1, April 2019
http://agritech.unhas.ac.id/ojs/index.php/at
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
ISSN Online : 2656-2413
ISSN Print : 1979-7362
ABSTRAK
Bangunan irigasi mengalami penurunan fungsi akibat bertambahnya umur bangunan atau
pengaruh ulah manusia. Sesuai dengan amanat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) No. 12/PRT/M/2015 bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan
untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi, agar kebutuhan air tanaman dapat tercapai
dengan optimal. Sistem irigasi dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu: prasarana fisik,
produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A). Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan penilaian tentang
kinerja sistem irigasi Utama Bantimurung Kabupaten Maros yang berguna untuk menyusun
program tindak lanjut seperti perbaikan, rehabilitasi, dan pemeliharan jaringan irigasi.
Metode penelitian dilakukan dengan cara obeservasi langsung ke lapangan dengan
melakukan penelusuran jaringan irigasi DI Bantimurung, wawancara dan analisis data
sekunder. Penelusuran jaringan irigasi ini dilakukan untuk mendapatkan data kondisi
prasarana fisik. Metode wawancara dan analisis data sekunder digunakan untuk mendapatkan
data produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan P3A.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja sistem irigasi utama daerah irigasi Bantimurung
ialah Kurang dan Perlu Perhatian (55,41%). Perhitungan penilaian kinerja sistem irigasi
Bantimurung meliputi 6 aspek indikator yaitu kondisi prasarana fisik, produktivitas tanam,
sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A).
Kata Kunci: DI Bantimurung, Penilaian, Kinerja, Daerah Irigasi.
66
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
daerah irigasi
Pada tahap ini terdapat 2 jenis data
yang akan dikelolah yaitu data hasil Penilaian
Komponen
Penilaian
Komponen
Penilaian
Komponen
Penilaian
Komponen
Penilaian
Komponen
Penilaian
Komponen
Prasarana Sarana Produktivitas Organisasi
penilaian kinerja irigasi dan peta daerah Fisik Penunjang Tanaman Personalia
Dokumentasi P3A
dibuat dengan software Arcgiss sehingga c. Nilai kondisi sedang (>60-80%) atau tingkat kerusakan (≥20-40%)
d. Nilai kondisi kurang (<60%) atau tingkat kerusakan (≥40%)
Selesai
68
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
69
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
dan bangunannya yang telah dibangun dan disebabkan karena besarnya debit yang
berfungsi serta tercantum dalam daftar mengalir di saluran dan besarnya intensitas
pemeliharaan. Sedangkan kondisi di hujan sehingga pada musim hujan lahan
lapangan tidak didapatkan data terkait pertanian (Sawah) tergenangi sekitar ≥20
saluran pembuangan hal ini di sebabkan cm. Akan tetapi air tidak menggenangi
karena yang menjadi saluran pembuagan sawah dalam jangka waktu yang lama
pada irigasi Bantimurung ialah sungai- setalah 6 hari air tidak lagi menggenagi
sungai kecil kemudian diteruskan sampai areal pertanian. Data ini di peroleh dari
ke laut, sehingga tidak terdapat bangunan hasil wawancara pada setiap kelompok
pada saluran pembuangan. Sehingga salah P3A DI Bantimurung.
satu cara untuk memperoleh data tersebut Jalan Masuk/Inspeksi
dilakukan digitasi aliran sungai pada data Komponen penilaian kondisi jalan
citra daerah irigasi bantimurung. Penilaian masuk/inspeksi terdiri dari kondisi jalan
ini dapat diuraikan sebagaimana pada Tabel masuk/inspeksi ke banguan utama, jalan
5. masuk/inspeksi sepanjang saluran
Tabel 5. Penilaian kinerja sistem irigasi pembawa, dan jalan masuk ke saluran
Bantimurung pada komponen saluran maupun bangunan dapat dicapai dengan
pembuangan dan bangunannya. mudah. Penilaian ini dapat diuraikan
Indeks sebagaimana pada Tabel 6.
Kondisi Nilai Kondisi Tabel 6. Penilaian kinerja sistem irigasi
Uraian Eksisting Bagian Bobot Bobot
(%) (%)
Bantimurung pada komponen saluran jalan
Final Maks
(%) (%) masuk/Inspeksi.
