Suatu organisasi atau perusahaan memerlukan bermacam-macam
perilaku tertentu dari para anggotanya. Tidak semua orang dapat melakukan sesuatu sebagaimana keinginannya. Agar organisasi atau perusahaan dapat beroperasi secara efektif, maka orang-orang atau karyawan yang berada di dalamnya harus diatur dan dikendalikan sehingga mereka dapat bekerja sama.
a. Individu dan tuntutannya
Banyak organisasi / perusahaan yang memperkenankan, mendorong atau memotivasi orang / tenaga kerjanya untuk lebih banyak berkreasi dalam organisasi/perusahaan, memberikan kebebasan untuk mengembangkan kemampuan (potensial) yang dimilikinya. Hal ini terjadi karena orang/ tenaga kerja ingin memenuhi beberapa dari kebutuhannya dengan menjadi anggota sesuatu organisasi / perusahaan. Seorang karyawan apabila kebutuhannya tidak terpuaskan, maka : - Karyawan tersebut akan keluar dari organisasi atau perusahaan, karena dia tidak merasakan bahwa apa yang dia inginkan semula sebelum menjadi anggota organisasi dapat diperoleh. - Jika orang atau karyawan tersebut belum melihat kesempatan lain yang lebih baik diluar organisasi, dia mungkin masih akan tetap tinggal, tetapi dia akan bekerja dengan cara yang tidak produktif. Artinya dia akan bekerja dalam batas yang organisasi/perusahaan tetapkan, tanpa adanya keinginan untuk menciptakan hasil karya yang lebih baik, lebih besar dari batasan yang organisasi tentukan. Secara umum kebutuhan manusia itu dibagi menjadi dua katagori, yaitu : 1. Kebutuhan biologis Setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi agar tetap hidup. Kebutuhan ini meliputi air, udara, makanan, perumahan dan pakaian. 2. Kebutuhan sosial Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan penghargaan, persahabatan dan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan. Masing- masing dari kebutuhan ini mempunyai perbedaan bagi masing-masing orang mengenai kebutuhan mana yang dianggap kuat dan penting. b. Keragaman dan Perbedaan Individu
Keragaman individu seperti etnik, ras, umur, latar belakang
pendidikan dan sebagainya perlu dipelihara karena merupakan potensi yang bisa dikembangkan oleh perusahaan. Sebagai contoh dengan mengembangkan keragaman dalam bekerja dapat dipergunakan untuk pendekatan kepada pelanggan. Dalam dunia pekerjaan banyak keragaman yang melatar belakangi para karyawan antara lain sebagai berikut : 1. Demografi (kependudukan) Perbedaan demografi, dengan latar belakang karakteristik demografi atau kadang-kadang disebut sebagai karakteristik biografi merupakan jantung dari keberagaman di dalam bekerja. Pendekatan dari biodata ini sangat penting untuk membangun jaringan antara karakteristik seseorang dan kinerja individu di dalam memelihara sumber daya manusia. 2. Kemampuan Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu dan kemampuan kerja dalam melaksanakan tugas dengan baik. Hal ini sangat penting sebagai bahan pertimbangan atasan untuk menempatkan seseorang dalam suatu jabatan. 3. Kepribadian Kepribadian merupakan perbedaan karakteristik individu, kepribadian adalah gambaran profil seseorang atau merupakan kombinasi dari karakteristik dan keunikan seseorang secara alami dan interaksi dengan yang lainnya. Kepribadian dapat juga dikatakan kombinasi antara seperangkat fisik dan karakteristik mental seseorang. Kepribadian dapat dilihat dari perilaku sendiri seperti bagaimana cara dia berbicara, bertindak, berpakaian, berjalan dan melakukan sesuatu dan lain sebagainya. 4. Nilai Nilai dapat diartikan sebagai keyakinan yang menyeluruh yang memberikan arahan untuk bertindak. Nilai juga dapat mencerminkan perasaan benar dan salah dan cenderung dapat mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku. Nilai juga bersumber dari beberapa faktor seperti, dari guru, teman atau dari kelompok eksternal, dimana semuanya dapat mempengaruhi nilai seseorang. Penilaian dalam lapangan kerja terdiri dari empat nilai, yaitu : • Achievement, Nilai untuk mendapatkan sesuatu dan bekerja keras untuk mengatasi kesulitan hidup • Helping and concern for others, Peduli pada yang lain serta menolong yang lainnya • Honestly, Nilai kejujuran dan mengerjakan sesuatu yang menurutnya benar • Fairness, Tidak memihak dan berbuat sesuatu dengan menyeluruh dan penuh perhatian. 5. Sikap Kesiapan mental untuk merespons sesuatu, baik yang negative maupun yang positif. Sikap didampingi oleh sesuatu yang terjadi sebelumnya (antecedent) dan hasil (result) yang diperoleh. Antecedent cenderung lebih bersifat kognitif seperti keyakinan terhadap sesuatu, pendapat, pengetahuan atau informasi yang dimiliki. Sedang sikap sendiri cenderung pada komponen efektif yang merupakan pengaruh dari antecedent. Dua komponen perilaku adalah hasil dari sikap dan ia merupakan kesiapan mental untuk berbuat dengan cara tertentu. 5 sikap karyawan yang kurang disenangi atasan : 1. Sulit Bekerjasama. Pekerjaan seperti apapun tentunya akan sukses dikerjakan jika terjalin kerjasama yang baik antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. 2. Sering Mengeluh. Saat kita menghadapi persoalan, baik yang berhubungan dengan pekerjaan atau keluarga sering kali kita mengeluh, menyesali diri sendiri, cerita kesana kemari sehingga akhirnya diketahui atasan. Maka sikap seperti ini akan menjadi penilaian negatif dari atasan. Setiap orang pasti memiliki masalah, hanya saja ada yang menghadapinya dengan tegar dan ada yang tidak. 3. Perhitungan. Memang benar bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan harus ada hasilnya. Namun jika setiap saat menuntut bayaran, uang lembur dan naik gaji untuk tugas yang sesekali datang di hadapan kita, bisa jadi atasan menilai kita terlalu perhitungan dan kurang peka terhadap situasi pekerjaan. 4. Menolak Mengakui Kesalahan. Tidak ada seorang pun yang sempurna di dunia ini termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas dari atasan. Pasti suatu saat kita pernah melakukan kesalahan. Jika kita berbuat salah baik yang disengaja ataupun tidak maka kita harus berani mengakuinya dan persiapkan langkah-langkah yang tepat untuk memperbaikinya. 5. Pasif. Seorang atasan tidak selalu menjelaskan sedetail-detailnya tugas atau pekerjaan yang dibebankan ke kita. Karena itu kita harus aktif dan cepat tanggap mengatasi setiap persoalan yang muncul karena tugas tersebut. C. Individu dan Organisasi Suatu organisasi membantu anggotanya menetapkan dan mengukur tujuannya. Seseorang bisa mempunyai tujuan personalnya, seperti memperoleh uang, menjalin persahabatan, dan diakui sebagai orang yang memiliki kemampuan. Tetapi organisasi/perusahaan dapat menetapkan tujuan-tujuan itu lebih tepat, dengan menyusun struktur gaji dan system bonus, perusahaan dapat menetapkan tujuan-tujuan itu dengan lebih baik bagi personal karyawannya yang menyangkut masalah keuangan. • Suatu organisasi yang berhasil Organisasi atau perusahaan yang dapat mencapai tujuan sementara dalam membantu anggotanya mencapai tujuan mereka. Organisasi yang responsive : Dapat menarik orang-orang yang berbakat dan mendayagunakan kemampuannya secara tepat dalam organisasi Organisasi atau perusahaan lebih mungkin untuk mencapai tujuannya sendiri apabila dapat memberdayakan anggotanya secara baik dan terprogram melalui suatu strategi perencanaan sumber daya manusia. Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya juga berarti memenuhi kebutuhan organisasi itu sendiri.