Anda di halaman 1dari 1

Saya pembicara 1 dari tim kontra,tetap tidak setuju dengan mosi ​"Pentingnya berkendara

roda 2 untuk siswa SMP"


Yang pertama,Penggunaan sepeda motor oleh pelajar ke sekolah menyebabkan beberapa
dampak negatif.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada pasal
81 ayat (2) huruf (a) disebutkan bahwa syarat usia paling rendah seseorang memiliki SIM C
(sepeda motor) adalah 17 tahun, sementara pelajar banyak yang belum berusia 17 tahun,
belum lagi mereka banyak yang suka tidak menggunakan helm.

Kedua, meningkatnya resiko kecelakaan di jalan raya, karena pelajar yang mengendarai
sepeda motor kadang tidak disertai dengan pemahamannya terhadap rambu-rambu lalu
lintas dan perhitungan yang matang. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan.

Ketiga,secara psikologis, pelajar yang mengendarai sepeda motor cenderung ingin memacu
kendaraannya dengan kecepatan tinggi alias ngebut di jalanan, kurang hati-hati, dan
arogan. Bagi mereka, jalan raya seperti lintasan balap yang digunakan untuk track-track-an
bersama teman-temanya.

Keempat, menurunnya produktivitas. Kepemilikan sepeda motor membuat anak muda di


desa-desa lebih memilih nongkrong dengan komunitas motornya atau jalan-jalan sama
pacarnya daripada membantu orang tuanya. Mereka enak mengendarai motor kemana saja
mereka mau, sementara orang tuanya pusing memikirkan cicilan kredit motor setiap
bulannya. Dengan kata lain, sepeda motor telah melalaikan mereka dari berbakti kepada
orang tua.

Kelima,pemborosan. Supaya sepeda motornya lebih gaul, lebih keren, kekinian, dan tampil
beda, mereka pun memodifikasinya, mem-paint brushbody sepeda motornya. Memodifikasi
sepeda motor tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pelajar yang belum memiliki
penghasilan tentunya akan meminta uang kepada orang tuanya, dan akibatnya bertambah
lagi beban orang tua.

Jadi,saya tegaskan.saya tetap tidak setuju dengan mosi ini.Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai