1
fisika lingkungan
air
Dalam bab ini kita akan mempelajari sifat-sifat fisis air dan kualitas
air. Sifat-sifat fisis air perlu kita pelajari, supaya kita dapat memahami secara
fisika hal hal yang terjadi pada air. Sifat fisis air berkaitan dengan sifat dasar
air murni, sifat akustik, sifat optik dan gerakan gelombang pada air.
Kualitas air perlu juga kita pelajari, sehingga kita mempunyai
pemahaman tentang air yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Selain itu
dengan memahami kualitas air diharapkan kita dapat turut serta menjaga
kualitas air itu sendiri.
1050 -1100
H H
H O H
hHHHH
O
simetris asimetris
1.0004
v kg/liter
t0 C,
1.0000
0 4 8
Air laut dan air murni sedikit terjadi perbedaan, misalnya pada air
murni densitas maksimum dicapai pada temperatur kira-kira 4 0C, tetapi pada
air laut dengan salinitas 35% o bisa mencapai 0 0C, (Salinitas adalah jumlah
dalam gram dari keseluruhan zat yang terkandung dalam satu kilogram air
laut, dengan anggapan bahwa semua karbonat diubah menjadi oksida ,
bromide dan jodida diganti oleh khlorida dan semua bahan-bahan organik
teroksidasi sempurna.) Dan juga titik bekunya, temperatur titik beku sebagai
fungsi dari salinitas diberikan dalam hubungan seperti pada Gambar 1.3.a.
tmax = temperatur dimana terjadi densitas maksimum
tg = temperatur titik beku
4
3
o 2
1 t max
tg
0
-1
-2
-3
-4
salinitas 0
0 5 10 15 20 25 30 00
Gambar I-3.a Hubungan antara tmax, tg dengan salinitas
S = salinitas 35%o
jadi semakin bertambah salinitasnya tg dan tmax semakin kecil
Dapat dilihat dari gambar bahwa titik didih dan titik beku air tidak sama
dengan suhu yang diharapkan, yaitu kira-kira –80oC dan –90oC tetapi justru
100oC dan 0oC . Seperti terlihat pada gambar 1.4
100oC
0oC
-4
titik didih
-42
titik beku -51
-64
berat mol
-100 C o 18 H 2O 34 H 2 S 50 80 100
129
Gambar 1.4.H:2Te
Penyimpangan titik didih dan titik beku air terhadap senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama.
C = 1.449,2 + C1 + Cp – Cs +Cs,t,p ( I. 9 )
visible
infrared
radiasi
ultra
violet
Gambar 1.5 Spektrum radiasi
visible
permukaan
10 cm
Gambar 1.6 Spektrum radiasi pada kedalaman 10 cm
Jika radiasi turun ke bawah maka “sisi merah” dari spektrum tampak
diabsorbsi dengan cepat. Cahaya buru-hijau paling baik ditransmisikan oleh
air “jernih”. Pada kedalaman 100 m hanya cahaya biru-hijau (blue-green)
Fis Lingk Air 7
yang tinggal, tetapi ini juga dengan banyak sekali terkurangi dibanding
kekuatannya di permukaan. Energi total yang tinggal pada kedalaman 100
m hanya kira-kira 1% dari energi yang masuk ke permukaan..
visible
permukaan
100 m
a
u = 2 a= amplitudo gelombang (I. 10 )
T
Gambar 1.9: Gerakan orbit gelombang dan stream lines di perairan dalam.
Fis Lingk Air 9
Gambar 1.10: Gerak orbit gelombang dan stream line di perairan dangkal.
x
h
Gambar 1.11
Latihan 1 :
Jelaskan mengapa makin mendekati pantai tinggi ombak semakin besar ?
Penyelesaian :
Menurut persamaan (1.13), untuk pulsa gelombang yang makin mendekati
pantai maka x menjadi semakin kecil, dengan demikian kecepatan juga
semakin kecil. Karena frekuensi gelombang relatif tidak berubah, maka
panjang gelombang menjadi semakin kecil. Karena energi masih cukup
besar, akibatnya amplitudo gelombang menjadi semakin besar dan ada
10 Fisika Lingkungan
kemungkinan gelombang tersebut akan pecah ketika mendekati pantai,
sebelum menumbuk pantai.
Temperatur
Temperatur air tanah diukur dari sumur atau dari mata air, dengan
meletakkan termometer pada kedalaman rata-rata dari air sumur, dan untuk
mata air, termometernya di letakkan tepat pada lubang tempat air keluar.
