Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN 1
ANALISIS KATION GOLONGAN I, II, DAN III

Disusun oleh :
Nama : Maria Bestanika Nugrahani
NIM : 171444005
Grup/Kelompok : A2/1

Dosen Pengampu:
Johnsen Harta, M.Pd.

Asisten Dosen:
1. Cyrilla Azaria Dhara Sadhana
2. Patricia Dian Anggraeni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP 2017/2018
PERCOBAAN I
ANALISIS KATION GOLONGAN I, II, DAN III

A. Judul Praktikum : Analisis Kation Golongan I, II, dan III


B. Hari dan Tanggal Praktikum : Sabtu, 24 Februari 2018
C. Tujuan Percobaan
Memaham prinsip-prinsip yang melatarbelakangi prosedur pemisahan kation golongan
I, II, dan III serta mengidentifikasi jenis kation yang ada dalam sampel
D. Landasan Teori
Analisis kualitatif merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang
terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan sifat fisikanya (Firmansah,
2011).
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion merupakan ion yang
bermuatan negatif. Dalam membedakan antara ion satu dengan ion lainnya dapat
dilihat dari reaksi kimianya, karena setiap ion memiliki reaksi kimia yang spesifik.
Kation dan anion merupakan penyusun suatu senyawa, sehingga untuk menentukan
jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis
jenis kation dan anion yanh dikandungnya (Hamdani, dkk, 2012).
Bila dilihat pada tujuan analisis kualitatif secara sistematik, kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak (Svehla, 1985).
Secara prinsip, zat yang diidentifikasi dilarutkan, lalu ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai garam yang
sukar larut atau hidroksinya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan
golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah
dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis (Roth and Gottfriend, 1994).
Pada kation golongan I, pemisahan kation Ag+, Hg22+, dan Pb2+ dapat dilakukan
dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb2+

1
dari Ag+ dan Hg22+ dengan memberikan air panas, Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak
larut. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam
campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing
(Masterlon, 2006).
Golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana mineral encer. Kation golongan II terdiri dari
merkurium, tembaga, bismutt, cadmium, arsenic, stibium(III), stibium (V), timah (III),
timah(III), dan timah (IV). Pada kation golongan II ini terdapat sub golongan II A dan
sub golongan IIB (Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
Di kation golongan III tidak dapat bereaksi dengan asam klorida encer ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Pada kation golongan III
ini akan membentuk endapan dengan amonium sulfida. Kation kation yang ada di
golongan III yaitu kobalt, nikel, besi (II), besi (III), kromium (III), alumunium, zink,
dan mangan (II) (Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Kertas timbang
b. Spatula
c. Batang penganduk
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Labu ukur
g. Botol semprot
h. Pipet tetes
i. Tabung reaksi
j. Rak tabung reaksi
k. Kaca arloji
l. Penjepit tabung reaksi
m. Pembakar bunsen + spritus + kaki tiga + kawat kasa
2. Bahan
a. Larutan sampel yang mengandung kation golongan I, II, dan III
b. Larutan HCl 1 M

2
c. Larutan K2CrO4
d. Larutan KI
e. Larutan H2SO4
f. Larutan NH4OH
g. LarutanHNO3
h. Larutan SnCl2 5%
i. Anilin
j. Kertas Saring
k. Larutan ammonium sulfida
l. Larutan NaF
m. Amonia
n. Larutan NaOH dan KOH
o. Larutan ammonium asetat
p. K4[Fe(CN)6]
q. Larutan KCN
r. Larutan ammonium sulfida
s. Larutan asam oksalat
t. Larutan yang mengandung kation golongan IIIA dan IIIB
u. Pereaksi alizarin S
v. Larutan asam asetat
w. Larutan natrium fosfat
x. Larutan ammonium tiosianat
y. DMG (Dimetil Glioksim)
z. Larutan natrium karbonat

3
Prosuder Kerja
1. Analasisis Kation Golongan I

3 mL sampel 3 mL HCl 1
M
direaksikan

didapatkan

endapan

dipindahkan

kertas saring

disiram secara perlahan


sebanyak 5 kali
air panas

didapatkan

filtrat
dipindahkan

beberapa tabung reaksi

ditetesi didinginkan

larutan larutan larutan tabung terakhir


K2CrO4 KI H2SO4
2 4 2 4

diamati perubahan yang terjadi

hasil

4
SELANJUTNYA

sisa endapan

dipindahkan

kertas saring

disiram

larutan NH4OH
4
panas

didapatkan

filtrat

dipindahkan

tiga tabung reaksi

ditetesi

Larutan larutan larutan


HNO3 KI H2SO4
3 2 4

dicatat perubahan yang terjadi

ditentukan kation yang


terkandung dalam filtrat

hasil

5
SELANJUTNYA

sisa endapan

dimasukkan

gelas kimia

ditetesi
secara perlahan 3 mL HCL : 1 mL HNO3
aqua regia
perubahan yang terjadi diamati

filtrat yang
sisa
diteteskan pada kertas saring

ditambahkan

1 tetes larutan 1 tetes anilin


SnCl2 5 %
2

perubahan yang terjadi diamati

dianalisis kation tersebut

hasil

6
2. Analisis Kation Golongan II

3 mL sampel direaksikan 3 mL (NH4)2S2


4 2 2
mengandung golongan
II didapatkan
diuji
endapan
kation
golongan IIA dipanaskan 2-3 menit,
ditambahkan
disaring, dicuci dengan
akuades
5-10 mL larutan HNO3
3
didapatkan
diidentifikasi
endapan hitam
ditambahkan dipanaskan

campuran NaOCl dan HCl encer


ditambahkan

larutan SnCl2, larutan NH3, larutan NaOH


2 3
selanjutnya

sisa filtrat golongan IIA


ditambahkan
perubahan yang
terjadi diamati
larutan H2SO4
2 4
diidentifikasi
ditambahkan

2 mL larutan C2H7NO2 10%, beberapa tetes larutan CH3COOH dan larutan K2CrO4
2 7 2 3 2 4
selanjutnya

sisa filtrat golongan IIA diasamkan golongan IIA

ditambahkan identifikasi lain


didapatkan
endapan putih larutan NH3 ditambahkan
3

larutan tetrahidroksostanat
larutan HCl (II)
perubahan yang terjadi diamati

7
SELANJUTNYA
satu kation terakhir di golongan II A
diamati
ditambahkan
CH3COOH encer sebagian filtrat
3
hingga
ditambahkan diamati larut

larutan K4[Fe(CN)6] didapatkan endapan dilarutkan NH3


4 6 3

diamati ditambahkan
Larutan yang endapan didapatkan larutan NaOH
mengandung ion
setetes demi setetes
Cd2+
2+
ditambahkan
larutan KCN
identifikasi lain hasil
beberapa tetes
ditambahkan larutan KI

selanjutnya

Larutan yang mengandung ion Sb3+


3+

ditambahkan

3 mL HCl 1 M
didapatkan

endapan filtrat
ditambahkan
dipanaskan
beberapa ml larutan
HCl pekat ditambahkan
diencerkan akuades (NH4)2S
4 2

selanjutnya didapatkan
identifikasi
Larutan yang mengandung ion Sn2+
2+ endapan
dipanaskan

ditambahkan ditambahkan

beberapa mL beberapa tetes


diamati
asam oksalat (NH4)2SdanNH3
4 2 3

8
3. Analisis Kation Golongan III
kation Al3+
3+
perubahan yang
direaksikan di tabung reaksi terjadi dicatat

larutan KOH berlebih larutan Na3PO4


larutan NH3
3 dan larutan HCl 3 4

di kaca arloji
diamati diamati
direaksikan diamati
ditambahkan larutan
ditambahkan 1 tetes pereaksi
larutan NaOH alizarin S CH3COOH
3

perubahan yang kation Fe2+


2+

terjadi dicatat di tabung reaksi


direaksikan

larutan NH3 larutan NaOH larutan Na3PO4


3 3 4

perubahan yang kation Fe3+


3+

terjadi dicatat
direaksikan di tabung reaksi

larutan NaOH CoCl2dan kalium ferosianida kalium tiosianat


2
HCl pekat

perubahan yang kation Mn2+


2+

terjadi dicatat
direaksikan di tabung reaksi

larutan NaOH NH3 larutan larutan larutan Na3PO4


3 3 4
Na2CO3 (NH4)2S
2 3 4 2

9
ion Ni2+
2+
perubahan yang
terjadi dicatat direaksikan di tabung reaksi

dipanaskan
larutan larutan dimetil glioksim larutan
NaOH (NH4)2S dan sedikit KCN
4 2
NH4OH
4
2+
perubahan yang ion Co 2+

terjadi dicatat direaksikan di tabung reaksi

larutan NH3 amonium


3
NaOH tiosianat

perubahan yang ion Zn2+


2+

terjadi dicatat
direaksikan di tabung reaksi

larutan larutan kalium


NaOH Na3PO4 ferosianida
3 4

10
F. Data Pengamatan
1. Analisis Kation Golongan I
No Prosedur singkat Pengamatan Persamaan reaksi
2+ 2+ -
1 3 mL campuran Hg2 , Warna endapapan Pb + 2Cl  PbCl2
Ag+, dan Pb2+ berwarna putih Ag+ + Cl- AgCl
dicampur dengan HCl Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2
2+
2 Endapan disiram Pb ditambahkan PbCl2 + K2CrO4 PbCrO4 + 2KCl
dengan air panas dan K2CrO4terbentuk PbCl2 + 2KI  PbI2 + 2KCl
filtrat yang didapatkan endapan berwarna PbCl2 + H2SO4 PbSO4 + 2HCl
mengandug kation kuning
Pb2+ Pb2+ ditambahkan
Fitrat diuji dengan larutan KI terbentuk
larutan K2CrO4, KI, endapan berwarna
dan H2SO4 orange
Pb2+ ditambahkan
larutan H2SO4
terbentuk endapan
berwarna putih
3 Filtrat yang Ag+ ditambahkan Ag+ + HNO3 AgNO3
mengandung kation larutan HNO3 Ag+ + KI  AgI + K+
Ag+ diuji dengan terbentuk endapan 2Ag+ + H2SO4 Ag2SO4 + 2H+
larutan HNO3, KI, putih
dan H2SO4 Ag+ ditambakan
larutan KI
terbentuk endapan
kekunigan
Ag+ ditambahkan
Larutan H2SO4
terbentuk endapan
putih
3 Endapan yang sisa Di kertas saring Hg22+ + HCl + HNO3 Hg2Cl2 +
dilarutkan dalam aqua terbentuk bercak Hg2(NO3)2 + Hg(g)
regia (3 mL HCl berwarna hitam
pekat : 1 mL HNO3

11
pekat)
Larutan ditetesi ke
kertas saring
ditetesi kembali
larutan SnCL2 dan
larutan anilin

2. Analisis Kation Golongan II (II A dan II B)


No Prosedur singkat Pengamatan Persamaan reaksi
1 Sampel golongan II Endapan hitam
+ amonium sulfida
Endapan hitam Endapan hitam
golongan II ditambah
dengan HNO3
Endapan hitam + Endapan hitam Hg2++ NaF + HCl + SnCl2 + NH3 +
NaF + HCl encer + NaOH  HgF2 + HgCl2 + HgCl +
dipanaskan + SnCl2
+ NH3 + NaOH
Fitrat + H2SO4 Endapan putih
Endapan putih + Endapan kuning Pb2+ + CH3COONH4 + CH3COOH +
amonium asetat + K2CrO4[Pb(CH3COO)4]2- + Pb(OH)2 +
CH3COOH + K2CrO4 PbCrO4
Filtrat + NH3 Endapan putih Bi3+ + NH3 Bi(OH)3
Endapan putih + Endapan putih Bi3+ + Na2[Sn(OH)4]  2Bi +
natrium sedikit keruh 3Na2[Sn(OH)6]
tetrahidrosostanat (II)
Filtrat + asam asetat + Endapan putih Cu2+ + K4[Fe(CN)6]  Cu2[Fe(CN)6]
K4[Fe(CN)6]
Endapan putih + NH3 + Endapan putih Cu2+ + NH3 + NaOH  [Cu(NH3)4]2+
NaOH + Cu(OH)2
Cd2+ + KCN Endapan putih Cd2+ + KCN Cd(CN)2
Cd2+ + KI Tidak membentuk Cd2+ + KI CdI2 + K+
endapan
3+
Sb + HCl Endapan putih Sb3+ + HCl  SbCl3
Endapan + HCl pekat + Endapan orange SbCl3 + HCl + H2O + (NH4)2S
dipanaskan +
diencerkan akudes +

12
larutan (NH4)2S
Sn2+ + asam oksalat Larutan putih Sn2++ H2C2O4 SnC2O4
bening
2+
Sn + (NH4)2S + NH3 Larutan berwarna Sn2+ + (NH4)2S + NH3 SnS +
coklat dan ada Sn(OH)2
endapan

3. Analisis Kation Golongan III (III A dan III B)


No Prosedur singkat Pengamatan Persamaan reaksi
3+ 3+
1. Al + KOH + HCl Larutan bening Al + KOH + HCl  Al(OH)3 +
AlCl3
3+
Al + NH3 Endapan putih Al3+ + NH4OH  Al(OH)3 + NH4+
Al3+ + Na3PO4 Larutan bening Al3+ + Na3PO4 AlPO4+ 3Na+
Fe2+ + NaOH Endapan hijau Fe2+ + NaOH  Fe(OH)2 + Na+
kotor
2+
Fe + NH3 Endapan biru Fe2+ + NH4OH  Fe(OH)2 + NH4+
coklat
Fe2+ + Na3PO4 Endapan putih Fe2+ +Na3PO4 Fe3(PO4)2
Fe3+ + NaOH Endapan orange Fe3+ + NaOH  Fe(OH)3
Fe3+ + CoCl2 + HCl Endapan kuning Fe3+ + CoCl2 + HCl  Fe2Cl3+ FeCl3
Pekat muda
Ni2+ + NaOH Endapan hijau Ni2+ + NaOH  Ni(OH)2
tosca
2+
Ni + (NH4)2S Endapan hitam Ni2+ + (NH4)2S NiS + 2NH4+
Ni2+ + DMG + NaOH + Endapan merah
dipanaskan tua
Ni2+ + KCN Endapan hijau Ni2+ + KCN Ni(CN)2
Co2+ + NH3 Endapan biru Co2+ + NH4OH  Co(OH)2 + NH4+
Co2+ + NaOH Endapan hijau Co2+ + NaOH Co(OH)2 + Na+
kebiruan

