PENGOBATAN PASIEN TB
Pada modul ini ada 12 topik materi yang akan dibahas yaitu: tujuan dan prinsip
pengobatan pasien TB, paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), Pengobatan TB pada
pasien dewasa dan pasien anak, penetapan PMO dan tempat pengobatan, Efek
samping OAT, Tata Laksana Pasien Berobat Tidak Teratur, pemantauan kemajuan
pengobatan, penetapan hasil akhir pengobatan, logistik TB dan pengisian form
TB.01 dan TB.02
POKOK MATERI
1. Tujuan pengobatan pasien TB
2. Prinsip pengobatan pasien TB
URAIAN MATERI
Tujuan Umum
Peserta mampu memahami tentang Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Tujuan Khusus
Peserta mampu menjelaskan:
1. Definisi OAT
2. Jenis dan kisaran dosis OAT yang digunakan di Indonesia
3. Paduan OAT, peruntukkan, cara meminum dan cara kerja OAT dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Pokok Materi
1. Definisi OAT
2. Jenis dan Kisaran dosis OAT yang digunakan di Indonesia
3. Paduan OAT, peruntukkan, cara meminum dan cara kerja OAT dalam setiap
tahapan pengobatan TB
Uraian Materi
1. Definisi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) adalah komponen terpenting dalam
pengobatan TB, yang merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB
OAT lini kedua merupakan OAT yang diberikan pada pasien TB yang
sudah resistan terhadap OAT lini pertama (pasien TB Resistan Obat).
Setelah mengetahui jenis OAT lini pertama dan lini kedua, cara kerja
serta efek sampingnya, maka kita akan mempelajari Paduan OAT dan
peruntukkannya.
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia ditetapkan mengacu pada
rekomendasi WHO dan International Standard for Tuberculosis Care/ISTC.
Paduan OAT terdiri dari OAT Kategori 1 dan Kategori 2, Kategori Anak dan
Kategori Pengobatan untuk Pasien TB Resistan Obat
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia dikemas dalam bentuk Kombinasi Dosis
Tetap (KDT)/Fixed Dose Combination (FDC) dan dalam bentuk obat lepas
(Kombipak)
SEKARANG SAYA TAHU:
Kegiatan Belajar 3
PENGOBATAN TB PADA PASIEN DEWASA
Tujuan Umum
Peserta dapat memahami pengobatan TB pada pasien TB dewasa
Tujuan Khusus
Peserta dapat menjelaskan:
Paduan OAT pasien TB dewasa
Dosis OAT bagi pasien TB dewasa
Pokok Materi
Materi yang akan dibahas pada kegiatan belajar ini adalah paduan dan dosis OAT
bagi pasien TB dewasa
Uraian Materi
Seperti telah disampaikan pada materi sebelumnya, paduan pengobatan TB terdiri
dari Kategori-1 dan Kategori-2 dengan kemasan KDT dan Kombipak. Tabel berikut
memperlihatkan kisaran dosis pengobatan TB untuk tiap jenis OAT, sesuai kisaran
dosis dengan pengelompokan Berat Badan pasien TB, baik untuk KDT maupun
kombipak.
Kisaran dosis OAT lini pertama bagi pasien dewasa
Dosis
Harian 3 x / minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum Kisaran dosis Maksimun/
(mg/kg BB) (mg) ( mg/kg BB ) hari (mg)
Isoniazid 5(4–6) 300 10 ( 8 – 12 ) 900
Rifampisin 10 ( 8 – 12 ) 600 10 ( 8 – 12 ) 600
Pirazinamid 25 ( 20 – 30 ) - 35 ( 30 – 40 ) -
Etambutol 15 ( 15 – 20 ) - 30 ( 25 – 35 ) -
Streptomisin 15 ( 12 – 18 ) - 15 ( 12 – 18 ) 1000
Catatan:
Untuk pasien yang berumur >60 tahun tidak mungkin bisa diberikan Streptomycin
dengan dosis >500 – 750 mg/hari. Beberapa buku rujukan menganjurkan
penurunan dosis menjadi 10 mg/kg/BB/hari. Pada pasien dengan berat badan < 50
kg mungkin juga tidak dapat diberikan dosis diatas 500 – 750 mg/hari.
Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB pada keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
Jumlah hari menelan obat dalam 1 bulan adalah 28 hari, sehingga untuk tahap awal
2 bulan = 2 X 28 hari (dosis harian) = 56 hari (=56 dosis harian)
Untuk tahap lanjutan, pasien TB menelan obat 3 kali seminggu, sehingga untuk 1
bulan jumlah hari menelan obat adalah 3 kali X 4 minggu= 12 hari menelan obat (=
12 dosis harian), sehingga pada tahap lanjutan Kategori-2 jumlah dosis harian yang
harus diminum adalah 5 bulan X 3 kali/mg X 4 minggu= 60 hari menelan obat (=60
dosis harian)
Dosis paduan OAT Kombipak untuk Kategori 2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Etambutol Jum
lah
Tablet Kaplet Tablet
Tahap Lama Tab Tab hari/
Isoniasid Rifampis Pirazina Streptom
Peng- Peng- let @ let @ kali
@ 300 in @ 450 mid @ isin
obatan obatan 250 400 mene
mg mg 500 mg injeksi
mg mg lan
obat
Tahap
56
Inten sif 2 bln 1 1 3 3 - 0,75 gr
(dosis 1 bln 1 1 3 3 - -
28
harian)
Tahap
Lanju tan
5 bln 2 1 - 1 2 - 60
(dosis 3x
se mggu)
Catatan:
2. Kisaran dosis pengobatan TB untuk tiap jenis OAT sesuai pengelompokan Berat
Badan pasien TB, baik untuk KDT maupun kombipak.
Kegiatan Belajar 4
PENGOBATAN TB PADA PASIEN ANAK
Tujuan Umum
Peserta dapat memahami pengobatan TB pada pasien anak
Pokok Materi
1. Tatalaksana medikamentosa TB Anak
2. Prinsip pengobatan TB pada pasien Anak
3. Paduan OAT TB Anak, dosis dan efek samping
4. Paduan OAT TB Anak dan peruntukkannya
5. Tahapan pengobatan, jenis dan lama pengobatan pada pasien TB Anak
6. Pengobatan ulang pada pasien TB Anak
Uraian Materi
Pengobatan TB pada anak
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam tatalaksana TB Anak adalah:
Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah:
OAT paket Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT).
Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2 (HRZ)/4 (HR)
Dosis disesuaikan dengan berat badan pasien.
Paket KDT untuk tahap awal, yaitu Rifampisin (R) 75mg, INH (H) 50 mg,
dan Pirazinamid (Z) 150 mg
Keterangan:
Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak
boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer
4. Paduan OAT TB Anak dan peruntukkannya
TB paru dengan
tanda-tanda
kerusakan luas:
4 mgg dosis penuh- 9-12
b. TB milier
7-10HR kemudian tappering off bulan
c. TB +
destroyed
lung
2HRZ+E atau S
4 mgg dosis penuh-
Meningitis TB
kemudian tappering off
2 mgg dosis penuh-
Peritonitis TB
10HR kemudian tappering off 12 bulan
2 mgg dosis penuh-
Perikarditis TB
kemudian tappering off
Skeletal TB -
Berbeda dengan pengobatan pada pasien TB dewasa, baik pada tahap awal
maupun tahap lanjutan pengobatan pasien TB anak diberikan setiap hari.
Jenis obat yang digunakan pada tiap tahapan dan lamanya pengobatan sudah
dipelajari pada materi sebelumnya.
a. Tahap Awal, selama 2 bulan pertama. Pada tahap intensif, diberikan minimal
3 macam obat, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat
ringannya penyakit.
b. Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya, tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit.
Catatan:
Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak diberikan setiap hari
untuk mengurangi ketidak teraturan minum obat yang lebih sering terjadi jika
obat tidak diminum setiap hari.
6. Pengobatan ulang TB pada Anak
a. Anak yang pernah mendapat pengobatan TB, apabila datang kembali dengan
keluhan gejala TB, perlu dievaluasi apakah anak tersebut benar-benar
menderita TB.
b. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan dahak atau sistem
skoring.
c. Evaluasi dengan sistem skoring harus lebih cermat dan dilakukan di fasilitas
rujukan.
d. Apabila hasil pemeriksaan dahak menunjukkan hasil positif, maka anak
diklasifikasikan sebagai kasus Kambuh.
Keadaan khusus adalah keadaan pada saat seorang pasien TB dalam menelan OAT
mengalami kondisi yang perlu perhatian khusus (kehamilan, ibu menyusui, WUS
penggunaan kontrasepsi), dan keadaan dimana selain menderita penyakit TB pada
saat yang bersamaan juga menderita penyakit ko infeksi yang lain. Kondisi dengan
penyakit penyerta ini dapat mempengaruhi respons atau hasil pengobatan TB. DPM
harus dapat mengidentifikasi kasus khusus ini dan memberikan pengobatan yang
dapat mendukung hasil yang optimal.
Tujuan Umum
Peserta mampu memahami pengobatan pasien TB pada keadaan khusus
Tujuan Khusus
Peserta dapat menjelaskan cara pengobatan TB pada:
1. Kehamilan
2. Ibu menyusui dan bayinya
3. Pasien TB pengguna kontrasepsi
4. Pasien TB dengan kelainan hati
5. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
6. Pasien TB dengan Diabetes Mellitus
7. Pasien TB yang mendapat tambahan kortikosteroid
8. Pasien TB dengan Indikasi operasi
Pokok Materi
Pengobatan pasien TB pada:
1. Kehamilan
2. Ibu menyusui dan bayinya
3. Pasien TB pengguna kontrasepsi
4. Pasien TB dengan kelainan hati
5. Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
6. Pasien TB dengan Diabetes Mellitus
7. Pasien TB yang mendapat tambahan kortikosteroid
8. Pasien TB dengan Indikasi operasi
Uraian Materi
1. Kehamilan
Menurut WHO, sebagian besar OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin
karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta.
Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan
keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan.
Keberhasilan pengobatan TB pada kehamilan sangat penting agar bayi yang akan
dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular TB.
Pemberian OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik,
ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Sebaiknya
dirujuk ke Faskes rujukan untuk penatalaksanaan spesialistik.
Semakin berat atau tidak stabil penyakit hati yang diderita pasien
TB, harus menggunakan semakin sedikit OAT yang hepatotoksik.
Konsultasi dengan seorang dokter spesialis sangat dianjurkan.
Pemantauan klinis dan LFT (Liver Function Test) harus selalu dilakukan
dengan seksama
Pasien dengan penyakit ginjal sangat berisiko untuk terkena TB khususnya pada
pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Risiko untuk mengalami efek samping obat pada pengobatan pasien TB dengan
gagal ginjal kronis lebih besar dibanding pada pasien TB dengan fungsi ginjal
yang masih normal.
Pasien TB dengan penyakit ginjal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah:
Sebagai acuan, tingkat kegagalan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronis
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pengawas menelan obat Dalam tatalaksana pasien TB, agar pasien TB dapat
(PMO)Petugas kesehatan, sembuh, sangat penting dipastikan bahwa pasien
keluarga menelan seluruh obat yang diberikan sesuai anjuran
dengan cara pengawasan langsung oleh seorang
PMO (Pengawas Menelan Obat) yang disepakati
bersama pasien agar mencegah terjadinya resistensi
obat. Selain PMO, pemiilihan tempat pemberian
Tempat pengobatan
pengobatan juga harus disepakati bersama pasien
RS, Puskesmas, Klinik agar dapat memberikan kenyamanan. Pasien bisa
memilih tempat pelayanan kesehatan terdekat
dengan kediamannya. Apabila tidak ada faktor
penyulit, pengobatan dapat diberikan secara rawat
jalan.
POKOK MATERI:
1. Pengawas Menelan Obat (PMO)
Persyaratan PMO
Siapa yang dapat menjadi PMO
Tugas seorang PMO
Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan kepada
pasien dan keluarganya
2. Penentuan tempat pengobatan
URAIAN MATERI
a. Persyaratan PMO
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien.
Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
pasien