Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

OPERASI RISET

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Nerli Khairani, M.Si

OLEH :
CHI-CHI MONALISA HUTABARAT 4173230003
KHAIRANI OKTAVIA 4171230008
SARAH NUR SUHAILA SIREGAR 4171230016

PSM A 2017

JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Makalah Operasi Riset ini dengan tepat waktu dan baik. Kami
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan
baik materi maupun pemikiran.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan untuk kritis dalam berpikir dan mampu menunjukkan segala kekurangan
dan kelebihan pada materi yang kami bawakan.
Akhirnya kami mengharapkan semoga Makalah Operasi Riset ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan wawasan terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan
saran dari pembaca kami mohonkan untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Medan, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
I.3 Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 2
II.1 Model Persediaan dengan Perubahan Harga.................................................................
2
II.2 Model Persediaan dengan Satu Price Break........................................................ 4
II.3 Model Persediaan dengan Dua Price Break............................................................... 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 7


DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 8
CONTOH SOAL.................................................................................................... 9

LATIHAN SOAL..................................................................................................... 23
LAPORAN HASIL CBR.......................................................................................... 27
LAPORAN HASIL CJR...................................................................................... 28
STUDI KASUS...................................................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masalah umum dalam suatu model persediaan bersumber dari kejadian-kejadan yang
dihadapi tiap saat dalam bidang usaha, baik di bidang dagang maupun di bidang industri.
Kejadian-kejadian tersebut dapat berupa tersedianya barang terlalu banyak atau mungkin
juga barang yang tersedia terlalu sedikit untuk memenuhi permintaan langganan di masa
mendatang. Kalau barang terlalu banyak dalam persediaan, maka perusahaan terpaksa
menderita biaya tambahan misalnya ongkos pergudangan dan lain-lain. Dan barang yang
terlalu sedikit menimbulkan kekecewaan bagi para langganan dan menimbulkan rasa
kurang percaya yang akhirnya merugikan perusahaan sendiri. Pada dasarnya analisis
persediaan berkenaan dengan perancangan teknik memperoleh tingkat persediaan optimal
dengan menjaga keseimbangan antara biaya karena persediaan yang terlalu banyak
dengan biaya karena persediaan yang terlalu sedikit.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1) Apa itu Model persediaan dengan perubahan harga ?
2) Bagaiamana Model Persediaan dengan perubahan harga dapat digunakan ?
3) Kapan Model persediaan dengan perubahan harga digunakan?
4) Apa keuntungan menggunakan Model Persediaan dengan perubahan harga?

1.3. TUJUAN
1) Untuk mengetahui apa saja bentuk dari Model Persediaan.
2) Mengetahui fungsi dari Model persediaan dengan perubahan harga.
3) Mengetahui kapan saja Model Persediaan dengan perubahan harga akan
digunakan.
4) Mengetahui jenis-jenis Model Persediaan dengan perubahan harga.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

MODEL PERSEDIAAN DENGAN PERUBAHAN HARGA


Dalam hal ini, kita melihat persoalan persediaan sebagai satu bentuk tersendiri di
mana harga satuan baik harga satuan produksi maupun harga satu pembelian adalah variabel.
Karena itu, harga satuan berubah, tentu dari yang mahal menjadi lebih murah, tergantung
pada jumlah yang dibeli.
Keadaan yang menggambarkan suatu model persediaan di mna terjadi perubahan
harga satuan (price break) disebabkan oleh perubahan jumlah barang yang dibeli (quantity
discounts) disebut “Model Persediaan dengan Perubahan Harga)”.
Dalam hal ini, harga satuan berubah menjadi lebih murah apabila dilakukan pembelian
dalam jumlah yang lebih besar. Keuntungan dari cara ini adalah harga satuan lebih rendah,
ordering costs lebih murah, kemungkinan stock-out lebih kecil dan biaya angkutan lebih
murah. Sebaliknya, kerugiannya ialaah holding costs lebih tinggi, memerlukan modal lebih
banyak, kesempatan rusak dan susut lebih banyak dan stok akan lama tersimpan.
Karena itu, perlu dipertimbangkan betul-betul apa pengaruhnya terhadap jumlah
ongkos secara keseluruhan. Tawaran diskon hanya menarik apabila tujuan utama dapat
tercapai yaitu untuk memperoleh ongkos yang serendah-rendahnya.
Sebab itu, jumlah pesanan optimal Qo harus dihitung setiap kali ada tawaran
perubahan harga satuan dalam jumlah pembelian tertentu untuk menentukan harga Qo yang
layak.
Disisni, ada beberapa simbo-simbol, yaitu :
K1 = harga satuan
P = holding costs sebagai persentase harga persediaan rata-rata (%)
Cs = ordering costs tiap satu putaran
D = kebutuhan selama satu periode
t = kurun waktu antara dua putaran atau dalam satu putaran
Q = jumlah pesanan tiapa awal putaran
Kita mengetahui bahwa :
D
N
Q =banyak putaran dalam satu periode

Q
t
D = kurun waktu dalam satu putaran

2
1
Q
2 = persediaan rata-rata
Komposisi biaya menjadi :
1. Ordering cost ialah Cs
2. Harga pembelian sejumlah Q satuan ialah QK1
3. Holding costs untuk satu putaran t dihubungkan dengan pemesanan
1
Q.t.P.Cs
2 1
 t.P.Cs
= Q 2

1
Q.t.k1.P
4. Holding costs untuk satu putaran t dihubungkan dengan pembelian = 2
Karena itu, jumlah biaya rata-rata (JOR) ialah :
1 1
JOR  Cs  Q.k1  t.P.Cs  Q.t.k1.P
2 2
karena
Q
t  maka :
D
Q.P.Cs Q 2 .P.k1
JOR  Cs  Q.k1  
2D 2D
Jumlah biaya rata-rata untuk satu periode ialah :
JOR D.C P.k1
  2s 
Q Q 2
JOR
Untuk memperoleh Q optimal, kita harus membuat Q = 0
Sehingga
2 D.Cs
Qo 
P.k1

Jika harga Qo dimasukkan –ada JOR, maka :


P.Cs
 JOR O  2 D.Cs .P.k1  D.k1 
2
Berdasarkan keterangan di atas, kita dapat menyelidiki beberapa macam model.

MODEL IX (MODEL PERSEDIAAN DENGAN SATU” PRICE BREAK”)


Pada model ini kita membicarakan satu macam model khusus di mana terjadi satu
price break. Situasi dari model ini dapat kita gambarkan sebagai berikut :

3
Range Banyak Harga satuan Holding costs

D1 1≤Q1<B K11 P1

D2 Q2≥B K12 P2

Di mana B merupakan batas pembelian pada waktu terjadi quantity discounts.


Untuk pembeli sejumlah Q1 dalam range D1 terdapat :
D.Cs Q1.k11 P1  P .C 
 JOR 1     D.k11  1 s 
Q1 2  2 
Untuk pembeli sejumlah Q2 dalam range D2 terdapat :
D.Cs Q1.k12 P2  P .C 
 JOR 2     D.k12  2 s 
Q2 2  2 
Dimana : K11 > K12
P1 ≥ P2
Apabila Q1,0 merupakan harga optimal dari Q1 hingga dapat {JOR}1,0 = Min. {JOR}1
dan Q2,0 merupakan harga optimal dari Q2 hingga dapat {JOR}2,0 = Min. {JOR}2 maka untuk
menentukan keputusan, kita cukup membandingkan harga {JOR}1,0 dengan {JOR}2,0. Bila
Min. [{JOR}1; Min. {JOR}2 ] = {JOR}2, maka quantity discounts dapat diterima.
Untuk mengetahui harga JOR yang minimal hanya dengan mengetahui harga Q1,0 dan
Q2,0 terlebih dahulu, maka sebenarnya sudah cukup membandingkan Q1,0 dengan Q2,0 untuk
menentukan keputusan apakah menerima atau menolak quantity discounts. Syaratnya adalah :
1. Bila Q2,0 ≥ B, maka prosedur di aats dapat dilakukan dan Q 2,0 merupakan jumlah
pesanan optimal. Keadaan ini dapat kita lihat pada gambar di bawah.

4
2. Bila Q2,0 < B maka quantity discounts tidak berlaku lagi untuk jumlah pembelian Q 2,0.
Karena itu, untuk menentukan jumlah pembelian optimal, cukup membandingkan JOR
pada Q = Q1,0 dengan JOR pada Q = B. Harga-harga ini adalah :

D.Cs Q1,0 .k11P1  P .C 


 JOR 1,0     D.k11  1 s 
Q1,0 2  2 

D.Cs B.k12 P2  P .C 
 JOR B     D.k12  2 s 
B 2  2 

MODEL X (MODEL PERSEDIAN DENGAN DUA “PRICE BREAK”)


Pada model ini terdapat dua quantity discounts atau price break terjadi pada dua
tempat. Situasi ini dapat kita lihat sebagai berikut :

Range Banyak Harga satuan Holding costs

D1 1≤Q1<B1 K11 P1

D2 B1 ≤ Q2 < B2 K12 P2

D3 Q2≥B2 K13 P3

Di mana price break terjadi pada Q = B1 dan Q = B2; Cs3 < Cs2 < Cs1; P1 = P2 = P3= (%).
Syarat untuk menentukan keputusan ialah :
1. Hitung Q3,0
Bila Q3,0 ≥B2, maka jumlah pembelian optimum ialah : Q3,0 sebagai Qo

5
2. Bila Q3,0 < B2, maka hitung Q2,0, karena Q3,0 < B2, maka Q2,0 < B2. Seperti pada Q2,0 <
B1 atau B1 ≤ Q2 < B2
Bila Q3,0 < B2 dan B1 ≤ Q2,0 < B2, maka bandingkan {JOR}( Q2,0) dan {JOR}( B2)
seperti pada model IX. Dari hasil perbandingan yaitu Min.[{JOR}(Q2,0), {JOR}(B2)],
tentukan jumlah pembelian optimum Qo.
3. Bila Q3,0 < B2 dan Q2,0 < B1, maka hitung Q1,0 di mana Q1,0 < B1. Dalam hal seperti ini,
bandingkan {JOR}( Q1,0) dengan {JOR}( B1) dan {JOR}( B2). Dari hasil perbandingan
yaitu Min. [{JOR}(Q1,0), {JOR}(B1), {JOR}( B2), tentukan jumlah pembelian optimal
Qo.

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
1.1.1 Model Persediaan dengan Perubahan Harga
Persediaan sebagai satu bentuk tersendiri di mana harga satuan baik harga satuan produksi
maupun harga satu pembelian adalah variabel. Karena itu, harga satuan berubah, tentu dari
yang mahal menjadi lebih murah, tergantung pada jumlah yang dibeli.
Jumlah biaya rata-rata (JOR) ialah :
1 1
JOR  Cs  Q.k1  t.P.Cs  Q.t.k1.P
2 2
karena
Q
t  maka :
D
Q.P.Cs Q 2 .P.k1
JOR  Cs  Q.k1  
2D 2D
Jumlah biaya rata-rata untuk satu periode ialah :
JOR D.C P.k1
  2s 
Q Q 2
JOR
Untuk memperoleh Q optimal, kita harus membuat Q = 0, Sehingga:
2 D.Cs
Qo 
P.k1

Jika harga Qo dimasukkan –ada JOR, maka :


P.Cs
 JOR O  2 D.Cs .P.k1  D.k1 
2
Keadaan yang menggambarkan suatu model persediaan di mna terjadi perubahan harga
satuan (price break) disebabkan oleh perubahan jumlah barang yang dibeli (quantity
discounts) disebut “Model Persediaan dengan Perubahan Harga)”.

1.1.2 Model Persediaan dengan Satu Price Break


Pada model ini kita membicarakan satu macam model khusus di mana terjadi satu price
break. Situasi dari model ini dapat kita gambarkan sebagai berikut :

Range Banyak Harga satuan Holding costs


D1 1≤Q1<B K11 P1
D2 Q2≥B K12 P2
7
1. Di mana B merupakan batas pembelian pada waktu terjadi quantity discounts.
Untuk pembeli sejumlah Q1 dalam range D1 terdapat :
D.Cs Q1.k11 P1  P .C 
 JOR 1     D.k11  1 s 
Q1 2  2 
Untuk pembeli sejumlah Q2 dalam range D2 terdapat :
D.Cs Q1.k12 P2  P .C 
 JOR 2     D.k12  2 s 
Q2 2  2 
Dimana : K11 > K12
P1 ≥ P2
2. Bila Q2,0 < B maka quantity discounts tidak berlaku lagi untuk jumlah pembelian Q 2,0.
Karena itu, untuk menentukan jumlah pembelian optimal, cukup membandingkan JOR
pada Q = Q1,0 dengan JOR pada Q = B. Harga-harga ini adalah :

D.Cs Q1,0 .k11P1  P .C 


 JOR 1,0     D.k11  1 s 
Q1,0 2  2 

D.Cs B.k12 P2  P .C 
 JOR B     D.k12  2 s 
B 2  2 

1.1.3 Model Persediaan dengan Dua Price Break


Di mana price break terjadi pada Q = B1 dan Q = B2; Cs3 < Cs2 < Cs1; P1 = P2 = P3= (%).
Syarat untuk menentukan keputusan ialah :
1. Hitung Q3,0
Bila Q3,0 ≥B2, maka jumlah pembelian optimum ialah : Q3,0 sebagai Qo
2. Bila Q3,0 < B2, maka hitung Q2,0, karena Q3,0 < B2, maka Q2,0 < B2. Seperti pada Q2,0 <
B1 atau B1 ≤ Q2 < B2
3. Bila Q3,0 < B2 dan Q2,0 < B1, maka hitung Q1,0 di mana Q1,0 < B1. Dalam hal seperti ini,
bandingkan {JOR}( Q1,0) dengan {JOR}( B1) dan {JOR}( B2).

b. SARAN
Saran kami dalam melakukan analisis persediaan haruslah jeli dalam melihat
pasaran permintaan atau sedikit banyaknya permintaan karena akan sangat
mempengaruhi permasalahan persediaan tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA
P. Siagian.1987.Penelitian Operasional Teori dan Praktek.Jakarta:Penerbit Universitas
Indonesia(UI Press).
Takdir Syaifullah, Dedy.2011. Riset Operasi. Malang. Penerbit Percetakan CV Citra Malang
Tri Hardianti . 2018. Kajian Metode Eoq (Economic Order Quantity) Pada Model Persediaan
Deterministik Dengan Perubahan Harga Dalam Pengendalian Persediaan. TALENTA
Conference Series: Science & Technologyi. DOI : 10.32734/st.v1i1.185

9
CONTOH SOAL
1. Sebuah pabrik membutuhkan 2.400 ton bahan baku setiap tahun. Kebutuhan ini sudah
tetap dan diketahui terlebih dahulu. Pabrik ditawari suatu quantity discounts yaitu
berupa penurunan harga untuk pembelian sampai dengan jumlah tertentu. Untuk
jelasnya, mari kita lihat tabel berikut ini :
Range Banyak Harga satuan Holding costs
D1 1≤Q < 500 10.000 0,24
D2 Q≥500 9.250 0,20

Sebagai tambahan, biaya pemesanan (ordering costs) Rp. 350.000,- termasuk ongkos
penawaran dan lain-lain. Tentukan jumlah pembelian optimal menggunakan model
satu price
Penyelesaian :
Kita ketahui, pada model persediaan dengan satu price break, memiliki syarat bila Q 2,0
≥ B, maka Q2,0 merupakan jumlah pesanan optimalnya. Maka dari situasi di atas, kita hitung
terlebih dahulu Q2,0 sebagai berikut :
2.D.Cs
Q2,0 
K .P
2.(2.400)(350.000)

(9.250)(0, 20)
 952
Maka, price break terjadi pada B = 500, karena Q2,0 = 952 > 500 = B, maka jumlah pembelian
optimal ialah Q2,0 = 952.
2. Sebuah pabrik membutuhkan 329 tandan pisang kepok setiap tahun. Kebutuhan ini
sudah tetap dan diketahui terlebih dahulu. Pabrik ditawari suatu quantity discounts
yaitu berupa penurunan harga untuk pembelian sampai dengan jumlah tertentu dan
biaya pemesanan Rp. 50.000,-. Untuk jelasnya, mari kita lihat tabel di bawah ini :
Range Banyak Harga satuan Holding costs
D1 1≤Q < 10 168.000 0,30
D2 Q≥10 166.800 0,30

Penyelesaian :
Kita ketahui, pada model persediaan dengan satu price break, memiliki syarat bila Q 2,0
≥ B, maka Q2,0 merupakan jumlah pesanan optimalnya. Maka dari situasi di atas, kita hitung
terlebih dahulu Q2,0 sebagai berikut :

10
2.D.Cs
Q2,0 
K .P
2.(329)(50.000)

(166.800)(0,30)
 81
Maka, price break terjadi pada B = 10, karena Q 2,0 = 81 > 10 = B, maka jumlah pembelian
optimal ialah Q2,0 = 81.
3. Berikut situasi yang diberikan :

Range Banyak Harga satuan Holding costs


D1 1≤Q < 1.500 3.547 0,29
D2 Q≥1.500 3.404 0,29

Dengan D = 21.664 dan Cs = 50.000. tentukan jumlah pemebelian optimum menggunakan


satu price break !
Penyelesaian :
Kita ketahui, pada model persediaan dengan satu price break, memiliki syarat :
 Bila Q2,0≥ B, maka Q2,0 merupakan jumlah pesanan optimalnya.
 Bila Q2,0 < B, maka quantity discounts tidak berlaku lagi untuk jumlah pembelian Q 2,0.
Karena itu, untuk menentukan jumlah pembelian optimal, kita cukup membandingkan
JOR pada Q = Q1,0 dengan JOR Q = B.
Maka :
2.D.Cs
Q2,0 
K .P
2.(21.664)(50.000)

(3.404)(0, 29)
 1.482
Ternyata, Q2,0 = 1.482 < 1.500 = B. karena itu, kita harus menghitung Q1,0 yaitu :
2.D.Cs
Q1,0 
K .P
2.(21.664)(50.000)

(3.547)(0, 29)
 1.451

11
Sekarang kita bandingkan JOR (Q = 1.451) dan JOR ( Q = 1.482). Tapi karena Q2,0 = 1.482 <
1.500 = B, maka (Q1,0 = 1.451) harus kita bandingkan dengan JOR (B = 1.500), sehingga :

DCs Q1,0 k11 P1  CP


 JOR 1,0     Dk11  s 1 
Q1,0 2  2 
(21.664)(50.000) (1.451)(3.547)(0, 29)  (50.000)(0, 29) 
JOR(Q1,0  1.451)     (21.664)(3.547)  
1.451 2  2 
 746.520  746.271  76.842.208  7.250
 78.342.249
DCs Bk12 P2  CP 
 JOR B     Dk12  s 2 
B 2  2 
(21.664)(50.000) (1.500)(3.404)(0, 29)  (50.000)(0, 29) 
JOR(QB  1.500)     (21.664)(3.404)  
1.500 2  2 
 722.134  740.370  73.744.256  7.250
 75.214.010
Ternyata :
JOR (B = 1.500) < JOR (Q1,0 = 1.451)
Karena itu, pembelian optimal ialah pada Qo = 1.500
4. Peta situasi dari contoh ini dapat kia gambarkan sebagai berikut :
Range Banyak Harga satuan Ordering costs (%)
D1 1 ≤Q 1 <500 10 350
D2 500 ≤Q2 <750 9 320
D3 Q 3 ≥750 8 300

Kebutuhan satu tahun : D = 2.400 unit ;


Holding costs P = 0,02 tiap bulan atau P = 0,24 per tahun.
1) Sekarang hitung Q3,0

( 2 ) (2.400 )( 300 )
Q 3,0=
√ ( 8 )( 0,24 )
¿ 850>750=B 2
Karena itu, banyaknya pembelian optimal ialah :
Q o =850
Situasi ini kita gambarkan sebagai berikut :

12
5. Berikut situasi yang diberikan :
Range Banyak Harga satuan Ordering costs (%)
D1 1 ≤Q 1 <500 10 90
D2 500 ≤Q 2 <750 9 85
D3 Q 3 ≥750 8 80
Kebuutuhan untuk satu tahun : D = 2.400 unit
Batas : B1=500
B2=750
Holding costs = 0,24 per tahun
1) Hitung Q 3,0

( 2 ) (2.400 )( 80 )
Q3,0=
√ ( 8 )( 0,24 )
= 447
Dimana Q 3,0=447<750=B 2
2) Hitung Q 2,0

( 2 ) ( 2.400 ) (85)
Q 2,0 =
√ ( 9 ) (0,24)
¿ 436
3) Hitung Q 1,0

( 2 ) (2.400 ) (90)
Q1,0=
√ ( 10 ) (0,24)
¿ 420
4) Bandingkan JOR (Q = 420), JOR (Q = 500) dan JOR (Q = 750)
1
JOR ( Q 1,0 =420 ) =√ 2 ( 10 )( 0 , , 24 ) ( 90 ) ( 2.400 ) + ( 10 ) ( 2.400 ) + ( 90 ) ( 0,24 ) =25.018,8
2

13
( 85 ) ( 2.400 ) 1 1
JOR ( B1=500 ) = + ( 9 )( 2.400 ) + ( 85 ) ( 0,24 )+ ( 9 )( 500 )( 0,24 )=22.558,2
500 2 2
( 80 ) ( 2.400 ) 1 1
JOR ( B2=750 )= + ( 8 )( 2.400 ) + ( 80 ) ( 0,24 )+ ( 8 )( 750 ) ( 0,24 )=20.185,6
750 2 2
Jadi
JOR ( B2=750 ) <JOR ( B1=500 ) < JOR ( Q 1,0=420 )
Sehingga jumlah pesanan optimal Qo =750

6. Berikut situasi yang diberikan :


Range Banyak Harga satuan Ordering costs (%)
D1 1 ≤Q 1 < 400 10 90
D2 400 ≤ Q2 <3000 9 85
D3 Q 3 ≥3000 8 80

Kebutuhan : D =2.400 unit


Holding costs : P = 0,24 (24%) per tahun
Batas : B1=400
B2=3.000
1) Hitung Q3,0

( 2 ) (2.400 )( 80 )
Q 3,0=
√ ( 8 )( 0,24 )
= 447
Ternyata : Q3,0=447<3.000=B2
2) Hitung Q 2,0

( 2 ) ( 2.400 )( 85 )
Q2,0 =
√ ( 9 )( 0,24 )
= 436
Disini : Q 2,0 =436> 400=B1

14
Jadi : B1=400<Q 2 ,, 0=436< 3.000=B2
3) Bandingkan JOR (Q2,0 =436 ) dengan JOR (Q = 3.000)
( 85 ) ( 2.400 ) ( 85 ) ( 0,24 ) ( 8 ) ( 3.000 )( 0,24 )
JOR ( Q 2,0 =436 )= + ( 9 )( 2.400 )+ + =22.153,6
436 2 2
Karena JOR( B2=3.000)<JOR (Q 2,0=436) maka jumlah pembelian optimal Q o ialah :
Q o =3.000

7. Berikut situsi yang diberikan :


Range Banyak Harga satuan Ordering costs (%)
D1 1 ≤Q 1 <3.000 10 90
D2 3.000 ≤Q 2 <5000 9 85
D3 Q3 ≥5000 8 80

Kebutuhan : D =2.400 unit


Holding costs : P = 0,24 (24%) per tahun
Batas : B1=3.000
B2=5.000
1) Hitung Q 3,0
Q3,0=447
Q 3,0=447<5.000=B 2

2) Hitung Q 2,0
Q 2,0 =436
Q2,0 =436<3.000=B1

3) Hitung Q 1,0
Q1,0=420

15
4) Bandingkan JOR ( Q 1,0 =420 ) , dan JOR (B 2=5.000)
JOR ( Q1,0 =420 ) =25.018,8
JOR ( B1=3.000 )=22.153,6
( 8 ) ( 2.400 ) ( 80 ) ( 0,24 ) ( 8 ) (5.000 )( 0,24 )
JOR ( B2=5.000 )= + ( 8 )( 2.400 ) + + =24.012,4
5.000 2 2
Jadi, pembelian optimal ialah: Q o =3.000

8. Tentukan Tingkat Pembelian Optimum apabila Kebutuhan per Tahun 2400 unit dan
Harga Pembelian diberikan Double Discount sebagai berikut :

RANGE BANYAKNYA HARGA HOLDING ORDERING


SATUAN COST COST
D1 1  Q1 < 500 10 0,24 90
D2 500  Q2 < 750 9 0,24 85
D3 8 0,24 80
Q 3  750
Jawab:
1. Menghitung Q3
2 D Cs3 2 (2400) (80)
K13. P3 (8) (0,24)
Q3 = = = 447
Ternyata Q3 < B2 , maka lanjutkan ke langkah 2
2. Menghitung Q2

2 D Cs 2 (2400 ) (85)
K12 . P 2 (9) (0,24)
Q2 = = = 436
Ternyata Q2 < B1 , maka lanjutkan Ke langkah 3
3. Menghitung Q1
2 D Cs 2 (2400 ) (90)
K11. P1 (10) (0,24)
Q1 = = = 420

16
Bandingkan JOR ( Q1 ) dengan JOR ( B1 ) dan JOR ( B2 )
DCs1 Q1.K11 .P1 Cs1.P1
  D.K11 
JOR ( Q1 ) = Q1 2 2

(2400) (90) (420).(10).(0,24) (90) (0,24)


  (2400) (10) 
JOR (420 ) = 420 2 2 = 25.018,8
DCs2 B1.K12.P 2 Cs 2.P 2
  D.K12 
JOR ( B1 ) = B1 2 2
(2400) (85) (500).(9).(0,24) (85).(0,24)
  (2400).(9) 
JOR (500 ) = 500 2 2 = 22.558,2
DCs1 B 2.K13.P3 Cs3.P3
  D.K13 
JOR ( B2 ) = B 2 2 2
(2400).(80) (750).(8).( 0,24) (80).( 0,24)
  (2400).(8) 
JOR (750 ) = 750 2 2 = 20.185,6
Ternyata JOR terkecil terjadi pada saat Q = 750
Dengan demikian Q Optimum adalah Q = 750
9. Tentukan Tingkat Pembelian Optimum apabila kebutuhan per Tahun 2400 unit dan
Harga Pembelian diberikan Double Discount sebagai berikut :
RANGE BANYAKNYA HARGA HOLDING ORDERING
SATUAN COST COST
D1 1  Q1 < 500 10 0,24 350
D2 500  Q2 < 750 9 0,24 320
D3 8 0,24 300
Q 3  750

1. Menghitung Q3
2 D Cs3 2(2400)(300)
K13. P3 (8)(0,24)
Q3 = = = 850
Ternyata Q3 > B2 , karenanya Q Optimum Qo = Q3 = 850
10. Sebuah Perusahaan membutuhkan 2.400 ton Bahan Baku setiap tahun. Kebutuhan
tersebut sudah tetap dan dapat diprediksi sebelumnya. Perusahaan tersebut
ditawari Quantity Discount yantu berupa penurunan harga untuk pembelian seperti
dinyatakan dalam Tabel berikut ini :
RANGE BANYAKNYA HARGA SATUAN HOLDING COST
D1 1  Q1  500 10.000 0,24
D2 Q2  500 9.250 0,20
Sebagai tambahan Biaya pemesanan ( Ordering Cost ) = Rp 350.000,00
Ternasuk Ongkos Penawaran dan Lain-lain.
Tentukan Jumlah Pesanan Optimal dan JOR Optimal

17
Jawab :
Pertama kita hitung { Q 2 ) 0 sebagai berikut :
2 (2400)(350000)
(9250)(0,20)
{Q2}0 = = 952 Unit
Price Break terjadi pada B = 500 unit sehingga { Q 2 ) > B
Dengan demikian Pesanan Optimal adalah { Q 2 ) = 952 Unit.
Selanjutnya apabila diketahui bahwa Ordering Cost ( Cs ) = Rp 80.000,00
Maka Nilai { Q 2 ) adalah sebagai berikut :
2 ( 2400)(80000)
(9250)(0,20)
{Q2) = = 456 Unit
ternyata { Q 2 ) < B = 500 , karena itu kita harus menghitung { Q 1 )
2 ( 2400)(80000)
(10000)(0,24)
{Q1) = = 400 Unit
Sekarang bandingkan JOR pada saat Q = 400 Unit dan JOR pada saat Q = 456
Unit.
Tetapi kartena { Q 2 ) 0 = 456 < 500 = B , maka JOR pada saat Q = 400 Unit harus
dibandingkan dengan JOR pada saat Q = 500 Unit.
JOR { Q = 400 } = Rp 24.969.600,00 sedangkan
JOR { Q = 500 } = Rp 23.054.500,00
Ternyata JOR { B = 500 } < JOR { Q 1 = 400 } sehingga Pesanan Optimal
adalah Q 0 = B = 500 Unit.

LATIHAN SOAL
Seorang pedagang membeli kertas gulung berkualitas tinggi dari seorang pedagang
besar untuk dijual kembali kepada mahasiswa. Kebutuhan tiap tahun adalah sebanyak 25.000
gulung, carrying costs sebesar Rp. 1. 500,- tiap gulung tiap tahun dan ordering cost tiap
pesanan adalah Rp. 65.000,-. Biasanya, tidak ada pesanan kembali. Harga pembelian Rp.
18.000,- tiap gulung. Tetapi pihak penjual akan menjual dengan mengenakan potongan 1%
kalau pembeli membelinya sekaligus 5.000 gulung dan 1,8% kalau dibeli sekaligus 10.000
gulung atau lebih.
Untuk soal 1-6. Dari situasi di atas selesaikan persoalan berikut
1. Tentukan jumlah pesanan optimal dengan harga berapa pun !
2. Tentukan biaya total dengan menggunakan harga biasa (P1 = Rp. 18.000,-) !
3. Tentukan biaya total dengan menggunakan harga potonga pertama !
4. Tentukan juga biaya total dengan menggunakan harga potongan kedua !

18
5. Gambarkan kurva biaya total dari persoalan di atas !
6. Tentukan keputusan optimal kalau carrying costs tiap gulung menjadi Rp. 40.000,-
tiap tahun !
7. Buatlah gambar kurva biaya total dari soal no. 6 !
Untuk soal 8-10. Jika diketahui situasi di bawah ini,
Range Banyak Harga satuan Holding costs
D1 1≤Q < 10 168.000 0,30
D2 Q≥10 166.800 0,30

Dengan D = 329 dan Cs = 50.000, maka :


8. Tentukan pembelian sejumlah Q1 dalam range D1!
9. Tentukan pembelian sejumlah Q2 dalam range D2!
10. Buatlah gambar kurva biaya total dari situasi di atas !

LAPORAN HASIL CBR


Buku I
Identitas Buku :
Judul Buku : Penelitian Operasional
Penulis : P.Siagian
Tahun Pembuatan : 198
Penerbit : Universitas Indonesia (UI Press)
Tempat Terbit : Jakarta

Kelebihan Buku :
 Materi di dalam buku ini, terperinci dan lengkap
 Bahasa yang digunakan mudah di mengerti
 Sampul pada buku ini menarik
19
 Terdapatnya contoh soal yang cukup banyak pada buku ini untuk melatih
pembaca agar lebih paham lagi mengenai materi tersebut
 Terdapat grafik yang menjelaskan mengenai model persediaan dengan
perubahan harga
 Model-model yang dipaparkan pada buku ini sudah sangat jelas
Kekurangan Buku :
 Pada beberapa tulisan, ada juga terdapatnya kesalahan dalam penulisan model
 Pada buku ini terdapat grafik, tetapi grafik tersebut tidak dijelaskan terperinci
Buku II
Identitas Buku :
Judul Buku : Riset Operasi
Penulis : Prof. Dr. Dedy Takdir Syaifuddin, S.E., M.S
Tahun Pembuatan : 2011
Penerbit : CV Citra Malang
Tempat Terbit : Malang

Berdasarkan hasil review book yang kami lakukan kami mendapatkan kesimpulan bahwa :
1. Buku utama lebih baik dan bagus digunakan sebagai referensi karena buku tersebut
lebih lengkap dalam hal penjelasan juga latihan dan contoh soal.
2. Buku utama menggunakan bahasa dan kalimat yang lebih muah dipahami.
3. Buku kedua hanya menyediakan sedikit contoh soal.
LAPORAN HASIL CJR
( CRITICAL JOURNAL RIVIEW )

Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Kajian Metode Eoq (Economic Order Quantity) Pada Model Persediaan
Deterministik Dengan Perubahan Harga Dalam Pengendalian Persediaan
Penulis :Tri Hardiantia, Faigiziduhu Bu‘uloloa, Esther Nababana
Penerbit : USU Press
Tahun Terbit :2018
ISSN :2654-7083
Isi Jurnal
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu
memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, setiap pengusaha akan dihadapkan pada

20
risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya.
Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan
yang secara terus- menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar
sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan
dalam perusahaan pabrik. Nilai persediaan harus dicatat, digolong-golongkan menurut
jenisnya yang kemudian dibuat perincian masing- masing barangnya dalam suatu periode
yang bersangkutan.
Metode EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk
dilakukan pada setiap kali pembeliaan.Metode EOQ (Economic Order Quantity)dalam
kuantitas pesanan ekonomis merupakan salah satu model klasik yang pertama kali diteliti dan
juga diperkenalkan oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Teknik pengendalian persediaan
metode EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini karena mudah dalam penggunaannya.
Metode ini digunakan untuk menghitung minimalisasi total biaya persediaan berdasarkan
persamaan tingkat atau titik equilibrium kurva biaya simpan dan biaya pesan.
Kelebihan Jurnal
Jurnal ini sudah cukup baik dalam membahas model persediaan dari perubahan harga
menggunakan metode EOQ, grafik yang digunakan dengan penjelasan yang cukup baik,
pemaparan materi yang dibuat juga sudah sangat baik

STUDI KASUS

Contoh Kasus Model Persediaan dengan Perubahaan Harga


Sebuah toko mainan anak-anak harus merencanakan persediaan boneka. Empat jenis
boneka dipesan dari supplier boneka yaitu boneka Tazmania, boneka Hello Kitty, boneka
Teddy Bear, dan boneka Lumba-lumba. Supplier boneka memberikan kebijakan tentang harga
pembelian untuk masing-masing boneka seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut:

21
Jika mempertimbangkan harga/unit, maka ada kecenderungan perusahaan akan
membeli boneka dalam jumlah yang besar dengan harapan memperoleh keuntungan dan
discount. Ada biaya yang juga meningkat jika dilakukan pembelian dalam jumlah besar, yaitu
biaya simpan. Maka pembelian dalam jumlah yang besar tidak dapat dipastikan bisa
meminimumkan total biaya pengadaan persediaan. Biaya pesan setiap kali pesan (C) = Rp
40.000. Biaya simpan (H) 20% dari harga barang yang disimpan. Permintaan boneka
Tazmania adalah 1.000 unit per tahun, boneka Hello Kitty adalah 5.000 unit per tahun,
boneka Teddy Bear adalah 3.000 unit per tahun, dan boneka Lumba-lumba adalah 10.000 unit
per tahun.
Solusi:

22
Dari hasil analisis di atas pada Tabel 2 terlihat bahwa beberapa kisaran perhitungan
jumlah pesanan ekonomis tidak valid. Sedangkan pada kisaran III jumlah pesanan
ekonomisnya valid. Pada Tabel 3 diperlihatkan hasil perhitungan biaya pengadaan persediaan
dengan memperoleh biaya pesan, biaya simpan, biaya pembelian dan biaya total. Pada tabel 4
diperlihatkan hasil perhitungan total harga. Terlihat pada kisaran VII diperoleh harga
minimum untuk setiap kali pemesanan. Pada Tabel 5 merupakan hasil perhitungan special
sale price. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa ternyata keputusan jumlah pesanan adalah pada
jumlah pesanan yang terakhir yaitu kisaran VII karena total biayanya lebih minimum
dibandingkan yang lainnya. Jumlah pesanan tersebut adalah 7.600 unit keseluruhan boneka,
dengan masing-masing 54 unit untuk A (boneka Tazmania), 269 unit untuk B (boneka Hello
Kitty), 162 unit untuk C (boneka Teddy Bear) dan 539 unit untuk D (boneka Lumba-Lumba).
Setiap kali pesan memperoleh potongan harga sebesar 40.000, dengan special order cost

DA 1000
saving(g) sebesar 133.559.888,5, dan frekuensi pemesanannya F = =18,5 kali per
QA 5

23
tahun. (SUMBER: Jurnal Kajian Metode Eoq (Economic Order Quantity) pada Model
Persediaan Deterministik Dengan Perubahan Harga Dalam Pengendalian Persediaan).
Sumber:
Hardianti, Tri."Kajian Metode Eoq (Economic Order Quantity) Pada Model Persediaan
Deterministik Dengan Perubahan Harga Dalam Pengendalian Persediaan".Science &
Technology 10.01(2018):media.

24

Anda mungkin juga menyukai