Data Perhitungan Pembuatan Larutan


1. Larutan asam asetat

M= x

0,1 = x 10

13
massa asam asetat = 0,6 gram
2. Larutan natrium fosfat

M= x

0,1 = x 10

massa natrium fosfat = 1,64 gram


3. Larutan amoinium tiosianat

M= x

0,1 = x 10

massa amonium tiosianat = 0,76 gram


4. DMG (Dimetil Glioksim)

M= x

0,1 = x 10

massa DMG = 1,16 gram


5. Larutan natrium karbonat

M= x

0,1 = x 10

massa natrium karbonat = 1,06 gram

G. Pembahasan

14
Dalam membuat larutan sebanyak 100 mL, massa padatan atau voume cairan
dihitung terlebih dahulu setelah itu massa padatan ditimbang sesuai yang dibutuhkan
sedangkan bahan kimia yang dalam bentuk cairan diambil di lemari asam
menggunakan pipet volume. Kemudian padatan atau cairan dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang sudah diisi dengan akuades dan diaduk sampai padatan atau cairan
larut dalam akuades. Larutan yang sudah dimasukkan ke labu ukur 100 mL dan
ditambahkan dengan akuades sampai garis batas pada labu ukur. Setelah itu dikocok
hingga larutan tersebut tercampur dengan sempurna.
a. Analisis Kation Golongan I
Kation golongan 1 yang terdiri dari Pb2+, Hg22+, dan Ag+ dianalisis
menggunakan reagensia umum yaitu HCl, ketika sampel golongan I direaksikan
dengan HCl akan terbentuk endapan putih dimana endapan putih tersebut
dianalisis lebih lanjut dengan menambahkan berbagai zat sehingga didapatkan
kation-kation golongan I.
Persamaan reaksi : Ag+ + Cl- AgCl
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2

Gambar 1. Endapan putih dari sampel golongan I + larutan HCl


Endapan putih yang terbentuk direaksikan dengan air panas sehingga
didapatkan filtrat dimana ada kation golongan I pada endapan putihyang larut
dalam air panas.

15
Gambar 2. Filtrat yang dihasilkan dari endapan yang larut dalam air panas
Filtrat yang didapat mengandung kation Pb2+. Menurut Svehla (1985), Pb2+
akan larut dalam air panas. Namun untuk memastikan bahwa filrat yang didapat
mengandung Pb2+, filtrat tersebut dipindahkan ke beberapa tabung reaksi untuk
direaksikan dengan beberapa larutan yaitu K2CrO4, KI, H2SO4, dan tabung
terakhir didinginkan. Setelah dilakukan pengujian dengan berbagai larutan
hasilnya sebagai berikut:
1. Saat filtrat ditambahkan dengan K2CrO4 terbentuk endapan berwarna kuning.
Persamaan reaksi: PbCl2 + K2CrO4 PbCrO4 + 2KCl

Gambar 3. Endapan kuning dari PbCl2 + K2CrO4


Berdasarkan teori jika PbCl2 direaksikan dengan K2CrO4 akan menghasilkan
endapan berwarna kuning (Svehla, 1985).
2. Saat filtrat ditambahkan dengan KI terbentuk endapan berwarna orange
Persamaan reaksi: PbCl2 + 2KI  PbI2 + 2KCl

16
Gambar 4. Endapan orange dari PbCl2 + KI
Berdasaarkan teori ketika PbCl2 direaksikan dengan KI akan terbentuk endapan
berwarna kuning (Svehla,1985).
3. Saat filtrat ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk endapan berwarna putih
Persamaan reaksi: PbCl2 + H2SO4 PbSO4 + 2HCl

Gambar 5. Endapan putih dari PbCl2 + H2SO4


Berdasarkan teori ketika PbCl2 direaksikan dengan H2SO4 terbentuk endapan
berwarna putih (Svehla, 1985).
Analisis masih berlanjut, dimana pada endapan putih yang masih tersisa
mengandung 2 kation yaitu Ag+ dan Hg22+. Sehingga endapan tersebut perlu
dianalisis kembali dengan cara menambahkan larutan NH4 OH panas sehingga
didapatkan filtrat yang larut pada endapan putih.Untuk mengetahui kandungan
kation golongan I pada filrat yang didapatkan, filtrat diuji dengan beberapa larutan
yaitu HNO3, KI, dan H2SO4. Setelah diuji oleh beberapa larutan, kami
menyimpulkan bahwa filtrat tersebut mengandung kation Ag+. Hasil dari
pengujian oleh beberapa larutan sebagai berikut:
1. Saat filtrat direaksikan dengan HNO3terbentuk endapan berwarna putih

17
Persamaan reaksi: Ag+ + HNO3 AgNO3 + H+
2. Saat filtrat direaksikan dengan KI terbentuk endapan berwarna kuning muda
Persamaan reaksi: Ag+ + KI  AgI + K+
3. Saat filtrat direaksikan dengan H2SO4 terbentuk endapan berwarna putih
Persamaan reaksi: Ag+ + H2SO4 Ag2SO4 + 2H+

Gambar 6. Endapan putih dari Ag+ + H2SO4


Endapan putih yang masih tersisa mengandung kation Hg 22+ karena kation
Pb2+ dan Ag+ sudah larut dalama air panas dan larutan NH 4OH panas. Namun
untuk memastikan bahwa endapan putih yang masih tersisa mengandung kation
Hg22+, endapan putih dilarutkan dalam aqua regia (3 mL HCl pekat : 1 mL HNO 3
pekat). Persamaan reaksi: Hg22+ + HCl + HNO  Hg2Cl2 + Hg(NO3)2 + Hg(g)
Kemudian larutan tersebut diteteskan ke kertas saring yang sudah dibasahi dengan
akuades sebanyak satu tetes, lalu diteteskan kembali dengan larutan SnCl 2 5% dan
1 tetes anilin ditunggu hingga kertas saring tersebut kering. Dari hasil pengamatan
kami bahwa pada kertas saring tersebut terdapat bercak berwarna hitam.
b. Analisis Kation Golongan II
Analisis kation pada golongan II dengan cara mereaksikan sampel golongan
II dengan reagensia umum. Pada percobaan ini, sampel golongan II direaksikan
dengan amonium sulfida, dimana dari hasil reaksi tersebut didapat filtrat dan
endapan. Menurut Nurfauzi dan Wijaya (2016) saat sampel golongan II
direaksikan dengan amonium sulfida, kation dalam sub golongan IIA akan
membentuk endapan sedangkan kation dalam sub golongan IIB akan larut.
Endapan yang terbentuk yang merupakan kation golongan IIA kemudian
dianalisis dengan cara menambahkan larutan HNO3 lalu dipanaskan sehingga
didapat endapan berwarna hitam kembali dan filtrat. Endapan yang terbentuk

18
kemudian diidentifikasi dengan menambahkan campuran larutan NaF dan HCl
kemudian dipanaskan lalu ditambahkan lagi dengan larutan SnCl2, larutan amonia,
dan larutan NaOH. Identifikasi tersebut dilakukan untuk mengetahui kandungan
kation pada golongan IIA di endapan tersebut. Hasil identifikasi tersebut
membentuk endapan hitam. Adanya teori pendukung mengenai endapan hitam
tersebut, kami menyimpulkan bahwa endapan hitam tersebut mengandung kation
Hg2+.
Selanjutnya analisis pada kation golongan II masih berlanjut namun masih
menganalisa kation sub golongan IIA. Filtrat yang didapat dari hasil reaksi antara
endapan hitam dengan HNO3 direaksikan dengan larutan H2SO4. Hasil reaksi
tersebut didapatkan filrat dan endapan berwarna putih. Endapan putih yang
tersebut diidenfitikasidengan cara menambahkan larutan amonium asetat,
beberapa tetes larutan asam asetat, dan larutan K 2CrO4. Identifikasi tersebut
dilakukan untuk mengetahui kandungan kation sub golongan IIA pada endapan
putih tersebut. Dari hasil identifikasi tersebut didapat endapan berwarna kuning.
Setelah melakukan identifikasi pada endapan putih tersebut kami menyimpulkan
bahwa kandungan kation dalam endapan putih tersebut adalah Pb2+
Filtrat dari hasil reaksi dengan larutan H2SO4 dianilisis kembali karena
karena filtrat tersebut masih mengandung 2 kation sub golongan IIA. Analisis
pada fitrat tersebut dilakukan dengan cara menambahkan NH 3 sehingga
menghasilkan filtrat dan endapan berwarna putih. Endapan yang berwarna putih
kemudian diidentifikasi untuk mengetahui kandungan kation pada endapan putih
tersebut. Identifikasi terhadap endapan putih tersebut dilakukan dengan cara
menambahkan larutan natrium tertrahidroksostanat (II) dan hasil identifikasi
tersebut tebentuk endapan hitam. Dari hasil idenftifikasi tersebut kami
menyimpulkan bahwa endapan tersebut mengandung kation Bi3+.
Filtrat dari reaksi sebelumnya diindentifikasi untuk mengetahui kandungan
kation didalamnya. Filtrat ditambahkan dengan asam asetat encer dan dimbahkan
lagi dengan K4[Fe(CN6). Hasil reaksi tersebut terbentuk endapan putih. Endapan
putih yang terbentuk dianalisis untuk mengetahui kandungan kation dalam
endapan tersebut. Analisis dilakukan dengan cara melarutkan dalam amonia
kemudian ditambahkan dengan larutan NaOH sehingga terbentuk endapan putih.
Dari hasil analisis yang dilakukan kami menyimpulkan bahwa endapan putih yang