(1) (2) (3) (4) (5) Indeks Kondisi
Kondisi Nilai
1. Semua saluran Bobot Bobot
Uraian Eksisting Bagian
pembuangan Final Maks
(%) (%)
dan (%) (%)
bangunannya (1) (2) (3) (4) (5)
telah 1. Jalan masuk ke
dibangun dan bangunan
terantum
0 75 0 3,00 98 50 1,96 2,00
utama dalam
dalam daftar kondisi baik
pemeliharaan 2. Jalan inspeksi
serta telah dan jalan
diperbaiki dan setapak
berfungsi. 73,5 25 0,74 1,00
sepanjang
2. Tidak ada saluran telah
masalah banjir diperbaiki
66 25 0,66 1,00
yang 3. Setiap
menggenangi bangunan dan
Total Bobot saluran yang
Saluran dipelihara dapat
60,8 25 0,61 1,00
Pembuangan dan
66 100 0,66 4,00
dicapai dengan
Bangunannya mudah
Total Bobot Jalan
Saluran pembuangan DI Bantimurung Masuk/Inspeksi
82,5 100 3,30 4,00
masih berupa saluran tanah karena
terbentuk secara alami sehingga tanggul Jalan masuk/inspeksi ke bangunan
saluran pembuangan masih berupa tanggul utama (bendung) merupakan jalan poros
tanah. Oleh karena itu tinggi tanggul, Kabupaten Maros-Bone. Pada DI
elevasi tanggul, kestabilan tanggul tersebut Bantimurung Terdapat 13 saluran, baik itu
tidak direnacakan. saluran primer dan sekunder, kemudian
Pada daerah irigasi Bantimurung terdapat 46 buah bangunan baik itu bagi
lahan sawah yang berada di kecamatan sadap maupun sadap. Namun untuk
Maros Baru, Simbang dan Bontoa sering mengaksesnya hanya terdapat 28 bangunan
mengalami banjir pada musim hujan hal ini yang dapat diakses dengan mudah
71
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
72
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
I,II,III yang di dapatkan dari dinas Penilaian pada sub komponen alat-
ketahanan pangan pertanian kabupaten alat kantor mempunyai nilai 0,2% dari 2%
Maros, sedangkan untuk indeks pertanaman yang diharapkan, hal ini disebabkan karena
(IP) Maksimal 300%. Serta perhitungan perlengkapan kantor dalam kondisi tidak
produktivitas padi dihitung berdasarkan terawat dan tidak memadai untuk pegawai
luas rencana tanam rata-rata dengan ranting DI Bantimurung. Sedangkan alat
produksi Kondisi yang ada selama MT komunikasi mendapatkan nilai 0% dari 2%
I,II,III. Data rencana produktivitas di yang diharapkan hasil penilaian pada sun
peroleh dari dinas ketahanan pangan komponen alat komunikasi rendah,
kabupaten Maros. dikarenakan tidak adanya prasana jaringan
komunikasi dari Dinas PU Bidang PSDA
Kondisi Prasarana Penunjang Kabupaten Maros. Penilaian sarana
Perhitungan kondisi sarana penunjang penunjang secara keseluruhan
juga dipengaruhi penilaian terhadap alat menghasilkan nilai 1.39% dari 10% yang
transportasi perwakilan balai, pengelola diharapkan.
irigasi maupun Petugas Pintu Air (PPA)/ Kondisi Organisasi Personalia
Petugas Operasi Bendung (POB), alat-alat Perhitungan penilaian organisasi
kantor pelaksana OP dan alat komunikasi. personalia dipengaruhi oleh penilaian
Perhitungan penilaian kondisi sarana terhadap organisasi OP, baik dari
penunjang dapat dilihat pada Tabel 9. perwakilan balai, pengelola irigasi,
Tabel 9. Penilaian kinerja sistem irigasi PPA/POB terdapat batasan tanggung jawab
Bantimurung pada komponen Sarana dan tugas yang jelas. Kesesuaian jumlah
Penunjang DI bantimurung. kebutuhan dan status petugas yang sudah
Indeks
menjadi Pegawai Negeri Sipil serta
Kondisi Nilai Kondisi
Uraian Eksisting Bagian Bobot Bobot pengetahuan OP oleh perwakilan balai,
(%) (%) Final Maks pengelola irigasi dan PPA/POB juga
(%) (%) mempengaruhi penilaian dalam komponen
(1) (2) (3) (4) (5) Organisasi personalia ini. Perhitungan
1. Peralatan O&P 29,75 100 1,19 4,00 penilaian kondisi sarana penunjang dapat
2. Transportasi 0 100 0 2,00
3. Alat-alat Kantor
dilihat pada Tabel 10.
Ranting/Pengamat/ 10 100 0,2 2,00 Tabel 10. Penilaian kinerja sistem irigasi
UPTD Bantimurung pada komponen Organisasi
4. Alat Komunikasi 0 100 0 2,00 Personalia DI bantimurung.
Total Bobot Sarana
13,9 1,39 10 Indeks Kondisi
Penunjang Kondisi Nilai
Bobot Bobot
Uraian Eksiting Bagian
Final Maks
Sub Komponen Peralatan Operasi (%) (%)
(%) (%)
dan Pemeliharaan mempunyai nilai 1.19% (1) (2) (3) (4) (5)
dari 4,00% yang diharapkan. Hasil 1. Organisasi
O&P telah
penilaian sub komponen Transportasi disusun dengan
mempunyai nilai 0% dari 2% yang batasas-batasan 61 100 3,05 5,00
diharapkan. Hasil penilaian pada sub tanggung jawab
dan tugas yang
komponen Transportasi sangat rendah, jelas
dikarenakan tidak adanya kendaraan dinas 2. Personalia 61 100 6,1 10
maupun biaya operasional dari Dinas PU Total Bobot
bidang PSDA Kabupaten Maros untuk Organisasi 61 9,15 15
Personalia
Perwakilan Balai, dan tidak adanya sepeda
untuk Petugas Pintu Air/Petugas Operasi
Penilaian personalia mengacu pada
Bendung (PPA/POB) dari Dinas PU bidang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
PSDA Kabupaten Maros.
