Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEBIDANAN

Vol 3, No 3, Juli 2017 : 121-126


EFEKTIFITAS PEMBERIAN MISOPROSTOL PERVAGINAM DENGAN OKSITOSIN
INTRAVENA TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN
INDIKASI KPD DI RS ISLAM ASY-SYIFAA BANDAR JAYA TAHUN 2016

Reni(1), Sunarsih(2)

ABSTRAK

Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara
operatif maupun medikasi, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi
persalinan. Hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2009 menunjukkan tahun
2009 terdapat ibu bersalin yang dilakukan induksi pada saat persalinan sebanyak 285 kasus dari
1046 persalinan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan sejumlah rumah sakit di
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui Efektifitas Pemberian Induksi Persalinan
Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Pada Ibu Bersalin Indikasi KPD di RS Islam
Asy-Syifaa Bandar Jaya Tahun 2016.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan quasi eksperimen.
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan KPD yang melakukan persalinan
sebanyak 37 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
univariat dan bivariat dengan uji t-test.
Diketahui bahwa induksi persalinan dengan misoprostol pervaginam pada ibu bersalin
indikasi KPD dengan nilai rata-rata kemajuan persalinan 4,18 dan standar deviasi 1,510. Induksi
persalinan dengan oksitosin intravena mempunyai nilai rata-rata kemajuan persalinan 3,12 dan
standar deviasi 0,993, Terdapat efektifitas pemberian induksi persalinan misoprostol pervaginam
dengan oksitosin intravena pada ibu bersalin indikasi KPD p-value = 0,012. Kesimpulan terdapat
efektifitas pemberian induksi persalinan misoprostol pervaginam dengan oksitosin intravena pada
ibu bersalin indikasi KPD.

Kata Kunci : Misoprostol Pervaginam, oksitosin intravena, kemajuan persalinan

PENDAHULUAN vagina atau infeksi pada cairan ketuban.


Komplikasi maternal merupakan Penatalaksanaan KPD diusia kehamilan
penyebab langsung dari kematian ibu. >35 minggu lakukan induksi, bila gagal
Setiap hari sekitar 1000 wanita meninggal dilakukan seksio cesarea. (2).
karena penyebab yang dapat dicegah dan Induksi persalinan adalah suatu
berhubungan dengan kehamilan dan tindakan terhadap ibu hamil yang belum
persalinan, atau sekitar 350.000 kematian inpartu, baik secara operatif maupun
setiap tahunnya (WHO, 2011). Di Indonesia, medikasi, untuk merangsang timbulnya
sekitar 80% kematian ibu juga disebabkan kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan.
oleh komplikasi langsung obstetri terutama Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi
perdarahan, sepsis, aborsi tidak aman, pre- persalinan, di mana pada akselerasi persalinan
eklampsia dan eklampsia, serta partus lama tindakan- tindakan tersebut dikerjakan pada
atau partus macet (1). wanita hamil yang sudah inpartu. Induksi
Salah satu penyebab kematian adalah persalinan adalah upaya untuk melahirkan
infeksi, infeksi adalah salah satu faktor pervaginam dengan merangsang timbulnya
predisposisi terjadinya ketuban pecah dini his bagi ibu hamil yang belum inpartu
(KPD), infeksi yang terjadi secara langsung sehingga terjadi persalinan (2).
pada selaput ketuban maupun asenderen dari

1.) Program Studi Kebidanan


2.) Program Studi Kebidanan Universitas Malahayati
122 Reni, Sunarsih

Induksi persalinan terjadi antara 10% ruptur uteri. Penanganan bila terjadi
sampai 20% dari seluruh persalinan dengan ruptur uteri yaitu akan dilakukan histerorafi
berbagai indikasi, baik untuk keselamatan ibu atau histerektomi. (5)
maupun keselamatan janin Insidensi Ketuban Pecah Dini merupakan
kehamilan postterm rata-rata sekitar 10% pecahnya ketuban sebelum waktunya
dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat melahirkan atau sebelum inpartu, pada
pada tahun 1997. Dikenal dua jenis pembukaan < 4cm (fase laten). Hal ini dapat
induksi yaitu secara mekanis dan terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
medisinalis. Pemakaian balon kateter, sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah
batang laminaria, dan pemecahan selaput dini termasuk dalam kehamilan beresiko
ketuban termasuk cara mekanis. Induksi tinggi. Kesalahan dalam mengelola KPD akan
medisinalis dapat dengan menggunakan membawa akibat meningkatnya morbiditas
infus oksitosin intravena dengan keuntungan dan mortalitas ibu maupun bayinya. Ada 2
waktu paruh yang pendek hingga faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mudah diawasi dan dikendalikan bila mengambil sikap atau tindakan terhadap kasus
terjadi komplikasi, na\mun sangat KPD yaitu umur kehamilan dan ada
bergantung pada skor bishop sehingga perlu tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu (6).
pematangan serviks terlebih dahulu (3) Hasil perbandingan induksi oksitosin
Hasil survei demografi kesehatan intravena dan misoprostol pervaginam,
Indonesia (SKDI) tahun 2009 menunjukkan dimana hasil perbandingannya ditemukan
tahun 2009 terdapat ibu bersalin yang hasil Induksi interval pengiriman secara
dilakukan induksi pada saat persalinan signifikan lebih lama (p <0,05) pada
sebanyak 285 kasus dari 1046 persalinan kelompok oksitosin (7.17 ± 1.20h di
yang didapat dari hasil penelitian yang primigravida dan 6.06 ± 1.09h di
dilakukan sejumlah rumah sakit di multigravidas) dibandingkan dengan
Indonesia (4). kelompok misoprostol (6.61 ± 1.06 jam dalam
Misoprostol adalah analog oral primigravida dan 5.27 ± 1.11 jam dalam
prostaglandin E1 sintetik yang saat ini multigravidas). Berarti Interval pengiriman
semakin popular digunakan dalam dunia induksi dengan misoprostol adalah 8.5 jam
obstetrika. Pemakaian paling banyak adalah dan dengan oksitosin adalah 9.3 jam. Induksi
untuk induksi persalinan karena persalinan dengan infus oksitosin dalam kasus
kemampuannya dalam pematangan serviks KPD, di luar 36 minggu kehamilan, dalam
dan memacu kontraksi miometrium juga serviks dikaitkan dengan tingkat yang lebih
dalam usaha pencegahan dan pengobatan tinggi dari induksi gagal, durasi yang lebih
perdarahan postpartum karena efeknya yang lama dari tenaga kerja dan tingkat yang lebih
kuat sebagai uterotonika. Selain itu dari segi tinggi dari operasi caesar, dibandingkan
ekonomi obat ini tergolong murah dan tahan dengan mereka yang misoprostol pervaginam
(7)
terhadap suhu tropis sehingga dapat bertahan
lama (5). Dari data yang didapatkan di RS
Oksitosin merupakan preparat Islam Asy-syifaa Bandar Jaya kasus induksi
yang sering digunakan untuk induksi sejak awal tahun 2012 sampai dekade dari
persalinan, tetapi kegagalan induksi 25,3% naik menjadi 29,1% dan Berdasarkan
dengan oksitosin sering terjadi walaupun data pre survey di RS Islam Asy-syifaa
komplikasi pada janin dan ibu kurang, Bandar Jaya didapatkan data 26 ibu bersalin
karena dapat terkontrol dosisnya. Efek dengan indikasi KPD. Dari hasil
samping pemberian oksitosin pada ibu pengumpulan data didapatkan dari 26
hamil yaitu rasa mual, muntah dan responden, 13 (50%) orang ibu yang
intoksikasi air. Misoprotol dapat menjadi menggunakan induksi oksitosin intravena, 11
alternatif pilihan karena sebagai analog (42,3%) orang ibu menggunakan induksi
prostaglandin yang memiliki keunggulan misoprostol pervaginam dan 2 (7,7%) orang
karena efektifitasnya, harga yang relatif ibu secara alami.
murah, stabilitasnya dalam kondisi panas,
kemudahan dalam penggunaan dan efek METODOLOGI PENELITIAN
samping yang kecil dan efek samping yang Jenis penelitian yang digunakan dalam
cukup besar pada misoprostol adalah penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 3, Juli 2017


Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Terhadap 123
Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi KPD Di RS Islam Asy-Syifaa
Bandar Jaya Tahun 2016
kuantitatif merupakan metode untuk menguji ini adalah pemberian misoprostol pervaginam
teori-teori tertentu dengan cara meneliti dan oksitosin intravena, sedangkan variabel
hubungan antar variabel (8). Penelitian ini dependen penelitian ini adalah kemajuan
dilakukan di Rumah Sakit Asy-Syifaa persalinan. Analisis univariat dilakukan secara
Bandar Jaya Lampung Tengah tahun 2016. deskriptif untuk melihat gambaran distribusi
Rancangan dalam penelitian ini adalah frekuensi dan proporsi variabel indenpenden
menggunakan rancangan quasi eksperimen.. maupun variabel dependen, sedangkan analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah bivariat untuk melihat efektifitas antar ibu
seluruh ibu bersalin dengan KPD yang bersalin indikasi KPD yang diberikan induksi
melakukan persalinan di Rumah sakit Islam dengan misoprostol pervaginam dengan ibu
Asy-Syifaa Bandar Jaya sebanyak 37 orang. yang diberikan induksi persalinan dengan
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu oksitosin intravena. Uji statistik yang
bersalin dengan KPD yang melakukan digunakan adalah uji t independen
persalinan di Rumah Sakit Asy-Syifaa (independet tes) karena menguji perbedaan
Bandar Jaya yang memenuhi kriteria mean antara dua kelompok data dependen
pemberian misoprostol pervaginam dan yang dihubungkan adalah bentuk data
oksitosin intravena sebanyak 34 orang. Teknik numerik dan kategorik dengan tingkat
pengambilan sampel dilakukan dengan kemaknaan 0,05.
metode Accidental Sampling.
Variabel independen dalam penelitian HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Analisis Univariate Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena
Terhadap Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi KPD

Variabel N Mean Min-Mak SD


Induksi persalinan dengan misoprostol pervaginam 4,18 2-7 1,510
17
Induksi persalinan dengan oksitosin intravena 3,12 1-5 0,993

Hasil analisis dapat dilihat dari 17 standar deviasi 1,510. Sedangkan pada
responden, diketahui bahwa induksi responden dengan induksi oksitosin
persalinan dengan misoprostol pervaginam intravena diketahui bahwa nilai minimal
pada ibu bersalin indikasi KPD nilai (nilai terendah) 1 cm dan nilai maksimal
minimal (nilai terendah) 2 cm dan nilai (nilai tertinggi) 5 cm dengan nilai rata- rata
maksimal (nilai tertinggi) 7 cm dengan nilai kemajuan persalinan 3,12 dan standar
rata-rata kemajuan persalinan 4,18 dan deviasi 0,993.

Tabel 2
Analisis Bivariat Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Terhadap
Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi KPD

N
Mean (Nilai SD P
Variabel (Jumlah
Rata-Rata) (Standar Deviasi) (Value)
Sampel)
Misoprostol Pervaginam 4,18 1,510
0,012 34
Oksitosin Intravena 3,12
0,993
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) pada tabel
nilai rata-rata, standar deviasi dan standar independent sample test adalah 0,012 < 0,05,
error untuk masing-masing variabel. Nilai maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan
rata-rata kemajuan persalinan pemberian pemberian misoprostol pervaginam lebih
misoprostol pervaginam adalah 4,18 efektif dibandingkan dengan oksitosin
sedangkan nilai Oksitosin intravena nilai rata- intravena terhadap kemajuan persalinan pada
ratanya adalah 3,12. Hasil uji statistik yang ibu bersalin indikasi KPD.

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 3, Juli 2017


124 Reni, Sunarsih

PEMBAHASAN penurunan janin. (10). Induksi persalinan


1. Efektifitas Pemberian Misoprostol adalah upaya memulai persalinan dengan
Pervaginam Dengan Oksitosin cara-cara buatan sebelum atau sesudah
Intravena Terhadap Kemajuan kehamilan cukup bulan dengan jalan
Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi merangsang timbulnya his. (6)
KPD Misoprostol dapat diberikan peroral,
Berdasarkan hasil penelitian, dapat sublingual atau pervaginam. tablet
dilihat nilai rata-rata, standar deviasi dan misoprostol dapat ditempatkan di forniks
standar error untuk masing-masing variabel. posterior vagina. Misoprostol pervaginam
Nilai rata-rata kemajuan persalinan pemberian diberikan dengan dosis 25 mcg dan diberikan
misoprostol pervaginam adalah 4,18 dosis ulang setelah 6 jam tidak ada his.
sedangkan nilai Oksitosin intravena nilai rata- Apabila tidak ada reaksi setelah 2 kali
ratanya adalah 3,12. Hasil uji statistik yang pemberian 25 mcg, maka dosis dinaikkan
dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) pada tabel menjadi 50 mcg setiap 6 jam. Misoprostol
independent sample test adalah 0,012 < 0,05, tidak dianjurkan melebihi 50 mcg dan
maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan melebihi 4 dosis atau 200 mcg. Misoprostol
terdapat efektifitas pemberian induksi mempunyai resiko meningkatkan kejadian
persalinan misoprostol pervaginam dengan ruptur uteri, oleh karena itu misoprostol hanya
oksitosin intravena pada ibu bersalin indikasi digunakan pada pelayanan kesehatan yang
KPD. lengkap (ada fasilitas operasi).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Misoprostol digunakan untuk
penelitian yang dilakukan oleh Bangal et,al. pematangan serviks dan hanya digunakan
2011. Hasil perbandingan induksi pada kasus-kasus tertentu misalnya: (1) pre
oksitosin intravena dan misoprostol eklampsia berat atau eklampsia dan serviks
pervaginam, dimana hasil perbandingannya belum matang sedangkan seksio sesarea
ditemukan hasil Induksi interval pengiriman belum dapat segera dilakukan atau bayi terlalu
secara signifikan lebih lama (p <0,05) pada premature untuk bias hidup, (2) kematian
kelompok oksitosin (7.17 ± 1.20h di janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum
primigravida dan 6.06 ± 1.09h di inpartu dan terdapat tanda-tanda gangguan
multigravidas) dibandingkan dengan pembekuan darah. Misoprostol tidak
kelompok misoprostol (6.61 ± 1.06 jam dianjurkan pada ibu yang memiliki jaringan
dalam primigravida dan 5.27 ± 1.11 jam parut pada uterus.
dalam multigravidas). Berarti Interval Oksitosin digunakan secara hati-hati
pengiriman induksi dengan misoprostol karena gawat janin dapat terjadi dari
adalah 8.5 jam dan dengan oksitosin adalah hiperstimulasi. Walaupun jarang, rupture
9.3 jam. Induksi persalinan dengan infus uteri dapat pula terjadi,lebih- lebih pada
oksitosin dalam kasus KPD, di luar 36 minggu multipara. Untuk itu senantiasa lakukan
kehamilan, dalam serviks dikaitkan dengan observasi yang ketat pada ibu yang mendapat
tingkat yang lebih tinggi dari induksi gagal, oksitosin. Dengan demikian, manfaat yang
durasi yang lebih lama dari tenaga kerja dan lebih banyak didapatkan dengan memberikan
tingkat yang lebih tinggi dari operasi caesar, regimen dosis yang lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan dengan mereka yang dosis yang lebih rendah. Di Parkland hospital
misoprostol pervaginam. penggunaan regimen oksitosin dengan dosis
Induksi persalinan adalah upaya awal dan tambahan 6 mU/menit secara
menstimulasi uterus untuk memulai terjadinya rutin telah dilakukan hingga saat ini.
persalinan. Sedangkan augmentasi atau Sedangkan di Birmingham Hospital di
akselerasi persalinan adalah meningkatkan University Alabama memulai oksitosin
frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi dengan dosis 2 mU/menit dan menaikkannya
uterus dalam persalinan. (9). Induksi sesuai kebutuhan setiap 15 menit yaitu
dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi menjadi 4, 8, 12, 16, 20, 25, dan 30
sebelum mulai terjadi persalinan spontan, mU/menit. Walaupun regimen yang pertama
dengan atau tanpa rupture membrane. tampaknya sangat berbeda, jika tidak ada
Augmentasi merujuk pada stimulasi terhadap aktifitas uterus, kedua regimen tersebut
kontraksi spontan yang dianggap tidak mengalirkan 12 mU/menit selama 45
adekuat karena kegagalan dilatasi serviks dan menit ke dalam infuse.(10)