19
dianalisis mengandung kation Cu2+. Berdasarkan teori ketika endapan yang
terbentuk dari hasil Cu2+ direaksikan K4[Fe(CN6) ditambahkan dengan amonia
akan membentuk endapan berwarna biru tua, kemudian saat ditambahkan dengan
NaOH terbentuk endapan berwarna biru (Hamdani, dkk., 2012).
Dalam menganalisis kation Cd2+ dapat di dilakukan dengan cara
menambahkan larutn KCN setetes demi setetes sampai tidak berwarna. Analisis
lain dapat dilakukan dengan menambahkan larutan KI. Dari hasil analisis yang
telah kami lakukan ketika Cd2+ direaksikan dengan KCN akan membentuk
endapan putih sedangkan ditambahkan dengan KI tidak membentuk endapan.
Untuk menganalisis kation Sb3+, dilakukan dengan cara menambahkan
larutan HCl. Endapan yang terbentuk ditamabahkan HCl pekat dan dipanaskan.
Setelah itu diencerkan dengan akuades dan menambahkan larutan amonium
sulfida hingga terbentuk endapan berwarna orange.

Gambar 7. Endapan dari Sb2+ + HCl pekat + dipanaskan


Untuk menganalisis kation Sn2+ dilakukan dengan memanaskan larutan
yang mengandung kation Sn2+ kemudian dipisahkan ke beberapa tabung reaksi.
Pada tabung reaksi pertama ditambahkan asam oksalat warna larutan putih
bening. Di tabung yang kedua ditambahkan amonium sulfida dan amonia
menghasilkan larutan yang berwarna coklat dan ada endapan
c. Analisis Kation Golongan III
Kation golongan III dibagi menjadi 2 sub golongan yaitu kation sub
golongan IIIA dan kation sub golongan IIIB. Kation yang termasuk dalam sub
golongan III adalah Al3+, Fe2+, Fe3+, dan Mn2+. Sedangkan kation yang termasuk
dalam sub golongan IIIB adalah Ni2+, Co2+, dan Zn2+.
1. Analisis kation Al3+

20
Pada percobaan ini, analisis kation Al3+dilakukan dua pengujian. Pertama
larutan yang mengandung kation Al3+ direaksikan beberapa larutan yaitu
amonia, larutan KOH berlebih dan ditambah lagi dengan larutan HCl, dan
larutan natrium fosfat. Hasil pengujian pertama pada kation Al3+ sebagai
berikut:
a) Saat larutan yang mengandung kation Al3+ direaksikan amonia terbentuk
endapan berwarna putih.
Persamaan reaksi: Al3+ + NH4OH  Al(OH)3 + NH4+
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandunng kation Al3+
direaksikan dengan larutan amonia akan terbentuk endapan berwarna putih
(Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
b) Saat larutan yang mengandung kation Al3+ direaksikan dengan larutan
KOH berlebih dan larutan HCl menghasilkan larutan yang bening
Persamaan reaksi: Al3+ + KOH + HCl Al(OH)3 + AlCl3

Gambar 8. Larutan larutan yang bening dari Al3+ + KOH + HCl


c) Saaat larutan yang mengandung kation Al3+ direaksikan dengan larutan
natrium fosfat menghasilkan larutan yang bening
Al3+ + Na3PO4 AlPO4 + 3Na+
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandunng kation Al3+
direaksikan dengan larutan Na3PO4 akan terbentuk endapan berwarna putih
(Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
Perbedaan yang terjadi antara percobaan yang kami lakukan dengan
teoritis karena kami tidak menunggu hasil reaksi tersebut sehingga kami
langsung menyimpulkan dari hasil reaksi tersebut.
Pengujian yang kedua dilakukan di kaca arloji adalah dengan cara
menambahkan larutan NaOH, kemudian ditambahkan satu tetes pereaksi

21
alizarin S dan beberapa tetes larutan asam asetat. Namun pengujian yang kedua
ini, kami tidak menganalisis karena waktu yang diberikan tidak cukup selain
itu kami lupa pada analisis kation Al3+ dilakukan dua pengujian.
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandung kation Al3+ditambahkan
dengan sedikit larutan NaOH dalam kaca arloji akan terbentuk endapan putih,
kemudian saat ditambahkan dengan 1 tetes pereaksi alizarin S warna endapan
berubah menjadi warna ungu, lalu saat ditambahkan dengan larutan asam asetat
endapan berubah menjadi warna merah (Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
2. Analisis kation Fe2+
Untuk menganalisis kation Fe2+ dapat dilakukan dengan menambahkan
beberapa larutan.
a) Saat ditambahkan larutan amonia terbentuk endapan biru kecoklatan
Persamaan reaksi: Fe2+ + NH4OH  Fe(OH)2 + NH4+

Gambar 9. Endapan biru kecoklatan dari Fe2+ + NH4OH


b) Saat ditambahkan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan hijau
kotor
Persamaan reaksi: Fe2+ + 2NaOH  Fe(OH)2+ 2Na+
c) Saat diambahkan larutan natrium fosfat terbentuk endapan putih
Persamaan reaksi: 3Fe2+ + 2Na3PO4 Fe3(PO4)2 + 6Na+
3. Analisis kation Fe3+
Untuk menganalisis kation Fe3+ dapat dilakukan dengan menambahkan
beberapa larutan
a) Saat ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan berwarna orange
Fe3+ + NaOH  Fe(OH)3 + 3Na+

22
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandung kation Fe3+
ditambahkan dengan larutan NaOH akan membentuk endapan berwarna
merah kecoklatan (Nurfauzi dan Wijaya, 2016). Perbedaan antara hasil
teoritis dengan hasil percobaan kami terjadi karena larutan yang kami
ambil sudah terkontaminasi dengan larutan lain atau pada pipet tetes yang
kami gunakan sudah terkontamionasi
b) Saat ditambahkan larutan CoCl2dan HCl pekat terbentuk endapan kuning
muda
Persamaan reaksi: Fe3+ + CoCl2 + HCl  Fe2Cl3 + FeCl3
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandung kation Fe3+ direaksikan
dengan CoCl2 + HCl akan menghasilkan larutan yang berwarna biru
(Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
c) Saat ditambahkan larutan kalium ferosianida kami tidak mendapatkan
datanya karena kami tidak melakukan percobaanya
Persamaan reaksi: Fe3+ + K4[Fe(CN)6]  [Fe(CN)6]4-+ 4K+
Berdasarkan teori ketika ditambahkan dengan dengan kalium ferosianida
akan membentuk endapan berwarna biru (Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
d) Saat ditambahkan larutan kalium tiosianat kami tidak mendapatkan
datanya karena kami tidak melakukan percobaannya
Persamaan reaksi: Fe3+ + KSCN FeSCN + K+
Berdasarkan teori ketika ditambahkan dengan kalium tiosianat larutannya
menjadi warna merah darah (Nurfauzi dan Wijaya, 2016).
4. Analisis kation Mn2+
Untuk menganalisis kation Mn2+ dapat dilakukan dengan menambahkan
beberapa larutan yaitu larutan natrium karbonat, larutan amonium sulfida, dan
larutan natrium fosfat. Namun pada analisis ini, kami tidak melakukan
pengujiannya sehingga kami tidak mendapatkan data dari hasil percobaan
kami.
Berdasarkan teori, ketika larutan yang mengandung kation Mn 2+ direaksikan
dengan natrium fosfat akan membentuk endapan putih, ditambahkan dengan
amonium sulfida akan membentuk endapan merah, diitambahkan dengan
natrium karbonat akan membentuk endapan putih (Hamdani, dkk., 2012).
Persamaan reaksi pada analisis kation Mn2+ sebagai berikut:

23
a) Mn2+ + Na2CO3 MnCO3 + 2Na+
b) Mn2+ + Na3PO4 Mn3(PO4) + 3Na+
c) Mn2+ + (NH4)2S  MnS + 2NH4+
5. Analisis kation Ni2+
Pada percobaan ini untuk menganalisis kation Ni2+diuji dengan
menambahkan berbagai larutan yaitularutan NaOH,larutan amonium sulfida,
dimetil glioksim ditambahdengan NH4OH lalu dipanaskan, danlarutan
KCN.Hasil analisis pada kation Ni2+ sebagai berikut:
a) Saat larutan yang mengandung kation Ni2+ direaksikan dengan larutan
NaOH terbentuk endapan hijau tosca
Persamaan reaksi: Ni2+ + NaOH  Ni(OH)2 + 2Na+
b) Saat larutan yang yang mengandung kation Ni2+direaksikan dengan
amonium sulfia terbentuk endapan berwarna hitam
Persamaan reaksi: Ni2+ + (NH4)2S NiS + 2NH4+

Gambar 10. Endapan hitam dari Ni2+ + (NH4)2S


c) Saat larutan yang mengandung kation Ni2+direaksikan dengan DMG dan
ditambah dengan NH4OH lalu dipanaskan terbentuk endapan berwarna
merah tua.