No.32/PRT/M/2007 tentang pedoman
73
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
Operasi dan Pemeliharaan (OP) Jaringan kelengkapan data dinding di kantor hanya
Irigasi. Pedoman tersebut menjelaskan terdapat 4 peta yang terpasang yaitu peta
tentang jumlah kebutuhan tenaga pelaksana skema jaringan, peta skema ploting tenaga
OP yaitu sebagai berikut: kerja, peta struktur organisasi dan peta
a. Kepala kalender tanam, namun peta yang tersedia
Ranting/pengamat/UPTD/cabang di kantor ranting tidak di perbaharui secara
dinas/korwil: 1 orang + 5 staff per rutin sehingga terdapat beberapa pintu air
5.000 – 7.500 Ha. yang tidak terinformasikan dari peta skema
b. Mantri Juru pengairan: 1 orang per 750 jaringan tersebut. Untuk skema ploting
– 1.500 Ha. kegiatan pemeliharaan belum terdapat di
c. Petugas Operasi Bendung (POB): 1 kantor ranting DI Bantimurung.
orang per bendung, dapat ditambah Kondisi kelembagaan IP3A/GP3A/P3A
beberapa pekerja untuk bendung besar Penilaian Perkumpulan Petani
d. Petugas Pintu Air (PPA): 1 orang per 3- Pemakai Air meliputi Gabungan P3A
5 bangunan sadap dan bangunan bagi (GP3A). Perhitungan penilaian kondisi
pada saluran berjarak antara 2-3 km sarana penunjang dapat dilihat pada Tabel
atau daerah layanan 150-500 ha. 12.
e. Pekerja/Pekarya Saluran (PS): 1 orang Tabel 12. Penilaian kinerja sistem irigasi
per 2-3 km panjang saluran. Bantimurung pada komponen
Kondisi Dokumentasi IP3A/GP3A/P3A DI Bantimurung.
Penilaian komponen dokumentasi Indeks Kondisi
Kondisi Nilai
dipengaruhi oleh tersedianya buku data DI, Bobot Bobot
Uraian Eksiting Bagian
Final Maks
peta maupun gambar-gambar pada dinding (%) (%)
(%) (%)
kantor, gambar pelaksana maupun skema (1) (2) (3) (4) (5)
jaringan. Perhitungan penilaian kondisi 1. GP3A/IP3A
sarana penunjang dapat dilihat pada Tabel sudah Berbadan 85.7 15 1,29 1,50
Hukum
11. 2. Kondisi
Tabel 11. Penilaian kinerja sistem irigasi kelembagaan 100 5 0,50 0,50
Bantimurung pada komponen Dokumentasi GP3A/IP3A
DI bantimurung. 3. Rapat Ulu-
ulu/P3A
Indeks Desa/GP3A/IP3
Kondisi Nilai Kondisi 40 20 0,8 2
A dengan
Uraian Eksiting Bagian Bobot Bobot Ranting/Penga
(%) (%) Final Maks mat/UPTD
(%) (%) 4. GP3A/IP3A
(1) (2) (3) (4) (5) aktif mengikuti
survey/penelusa
80 10 0,8 1
1. Buku data DI 51 20 1,02 2,00
ran jaringan
2. Peta dan
Gambar
34,3 20 1,03 3,00 5. Partisipasi
GP3A/IP3A
Total Bobot
Dokumentasi
54,6 100 2,73 5,00 dalam
perbaikan 85 20 1,7 2
jaringan dan
Buku data DI Bantimurung dibuat penanganan
bencana alam.
pada tahun 1990 untuk kelengkapan buku
6. Iuran
data DI termasuk dalam kategori baik GP3A/IP3A
karena di dalam buku tersebut banyak digunakan 70 20 1,4 2
memuat informasi seperti inventarisasi untuk perbaikan
jaringan
saluran, pintu air, bangunan ukur, bangunan 7. Partisipasi
pelengkap, akan tetapi data-data tersebut P3A/GP3A/IP3
tidak pernah di perbaharui terkait masalah A dalam 80 10 0,8 1
perencanaan
kondisi bangunannya. Sedangkan tata tanam dan
74
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
pengalokasian IP3A/GP3A
6 7,29 10
air / P3A
Total Bobot Total Bobot 55,41 100
Perkumpulan
72.8 100 7,28 10
Petani Pemakai
Air (P3A) KESIMPULAN
75
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
76
Jurnal AgriTechno. Vol. 12 (1): 66-77
https://doi.org/10.20956/at.v12i1.187
77