Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI TULIS MINGGUAN

KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BEDAH DASAR


====================================================
dr. Yang Saskia Javis

Minggu II
1. Ligament Sprain atau strain adalah robekan sebagian dari jaringan lunak (otot, tendon) yang
tidak sampai membuat jaringan tersebut menjadi tidak stabil. Pada tempat robekan tersebut
ditandai dengan nyeri dan bengak pada pemeriksaanklinis.Pengobatannya bersifat simptomatis
tetapi jaringan tersebut harus diproteksi dari rupture yang lebih luas sampai terjadi penyembuhan
yang komplit.
Derajat sprain /strain pada jaringan lunak
Derajat muscle strain ( AMA Classification )
1 . Interstiial strain Swelling - Defec -
2 . Intramuscular strain Swelling + Defec -
3 . Partial Rupture Swelling + Defec + Incomplete
4 . Complete Rupture Swelling + Defec + complete loss of continuity
Derajat klasifikasi cedera ligament AMA classification
Grade 1 . Mild : Robekan kecil pada ligament dan tidak tampak pada
Pemeriksaan klinis
Grade 2 . Moderate : robekan sebagian pada serat ligament tanpa complete
Complete disruption,tampak ringan sampai sedang pada
Pemeriksaan klinis
Grade 3 . Severe : Robekan lengkap pada ligament tandai dengan tampak jelas
Pada pemeriksaan klinis
Derajat klasifikasi cedera tendon
1 . Peritendinitis (inflammation of peritendon )
2 . Tendinosis with peritendinitis
3 . Tendinosis without peritendinitis
4 . Partial rupture
5 . complete rupture

2. Penyembuhan jaringan lunak.


A. Penyembuhan Tendon

1
Penyembuhan primer pada tendon adalah sama seperti tempat lain pada tubuh dibagi dalam 3
fase:
1.Infamasi
2.Reparative/pembentukan kolagen
3.Remodeling.
Ada beberapa teori lain tentang penyembuhan tendon:
Teori pertama mengatakan bahwa penyembuhan tendon tergantung dari jaringan sekitarnya.teori
ini mengatakan bahwa tendon penyembuhannya lamban ooleh karena hampir tidak ada struktur
vaskuler dimana selnya tidak mampu membantu penyembuhan.
Potenza,menunjukkan bahwa tendon dikelilingi struktur fibrovaskuler tissue pada lokasi jahitan
tendon yang putus hari ke 28,collagen yang diproduksi oleh fibroblast adalah imaturtapi pada hari
ke 128 tendon sudah tidak dapat dibedakan dengan tendon yang normal.Sungguh sangat berbeda
beberapa studi mengatakan respon infamasi tidak esensial pada proses penyembuhan tendon dam
tendon itu sendiri memiliki kapasitas instinsik untuk memperbaiki diri.Lundborg & Rank
menunjukkan adanya respon intrinsicpenyembuhan tendon,prolifersai sel tendon dan produksi sel
kolagen matur pada tendo fleksor kelinci.Lindsay & Thomon menemukan bahwa tendon yang
dijahit harus disolasi dari jaringan pembunkusnya dan penyembuhannya memakan waktu sama
dengan jaringan pembungkusnya intak Konsekwensinya teori ini sekarang diterima bahwa tendon
memiliki proses intrinsic dan ektrinsik untuk sembuh.
Penyembuhan tendon diawali dengan pembentukan klot darah dan reaksi inflamasi yang
meliputi keluarnya fibrin dan sel imflamasi.Derajat imflamasi targantung dengan ukuran luka,dan
jumlah dan tipe trauma.Klot terbentuk terbentuk antara dua ujung tendon yang dipisahkan oleh
fibroblast dan jaringan kapiler.Proses ini terjadi pada tiga hari pertama setelah injury dan diyakini
bahan fibroblastic terbentuk dari endotenon dan epitenon.Fase inflammatory terjadi pada hari 8
-10 setelah injury,sintesa kolagen mulai pada minggu pertama dan mencapai puncak pada minggu
ke 4,setelah 3 bulan proses ini masih terjadi dengan kecepatan 3 – 4x normal.Koolagen tipe 1
disintesa ke ekstraseluler space sebagai prokolagen oleh ensim prokolagenase.Awalnya serat
kolagen adalah perpendikulah pada aksis panjang tendon tapi dalam 2 bulan serat ini akan
parallel dengan sumbunya.Perbaikan fungsi gerakan tendon tergantung pada reformasi serat
kolagen pada fase remodeling.Fase ini berawal pada hari ke 15 dan selama 28 hari ,kebanyakan
fibroblast dan kolagen antara puntung puntung tendon longitudinal.Colagenase terjadi pada hari
kedua stelah injury dan antara 4 – 6 minggu sintesa kolagen dan degradasi mencapai
keseimbangan.Maturasi kolagen dan remodeling mulai pada minggu ke tiga dan berlanjut sampai

2
satu tahun setelah injury.Kekuatan tendon terjadi dari penyatuan serat kolagen pada tulang serat
ini saling silang menyilang pada sisi luka.

B. Penyembuhan Ligamen
Penyembuhan ligamen tergantung pada respon jaringan terhadap injury.Tegangan dan
sobekan merusak matrik ,pembuluh darah dan membunuh sel.respon terhadap injury ini dibagi
dalam 3 fase:
1 . Inflamasi
Respon sel dan pembuluh darah mengeluarkan mediator inflamasi,peningkatan aliran
darah,eksudasi plasma,migrasi sel inflamasi.Pada jaringan tampak bengkak,eritama,peningkatan
temperatur nyeri dan penurunan fungsi.Inflamasi akut terjadi 48 – 72 jam setelah injury dan
berangsur pulih kembali.Inflamasi terjadi segera terjadi setelah injuri dengan pengeluaran
mediator inflamasi dari sel yang rusak.Mediator ini menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas vaskuler. Eksudat cairan dari pembuluh darah menyebabkan jaringan menjadi
edema.ligamentum sekitar injury menjadi bengkak.Darah menghilang dari pembuluh darah yang
rusak dan membentuk hematom temporer mengisi tempat injury.Fibrin terakumulasi pada
hematom,anyaman platelet menjadi serat kolagen,hemostatik dan pembentukan klot yang tediri
dari fibrin platelet,sel darah merah dan debris.Disamping klot platelet juga mengeluarkan vaso
actif mediator dan sitokin.Beberapa jam setelah injury,leukosit PMN tampak pada jaringan rusak
dan klot ,diikuti dengan peningkatan monosit.Ensim dihasilkan dari sel inflamasi
yang membantu memakan jaringan nekrotik,monosit memfagositosis partikel kecil pada jaringan
nekrotik dan debris sel. Sel endotel dekat injuri mulai berproliferasi,membentuk kapiler
baru.Pengeluaran faktor kemotaktik dan sitokin dari sel endotel,monosit dan sel inflamatori
lainnya membantu stimulasi, migrasi dan proliferasi fibroblast yang mengawali proses
penyembuhan.

2 . Repair
Penggantian jaringan nekrotik dengan proliferasi sel dan sintesis matriks baru tergantung
pada migrasi fibroblast kejaringan yang injury dank lot.Dalam 2 – 3 hari setelah injury,fibroblast
pada luka berproliferasi cepat dan mensintesa matrik baru. Selama beberapa minggu kemudian
terjadi perubahan komposisi jaringan granulasi.Air,glosaminoglikan dan kolagen tipe 3,sel
inflamasi tidak tampak,dan kenaikan konsentrasi kolagen tipe 1.Serat kolagen baru ukurannya
bertambah besar,maka konsentrasi kolagen tipe 1 meningkat dan densitas fibroblast

3
berkurang.Pembentukan matrik meningkat.Seperti serat kolagen beberapa pembuluh darah
berkurang dan sedikit jaringan elastin tampak pada tempat injuri.

3 . Remodeling
Remodeling tampak setelah beberapa minggu dengan menurunnya fibroblast dan
makrofag,penurunan aktifitas sintesa fibroblast,fibroblast dan serat kolagen tampak
menyatu.Serat kolagen betambah lebar,meningkatnya konsentrasi kolagen dan rasio kolagen tipe
1 dan 3,konsentrasi air dan proteoglikan pada jaringan tersebut.Beberapa bulan setelah
injuri,volume jaringan yang berproliferasi adalah berkurang, dan perbaikan jaringan terus terjadi.
Densitas sel dan jumlah pembuluh darah mendekati level normal dan konsentrasi kolagen
meningkat mendekati normal, tapi perpindahan, penggantian dan reorganisasi jaringan berlanjut
sampai beberapa tahun. Penting untuk diingat bahwa ligamen matur memperbaiki kekurang
kuatan ligamen normal ( biasanya 50 % -70% dari kekuatan normal ). Umumnya defisit kekuatan
secara klinis tidak mengganggu fungsi sendi, sedikitnya sebagian, karena volume jaringan yang
sembuh lebih banyak daripada volume ligament yang tidak terkena injuri.

3. Manajemen Ruptur Tendon Fleksor pada tangan


Perbaikan tendon fleksor pada tangan merupakan persoalan yang rumit.Perbaikan primer
tidak boleh dicoba kalau luka itu terkontaminasi atau kalau ujung yang terpotong itu hanya dapat
ditemukan dengan diseksi yang luas.Terbelahnya tendon superficial saja tidak memerlukan
perbaikan.Cedera tendon pada sarung fleksor antara lipatan telapak tangan distal dan interfalank
proksimal cendrung membentuk adhesi kalau dijahit,kecuali kalau keahlian dan fasilitas sangat
bagus,cedera inisebaiknya dibiarkan saja dan ditangani 3 – 6 minggu kemudian dengan
penjahitan sekunder atau pencangkokan tendon.
Tendon yang terpotong dibuka melalui suatu insisi mid aksial pada jari dan melalui
perluasan luka kulit secara zig zag,sarung tendon sebanyak mungkin dipertahankan kemudian
kedua ujung potongan diaposisikan dengan sesedikit mungkin kerusakan pada pasokan darah
ekstinsik dan intrinsic.Pembentukan hematome akan mengakibatkan cedera sukar sembuh dan
adhesi tendon.Kemudian kulit ditutup dengan jahitan langsung tampa tegangan.
Luka dibalut dengan pembalut yang kuat dan merata dan plester gip yang menempatkan
pergelangan tangan dan jari dibalut dalam keadaan fleksi untuk mengurangi tegangan dari garis
jahitan,atau pergelangan tangan sedikit ektensi,sendi metekarpophalangeal difleksikan hampir
90º,sendi interfalangeal ektensi dan ibujari abduksi. Dalam posisi ini ligamentum

4
metacarpopalangeal dan interpalangeal merentang sepenuhnya sehingga kecil kemungkinan
fibrosis menyebabkan kontraktur.
Perawatan pasca operasi, tangan dipertahankan dalam keadaan elevasi dan
istirahat.Perbaikan primer tendon fleksor yang telah dilakukan,pembalut dilepas pada hari ke tiga
dan diganti bebat elastisuntuk mempertahankan pergelangan tangan dan fleksi
metakarpopalangeal tapi memungkinkan ekstensi interpalangeal aktif.
Penilaian setelah tiga minggu pembalut dibuka sehingga dapat diperkirakan fungsi tangan
baik sensorik maupun motorik.
Rehabilitasi dimulai latihan aktif bila luka telah sembuh dan prendaman dengan
lilin.Penggunaan tangan secara bertahap sampai seperti normal sebelum cedera.

Anda mungkin juga menyukai