tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 31 UUD 1945, sebagai dasarnya
adalah hasil amandemen UUD 1945 ke IV (empat). Hasil amandemen UUD 1945 Ke IV
Ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
Undang undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga
terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah terkait dalam
pengajaran”. Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah Republik
banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa memenuhi wajib belajar 9 tahun.Secara
garis besar kendala yang menyebabkan itu semua adalah biaya pendidikan di Negara ini
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Ayat ini secara khusus berbicara tentang
pendidikan dasar 9 tahun (tingkat SD dan SLTP), bahwa target yang dikehendaki adalah
warga negara yang berpendidikan minimal setingkat SLTP. Ada dua kata "wajib" dalam
ayat ini yang berimplikasi terhadap pelaksanaan lebih lanjut program wajib belajar. Di
antaranya adalah setiap anak usia pendidikan dasar (6-15 tahun) wajib bersekolah di SD
dan SLTP. Karena sifatnya wajib, bila tidak, semestinya ada sanksi hukum terhadap
keluarganya dan juga bagi anaknya. Sanksi apa yang dikenakan kepada mereka,
haruslah jelas. Tidak boleh lagi ada alasan bahwa seorang anak tidak bersekolah karena
pemerintah wajib membiayainya. Diakui bahwa saat ini wajib belajar pendidikan dasar
cukup berhasil, paling tidak secara kuantitatif. Dalam ayat 2 ini juga mewajibkan
satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
aklaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang-
terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta aklaq mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.” Hal ini berarti lebih mempertegas, memperkuat dasar, arah dan
tujuan pendidikan nasional kita yang selama ini kata iman dan taqwa dan seterusnya itu
hanyalah dimuat dalam UU sistem pendidikan. Harapan dan tujuan lebih jauh dengan
manusia yang beriman, bertaqwa, dan bermoral adalah bangsa ini akan dapat mencapai
suatu keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang bebas dari korupsi, kolusi,
kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
nasional.” Mencermati pasal 31 ayat 4 ini rupanya wakil rakyat memiliki kesadaran dan
keinginan yang kuat untuk merombak anggaran pendidikan yang selama ini berkisar
antara 3 sampai dengan 7 % menjadi sedikitnya 20%. Hal ini belum lagi ditambah tidak
Kalimantan Timur belum dapat merealisasikan amanat UUD itu. Memang ada sebagian
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan
tehnologi ini hendaknya mendasarkan diri pada nilai-nilai agama yang transendental dan
universal untuk kesejahteraan umat manusia dan memajukan peradapan serta persatuan
bangsa.
tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah
dan berkelanjutan mengenai wawasan nusantara. Hal ini bisa dilihat dari
hanya mendapat sorotan sekitar 2-2,5 jam. Hal ini akan berdampak pada
Kurangnya rasa kecintaan pada tanah air tersebut juga akan berdampak lebih
jauh lagi pada saat para siswa/mahasiswa sudah selesai dalam menempuh
pendidikan dan sudah waktunya dalam memilih pekerjaan. Orientasi utama pada
saat itu kemungkinan besar hanya berorientasi pada segi material, yang jelas
tingkat Perguruan Tinggi dimana mata kuliah Agama hanya mendapat sorotan
agama merupakan pembentuk terbaik serta utama bagi kepribadian dan moral
Dengan kata lain, pendidikan kita disorot dari segi moral, akidah, serta akhlak
kepribadian yang produktif serta mampu bersaing di masa yang akan datang.