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 3, Juli 2017


Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Terhadap 125
Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi KPD Di RS Islam Asy-Syifaa
Bandar Jaya Tahun 2016
Tujuan induksi atau augmentasi menghindari terjadinya tanda-tanda bahaya
adalah untuk menghasilkan aktifitas uterus kehamilan.
yang cukup untuk menghasilkan perubahan
serviks dan penurunan janin. Sejumlah KESIMPULAN
regimen oksitosin untuk stimulasi 1. Diketahui bahwa induksi persalinan
persalinan. Oksitosin diberikan dengan dengan misoprostol pervaginam pada
menggunakan protokol dosis rendah (1 – 4 ibu bersalin indikasi KPD nilai minimal
mU/menit) atau dosis tinggi (6 – 40 (nilai terendah) 2 cm dan nilai maksimal
mU/menit), awalnya hanya variasi (nilai tertinggi) 7 cm dengan nilai rata-
protokol dosis rendah yang digunakan di rata kemajuan persalinan 4,18 dan
Amerika Serikat, kemudian dilakukan standar deviasi 1,510.
percobaan dengan membandingkan dosis 2. Diketahui bahwa induksi persalinan
tinggi, dan hasilnya kedua regimen dengan oksitosin intravena mempunyai
tersebut tetap digunakan untuk induksi dan nilai minimal (nilai terendah) 1 cm dan
augmentasi persalinan karena tidak ada nilai maksimal (nilai tertinggi) 5 cm
regimen yang lebih baik dari pada terapi yang dengan nilai rata-rata kemajuan
lain untuk memperpendek waktu persalinan persalinan 3,12 dan standar deviasi
(10)
0,993..
Dari hasil penelitian peneliti 3. Terdapat perbedaan pemberian induksi
berasumsi efektifitas pemberian induksi persalinan misoprostol pervaginam
persalinan misoprostol pervaginam dengan dengan oksitosin intravena pada ibu
oksitosin intravena pada ibu bersalin indikasi bersalin indikasi KPD, dengan nilai
KPD dengan nilai pvalue = 0,012. Sehingga pvalue = 0,012. Disimpulkan bahwa
peneliti menyimpulkan bahwa lebih efektif lebih efektif pemberian misoprostol
pemberian misoprostol pervaginam dengan pervaginam dibandingkan dengan
nilai-rata-rata 4,18 dibandingkan dengan oksitosin intravena terhadap kemajuan
pemberian oksitosin intravena dengan nilai persalinan pada ibu bersalin indikasi
rata-rata 3,12 dikarenan dari faktor paritas ibu KPD.
sebagian besar multipara dan pasangan usia
subur sehingga proses pematangan servik SARAN
lebih cepat. Berdasarkan beberapa responden 1. Bagi Institusi Pendidikan
yang diteliti, hasil induksi misoprostol Diharapkan hasil penelitian ini dapat
pervaginam rata-rata kemjuannya 4-6 jam digunakan untuk pengetahuan dan menambah
dan oksitosin intravena 6-8 jam. Dari hasil sumber referensi dalam meningkatkan mutu
penelitian dapat disimpulkan bahwa efektifitas pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
pemberian induksi persalinan misoprostol indikasi ketuban pecah dini dengan tindakan
pervaginam dengan oksitosin intravena pada induksi persalinan menggunakan
ibu bersalin indikasi KPD dengan nilai pvalue misoprostol pervaginam dan oksitosin
= 0,012. intravena
Penggunaan Misoprostol pervaginam
pada kasus ibu dengan KPD aman diberikan 2. Bagi tenaga kesehatan
untuk kemajuan persalinan, tetapi tetap harus Bagi tenaga kesehatan, di harapkan hasil
dilakukan observasi (denyut jantung janin, his penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
dan tanda bahaya persalinan). Penggunaan pertimbangan untuk melakukan sebuah
oksitosin intravena pada kasus ibu dengan pemberian misoprostol pervaginam lebih
KPD perlu pertimbangan dikarenakan lebih aman dan tidak banyak mengakibatkan
banyak terjadi kegagalan dalam kemajuan terjadinya efek samping, mudah disimpan dan
persalinan pada kala I contohnya adalah fetal efektif merespon langsung pematangan
distress. serviks. Sedangkan pemberian oksitosin
Untuk itu diharapkan ibu untuk intravena mempunyai efek sampai salah
mencari sumber informasi mengenai satunya yaitu menggigil dan efek mual.
kehamilannya melalui buku bacaan dan
mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang 3. Bagi Rumah Sakit
diselenggarakan petugas kesehatan dan sering Dari hasil penelitian yang didapat
mengontrol keadaan ibu dan janinnya untuk diharapkan di RS dapat mengaplikasikannya

