Asuhan Keperawatan Intranatal Ketuban Pecah Dini
Asuhan Keperawatan Intranatal Ketuban Pecah Dini
Daftar Isi
Daftar Isi.......................................................................................................i
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2.Tujuan Penulisan.....................................................................4
1.3.Rumusan Masalah...................................................................4
1.4.Sistematika Penulisan..............................................................5
BAB II..........................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS.............................................................................6
A. Konsep Penyakit......................................................................6
B. Pengkajian..............................................................................12
3. Justice (Keadilan)...............................................................48
5. Veracity (Kejujuran)...........................................................48
i
6. Fidelity (Menepati Janji)....................................................49
7. Confidentiality (Kerahasiaan).............................................49
8. Accountability (Akuntabilitas)...........................................49
BAB IV.......................................................................................................52
PENUTUP.................................................................................................52
4.1.Kesimpulan.............................................................................52
4.2.Saran.......................................................................................52
Daftar Pustaka..........................................................................................53
ii
BAB I
PENDAHULUAN
.1. Latar Belakang Masalah
2
menekan kematian ibu dan bayi baru lahir (Depkes Kota Makassar, 2016: 37).
3
.1. Tujuan Penulisan
1.1. Tujuan Umum
Mahasiswa keperawatan diharapkan mampu melakukan asuhan
keperawatan pada ibu inpartu
1.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan analisa data
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tindakan segera
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan sesuai dengan rencana dan
masalah
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
4
.1. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Bekalang Masalah
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB III KASUS & PEMBAHASAN
.1. Laporan Asuhan Keperawatan
3.2. Analisis Pemecahan Masalah Keperawatan Berbasis Bukti (Hasil
Penelitian)
3.3. Analisis Masalah Prinsip Legal Etis Dalam Pelayanan Keperawatan
3.4. Analisis Penerapan Fungsi Advokasi Dalam Pelayanan Keperawatan
BAB IV PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit
I. Definisi Penyakit
II. Etiologi
Ketuban pecah dini biasanya menyebabkan persalinan premature
alias bayi terpaksa dilahirkan sebelum waktunya. Air ketuban pecah lebih
awal bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti yang disampaikan oleh
Geri Morgan (2009) yaitu:
1. Infeksi rahim, leher rahim, atau vagina,
2. Pemicu umum ketuban pecah dini adalah:
a. Persalinan premature
b. Korioamnionitis terjadi dua kali sebanyak KPD
c. Malposisi atau malpresentasi janin
6
3. Faktor yang mengakibatkan kerusakan serviks
a. Pemakaian alat-alat pada serviks sebelumnya (misalnya aborsi
terapeutik, LEEP, dan sebagainya)
b. Peningkatan paritas yang memungkinkan kerusakan serviks
selama pelahiran sebelumnya
c. Inkompeteni serviks
4. Riwayat KPD sebelumnya sebanyak dua kali atau lebih
5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan ibu:
a. Kelebihan berat badan sebelum kehamilan
b. Penambahan berat badan sebelum kehamilan
6. Merokok selama kehamilan
7. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat
daripada ibu muda
8. Riwayat hubungan seksual baru-baru ini.
IV. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bacterial
b. Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung
untuk mengurangi atau berhenti.
c. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil
7
d. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester
akhir bila ada faktor predisposisi.
2. Panduan mengantisipasi: jelaskan pasien yang memiliki riwayat
berikut ini saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila
ketuban peccah.
3. Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan
prolaps tali pusat:
a. Letak kepala selain vertex
b. Polihidramnion
c. Herpes aktif
d. Riwayat infeksi streptokus beta hemolitiukus sebelumnya.
4. Bila ketuban telah pecah
a. Anjurkan pengkajian secara saksama. Upayakan mengetahui waktu
terjadinya pecahnya ketuban
b. Bila robekan ketuban tampak kasar:
1) Saat pasien berbaring terlentang, tekan fundus untuk melihat
adanya semburan cairan dari vagina.
2) Basahai kapas asupan dengan cairan dan lakukan pulasan pada
slide untuk mengkaji ferning di bawah mikroskop.
3) Sebagian cairan diusapkan ke kertas Nitrazene. Bila positif,
pertimbangkan uji diagnostik bila pasien sebelumnya tidak
melakukan hubungan seksual tidak ada perdarahan dan tidak
dilakukan pemeriksaan pervagina menggunakan jeli K-Y.
c. Bila pecah ketuban dan tanda kemungkinan infeksi tidak jelas,
lakukan pemeriksaan pekulum steril.
1) Kaji nilai bishop serviks (lihat Nilai Bishop).
2) Lakukan kultur serviks hanya bila ada tanda infeksi.
3) Dapatkan spesimen cairan lain dengan lidi kapas steril yang
dipulaskan pada slide untuk mengkaji ferning di bawah
mikroskop.
d. Bila usia gestasi kurang dari 37 minggu atau pasien terjangkit
Herpes Tipe 2, rujuk ke dokter.
8
5. Penatalaksanaan konservatif
a. Kebanyakan persalinan dimulai dalam 24-72 jam setelah ketuban
pecah.
b. Kemungkinan infeksi berkurang bila tidak ada alat yang dimasukan
ke vagina, kecuali spekulum steril, jangan melakukan pemeriksaan
vagina.
c. Saat menunggu, tetap pantau pasien dengan ketat.
1) Ukur suhu tubuh empat kali sehari; bila suhu meningkat secara
signifikan, dan/ atau mencapai 380 C, berikan macam antibiotik
dan pelahiran harus diselesaikan.
2) Observasi rabas vagina: bau menyengat, purulen atau tampak
kekuningan menunjukan adanya infeksi.
3) Catat bila ada nyeri tekan dan iritabilitas uterus serta laporkan
perubahan apa pun.
6. Penatalaksaan agresif
a. Jel prostaglandin atau misoprostol (meskipun tidak disetujui
penggunaannya) dapat diberikan setelah konsultasi dengan dokter
b. Mungkin dibutuhkan rangkaian induksi pitocin bila serviks tidak
berespons
c. Beberapa ahli menunggu 12 jam untuk terjadinya persalinan. Bila
tidak ada tanda, mulai pemberian pitocin
d. Berikan cairan per IV, pantau janin
e. Peningkatan resiko seksio sesaria bila induksi tidak efektif.
f. Bila pengambilan keputusan bergantung pada kelayakan serviks
untuk diindikasi, kaji nilai bishop setelah pemeriksaan spekulum.
Bila diputuskan untuk menunggu persalinan, tidak ada lagi
pemeriksaan yang dilakukan, baik manipulasi dengan tangan
maupun spekulum, sampai persalinan dimulai atau induksi dimulai
9
g. Periksa hitung darah lengkap bila ketuban pecah. Ulangi
pemeriksaan pada hari berikutnya sampai pelahiran atau lebih
sering bila ada tanda infeksi
h. Lakukan NST setelah ketuban pecah; waspada adanya takikardia
janin yang merupakan salah satu tanda infeksi
i. Mulai induksi setelah konsultasi dengan dokter bila :
1) Suhu tubuh ibu meningkat signifikan
2) Terjadi takikardia janin
3) Lokia tampak keruh
4) Iritabilitas atau nyeri tekan uterus yang signifikan
5) Kultur vagina menunjukan strepkus beta hemolitikus
6) Hitung darah lengkap menunjukan kenaikan sel darah putih
7. Penatalaksanaan persalinan lebih dari 24 jam setelah ketuban pecah
a. Pesalinan spontas
1) Ukur suhu tubuh pasien setiap 2 jam, berikan antibiotik bila ada
demam
2) Anjurkan pemantauan janin internal
3) Beritahu dokter spesialis obstetri dan spesialis anak atau
praktisi perawat neonatus
4) Lakukan kultur sesuai panduan
b. Indikasi persalinan
1) Lakukan secara rutin setelah konsultasi dengan dokter
2) Ukur suhu tubuh setiap 2 jam
3) Antibiotik : pemberian antibiotik memiliki beragam panduan,
banyak yang memberikan 1-2 g ampisilin per IV atau 1-2 g
Mefoxin per IV setiap 6 jam sebagai profilakis. Beberapa
panduan lainnya menyarankan untuk mengukur suhu tubuh ibu
dan DJJ untuk menentuan kapan antibiotik mungkin
diperlukan.
10
V. Komplikasi
11
B. Pengkajian
I. Wawancara
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat psikososial
12
Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat
bayinya, berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga
diri rendah. (Depkes RI, 1993:66)
c. Pola aktifitas
d. Pola eleminasi
13
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
14
II. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Leher
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
15
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-
kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
f. Dada
g. Abdomen
h. Genitaliua
i. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur.
j. Ekstermitas
k. Muskulis skeleta
l. Tanda-tanda vital
16
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun. (Ibrahim christina,
1993: 50)
17
IV. Analisa Data
18
mengatakan jarang control ↓
kehamilan ke puskesmas Kurangnya pajanan informasi
· DO : tentang kondisinya
Td :120/80, ↓
suhu : 37’C, Memicu kondisi tegang, gelisah
DJJ : 120x. dan penuruna konsentrasi
pH amnion netral &
keruh.
Pasien tampak tegang,
pucat dan gelisah.
19
↓
ketidakefektif dalam manajemen
kesehatan dirinya
20
D. Rencana Asuhan Keperawatan
21
otot rahim hasil : pasien teknik dilakukan
relaksasi 3. Untuk mengurangi
1. Tanda-tanda vital
4. Atur nyeri yang dirasakan
dalam batas
posisi pasien pasien
normal.
5. Berikan 4. Untuk memberikan
TD:120/80 mm Hg
lingkungan rasa nyaman
N: 60-120 X/ menit. yang nyaman 5. Untuk mengurangi
dan batasi tingkat stress pasien
2. Pasien tampak
pengunjung dan pasien dapat
tenang dan rileks
beristirahat
3. Pasien
mengatakan nyeri
pada perut
berkurang
22
berhubungan tindakan keperawatan tingkat kecemasan yang
dengan selama 3×24 jam di kecemasan dialami pasien
persalinan harapkan ansietas pasien 2. Untuk mempercepat
premature pasien teratasi dengan 2. Dorong proses penyembuhan
dan neonatus kriteria hasil : pasien untuk 3. Untuk memberikan
berpotensi istirahat total rasa nyaman dan
1.Pasien tidak cemas
lahir 3. Berikan menurunkan
lagi
premature suasana yang kecemasan pasien
2.Pasien sudah
tenang dan
mengetahui tentang
ajarkan
penyakit
keluarga untuk
memberikan
dukungan
emosional
pasien.
23
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Laporan Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
A. Biodata
I. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : Tamat SLTP
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Gol.darah :O
Alamat : Jl. Pelita 2 Gg. Kebon tomat pegajahan selatan Rt.04 /
Rw.05 Jagasatru pekalipan
Tgl. Masuk RS : 12 Februari 2020
Tgl.Pengkajian : 12 Februari 2020
Diagnosa medis : KPD
No. Medrek : 100652
24
B. Keluhan utama
Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir berwarna putih kekuningan
sejak pukul 05 WIB
C. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir
D. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
2. Riwayat hospitalisasi
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit
6. Riwayat alergi
7. Riwayat pengobatan
8. Riwayat bepergian
25
a.) Riwayat perkawinan
Pasien mengatakan menikah 1 kali, menikah saat usia 26 Tahun
b.) Riwayat kontrasepsi
Pasien mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi dengan jenis pil
pemakaian selama 3 bulan
1. Riwayat obstetri
a.) Riwayat kehamilan sekarang
1.) Kehamilam direncanakan atau tidak
Pasien mengatakan merencanakan kehamilannya
2.) G4 P2 A1
3.) HPHT : 05 Mei 2019
4.) Usia kehamilan : 9 bulan
5.) Taksiran partus :12 Februari 2020
6.) Keikutsertaan kelas prenatal : tidak ada
7.) Jumlah kunjungan pemeriksaan selama hamil : 11 kali
1 2013 - - - - - Keguguran
4 Hamil - - - - - -
26
2.) Masalah dalam persalinan masa lalu
Pasien mengatakan tidak ada masalah saat persalinan masa lalu
c.) Riwayat persalinan sekarang
1.) Mulai persalinan
Pukul 08.00 WIB
2.) Keadaan kontraksi
Tidak ada
3.) Frekuensi dan kualitas denyut jantung janin
149x/menit, teratur
4.) Pemeriksaan fisik
i) Keadaan umum : Baik
ii) Kesadaran : Composmentis
iii) Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 73x/ menit
S : 36,4oC
RR : 21x/menit
iv) Keadaan ketuban : pecah
27
28
Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Dada
a. Paru-paru a. Simetris a. Tidak ada a. Normal a. Tidak ada suara
b. Jantung kanan dan kiri nyeri tekan b. Normal nafas
c. Payudara b. Simetris b. Tidak ada b. Normal
kanan dan kiri nyeri tekan
c. – Puting c. Tidak ada
menonjol benjolan
- Areola - Tidak
berwarna ada nyeri
coklat tekan
kehitaman
- Areola
meluas
- Tidak ada
varises
- ASI belum
keluar
Abdomen 29
F. Dukungan keluarga
1. Emosional
Emosi pasien stabil
2. Finansial
Pasien mengatakan menggunakan jaminan kesehatan BPJS untuk membiayai
proses penyembuhannya.
