Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BP.

T DENGAN ISCHIALGIA DI

WISMA GROJOGAN SEWU BALAI PELAYANAN SOSIAL

TRESNA WERDHA (BPSTW) UNIT ABIYOSO

TANGGAL 16-21 DESEMBER 2019

DISUSUN OLEH :

TITUS SENJA KURNIAWAN ADI KUSUMA

1701046

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BP. T DENGAN ISCHIALGIA DI

WISMA GROJOGAN SEWU BALAI PELAYANAN SOSIAL

TRESNA WERDHA (BPSTW) UNIT ABIYOSO

TANGGAL 16-21 DESEMBER 2019

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Penugasan Mata Kuliah

Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

Titus Senja Kurniawan Adi Kusuma

1701031

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2019

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan diterima sebagai syarat untuk memenuhi tugas

keperawatan gerontik di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta pada tanggal 16-

21 Desember 2019.

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Enik Listyaningsih, SKM., MPH Erna Sulistiyowati, Amd., Kep

Ketua STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN

KATA PENGANTAR

3
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul Asuhan

Keperawatan Pada Bp. M dengan Osteoarthritis di Wisma Grojogan Sewu Balai

Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit “Abiyoso” 2019. Selama

proses penyusunan asuhan keperawatan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada;

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua STIKES Bethesda

Yakkum Yogyakarta.

2. Ibu Enik Listyaningsih SKM, MPH, selaku Ketua Prodi Diploma 3 STIKES

Bethesda Yakkum Yogyakarta dan Pembimbing Akademik Keperawatan

Gerontik.

3. Ibu Erna Sulistiyowati, Amd. Kep, selaku Pembimbing Klinik di Wisma

Grojogan Sewu Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit

“Abiyoso”

4. Teman-teman yang banyak memberikan masukan untuk terselesaikannya

asuhan keperawatan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan Pada Bp. M

dengan Osteoarthritis di Wisma Grojogan Sewu Balai Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Yogyakarta Unit “Abiyoso” ini banyak kekurangan. Penulis meminta

saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan selanjutnya.

4
Yogyakarta, 19 Desember 2019

Penulis

5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
C. Metode pengumpulan data........................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
A. Konsep Dasar Gerontik.............................................................................3
B. Teori Menua............................................................................................10
C. Teori medis tentang Ischialgia................................................................15
D. Konsep Dasar Keperawatan....................................................................27
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................31
A. DATA BIOGRAFI................................................................................31
B. RIWAYAT KELUARGA.....................................................................32
C. RIWAYAT KESEHATAN...................................................................33
ANALISA DATA.............................................................................................51
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................55
RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................58
CATATAN PERKEMBANGAN....................................................................64
BAB IV PENUTUP.............................................................................................71
A. Kesimpulan..............................................................................................71
B. Saran........................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................73

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keperawatan gerontik adalah ilmu yang menggunakan dasar pengetahuan yang

luas untuk menyusun dan membentuk pelayanan keperawatan pada lansia

dengan cara promosi kesehatan, memberi dorongan secara kontinue yang

bertujuan untuk mencapai kualitas kehidupan yang optimal & kematian yang

damai. Menurut pasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan

bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Usia tua di

banyak negara berkembang ditentukan ketika mulai kehilangan peran disertai

dengan penuaan fisik sehingga sampai pada titik tidak dapat berkontribusi lagi

secara aktif (WHO, 2015). Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami

proses penuaan. Salah satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada

sistem muskuloskeletal yaitu gangguan pada persendian yang merupakan

penyakit yang sering dijumpai yang sangat erat hubungannya dengan proses

menua dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009).

1
2

B. Tujuan Penulisan
1. Mampu membuat Pengkajian asuhan keperawatan Gerontik pada klien
Ischialgia
2. Mampu menganalisa serta menentukan diagnosa keperawatan untuk tiap
asuhan keperawatan gerontik.
3. Mampu membuat prioritas masalah yang dihadapi lansia dengan masalah
hipertensi.
4. Mampu membuat perencanaan keperawatan yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi lansia binaan.
5. Mampu melakukan implementasi pada lansiia binaan sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
6. Mampu melakukan evaluasi dari hasil tindakan keperawatan yang telah
diberikan kepada lansia binaan.

C. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah wawancara langsung

dengan klien, Observasi langsung, Pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Gerontik

1. Pengertian Lansia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam,

dkk, 2009). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun

1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk, 2009: 32)

2. Batasan Lanjut Usia

Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.

1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Lanjut Usia meliputi:

a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.

d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.

2. Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai

berikut:

a. Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

3
4

b. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia risiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia

60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).

d. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan

yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).

e. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).


5

3. Tipe Lanjut Usia

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000

dalam buku R. Siti Maryam, dkk, 2008).

Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam

mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan

banyak menuntut.

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.


6

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen

(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe


7

pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe

putus asa (benci pada diri sendiri).

Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai

berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks

kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe

yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung

keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia

dengan bantuan badan sosial, lansia di panti werda, lansia yang dirawat di

rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.

4. Proses Penuaan

Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya

jumlah sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan

mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan

proses penuaan.

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita

(Constantinides, 1994). Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan

mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai

penyakit degeneratif.
8

5. Faktor yang Mempengaruhi Penuaan

R. Siti Maryam, dkk, 2009 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

penuaan adalah sebagai berikut:

a. Hereditas (Keturunan/Genetik)

b. Nutrisi (Asupan Makanan)

c. Status kesehatan

d. Pengalaman Hidup

e. Lingkungan

f. Stress

6. Perubahan pada Usia Lanjut

Perubahan Temuan Subyektif Peningkatan


dan Obyektif Kesehatan/Rekomendasi
Keperawatan
Sistem Kardiovaskular Keluhan keletihan Olahraga secara teratur, aktivitas
Penurunan curah jantung: dengan peningkatan yang  berirama, hindari
penurunan kemampuan aktivitas waktu merokok, makan-makanan
merespons stress: pemulihan frekuensi rendah lemak, diet rendah garam
frekuensi jantung dan jantung meningkat. ; berpartisipasi dalam aktivitas
volume sekuncup tidak Telakanan darah normal penurunan stress, ukur tekanan
meningkat dengan < 140/90 mmHg. darah secara teratur, kepatuhan
kebutuhan maksimal: pengobatan, control berat badan.
kecepatan pemulihan
jantung lebih
lambat; peningkatan
tekanan darah.
Sistem Pernapasan Keletihan dan sesak Olahraga secara teratur, hindaari
9

Peningkatan volume nafass setelah meroko, minum banyak cairan


residual paru; penurunan beraktivitas; gangguan untuk mengencerkan untuk
kapasitas vital; penurunan penyembuhan jaringan mencairkan secret, imunisasi
pertukaran gas dan akibat penurunan influenza setiap tahun; hindari
kapasitas difusi, oksigensi; kesulitan pajanan terhadap infeksi traktus
penurunan efisiensi batuk membatukan secret. respiraatorius bagian atas.
Sistem Integumen Kulit Nampak tipis dan Hindari pajanan matahari
Penurunan perlindungan keriput; keluhan cedera, (pakaian, tabir surya, tetap
terhadap trauma dan memar dan terbakar dalam ruangan); berpakaian
pajanan matahari; matahari; keluhan tidak yang sesuai dengan iklim;
penurunan perlindungan tahan panas; struktur menjaga suhu dalam ruangan
terhadap suhu yang tulang menonjol; kulit yang aman; berendam 1-2 kali
ekstrim; berkurangnya kering seminggu; lumasi kulit
sekresi minyak alami dan
berkeringat.
Sistem Reproduksi Wanita : nyeri saat Mungkin memerlukan peresapan
Wanita : penyempitan dan berhubungan kelamin, pemberian krim
penurunan elastisitas perdarahan vagina esterogen/antibiotik, gunakan
vagina; penurunan sekresi setelah berhubungan pelumas saat berhubungan
vagina seksual, gatal dan iritasi kelamin; carilah bimbingan
Pria : penurunan ukuran vagina; orgasme kesehatan/seksual bila perlu.
penis dan testis melambat.
Pria dan wanita: respons Pria : ereksi dan
seksual yang melambat pencapaian orgasme
melambat.
Sistem Muskuloskeletal Penurunan tinggi Berolahraga secara teratur,
Kehilangan kepadatan badan, rentan terhadap makan-makanan tinggi kalsium,
tulang; kehilangan ukuran fraktur, kifosis, keluhan batasi masukan fosfor. Mungkin
dan kekuatan otot; nyeri punggung. perlu mendapat resep tambahan
degenerasi tulang rawan Kehilangan kekuatan, hormon dan kalsium.
sendi fleksibiltas dan
10

ketahanan. Keluhan
nyeri sendi
Sistem Genitourinarius Retensi urin Kunjungi dokter untuk
Pria dan wanita; kapasitas Kesulitan berkemih pemeriksaan berkala, jangan
kandung kemih menurun, Urgensi, frekuensi dan jauh dari toilet, pakai pakaian
keterlambatan rasa ingin ketahanan. Keluhan yang mudah di buka, minum
berkemih. nyeri sendi. banyak air, pertahankan
keasaman urin, pelihara hygiene
perineal.
Sistem Gastrointestinal Keluhan mulut kering Gunakan es batu, obat kumur,
Penurunan salivasi, Keluhan sesak, nyeri sikat gigi, dan pijatan gusi setiap
kesulitan menelan ulu hati, dan gangguan hari. Makan sedikit tapi sering,
makanan, perlambatan pencernaan. mintalah perawatan gigi berkala.
pengosongan esophagus
dan lambung, penurunan
motilitas GI.

B. Teori Menua

1. Betty Newman

a. Teori-Teori Biologi

1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatic Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara generic untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari

perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA

dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

Sebagai contoh yang khas adalah

a) mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan

fungsional sel).
11

b) Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan

sel-sel tubuh lelah (terpakai).

c) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut

teori akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen

Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat

pada orang lanjut usia yang mengakibatkan mengganggu sel itu

sendiri.

d) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

e) Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan

kekurangan gizi.

f) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu

zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan

terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah

dan sakit.
12

2) Teori Immunology Slow Virus (Immunology Slow Virus Theory)

Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan

organ tubuh.

3) Teori Stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-

sel tubuh lelah terpakai.

4) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di dalam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen

bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan proton. Radikal ini

menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

5) Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan

yang kuat, khususnya jaringan kolagen, ikatan ini menyebabkan

kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.


13

6) Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

b. Teori Kejiwaan Sosial

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang

sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan

sosial.

2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.

Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang

lanjut usia dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliknya.

3) Teori Pembebasan (Didengagement Theory)

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan

kemunduran individu oleh Cummning dan Henry 1961. Teori ini

menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara

berangsur-angsur mulai melepasuikan diri dari kehidupan sosialnya

atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini

mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara

kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda

(Triple Loss), yakni:


14

a) Kehilangan peran (Loss of Role)

b) Hambatan kontak sosial (Restrastion of Contacts and Relation

Ships)

c) Berkurangnya komitmen (Reuced Commitment to Social Mores

and Values).

2. Barbara Cole Donlon

Teori Biologis Tingkat Perubahan


Gen yang diwariskan & dampak
1. Genetika
lingkungan
Dipakai dan rusak
a. Kerusakan oleh radikal bebas
(Wear and Tear)
b Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal
Lingkungan
. yang berbahaya
Integritas sistem tubuh untuk melawan
c. Imunitas
kembali
d Kelebihan atau kurangnya produksi
Neuroendokrin
. hormone
2. Teori Psikologis Tingkat Proses
a. Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
b Tugas
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
. Perkembangan
c. Disengagment Antisipasi menarik diri
d
Aktivitas Membantu mengembangkan usaha
.
e. Kontinuitas Pengembangan individualitas
15

C. Teori medis tentang Ischialgia

1. Pengertian

Ischialgia merupakan salah satu manisfestasi dari nyeri punggung bawah

yang dikarenakan karena adanya penjebitan nerves ischiadicus. Ischialgia

adalah nyeri yang menjalar kebawah sepanjang perjalanan akar saraf

ischiadikus. Ischialgia itu sendiri adalah Sebuah gejala yaitu bahwa pasien

merasakan nyeri pada tungkai yang menjalar dari akar saraf kea rah distal

perjalanan nervus ischiadikus sampai tungkai bawah

(Cailliet,1994 cit Kurniawati 2010).

 Ischialgia adalah rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n.

Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

tibialis. Keluhan yang khas adalah kram atau nyeri di pantat atau di area

otot hamstring, nyeri ischialgia di kaki tanpa nyeri punggung, dan

gangguan sensorik maupun motorik sesuai distribusi nervus ischiadicus.

Keluhan pasien dapat pula berupa nyeri yang semakin menjadi saat

membungkuk, berlama-lama duduk, bangun dari duduk, atau saat merotasi

internal paha, juga nyeri saat miksi/defekasi dan

dispareunia. Ischialgia dalam istilah kedokteran merujuk pada keadaan

jaringan yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena

proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, elektris, infeksi, dan

masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya

seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada


16

umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada

pantat (Minaryanti, 2009).

Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:

a. Nyeri radikuler (sering) Penderita dengan nyeri radikuler

memperlihatkan low back pain serta nyeri radikuler sepanjang nervus

ischiadicus.

b. Nyeri alih (referet pain)

c. Nyeri tidak menjalar

2. Anatomi dan fisiologi

Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinisi dapat menentukan

elemen apa yang terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung

bawah. Tulang vertebrae merupakan struktur komplek yang secara garis

besar terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra,

diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum


17

longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun

atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan

spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung kolumna

vertebrale.

Bagian posterior vertebra antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi

apofisial (faset).Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus

vertebra dan diskus intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong

yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif). Untuk menahan beban yang

besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas daerah pinggang sangat

bergantung pada gerak kontraksi volunter dan reflek otot-otot

sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.

Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nucleus pulposusnya

adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Dari gambar di atas, tampak

bahwa yang merupakan bagian peka nyeri adalah:

a. Lig. Longitudinale anterior

b. Lig. Longitudinale posterior

c. Corpus vertebra dan periosteumnya

d. Articulatio zygoapophyseal

e. Lig. Supraspinosum.

f. Fasia dan otot

3. Klasifikasi

Menurut Sidharta (1999) dalam Hartanto Sumarno Ervan (2011),

ischialgia dibagi menjadi tiga yaitu:


18

a. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis iskhiadikus primer

Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus

iskhiadikus terkena proses radang. Tanda dan gejala utama neuritis

iskhiadikus primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari daerah

sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen infra piriformis atau

incisura iskhiadika dan menjalar sepanjang perjalanan nervus

iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus peroneus dan tibialis. Nyeri

tekan ditemukan pada incisura iskhiadika dan sepanjangspasium

poplitea pada tahap akut. Juga tendon archiles dan otot tibialis anterior

dan peroneus longus terasa nyeri pada penekanan. Kelemahan otot

tidak seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri itu maka tungkai

di fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda

skoliosis kompensatorik sering dijumpai pada iskhialgia jenis ini.

Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila nyeri tekan

pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Dan pada neuritis

sekunder nyeri tekan disepanjang nervus iskhiadikus, tetapi di dekat

bagian nervus iskhiadikus yang terjebak saja. Timbul nyerinya akut

dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri

neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh

problem diskogenik. Reflek tendon archiles dan tendon lutut biasanya

tidak terganggu 

b. Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati


19

Pada iskhialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh

tumor, nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis

maupun osteofit atau peradangan (rematois spondilitis angkilopoetika,

herpes zoster, tuberkulosa) yang bersifat menindihi, menjerat dan

sebagainya terjadi radikulopati.

Pola umum iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri hebat

yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar

menurut perjalanan nervus iskhiadikus dan lanjutannya pada nervus

peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak

begitu hebat, namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.

Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain : nyeri pada

punggung bawah selalu mendahului iskhialgia, kegiatan yang

menimbulkan peninggian tekanan intra spinal seperti batuk, bersin dan

mengejan memprofokasi adanya iskhialgia, faktor trauma hampir

selamanya dapat ditelusuri, kecuali kalau proses neoplasmik atau

infeksi yang bertanggung jawab. Adapun data diagnostik non fisik

yang bersifat umum adalah : kurva lordosis pada lumbosakral yang

mendatar, vertebra lumbosakral memperlihatkan fiksasi, nyeri tekan

pada salah satu ruas vertebra lumbosakralis hampir selalu ditemukan,

test lasegue hampir selalu positif pada derajat kurang dari 70, tesr

naffziger dan valsava hampir selalu positif. Data anamnestik dan

diagnostik fisik yang bersifat spesifik berarti informasi yang

mengarahkan ke suatu jenis proses patologik atau yang


20

mengungkapkan lokasi di dalam vertebra lumbosakralis atau topografi

radiks terhadap lesi yang merangsangnya.

c.    Iskhialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

Unsur-unsur nervus iskhiadikus yang dibawakan oleh nervi L4, L5,

S1, S2 dan S3 menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies

pelvina os sakri. Di situ pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan

sedikit lebih distal membentuk nervus iskhiadikus, yang merupakan

saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam perjalanannya ke tepi nervus

iskhiadikus dapat terjebak dalam bangunan-bangunan yang

dilewatinya. Pada pleksus lumbosakral dapat diinfiltrasi oleh sel-sel

karsinoma ovarii, karsinoma uteri atau sarkoma retroperineal. Di garis

persendian sakroiliaka komponen-komponen pleksus lumbosakralis

sedang membentuk nervus iskhiadikus dapat terlibat dalam proses

radang (sakroilitis). Di foramen infra piriformis nervus iskhiadikus

dapat terjebak oleh bursitis otot piriformis. Dalam trayek selanjutnya

nervus iskhiadikus dapat terlibat dalam bursitis di sekitar trochantor

major femoris. Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat

terganggu oleh adanya penjalaran atau metastase karsinoma prostat

yang sudaj bersarang pada tuber iskhii. Simtomatologi entrapment

neuritis iskhiadika sebenarnya sederhana yaitu pada tempat proses

patologik yang bergandengan dengan iskhiagia.


21

4. Etiologi

Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana

nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.

Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam:

a. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus

pulposus (HNP).

b.  Ischialgia mekanik terbagi atas :

1) Spondiloarthrosis defermans.

2) Spondilolistetik.

3) Tumor caud.

4) Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.

5) Fraktur corpus lumbosakral.

6) Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga

panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.

c.  Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:

1) Radikulitis tuberkulosa

2) Radikulitas luetika

3) Adhesi dalam ruang subarachnoidal

4) Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus

5)  Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.

Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain:

kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang


22

belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus

Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan

pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan

pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.


23

5. Patofisiologi

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan

koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah

adalah lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis

serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri

dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus

genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis

keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior,

nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris

superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus

adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju

foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di

pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus

ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan

nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut

sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan

ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai

pada permukaan belakang tungkai.

Kesalahan postur dan sikap dapat menyebabkan cedera pada tulang

belakang yang lama-kelamaan akan menyebabkan proses penulangan, oleh

karena adanya proses degenerasi yang terus menerus maka nucleus


24

pulposus akan terhimpit, sehingga anolus fibrosus mengalami penekanan

dan sering menonjol ke bagian lateral. Penonjolan ini mengakibatkan

penekana pada medulla spinalis. Jika keadaan seperti ini tidak segera

diobati maka lama – kelamaan akanmengakibatkan adanya nyeri menjalar

pada sepanjang tungkai oleh karena adanya penekanan pada nervus

ischiadicus (Ischialgia). Ischialgia yang disebakan oleh beberapa factor

etiologi dan sindroma yang biasanya dikenal sebagai sindroma stenois

lumbal dan entropmentneuritis , nyeri yang bertolak dari vertebra

lumbosakralis sesisi dan menjalar sepanjang tungkai sampai ujung kaki

harus dicurigai sebagai nyeri saraf akibat perangsangan di dalam Vertebra

Lumbosakralis.

6. Tanda dan gejala

Ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa

menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti

ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari,

menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang

diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.

Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah

a. Nyeri punggung bawah

b. Nyeri daerah bokong

c. Rasa kaku/ terik pada punggung bawah


25

d. Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah

bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,

tergantung bagian saraf mana yang terjepit.

e. Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang

berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak

berdiri dan berjalan.

f. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang

berat.

g. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan

anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya

otot-otot tungkai bawah tersebut.

h. Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.

i. Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks

tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).

j. Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan

defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan

neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah

kerusakan fungsi permanen.

k. Nyeri bertambah dengan batuk, bersin.

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Foto rontgen lumbosacral

b. Elektromielografi

c. Myelografi
26

d. CT scan

e. MRI

8. Penatalsanaan

a. Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.

b. Program Rehabilitasi Medik.

c. Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu

aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik

tidak membantu.  

Program Rehabilitasi Medik bagi penderita  adalah:

a. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi

manipulasi,    Exercise, dsb.

b. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.

c. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

d. Advis :

1) Hindari banyak membungkukkan badan.

2) Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

3) Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau

berjalan.

4) Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri

atau

menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.


27

5) Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau

pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung

tidak membungkuk.

6) Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap

lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.

7) Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot

punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara

baik dan maksimal.

D. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan
dahulu, Riwayat kesehatan keluarga.
Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:
1) Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri
(menyayat, menekan, dll),  penjalaran nyeri, intensitas nyeri,
pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat
rasa nyeri.
2) Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam
subarachnoid seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi
terasanya ischialgia diskogenik
3) Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses
neoplasma atau infeksi
b.  Pemeriksaan fisik
1) Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak
biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya
terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan
bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut
dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Dan masih ada tes tes yang lain bisa dikonsultasi dengan Kang
Arjuno disini.
28

2) Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis,


hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.
3) Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di
samping tulang belakang.
4) Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.
5) Reflek : KPR ↓ dan atau APR ↓, Laseque, patrick, antipatrick,
naffziger.
c. pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyei akut/kronis berhubungan dengan kompresi saraf, spasme otot

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,

nyeri, ketidaknyamanan

c. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit,

prognosis dan kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi

informasi

3. Rencana Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis, distensi

jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi

Tujuan : nyeri berkurang/terkontrol

Kriteria hasil :

1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

nyeri, mencari bantuan)

2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri
29

3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan

tanda nyeri)

4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

5) Tanda vital dalam rentang normal

Intervensi :

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,

nonfarmakologi, dan interpersonal)

4) Ajarkan teknik non farmakologi

5) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

6) Tingkatkan istirahat

7) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

skeletal, nyeri, ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot

Tujuan : hambatan mobilitas fisik dapat teratasi

Kriteria hasil :

1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik

2) Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas


30

3) Memverbalisasi perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan

kemampuan berpindah

4) Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi

Intervensi :

1) Monitor tanda vital sebelum/sesudah latihan dan lihat respon

pasien saat latihan

2) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

3) Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL

4) Berikan alat bantu jika klien memerlukan

5) Bantu klien melakukan ROM

6) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan

bantuan jika diperlukan.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian: 17 Desember 2019 Waktu : 08.30 WIB, Oleh: Titus Senja

A. DATA BIOGRAFI

1. Lansia

Nama : Bp.T

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 01 Juni 1946

Umur : 73 tahun

Alamat : Yogyakarta

Pendidikan Terakhir : SMP

Golongan Darah :O

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Yogyakarta

Tanggal Masuk Panti : 25 Maret 2017

Penampilan : Bersih, rapi, wangi

Ciri-ciri Tubuh : Kulit keriput, kulit warna sawo

matang, rambut berwarna putih,

rambut tipis.

31
32

2. Keluarga/Penanggung Jawab

Nama : Ny.S

Umur : 47 tahun

No. Telepon :-

Hubungan dengan Lansia : Adik Kandung

Alamat : Yogyakarta

B. RIWAYAT KELUARGA

Genogram

Bp.T merupakan anak ke 1 dari 10 bersaudara, klien mengatakan saudaranya

yang masih ada hanya 9 bersaudara, saudara yang ke-6 sudah meninggal,

klien mengatakan hanya tinggal sendiri di rumahnya. Klien mengatakan

bahwa kedua orang tuanya meninggal sudah lama, klien mengatakan bahwa

saudaranya meninggal tidak tau apa penyebabnya, klien hanya tau kalau

saudaranya sakit.
33

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Meninggal

C. RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan datang ke Balai Pelayanan Tresna Wredha:

Klien mengatakan masuk ke Balai Pelayanan Tresna Wredha karena

pasien dirumah sendiri, istrinya kembali ke Blitar tempat asalnya.

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada pinggul/pinggang kiri ke bawah sampai ke

punggung kaki

OPQRSTUV:

O: Klien mengatakan nyeri hilang timbul tidak menentu, tapi nyerinya

sering muncul saat kondisi cuaca sangat dingin atau nyeri dirasakan

saat berjalan jauh dan lama, klien mengatakan nyeri dirasakan

sudah lama.
34

P: Klien mengatakan nyeri timbul saat kondisi cuaca sangat dingin

atau nyeri dirasakan saat berjalan jauh dan lama

Q : Klien mengatakan nyeri sering hilang timbul pada lokasi

R : Klien mengatakan nyeri pada pinggul kiri ke bawah sampai ke

punggung kaki

S : Klien mengatakan nyeri dirasakan pada skala 3, klien mengatakan

nyeri masih bisa ditahan

T : Klien mengatakan saat nyerinya timbul hanya digunakan untuk

beristirahat

U : Klien mengatakan bahwa nyerinya timbul setelah klien mengalami

kecelakan naik motor pada beberapa tahun yang lalu, setelah

kecelakaan pasien mengalami patah tulang pada kaki kiri bagian

tulang kering dan di operasi lalu di pasang platina pada kaki kiri

bagian tulang kering dan nyeri dirasakan sampai sekarang, klien

mengatakan belum mengetahui secara pasti penyebab nyerinya

V: Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan nyerinya tidak muncul

kembali.

3. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan:

Klien mengatakan ketika nyerinya timbul hanya digunakan untuk

istirahat di tempat tidur

4. Obat-obatan: Tidak ada obat yang dikonsumsi

5. Status Imunisasi:
35

Tetanus :- Difteri : -

Influenza :-

Campak : Ya

Lain-lain : Klien mengatakan hanya ingat imunisasi campak saja

yang di dapat saat kecil.

6. Alergi: Tidak ada alergi obat atau makanan

Obat-obatan : Tidak ada

Makanan : Tidak ada

Faktor Lingkungan : Tidak ada

7. Penyakit yang diderita:

- Hipertensi - Rheumatik - Asthma

- Dimensia - Jantung - Katarak

Lain-lain sebutkan bila ada : Tidak ada penyakit yang diderita

8. Riwayat Pekerjaan:

Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja karena tinggal dipanti

Alamat pekerjaan : Tidak ada

Jarak dari rumah : Tidak ada

Alat transportasi : Tidak ada

Pekerjaan sebelumnya : Satpam

Berapa jarak dari rumah : 1 Km

Alat transportasi : Motor Inventaris


36

Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:

Klien mengatakan bahwa sumber pendapatannya dari gaji pekerjaannya

setiap bulan

9. Riwayat Lingkungan Hidup:

Tipe tempat tinggal : Tinggal di rumah pribadi

Jumlah kamar : 4 kamar

Kondisi tempat tinggal : Ramai

Jumlah orang yang tinggal di rumah : Dua orang

Derajat privasi :-

Tetangga terdekat : Ny. S

Alamat/Telepon : Yogyakarta

10. Riwayat Rekreasi:

Hobby/Minat : Jalan-jalan bersama suami

Keanggotaan organisasi : Mengikuti perkumpulan, pengajian di

Masjid

Liburan perjalanan :-

11. Sistem Pendukung:

Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Tidak ada

Jarak dari rumah :-

Rumah Sakit : Ada Jarak dari rumah : 3 km

Klinik : Ada Jarak dari rumah : 1 km

Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Tidak ada


37

12. Deskripsi Kekhususan:

Kebiasaan ritual:

Klien mengatakan bahwa ibadah sehari 5 kali, klien mengatakan ibadah

sholat dengan baik, klien mengatakan kalau ibadah ke mushola atau

hanya di kamarnya saja

13. Status Kesehatan:

Status kesehatan umum selama setahun terakhir :

Klien mengatakan bahwa sering nyeri pada area pinggul kiri ke bawah

sampai ke punggung kaki karena dulu pernah kecelakaan dari motor dan

patah tulang lalu di operasi untuk dipasang platina dan nyerinya timbul

apabila kondisi cuacanya dingin dan jika terlalu banyak berjalan terlalu

jauh. Aktivitas kegiatan pasien biasa saja, tidak ada masalah.

14. Aktivitas Hidup Sehari-hari (ADL)

1. Indeks Katz :A

a. Oksigenasi :

Klien tidak menggunakan alat bantu bernafas.

b. Cairan dan elektrolit :

Klien mengatakan sehari-hari minum 900-1600 cc/24 jam ( air

putih, susu, teh), klien mengatakan selalu minum apabila haus

dan saat makan.

c. Nutrisi :
38

Klien mengatakan makan sehari 3 kali, klien mengatakan

mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang tersedia, klien

mengatakan nafsu makan baik.

d. Eliminasi :

Klien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB dan BAK,

klien mengatakan BAB sehari 1 kali dengan konsistensi lunak.

Klien mengatakan bisa BAK sehari 3-4 kali ( 500-800 cc/24

jam), klien mengatakan BAK dengan posisi berdiri dan BAB

dengan posisi setengah jongkok.

e. Aktivitas :.

Klien mengatakan masih bisa beraktivitas mandiri, masih bisa

mandi, makan, mandi secara mandiri, klien mengatakan masih

bisa melakukan hal sendiri, aktivitas klien dapat berjalan dengan

baik, tidak ada masalah dalam aktivitasnya. Hasil tes TUG <

13,5.

f. Istirahat dan tidur :

Klien mengatakan tidak ada masalah saat tidur, klien

mengatakan suka tidur, klien mengatakan kalau tidur siang 2-3

jam, jika tidur malam tidur jam 9 dan bangun jam 4 untuk

sholat subuh, klien mengatakan tidak ada pendamping khusus

saat tidur. Klien mengatakan tidur dengan menggunakan bantal

selimut.
39

g. Personal hygiene :

-. Kebersihan kulit :

Pasien mengatakan mandi 2x sehari menggunakan sabun

-. Kebersihan rambut :

Pasien mengatakan keramas setiap 1 minggu sekali

-. Kebersihan telinga :

Telinga dibersihkan saat mandi , atau seminggu 1x

menggunakan cotton but

-. Kebersihan mata :

Pasien mengatakan mata dibersihkan saat mandi

-. Kebersihan mulut :

Pasien mengatakan selalu gosok gigi saat mandi

menggunakan sikat dan pasta gigi

-. Kebersihan kuku :

Pasien mengatakan memotong kuku jika kuku sudah panjang

h. Seksual :

Klien mengatakan tidak ada masalah pada organ reproduksi,

klien mengatakan bahwa mimpi basah pertama kali pada saat

duduk di bangku SMP.

i. Rekreasi :

Klien mengatakan kalau mengikuti kegiatan rekreasi yang

diadakan setiap 1 tahun sekali di balai pelayanan kesehatan.

j. Psikologis :
40

Klien mengatakan ketika ada masalah diselesaikan dengan

keluarga saat dirumah, klien mengatakan setelah dipanti jika ada

masalah tidak pernah cerita ke siapa saja, jika ada masalah

pasien hanya berdoa saja.

k. Persepsi klien :

Klien mengatakan dirinya sudah tua dan klien mengatakan harus

selalu pasrah dengan jalan Tuhan, klien selalu berusaha

mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara beribadah dan

berdoa.

l. Konsep diri :

Klien mengatakan senang dan nyaman tinggal di panti, klien

mengatakan senang karena dipanti di fasilitasi, klien

mengatakan sudah hampir 3 tahun berada di panti, klien

mengatakan pasrah dengan keadaannya sekarang.

m. Emosi :

Klien mengatakan akan marah ketika ada masalah dengan

temannya, klien juga mengatakan bahwa akan marah ketika ada

yang mengganggunya.

n. Adaptasi :

Klien mengatakan saat dipanti klien sering tidur, ngobrol dengan

temannya hanya seperlunya saja. Klien mengatakan nyaman

tinggal di panti.

o. Mekanisme pertahanan diri :


41

Klien mengatakan jika sedang ada masalah klien tidak beercerita

ke siapapun.

Jadi Bartel Indeks klien : termasuk kategori : Mandiri :>100

15. Tinjauan Sistem

a. Keadaan Umum :

Klien merespon baik saat diajak berbicara, klien aktif saat diajak

berbicara, klien tampak antusias dalam memberikan tanggapan.

b. Tingkat Kesadaran :

1) Kualitiatif : Compos mentis

2) Kuantitatif : GCS =15, E =4, V =5 M =6

c. Tanda-tanda vital :

1) Tekanan darah : 130/70mmHg, diukur di lengan kanan, posisi

pasien berbaring, ukuran manset dewasa

2) Nadi : 76x/mnt, reguler, diukur di pergelangan tangan kiri,

kualitas kuat

3) Suhu : 36,5 oC, diukur di aksila dengan thermometer raksa

4) Respirasi : 20x/mnt, reguler, tipe pernapasan normal

5) Nyeri :

OPQRSTUV:

O : Klien mengatakan nyeri hilang timbul tidak menentu, tapi

nyerinya sering muncul saat kondisi cuaca sangat dingin


42

atau nyeri dirasakan saat berjalan jauh dan lama, klien

mengatakan nyeri dirasakan sudah lama

P : Klien mengatakan nyeri timbul saat kondisi cuaca sangat

dingin atau nyeri dirasakan saat berjalan jauh dan lama

Q : Klien mengatakan nyeri sering hilang timbul pada lokasi

R : Klien mengatakan nyeri pada pinggul kiri ke bawah sampai

ke punggung kaki

S : Klien mengatakan nyeri dirasakan pada skala 3, klien

mengatakan nyeri masih bisa ditahan

T : Klien mengatakan saat nyerinya timbul hanya digunakan

untuk beristirahat

U : Klien mengatakan bahwa nyerinya timbul setelah klie

mengalami kecelakaa naik motor pada beberapa tahun yang lalu,

setelah kecelakaan pasien mengalami patah tulang pada kaki kiri

bagian tulang kering dan di operasi lalu di pasang platina pada

kaki kiri bagian tulang kering dan nyeri dirasakan sampai

sekarang, klien mengatakan belum mengetahui secara pasti

penyebab nyerinya

V : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan nyerinya tidak

muncul kembali.

d. Pengukuran TB : 167 cm Pengukuran BB : 63 kg

IMT = = 63/(1,67 x 1,67) = 22.5 (normal)

e. Pemeriksaan Fisik:
43

1) Kepala:

Kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka, rambut sebagian

berwarna putih, bentuk simetris

2) Mata, telinga, hidung:

Klien mengatakan penglihatannya sedikit kabur jika objeknya

jauh, klien tidak menggunakan kaca mata, konjungtiva klien

merah muda, sklera pucat. Hidung tidak ada gangguan

penciuman, klien mengatakan masih mampu mencium bau,

tidak ada sekret/lender pada hidung, tidak ada bekas luka pada

hidung. Klien mampu mendengar dengan baik, tidak ada sekret

pada telinga, telingan bagian luar bersih, klien tidak

menggunakan alat bantu pendengaran.

3) Leher:

Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid.

4) Dada :

Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri sama, tidak

ada retraksi dada, RR 18x/menit


Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian dada,

getaran paru kiri dan kanan sama


Perkusi : Batas paru hepar saat paru-paru mengembang

(inspirasi) di ICS 5 ditemukan suara pekak dan

saat paru-paru mengempis (ekspirasi) di ICS 6

ditemukan suara dullness yang artinya

pengembangan paru optimal.


Auskultasi : Suara nafas di semua lapang paru vesikuler,
44

tidak ada suara nafas tambahan


5) Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Batas atas jantung di ICS 3 linea mid

clavikularis sinistra. Batas bawah jantung di ICS

5 linea mid clavikularis sinistra. Batas kiri

jantung di ICS 4 linea mid clavikularis sinistra.

Batas kanan jantung di ICS 2 linea sternalis

dextra
Auskultasi : Bunyi jantung II katub aorta tunggal, Bunyi

jantung II katub pulmonalis tunggal, bunyi

jantung I katub mitral tunggal, bunyi jantung 1

katub trikuspidalis tunggal. tidak terdapat suara

murmur, tidak terdapat gallop.

6) Abdomen :

Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi


Auskultasi : Bising usus berbunyi 17x/menit.
Perkusi : Suara abdomen terdengar timpani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran

lien dan hepar, tidak ada hernia, tidak teraba ada

massa

7) Ekstremitas atas dan bawah:

Bagian ekstremitas atas dan bawah lengkap, klien tidak


menggunakan alat bantu berjalan, klien mampu berjalan sendiri,
45

klien mandiri dalam beraktivitas, kaki klien simetris, terdapat


bekas luka operasi di kaki kiri bagian tulang kering
kekuatan otot : 5 5
5 5
8) Sistem imun:

Tidak terdapat pembesaran kelenjar

9) Genetalia:

Klien mengalami mimpi basah saat duduk di bangku SMP

10) Sistem reproduksi:

Klien mengatakan tidak ada masalah pada organ reproduksi,

klien mengatakan mimpi basah saat duduk di bangku SMP

11) Sistem persarafan:

- Nervus 1 (olfaktorius) : Bp T mampu mencium bau minyak

kayu putih

- Nervus 2 (optikus) : Penglihatan Bp T masih jelas, mampu

membaca tulisan kecil di TV sejauh 3 meter. Penglihatan

berkurang pada jarak 5 meter.