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 3, Juli 2017


126 Reni, Sunarsih

dan meningkatkan pelayanan khususnya yang 2010-2014.Jakarta


berkaitan dengan induksi persalinan dan 5. Jordan, Sue.2003. Farmakologi
memberikan gambaran data sebagai bahan Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku
evaluasi bagi pihak rumah sakit untuk melihat Kedokteran EGC.
sejauhmana penatalaksanaan perawatan 6. Taufan N. Buku Ajar Obstetri.
ketuban pecah dini diruang bersalin di RS Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.
Islam Asy-Syifaa Bandar Jaya. 2011
7. Bangal et,al.2011.A Comparative study
DAFTAR PUSTAKA of outcome af labor induction with
1. Bappenas,2010.Peraturan Presiden vaginal misoprostol versus intravenous
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun oxytocinin premature rupture of
2010 membranes beyond 36 weeks of gestation.
2. Taufan N, 2012. Patologi Kebidanan Int J Pharm Biomed Res,2(4),233-236
.Yogyakarta: penerbit Nuha Medika. Tentang Rencana Pembangunan Jangka
3. Elasari, T, Mirani, P,Ansyori,M.H, Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
Syamsuri,K.A,Husin.2007. Efektifitas 2010-2014.Jakarta
dan efek samping misoprostol dosis 8. Juliansyah Noor. 2011. Metodologi
25mcg vaginal untuk induksi Penelitian, Jakarta: Prenada Media Group
persalinan.pertemuan ilmiah Tahunan 9. Prawirohardjo Sarwono.2007..Ilmu
VIII Fetomaternal. Jogya.p.189- 202 Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan
4. Kemenkes RI, 2010. Kementrian Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kesehatan RI,2010.Rencana 10. Cunningham,F.G,dkk.2005.Obstetri
Strategis Kementrian Kesehatan.Tahun Williams Volume I.Jakarta:EGC

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 3, Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai