosa Darah Dan Total Protein Plasma Pada Sapi Simpo
Yang Menderita Trematodiasis Di Peternakan Rakyat Desa Labuhan Ratu Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 3 No 2.

Siregar, Yusni Ikhwan dan Adelina. 2009. Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan
Hemoglobin (Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes
altivelis). Jurnal Natur Indonesia Vol 12 No 1.

Yuniastuti, A., dkk. 2018. Efek Infusa Umbi Garut (Marantha arundinaceae L) Terhadap
Kadar Glukosa dan Insulin Plasma Tikus yang Diinduksi Streptozotocyn. Jurnal MIPA
Vol 41 No 1.

13

Anda mungkin juga menyukai