Anda di halaman 1dari 4

Bab 16

Kewirausahaan dalam konteks global

Dalam menghadapi persaingan global yang semakin terbuka seperti sekarang, setiap
usaha dan perusahaan harus berusaha untuk mencari keunggulan-keunggulan untuk bersaing.
Setiap produk, usaha, dan perusahaan yang tidak mempunyai keunggulan tidak akan banyak
kemajuan, dan tidak akan menang dalam persaingan. Beberapa tantangan yang harus dihadapi
oleh wirausahawan antara lain :

1. Tanggung jawab social.

2. Kemajuan teknologi.

3. Keanegaragaman angkatan kerja.

4. Pertumbuhan penduduk.

5. Gaya hidup dan kecenderungannya.

6. Persaingan global.

7. Pengangguran.

Sumber daya yang bergerak ke pasar internasional adalah sumber daya yang memiliki
kualitas tertentu, seperti keunggulan, nilai tambah, dan nilai guna. Pertumbuhan penduduk dunia
yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang
kompetitif. Kemajuan teknologi yang terjadi di negara-negara maju telah menyebabkan
perubahan gaya hidup dan kecenderungannya.

Para wirausahawan harus merespon dan menyesuaikan dengan perkembangan gaya hidup
dan kecenderungannya, keanekaragaman angkatan kerja, dan etika berusaha. Untuk mencapai
berbagai tantangan tersebut diperluka sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai
keunggulan diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif kewirausahaan. Wirausahawan
kreatif dan inovatif tersebut dapat terjadi apabila ada proses pendidikan kewirausahaan
Barang dan jasa yang unggul adalah produk yang memiliki daya saing. Produk yang
unggul bagi konsumen adalah produk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah. Produk
barang dan jasa yang memiliki nilai tambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengandung kebaruan (berbeda)

2. Memiliki kegunaan tambahan

3. Memiliki kemudahan untuk dipergunakan

Produk yang berupa barang dan jasa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh sumber daya manusia
yang kreatif dan inovatif yang memilikki pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman.

Menuju pasar internasional

A. Ekspor

Persoalan ekspor menyangkut bagaimana barang-barang yang akan dijual di luar negeri sampai
ke konsumen. Ada dua pendekatan menurut Peggy Lambing.

1. Ekspor tidak langsung

Karena keterbatasan waktu, usaha sumber daya dan semua tugas yang dijalankannya secara
independen, para wirausahawan biasanya melakukan kegiatan ekspor secara tidak langsung,
yaitu dengan menggantikan proses ekspor kepada suatu perusahaan manajemen ekspor EMC
( export management company ).

Fungsi EMC adalah :

1. Melakukan riset pasar

2. Mengembangkan jejaring distribusi

3. Melakukan kontak-kontak berharga bagi perusahaan

4. Mengidentifikasi beberapa aspek gangguan yang berhubungan dengan Negara tertentu.


EMC ini dibayar sehingga perlu dipertimbangkan keahliannya. Akibatnya, ada beberapa
tambahan pembiayaan (cost) ekspor berikut :

 Biaya waktu pengumpulan yang panjang


 Biaya asuransi yang meliputi asuransi atas tunggakan yang tidak dibayar oleh pelanggan dan
asuransi yang berhubungan dengan ketidakstabilan pemerintahan.
 Pajak yang dibayarkan kepada pemerintahan yang di luar negeri.
 Biaya administrasi

2. Ekspor langsung

Perusahaan itu sendiri yang langsung membawa dan memasarkan produknya di pasar luar
negeri. Biasanya menggunakan beberapa perwakilan penjualan yang tersusun secara sederhana
dan langsung. Perwakilan perusahaan tersebut merupakan agen independen yang diberi komisi.

B. Impor

Untuk memperendah ongkos produk barang yang ditawarkan oleh pemasok dalam negeri,
wirausahawan pengimpor dapat menaikkan kualitas produk dengan cara mencari produk-produk
berkualitas dalam bentuk desain yang unggul, ketahanan, penampilan, dan beberapa elemen
lainnya yang diperlukan oleh pembeli.

Untuk memulai bisnis dalam bidang impor diperlukan hal-hal berikut :

 Pengetahuan tentang pasar yang sudah tersedia


 Kemampuan untuk melakukan pencarian industri yang ada pada lingkup global
 Pemahaman tentang perdagangan internasional dan sangat mengenal proses impor

Wirausahawan harus mengetahui tentang pencarian peluang. Peluang tersebut lebih terarah
pada beberapa item yang tidak tersedia di dalam negeri. Setelah terjadi kesepakatan dan
transaksi, langkah berikutnya adalah bagaimana barang-barang bisa masuk ke dalam negeri, ada
beberapa langkah yaitu :
1. Entry

Untuk memasukkan barang, diperluakn beberapa dokumen sebagai berikut :

 A bill of lading, airway bill, or carrier’s sertificate (dokumen khusus pengimpor)


 A commercial invoice (diperoleh dari penjual)
 Entry manifest (daftar yang terperinci)
 Packing list

2. Appraisal

Untuk melihat keakuratan nilai barang yang akan dikirim dengan penerima atau nilai transaksi.

3. Classification

Pengelompokan produk yang akan diimpor sangat penting untuk menentukan batas tariff

4. Liquidation

Merupakan langkah terakhir masuknya barang untuk dibayar yang disesuaikan dengan biaya dan
nilai barang yang dinilai. Setelah barang masuk, cara yang paling sederhana untuk menjual
barang-barang impor adalah kepada keluarga, teman, dan asosiasi.

Anda mungkin juga menyukai