Anda di halaman 1dari 23

Fis Lingk Air 1

1
fisika lingkungan
air
Dalam bab ini kita akan mempelajari sifat-sifat fisis air dan kualitas
air. Sifat-sifat fisis air perlu kita pelajari, supaya kita dapat memahami secara
fisika hal hal yang terjadi pada air. Sifat fisis air berkaitan dengan sifat dasar
air murni, sifat akustik, sifat optik dan gerakan gelombang pada air.
Kualitas air perlu juga kita pelajari, sehingga kita mempunyai
pemahaman tentang air yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Selain itu
dengan memahami kualitas air diharapkan kita dapat turut serta menjaga
kualitas air itu sendiri.

1.1. SIFAT SIFAT FISIS AIR

1.1.1. Sifat Dasar Air Murni


Molekul air secara khas cenderung untuk membentuk ikatan
hydrogen. Dibanding dengan senyawa hydrogen lainnya, seperti amoniak
(NH3), hydrogen fluoride (HF), dll maka air memiliki sifat yang unik, tidak
normal. Keunikan ini disebabkan oleh kedudukan atom
H dan O dalam molekul air tidak simetris, melainkan membentuk sudut
antara 1050 -1100, atau pasangan electron valensi yang mengelilingi atom O
dalam H2O tidak terdistribusi secara simetris, tetapi asimetris. Gambar 1.1 .
Akibat dari ketidak simetrisan ini adalah terbentuknya dipole listrik,
terjadi pemisahan muatan listrik, di satu sisi + dan sisi lain – didalam molekul
air. Secara utuh, molekul air itu netral, tapi dipole listrik inilah yang dapat
memberi pengaruh keluar yang cukup kuat, dikatakan bahwa molekul air
memiliki momen dipole yang kuat. Akibat selanjutnya ialah bahwa molekul
air mudah menbentuk gugusan / mengelompok / membentuk polimer –
polimer yang terdiri dari 2, 4 dan 8 molekul air seperti pada gambar 1.2
Derajat / tingkat polimerisasi berkurang dengan bertambahnya tenperatur.

1050 -1100

H H
H O H
hHHHH

O
simetris asimetris

Gambar 1.1. Molekul H2O asimetris.


2 Fisika Lingkungan
Secara umum terdapat 3 kelompok besar molekul air. Air no. I memiliki
susunan tetrahedral , memiliki volume terbesar. Air no II memiliki susunan
kisi seperti quartz . Air no III memiliki susunan ball pack dengan densitas
terbesar atau volume terkecil.
Dalam keadaan cair ikatan hidrogen antar molekul H 2O yang
berdekatan terus menerus mengalami pemutusan dan penyambungan
kembali akibat dari gerak termal, walaupun demikian molekul itu tergabung
menjadi gugus tertentu. Dalam keadaan padat gugus ini besar dan mantap
dan membentuk kristal es. Kristal es memiliki struktur terbuka, banyak
rongga / ruang kosongnya, hal ini menyebabkan kerapatan es sangat
rendah.

polimer 1 polimer 4 polimer 8


88

Gambar 1.2. polimer molekul air

Adanya polimer ini menyebabkan misalnya air memiliki densitas


maksimum pada 40 C. Dalam rentang temperature antara 0 0 C - 40 C,
dengan bertambahnya temperature, distribusi kelompok air ini mengalami
perubahan. Dari bentuk air no I (tetrahedral) ke bentuk air no III (ball pack).
Ekspansi ternal didaerah ini tidak berlaku. Kerapatan air bertambah dari 0 0
C, hingga mencapai maksimum pada 4 0 C, ketika gugus besar dari molekul
H2O terpecah menjadi gugus lebih kecil ia akan menempati ruang lebih kecil
dalam pengelompokan. Setelah temperatur lebih tinggi dari 4 0 C, hokum
pemuaian termal normal mulai berlaku.

1.0004
v kg/liter

t0 C,

1.0000
0 4 8

Gambar 1.3. Air memiliki kerapatan tertinggi pada 4 0 C


Fis Lingk Air 3
Penambahan garam pada air menyebabkan perubahan dari sifat ini. Untuk
air laut, rata-rata volume air terus berkontraksi / menyusut sampai ke titik
bekunya yang berada pada sekitar –20C. lihat Gambar. I.3 a

Air laut dan air murni sedikit terjadi perbedaan, misalnya pada air
murni densitas maksimum dicapai pada temperatur kira-kira 4 0C, tetapi pada
air laut dengan salinitas 35% o bisa mencapai 0 0C, (Salinitas adalah jumlah
dalam gram dari keseluruhan zat yang terkandung dalam satu kilogram air
laut, dengan anggapan bahwa semua karbonat diubah menjadi oksida ,
bromide dan jodida diganti oleh khlorida dan semua bahan-bahan organik
teroksidasi sempurna.) Dan juga titik bekunya, temperatur titik beku sebagai
fungsi dari salinitas diberikan dalam hubungan seperti pada Gambar 1.3.a.
tmax = temperatur dimana terjadi densitas maksimum
tg = temperatur titik beku

4
3
o 2
1 t max
tg
0
-1
-2
-3
-4

salinitas 0
0 5 10 15 20 25 30 00
Gambar I-3.a Hubungan antara tmax, tg dengan salinitas

Dari keterangan pda rumus yang didapat secara empiris :

Tg (0C) = 0,003 – 0,0527 S – 0,00004 S2 (1.1)


Sedangkan temperatur dimana terjadi maksimum, dirumuskan sebagai
berikut :

tmax (0C) = 3,995 – 0,20 S – 0,0011 S2 (1.2)

S = salinitas 35%o
jadi semakin bertambah salinitasnya tg dan tmax semakin kecil

Akibat – akibat lain dari keunikan molekul air adalah :

a. Air memiliki konstanta dielektrik yang tinggi  = 81 , ( vacum 1,


udara 1,0006, minyak 2,0, kaca 5 – 7 , mica 6 – 8.)
b. Air memiliki panas penguapan yang tinggi (590 kalori/gram)
c. Air memiliki kapasitas panas yang tinggi (1 kal/gram 0C)
d. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi (75 dyne/ Cm2)
4 Fisika Lingkungan
e. Air memiliki titik beku dan titik didih yang menyimpang dari
kelompok senyawa hidrogen. Seperti terlihat pada gambar 1.4
Dan lain-lain.

Dapat dilihat dari gambar bahwa titik didih dan titik beku air tidak sama
dengan suhu yang diharapkan, yaitu kira-kira –80oC dan –90oC tetapi justru
100oC dan 0oC . Seperti terlihat pada gambar 1.4

100oC

0oC
-4
titik didih
-42
titik beku -51
-64
berat mol
-100 C o 18 H 2O 34 H 2 S 50 80 100
129
Gambar 1.4.H:2Te
Penyimpangan titik didih dan titik beku air terhadap senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama.

1.1.2. Sifat Akustik Air


Kecepatan suara (C) dalam suatu medium ditentukan oleh
elastisitas dan densitas dari medium tersebut, yang diberikan dalam bentuk:
elastisitas 1 2
C=( ) ( I. 3)
densitas
Elastisitas suatu medium pada suatu keadaan yang adiabatis dinyatakan
dalam bentuk:
dp
E = - ( I. 4 )
d
p = tekanan dan  = volume spesifik
Karena kemampatan (kompresibilitas) dari medium diberikan oleh:
1 d
Ks = - ( I. 5 )
 dp
d
Atau Ks = -
dp
dengan Ks = kemampatan pada keadaan adiabatis dan  = densitas, maka
kecepatan suara dalam medium dapat dituliskan sebagai berikut :
1
C = ( I. 6 )
Ks
Fis Lingk Air 5
Kemampatan suatu medium sering dinyatakan dalam keadaan isothermal
(K), dan
Cp
K=  Ks dengan :  = ( I. 7 )
Cv
Sehingga kecepatan suara dapat dituliskan dalam bentuk:

C= . ( I. 8 )
K
Parameter  ,  dan K dari medium tergantung pada suhu, salinitas dan
tekanan. Berdasarkan pengukuran-pengukuran di lab, persamaan-
persamaan empiris untuk menghitung kecepatan suara untuk range
temperatur, salinitas dan tekanan di laut telah di buat oleh Mattehews (1927,
1939), Kuwahara (1939), Del Grosso (19352) dan Wilson (1960).
Persamaan empiris Wilson yang berlaku untuk salinitas dengan range 33
o .
oo

C = 1.449,2 + C1 + Cp – Cs +Cs,t,p ( I. 9 )

Dimana : C1 = 4.6233 T – 5.4551 x 10-2T-2 + 2.822 x 10-4T-3 –5.07 x 10-7T-4


Cp = 1.60518 x 10-1p + 1.0279 x 10-5p2 + 3.451 x 10-9p3-3.503 x 10-
12 4
p
Cs = 1.391 (S-35) – 7.8 x 10-2 (S-35)2
Dan Cs,t,p = (S-35) (-1.197) x 10-2T + 2.61 x 10-4p –1.96
C dalam m/s, T dalam 0C, S dalam perseribu dan p dalam kg/cm2.

Secara fisis dapat dilihat bahwa suatu penambahan temperatur


akan mengakibatkan penambahan dalam C (kecepatan suara). Kecepatan
bertambah besar kira-kira 3 m/sec setiap kenaikan suhu 1 0C untuk kondisi
lapisan permukaan. Meskipun penambahan dalam salinitas menambah
densitas, tetapi juga akan mengakibatkan pengurangan dalam
kompresibilitas memberikan efek yang lebih besar sehingga C bertambah.
Penambahan kecepatan kira-kira 3m/sec per 0C berarti sama dengan
penambahan terhadap kedalaman (tekanan), penambahannya dalam
densitas kurang penting dibandingkan dengan pengurangan dalam
kompresibilitas, sehingga C bertambah. Kira-kira 1,8 m/sec setiap 100 m.
Kecepatan suara lebih sensitif terhadap perubahan suhu daripada
terhadap salinitas. Karena suhu dan tekanan berubah-ubah pada tiap
lapisan air, maka kecepatan suara pada tiap-tiap lapisan akan berbeda-beda
pula.
Karena adanya perbedaan kecepatan suara pada medium air dan
udara, maka terjadi refraksi pada batas air, udara, demikian juga halnya
pada perbatasan antara dua medium air yang berbeda densitasnya. Suara
sebagai energi (akustik energi) akan diredam oleh gesekan molekul dari
medium.
Sering juga dikatakan bahwa suara diabsorbsi oleh medium
tersebut. Besarnya absorbsi ini berbanding pangkat dua dengan frekuensi
suara. Pengetahuan tentang sifat-sifat akustik di laut merupakan hal yang
penting untuk diketahui di dalam operasi di laut.
6 Fisika Lingkungan
1.1.3. Sifat Optik Air
Air seperti kebanyakan zat menstranmisikan radiasi elekromagnetik
secara selektif. Dia cukup transparan untuk cahaya tampak (visible light)
tetapi cukup kabur (opque) untuk panjang-panjang gelombang di luar “band”
ini. Jika kita gambar spektrum dari radiasi matahari yang sampai ke
permukaan laut:
Band cahaya tampak terdiri atas spektrum warna dari merah sampai
dengan violet. Kira-kira setengah energi matahari yang sampai ke
permukaan, tidak tampak (in visible). Dia sangat kabur (opque) terhadap
radiasi infrared.

visible

infrared
radiasi

ultra
violet


Gambar 1.5 Spektrum radiasi

Pada kedalaman hanya 10 cm hampir seluruh energi dari infrared telah


diabsorbsi.

visible

permukaan
10 cm


Gambar 1.6 Spektrum radiasi pada kedalaman 10 cm

Jika radiasi turun ke bawah maka “sisi merah” dari spektrum tampak
diabsorbsi dengan cepat. Cahaya buru-hijau paling baik ditransmisikan oleh
air “jernih”. Pada kedalaman 100 m hanya cahaya biru-hijau (blue-green)
Fis Lingk Air 7
yang tinggal, tetapi ini juga dengan banyak sekali terkurangi dibanding
kekuatannya di permukaan. Energi total yang tinggal pada kedalaman 100
m hanya kira-kira 1% dari energi yang masuk ke permukaan..

visible

permukaan

100 m

Gambar 1.7. Spektrum radiasi pada kedalaman 100 m

Kedalaman pada energi total jatuh tinggal 1% dari energi


permukaan merupakan kira-kira limit dari pertumbuhan tumbuhan, di bawah
ini terlalu gelap untuk tumbuhan dapat survive (tetap hidup).
Zone bagian atas kira-kira 100 m tebalnya, disebut photic zone atau
emphotic zone. Cahaya dapat di deteksi sampai kira-kira 100 m, jadi
binatang-binatang di daerah tersebut dapat membedakan siang atau malam
pada kedalaman itu. Dibawah 100 m praktis merupakan alam gelap gulita
yang abadi. Energi elektromagnetik yang diabsorbsi memanasi air, sehingga
dapat dilihat bahwa laut hanya dipanasi pada lapisan-lapisan bagian atas
(sekitar sepuluh meter).

1.1.4.Gerakan Orbit Gelombang Air


Walaupun gelombang air (laut) itu tampak merambat, massa air
dapat dikatakan tidak berpindah dari tempatnya. Sehingga jika sebuah
pelampung ditempatkan di atas permukaan lair (laut) yang dilewati oleh
gelombang, maka akan terlihat pelampung tersebut bergerak pada daerah
yang sangat terbatas. Apabila gerakan pelampung tersebut diikuti secara
seksama, pelampung menunjukkan suatu gerakan melingkar pada bidang
vertikal dengan arah perambatan gelombang. Dalam suatu periode
gelombang, pelampung tersebut mengadakan suatu gerakan orbit Jika
amplitudo gelombang a dan jari-jari orbit gelombang pada kedalaman
perairan z adalah rz maka rz = a e-kz. Kecepatan linier dari pelampung pada
orbitnya (Orbital Velocity) diberikan oleh:

a
u = 2 a= amplitudo gelombang (I. 10 )
T

Dari persamaan (1.10) dapat diperhatikan bahwa jari-jari orbit maupun


kecepatan orbit akan menurun secara eksponensial
8 Fisika Lingkungan
Untuk laut perairan dangkal gerak orbit gelombang dari partikel air
berbentuk elips, makin kedalam sumbu pendek makin kecil (berkurang),
sedangkan sumbu panjang tetap. Untuk perairan dalam gerak orbit
gelombang dari partikel air berbentuk lingkaran yang makin kedalam jari-jari
orbitnya semakin mengecil.

Gambar 1.8 : Variasi kecepatan partikel dengan kedalaman.

Gambar 1.9: Gerakan orbit gelombang dan stream lines di perairan dalam.
Fis Lingk Air 9

Gambar 1.10: Gerak orbit gelombang dan stream line di perairan dangkal.

Kecepatan Gelombang Air Pada Kedalaman Perairan Yang Berubah


Kecepatan rambat gelombang pada permukaan air tergantung pada
kedalaman perairan. Kecepatan ini dapat dinyatakan dengan
v  gh (1.11)
dengan g adalah percepatan gravitasi bumi dan h adalah kedalaman
perairan. Jika suatu pulsa gelombang yang berasal dari daerah dengan
kedalaman yang lebih besar(di tengah laut) menuju ke tepi (pantai) dengan
kedalaman yang lebih kecil, dengan bentuk bidang pantai yang plat miring
(Gambar 1.11).

x

h

Gambar 1.11

Maka kedalaman h dapat dinyatakan dengan


h  x tan  (1.12)
Sehingga kecepatan pulsa gelombang dapat dinyatakan dengan
v g tan  .x
(1.13)

Latihan 1 :
Jelaskan mengapa makin mendekati pantai tinggi ombak semakin besar ?

Penyelesaian :
Menurut persamaan (1.13), untuk pulsa gelombang yang makin mendekati
pantai maka x menjadi semakin kecil, dengan demikian kecepatan juga
semakin kecil. Karena frekuensi gelombang relatif tidak berubah, maka
panjang gelombang menjadi semakin kecil. Karena energi masih cukup
besar, akibatnya amplitudo gelombang menjadi semakin besar dan ada
10 Fisika Lingkungan
kemungkinan gelombang tersebut akan pecah ketika mendekati pantai,
sebelum menumbuk pantai.

Gambar 1.12. Gelombang menuju pantai

1.2. KUALITAS AIR


Kualitas air di suatu wilayah tidak selalu tetap, malainkan dapat
berubah dengan adanya pencemaran. Kualitas yang tadinya memenuhi
syarat-syarat untuk dipakai suatu kebutuhan, seperti untuk air minum, ada
kemungkinan pada suatu saat kualitasnya tidak memenuhhi syarat lagi.
Oleh sebab itu kualitas perlu dilindungi dari pencemaran. Kualitas air itu
meliputi : Kualitas fisis, kimia dan bakteriologis

1.2.1. Kualitas Fisis


Yang termasuk ke dalam sifat fisis air ialah :

Temperatur
Temperatur air tanah diukur dari sumur atau dari mata air, dengan
meletakkan termometer pada kedalaman rata-rata dari air sumur, dan untuk
mata air, termometernya di letakkan tepat pada lubang tempat air keluar.
Temperatur air tanah mencerminkan temperatur batuan yang ditempati air
tanah tersebut. Temperatur air sumur bukan temperatur sebenarnya karena
sudah dipengaruhi temperatur udara. Temperatur sebenarnya dari air tanah
adalah temperatur di mata air, karena airnya selalu berganti. Semakin dalam
air tanah, semakin tinggi temperaturnya sesuai dengan hukum gradien
barothermis.
Temperatur air sungai diukur pada titik pengambilan contoh air,
langsung dilakukan di lapangan. Temperatur air sungai di suatu titik
pengambilan Contoh air sangat bervariasi, sehingga sulit diperoleh nilai
temperatur yang benar-benar meyakinkan.
Temperatur air danau atau waduk biasanya diukur pada interval
kedalaman tertentu, karena pada tubuh air tersebut terjadi strata temperatur.
Hal ini terjadi pada waduk atau danau yang sangat dalam.
Temperatur air menpengaruhi kepadatan cairan dan juga kekentalan
cairan. Kepadatan suatu cairan akan naik dengan adanya penurunan
temperatur, tetapi pada umumnya kepadatan maksimum dicapai sebelum air
berbentuk es, yaitu pada temperatur 4oC, sedang pada temperatur dibawah
4oC sampai 0o kepadatan akan berkurang. Ada satu pendapat bahwa
dengan adanya penambahan tekanan hidrostatik, temperatur saat
Fis Lingk Air 11
kepadatan maksimum dalam air akan dibawah 4 oC meskipun berubah itu
hanya kecil saja. Kepadatan maksimum air laut dicapai pada 0 oC, sedang
bagi air tawar/bersih 4oC.
Kekentalan selalu berubah tergantung pada temperatur dimana
kekentalan akan naik dengan adanya penurunan temperatur.

Tabel 1.1: Perubahan kekentalan air karena adanya perubahan


temperatur.

Temperatur (oC) Prosentase kekentalan


0 100
5 84,9
10 73,7
15 63,7
20 56,1
25 49,8
30 44,6

Warna
Adanya warna dalam air disebabkan oleh zat-zat yang terlarut di
dalam air itu, karena itu harus dibedakan dengan kekeruhan, yang
disebabkan adanya zat-zat yang tidak larut. Pada umumnya perairan alami
berwarna, dan sebagai pegangan perlu adanya ukuran untuk menilai warna
air itu. Untuk ini dipakai standart warna yang dibuat dari garam platina dan
cobalt dalam konsentrasi tertentu yang dipakai sebagai pembanding warna
( Pt/Co).
Substansi logam, material-material humus, gambut, ganggang
atau protozoa, pembuangan dari industri-industri juga merupakan sebab
adanya warna dari dari air.

Kekeruhan
Kekeruhan dalam air seperti diterangkan di atas disebabkan oleh
adanya zat-zat seperti lumpur halus dan lain sebagainya yang melayang
sebagai koloid atau suspensi dalam air.
Kekeruhan diukur dengan alat yang disebut “spectrophotometer” di
laboratorium dari contoh air yang diambil di lapangan. Kekeruhan dapat
pula diukur langsung dilapangan dengan alat yang dan sebagainya
“Turbidityi rod”. Sebagai ukuran kekeruhan air dipakai skala yang
dinyatakan dalam mg SiO2 perliter.

