CL 1,2,3,4
Armand Achmadsyah
Diadikma Belarosa
Filbert Kurnia Liwang
Kanthi Soraca W.
M. Habiburrahman
Missy Savira
Nagita Gianty Annisa
Tutug Kinasih
Tentir
Harits Adi Putra
Quality Control
COLLABORATIVE LEARNING 1
JUDUL
Kriteria judul yang baik untuk proposal, antara lain:
1. Judul dapat menggambarkan keseluruhan isi dari rencana penelitian
2. Judul ditulis dalam frase yang sederhana (tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang). Maksimal 20 kata
3. Judul harus menggunakan ejaan yang baku
4. Di dalam judul terdapat masalah apa yang ingin atau akan diteliti, hubungan masalah
dengan hal yang mau atau ingin diteliti, pada siapa penelitian dilakukan, dimana tempat
penelitian dilakukan, dan juga kapan penelitian dilakukan.
5. Ada lokasi dan tahun dilakukannya penelitian
1. KOMPONEN SPQR
S dalam SPQR sendiri adalah situation. Situation memiliki arti bagaimana kondisi pada
saat terjadinya penelitian. P adalah problem. Problem terdiri dari faktor apa saja yang
akan berkaitan dengan suatu hal yang diteliti. Q adalah question. Di dalam question
dapat dijelaskan mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang ditulis dan
juga apa yang harus dikembangkan dari penelitian tersebut. Sementara itu, R adalah
respon. Respon adalah bagaimana tindakan kita terhadap masalah yang ada, mengapa
penelitian perlu untuk dilakukan, kepada siapa, kapan, dan dimana penelitian akan
dilakukan.
Selain itu, latar belakang masalah juga perlu untuk melihat segi FINER
1. Feasible : Mungkin untuk dicapai dalam banyak segi (ekonomi, sdm, peralatan, dll)
2. Interesting : Menarik untuk peneliti
3. Novel : Sesuatu hal yang baru datau inovasi dari yang sudah ada
4. Ethics : Sesuati dengan etika yang berlaku
5. Relevant : Sesuai dengan perkembangan teknologi dan sains
IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian adalah inti dari semua pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian tidak boleh memiliki makna ganda. Selain itu, pertanyaan
penelitian juga harus penting dan relevan untuk dinyatakan serta etis untuk ditanyakan.
PENELURUSAN LITERATUR
Penelurusan literature adalah pencarian bahan bacaan yang sistematis berdasarkan studi
literature (terhadap teori-teori yang dianggap valid). Berikut ini adalah syarat penelusuran
literature yang baik:
1. Sumber yang dipakai harus valid dan terpercaya
2. Harus relevan atau sesuai dengan teori, metode dan analisis data yang digunakan
3. Bersifat up to date
PLAGIARISME
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, “plagiat merupakan
perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara
TUJUAN KHUSUS
Hal-hal yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. Jumlah tujuan khusus harus
sama dengan jumlah hipotesis dan kesimpulan yang harus ada dalam penelitian
MANFAAT PENELITIAN
Hal-hal umum yang diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar.
Contoh dari manfaat penelitian:
Pengembangan iptek
Dapat diaplikasikan atau diterapkan di masyarakat
Menciptakan produk dan teknologi baru di dunia industry
Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan atau program baru
Mengembangkan ilmu pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka suatu proposal adalah rincian mengenai apa saja yang akan dibahas pada
latar belakang masalah
Ciri-ciri :
Menguraikan lebih mendalam aspek-aspek teoritis yang mendasari penelitian
Bersifat logis dan biasanya berupa gabungan dari banyak teori
Kerangka teori adalah tinjauan pustaka yang diringkas/diterjemahkan yang dibuat dalam
bentuk skema atau alur diagram agar pembaca lebih mudah memahami alur berpikir si
penulis. Membahas hubungan antara berbagai variable yang dianggap berpengaruh dalam
penelitian tersbut dan membahas keterkaitan antar variable tersebut yang dianggap
penting dalam peecahan masalah.
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang diteliti. Kerangka konsep
menggambarkan hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam diagram jadi masalah
yang diteliti lebih gampang dipahami.
VARIABEL PENELITIAN
Menurut buku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis1, variabel adalah karakteristik
subyek penelitian yang mengalami perubahan dari satu subyek ke subyek yang lain.
Variabel merupakan karakteristik dari suatu subyek dan bukan merupakan subyek itu
sendiri. Contoh, varible bukan badan, kelamin, darah, atau hemoglobin namun tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin.
Penelitian merupakan proses memecahkan suatu masalah yang belum teruji atau masih
dipertanyakan. Proses penelitian terjadi dalam sebuah siklus yang dikenal sebagai siklus
empiris penelitian. Siklus ini dimulai dari penemuan masalah hingga pemecahan masalah
tersebut didapatkan dan ditemukan masalah baru (ketidaksesuaian). Berikut ini adalah
tahapan-tahapan dalam siklus empiris penelitian:
1. FASE OBSERVASI
Peneliti melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menyusun berbagai fakta di
lingkungan, serta merumuskan masalah yang ada di dalamnya.
2. FASE INDUKSI
Proses penyusunan hipotesis umum berdasarkan masalah dan fakta-fakta yang
ditemukan pada fase sebelumnya.
3. FASE DEDUKTIF
Melakukan penalaran yang bersifat deduktif untuk mentransformasikan hipotesis umum
menjadi hipotesis khusus (prediksi eksplisit dalam penelitian).
4. FASE EKSPERIMEN
Melakukan pengujian terhadap hipotesis secara langsung untuk membuktikan kebenaran
dari hipotesis yang diajukan.
5. FASE EVALUASI
Hasil yang telah didapatkan dari fase eksperimen dievaluasi dan dijadikan bahan untuk
menarik kesimpulan penelitian. Jika hasil eksperimen sesuai dengan harapan, maka
hipotesis penelitian dinyatakan terbukti benar. Namun, temuan dari suatu penelitian
dapat berubah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan
bahwa temuan penelitian menjadi tidak valid di masa depan. Jika hal itu terjadi, maka
siklus empiris akan berulang dan kembali ke fase observasi.
FKUI 2015 SOLID Page 8
Selain itu, terdapat pula pendapat lain mengenai tahapan siklus empiris penelitian, yaitu:
1. Observasi dan Penemuan Masalah
Seorang peneliti melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar dan menemukan
adanya suatu kesenjangan antara fakta yang ada dengan hal yang semestinya.
Ketidaksesuaian tersebut melahirkan suatu masalah yang harus dipecahkan melalui suatu
penelitian.
2. Pencarian Informasi dari Literatur
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mencari berbagai informasi yang sudah
didapatkan oleh penelitian terdahulu mengenai masalah baru yang akan diteliti. Hal ini
menjadi penting karena pencarian informasi dapat memperkaya dasar ilmu pengetahuan
yang dimiliki oleh peneliti dan membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
3. Merumuskan pertanyaan
Masalah yang telah diketahui dan dibatasi secara jelas dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan yang menjadi dasar penelitian.
4. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap jawaban dari rumusan masalah
(pertanyaan) yang diajukan. Namun, hipotesis hanya dimiliki oleh penelitian analitik
(menganalisis hubungan sejumlah variabel) dan tidak dimiliki oleh penelitian deskriptif
(hanya bertujuan untuk mengumpulkan informasi).
5. Menjalin kerjasama penelitian
Kerjasama penelitian sangat penting karena membuat peneliti dapat saling bertukar
informasi sehingga diharapkan hasil penelitian memiliki sisi positif maksimal.
6. Mencari dana penelitian
Penelitian dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat pendanaan yang memadai.
Dana penelitian dapat bersumber dari peneliti sendiri atau pun pihak sponsor. Biasanya,
pihak sponsor lebih sering memberikan bantuan dana bila penelitian memiliki kriteria
feasible (mampu dilakukan), interesting (menarik), novel (mengandung hal baru),
ETIKA PENELITIAN
Etika dalam penelitian adalah sekumpulan prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral dalam
melakukan penelitian. Etika dalam penelitian dibagi menjadi
1. ETIKA DALAM TAHAP PERSIAPAN
Izin penggunaan data terhadap penelitian sebelumnya
Publikasi
Wajib mempublikasikan hasil penelitian supaya dapat bermanfaat bagi masyarakat
atau ilmuan lain
Tidak mempublikasikan karya yang sama ke lebih dari satu media
Harus mendapatkan tanggapan, pembahasan, dan kritik dalam forum ilmiah sebelum
di publikasi kepada publik. Sebab, kalau belum dibahas di forum ilmiah dan langsung
dipublikasi dikhawatirkan ada kesalahan hasil penelitian yang mungkin menyesatkan
publik.
ECOLOGICAL STUDY
Ecological study adalah sebuah desain penelitian observasional yang salah satu variabelnya
diukur dalam tingkat grup, bukan secara individual. Ecological study biasanya dilakukan
pada studi epidemiologis. Contoh dari variabel-variabel ini adalah tingkat insiden kanker di
suatu daerah, rata-rata pencahayaan sinar matahari yang diterima pada suatu daerah, atau
bahkan pelayanan preventif asuransi kesehatan. Tingkat kejadian penyakit di suatu daerah
kemudian dapat dibandingkan dengan tingkat kejadian di daerah lainnya yang memiliki
tingkat kejadian yang berbeda sehingga dapat dibandingkan dan diteliti .1
RUANG LINGKUP
RASIONALISASI
Ecological study dilakukan pada beberapa kondisi, yaitu jika: 2
Hipotesis yang diajukan relatif baru
Pengukuran di tingkat individu tidak memungkinkan
Desain penelitian di tingkat individu tidak memungkinkan (tidak etis)
Variabel yang ingin dipelajari adalah variabel ecological yang tidak berkorelasi dengan
variabel tingkat individu
Terdapat dana dan waktu yang terbatas untuk penelitian.
KELEBIHAN
Dapat menghemat waktu dan biaya
Sederhana dan Mudah dipahami
Sangat baik jika dalam masyarakat memiliki factor resiko yang sama
Dapat menilai keefektifan suatu tindakan preventif atau promotif pada masyarakat
Dapat memanfaatkan informasi yang telah tersedia
Dapat melihat kecenderungan pada tingkat komunitas, kelompok bahkan tingkat
nasional
KELEMAHAN
Bisa terjadi kesalahan atau bias korelasi
Tidak dapat mengontrol adanya variabel pengganggu
Studi ekologi tidak dapat digunakan untuk menganalissi hubungan sebab akibat kerena
dua alasan:
Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada
tingkat populasi dan individu
Studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
FKUI 2015 SOLID Page 12
Kesimpulan yang dihasilkan dari ecological study juga tidak dapat berupa kesimpulan
sebab-akibat. Misalnya, korelasi yang positif antara tingkat kejadian kanker dengan rata-
rata asupan lemak di suatu daerah tidak dapat disimpulkan sebagai “asupan lemak yang
tinggi menyebabkan kanker”. Kesalahan dalam pengambilan kesimpulan ini disebut
ecological fallacy.3
TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling (pengumpulan data) pada ecological study biasanya dilakukan dengan
pengumpulan data sekunder dari instansi-instansi terkait, dan bukan diambil secara
individual. Misalnya, data tentang curah hujan bisa didapatkan dari badan meteorologi,
sedangkan rata-rata tekanan darah bisa didapatkan dari rumah sakit atau dinas kesehatan.
Kunci sukses dalam pengumpulan data ini adalah mengumpulkan data yang memiliki
variabel-variabel yang bisa dibandingkan.5
Hal yang perlu diingat adalah pada ecological study tidak terdapat tahap pengambilan
sampel karena sampel dan data didapatkan pada tahapan penelusuran literatur.
KOHORT
DEFINISI DESAIN PENELITIAN COHORT
Penelitian atau study Cohort merupakan sebuah metode penelitian dimana subjek yang
diberi perlakuan dan difollow up (mengalami kondisi tertentu atau menerima pengobatan
tertentu dari waktu ke waktu) kemudian dibandingkan dengan subjek atau kelompok lain
yang tidak terpengaruh oleh suatu perlakuan atau kondisi tertentu. 1
Penelitian yang bersifat prospektif ini mencoba mencari tahu sebab dan akibat. Secara garis
besar, penelitian kohor digambarkan dengan alur:
a. Awal penelitian, kelompok terkena penyakit (terpajan) dan kelompok tidak terpajan
belum menunjukkan gejala.
b. Pengamatan secara prospektif dilakukan.
c. Pengamatan dilakukan untuk mencari efek pada kedua kelompok penelitian.
d. Insidensi penyakit (efek) dibandingkan pada subjek positif (sakit) yang memiliki faktor
risiko positif maupun negatif.5,6
Secara sederhana digambarkan bahwa pada penelitian kohort membandingkan dua grup
atau kelompok masyarakat, dimana satu kelompok mengalami paparan ( exposure ),
sedangkan kelompok yang lain tidak mengalami paparan, kemudian dibandingkan akibat
yang ditimbulkannya. Setelah paparan terjadi, kemudian diamati sampai waktu tertentu
hingga timbulnya penyakit dan dilakukan pengumpulan data, ini dinamakan cohort
prospective. Sedangkan bila paparan dan penyakit yang diteliti terjadi sebelum
pengumpulan data disebut cohort retrospective. Lama waktu untuk penelitian kohort
bergantung pada penyakit atau kasus yang diteliti, untuk ini harus merujuk pada literatur
yang ada.
RUANG LINGKUP
KELEBIHAN DESAIN PENELITIAN COHORT
Kelebihan penggunaan desain penelitian kohort adalah2:
Dapat menghitung angka insidens
Dapat menghitung laju insiden dan mempelajari perkembangan penyakit (fisik,
fisiologis, kimis, mental, dan lain-lain)
Tepat untuk mempelajari penyakit atau keadaan yang banyak (prevalensi > 20%)
Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang
Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan (faktor)
Dapat menerangkan “temporal relationship” antara paparan dan outcome (penyakit)
KEKURANGAN DESAIN PENELITIAN COHORT
Kekurangan dan keterbatasan dari desain penelitian ini adalah2:
Dana yang dibutuhkan banyak
Memerlukan waktu lama
Jenis variable dapat berfungsi berbeda bergantung pada konteks penelitian. Misalnya
Pada penelitian tetang risiko terjadinya hipertensi, tekanan darah merupakan
variable terikat (dengan variable bebas misalnya faktor genetic, konsumsi garam,
merokok, kegemukan, kebiasaan olahraga).
Pada studi penyebab kematian pada manula, hipertensi adalah (salah satu) variabel
bebas dengan variabel tergantung kematian.
Pada studi hubungan antara diabetes dengan stroke, hipertensi merupakan variabel
perancu (confounder) karena berhubungan dengan diabetes dan dengan stroke
(llhat bawah).
a. Variabel perancu atau sering disebut juga confounding variable adalah jenis variable
yang memiliki hubungan dengan variable bebas dan terikat, tetapi tidak bisa disebut
sebagai variable antara.
b. Keberadaan variable ini secara langsung tak langsung memengarugi validitas
penelitian. Identifikasi ini sangat penting akrena apabila tidak, ia dapat membawa
penelitian ke hasil kesimpulan yang salah, misalnya disimpulkan terdapat hubungan
antar-variabel padahal sebenarnya hubungan tersebut tidak ada atau sebaliknya
disimpulkan tidak ada hubungan antar-variabel padahal sebenarnya hubungan
tersebut ada. 2
c. Pengaruh variable perancu terhadap hasil penelitian, dapat menimbulkan bias yang
serius, sehingga peneliti harus perupaya untuk :
Mengidentifikasi setiap variabel perancu
Menyingkirkan variable perancu
Dalam metode ini pengambilan sampel yang dipergunakan perlu diperhatikan lebih lanjut
dengan memperhatikan beberapa ketentuan yaitu3:
1. Populasi Penelitian
Data penelitian yang diperoleh dari sample populasi deangan mempertimbangkan
Keterkaitan antara individu dengan populasi, Prosedur dan jenis penelitian. 3
Rumus Pengambilan Sample yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control
maupun kohort adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja
untuk penelitian kohort, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).
Pada penelitian kohort harus ditambah dengan jumlah loss to follow atau akan lepas selama
pengamatan, biasanya sih 15%. Jadi sampel yang diperlukan menjadi
Jumlah sample total = n(1+0,15)
Contoh:
Kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian tentang pengaruhpemberian ASI
eksklusif terhadap berat badan bayi.
Diketahui
Tingkat kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05,
Tingkat kuasa/power 90 % atau ß=0,10,
Outcome yang diamati adalah berat badan bayi (nilai asumsi SD=0,94 kg)
Maka perkiraan jumlah sampel tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak
terpapar adalah:
Perlu diingat bahwa pada kohort kita harus menambahnya dengan jumlah lost to follow
yakni angka lepas selama pengamatan sekitar 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel
minimal yang diperlukan menjadi n= 52 + (52 x 0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi
sebanyak 60 bayi, sehingga total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.
Risiko adalah proporsi kelompok orang yang terkena penyakit pada periode waktu tertentu
risk = N of sick people / total population
RELATIVE RISK8
Relative Risk (RR) yaitu perbandingan insiden efek pada kelompok berfaktor resiko
terhadap insiden pada kelompok tanpa faktor resiko. RR digunakan sebagai indikator pada
penelitian kohort/prospektif
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑖𝑛 𝑒𝑥𝑝𝑜𝑠𝑒𝑑
Relative risk (RR) =
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑖𝑛 𝑛𝑜𝑛 −𝑒𝑥𝑝𝑜𝑠𝑒𝑑
ATTRIBUTED RISK8
Yaitu perbedaan antara angka insidens bagi mereka yang terpajan dan mereka yang tidak
terpajan faktor risiko. Fungsinya adalah untuk mengetahui besarnya rate (laju) insidens
yang dapat dikurangi apabila faktor risiko sebagai penyebab penyakit dihindarkan
AR = (angka insidens pada kelompok terpajan - angka insiden pada kelompok tidak
terpajan) x
100%
CONTOH KASUS
Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD. Untuk
penelitian ini diambil sebanyak 100 orang yang memakai IUD dan 100 orang bukan pemakai
IUD sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengamatan selama 5 tahun menunjukkan bahwa
dari 100 orang akseptor IUD terdapat insidens kehamilan di luar rahim sebanyak 15 orang
dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang. Hitunglah besarnya resiko relatifnya, AR!
Sangat penting bagi kita untuk memantau subjek terpapar, dengan cara:
Mengumpulkan informasi dasar, misalnya, alamat, nomor telepon dan alamat email tidak
hanya untuk subjek, tetapi juga untuk kemungkinan kontak seperti keluarga terdekat atau
teman dekat.
Jika memungkinkan, gunakan subyek yang lebih mudah untuk dilacak.
Mempertahankan kontak intensif melalui kontak pribadi, email, telepon, atau email.
Analisis Data
EXPERIMENTAL STUDY
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship) (Sukardi 2011:179).
Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono 2011:72).
Tujuan Penelitian = Mencari hubungan sebab akibat dimana peneliti melakukan intervensi
terhadap variable yang digunakan
BENTUK PENELITIAN
1. Eksperimental murni terjadi randomisasi
2. Eksperimental kuasi tidak terjadi randomisasi
FKUI 2015 SOLID Page 24
Control terhadap variable yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan
RUANG LINGKUP
Cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Contoh = efek penggunaan obat
Terdapat 3 cakupan =
Klinik sampai batas tertentu ideal
Laboratoriumideal
Lapangan factual
RASIONALISME
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat mengadakan
intervensi/perlakuan terhadap satu atau lebih kelompok eksperimenhasil dibandingkan
dengan kelompok control
KELEBIHAN
1. Lebih akurat daripada cross-sectional, studi kasus dan kohort
2. Cenderung menciptakan inovasi baru
3. Peneliti dapat mengontrol dan mengubah penelitian
4. Peneliti dapat menjelaskan hubungan sebab akibat dengan jelas
KEKURANGAN
1. Membutuhkan biaya yang lebih mahal
2. Membutuhkan waktu yang lebih realtif lebih panjang
3. Terkadang hasil penelitian sulit digeneralisasi
4. Terkadang terhambat oleh etik
5. Peneliti dapat mengubah nilai – nilai tertentu sehingga objektivitas menjadi berkurang
6. Terkendala oleh validitas ( internal dan eksternal )
7. Bergantung pada variable
8. Prosedur rumit
UJI KLINIS
Penelitian eksperimental terencana yang diaplikasi pada subjek manusia
Terdapat perlakuan intervensi pada peserta penelitian
VARIABEL
Variable yang akan diteliti
Variabel tercoba
o Disebut juga variable dependen
o Variabel yang dipelajari perubahan ( efek ) nya akibat perlakukan pada variable lain
Variable eksperimental
o Disebut juga variable perlakuan
o Variable yang dimanipulasi performance-nya untuk dipelajari efeknya pada variable
tercoba
Variable non-eksperimental
o Disebut juga variable luar/pengacu
o Variable yang mempunyai pengaruh terhadap variable tercoba
TEKNIK SAMPLING
Teknik Sampling pada penelitian eksperimental adalah probability sampling/ random
sampling
Randomisasi sederhana dilakukan pada subjek control dan perlakuan
Randomisasi blok menghindari adanya ketidakseimbangan subyek pada masing-
FKUI 2015 SOLID Page 26
masing kelompok
Randomisasi dalam strata digunakan apabila terdapat faktor yang dapat
mempengaruhi penelitian
PENGAMBILAN SAMPEL
Rumus untuk penelitian eksperimental dengan menggunakan dua kelompok dan dua
kelompok tersebut dipilih secara random
Dalam analisis data, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas data, bisa pake Shapiro-
Wilk (sampel < 30) atau Kolmogorov-Smirnov (sampel >30). Kalau data normal, analisis data
pake uji parametrik, misalnya uji T dan ANOVA. Kalau data tidak normal, analisis data pake
uji nonparametrik, misalnya Chi-Square.
Melakukan
Melakukan pengumpulan Mengolah dan
Menyusun laporan
percobaan data tahap kedua menganalisis data
(posttest)
JADWAL KEGIATAN
CASE-CONTROL STUDY
DEFINISI
Model penelitian yang berkaitan dengan kasus yang sudah terjadi. Pada desain studi ini
peneliti menggunakan logika terbalik, yaitu dengan menentukan efek terlebih dahulu lalu
mengidentifikasi faktor risiko.
Prinsipnya ialah kelompok yang mengalami kasus dipadankan dengan kelompok kontrol,
yang tidak mengalami kasus tersebut. Subjek penelitian diambil dari individu yang telah
terpapar oleh faktor risiko.
Pada kondisi kasus yang jarang, metode case-control menjadi pendekatan yang paling
feasible. Nama lain Case-comparison study/ Case-compeer study / Case-referent study /
Restrospective study
RUANG LINGKUP
RASIONALISASI
Desain studi case-control biasanya digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk
mengukur berapa besar peran faktor resiko dalam suatu kejadian penyakit. Misalnya
hubungan antara kasus kanker serviks dengan perilaku seks, hubungan status gizi balita
dengan pemakaian KB suntik pada ibu, dan sebagainya. Pada keadaan tertentu studi case-
control bisa saja menjadi satu-satunya jalan untuk mencari hubungan sebab-akibat yang
relevan ditempuh, yaitu pada kasus yang jarang ditemui.
KELEBIHAN
Studi case-control dapat menjadi satu-satunya jalan untuk meneliti kasus yang jarang
Cepat
Biaya relatif murah
Subjek penelitian yang dibutuhkan sedikit
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko dalam satu penelitian saja.
Dapat memunculkan hipotesis baru yang dapat dibuktikan dengan menggunakan studi
lainnya
KEKURANGAN
Recallbias, karena perolehan informasi mengandalkan daya ingat subjek atau rekam
medis. Subjek dengan efek lebih mengingat mengenai pajanan faktor risiko dibanding
subjek tanpa penyakit.
Validasi data kurang.
Sulit untuk meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kelompok control sebanding dalam
faktor eksternal dan sumber bias karena keduanya dipilih oleh peneliti.
Tidak bisa memberikan inciden rates.
Hanya berkaitan dengan satu efek
VARIABEL
FKUI 2015 SOLID Page 29
FAKTOR RISIKO
Nilai intensitas pajanan faktor risiko dapat diketahui melalui dosis, frekuensi, ataupun
lamanya pajanan. Sifatnya:
Dikotom apabila terdapat 2 kategori saja. Contohnya pernah minum jamu kuat atau
tidak.
Polikotom pajanan ditinjau lebih dari 2 tingkat, semisal tidak pernah, terkadang,
sering.
Kontinu mempunyai skala, misal usia dalam tahun, berat dalam kg, dst.
Ukuran pajanan yang berelasi dengan waktu dapat berupa lama durasi pajanan, kapan
saat pertama terpajan, atau kapan terkahir kali terpajan. Yang paling sering digunakan
ialah skala nominal dikotom.
EFEK / OUTCOME
Pemeriksaan efek merupakan konsentrasi utama. Ada beberapa efek / outcome yang
mudah dikenali seperti halnya anensefali (telah mengalami atau tidak mengalami efek),
namun ada pula yang membutuhkan diagnosis melalui laboratorium, pencitraan, dan
sebagainya. Belum lagi bila manifestasi klinis serta hasil laboratoriumnya bervariasi sesuai
dengan stadiumnya. Oleh karena itu perlu dijelaskan lebih rinci kriteria klinis seperti apa
yang diinginkan.
TEKNIK SAMPLING
Besar frekuensi pajanan faktor risiko pada populasi. Bila densitas pajanan terlalu kecil
atau terlalu besar, maka diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui perbedaannya.
Rasio odds paling kecil yang dianggap memiliki makna (R)
Derajat kemaknaan (alpha) serta kekuatan (power = 1-beta) yang dipilih
Rasio kasus dengan control. Jika control yang dipilih lebih banyak, maka jumlah kasus
bisa dikurangi, berlaku sebaliknya.
Menggunakan matching atau tidak untuk pemilihan control.
Suatu penelitian klinis dikatakan berarti bila hasilnya diperoleh secara klinis dan ditunjang
dengan uji statistika. Hasil klinis dengan perbedaan kecil menjadi bermakna bila besar
sampel sangat banyak. Sedangkan perbedaan hasil klinis yang signifikan menjadi tidak
bermakna bila besar sampel sangat sedikit. Faktor-faktor yang diperhatikan pada estimasi
besar sampel:
Perbedaan hasil klinis effect size (d)
Besar kesalahan tipe I (alfa) / hasil positif semu
Power (1-beta), beta = kesalahan tipe II / hasil negative semu
Karakteristik data simpangan baku / proporsi
Besar sampel
Setiap satu faktor tersebut mempengaruhi 4 faktor lainnya. Hasil dari perkalian kelimanya
merupakan sebuah konstanta yang mendasari estimasi besar sampel, rumusannya:
Mengacu pada rumus di atas, besar sampel hanya bergantung pada rasio odds (RO), zα a,
zßb, dan tidak bergantung dengan proporsi kontrol.
CROSS-SECTIONAL
DEFINISI
Penelitian cross-sectional merupakan studi observational yang sering dilakukan. Studi ini
merupakan pengamatan terhadap faktor risiko (exposure) serta penyakit (disease) pada
waktu yang sama di suatu populasi. Pengambilan variabel-variabel hanya dilakukan sekali,
Studi cross-sectional digunakan kepada penyakit yang memiliki onset yang lama dan durasi
penyakit yang panjang sehingga pasien baru mencari pertolongan pada tahap yang lebih
lanjut. Stuci cohort sulit diterapkan bila onset yang lama karena waktu yang dibutuhkan
terlalu lama untuk melakukan follow-up. Sedangkan penyakit yang memiliki durasi singkat
juga dihindari karena kesulitan untuk mendapatkan sampel dalam waktu singkat untuk
studi ini.
TEKNIK SAMPLING2
Teknik untuk mengambil data dapat dibagi berdasarkan data yang ingin diperoleh. Untuk
memperoleh faktor risiko, metode yang digunakan dapat berupa:
1. Kuesioner
2. Rekam medis
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan fisis
5. Prosedur khusus
Sedangkan untuk memperoleh data mengenai efek atau penyakit terentu yang dicari dapat
menggunakan yang disesuaikan dengan karakteristik penyakit yang dipelajari.
1. Kuesioner
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan khusus
RUANG LINGKUP
Rasionalitas penggunaan dari penelitian kualitatif yaitu pada saat tujuan dari penelitian
adalah untuk meneliti hal-hal yang tidak dapat diteliti dengan penelitian pragmatis.
Penelitian kualitatif cenderung menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” bukan
sekedar pertanyaan “apa”. Penelitian kualitatif juga berguna dalam mengidentifikasi faktor-
faktor yang tidak terlihat secara kasat mata (intangible) seperti norma sosial, status sosio-
ekonomi, etnisitas, dan agama.1,2
Hasil yang didapatkan melalui penelitian kualitatif umumnya mengacu kepada populasi
dengan karakter yang sama. Walau demikian, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
akan suatu fenomena sosial umumnya lebih penting dibanding hanya mengumpukan data
dan kemudian digeneralisasi. Selain itu, permasalahan yang diangkap umumnya bersifat
khusus dan unik. Karakteristik itulah yang kemudian membedakan penelitian kualitatif
dengan penelitian lainnya.1,2
Sebagai catatan, walau penelitian kualitatif dianggap sebagai oponen dari penelitian
kuantitatif, penelitian kualitatif ternyata juga dapat digunakan bersama penelitian
kuantitatif membentuk penelitian campuran yang dapat membantu menerjemahkan serta
memahami sebuah realita kompleks secara filosofis maupun metodologis. 1,2
VARIABEL
Hampir sama dengan jenis penelitian lainnya, variabel yang digunakan pada penelitian
kualitatif juga mencakup variabel bebas, terikat, dan kontrol. Pembedanya adalah variabel
yang digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat satu kesatuan utuh (holistik) karena
adanya keterkaitan satu sama lain. Jadi penelitian kualitatif melihat variabel secara
keseluruhan bukan hanya spesifik satu variabel. Hal tersebut disebabkan karena focus
penelitian kualitatif adalah pada proses terjadi dibanding bukan pada outcome.2
Pada pelaksanaannya, terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk mengambil data
pada penelitian ilmiah. Setiap metode cocok digunakan pada jenis data tertentu. Metode
yang paling umum digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung, dan focus
group.1,2
Pada observasi langsung (direct observation), peneliti berkamuflase menjadi bagian dari
populasi agar dapat terjalin pengertian mengenai nilai dan kepercayaan pada populasi
tersebut. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti itu sendiri maupun pengamat yang
berada diluar proses diskusi. Metode ini paling pas digunakan untuk mencari data
mengenai perilaku yang terjadi secara alamiah pada kehidupan sehari-hari.1,2
Metode yang ketiga adalah focus group discussion atau diskusi kelompok terarah, dimana
peneliti akan membentuk kelompok-kelompok kecil dari partisipan. Kelompok tersebut
akan mendiskusikan sebuah permasalahan yang telah disiapkan sebelumnya. Peneliti akan
bertindak sebagai pemimpin yang akan memandu jalannya diskusi. Diharapkan melalui
metode ini, responden dapat lebih nyaman dan tidak tertekan sehingga akan lebih banyak
informasi yang didamatkan. Focus group discussion sangat cocok digunakan untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan norma, nilai, budaya.pada suatu kelompok. 1,2
Selain 3 metode yang disebutkan diatas, masih ada metode lainnya yang dapat digunakan
yaitu metode diary, role-play, serta studi kasus. Data yang dikumpulkan dapat berupa
catatatan, rekaman suara, video, maupun transcript. Data-data ini kemudian dianalisis
menggunakan pendekatan induktif, yaitu dari pernyataan khusus menuju ke pernyataan
umum (generalisasi).1,2
TEKNIK SAMPLING
Guna mendapatkan hasil penelitian yang valid , peneliti tidak perlu mengumpulkan data
dari setiap orang melainkan hanya sampel dari sebuah populasi terpilih yang akan diteliti.
Tujuan penelitian serta karakter populasi akan menentukan jumlah sampel yang
dibutuhkan. Terdapat 3 metode sampling yang paling umum digunakan dalam penelitian
kualitatif yaitu2,3
1. Purposive Sampling
Kelompok partisipan sudah terpilih berdasarkan kriteria yang relevan terhadap
pertanyaan penelitian tertentu. Misalnya adalah wanita pengidap kanker payudara di
Depok. Sedangkan untuk jumlah sampel, hal itu bergantung pada tujuan penelitian dan
sumber daya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti. 2
Dalam purposive sampling, terdapat istilah yang disebut dengan kejenuhan teori.
Kejenuhan yang dimaksud adalah sebuah fase dimana penambahan data baru sudah
tidak memberikan penjelasan tambahan dalam menjawab pertanyaan penelitian. 2
2. Quota Sampling
Pada quota sampling, peneliti memutuskan berapa banyak jumlah individu yang
memenuhi kriteria untuk menjadi partisipan. Kriteria bisa berupa usia, jenis kelamin,
status pendidikan, tempat tinggal, profesi, dsb. Kriteria-kriteria tersebut dapat membuat
penelitu lebih fokus pada orang-orang yang dianggap mengalami, mengetahui, atau
memahami suatu permasalahan.2
3. Snowball Sampling
Biasa juga disebut dengan chain referral sampling, metode ini memungkinkan partisipan
untuk merekomendasikan orang lain yang dianggap berpotensi sebagai responden
penelitian. Snowballsampling umum digunakan guna menemukan dan merekrut
“populasi tersembunyi” yang tidak dengan mudah terakses melalui strategi sampling
yang lain.2
4. Accidental Sampling
Setiap orang pada populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi partisipan.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka peneliti dapat memilih partisipan siapapun yang
secara “tidak sengaja” ia pilih untuk diteliti atau bisa juga orang yang memang secara
suka rela mau menjadi subjek penelitian. Cara ini adalah cara termudah dalam memilih
sampel.3
Karena bukan termasuk penelitian yang bersifat statistikal maka penghitungan sampel tidak
ada penggunaan rumus, hanya menggunakan teknik sampling yang purposive dan snowball.
4. Mengumpulkan data
Terdapat banyak cara untuk mengambil data dalam penelitian kualitatif, namun yang
paling umum adalah1-2
Direct observation atau observasi langsung
Focus group discussion atau diskusi kelompok terarah
In-depth interview atau wawancara mendalam
Metode lain yang sebenarnya dapat digunakan juga adalah diary, studi kasus, maupun
role-play. Metode pengambilan data ini akan menghasilkan data yang dapat berupa
catatan, transcript, rekaman audio, maupun video. 1 Tentunya diperlukan cara tertentu
dalam memilih responden untuk diambil datanya agar dapat menghasilkan outcome yang
baik. Metode sampling yang sering digunakan dalam menentukan jumlah serta kriteria
responden adalah1-2
Purposive Sampling
Responden dipilih berdasarkan kriteria terhadap pertanyaan penelitian tertentu dan
jumlahnya bergantung pada tingkat kejenuhan teori.1
Quota sampling
Terdapat jumlah khusus yang ditentukan untuk memilih partisipan berdasarkan
kriteria tertentu.2
5. Menganalisis data
Dalam menulis laporan kualitatif, metode berisi pernyataan dan alasan dari cara
pengumpulan data, penyebab memilih teknik wawancara dengan struktur, cara
merekrut subjek, dan persetujuan komite etik. 6
7. Mempublikasikan penelitian
Publikasi penelitian harus diawali dengan peer review untuk mendapat masukan
sebelum dipublikasikan ke masyarakat luas. Hal ini diperlukan untuk menghindari
adanya kesalahan yang mungkin dapat ditelan mentah-mentah oleh orang awam dan
mereka menganggap hal tersebut benar adanya. 8