- Nervus 3, 4, 6 ( okulomotoris, troklearis, abdusen) : Bp T

dapat berkedip, menggerakkan bola mata, dan mengunyah

makanan.

- Nervus 5 (trigenimus) : Bp T bisa merasakan rangsangan

halus, kasar, tumpul, dan nyeri di bagian wajah

- Nervus 7 (fasialis) : Bp T mampu tersenyum, mengangkat

alis, mengernyitkan dahi, menggembungkan pipi


46

- Nervus 8 (vestibulokoklearis) : Pendengaran Bp T masih

baik

- Nervus 9 ( glosofaringeus) : Bp T bisa membedakan rasa

manis, asam dan pahit

- Nervus 10 ( vagus) : Reflek muntah (+)

- Nervus 11 (asesorius) : Bp T mampu mengangkat bahu

- Nervus 12 (hipoglosus) : Bp T mampu menjulurkan lidah

dan mendorong pipi

12) Sistem pengecapan:

Klien mengatakan masih bisa merasakan rasa asin, manis, pahit,

dll, klien mengatakan tidak ada masalah pada pengecapan.

13) Sistem penciuman

Klien mengatakan tidak ada masalah pada penciumannya

14) Tactil respon

Klien mengatakan merasakan sentuhan ketika disentuh dengan

tangan

16. Status Mental dan Sosial

a. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Benar salah No Pertanyaan


 01 Tanggal berapa hari ini
 02 Hari apa Sekarang?
 03 Apa nama Tempat ini?
 04 Dimana Alamat Anda?
 05 Berapa Umur Anda?
 06 Kapan Anda Lahir?
47

 07 Siapa Presiden Indonesia Sekarang?


 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?
 09 Siapa Nama ibu anda?
 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan

3 dari setiap angka baru, semua secara

menurun.
= 10 =0
Score Total :10

Intrepretasi Hasil :

Salah 0 – 3 : Fungsi Intelektual utuh


48

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan MMSE (Mini

Mental Status Exam)

NO Aspek Nilai Nilai Kriteria

kognitif Maks klien


1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan
benar :
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita
berada?
 Negara Indonesia
 Provinsi Daerah
Istimewa yogyakarta
 Kota
 PSTW
 Wisma

2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek 1 detik


untuk mengatakan masing –
masing obyek.Kemudian
tanyakan kepada klien ke
tiga obyek tadi
 Obyek (piring) .......
 Obyek ( sendok).......
 Obyek ( gelas)........
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai
49

dan dari angka 100 kemudian


kalkulasi dikurangi 7 sampai 5 kali
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga obyek
pada no 2 ( regestrasi)
tadi,bila benar 1point untuk
masing masing obyek.
5 Bahasa 9 9 Tunjukan pada klien satu
benda dan tanyakan
namanya kepada klien
 ...
 .....

Minta klien untuk


mengulang kata berikut:
“tidak ada jika,dan
atau,tetapi” bila benar nilai
satu point
Pertanyaan benar 2 buah :
takada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri
tiga langkah :
“ ambil kertas ditangan
anda,lipat dua dan taruh
dilantai”
50

 Ambil kertas di
tangan anda
 Lipat dua
 Taruh dilantai
Perintahkan kepada klien
untuk menulis satu
kalimat dan menyalin
gambar
 Tulis satu Kalimat
 Menyalin gambar
Total Nilai 30 30

Intrepretasi Hasil:

> 23 : Aspek Kognitif dari fungsi mental baik

17. Data Penunjang ( bila ada RO, Lab)

Tidak data data penunjang

ANALISA DATA

Tgl
PENGELOMPOKAN DATA (S MASALAH
/ ETIOLOGI (E)
– S) (P)
No
1 DS : Nyeri Kronis Agens
51

O : Klien mengatakan nyeri hilang Pencedera:

timbul tidak menentu, tapi Fraktur akibat

nyerinya sering muncul saat kecelakaan

kondisi cuaca sangat dingin

atau nyeri dirasakan saat

berjalan jauh dan lama, klien

mengatakan nyeri dirasakan

sudah lama hampir 10 tahun

yang lalu.

P : Klien mengatakan nyeri timbul

saat kondisi cuaca sangat

dingin atau nyeri dirasakan

saat berjalan jauh dan lama

Q : Klien mengatakan nyeri sering

hilang timbul pada lokasi

R : Klien mengatakan nyeri pada

pinggul kiri ke bawah sampai

ke punggung kaki

S : Klien mengatakan nyeri

dirasakan pada skala 3, klien

mengatakan nyeri masih bisa

ditahan

T: Klien mengatakan saat nyerinya


52

timbul hanya digunakan

untuk beristirahat

U: Klien mengatakan bahwa

nyerinya timbul setelah klien

mengalami jatuh pada

beberapa tahun yang lalu,

setelah jatuh pasien mengalami

patah tulang pada kaki kiri

bagian tulang kering dan di

operasi lalu di pasang platina

pada kaki kiri bagian tulang

kering dan nyeri dirasakan

sampai sekarang, klien

mengatakan belum mengetahui

secara pasti penyebab nyerinya

V: Klien mengatakan ingin cepat

sembuh dan nyerinya tidak

muncul kembali.

DO :

-. Tekanan darah 130/70mmHg

-. Nadi : 76x/menit
53

-. Suhu: 36,50 c

-. RR : 20x/menit
2 DS: Risiko jatuh Riwayat jatuh,

-.Klien mengatakan pernah Usia ≥ 65 tahun,

kecelakaan naik motor dan pencahayaan

mengalami patah tulang 10 tahun kurang

yang lalu

-.Klien mengatakan kakinya sering

nyeri saat kondisi cuaca dingin dan

digunakan untuk berjalan lama dan

jauh

DO:

-. Kekuatan otot: 5 5

5 5

-.Tes TUG = 10 detik

-. Usia pasien 73 tahun

-. Lampu kurang terang, jendela


kamar tidak ada jadi terlihat singup

3 DS : Kesiapan

-.Klien mengatakan dirinya sudah Meningkatkan

tua dan klien mengatakan harus Kesejahteraan

selalu pasrah dengan jalan Tuhan Spiritual

-.Klien selalu berusaha


54

mendekatkan diri dengan Tuhan

dengan cara beribadah dan berdoa

DO :
-.Klien selalu beribadah dan
berdoa dengan rajin, sholat 5
waktu, mengikuti kegiatan spiritual
di mushola
55

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tgl/No DIAGNOSA KEPERAWATAN


17/12/19 Nyeri kronis berhubungan dengan Agens Pencedera : Fraktur
1 akibat kecelakaan ditandai dengan:
DS :
O: Klien mengatakan nyeri hilang timbul tidak menentu, tapi

nyerinya sering muncul saat kondisi cuaca sangat dingin

atau nyeri dirasakan saat berjalan jauh dan lama, klien

mengatakan nyeri dirasakan sudah lama hampir 10 tahun

yang lalu.

P : Klien mengatakan nyeri timbul saat kondisi cuaca sangat

dingin atau nyeri dirasakan saat berjalan jauh dan lama

Q : Klien mengatakan nyeri sering hilang timbul pada lokasi

R : Klien mengatakan nyeri pada pinggul kiri ke bawah sampai

ke punggung kaki

S : Klien mengatakan nyeri dirasakan pada skala 3, klien

mengatakan nyeri masih bisa ditahan

T : Klien mengatakan saat nyerinya timbul hanya digunakan

untuk beristirahat

U : Klien mengatakan bahwa nyerinya timbul setelah klien

mengalami kecelakan naik motor pada beberapa tahun yang

lalu, setelah kecelakaan pasien mengalami patah tulang pada

kaki kiri bagian tulang kering dan di operasi lalu di pasang


56

platina pada kaki kiri bagian tulang kering dan nyeri

dirasakan sampai sekarang, klien mengatakan belum

mengetahui secara pasti penyebab nyerinya

V: Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan nyerinya tidak

muncul kembali.

DO :
- tekanan darah 130/70mmHg
- nadi : 76x/menit
- suhu: 36,50
- nafas : 20x/menit
17/12/19 Risiko jatuh dengan faktor risiko riwayat jatuh, usia ≥ 65 tahun,
2 pencahayaan kurang ditandai dengan
DS:
-Klien mengatakan pernah kecelakaan naik motor dan mengalami

patah tulang

-Klien mengatakan kakinya sering nyeri saat kondisi cuaca dingin

dan digunakan untuk berjalan lama dan jauh

DO :

- Kekuatan otot: 5 5

5 5

- Tes TUG = 10 detik

- Usia pasien 73 tahun


-. Lampu kurang terang, jendela kamar tidak ada jadi terlihat
singup

17/12/19 Kesiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual ditandai dengan :


3 DS :
57

-.Klien mengatakan dirinya sudah tua dan klien mengatakan harus

selalu pasrah dengan jalan Tuhan

-.Klien selalu berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan dengan


cara beribadah dan berdoa
DO :
-. Klien selalu beribadah dan berdoa dengan rajin, sholat 5 waktu,
mengikuti kegiatan spiritual di mushola
RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : Bp.T

Ruangan : Grojogan Sewu

Diagnosa medis : Ischialgia

Diagnose Keperawatan Dan Data Tindakan Keperawatan Rasional


Tujuan Dan Kriteria Hasil Tindakan
Penunjang
Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB

Nyeri berhubungan dengan dislokasi Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Nyeri merupakan perasaan
musculoskeletal pada tulang kering selama 3x7 jam diharapkan: (OPQRSTUV) tidak nyaman yang
ditandai dengan: 1. Nyeri berkurang menjadi skala 2 umumnya disebabkan oleh
2. Klien tidak merasakan nyeri lagi. rangsangan yang kuat atau
DS : 3. Klien merasa rileks merusak
O : Klien mengatakan nyeri hilang 4. TTV dalam rentang normal
TD : 110-130/70-90 mmhg 2. Berikan teknik kompres air 2. Teknik kompres air hangat
timbul tidak menentu, tapi
Nadi : 60-100x/menit hangat pada area yang nyeri dapat membantu
nyerinya sering muncul saat
Respirasi : 16-24xmenit mempelancar peredaran
kondisi cuaca sangat dingin atau Suhu : 36,50C – 37,50C darah dan membantu
mengurangi kekakuan dan
nyeri dirasakan saat berjalan jauh

58
dan lama, klien mengatakan nyeri meningkatkan rentang
gerak bagian tubuh yang
dirasakan sudah lama hampir 10
nyeri
tahun yang lalu.
3. Edukasi pada klien tentang cara 3. Dapat menambah
P : Klien mengatakan nyeri timbul saat meredakan nyeri apabila nyeri pengetahuan klien
muncul kembali mengenai cara mengurangi
kondisi cuaca sangat dingin atau
nyeri
nyeri dirasakan saat berjalan jauh
4. Libatkan teman-teman yang 4. orang-orang yang tinggal
dan lama tinggal satu wisam dengan klien dilingkungan klien sangat
untuk membantu memperhatikan membantu dalam
Q : Klien mengatakan nyeri sering hilang
klien. memantau dan
timbul pada lokasi
memperhatian kondisi
R : Klien mengatakan nyeri pada pinggul klien

kiri ke bawah sampai ke punggung

kaki

S : Klien mengatakan nyeri dirasakan

pada skala 3, klien mengatakan nyeri

masih bisa ditahan

T : Klien mengatakan saat nyerinya

timbul hanya digunakan untuk

59
beristirahat

U : Klien mengatakan bahwa nyerinya

timbul setelah klien mengalami

kecelakan naik motor pada beberapa

tahun yang lalu, setelah kecelakaan

pasien mengalami patah tulang pada

kaki kiri bagian tulang kering dan di

operasi lalu di pasang platina pada

kaki kiri bagian tulang kering dan

nyeri dirasakan sampai sekarang,

klien mengatakan belum

mengetahui secara pasti penyebab

nyerinya

V: Klien mengatakan ingin cepat

sembuh dan nyerinya tidak muncul

kembali.

60
DO :
- tekanan darah 130/60mmHg
- nadi : 76x/menit
- suhu: 36,50
- nafas: 20x/menit

Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB Tgl 17/12/2019 jam 09.30 WIB
Risiko jatuh dengan faktor risiko riwayat Setelah dilakukan intervensi keperawatan
jatuh, usia ≥ 65 tahun, kurang selama 3x7 jam diharapkan: 1. Identifikasi faktor-faktor 1. Mengetahui faktor-faktor
pencahayaan : 1. Klien mampu berdiri lama seperti penyebab risiko jatuh risiko jatuh dapat
DS: dulu membantu dalam
-Klien mengatakan pernah kecelakaan 2. Resiko jatuh ringan pencegahan risiko jatuh
3. Klien mampu berjalan seperti 2. Berikan penyuluhan mengenai hal 2. Klien mampu mengerti
naik motor dan mengalami patah tulang
biasanya apa saja yang bisa menyebabkan tentang hal-hal apa saja
-Klien mengatakan kakinya sering nyeri
risiko jatuh yang menyebabkan
saat kondisi cuaca dingin dan digunakan terjadinya risiko jatuh
3. Anjurkan klien untuk menjaga 3. Meminimalisir terjadinya
untuk berjalan lama dan jauh
cara berjalannya dan jatuh
DO:
lingkungannya
- Kekuatan otot: 5 5

5 5
4. Libatkan teman-teman yang 4. Orang-orang sekitar klien
- Tes TUG = 10 detik
tinggal dengan klien untuk berperan dalam penting
61
- Usia pasien 73 tahun memperhatikan klien memantau dan
memperhatikan aktivitas
-. Lampu kurang terang, jendela kamar
klien
tidak ada jadi terlihat singup
Tanggal 17/12/2019 , Jam 09.30 Tanggal 17/12/2019 , Jam 09.30 Tanggal 17/12/2019 , Jam 09.30 Tanggal 17/12/2019 , Jam 09.30
Kesiapan meningkatkan kesejahteraan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kegiatan beribadah 1. Mengetahui kualitas
spiritual ditandai dengan : selama 3x7 jam diharapkan : dan berdoa pasien beribadah
DS : 1. Perasaan kedamaian meningkat 2. Berikan kebutuhan spiritual 2. Mendekatkan diri dengan
-.Klien mengatakan dirinya sudah tua dan 2. Kemampuan berdoa & beribadah penerimaan diri sendiri Tuhan
meningkat 3. Anjurkan pasien untuk tetap taat 3. Supaya selalu menaati
klien mengatakan harus selalu pasrah
beribadah ritual keagamaan yang
dengan jalan Tuhan
dianutnya
-.Klien selalu berusaha mendekatkan diri 4. Libatkan dengan Pastoral Care 4. Membantu meningkatkan
dengan Tuhan dengan cara beribadah dan dalam pemenuhan beribadah dan keinginan beribadah
berdoa berdoa klien
DO :
-. Klien selalu beribadah dan berdoa
dengan rajin, sholat 5 waktu, mengikuti
kegiatan spiritual di mushola

62
63
64

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : Bp. T

Ruangan : Grojogan Sewu

Diagnosa medis : Ischialgia

No No. DK/MK Tgl dan Jam Perkembangan (SOAPIE) Tanda

Tangan
1 Nyeri Kronis 17/12/19 I:
10.15 WIB 1.Mengkaji nyeri secara
komprehensif (OPQRSTU)
S : Klien mengatakan nyeri
pada skala 3
O : Pasien meringis
10.20 WIB kesakitan
2.Memberikan teknik
kompres hangat
S : Klien mengatakan
merasa nyaman saat
10.40 WIB dikompres hangat
O : Klien tampak tenang
3.Mengedukasi pada klien
tentang cara meredekan
nyeri jika muncul kembali
S : Klien mengatakan sudah
paham bagaimana mengatasi
nyeri jika timbul lagi
12.45 WIB O : Klien sudah paham apa
65

yang dijelaskan
E:
S:
1. Pasien mengatakan
Nyeri pada skala 3
2. Klien mengatakan
merasa nyaman saat
dikompres hangat
3. Klien mengatakan
sudah paham
bagaimana
mengatasi nyeri jika
timbul lagi
O:
- Klien terlihat tenang
- Klien sudah paham apa
yang sudah dijelaskan

A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi 1,2

2 Risiko jatuh 17/12/19 I:


10.50 WIB 1.Mengidentifikasi factor
penyebab resiko jatuh
S : Pasien mengatakan
kakinya sering nyeri saat
digunakan untuk berjalan
jauh dan lama
O : Penyebab klien jatuh
karena kakinya sering nyeri
66

saat digunakan berjalan jauh


11.00 WIB dan lama

2.Memberikan penyuluhan
mengenai hal apa saja yang
bisa menyebabkan risiko
jatuh
S : Klien mengatakan
mengerti dengan penjelasan
11.10 WIB yang diberikan
O : klien mengerti apa yang
sudah dijelaskan

3.Menganjurkan klien agar


menjaga cara berjalan dan
lingkungannya
12.45 WIB S : Klien mengatakan
mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
O : Klien mengerti apa
yang sudah dijelaskan

E
S:
-Klien mengatakan mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan
O:
-Penyebab faktor resiko
klien jatuh adalah karena
kakinya sering nyeri saat
67

digunakan untuk berjalan


jauh dan lama
-. Pasien mengatakan sudah
mengerti apa yng dijelaskan
- TD : 110/70 mmHg
A: Masalah teratasi
P : Stop intervensi
3 Kesiapan 17/12/19 I:
meningkatkan 11.20 WIB 1.Mengidentifikasi kegiatan
berdoa
kesejahteraan
S : klien mengatakan berdoa
spiritual sholat 5 waktu
O : klien terlihat berangkat
kegiatan pengajian

2.Memberikan kebutuhan
spiritual tentang penerimaan
diri sendiri
S : klien mengatakan sudah
menerima kondisi saat ini
O : klien merenung

3.Menganjurkan klien untuk


taat beribadah
S : klien mengatakan rajin
mengikuti pengajian dan
rajin sholat 5 waktu
O : klien sumringah

4.Melibatkan pastoral care


dalam memenuhi beribadah
dan berdoa klien
S : klien mengatakan
menerima bimbingan agama
dengan baik
O : klien mengikuti
kegiatan dengan saksama
68

E
S:
-Klien mengatakan berdoa
sholat 5 waktu
-Klien mengatakan sudah
menerima kondisi saat ini
-Klien mengatakan rajin
mengikuti pengajian dan
rajinsholat 5 waktu
-Klien mengatakan
menerima bimbingan agama
dengan baik
O:
-Klien mengikuti kegiatan
dengan saksama
-Klien terlihat berangkat
kegiatan pengajian
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 3,4

1 Nyeri Kronis 18/12/19 S : Pasien mengatakan nyeri


07.15 WIB berkurang
O : Klien terlihat tenang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I:
1.Mengkaji nyeri secara
07.20 WIB
komprehensif
(OPQRSTUV) :
S : Klien mengatakan nyeri
skala 2
O : Klien terlihat tenang
13.45 WIB
E:
S:
-Klien mengatakan nyeri
skala 2
O:
-Klien terlihat tenang
69

- TD : 120/70 mmHg
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 Kesiapan 18/12/19 S : Klien mengatakan selalu
meningkatkan 07.30 WIB sholat 3 waktu
O : Klien sedang sholat
kesejahteraan
dimushola,
spiritual klien sedang berdoa dengan
khusyuk
A : Masalah belum teratasi
07.40 WIB
P : Lanjutkan intervensi no
3, 4
I:
3.Menganjurkan klien untuk
taat beribadah
S:
-Klien mengatakan sangat
senang saat melakukan
ibadah bareng bersama
teman-teman
-Klien mengatakan akan
07.45 WIB mempelajari agama dengan
baik
O:
-Klien terlihat tenang,
senang

4.Melibatkan pastoral care


dalam memenuhi beribadah
dan berdoa klien
S:
13.45 WIB
-Klien mengatakan sangat
terbantu dengan kehadiran
pastoral care
O:
-Klien mengikuti dengan
tekun dan rajin
E:
S:
70

-Klien mengatakan sangat


terbantu dengan kehadiran
pastoral care
-Klien mengatakan sangat
senang saat melakukan
ibadah bareng bersama
teman-teman
-Klien mengatakan akan
mempelajari agama dengan
O:
-Klien mengikuti dengan
tekun dan rajin
-Klien tenang, senang

A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi no 3
,4
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan terkhususnya pengkajian pada

Bp. T tanggal 16-21 Desember 2019 didapatkan data senjang pada Bp. T

sehingga penulis merumuskan diagnosa yaitu pertama, nyeri kronis

berhubungan dengan agen pencedera: Fraktur akibat kecelakaan. Kedua,

risiko jatuh dengan faktor risiko Riwayat jatuh, Usia ≥ 65 tahun,

pencahayaan kurang. Ketiga, Kesiapan Meningkatkan Kesejahteraan

Spiritual. Selama 1 minggu pertemuan mulai tanggal 16-21 Desember

2019 penulis memberikan intervensi kepada Bp.T yaitu memberikan

kompres hangat. Bp.T juga sudah mengerti dan mampu mempraktikkan

cara mengompres dengan air hangat.

B. Saran

1. Bagi Praktikan:

a. Belajar sabar menemukan setiap masalah dan selalu menjalin

komunikasi yang efektif dan terapeutik, jangan mengejar pasien

hanya karena keperluan kita saja, selain mengelola satu pasien

jangan sampai pasien lain dilupakan, tidak diasuh dan tidak

dibantu sama sekali.

b. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) pada pasien maupun

tenaga kesehatan yang lain supaya saat mengelola pasien dapat

mencapai tujuan yang sama dan tidak menyimpang sehingga

71
72

informasi dan data terbaru pasien lengkap.

2. Bagi Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Abiyoso

Tetap mempertahankan mutu pelayanan sebagai Balai Pelayanan

Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Abiyoso Yogyakarta.

3. Bagi Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta

Mempertahankan kerjasama dengan Balai Pelayanan Sosial

Tresna Werdha (BPSTW) Abiyoso Yogyakarta dan menambah

waktu praktikan agar perolehan pembelajaran dapat maksimal

dalam stase keperawatan gerontik


DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ferry. (2011). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik


Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia. Jakarta: Trans Info Media
NANDA (2012). Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Nugroho. (2012). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

73

Anda mungkin juga menyukai