24
Gambar 11. Endapan merah tua dari Ni2+ + DMG + NH4OH + dipanaskan
d) Saat larutan yang mengandung kation Ni2+ direaksikan dengan KCN
terbentuk endapan berwarna hijau.
Persamaan reaksi: Ni2+ + KCN  Ni(CN)2 + 2K+
6. Analisis kation Co2+
Pada percobaan ini untuk menganalisis kation Co2+ diuji dengan
menambahkan beberapa larutan yaitu larutan NaOH, amonia, dan larutan
amonium tiosianat. Hasil analisis pada kation Co2+ sebagai berikut:
a) Saat larutan yang mengandung kation Co2+ direaksikan dengan larutan
NaOH menghasilkan endapan yang berwarna hijau kebiruan
Persamaan reaksi: Co2+ + NaOH  Co(OH)2 + 2Na+
b) Saat larutan yang mengandung kation Co2+ direaksikan dengan amonia
menghasilkan endapan berwarna biru.
Persamaan reaksi: Co2+ + NH4OH  Co2+ + 2NH4+
Untuk penambahan larutan amonium tiosianat, kami tidak menganalisisnya.
Tetapi berdasarkan teori, ketika larutan yang mengandung kation Co2+
ditambahkan dengan larutan amonium tiosianat akan mengahasilkan larutan
berwarna biru disebabkan terbentuknya senyawa kompleks amonium
kobaltiosianat (Nurfauzi dan Wijaya, 2016)
7. Analisis Zn2+
Pada percobaan ini untuk menganalisis kation Zn2+ diuji dengan beberapa
larutan yaitu larutan NaOH, larutan natrium fosfat, dan larutan kalium
ferosianida. Tetapi di analisis kation Zn2+ ini kami tidak melakukan
percobaannya sehinnga kami tidak mendapatkan data dari hasil analisis Zn2+ .
Berdasarkan teori ketika larutan yang mengandung Zn 2+ditambahkan
dengan larutan NaOH, larutan natrium fosfat, dan larutan kalium ferosianida
akan membentuk endapan putih (Nurfauzi dan Wijaya, 2016)
Persamaan reaksi pada analisis kation Zn2+ sebagai berikut:

25
a) Zn2+ + NaOH  Zn(OH)2+ 2Na+
b) Zn2+ + Na3PO4 Zn3(PO4)2 + 3Na+
c) Zn2+ + K4[Fe(CN)6]  Zn2[Fe(CN)6 + 4K+
H. Pertanyaan Pascapraktek
1. Bagaimana perbandingan kelarutan garam klorida kation golongan ketika
ditambahkan air panas?
Kelarutan garam klorida dalam air panas tidak semuanya larut, karena
didalam garam klorida terdapat kation-kation golongan I dimana hanya kation
Pb2+ yang larut dalam air panas sedangkan Ag+ dan Hg22+ tidak larut dalam air
panas sehingga kelarutannya pada garam klorida hanya sebagian bila ditambahkan
dengan air panas.
2. Jelaskan kelarutan saat identifikasi kation tembaga (golongan IIA) dan
alumunium (golongan III A) saat ditambahkan amonia?
Saat kation tembaga dilarutkan dalam amonia akan membentuk endapan
biru. Terbentuknya endapan pada tembaga disebabkan tembaga sukar larut dalam
amonia. Sedangkan saat kation alumunium dilarutkan dalam amonia juga akan
membentuk endapan alumunium hidroksida koloidal. Ini disebabkan karena
alumunium sama seperti kation tembaga dimana kation alumunium sukar larut
dalam amonia.
I. Diskusi
Percobaan yang kami lakukan dalam menganalisis golongan I, II, dan III tidak
semuanya kami lakukan sehingga ada sebagian percobaan di golongan III tidak
mendapat data dari hasil percobaan kami. Ini disebabkan waktunya yang tidak cukup
dalam menganalisis percobaan semuanya, selain itu kami harus mengulang percobaan
yang kami lakukan karena kami salah mengambil zat, sehingga harus diulang kembali
untuk mendapatkan data yang sesuai.

J. Kesimpulan
Percobaan yang telah kami lakukan membuat kami paham dalam menganalisis
golongan I, II, dan III. Untuk menganalisis golongan I, II, dan III dapat diawali dengan
reagensia umum, selanjutnya untuk memisahkan kation-kation dari suatu golongan

26
dapat dilakukan dengan menggunakan reagensia golongan secara spesifik. Selain itu
untuk mengetahui kation-kation pada golongan dapat mengidentifikasi dari filtrat atau
endapan yang terbentuk. Analisis golongn I, II, dan III termasuk analisis kualitatif
sehigga ada kemungkinan hasil yang didapat dari percobaan yang dilakukan berbeda
dengan hasil teoritis.
K. Daftar Pustaka
Hamdani, S., Hasanah, S.U., Safitri, W., dan Situmorang, R., 2012, Panduan
Praktikum Kimia Analisis, Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
Firmansyah, Y., 2011, Degradasi Bahan Organik dan Pemanfaatannya sebagai
Penghasil Energi Listrik Pada Sedimen Tambak Udang Melalui Sedimen
Microbial Fuel Cell, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Masterlon, W.L., 2006, Analisis Kualitatif, diambil pada http
://www.Chemistry.co.id.Pdf., diakses pada tanggal 01 Maret 2018.
Nurfauzi, Y. dan Wijaya, T.H., 2016, Petunjuk Praktikum Kimia Analisis. Cilacap:
STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyyah.
Roth, J.H. and Gottfried, B., 1994. Analisis Farmasi, Edisi II, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Svehla, G., 1985, Vogel I : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Edisi V, Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

27

Anda mungkin juga menyukai