Rasa dan bau


Ukuran rasa dan bau untuk air sukar dinyatakan dalam skala,
memang rasa dan bau banyak ragamnya. Dalam penilaian kualitas air
minum dapat dinyatakan secara langsung, umpamanya air itu rasanya asin,
asam, pahit dan sebagainya. Demikian pula baunya dapat dinyatakan
umpamanya bau busuk, bau tanah, bau seperti minyak dan sebagainya.
Rasa dari air disebabkan oleh adanya garam-garam atau unsur-unsur kimia
dalam air yang terdapat secara berlebihan, misalnya adanya unsur NaCl, Mg
dan beberapa unsur kimia yang menyebabkan rasa dalam air. Sedangkan
12 Fisika Lingkungan
bau disebabkan adanya gas-gas tertentu didalam air yang terdapat dalam
jumlah yang cukup tinggi, misalnya adanya gas H2S dan Amonia (NH4)
dapat pula disebabkan oleh konsentrasi unsur kimia yang terlalu tinggi
misalnya Fe.

Konsentrasi ion hidrogen


Dalam uraian konsentrasi ion hidrogen dimasukkan kedalam sifat
fisis. Meskipun beberapa penulis memasukkan konsentrasi ion hidrogen
kedalam sifat kimia. Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan sebagai pH yaitu
logaritma 10 dari konsentrasi ion hidrogen dalam moles per liter. Air netral
mempunyai pH = 7,0 yang menunjukkan bahwa jumlah ion H + sama
jumlahnya dengan ion OH. Air dengan pH < 7,0 dinyatakan asam, yang
menunjukkan bahwa jumlah ion OH- < ion H+. Sedang air dengan pH> 7,0
dinyatakan basa yang menunjukkan bahwa jumlah ion H + <ion OH-. Air
murni mempunyai pH = 7,0 pada temperatur 25 oC. kebanyakan air tanah
mempunyai pH antara 5.0. sampai 8.0. pH air sangat tinggi (8,5) biasanya
disebabkan oleh banyaknya sodium carbonat – bicarbonat yang terlarut. pH
air dinyatakan setengah tinggi (7.0 – 8.5) biasanya disebabkan oleh
tingginya bicarbonat yang terlarut. Sedang pH air dinyatakan sangat rendah
(4,0) disebabkan oleh adanya asam bebas yang terlarut. pH air setengah
rendah ( 7.0 – 4.0 ) disebabkan oleh kecilnya mineral-mineral asam dari
sulfida atau asam-asam organik. PH air diukur langsung di lapangan
bersamaan saat pengambilan contoh air. Dengan dibawanya contoh air ke
laboratorium maka terjadi perubahan pH, sebab dengan berubahnya
temperatur dan tekanan menyebabkan perubahan kandungan CO 2 di dalam
air sehingga menyebabkan berubahnya pH. Dengan demikian penentuan
pH air di laboratorium tidak diterapkan untuk menunjukkan pH air yang
sebenarnya seperti yang terdapat di lapangan.

Daya hantar listrik


Konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam air memberikan
pengaruh langsung pada daya hantar listrik airnya. Sebaliknya besarnya
daya hantar listrik mencerminkan besarnya konsentrasi ion. Nilai daya
hantar listrik selain merupakan fungsi dari konsentrasi ion dalam air, juga
sangat dipengaruhi oleh temperatur air. Maka perhitungan nilai daya hantar
listrik harus distandartkan pada temperatur tertentu, yaitu 25 0C. Nilai daya
hantar listrik bertambah besar apabila temperaturnya bertambah tinggi. Nilai
daya hantar listrik dikoreksi dalam temperatur 25 0C dengan menggunakan
koreksi 2% untuk setiap 10C perbedaan dengan 250C, dinyatakan dalam
persamaan :

EC(250C) = EC(t) t x 0,02 . EC(t) (I.14)

Dimana : EC(250C) = daya hantar listrik pada temperatur 250C ohm/cm


EC(t) = daya hantar listrik pada t0C dalam ohm/cm
t = (t0 – 250C) atau (250 – t0)
Daya hantar listrik air diukur dengan Electrical Conductance meter
(EC meter) atau disebut pula Electrical Condutivity di sumur-sumur atau
mata air atau diukur di laboratorium dari contoh-contoh air.
Fis Lingk Air 13
Kebanyakan air tanah mempunyai nilai daya hantar listrik antara
100 sampai 5.000 ohm/cm pada temperatur 250C. Catatan : 1,56 (EC) x 106
= 1 ppm.

1.2.2. Kualitas Air Secara Kimia


Zat-zat yang terlarut dalam air ditentukan dengan analisis kimia
dan dinyatakan dalam ion-ion. Ion positif (kation) antara lain calsium,
magnesium, sodium dan postasium. Sedang ion negatif (anion) antara lain
sulfate, chloride, fluoride nitrate. Ion-ion penyebab kebasaan biasanya
dinyatakan dalam ukuran Carbonate dan Bicarbonate. Sedang ion-ion
penyebab keasaman dinyatakan dalam ukuran konsentrasi ion hidrogen.
Gas-gas yang terlarut seperti carbon dioxide (CO 2) dan hidrogen
sulfide (H2S) merupakan bentuk-bentuk yang tidak mengalami dissosiasi.
Dalam suatu contoh air biasanya jumlah suatu zat yang terlarut
hanya kecil saja. Konsentrasi ion dari zat-zat terlarut dinyatakan dalam
satuan partikel permillion (ppm). 1 ppm yaitu 1 bagian berat zat tertentu
yang terlarut dalam 1.000.000 berat dalam larutan. Satuan lainnya yang
sering dipakai ialah milligram per liter (mg/l). (1 mg/l = 1 ppm). Satuan lain
yang kadang-kadang dipakai ialah gram per galon (gram/gal) dimana 1
gram/gal = 17,1 mg/l = ppm 17.1.
Dalam keperluan tertentu sering dipakai satuan equivalen per
million (epm). Berat equivalen suatu zat adalah berat atom zat sesuai
dengan valensinya. Untuk mengubah satuan ppm menjadi epm harus
dikalikan dengan faktor konversi menurut masing-masing zat.
Penentuan zat-zat yang terlarut dalam air dilakukan di
Laboratorium dengan analisa-analisa kimia. Metode analisa ada bermacam-
macam, tetapi umumnya dengan metode volumetri yakni berdasarkan
volume larutan dan metode colourimetri yakni berdasarkan perbandingan
warna larutan. Alat-alat pokok yang dipakai antara lain peralatan titrasi,
flame photo meter (untuk menentukan Na dan K) dan spectrophotometer.
Pada waktu sekarang untuk menentukan zat-zat terlarut, dapat dilakukan
langsung di lapangan dengan “portable kit” untuk setiap zat. Penentuan zat
di laboratorium lebih teliti dibandingkan dengan penentuan di lapangan.
Beberapa zat yang sering ditentukan konsentrasinya antara lain:

Boron (B)
Dalam perairan yang dekat dengan gunung berapi umumnya
mengandung boron. Sebenarnya boron itu adalah salah satu unsur yang
diperlukan dalam jumlah tertentu untuk melangsungkan pertumbuhan
tanam-tanaman. Jika konsentrasi berlebihan dapat mengganggu atau
memusnahkan tanama-tanaman itu. Kepekaan terhadap unsur boron tia-tiap
tanaman berbeda-beda, tetapi konsentrasi tidak melebihi 0,7 mg B per liter
(kira-kira 0,7 ppm) tidak akan membahayakan .

Arsen (As)
Senyawaan unsur arsen, diantaranya arsentrioksida (Racun tikus)
merupakan racun berat. Perairan dapat tercemar oleh arsen, terutama
disebabkan karena pembuangan ampas pabrik yang menggunakan arsen
seperti pabrik kulit, tekstil, gelas, obat-obatan kimiadan lain-lainnya.
14 Fisika Lingkungan

Timbal (Pb)
Perairan alam atau air yang berasal dari sumber mata air, jarang
mengandung timbal. Tetapi dalam persediaan air yang disalurkan melalui
pipa-pipa logam atau persediaan air yang disimpan dalam tempat yang
dibuat dari logam sering mengandung timbal. Senyawa atau garam-garam
timbal banyak dipergunakan dalam pabrik-pabrik diantaranya pabrik cat,
gelas, keramik dan lain-lain. Sama halnya seperti arsen, timbal ini
merupakan racun berat.

Flour (F)
Jika kita setiap hari secara kontinyu meminum air yang
mengandung flour dengan konsentrasi lebih dari 2 mg flourida per liter,
terutama anak-anak yang giginya mulai tumbuh, akan mengalami
pertumbuhan gigi yang tidak sehat, gigi-gigi itu terlihat berwarna kuning
sampai kecoklat-coklatan. Jika hal ini berlangsung terus, akibatnya glasin
atau email lapisan gigi akan rusak, penyakit ini disebut “Flourosa gigi”.
Dalam konsentrasi yang lebih besar dari 8 mg ke atas, selain gigi yang
terserang akan mengakibatkan pula kelainan pertumbuhan tulang-tulang
dan organ lainnya.

Nitrat (NO3)
Adanya nitrat yang tidak berlebihan dalam air untuk orang dewasa
pada umumnya tidak akan menyebabkan gangguan yang serius, tetapi
untuk bayi-bayi adalah sangat berbahaya. Gejalanya dapat terlihat yaitu
kulit bayi itu kelihatan kebiru-biruan. Hal ini disebabkan karena tubuh bayi itu
kekurangan oksigen, yang diakibatkan karena adanya nitrat pada air susu
untuk minum bayi . Nitrat ini biasanya berasal dari air sumur yang dipakai
untuk membuat air susu bayi itu. Gangguan itu disebabkan nitrat dalam
usus bayi itu tereduksi manjadi nitrat dan masuk ke dalam aliran darah.
Butir-butir darah merah yaitu haemoglobin bereaksi dengan nitrat sehingga
menjadi methaemoglobin. Butir-butir darah merah adalah pembawa oksigen
dalam bentuk oksigen haemoglobin dari jantung kejaringan-jaringan tubuh.
Tetapi karena haemoglobin itu telah menjadi methaemoglobin karena telah
bereaksi dengan nitrat, tidak mampu lagi membawa oksigen yang diperlukan
oleh jaringan-jaringan tubuh itu. Dengan demikian sebagai gejalanya terlihat
badan bayi itu kebiru-biruan.

Cianida (CN-)
Umumnya disebut ciankali, jarang sekali terdapat diperairan alam.
Tetapi merupakan racun yang sangat berat, sering dipergunakan dalam
pabrik dan perusahaan seperti untuk ektrasi emas dan perak dari bijinya
dalam pertambangan emas, juga banyak dipakai sebagai larutan dalam
penyepuhan atau galvanigasi logam-logam.
Dalam tanaman tertentu seperti dalam singkong tertentu terdapat
Pula cianida sebagai asam cianida (blanwuur) yang dapat menyebabkan
kematian jika termakan dalam jumlah yang berlebihan (salah seorang dokter
Indonesia mempergunakan singkong untuk pengobatan penyakit kangker).
Fis Lingk Air 15
Kadmium (Cd)
Unsur atau senyawa kadmium jarang terdapat dalam perairan
alami, tetapi sangat membahayakan karena sering dipergunakan dalam
perbagai industri seperti cat, keramik, pelapisan logam, elektronika,
fothografi dan lain-lain, maka dengan jalan satu dan lain hal persediaan air
minum dapat tercemar oleh kadium itu.

Kronium (Cr)
Garam-garam kronium banyak sekali dipergunakan dalam
berbagai industri dan perusahaan seperti industri tekstil, pencelupan,
penyamakan kulit, zat-zat warna dan cat, dipakai pula sebagai larutan
pencegahan karat dari alat-alat besi. Pencemaran air oleh garam-garam
kronium sangat membahayakan.

Barium (Ba)
Dalam perairan alam jarang ditemukan karena mudah mengendap
sebagai barium sulfat atau barit, garam-garam barium sebagai karbonat,
acetat, klorat, hidrogsida, klorida, nitrat dan sebagai banyak dipergunakan
dalam berbagai industri, seperti tekstil, pencelupan, keramik, kertas, kulit
dan lain-lain.

Perak (Ag)
Garam perak yang larut atau sebagai ion perak dipergunakan
sebagai pembunuh bakteri-bakteri dalam air kolam-kolam renang (sekarang
jarang dipergunakan).

Sulfida dan hidrogen sulfida (S= + H2S)


Sulfida biasanya berasal dari terjadinya pembusukan bahan-
bahan organik atau terjadi dari reduksi sulfat dalam kawah gunung-gunung
api. Karena baunya yang tidak menyedapkan (seperti telur busuk) walaupun
dalam jumlah kecil, tidak dikehendaki adanya hidrogen sulfida dalam air
minum. Selain itu bernafas dalam udara yang mengandung lebih dari 0.005
% H2S dalam waktu singkat menyebabkan keracunan yang kuat.

Amonium dan nitrit (NH4+ dan NO2-)


Garam-garam amonium dan nitrit dalam air dapat berasal dari
berbagai sumber, diantaranya dari air pembuangan (air seni) atau
pembusukan zat-zat organik, tetapi dalam air mineral kadang-kadang
terdapat pula garam-garam itu yang terjadi dari reduksi nitrat. Sudah barang
tentu adanya garam-garam yang tidak menyedapkan, tetapi juga
kehadirannya sebagai petunjuk kemungkinan air itu tercemar oleh kuman-
kuman penyakit dengan demikian air minum yang sehat harus bebas dari
garam-garam amonium dan nitrit.

Besi dan Mangan (Fe dan Mn)


16 Fisika Lingkungan
Hampir semua perairan alami mengandung besi dan mangan.
Kedua unsur logam ini merupakan zat yang penting dalam pengharaan
(nutrition) tubuh manusia, tetapi tidak dipergunakan secara langsung dalam
minuman atau makanan (dalam tablet multivitamin).
Adanya besi dan mangan dalam air minum dalam jumlah yang
berlebihan akan menyebabkan rasa logam atau besi, selain itu warna air
pun menjadi kuning atau coklat. Air teh yang dibuat dengan air yang
mengandung besi dan mangan, walaupun kelihatan air itu jernih, air teh itu
akan menjadi berwarna hitam. Selainitu jika dipergunakan sebagai air cuci
untuk kain-kain yang putih akan meninggalkan warna kuning atau coklat
pada kain itu.

Tembaga (Cu)
Garam-garam tembaga seperti tembaga sulfat sering
dipergunakan sebagai algaosida yaitu sebagai penghindar tumbuhnya
lumut-lumut seperti dalam air kolam-kolam renang, dalam pertanian sebagai
pemberantas hama. Selain itu dipergunakan juga dalam industri tekstil.
Adanya tembaga dalam air minum menyebabkan rasa tidak enak.

Klorida (Cl-)
Semua perairan alam mengandung klorida yang kadarnya sangat
bervariasi mulai dari beberapa miligram sampai puluhan ribu miligran (air
laut), tetapi untuk suatu perairan seperti air tanah, air artesis, danau atau
sungai biasanya taraf kadar kloridanya relatif tetap. Perubahan kadar
klorida dalam perairan itu yang berhubungan dengan lokasi tertentu maupun
waktu tertentu mununjukkan adanya percampuran dengan perairan lain atau
pencemaran terhadap perairan itu. Data kadar klorida dalam perairan
sangat penting dalam berbagai aspek seperti dalam penelitian-penelitian
tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi dan lain-lain.

Sulfat (SO=)
Sama halnya dengan klorida, sulfat dalam air minum dapat
mempengaruhi rasa air itu. Kandungan sulfat dan klorida dalam air
memudahkan terjadinya korosi pada alat-alat pemanasnya yang dibuat dari
logam. Berbagai industri banyak sekali memakai garam-garam sulfat
maupun asam sulfat.

Jumlah Garam Yang Larut (total disolved solids)


Seperti dikatakan di atas banyak garam-garam dan zat-zat yang
mempengaruhi rasa, bau maupun warna air. Jumlah garam yang larut tidak
termasuk suspended, koloid-koloid dan gas-gas. Untuk penilaian air minum
perlu ditetapkan batas maksimum jumlah garam-garam itu. Karena sudah
menjadi kebiasaan meminum air yang mengandung garam, air minum yang
tidak atau sedikit sekali mengandung garam rasanya tidak enak atau tidak
ada rasanya (hambar). Sebaliknya air minum yang mengandung banyak
garam menyebabkan rasanya terlalu keras, dan memang berbagai garam
dalam air minum dalam jumlah tertentu diperlukan oleh tubuh kita.

Kebasaan-Keasaman dan pH
Fis Lingk Air 17
Dalam perairan alam pada umumnya selalu terdapat sedikit atau
banyak, garam-garam basa, seperti kalsium, magnesium, dan natrium
sebagai garam karbonat, atau bikarbonat yang menyebabkan air itu basa.
Penetapan kebasaan air adalah penting dalam pengolahan atau penjernihan
air, sebab untuk mempercepat kejernihan dengan terjadinya flok (endapan),
dengan menambahkan bahan koakasasi (amunium sulfat) diperlukan
kebasaan yang cukup. Kebasaan itu biasanya dinyatakan dalam milligram
kalsium karbonat perliter.
Keasaman air alam pada umumnya disebabkan karena adanya gas
karbondioksida yang larut dalam air itu menjadi asam karbonat (H 2CO3),
maka perairan dalam kawah-kawah gunung api umumnya juga asam,
karena mengandung asam-asam mineral.
Sungai-sungai dapat pula menjadi asam karena tercemar asam-
asam pembuangan dari pabrik-pabrik. Sama halnya seperti kebasaan,
keasaman dinyatakan pula banyaknya dalam milligram CaCO 3 perliter yang
diperlukan untuk menetralkan asam dalam air itu.
Ukuran lain untuk menentukan kebasaan dan keasaman air ialah
dengan pH, yaitu suatu faktor konsentrasi ion hidrogen yang aktif (-log
konsentrasi H+) dengan skala dari 0 sampai 14.
Air yang pH nya 7,0 adalah netral, air dengan pH < 7,0 dinyatakan
asam, sedang pH > 7,0 adalah basa. Air yang asam atau pH nya rendah
dapat merusak logam dari beton seperti saluran-saluran pipa besi dan lain-
lain.

Kesadahan (hardness)
Kesadahan dibedakan atas kesadahan karbonat dan kesadahan
non karbonat, kesadahan karbonat (carbonat hadness) disebabkan oleh
karbonat dan bikarbonat dari kalsium dan maknesium. Karbonat dari
kalsium sedikit sekali didapatkan pada air minum tetapi bila didalamnya
terdapat CO2 kedua-duanya segera membentuk bikarbonat.
Kesadahan karbonat kadang-kadang disebut kesadahan sementara
(temporary hardness) karena dapat dihilangkan dengan memanaskan air.
Panas akan memisahkan CO2 dari karbonat dengan reaksinya :
Ca (HCO3)2  CaCO3  + H2O + CO2 

Kesadahan non karbonat disebabkan oleh sulfat dan klorida dari magnesium
dan kalsium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan panas dan
disebut dengan kesadahan permanen (permanent hardness). Jumlah dari
kedua kesadahan tersebut dinyatakan dengan kesadahan Total (Total
Hardness). Kesadahan total dirumuskan sebagai :
CaCO 3 CaCO 3
TH = Ca   Mg   (I. 15)
Ca Mg
Dalam praktek kesadahan air dinyatakan dalam konsentrasi setara
dengan CaO atau CaCO3. Skala Jerman 1 Do setara dengan 10 mg
CaCO3/liter, skala Perancis 1 F o setara dengan 10 mg CaCO 3/liter dan skala
Inggris 1Eo setara dengan l gram CaCO 3/gallon atau 1 Eo = 0,8 Do. Untuk
Indonesia biasanya dipakai skala Jerman.

1.2.3. Kualitas Air Berdasarkan Bakteriologis Dalam Air


18 Fisika Lingkungan
Bakteri terdapat di mana-mana, di dalam tanah, air dan di udara.
Jumlah bakteri yang terdapat di suatu tempat tergantung pada persediaan
makanan. kelembaban dan juga temperatur.
Unit yang dipakai untuk mengukur bakteri adalah mikron (micron)
yang panjangnya kira-kira sama dengan 1/25.000 inchi. Bakteri-bakteri yang
berada dalam air pada umumnya mempunyai panjang antara 1 sampai 4
mikron.

