Anda di halaman 1dari 1

1

“Menunda amal karena menunggu waktu yang luang


termasuk tanda kebodohan”
--Ibnu Atha’illah al-Iskandari--

Jika seorang murid menunda-nunda amal yang bisa mendekatkannya


kepada Tuhannya karena merasa tidak memiliki waktu luang disela kesibukan
duniawinya, tindakan itu merupakan tanda kebodohan jiwanya. Disebut bodoh
karena ia telah menunda amalnya dengan menunggu waktu luang. Padahal, bisa
jadi alih-alih mendapatkan waktu luang untuk beramal ibadah, justru ajal yang
menjemputnya tiba-tiba. Bisa jadi juga, justru kesibukannya semakin bertambah
karena kesibukan dunia pasti akan terus bertumpuk sebab satu sama lain saling
berkaitan.
Bahkan, andai kata ia mendapatkan waktu luang, tentu tekad dan niatnya
pun sudah melemah. Oleh karena itu, sepatutnya ia segera bangkit melakukan
amal-amal yang mendekatkan dirinya kepada Tuhannya sebelum terlambat.
Pepatah mengatakan, “waktu ibarat pedang. Jika kau tidak bisa
menggunakannya, niscaya ia akan menebasmu.”

(Ulasan oleh Syekh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati)

Anda mungkin juga menyukai