Temperatur air tanah mencerminkan temperatur batuan yang ditempati air
tanah tersebut. Temperatur air sumur bukan temperatur sebenarnya karena
sudah dipengaruhi temperatur udara. Temperatur sebenarnya dari air tanah
adalah temperatur di mata air, karena airnya selalu berganti. Semakin dalam
air tanah, semakin tinggi temperaturnya sesuai dengan hukum gradien
barothermis.
Temperatur air sungai diukur pada titik pengambilan contoh air,
langsung dilakukan di lapangan. Temperatur air sungai di suatu titik
pengambilan Contoh air sangat bervariasi, sehingga sulit diperoleh nilai
temperatur yang benar-benar meyakinkan.
Temperatur air danau atau waduk biasanya diukur pada interval
kedalaman tertentu, karena pada tubuh air tersebut terjadi strata temperatur.
Hal ini terjadi pada waduk atau danau yang sangat dalam.
Temperatur air menpengaruhi kepadatan cairan dan juga kekentalan
cairan. Kepadatan suatu cairan akan naik dengan adanya penurunan
temperatur, tetapi pada umumnya kepadatan maksimum dicapai sebelum air
berbentuk es, yaitu pada temperatur 4oC, sedang pada temperatur dibawah
4oC sampai 0o kepadatan akan berkurang. Ada satu pendapat bahwa
dengan adanya penambahan tekanan hidrostatik, temperatur saat
Fis Lingk Air 11
kepadatan maksimum dalam air akan dibawah 4 oC meskipun berubah itu
hanya kecil saja. Kepadatan maksimum air laut dicapai pada 0 oC, sedang
bagi air tawar/bersih 4oC.
Kekentalan selalu berubah tergantung pada temperatur dimana
kekentalan akan naik dengan adanya penurunan temperatur.
Warna
Adanya warna dalam air disebabkan oleh zat-zat yang terlarut di
dalam air itu, karena itu harus dibedakan dengan kekeruhan, yang
disebabkan adanya zat-zat yang tidak larut. Pada umumnya perairan alami
berwarna, dan sebagai pegangan perlu adanya ukuran untuk menilai warna
air itu. Untuk ini dipakai standart warna yang dibuat dari garam platina dan
cobalt dalam konsentrasi tertentu yang dipakai sebagai pembanding warna
( Pt/Co).
Substansi logam, material-material humus, gambut, ganggang
atau protozoa, pembuangan dari industri-industri juga merupakan sebab
adanya warna dari dari air.
Kekeruhan
Kekeruhan dalam air seperti diterangkan di atas disebabkan oleh
adanya zat-zat seperti lumpur halus dan lain sebagainya yang melayang
sebagai koloid atau suspensi dalam air.
Kekeruhan diukur dengan alat yang disebut “spectrophotometer” di
laboratorium dari contoh air yang diambil di lapangan. Kekeruhan dapat
pula diukur langsung dilapangan dengan alat yang dan sebagainya
“Turbidityi rod”. Sebagai ukuran kekeruhan air dipakai skala yang
dinyatakan dalam mg SiO2 perliter.
Boron (B)
Dalam perairan yang dekat dengan gunung berapi umumnya
mengandung boron. Sebenarnya boron itu adalah salah satu unsur yang
diperlukan dalam jumlah tertentu untuk melangsungkan pertumbuhan
tanam-tanaman. Jika konsentrasi berlebihan dapat mengganggu atau
memusnahkan tanama-tanaman itu. Kepekaan terhadap unsur boron tia-tiap
tanaman berbeda-beda, tetapi konsentrasi tidak melebihi 0,7 mg B per liter
(kira-kira 0,7 ppm) tidak akan membahayakan .
Arsen (As)
Senyawaan unsur arsen, diantaranya arsentrioksida (Racun tikus)
merupakan racun berat. Perairan dapat tercemar oleh arsen, terutama
disebabkan karena pembuangan ampas pabrik yang menggunakan arsen
seperti pabrik kulit, tekstil, gelas, obat-obatan kimiadan lain-lainnya.