Klasifikasi bakteri
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan bakteri. Pada
umumnya bakteri diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, dalam hal ini ada
3 golongan yaitu :
- Bakteri berbentuk bulat disebut Cocci (sungular coccus)
- Bakteri berbentuk bulat memanjang disebut Bacilli (singular bacillus)
- Bakteri berbentuk spiral disebut Spirilla (singular spirillum)
Klasifikasi lainnya ialah :bakteri yang hidupnya dan berkembang biak
menumpang pada jazat hidup lainnya disebut bakteri parasitis (parasatic
bacteria), sedang yang hidup dan berkembang biak pada zat-zat organik
yang mati maupun zat an organik disebut bakteri patogen (pathogenic
bacteria). Klasifikasi bakteri-bakteri berdasarkan atas kebutuhannya akan
oksigen untuk hidup dan berkembang biaknya ialah
-Bakteri yang memerlukan zat oksigen disebut bakteri aerob (aerobic
bacteria atau aerobes). Yang termasuk dalam golongan ini ialah: Semua
bakteri patogen dan bakteri-bakteri yang hidup di dalam air.
-Bakteri yang tidak memerlukan oksigen disebut bakteri anaerob
(anaerobic bacteria atau anaerobes). Jenis bakteri yang dalam hidunya
memerlukan oksigen tetapi dapat berkembang biak tanpa adanya zat
zat oksigen disebut bakteri fakultatif (facultative bacteria).

Pengaruh bakteri dalam air


Salah satu penyebab rasa dan bau dari air ialah adanya bakteri-
bakteri akibat dari pencemaran yang dibawa air selokan atau air permukaan.
Analisa bakteri penting dijalankan untuk keperluan air minum. Analisa
terhadap bakteri tidak ditunjukan untuk menentukan penyakit yang
ditimbulkan melainkan ditujukan untuk menentukan jenis bakteri yang ada
dalam air.
Sebagian besar bakteri patogen yang ditemukan dalam air sering
menyebabkan penyakit usus pada binatang-binatang dan manusia.
Penentuan bakteri patogen dalam air alami, sulit dilaksanakan. Sedang
jenis bakteri koli adalah relatif mudah untuk ditentukan. Test standar untuk
menentukan ada atau tidaknya dalam suatu contoh air dapat dipakai
sebagai petunjuk langsung bagi suatu sumber air untuk keperluan air
minum.

1.2.4. Kualitas Air Berdasarkan Zat Radioaktif Dalam Air


Pada masa yang akan datang pencemaran oleh unsur-unsur radio
aktif akan semakin meningkat terutama pencemaran terhadap kualitas air
tanah.
Fis Lingk Air 19
Gejala radio aktif
Kombinasi partikel-partikel dasar yang membentuk inti atom,
keterikatannya tidaklah selalu stabil. Untuk menunjukan ketidak stabilan ini
ialah dengan sifat keradioaktifannya. Unsur-unsur yang dapat menunjukan
gejala radioaktif disebut unsur radioaktif atau radio inti atom (radio nuclid).
Inti atom-inti atom yang tidak stabil cenderung berubah secara
spontan menjadi jenis-jenis inti atom turunannya yang lebih stabil melalui
beberapa reaksi peluruhan (decay reaction). Derajat ketidak stabilan
dinyatakan dalam ukuran “umur paruh” (half life). Umur paruh ini ialah
lamanya waktu oleh separuh inti atom tidak stabil untuk lenyap/berubah
keadaannya. Umur paruh bagi masing-masing unsur tidak sama, ada unsur
yang mempunyai umur paruh sampai beberapa tahun, ada yang beberapa
hari, bahkan ada yang umur paruhnya hanya beberapa jam saja. Gejala
radio aktif inti atom atau reaksi peluruhan terjadi dengan sendirinya dialam
ini, tapi ada pula yang dibuat oleh manusia dengan reaktor-reaktor mukir.
Ada 3 tipe energi yang dipancarkan oleh inti atom radio aktif, yaitu;
- Radiasi alpa (  ) yang merupakan pancaran partikel-partikel alpa,
seperti halnya inti atom helim.
- Radiasi beta (  ) yang merupakan pancaran elektron yang sifatnya
negatif, atau aliran positron yang sifatnya negatif.
- Radiasi gama () yang merupakan radiasi electro magnetic gelombang
pendek, seperti halnya sinar X.
Beberapa inti atom radio aktif yang penting di alam ini berasal dari
aktivitas sinar kosmis, yang menghasilkan inti atom stabil seperti N 14, 016,
dan An40 yang mempunyai umur separuh kurang dari 1.000.000 th. Inti
atom-inti atom yang mempunyai umur separuh yang relatif lama disebut inti
atom radio aktif utama atau radio inti atom utama (The primordial radio
nuclid).
Standar unsur-unsur radio aktif ; Dalam suatu hidrologi, seperti
halnya air tanah maka sifat keradio aktifan suatu unsur adalah sangat
penting. Antara lain untuk mendeteksi arah aliran dan kecepatan serta
kwalitas air tanah. Untuk mendeteksi arah aliran dan kecepatan air tanah di
suatu wilayah dipakai unsur-unsur yang inti atomnya mempunyai unsur
paruh relatif lama, seperti K 40, Rb87, U235 dan U238. Beberapa unsur radio
aktif dapat menghasilkan beberapa turunan inti atom yang lebih stabil, yang
juga bersifat radio aktif.
Turunan-turunan tersebut dikenal sebagai isotop-isotop. Isotop-
isotop adalah inti atom-inti atom dari suatu unsur yang mempunyai jumlah
proton sama tetapi massanya berlainan, seperti U238 menghasilkan turunan
isotop Rn222 dan Ra226. Beberapa unsur mempunyai turunan lebih dari 10
isotop.
Untuk menilai kwalitas air diberikan standart konsentrasi
maksimum yang diperbolehkan dalam air tanah (The Maximum Permissible
Concentration, M P C).
Untuk menentukan jumlah inti atom radio aktif dalam air tanah
diukur secara tidak langsung, yaitu dengan mengukur jumlah reaksi
peluruhan selama waktu tertentu.
Satuan dasar untuk nilai reaksi peluruhan yang terjadi “Curie”.
Curie didefinisikan sebagai jumlah reaksi peluruhan setiap satuan waktu dari
20 Fisika Lingkungan
1 gram radium, 3,7 x 10 -19 disintegrasi per detik, biasanya dipakai satuan
micro curie

