0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
145 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep Sociological Jurisprudence dan Sociology of Law yang melihat hukum tidak terpisah dari kondisi sosial masyarakat. Kedua ilmu hukum ini memandang persoalan hukum dari konteks yang berbeda, namun sama-sama dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan pandangan ahli hukum seperti Max Weber mengenai dimensi non-normatif hukum. Dokumen tersebut juga menjelaskan perkembangan t
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep Sociological Jurisprudence dan Sociology of Law yang melihat hukum tidak terpisah dari kondisi sosial masyarakat. Kedua ilmu hukum ini memandang persoalan hukum dari konteks yang berbeda, namun sama-sama dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan pandangan ahli hukum seperti Max Weber mengenai dimensi non-normatif hukum. Dokumen tersebut juga menjelaskan perkembangan t
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep Sociological Jurisprudence dan Sociology of Law yang melihat hukum tidak terpisah dari kondisi sosial masyarakat. Kedua ilmu hukum ini memandang persoalan hukum dari konteks yang berbeda, namun sama-sama dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan pandangan ahli hukum seperti Max Weber mengenai dimensi non-normatif hukum. Dokumen tersebut juga menjelaskan perkembangan t
Perkembangan konsep Sociology of Law dan Sociological Jurisprudence adalah pada
pemikiran bahwa hukum pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kondisi social sebuah masyarakat. Masyarakat dan hukum adalah saling mengisi satu sama lain, sehingga perlu dicari hubungan antara hukum perbedaan. Pada intinya konsep sociological jurisprudence dan sociology of law melihat konsep yang sama, namun tetap saja ada perbedaan diantara kedua ilmu hukum ini. Sogiological jurisprudence melihat permasalah dari konteks hukum ke masyarakat, sedangkan sociology of law melihat dari masyarakat ke hukum. Sociological Jurisprudence pada awal keberadaannya banyak dipengaruhi oleh teori Charles Darwin mengenai teori evolusi. Pertama-tama Herbert Spencer yang berkontribusi untuk menerapkan teori evolusi kedalam ilmu sosial, ia percaya bahwa evolusi menjadi kunci bagi kehidupan manusia, karena itu sebaiknya proses yang perkembangan sosial dan hukum berjalan sesuai dengan hukum evolusi yang akan berjalan pararel dengan perkembangan evolusi biologis. Teori laissez faire berada dalam tataran pemahaman ekonomis dan pemahaman filosofis mengenai sikap tindak. Teori ini muncul sebagai reaksi dari merkantilisme yang menganggap bahwa Negara mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kesejahteraan ekonomi Negara dengan mengatur perdagangan antar Negara dan perdagangan di daerah jajahan. Adam Smith mengatakan bahwa campur tangan Negara justru akan menimbulkan kerugian bagi perekonomian Negara, dan kesejahteraan tertinggi serta keuntungan bagi manusia pada umumnya dapat tercapai apabila perekonomian diserahkan pada mekanisme alami ekonomi manusia. Sejalan dengan teori Adam Smith, Maltus dan Ricardo mengatakan bahwa tidak ada gunanya untuk memperbaiki tingkat hidup rakyat miskin dengan peraturan perundang-undangan yang sifatnya mengobati karena justru akan menambah situasi mereka menjadi semakin buruk. Ahli hukum lain yang pandangannya berpengaruh besar terhadap perkembangan sociology of law dan sociological jurisprudence lainnya adalah Max Webber. Webber melihat bahwa hukum adalah sesuatu yang tidak hanya berdimensi normatif namun juga bernuansa politik, sosial, ekonomi dan budaya. Norma hukum yang ada juga bukan hanya sebatas peraturan akan tetapi juga konvensi (perjanjian antar masyarakat). Konvensi akan lebih menimbulkan reaksi masyarakat karena berasal dari masyarakat sendiri sehingga tidak memerlukan lembaga khusus untuk memberikan sanksi apabila terjadi pelanggaran norma dalam masyarakat. Berlainan dengan peraturan yang abila terjadi pelanggaran maka diperlukan aparat untuk dapat memberikan sanksi bagi si pelanggar. Istilah sociological jurisprudence jarang digunakan saat ini. Sekarang cenderung dianut oleh “studi social-hukum”. Advokasi studi sosial-hukum menekankan pentingnya menempatkan hukum dalam konteks sosialnya, menggunakan metode penelitian, mengakui bahwa banyak pertanyaan yurisprudensi tradisional bersifat empiris dan tidak murni konseptual. Tema yang meresap adalah kesenjangan antara hukum dalam buku dan hukum dalam tindakan. Menurut P. Zelnick, pada dasarnya ada tiga tahapan dalam proses perkembangan sociological jurisprudence, yaitu: 1. Tahap ketika Pound merintis sociological jurisprudence untuk pertama kalinya. Dalam tahap pertama ini dirumuskan bahwa tugas lawyer adalah sebagai engineer masyarakat (social engineer), dan program aksi mereka adalah mencoba untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan individu dan kebutuhan sosial pada nilai- nilai demokrasi yang dimiliki masyarakat barat 2. Ketertarikan dengan metodologi. Pada masa ini keahlian para lawyer dan para sosiolog disintesiskan, para yuris akhirnya melatih diri mereka dengan metodologi dan metode penelitian sosiologi, seperti tentang survey dan statistika.