30
G. Pola aktivitas
1. Nutrisi
a) Makan
1. Jenis makanan Nasi, sayur Nasi, sayur dan buah
2. Frekuensi 2-3x/hari 3x/hari
½
3. Porsi Dapat menghabiskan - 1 porsi
1 porsi
4. Pantangan Tidak ada Tidak ada
5. keluhan Tidak ada Tidak ada
31
b) Minum
1. Jenis minuman Air mineral Air mineral
2. Frekuensi 6-7x/ hari 6-7x/ hari
3. Jumlah 6-7 gelas 6-7 gelas
4. Pantangan Tidak ada Tidak ada
5. Keluhan Tidak ada Tidak ada
c) Keluhan makan Tidak ada Tidak ada
dan minum
2. Personal hygine
a) Oral hygine
1. Frekuensi gosok gigi 2x/ hari Pasien mengatakan
selama di rumah
sakit jarang
b) Mandi menggosok gigi
2. Frekuensi 2x/ hari dibantu oleh
2x/ hari
keluarga
3. Penggunaan sabun Menggunakan sabun Menggunakan sabun
c) Berpakaian
1. Frekuensi ganti baju 2x/ hari
2x/ hari dibantu oleh keluarga
Harus dibantu oleh
d) Kesulitan pada personal Tidak ada
anggota keluarga
Hygine
32
3. Istirahat dan tidur
a) Malam
1. Durasi 7-8 jam 6-7 jam
2. Waktu Pukul 21.00 / Pukul 21.00 / 22.00 WIB
22.00 WIB
3. Kesulitan tidur Tidak ada Pasien mengatakan kurang
nyenyak ketika tidur.
Karena merasa tidak
nyaman dan tidak betah
b) Siang
1. Durasi 2 jam 1-1,5 jam
2. Waktu Pukul 13.00 WIB Pukul 13.00 WIB
3. Kesulitan tidur Tidak ada Pasien mengatakan kurang
nyenyak saat tidur siang.
H. Laporan persalinan
1. Pengkajian awal
a) Tanggal : 12 Februari 2020
b) Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
33
N : 75x/menit
S : 36,2oC
RR : 21x/ menit
c) Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I
Didapatkan hasil TFU : 28 cm usia kehamilan 39-40 minggu
Leopold II
Didapatkan hasil bagian kanan perut ibu teraba panjang datar yaitu
punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba bulat-bulat kecil yaitu
ekstermitas janin DJJ : 149x/menit
Leopold III
Didapatkan hasil bagian bawah uterus teraba bulat, melenting keras yaitu
kepala janin
Leopold IV
Didapatkan hasil janin sudah masuk pintu atas panggul PAP
d) Pemeriksaan dalam
Ketuban sudah pecah, tidak ada yang menghalangi jalan lahir saat ini sudah
masuk pembukaan I
e) Dilakukan klisma
Tidak dilakukan klisma
f) Pengeluaran pervaginam
Tidak ada cairan ketuban yang keluar dari vagina
g) Perdarahan pervaginam
Tidak ada perdarahan pervaginam
h) Kontraksi uterus
Pasien mengatakan belum mengalami kontraksi uterus
34
- Presentasi : presentasi kepala
2. Kala persalinan
a) Kala I
1. Mulai persalinan : tanggal 12 Februari 2020 jam 08.00
2. Tanda dan gejala
Terjadi kontraksi uterus 1x dalam10 menit pemeriksaan dalam
pembukaan 2 cm
3. Lama kala I : 17,45 menit
4. Keadaan psikososial
Pasien tampak gelisah
5. Kebutuhan khusus klien
Klien merasa pegal. Pegal pada pinggang
6. Tindakan
Pijat pinggang dan anjurkan pasien untuk selalu berdoa
7. Pengobatan
-
12 Februari 2020
35
13.00 1x/30 menit durasi 10 detik 148x/menit
b) Kala II
1. Mulai : Tanggal 13 Februari 2020 Jam 20:00
2. Lama Kala : 15 Menit
36
3. Tanda dan Gejala : Pembukaan lengkap kepela menonjol ibu
ingin mengejan.
4. Upaya meneran : Pasien meneran dengan di bantu dan
dibimbing selama 15 menit pasien mengejan, bayi lahir.
5. Keadaan Psikososial : Pasien tampak gelisah
6. Tindakan : Bimbing mengejan, suntik Oxytocin
Setelah bayi lahir.
c) Kala III
1. Tanda dan gejala : Bayi lahir keluar darah divagina.
2. Waktu lahir plasenta : Jam 02:15 WIB.
3. Cara lahir plasenta : Spontan.
4. Karakteristik plasenta.
Ukuran :
Panjang tali pusat :
Pembuluh darah :
Kelainan : Tidak ada
5. Perdarahan : Jumlah ±70cc
6. Keadaan Psikososial : Pasien sangat senang melihat bayinya
7. Kebutuhan Kusus Klien : -
8. Tindakan :-
9. Pengobatan :-
d) Kala IV
1. Mulai jam : Jam 02:30 WIB
2. Tanda-tanda Vital .
Tekanan Darah : 120/70 MmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36.5 oC
Respirasi Rate : 22 x/ menit
3. Keadaan Uterus : Uterus mengacil karena bayi sudah lahir.
4. Perdarahan : Jumlah ±70cc
37
Karakteristik : Darah keluar merembes dari vagina
5. Bonding ibu dan bayi : Di Lakukan IMD setelah bayi lahir.
6. Tindakan :-
3. Keadaan Bayi
a. Waktu lahir : Tanggal 13 Februari 2020 Jam 22:00
WIB.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Nilai APGAE : 8/9.
d. BB dan PB : BB 3320 gram , PB 48 cm.
e. Lingkar Kepala : 32 cm.
f. Kaput : Tidak ada
g. Suhu : 36,5 oC
h. Anus :
i. Perawatan tali pusat :
j. Perawatan mata : Pemberian salep Eritromisin.
I. Pemeriksaan Penunjang.
a. Laboratorium
b. Radiologi
-
38
c. Lain-lain
-
J. Data Fokus
- Pasin mengatakan keluar cairan dari vagina - Kain yang dipakai ibu tampak basah
berwarna putih ke kuningan karena cairan.
- Pasien Mengatan cemas dengan keadaanya - Wajah klien tampak gelisah
- Pasien Mengatakan nyeri pada perut dan - Wajah klien tampak gelisah
punggungnya.
39
No Masalah Penyebab Data
40
2. Gangguan rasa nyaman b.d kontraksi uterus ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada bagian perut.
3. Intoleransi aktivitas b.d keterbatasan mobilitas fisik ditandai dengan
klien tidak dapat memenuhu kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
41
V. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi
Keperawatan
42
jam diharapkan rasa nyeri yang akan muncul
nyeri dapat 3. Anjurkan dilakukan - Nyeri
teratasi dengan pasien 2. Bantuan berkurang
kriteria hasil : miring ke yang
kiri dibutuhkan
- Nyeri
4. Kolaborasi untuk
berkurang
dengan memenuhi
- Klien
dokter kebutuhan
tampak
pemberian klien
tenang
terapi 3. Aktivitas
- Keadaan
bertahap
umum baik
untuk
mencegah
terjadinya
kontraktur
43
mandiri
44
3.2. Analisa Pemecahan Masalah Keperawatan Berbasis Bukti (hasil
penelitian)
a. Implementasi Keperawatan
Tanggal dan
No. DX Implementasi Evaluasi TTD
Jam
45
2. 2 08.30 WIB 1. Mengkaji skala nyeri S : pasien
13-02-2020 2. Menginformasikan mengatakan
pada pasien pada perut
penyebab rasa nyeri, P : kontraksi uterus
menganjurkan pasien Q : seperti ditusuk-
untuk tidur dengan tusuk
posisi miring ke kiri R : pada perut
3. Observasi TTV S : 3 dari 1-10
4. Kolaborasi dengan T : hilang timbul
dokter pemberian Pasien
terapi mengatakan
nyeri
berkurang saat
berbaring ke
kiri
O : pasien tampak
tenang
Tanda-tanda
Vital
TD : 120/70
mmHg
N : 76 x/menit
S : 36,20C
RR : 21
x/menit
DJJ : 151
x/menit
A : nyeri teratasi
P : pertahankan
intervensi
46
untuk beraktivitas bisa beraktivitas
2. Mengkaji pengaruh walaupun masih
aktivitas terhadap didampingi
kondisi tubuh dengan keluarga
3. Membantu klien O : pasien bisa
untuk memenuhi berpindah dan
kebutuhan aktivitas berjalan
sehari-hari ditemani
keluarganya
A : Masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
47
Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai
dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat
keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan
hukum yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
menginstrusikan pemberian transfusi darah.
48
Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-
maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan
kematian suaminya kepada klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh
konflik kejujuran.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
49
permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas)
50
3.4. Analisis Penerapan Fungsi Advokasi dalam Pelayanan Keperawatan
51
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
52
Sebagai seorang perawat dalam melakukan tindakan dan
pendokumentasian keperawatan intra haruslah sesuai dengan standard asuhan
keperawatan agar dapat dipertanggungjawabkan.
Daftar Pustaka
53