Pencemaran oleh unsur-unsur radio aktif


Dalam air tanah pada umumnya kandungan uranium dalam
tingkatan 0,05 sampai 10 part per billion (p.p.b.), sedang tingkatan rata-
ratanya sebesar 1,5 p.p.b. U238 setelah reaksi peluruhan pertama
menghasilkan isotop radium, Ra226 yang mempunyai umur paruh selama
beberapa hari. Air tanah dalam akifer endapan mempunyai konsentrasi
radium kurang dari 1 x 10-9 per ml, sedang konsentrasi rata-ratanya mungkin
mencapai 3 x 10-6 per ml. Yang dimaksud dengan akifer adalah lapisan
batuan yang mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak, lapisan
batuan ini merupakan bagian dalam strata geologi.
Air tanah normal (yang belum terkena pencemaran) mengandung
kurang dari 1 x 10-7 per ml sampai 3 x 10-5 per ml isotop radon. Isotop radon
Rn22 yang mempunyai umur separuh selama 3,8 hari, diproduksi secara
kontinyu dalam akifer oleh inti atom induknya yaitu Ra 226. Di samping itu
juga air tanah normal mengandung kira - kira 2 x 10 -9 per ml radio isotop
K40 dengan unsur separuh selama 12,4 taun.
Berdasarkan penelitian sebelum tahun 1952 isotop berat hidrogen,
H3 atau tritium dalam air hujan mempunyai konsentrasi kira-kira 1 sampai 10
tritium unit. Satu Tritium Unit (TU) menghasilkan kurang lebih 3,2 x 10 -3
per ml aktivitas. Sesudah tahun 1952 dilakukan test dengan termonuklir,
diperoleh data bahwa kandungan H 3 dalam air hujan dan air permukaan
semakin meningkat.
Pencemaran perairan oleh unsur-unsur atau isotop radio aktif
mungkin saja terjadi, terutama di sekitar reaktor-reaktor atom, lembaga-
lembaga penelitian atau rumah-rumah sakit yang menggunakan unsur-unsur
radio aktif sehingga dapat membahayakan penduduk sekitarnya. Tetapi
biasanya lembaga-lembaga tersebut telah mengambil tindakan-tindakan
yang perlu untuk tidak menggunakan zat-zat radio aktif secara
sembarangan. Tetapi di sini juga dicantumkan batas-batas tertinggi
keaktifan air untuk dipergunakan sebagai air minum yang tidak
membahayakan kesehatan kita dan biasanya dinyatakan dalam C per
ml/detik (micro curie per ml per detik).
a. Isotop-isotop yang tidak diketahui dalam air minum
yang dipakai dalam waktu beberapa bulan secara kontinyu yang
memancarkan radiasi; alpa (), beta (), dan gama ().
b. Keaktifan secara kontinyu oleh isotop Sr90 = 7 x 10-7
C per ml/ detik.
c. Radio isotop lainnya yang sering dipergunakan dalam
lembaga penelitian dan kedokteran adalah P23 dan J131 masing-
masing batas tertingginya 2 x 10-5 C per ml/detik.
Batas-batas keaktifan tersebut berada diatas keaktifan alam yang
normal dalam air.

1.2.5. Kriteria Kualitas Air Minum


Beberapa kriteria kualitas air untuk keperluan rumah tangga.

Syarat kimia dan fisik :


Fis Lingk Air 21
1. Zat-zat yang membahayakan kesehatan :
Timbal (Pb) tidak boleh melebihi 0,1 ppm
Selenium (Se) tidak boleh melebihi 0,05 ppm
Arsen (As) tidak boleh melebihi 0,05 ppm
Chrom (Cr) tidak boleh melebihi 0,05 ppm
Tembaga (Cu) tidak boleh melebihi 1,5 ppm
Flourid (F) tidak boleh melebihi 1,0 ppm
2. Zat-zat dan sifat-sifat yang tidak membahayakan kesehatan akan tetapi
tidak dikehendaki dalam air melewati batas.
Rasa : harus tidak mengganggu indera
Bau : harus tidak mengganggu indera
Sisa pengisatan : tidak boleh melebihi 500 – 1.000 ppm
Warna : tidak boleh melebihi 5- 30 unit
Derajat kekeruhan : tidak boleh melebihi 5 – 15 ppm SiO2
Besi (Fe) : tidak boleh melebihi 0,3 – 1,0 ppm
Mangan (Mn) : tidak boleh melebihi 0,1 – 0,3 ppm
Seng (Zn) : tidak boleh melebihi 1,0 – 15 ppm
Kalsium : tidak boleh melebihi 75 – 150 ppm (10,5
– 21,0 Do = 3,8 – 7,5 mval)
Magnesium (Mg) : tidak boleh melebihi50 – 100 ppm
(11,7 – 23,3 Do = 4,2 – 8,3 m validitas)
Sulfat (SO4) : tidak boleh melebihi 250 – 500 ppm
Chlorida (Cl) : tidak boleh melebihi 300 – 600 ppm
Nitrogen – Nitrat : tidak boleh melebihi 10 – 30 ppm )
PH : tidak boleh melebihi 7,0 – 8,5
6,5 – 9,2

Batas pertama ialah syarat-syarat air minum yang baik.


Batas kedua ialah syarat-syarat untuk semua air minum.

Syarat – syarat bakteriologis :


Jumlah kuman per ml : tidak ada syarat.
Presumtive test : dibolehkan positif dalam 50 ml.

Sarat Kualitas Fisis, Kimia Dan Bakteriologis Bagi Air Minum.

Syarat fisik :
Suhu dibawah suhu udara
Warna putih jernih
Rasa tidak ada
Bau tidak ada
Kekeruhan kurang dari 1 mg/1 SiO2

Syarat kimia :
Zat yang terlarut (sisa pengesatan) kurang dari 1000 mg/l
Zat organik (sebagai angka KmnO4) kurang dari 10 mg/l
CO2 agresif tidak ada
22 Fisika Lingkungan
H2S tidak ada
NH4 tidak ada
NO2 tidak ada (kecuali air sumur yang
dalam)
NO3 kurang dari 20 mg/l
Cl- kurang dari 250 mg/l
SO= kurang dari 250 mg/l
Mg++ kurang dari 125 mg/l
Fe++ kurang dari 0,2 mg/l
Mn++ kurang dari 0,1 mg/l
Ag+ kurang dari 0,05 mg/l
Pb++ kurang dari 0,05 mg/l
Cu++ kurang dari 3,0 mg/l
Zn++ kurang dari 5,0 mg/l
F- 1 – 1 : 5 mg/l
PH 6,5 – 9,0
Kesadahan 5 – 10 D0 (sebaiknya).

Syarat bakteriologis :
Angka kuman dalam 1 ml kurang dari 100
Bakteri Colli tidak ada dalam 100 ml.

SOAL-SOAL
1. Jelaskan terjadinya anomali air pada temperatur 4 sampai 0 oC !
2. Mengapa air memiliki konstanta dielektrik () yang besar ?
3. Apa manfaat mempelajari sifat akustik air ?
4. Sifat apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas air ?
5. Jelaskan syarat kualitas fisis, kimia dan bakteriologis yang harus dipenuhi
oleh air untuk keperluan rumah tangga
6. Jelaskan syarat kualitas fisis, kimia dan bakteriologis yang harus dipenuhi
oleh air untuk keperluan air minum.

DAFTAR PUSTAKA
Arthur Beiser, Alih bahasa : The Houw Liong. 1999. Konsep Fisika Modern.
Jakarta : Erlangga
Hadi, Safwan. 1999. Pengantar Oseanografi. Bandung : ITB
Karmono dan Joko Cahyono. 1978. Pengantar Penentuan Kualitas Air.
Yogyakarta : Lab Hidrologi UGM
_________. 1992. Himpunan Peraturan Lingkungan Hidup Dan
Kependudukan. Jakarta : Ekajaya.
Fis Lingk Air 23
Neumann, G. 1966. Principles of Physical Oceanografi. London :
Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai