2
lingkungan tanah
Hukum-hukum Thermodinamika, struktur litosfer, metode-metode
eksplorasi, serta berbagai macam kerusakan tanah dan penanggulangannya
dibahas dalam bab ini dengan harapan bahwa setelah mempelajari
mahasiswa dapat menjelaskan hukum temodinamika untuk tanah, struktus
dari litosfer, dan bermacam-macam metode eksplorasi. Di samping itu
mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan ketrampilannya untuk
mengantisipasi berbagai macam kerusakan tanah.
Bab ini penting dipelajari agar kita dapat mencegah degradasi
berbagai fungsi tanah, sehingga dapat melakukan konservasi tanah untuk
menjamin kelanjutan perikehidupan demi tercapainya kesejahteraan umat
manusia. Usaha konservasi mutlak dilakukan pada semua aspek tinjauan
bidang keilmuan dan kepentingan sehingga dicapai suatu keseimbangan
dan kesesuaian yang maksimal.
dE = dq + dw (2.1)
dengan: E = energi dalam
q = kalor
w = usaha.
Persamaan diatas mempunyai arti fisis perubahan energi dalam
(dE) suatu sistem tertutup adalah sama dengan jumlah fluks kalor (dq) dan
masukan atau keluaran usaha (dw). Atau dapat dikatakan bahwa panas
yang diserap oleh sistem apapun adalah sama dengan usaha yang
Lingkungan Tanah 25
dG = dH + T.dS (2.3)
dq
dS (2.4)
T
dG dH dq (2.5)
dS dS e dS i (2.6)
Latihan
Soal 2.1. Mengapa hukum kedua Thermodinamika tidak dapat diterapkan
pada sistem tanah?
Lingkungan Tanah 27
Jawab. Bila tanah dibayangkan sebagai suatu sitem terpencil, maka pada
pencapaian entropi maksimum segala mineral akan hancur, tidak
ada lagi gradien suhu sehingga lahan yang terbentang akan rata
sempurna dan tanah tak dikenali lagi, karena tidak ada perbedaan
antara bumi, air, dan udara. Hal ini dapat dipahami karena pada
sistem terpencil, S tidak pernah dapat menurun. Bila ini terjadi maka
sistem akan berubah menuju entropi maksimum yang melenyapkan
energi bebas dan sistem menjadi tidak berbentuk.
Morfologi Tanah
Pola distribusi sifat tanah sepanjang tubuh tanah dinamakan
morfologi tanah dan pembentukannya disebut morfogenesis. Morfologi tanah
menyimpan banyak informasi tentang watak, perilaku, serta potensi fungsi
tanah, sehingga morfologi tanah dapat dijadikan dasar untuk klasifikasi,
pengharkatan, dan inventarisasi tanah.
Horisonisasi mengarah ke anisotropi yang membuat susunan tubuh
tanah bertambah majemuk dan cenderung rumit. Sedangkan haploidasi
mengarah ke isotropi yang membuat susunan tubuh tanah menjadi lebih
sederhana atau simpel. Lebih menonjolnya tampakan horisonosasi dari
haploidasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan lingkungan.
Manfaat Tanah
Perspektif ketermanfaatan tanah adalah sebagai sumberdaya,
ruang, dan lingkungan. Pengertian sumberdaya selalu berkaitan dengan
kebutuhan manusia, sesuatu yang belum ditemukan kegunaannya bagi
manusia jadi tidak bernilai tidak dapat disebut sebagai sumberdaya. Tanah
dari segi pertanian, peternakan, dan kehutanan adalah masukan kedalam
proses produksi biomassa yang berfungsi sebagai medium tumbuh-
tumbuhan. Tanah sebagai bahan mentah digunakan dalam kerajinan atau
industri untuk bahan produksi barang-barang tembikar atau bahan-bahan
bangungan.
Sebagai perspektif ruang, tanah digunakan untuk pembangunan
kawasan industri, perkotaan, dan prasarana pengembangan wilayah. Istilah
ruang mencakup pengertian luasan, bentang lahan, dan lokalitas. Lokalitas
dalam hal ini mengimplikasikan keadaan setempat yang menyediakan
kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan usaha tertentu.
Tanah sebagai perspektif lingkungan dapat dimanfaatkan untuk
sanitasi dan penaggulangan pencemaran. Tanah untuk sanitasi sudah
dikenal lama, sebagai jamban keluarga atau umum. Tanah mempunyai
kemampuan menyaring cairan, menjadikannya jernih dan bersih,
membebaskan bahan-bahan tersuspensi, sebelum masuk ke air bumi atau
air sungai. Selain itu dengan zarah-zarah penyerap ion (mineral lempung,
oksida, dan hidroksida,serta senyawa humik), tanah mampu menyerap ion-
ion terlarut dalam cairan dan menjadikannya bebas ion pencemar. Dengan
basa-basa dan asam-asam yang dikandungnya tanah berkemampuan
mengatur pH cairan.
gaya yang meliputi daerah-daerah yang sangat luas dan berlangsung dalam
waktu yang sangat panjang (lambat). Sedangkan gaya Orogenetik adalah
gaya pembentuk pegunungan dimana terjadi peristiwa dislokasi atau
beralihnya letak lapisan kulit bumi.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah gerak atau getar kulit bumi yang disebabkan
oleh gaya endogen. Walaupun menimbulkan bencana disebabkan
datangnya yang sekonyong-konyong karena tidak dapat diperhitungkan
terlebih dahulu, dari kecepatan getaran serta perubahannya kita dapat
mengetahui macam-macam batuan di dalam bumi. Alat pencatat getaran
gempa adalah seismograf. Seismograf horisontal digunakan untuk mencatat
getaran gempa bumi pada arah mendatar, dan untuk menghitung getaran
gempa pada arah vertikal digunakan seismograf vertikal.
Ada tiga macam gempa yaitu gempa tektonis (dislokasi), gempa
vulkanis (gunung berapi), dan gempa guguran. Gempa tektonik terjadi
karena pergeseran letak lapisan kulit bumi yang sering menimbulkan
malapetaka besar karena amat hebatnya. Gempa vulkanis terjadi
bersamaan waktunya dengan meletusnya gunung berapi ataupun tidak lama
sesudahnya, biasanya hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi.
Gempa guguran terjadi karena dinding gua di dalam tanah gugur, hanya
merupakan gempa bumi kecil yang kebanyakan terjadi di daerah kapur dan
pertambangan.
Vulkanisme
Magma adalah batuan cair yang pijar atau sangat panas sekali.
Peristiwa gunung berapi (vulkanisme) dapat terjadi bila tekanan gas pada
magma yang terdapat didalam bumi bertambah besar dan mencapai tingkat
tertentu sehingga magmanya menjadi aktif menerobos lapisan-lapisan kerak
bumi. Peristiwa menerobosnya magma kedalam lapisan batuan dan belum
mencapai permukaan bumi disebut plutonisme (gunung berapi tersembunyi).
Sedangkan peristiwa meletusnya magma ke permukaan bumi dengan
segala sesuatu yang menyertainya adalah erupsi. Dan magma yang telah
berada pada permukaan bumi dinamakan lava.
Gunung berapi adalah tempat meletusnya magma pada permukaan
bumi, sedangkan mulut tempat memuntahkan magma yang berada di
puncak gunung berapi disebut kawah. Ada 3 macam Gunung berapi yaitu
Gunung berapi perisai, Maar, dan Gunung berapi strato. Gunung berapi
perisai hanya mengeluarkan lava cair sehingga selalu meleleh dan tak dapat
menimbun lava menjadi tinggi. Gunung lava yang terbentuk tidak tinggi
dengan lereng yang sangat landai hingga menyerupai perisai. Maar adalah
gunung berapi yang hanya meletus sekali saja dan setelah itu vulkanisme
terhenti, sehingga yang tinggal hanya kawahnya. Sedangkan Gunung berapi
strato membentuk gunung berupa kerucut, karena selain lava cair keluar
pula bahan-bahan padat (bom, lapilli, pasir, dsb). Bom adalah batu lava
yang cukup besar ( besarnya lebih dari sekepalan tinju), Lapilli adalah batu
lava yang kecil (sebesar kacang atau kerikil), dan Pasir adalah batu lava
yang agak halus. Debu adalah batu lava yang paling halus.
32 Fisika Lingkungan
F M
g G m/s2. (2.8)
m r2
F m
H 22 r Oersted. (2.11)
m1 r
Tetapi di alam tidak pernah dijumpai kutub-kutub magnet yang terjadi secara
sendirian seperti muatan listrik. Kutub-kutub magnetik selalu berada dalam
pasangan sehingga dalam medan magnetik besarannya adalah dwikutub
(dipole) magnetik yang terdiri dari dua kutub berkekuatan +m dan –m yang
terpisah pada jarak l. Dan besaran momen magnetik M didefinisikan
sebagai:
M=mlr (2.12)
M mlr
I (2.13)
V V
I = k H. (2.14)
Lingkungan Tanah 35
B = H + H’ = H + 4 I = (1 + 4 k) H = H Gauss. (2.15)
Karena variasi medan magnet yang diukur mempunyai orde 10 -4 kali medan
magnet bumi, maka dalam hal ini digunakan kekuatan medan atau intensitas
magnetik dengan satuan gamma () dengan relasi 1 = 10-5 Oersted.
Alat yang digunakan untuk mengukur medan magnet adalah
magnetometer dan ada beberapa macam, meliputi: Instrumen jarum
berporos, Variometer tipe Schmidt, Variometer kompensasi, Instrumen flux-
gate, dan Magnetometer presisi-bebas proton. Pengukuran medan magnetik
adalah relatif artinya harga satu atau lebih komponen medan magnet di
sebarang titik dinyatakan sebagai perbedaan dengan harga pada suatu titik
basis yang dipilih. Pada umumnya luas pengamatan relatif kecil (dalam
beberapa kilometer persegi) sehingga medan medan geomagnetik normal
dalam daerah dipandang konstan dan sama dengan titik basis. Untuk
daerah yang lebih luas (lebih dari ratusan kilometer persegi) variasi medan
normal dapat signifikan terutama dalam arah utara-selatan dan ini dapat
dikoreksi.
Perubahan struktur atau batu-batuan yang terukur sebagaai
perubahan medan magnetik pada kerak bumi dapat dipetakan dalam
basement karena susceptibilitas magnetik batu-batuan sedimen (endapan)
jauh lebih kecil dari pada susceptibilitas magnetik batu-batuan beku dan
malihan. Basement adalah permukaan lapisan batu yang dibawahnya tidak
ditemukan batuan endapan dan merupakan batuan beku (magma), batuan
malihan atau granit.
eksplorasi minyak alat tersebut hanya sensitif untuk getaran tertentu yaitu:
antara 5-100 cps untuk tehnik refraksi dan 10-150 cps untuk refleksi.
Tehnik refleksi hanya memberikan informasi geometri formasi
bawah permukaan dan tak dapat memberikan informasi komposisi batu-
batuan, oleh karena itu tehnik ini banyak digunakan untuk mencari minyak.
Yang diamati adalah waktu yang diperlukan gelombang seismik kembali ke
permukaan setelah mengalami refleksi oleh formasi. Kelemahan metoda ini
adalah lebih lambat dan lebih mahal.
Sedangkan tehnik refraksi memberikan data kecepatan seismik dan
geometrinya bermacam-macam formasi sehingga memungkinkan untuk
mengidentifikasi formasi yang dipetakan. Secara operasional, survey refraksi
lebih kompleks dari refleksi karena pekerjaan yang harus dilakukan lebih
jauh sebarannya. Dalam refleksi jarak tembak dan detektor tak pernah lebih
jauh dari kedalaman formasi yang dipetakan sedangkan dalam refraksi jarak
pisah jauh lebih besar dari pada kedalaman formasi.
R2
R1
Sumbe
r
I = I0 {exp(-gr)/r}
Lingkungan Tanah 37
Refleksi
Berdasarkan prinsip Huygens, gelombang datang longitudinal
sampai di A dan A sendiri merupakan sumber sekunder memancarkan baik
gelombang longitudianal maupun transversal. Bila sudut datang : i, sudut
refleksi gelombang longitudinal : rL, dan sudut refleksi gelombang transversal
: rT maka berlaku hubungan: a. i = rL
b. sin(rT) = (VT1,/VL1) sin (i).
b. Struktur Tanah.
40 Fisika Lingkungan
SOAL-SOAL
1. Buktikan bahwa tanah merupakan sistem pendukung utama kehidupan, terutama
kehidupan manusia!
2. Untuk mengenali keadaan sistem alami mantap dan memahami bagaimana
energi mempengaruhi system tersebut diperlukan pengetahuan tentang hukum
termodinamika. Jabarkanlah secara ringkas konsep-konsep termodinaka yang
dimaksudkan!
3. Apakah yang dimaksudkan dengan litosfir, atmosfir, biosfir, hidrosfir, serta
pedofir?
4. Gaya-gaya apa saja yang terjadi pada kerak bumi? Bagaimana pula
pengaruhnya terhadap perkembangan bumi?
5. Sebutkanlah berapa metode untuk mendapatkan bahan-bahan mineral yang
mempunyai nilai komersial tinggi berikut kelemahan dan kelebihannya!
6. Apakah yang dimaksud dengan erosi tanah?
DAFTAR PUSTAKA
Faul, H. 1966. Ages of Rocks, Planets, and Stars. Mc. Graw-Hill Inc. New
York.
Harbeck,RM and Johnson, LK. 1965. Eart and Space Science. Holt,
Rinehart and Winston Inc. New York.
Stacey, FD. 1977. Physics of the Eart (second edition). John Willey and
Sons: Canada