14 Fisika Lingkungan
Timbal (Pb)
Perairan alam atau air yang berasal dari sumber mata air, jarang
mengandung timbal. Tetapi dalam persediaan air yang disalurkan melalui
pipa-pipa logam atau persediaan air yang disimpan dalam tempat yang
dibuat dari logam sering mengandung timbal. Senyawa atau garam-garam
timbal banyak dipergunakan dalam pabrik-pabrik diantaranya pabrik cat,
gelas, keramik dan lain-lain. Sama halnya seperti arsen, timbal ini
merupakan racun berat.
Flour (F)
Jika kita setiap hari secara kontinyu meminum air yang
mengandung flour dengan konsentrasi lebih dari 2 mg flourida per liter,
terutama anak-anak yang giginya mulai tumbuh, akan mengalami
pertumbuhan gigi yang tidak sehat, gigi-gigi itu terlihat berwarna kuning
sampai kecoklat-coklatan. Jika hal ini berlangsung terus, akibatnya glasin
atau email lapisan gigi akan rusak, penyakit ini disebut “Flourosa gigi”.
Dalam konsentrasi yang lebih besar dari 8 mg ke atas, selain gigi yang
terserang akan mengakibatkan pula kelainan pertumbuhan tulang-tulang
dan organ lainnya.
Nitrat (NO3)
Adanya nitrat yang tidak berlebihan dalam air untuk orang dewasa
pada umumnya tidak akan menyebabkan gangguan yang serius, tetapi
untuk bayi-bayi adalah sangat berbahaya. Gejalanya dapat terlihat yaitu
kulit bayi itu kelihatan kebiru-biruan. Hal ini disebabkan karena tubuh bayi itu
kekurangan oksigen, yang diakibatkan karena adanya nitrat pada air susu
untuk minum bayi . Nitrat ini biasanya berasal dari air sumur yang dipakai
untuk membuat air susu bayi itu. Gangguan itu disebabkan nitrat dalam
usus bayi itu tereduksi manjadi nitrat dan masuk ke dalam aliran darah.
Butir-butir darah merah yaitu haemoglobin bereaksi dengan nitrat sehingga
menjadi methaemoglobin. Butir-butir darah merah adalah pembawa oksigen
dalam bentuk oksigen haemoglobin dari jantung kejaringan-jaringan tubuh.
Tetapi karena haemoglobin itu telah menjadi methaemoglobin karena telah
bereaksi dengan nitrat, tidak mampu lagi membawa oksigen yang diperlukan
oleh jaringan-jaringan tubuh itu. Dengan demikian sebagai gejalanya terlihat
badan bayi itu kebiru-biruan.
Cianida (CN-)
Umumnya disebut ciankali, jarang sekali terdapat diperairan alam.
Tetapi merupakan racun yang sangat berat, sering dipergunakan dalam
pabrik dan perusahaan seperti untuk ektrasi emas dan perak dari bijinya
dalam pertambangan emas, juga banyak dipakai sebagai larutan dalam
penyepuhan atau galvanigasi logam-logam.
Dalam tanaman tertentu seperti dalam singkong tertentu terdapat
Pula cianida sebagai asam cianida (blanwuur) yang dapat menyebabkan
kematian jika termakan dalam jumlah yang berlebihan (salah seorang dokter
Indonesia mempergunakan singkong untuk pengobatan penyakit kangker).
Fis Lingk Air 15
Kadmium (Cd)
Unsur atau senyawa kadmium jarang terdapat dalam perairan
alami, tetapi sangat membahayakan karena sering dipergunakan dalam
perbagai industri seperti cat, keramik, pelapisan logam, elektronika,
fothografi dan lain-lain, maka dengan jalan satu dan lain hal persediaan air
minum dapat tercemar oleh kadium itu.
Kronium (Cr)
Garam-garam kronium banyak sekali dipergunakan dalam
berbagai industri dan perusahaan seperti industri tekstil, pencelupan,
penyamakan kulit, zat-zat warna dan cat, dipakai pula sebagai larutan
pencegahan karat dari alat-alat besi. Pencemaran air oleh garam-garam
kronium sangat membahayakan.
Barium (Ba)
Dalam perairan alam jarang ditemukan karena mudah mengendap
sebagai barium sulfat atau barit, garam-garam barium sebagai karbonat,
acetat, klorat, hidrogsida, klorida, nitrat dan sebagai banyak dipergunakan
dalam berbagai industri, seperti tekstil, pencelupan, keramik, kertas, kulit
dan lain-lain.
Perak (Ag)
Garam perak yang larut atau sebagai ion perak dipergunakan
sebagai pembunuh bakteri-bakteri dalam air kolam-kolam renang (sekarang
jarang dipergunakan).
Tembaga (Cu)
Garam-garam tembaga seperti tembaga sulfat sering
dipergunakan sebagai algaosida yaitu sebagai penghindar tumbuhnya
lumut-lumut seperti dalam air kolam-kolam renang, dalam pertanian sebagai
pemberantas hama. Selain itu dipergunakan juga dalam industri tekstil.
Adanya tembaga dalam air minum menyebabkan rasa tidak enak.
Klorida (Cl-)
Semua perairan alam mengandung klorida yang kadarnya sangat
bervariasi mulai dari beberapa miligram sampai puluhan ribu miligran (air
laut), tetapi untuk suatu perairan seperti air tanah, air artesis, danau atau
sungai biasanya taraf kadar kloridanya relatif tetap. Perubahan kadar
klorida dalam perairan itu yang berhubungan dengan lokasi tertentu maupun
waktu tertentu mununjukkan adanya percampuran dengan perairan lain atau
pencemaran terhadap perairan itu. Data kadar klorida dalam perairan
sangat penting dalam berbagai aspek seperti dalam penelitian-penelitian
tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi dan lain-lain.
Sulfat (SO=)
Sama halnya dengan klorida, sulfat dalam air minum dapat
mempengaruhi rasa air itu. Kandungan sulfat dan klorida dalam air
memudahkan terjadinya korosi pada alat-alat pemanasnya yang dibuat dari
logam. Berbagai industri banyak sekali memakai garam-garam sulfat
maupun asam sulfat.
Kebasaan-Keasaman dan pH
Fis Lingk Air 17
Dalam perairan alam pada umumnya selalu terdapat sedikit atau
banyak, garam-garam basa, seperti kalsium, magnesium, dan natrium
sebagai garam karbonat, atau bikarbonat yang menyebabkan air itu basa.
Penetapan kebasaan air adalah penting dalam pengolahan atau penjernihan
air, sebab untuk mempercepat kejernihan dengan terjadinya flok (endapan),
dengan menambahkan bahan koakasasi (amunium sulfat) diperlukan
kebasaan yang cukup. Kebasaan itu biasanya dinyatakan dalam milligram
kalsium karbonat perliter.
Keasaman air alam pada umumnya disebabkan karena adanya gas
karbondioksida yang larut dalam air itu menjadi asam karbonat (H 2CO3),
maka perairan dalam kawah-kawah gunung api umumnya juga asam,
karena mengandung asam-asam mineral.
Sungai-sungai dapat pula menjadi asam karena tercemar asam-
asam pembuangan dari pabrik-pabrik. Sama halnya seperti kebasaan,
keasaman dinyatakan pula banyaknya dalam milligram CaCO 3 perliter yang
diperlukan untuk menetralkan asam dalam air itu.
Ukuran lain untuk menentukan kebasaan dan keasaman air ialah
dengan pH, yaitu suatu faktor konsentrasi ion hidrogen yang aktif (-log
konsentrasi H+) dengan skala dari 0 sampai 14.
Air yang pH nya 7,0 adalah netral, air dengan pH < 7,0 dinyatakan
asam, sedang pH > 7,0 adalah basa. Air yang asam atau pH nya rendah
dapat merusak logam dari beton seperti saluran-saluran pipa besi dan lain-
lain.
Kesadahan (hardness)
Kesadahan dibedakan atas kesadahan karbonat dan kesadahan
non karbonat, kesadahan karbonat (carbonat hadness) disebabkan oleh
karbonat dan bikarbonat dari kalsium dan maknesium. Karbonat dari
kalsium sedikit sekali didapatkan pada air minum tetapi bila didalamnya
terdapat CO2 kedua-duanya segera membentuk bikarbonat.
Kesadahan karbonat kadang-kadang disebut kesadahan sementara
(temporary hardness) karena dapat dihilangkan dengan memanaskan air.
Panas akan memisahkan CO2 dari karbonat dengan reaksinya :
Ca (HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
Kesadahan non karbonat disebabkan oleh sulfat dan klorida dari magnesium
dan kalsium. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan panas dan
disebut dengan kesadahan permanen (permanent hardness). Jumlah dari
kedua kesadahan tersebut dinyatakan dengan kesadahan Total (Total
Hardness). Kesadahan total dirumuskan sebagai :
CaCO 3 CaCO 3
TH = Ca Mg (I. 15)
Ca Mg
Dalam praktek kesadahan air dinyatakan dalam konsentrasi setara
dengan CaO atau CaCO3. Skala Jerman 1 Do setara dengan 10 mg
CaCO3/liter, skala Perancis 1 F o setara dengan 10 mg CaCO 3/liter dan skala
Inggris 1Eo setara dengan l gram CaCO 3/gallon atau 1 Eo = 0,8 Do. Untuk
Indonesia biasanya dipakai skala Jerman.
Klasifikasi bakteri
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan bakteri. Pada
umumnya bakteri diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, dalam hal ini ada
3 golongan yaitu :
- Bakteri berbentuk bulat disebut Cocci (sungular coccus)
- Bakteri berbentuk bulat memanjang disebut Bacilli (singular bacillus)
- Bakteri berbentuk spiral disebut Spirilla (singular spirillum)
Klasifikasi lainnya ialah :bakteri yang hidupnya dan berkembang biak
menumpang pada jazat hidup lainnya disebut bakteri parasitis (parasatic
bacteria), sedang yang hidup dan berkembang biak pada zat-zat organik
yang mati maupun zat an organik disebut bakteri patogen (pathogenic
bacteria). Klasifikasi bakteri-bakteri berdasarkan atas kebutuhannya akan
oksigen untuk hidup dan berkembang biaknya ialah
-Bakteri yang memerlukan zat oksigen disebut bakteri aerob (aerobic
bacteria atau aerobes). Yang termasuk dalam golongan ini ialah: Semua
bakteri patogen dan bakteri-bakteri yang hidup di dalam air.
-Bakteri yang tidak memerlukan oksigen disebut bakteri anaerob
(anaerobic bacteria atau anaerobes). Jenis bakteri yang dalam hidunya
memerlukan oksigen tetapi dapat berkembang biak tanpa adanya zat
zat oksigen disebut bakteri fakultatif (facultative bacteria).
Syarat fisik :
Suhu dibawah suhu udara
Warna putih jernih
Rasa tidak ada
Bau tidak ada
Kekeruhan kurang dari 1 mg/1 SiO2
Syarat kimia :
Zat yang terlarut (sisa pengesatan) kurang dari 1000 mg/l
Zat organik (sebagai angka KmnO4) kurang dari 10 mg/l
CO2 agresif tidak ada
22 Fisika Lingkungan
H2S tidak ada
NH4 tidak ada
NO2 tidak ada (kecuali air sumur yang
dalam)
NO3 kurang dari 20 mg/l
Cl- kurang dari 250 mg/l
SO= kurang dari 250 mg/l
Mg++ kurang dari 125 mg/l
Fe++ kurang dari 0,2 mg/l
Mn++ kurang dari 0,1 mg/l
Ag+ kurang dari 0,05 mg/l
Pb++ kurang dari 0,05 mg/l
Cu++ kurang dari 3,0 mg/l
Zn++ kurang dari 5,0 mg/l
F- 1 – 1 : 5 mg/l
PH 6,5 – 9,0
Kesadahan 5 – 10 D0 (sebaiknya).
Syarat bakteriologis :
Angka kuman dalam 1 ml kurang dari 100
Bakteri Colli tidak ada dalam 100 ml.
SOAL-SOAL
1. Jelaskan terjadinya anomali air pada temperatur 4 sampai 0 oC !
2. Mengapa air memiliki konstanta dielektrik () yang besar ?
3. Apa manfaat mempelajari sifat akustik air ?
4. Sifat apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas air ?
5. Jelaskan syarat kualitas fisis, kimia dan bakteriologis yang harus dipenuhi
oleh air untuk keperluan rumah tangga
6. Jelaskan syarat kualitas fisis, kimia dan bakteriologis yang harus dipenuhi
oleh air untuk keperluan air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur Beiser, Alih bahasa : The Houw Liong. 1999. Konsep Fisika Modern.
Jakarta : Erlangga
Hadi, Safwan. 1999. Pengantar Oseanografi. Bandung : ITB
Karmono dan Joko Cahyono. 1978. Pengantar Penentuan Kualitas Air.
Yogyakarta : Lab Hidrologi UGM
_________. 1992. Himpunan Peraturan Lingkungan Hidup Dan
Kependudukan. Jakarta : Ekajaya.
Fis Lingk Air 23
Neumann, G. 1966. Principles of Physical Oceanografi. London :
Prentice-Hall.