Anda di halaman 1dari 46

METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN

CL 1,2,3,4
Armand Achmadsyah
Diadikma Belarosa
Filbert Kurnia Liwang
Kanthi Soraca W.
M. Habiburrahman
Missy Savira
Nagita Gianty Annisa
Tutug Kinasih
Tentir
Harits Adi Putra
Quality Control
COLLABORATIVE LEARNING 1

JUDUL
Kriteria judul yang baik untuk proposal, antara lain:
1. Judul dapat menggambarkan keseluruhan isi dari rencana penelitian
2. Judul ditulis dalam frase yang sederhana (tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang). Maksimal 20 kata
3. Judul harus menggunakan ejaan yang baku
4. Di dalam judul terdapat masalah apa yang ingin atau akan diteliti, hubungan masalah
dengan hal yang mau atau ingin diteliti, pada siapa penelitian dilakukan, dimana tempat
penelitian dilakukan, dan juga kapan penelitian dilakukan.
5. Ada lokasi dan tahun dilakukannya penelitian

Judul yang baik menurut abd nasir et all 2011


1. Menarik
2. Mencakup gambaran dari isi
3. Judul pada bagian awal
4. Jelas tujuannya
5. Adanya keterkaitan satu sama lain

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Masalah merupakan perbedaan dari apa yang seharusnya ada dengan apa yang ada di
kenyataan. Permasalahan berarti mendefinisikan keadaan yang masih dianggap kurang baik
dan perlu untuk diperbaiki. Latar belakang yang baik untuk suatu usulan penelitian
mengandung:

1. KOMPONEN SPQR
S dalam SPQR sendiri adalah situation. Situation memiliki arti bagaimana kondisi pada
saat terjadinya penelitian. P adalah problem. Problem terdiri dari faktor apa saja yang
akan berkaitan dengan suatu hal yang diteliti. Q adalah question. Di dalam question
dapat dijelaskan mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang ditulis dan
juga apa yang harus dikembangkan dari penelitian tersebut. Sementara itu, R adalah
respon. Respon adalah bagaimana tindakan kita terhadap masalah yang ada, mengapa
penelitian perlu untuk dilakukan, kepada siapa, kapan, dan dimana penelitian akan
dilakukan.

FKUI 2015 SOLID Page 2


2. BERURUTAN
Latar belakang penelitian yang baik ditulis dengan urutan yang baik dan benar. Apabila
urutan tidak urut dan acak, maka akan membuat pembaca bingung.

Selain itu, latar belakang masalah juga perlu untuk melihat segi FINER
1. Feasible : Mungkin untuk dicapai dalam banyak segi (ekonomi, sdm, peralatan, dll)
2. Interesting : Menarik untuk peneliti
3. Novel : Sesuatu hal yang baru datau inovasi dari yang sudah ada
4. Ethics : Sesuati dengan etika yang berlaku
5. Relevant : Sesuai dengan perkembangan teknologi dan sains

IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian adalah inti dari semua pertanyaan
penelitian. Pertanyaan penelitian tidak boleh memiliki makna ganda. Selain itu, pertanyaan
penelitian juga harus penting dan relevan untuk dinyatakan serta etis untuk ditanyakan.

Perumusan Masalah penelitian yang baik adalah:


1. Rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya
2. Padat dan jelas sehingga pembaca mudah mengerti tentang perumusan masalah yang
dibuat
3. Perumusan masalah yang telah dibuat sebaiknya memberikan gambaraan tentang apa
saja data yang digunakan dalam pengumpulan jawaban

PENELURUSAN LITERATUR
Penelurusan literature adalah pencarian bahan bacaan yang sistematis berdasarkan studi
literature (terhadap teori-teori yang dianggap valid). Berikut ini adalah syarat penelusuran
literature yang baik:
1. Sumber yang dipakai harus valid dan terpercaya
2. Harus relevan atau sesuai dengan teori, metode dan analisis data yang digunakan
3. Bersifat up to date

PLAGIARISME
Menurut   Peraturan   Menteri   Pendidikan   RI   Nomor   17   Tahun   2010,   “plagiat   merupakan  
perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara

FKUI 2015 SOLID Page 3


tepat   dan   memadai”. Kalau   menurut   Kamus   Besar   Bahasa   Indonesia   “plagiat   adalah  
pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-
olah karangan  (pendapat)  sendiri”.

Ada beberapa cara untuk menghindari plagiarism :


1. Paraphrase  mengungkapkan ide atau gagasan orang lain menggunakan Bahasa sendiri
tapi ga boleh ngilangin makna atau ide dari si penulis
2. Pengutipan  kalau ngambil satu kalimat langsung dari penulis asli sebaiknya pakai
tanda  kutip  (“…”)  dan  di  akhir  kalimatnya  mencantumkan  sumbernya
3. Menggunakan sitasi  udah pada tau kan sitasi itu apa
4. Menggunakan software  buat ngecek plagiarism

TUJUAN UMUM, TUJUAN KHUSUS, DAN MANFAAT PENELITIAN


TUJUAN UMUM
Tujuan umum itu menggambarkan secara garis besar target dari penelitian yang kita
lakukan

TUJUAN KHUSUS
Hal-hal yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. Jumlah tujuan khusus harus
sama dengan jumlah hipotesis dan kesimpulan yang harus ada dalam penelitian

MANFAAT PENELITIAN
Hal-hal umum yang diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar.
Contoh dari manfaat penelitian:
 Pengembangan iptek
 Dapat diaplikasikan atau diterapkan di masyarakat
 Menciptakan produk dan teknologi baru di dunia industry
 Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan atau program baru
 Mengembangkan ilmu pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka suatu proposal adalah rincian mengenai apa saja yang akan dibahas pada
latar belakang masalah
Ciri-ciri :
 Menguraikan lebih mendalam aspek-aspek teoritis yang mendasari penelitian
 Bersifat logis dan biasanya berupa gabungan dari banyak teori

FKUI 2015 SOLID Page 4


 Menekankan hubungan antar variable yang diteliti dan variable lain yang mungkin
berperan

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP


KERANGKA TEORI

Kerangka teori adalah tinjauan pustaka yang diringkas/diterjemahkan yang dibuat dalam
bentuk skema atau alur diagram agar pembaca lebih mudah memahami alur berpikir si
penulis. Membahas hubungan antara berbagai variable yang dianggap berpengaruh dalam
penelitian tersbut dan membahas keterkaitan antar variable tersebut yang dianggap
penting dalam peecahan masalah.

Komponen dasar kerangka teoritis:


 Variabel relevan untuk diteliti dan diidentifikasi secara jelas
 Berupa penjelasan hubungan dari satu variabel dengan variabel lainnya yang ada
 Penjelasan sifat hubungan antar variabel, apakah bersifat positif atau negative
 Biasanya menyertakan diagram sebagai visualisasi

KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang diteliti. Kerangka konsep
menggambarkan hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam diagram  jadi masalah
yang diteliti lebih gampang dipahami.

FKUI 2015 SOLID Page 5


Kerangka konsep nantinya bisa membantu dalam membuat hipotesis, menguji hubungan
dan membantu menghubungkan hasil temuan atau penelitian sama teori yang udah
dipelajari

VARIABEL PENELITIAN
Menurut buku Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis1, variabel adalah karakteristik
subyek penelitian yang mengalami perubahan dari satu subyek ke subyek yang lain.
Variabel merupakan karakteristik dari suatu subyek dan bukan merupakan subyek itu
sendiri. Contoh, varible bukan badan, kelamin, darah, atau hemoglobin namun tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin.

Variable dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


1. VARIABEL BEBAS
Variabel bebas adalah variabel yang akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain
apabila ia berubah. Variabel bebas sering juga disebut variabel independen, predictor,
risiko, determinan, atau kausa.
2. VARIABEL TERGANTUNG
Variabel tergantung adalah variabel yang berubah karena adanya perubahan pada
variabel bebas. Variabel tergantung juga disebut sebagai variabel dependen, efek, hasil,
outcome, respons, atau event.
3. VARIABEL PERANCU (CONFOUNDING VARIABLE)
Variabel perancu merupakan variabel yang memiliki hubungan dengan variabel bebas
dan tergantung. Validitas penelitian akan dipengaruhi oleh variabel perancu. Variabel
perancu sangat penting karena apabila tidak ada variabel perancu maka hal tersebut

FKUI 2015 SOLID Page 6


dapat membawa peneliti untuk mengambil kesimpulan yang keliru. Variabel perancu
bisa menjadi sumber bias yang sangat penting dan terjadi di semua penelitian yang
mencari hubungan antar-variabel.Variabel perancu dapat dikontrol dan disingkirkan
dengan melakukan :
a) Desain
- Restriksi, cara menghilangkan variabel perancu dari setiap subyek penelitian
- Matching, cara menyamakan variabel perancu antara dua kelompok
- Randomisasi, cara untuk menyingkirkan pengaruh variabel perancu
b) Analisis (Stratifikasi dan Analisis Multivariat)
4. VARIABEL MODERATOR
Variabel moderator adalah variabel yang diangkat untuk menentukan apakah ia
berpengaruh dalam hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.4 Berpengaruh
dalam artian bisa memperkuat atau melemahkan. 5 Misalnya, apabila peneliti akan
meneliti pengaruh variabel A terhadap variabel B, namun tidak yakin apakah hubungan
antara keduanya berubah karena variabel C, maka C adalah variabel moderator. Contoh
dalam penelitian mengetahui pengaruh konsumsi protein terhadap ketahananan fisik,
variabel moderator yang digunakan adalah hemoglobin karena konsumsi protein akan
meningkatkan jumlah hemoglobin. Dengan meningkatnya jumlah hemoglobin,
ketahanan fisik seseorang akan meningkat (faktor-faktor lain yang memengaruhi
ketahanan seperti kekuatan otot diabaikan).
5. VARIABEL KONTROL
Variabel kontrol adalah faktor yang sengaja untuk dinetralkan pengaruhnya oleh
peneliti, karena apabila variabel ini tidak dinetralkan maka akan mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan terikat.Variabel kontrol sering digunakan apabila
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


Istilah definisi operasional variabel adalah batasan pengertian yang digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian.Definisi
operasional digunakan sebagai dasar dalam mengumpulkan data, sehingga tidak terjadi bias
terhadap data yang diambil.Definisi operasional adalah pemaparan semua variabel dan juga
istilah yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, sehingga mempermudah
pembaca untuk dapat memahami penelitian tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun definisi operasional variabel :


1) Pemahaman dan klarifikasi tentang definisi
2) Cara mengukur variabel yang berkaitan dengan akurasi atau reliabilitas

FKUI 2015 SOLID Page 7


3) Alat ukur yang dipergunakan berkaitan dengan validitas atau sensitivitas dan spesivitas
4) Hasil ukur yang berkaitan dengan unit pengukurannya dan klasifikasi diagnosisnya

SIKLUS EMPIRIS PENELITIAN


 Siklus  Daur, umpan balik
 Empiris/ Ilmu Pengetahuan pengetahuan mengenai hal-hal yang telah dibuktikan
secara ilmiah
 Penelitian Sebuah cara yang dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis atau
pertanyaan berupa dugaan dengan metode ilmiah
 Siklus Empiris Penelitian  sebuah umpan balik dimana tujuan akhirnya untuk
mendapatkan fakta dan menyumbangkan teori atau konsep yang baru terhadap
khazanah ilmu pengetahuan

Penelitian merupakan proses memecahkan suatu masalah yang belum teruji atau masih
dipertanyakan. Proses penelitian terjadi dalam sebuah siklus yang dikenal sebagai siklus
empiris penelitian. Siklus ini dimulai dari penemuan masalah hingga pemecahan masalah
tersebut didapatkan dan ditemukan masalah baru (ketidaksesuaian). Berikut ini adalah
tahapan-tahapan dalam siklus empiris penelitian:
1. FASE OBSERVASI
Peneliti melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menyusun berbagai fakta di
lingkungan, serta merumuskan masalah yang ada di dalamnya.
2. FASE INDUKSI
Proses penyusunan hipotesis umum berdasarkan masalah dan fakta-fakta yang
ditemukan pada fase sebelumnya.
3. FASE DEDUKTIF
Melakukan penalaran yang bersifat deduktif untuk mentransformasikan hipotesis umum
menjadi hipotesis khusus (prediksi eksplisit dalam penelitian).
4. FASE EKSPERIMEN
Melakukan pengujian terhadap hipotesis secara langsung untuk membuktikan kebenaran
dari hipotesis yang diajukan.
5. FASE EVALUASI
Hasil yang telah didapatkan dari fase eksperimen dievaluasi dan dijadikan bahan untuk
menarik kesimpulan penelitian. Jika hasil eksperimen sesuai dengan harapan, maka
hipotesis penelitian dinyatakan terbukti benar. Namun, temuan dari suatu penelitian
dapat berubah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan
bahwa temuan penelitian menjadi tidak valid di masa depan. Jika hal itu terjadi, maka
siklus empiris akan berulang dan kembali ke fase observasi.
FKUI 2015 SOLID Page 8
Selain itu, terdapat pula pendapat lain mengenai tahapan siklus empiris penelitian, yaitu:
1. Observasi dan Penemuan Masalah
Seorang peneliti melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar dan menemukan
adanya suatu kesenjangan antara fakta yang ada dengan hal yang semestinya.
Ketidaksesuaian tersebut melahirkan suatu masalah yang harus dipecahkan melalui suatu
penelitian.
2. Pencarian Informasi dari Literatur
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mencari berbagai informasi yang sudah
didapatkan oleh penelitian terdahulu mengenai masalah baru yang akan diteliti. Hal ini
menjadi penting karena pencarian informasi dapat memperkaya dasar ilmu pengetahuan
yang dimiliki oleh peneliti dan membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
3. Merumuskan pertanyaan
Masalah yang telah diketahui dan dibatasi secara jelas dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan yang menjadi dasar penelitian.
4. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap jawaban dari rumusan masalah
(pertanyaan) yang diajukan. Namun, hipotesis hanya dimiliki oleh penelitian analitik
(menganalisis hubungan sejumlah variabel) dan tidak dimiliki oleh penelitian deskriptif
(hanya bertujuan untuk mengumpulkan informasi).
5. Menjalin kerjasama penelitian
Kerjasama penelitian sangat penting karena membuat peneliti dapat saling bertukar
informasi sehingga diharapkan hasil penelitian memiliki sisi positif maksimal.
6. Mencari dana penelitian
Penelitian dapat berlangsung dengan baik apabila terdapat pendanaan yang memadai.
Dana penelitian dapat bersumber dari peneliti sendiri atau pun pihak sponsor. Biasanya,
pihak sponsor lebih sering memberikan bantuan dana bila penelitian memiliki kriteria
feasible (mampu dilakukan), interesting (menarik), novel (mengandung hal baru),

FKUI 2015 SOLID Page 9


ethical(etis), dan relevant (berhubungan dengan masalah faktual).Namun, pihak luar
yang memberi dana bagi suatu penelitian tidak boleh memengaruhi hasil penelitian atau
menimbulkan adanya konflik kepentingan.
7. Melakukan pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya eksperimen
langsung atau pun melalui survei.
8. Koleksi dan analisis data
Data yang dihasilkan dari pengujian hipotesis dikumpulkan dan dijadikan dasar dalam
analisis data, misalnya dengan cara uji statistik.
9. Menafsirkan data
Hasil analisis data ditafsirkan menjadi suatu hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti dan dijadikan dasar dalam menjawab hipotesis.
10. Membuat kesimpulan penelitian
Hasil interpretasi data dijadikan suatu pernyataan yang mampu memberikan jawaban
terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya.
11. Memaparkan hasil penelitian dalam forum ilmiah
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dipaparkan dalam forum ilmiah dengan
tujuan agar mendapat kritik dan saran sehingga diharapkan nantinya dapat tercipta
penelitian ilmiah yang lebih baik.
12. Memublikasikan hasil penelitian di masyarakat
Jika hasil penelitian terbukti akurat, hasil tersebut harus segera disampaikan kepada
masyarakat agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.
13. Menerapkan hasil penelitian sebagai pengetahuan
Hasil akhir penelitian dapat diterapkan oleh peneliti dan pihak lain sebagai pengetahuan
dalam memecahkan suatu masalah serupa. Apabila fakta di lingkungan kembali
mengalami perubahan, maka ketidaksesuaian antara pengetahuan dan fakta kembali
terjadi. Hal ini menyebabkan berulangnya siklus empirik penelitian, yaitu adanya masalah
di lingkungan yang mendorong dilakukannya penelitian.

ETIKA PENELITIAN
Etika dalam penelitian adalah sekumpulan prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral dalam
melakukan penelitian. Etika dalam penelitian dibagi menjadi
1. ETIKA DALAM TAHAP PERSIAPAN
Izin penggunaan data terhadap penelitian sebelumnya

FKUI 2015 SOLID Page 10


2. ETKA DALAM TAHAP PENGUMPULAN DATA
Etika dalam mengempulkan data harus ada informed consent dengan orang yang akan
menjadi sampel. Kalau penelitian dilakukan kepada hewan, maka dilarang untuk
melakukan penganiayaan dan kekejaman.

3. ETIKA DALAM PENGOLAHAN DATA


Dilarang untuk memanipulasi data

4. ETIKA DALAM PENULISAN DAN PUBLIKASI


Penulisan
 Sumber informasi harus dicantumkan
 Data yang dilindungi hak cipta harus mendapatkan izin
 Mencantumkan sumber dana penelitian
 Privasi objek penelitian

Publikasi
 Wajib mempublikasikan hasil penelitian supaya dapat bermanfaat bagi masyarakat
atau ilmuan lain
 Tidak mempublikasikan karya yang sama ke lebih dari satu media
 Harus mendapatkan tanggapan, pembahasan, dan kritik dalam forum ilmiah sebelum
di publikasi kepada publik. Sebab, kalau belum dibahas di forum ilmiah dan langsung
dipublikasi dikhawatirkan ada kesalahan hasil penelitian yang mungkin menyesatkan
publik.

FKUI 2015 SOLID Page 11


CL 2,3,4

ECOLOGICAL STUDY
Ecological study adalah sebuah desain penelitian observasional yang salah satu variabelnya
diukur dalam tingkat grup, bukan secara individual. Ecological study biasanya dilakukan
pada studi epidemiologis. Contoh dari variabel-variabel ini adalah tingkat insiden kanker di
suatu daerah, rata-rata pencahayaan sinar matahari yang diterima pada suatu daerah, atau
bahkan pelayanan preventif asuransi kesehatan. Tingkat kejadian penyakit di suatu daerah
kemudian dapat dibandingkan dengan tingkat kejadian di daerah lainnya yang memiliki
tingkat kejadian yang berbeda sehingga dapat dibandingkan dan diteliti .1

RUANG LINGKUP
RASIONALISASI
Ecological study dilakukan pada beberapa kondisi, yaitu jika: 2
 Hipotesis yang diajukan relatif baru
 Pengukuran di tingkat individu tidak memungkinkan
 Desain penelitian di tingkat individu tidak memungkinkan (tidak etis)
 Variabel yang ingin dipelajari adalah variabel ecological yang tidak berkorelasi dengan
variabel tingkat individu
 Terdapat dana dan waktu yang terbatas untuk penelitian.
KELEBIHAN
 Dapat menghemat waktu dan biaya
 Sederhana dan Mudah dipahami
 Sangat baik jika dalam masyarakat memiliki factor resiko yang sama
 Dapat menilai keefektifan suatu tindakan preventif atau promotif pada masyarakat
 Dapat memanfaatkan informasi yang telah tersedia
 Dapat melihat kecenderungan pada tingkat komunitas, kelompok bahkan tingkat
nasional
KELEMAHAN
 Bisa terjadi kesalahan atau bias korelasi
 Tidak dapat mengontrol adanya variabel pengganggu
 Studi ekologi tidak dapat digunakan untuk menganalissi hubungan sebab akibat kerena
dua alasan:
 Ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada
tingkat populasi dan individu
 Studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
FKUI 2015 SOLID Page 12
Kesimpulan yang dihasilkan dari ecological study juga tidak dapat berupa kesimpulan
sebab-akibat. Misalnya, korelasi yang positif antara tingkat kejadian kanker dengan rata-
rata   asupan   lemak   di   suatu   daerah   tidak   dapat   disimpulkan   sebagai   “asupan   lemak   yang  
tinggi   menyebabkan   kanker”.   Kesalahan dalam pengambilan kesimpulan ini disebut
ecological fallacy.3

JENIS-JENIS ECOLOGICAL STUDY


Ecological study dapat dibagi lebih lanjut menjadi multi-group studies, time-trend studies,
dan mixed designs. Multi-group studies membandingkan kelompok-kelompok yang berbeda
pada waktu yang sama. Time-trend studies membandingkan populasi yang sama dalam
kurun waktu yang berbeda. Sementara itu, mixed designs membandingkan kelompok-
kelompok yang berbeda dalam kurun waktu yang berbeda pula. 4

VARIABEL PADA ECOLOGICAL STUDY


Terdapat beberapa jenis variabel yang diteliti dalam ecological study, yaitu:2
 Variabel Agregat
Variabel ini adalah variabel yang melambangkan kondisi suatu kelompok, namun
didapatkan dari hasil pengukuran individual. Misalnya, rata-rata tekanan darah di suatu
daerah. Data ini melambangkan kondisi pada suatu populasi, namun didapatkan dari
hasil pengukuran tekanan darah dari masing-masing individu.
 Variabel environmental
Variabel ini adalah variabel yang menunjukkan kondisi fisik pada suatu daerah, misalnya
rata-rata curah hujan di suatu daerah.
 Variabel global
Variabel ini adalah variabel yang mengukur satuan-satuan yang tidak dapat diukur
secara individual, misalnya kerapatan populasi. Variabel ini juga dapat digunakan untuk
mewakili hal-hal lainnya seperti peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
kesehatan pada suatu daerah.

TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling (pengumpulan data) pada ecological study biasanya dilakukan dengan
pengumpulan data sekunder dari instansi-instansi terkait, dan bukan diambil secara
individual. Misalnya, data tentang curah hujan bisa didapatkan dari badan meteorologi,
sedangkan rata-rata tekanan darah bisa didapatkan dari rumah sakit atau dinas kesehatan.
Kunci sukses dalam pengumpulan data ini adalah mengumpulkan data yang memiliki
variabel-variabel yang bisa dibandingkan.5

FKUI 2015 SOLID Page 13


TEKNIK PERHITUNGAN SAMPEL DAN ANALISIS STATISTIK
Pada ecological study tidak digunakan teknik perhitungan sampel karena studi ini adalah
studi deskriptif yang hanya ingin menggali dan menggambarkan fenomena-fenomena yang
terjadi. Pada ecological study juga tidak digunakan analisis statistik karena pada studi ini
tidak dicari hubungan kausal antar variabel. Akan tetapi, kita dapat mencari korelasi dari
kedua variabel dengan menggunakan teknik regresi. 6

TIME TABLE ECOLOGICAL STUDY

Hal yang perlu diingat adalah pada ecological study tidak terdapat tahap pengambilan
sampel karena sampel dan data didapatkan pada tahapan penelusuran literatur.

KOHORT
DEFINISI DESAIN PENELITIAN COHORT
Penelitian atau study Cohort merupakan sebuah metode penelitian dimana subjek yang
diberi perlakuan dan difollow up (mengalami kondisi tertentu atau menerima pengobatan
tertentu dari waktu ke waktu) kemudian dibandingkan dengan subjek atau kelompok lain
yang tidak terpengaruh oleh suatu perlakuan atau kondisi tertentu. 1

Penelitian yang bersifat prospektif ini mencoba mencari tahu sebab dan akibat. Secara garis
besar, penelitian kohor digambarkan dengan alur:
a. Awal penelitian, kelompok terkena penyakit (terpajan) dan kelompok tidak terpajan
belum menunjukkan gejala.
b. Pengamatan secara prospektif dilakukan.
c. Pengamatan dilakukan untuk mencari efek pada kedua kelompok penelitian.
d. Insidensi penyakit (efek) dibandingkan pada subjek positif (sakit) yang memiliki faktor
risiko positif maupun negatif.5,6

FKUI 2015 SOLID Page 14


TUJUAN DESAIN PENELITIAN COHORT
Tujuan utama penelitian kohort sendiri dibagi menjadi dua, tujuan deskriptif dan tujuan
analitik. Tujuan deskriptif mendeskripsikan insidens dari suatu kejadian penyakit selama
periode waktu tertentu sementara tujuan analitik meneliti hubungan antara suatu faktor
risiko dengan kejadian dari penyakit yang ada. 7 Secara umum, metode ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan dari masa ke masa suatu subyek yang dijadikan acuan
penelitian.1

KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN COHORT


a. Merupakan studi analitik
b. Dilakukan secara prospektif dan observasional.
c. Dimulai dari sebab menuju akibat.
d. Dapat disebut studi insiden.
e. Dapat diintervensi oleh alam secara alami maupun yang bersangkutan. 4

JENIS- JENIS DESAIN PENELITIAN COHORT


a. Kohort prospektif
b. Kohort retrospektif
c. Studi kohort berganda
d. Case-cohort study
e. Nested case-control study

Secara sederhana digambarkan bahwa pada penelitian kohort membandingkan dua grup
atau kelompok masyarakat, dimana satu kelompok mengalami paparan ( exposure ),
sedangkan kelompok yang lain tidak mengalami paparan, kemudian dibandingkan akibat
yang ditimbulkannya. Setelah paparan terjadi, kemudian diamati sampai waktu tertentu
hingga timbulnya penyakit dan dilakukan pengumpulan data, ini dinamakan cohort
prospective. Sedangkan bila paparan dan penyakit yang diteliti terjadi sebelum
pengumpulan data disebut cohort retrospective. Lama waktu untuk penelitian kohort
bergantung pada penyakit atau kasus yang diteliti, untuk ini harus merujuk pada literatur
yang ada.

FKUI 2015 SOLID Page 15


Gambar: Perbedaan Prospective dan Retrospective Cohort Study

RUANG LINGKUP
KELEBIHAN DESAIN PENELITIAN COHORT
Kelebihan penggunaan desain penelitian kohort adalah2:
 Dapat menghitung angka insidens
 Dapat menghitung laju insiden dan mempelajari perkembangan penyakit (fisik,
fisiologis, kimis, mental, dan lain-lain)
 Tepat untuk mempelajari penyakit atau keadaan yang banyak (prevalensi > 20%)
 Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang
 Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan (faktor)
 Dapat  menerangkan  “temporal  relationship”  antara  paparan  dan  outcome  (penyakit)
KEKURANGAN DESAIN PENELITIAN COHORT
Kekurangan dan keterbatasan dari desain penelitian ini adalah2:
 Dana yang dibutuhkan banyak
 Memerlukan waktu lama

FKUI 2015 SOLID Page 16


 Perlu sarana dan pengelolaan yang rumit
 Kemungkinan adanya subjek yang drop out dan akan menganggu analisis hasil
 Kurang etis karena subyeknya adalah manusia, oleh karena itu surat etiknya harus
benar- benar menjadi dasar yang kuat dalam menjalankan penelitian ini.

VARIABEL DESAIN PENELITIAN KOHORT


Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek yang
lain. Secara harfiah, variabel adalah karakteristik suatu subjek, bukan subjek atau bendanya
sendiri. Sebagai contoh, badan, kelamin, darah, atau hemoglobin bukan merupakan
variable; yang merupakan variable adalah tinggi atau berat badan, jenis kelamin, tekanan
darah, atau kadar hemoglobin.7 Di dalam penelitian yang dilakukan dengan metode kohort
digunakan beberapa variable antara lain:
1. Variabel Terikat Dan Bebas
a. Variabel bebas adalah variabel yang apabila ia berubah akan mengakibatkan
perubahan pada variable lain; Variable bebas sering disebut dengan banyak nama
lain, seperti variable independen, predictor, risiko, determinan, atau kausa.
b. Variable terikat bisa disebut variable dependen, efek, hasil, outcome, respons, atau
event.
c. Contoh
 Pemberian obat A menyebabkan penurunan tekanan darah
 Perbedaan kadar kolesterol pada siswa lelaki dan perempuan
Pada contoh pertama pemakaian obat A merupakan variable bebas, sedangkan
tekanan darah adalah variable terikat. Pada contoh kedua, kadar kolesterol serum
adalah variable terikat, sedang jenis kelamin merupakan variable bebas.

Jenis variable dapat berfungsi berbeda bergantung pada konteks penelitian. Misalnya
 Pada penelitian tetang risiko terjadinya hipertensi, tekanan darah merupakan
variable terikat (dengan variable bebas misalnya faktor genetic, konsumsi garam,
merokok, kegemukan, kebiasaan olahraga).
 Pada studi penyebab kematian pada manula, hipertensi adalah (salah satu) variabel
bebas dengan variabel tergantung kematian.
 Pada studi hubungan antara diabetes dengan stroke, hipertensi merupakan variabel
perancu (confounder) karena berhubungan dengan diabetes dan dengan stroke
(llhat bawah).

FKUI 2015 SOLID Page 17


2. Variabel Perancu

a. Variabel perancu atau sering disebut juga confounding variable adalah jenis variable
yang memiliki hubungan dengan variable bebas dan terikat, tetapi tidak bisa disebut
sebagai variable antara.
b. Keberadaan variable ini secara langsung tak langsung memengarugi validitas
penelitian. Identifikasi ini sangat penting akrena apabila tidak, ia dapat membawa
penelitian ke hasil kesimpulan yang salah, misalnya disimpulkan terdapat hubungan
antar-variabel padahal sebenarnya hubungan tersebut tidak ada atau sebaliknya
disimpulkan tidak ada hubungan antar-variabel padahal sebenarnya hubungan
tersebut ada. 2
c. Pengaruh variable perancu terhadap hasil penelitian, dapat menimbulkan bias yang
serius, sehingga peneliti harus perupaya untuk :
 Mengidentifikasi setiap variabel perancu
 Menyingkirkan variable perancu

Cara mengidentifikasi variable perancu adalah dengan studi literature komprehensif


selain faktor pengalaman dan logika. 7 Perancu yang ada juga harus dapat disingkirkan
dengan desain penelitian dan analisis hasil penelitian. Menyingkirkan perancu dalam
desain dipandang lebih baik dan lebih kuat daripada menyingkirkannya dalam analisis. 7

Menyingkirkan perancu dalam desain


 Restriksi : menyingkirkan variable perancu dari setiap subyekpenelitian.
 Matching: proses menyamakan variable perancu pada kedua kelompok
 Randomisasi: uji klinik yang merupakan cara yang efektif dan elegan untuk
menyingkirkan pengaruh variable perancu7

FKUI 2015 SOLID Page 18


Menyingkirkan faktor perancu dalam analisis
 Stratifikasi
Stratifikasi adalah teknik statistika untuk set data variabel terikat dan variable bebas
yang hanya satu. Menggunakan teknik hitung statistika Mantel-Haenszel
 Analisis Multivariat
Analisis multivariateberarti teknik statistika untuk set data variabel terikat dan
variable bebas yang lebih dari satu. Terdapat banyak jenis analisis multivariate, dari
yang sederhana sampai yang paling rumit. Dalam penelitian klinis yang sering
dipakai adalah teknik analisis regresi multiple dan model regresi logistic. Dengan
kedua teknik tersebut dapat diketahui asosiasi antar-variabel dengan menyingkirkan
variabel lain.7

TEKNIK SAMPLING DAN RUMUS SAMPLING DESAIN PENELITIAN KOHORT


Sampel adalah sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian. Digunakan apabila
ukuran populasinya relatif besar.2 Sampel yang diambil dari sebuah populasi harus benar-
benar mewakili populasinya, sehingga data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat
digunakan untuk menaksir ciri-ciri karakteristik populasinya. Sampel yang memiliki ciri
karakteristik yang sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya disebut
sampel representatif. Ciri karakteristik sampel disebut statistik.

Dalam metode ini pengambilan sampel yang dipergunakan perlu diperhatikan lebih lanjut
dengan memperhatikan beberapa ketentuan yaitu3:
1. Populasi Penelitian
Data penelitian yang diperoleh dari sample populasi deangan mempertimbangkan
Keterkaitan antara individu dengan populasi, Prosedur dan jenis penelitian. 3

2. Cara Pemilihan Sample


Sampel yang digunakan harus representatif dan akurat. Representatif ditentukan oleh
homogenitas populasi, besar sample, banyaknya karakter subjek yang akan diteliti dan
kecocokan teknik pemilihan sample. 3 Prosedur pengambilan sampel dapat dibagi dalam
2 kelompok besar3:
a. Probability Sampling
1) Simple Random Sampling
2) Sistematik Random Sampling
3) Stratified Random Sampling
4) Cluster Random Sampling
5) Multistage Random Sampling

FKUI 2015 SOLID Page 19


b. Non Probability Sampling
1) Convenience atau accidental Sampling
2) Purposive Sampling
3) Judgment Sampling
4) Expert Sampling
5) Quota Sampling

3. Penetapan Besar Sample


Dalam penetapan besar sample perlu adanya teori sampling yang melibatkan rumus
statistik, tetapi tidak mencakup semua penelitian. 2 Pada Penelitian Deskriptif, dapat
menggunakan Non Probability Sampling (Tak perlu rumus statistik) , dan pada penelitian
Analitik dapat menggunakan Probability Sampling (Perlu rumus Statistik). 3 Ketentuan
umum yang perlu diperhatikan dalam penetapan besar sampel untuk menaksir
parameter atau menguji hipotesis3:
 Data yang digunakan merupakan kontinyu atau kategorikal / diskrit.
 Untuk penelitian Observasional atau Experimental.
 Berapa presisi yang dikehendaki
 Adakah nilai parameter populasi yang diketahui

Teknik Sampling pada desain penelitian Kohort menggunakan Randomisasi (simple


random sampling), yakni individu-individu pada sampel mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi kelompok exposure (E+) atau tidak mendapatkan exposure (E-).

Rumus Pengambilan Sample yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control
maupun kohort adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja
untuk penelitian kohort, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).

RUMUS SAMPLE PADA DATA PROPORSI


Apabila data yang digunakan merupakan data proporsi (data dengan angka utuh) maka
untuk nilai P0 adalah proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan P1 adalah
proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai P1 = P0 x RR

FKUI 2015 SOLID Page 20


RUMUS SAMPLE PADA DATA KONTINYU
Apabila nilai P merupakan data kontinyu (data boleh pecahan, misalnya rata-rata berat
badan, tinggi badan, IMT dll) maka penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan
menggunakan rumus berikut:6

Pada penelitian kohort harus ditambah dengan jumlah loss to follow atau akan lepas selama
pengamatan, biasanya sih 15%. Jadi sampel yang diperlukan menjadi
Jumlah sample total = n(1+0,15)

Contoh:
Kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian tentang pengaruhpemberian ASI
eksklusif terhadap berat badan bayi.
Diketahui
 Tingkat kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05,
 Tingkat kuasa/power 90 % atau ß=0,10,
 Outcome yang diamati adalah berat badan bayi (nilai asumsi SD=0,94 kg)

FKUI 2015 SOLID Page 21


 Estimasi selisih antara nilai mean outcome berat badan kelompok tidak terpapar dan
kelompok terpapar selama 4 bulan pertama (U1 – U2) sebesar 0,6 kg

Maka perkiraan jumlah sampel tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak
terpapar adalah:

= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok

Perlu diingat bahwa pada kohort kita harus menambahnya dengan jumlah lost to follow
yakni angka lepas selama pengamatan sekitar 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel
minimal yang diperlukan menjadi n= 52 + (52 x 0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi
sebanyak 60 bayi, sehingga total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.

MEKANISME PENGOLAHAN DATA DESAIN PENELITIAN KOHORT


a. Lihat karakteristik data kohort anda, ambil keputusan untuk menggunakan case-
noncase data atau person-time data
b. Hitung risiko atau laju penyakit diantara grup yang di teliti

Risiko adalah proporsi kelompok orang yang terkena penyakit pada periode waktu tertentu
risk = N of sick people / total population

RELATIVE RISK8
Relative Risk (RR) yaitu perbandingan insiden efek pada kelompok berfaktor resiko
terhadap insiden pada kelompok tanpa faktor resiko. RR digunakan sebagai indikator pada
penelitian kohort/prospektif
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑖𝑛 𝑒𝑥𝑝𝑜𝑠𝑒𝑑
Relative risk (RR) =
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑖𝑛 𝑛𝑜𝑛 −𝑒𝑥𝑝𝑜𝑠𝑒𝑑

FKUI 2015 SOLID Page 22


If RR = 1
− Risk in exposed = Risk in non-exposed
− No association
If RR > 1
− Risk in exposed > Risk in non-exposed
− Positive association; ? causal
If RR < 1
− Risk in exposed < Risk in non-exposed
− Negative association; ? protective

ATTRIBUTED RISK8
Yaitu perbedaan antara angka insidens bagi mereka yang terpajan dan mereka yang tidak
terpajan faktor risiko. Fungsinya adalah untuk mengetahui besarnya rate (laju) insidens
yang dapat dikurangi apabila faktor risiko sebagai penyebab penyakit dihindarkan
AR = (angka insidens pada kelompok terpajan - angka insiden pada kelompok tidak
terpajan) x
100%

POPULATION ATTRIBUTED RISK8


Untuk mengetahui besarnya insiden yang terjadi apabila terpapar faktor risikoted risks
∑𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 − ∑𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟
x 100%
∑𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

CONTOH KASUS
Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD. Untuk
penelitian ini diambil sebanyak 100 orang yang memakai IUD dan 100 orang bukan pemakai
IUD sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengamatan selama 5 tahun menunjukkan bahwa
dari 100 orang akseptor IUD terdapat insidens kehamilan di luar rahim sebanyak 15 orang
dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang. Hitunglah besarnya resiko relatifnya, AR!

RR = (15/100) : (7/100) = 2,14


AR = (15/100 -7/100) x 100% = 8%

FKUI 2015 SOLID Page 23


TIME TABLE DESAIN PENELITIAN KOHORT
a. Identifikasi faktor resiko dan efek yang akan diamati
b. Tetapkan subyek penelitian (populasi dan sampel)
c. Memilih subyek dari kelompok kontrol
d. Observasi perkembangan subyek

Sangat penting bagi kita untuk memantau subjek terpapar, dengan cara:
Mengumpulkan informasi dasar, misalnya, alamat, nomor telepon dan alamat email tidak
hanya untuk subjek, tetapi juga untuk kemungkinan kontak seperti keluarga terdekat atau
teman dekat.
 Jika memungkinkan, gunakan subyek yang lebih mudah untuk dilacak.
 Mempertahankan kontak intensif melalui kontak pribadi, email, telepon, atau email.
 Analisis Data

EXPERIMENTAL STUDY
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship) (Sukardi 2011:179).

Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono 2011:72).

Tujuan Penelitian = Mencari hubungan sebab akibat dimana peneliti melakukan intervensi
terhadap variable yang digunakan

 Disebut juga studi intervensional


 Suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan
 Ciri khusus: ada percobaan / trial / intervensi
 Prinsip yang dilakukan dalam Penelitian Eksperimental
1. Manipulasi variable eksperimental
2. Pengendalian variable non-eksperimental
3. Memonitor/observasi perubahan ( efek ) variable tercoba

BENTUK PENELITIAN
1. Eksperimental murni  terjadi randomisasi
2. Eksperimental kuasi tidak terjadi randomisasi
FKUI 2015 SOLID Page 24
Control terhadap variable yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan

TINGKATAN DALAM PENELITIAN


1. Studi pra-eksperimental
2. Kuasi-eksperimental
3. True-eksperimental

RUANG LINGKUP
Cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Contoh = efek penggunaan obat

Terdapat 3 cakupan =
 Klinik sampai batas tertentu ideal
 Laboratoriumideal
 Lapangan  factual

RASIONALISME
Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat  mengadakan
intervensi/perlakuan terhadap satu atau lebih kelompok eksperimenhasil dibandingkan
dengan kelompok control
KELEBIHAN
1. Lebih akurat daripada cross-sectional, studi kasus dan kohort
2. Cenderung menciptakan inovasi baru
3. Peneliti dapat mengontrol dan mengubah penelitian
4. Peneliti dapat menjelaskan hubungan sebab akibat dengan jelas
KEKURANGAN
1. Membutuhkan biaya yang lebih mahal
2. Membutuhkan waktu yang lebih realtif lebih panjang
3. Terkadang hasil penelitian sulit digeneralisasi
4. Terkadang terhambat oleh etik
5. Peneliti dapat mengubah nilai – nilai tertentu sehingga objektivitas menjadi berkurang
6. Terkendala oleh validitas ( internal dan eksternal )
7. Bergantung pada variable
8. Prosedur rumit

UJI KLINIS
Penelitian eksperimental terencana yang diaplikasi pada subjek manusia
 Terdapat perlakuan intervensi pada peserta penelitian

FKUI 2015 SOLID Page 25


 Efeknya diukur dan dianalisis
 Menunjukan hubungan sebab-akibat
 Membandingkan efek satu jenis pengobatan dengan pengobatan lainnya
 Konsep penting randoisasi dan penyamaran ( Randomized Controlled Trial )

JENIS UJI KLINIS


1. Uji Efektivitas obat sederhana
 Melibatkan beberapa puluh pasien
 Dilakukan oleh satu peneliti
2. Uji Klinis multisenter
 Melibatkan organisasi yang rumit
 Peneliti yang banyak
 Faktor Logistik sistem informasi
 Manajemen kompleks

HASIL UJI KLINIS YANG VALID


1. Efek terapi yang dikehendaki ( intended effects )
2. Efek samping yang tidak dikehendaki ( unintended effects )

VARIABEL
Variable yang akan diteliti
 Variabel tercoba
o Disebut juga variable dependen
o Variabel yang dipelajari perubahan ( efek ) nya akibat perlakukan pada variable lain
 Variable eksperimental
o Disebut juga variable perlakuan
o Variable yang dimanipulasi performance-nya untuk dipelajari efeknya pada variable
tercoba
 Variable non-eksperimental
o Disebut juga variable luar/pengacu
o Variable yang mempunyai pengaruh terhadap variable tercoba

TEKNIK SAMPLING
Teknik Sampling pada penelitian eksperimental adalah probability sampling/ random
sampling
 Randomisasi sederhana  dilakukan pada subjek control dan perlakuan
 Randomisasi blok menghindari adanya ketidakseimbangan subyek pada masing-
FKUI 2015 SOLID Page 26
masing kelompok
 Randomisasi dalam strata digunakan apabila terdapat faktor yang dapat
mempengaruhi penelitian

PENGAMBILAN SAMPEL

Rumus untuk penelitian eksperimental dengan menggunakan dua kelompok dan dua
kelompok tersebut dipilih secara random

Dalam analisis data, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas data, bisa pake Shapiro-
Wilk (sampel < 30) atau Kolmogorov-Smirnov (sampel >30). Kalau data normal, analisis data
pake uji parametrik, misalnya uji T dan ANOVA. Kalau data tidak normal, analisis data pake
uji nonparametrik, misalnya Chi-Square.

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN EKSPERIMENTAL


Mengidentifikasi Melakukan
Merumuskan Menyusun
Melakukan dan membatasi pengumpulan
hipotesis Rencana
tinjauan literatur masalah data tahap
penelitian Eksperimen
Penelitian pertama (pretest)

Melakukan
Melakukan pengumpulan Mengolah dan
Menyusun laporan
percobaan data tahap kedua menganalisis data
(posttest)

FKUI 2015 SOLID Page 27


RENCANA EKSPERIMEN
1. Menentukan variable bebas dan terikat
2. Memilih desain yang akan digunakan
3. Menentukan sampel
4. Menyusun metode dan alat ukur penelitian
5. Menyusun outline prosedur penelitian
6. Menyusun hipotesis statistic

JADWAL KEGIATAN

CASE-CONTROL STUDY
DEFINISI
Model penelitian yang berkaitan dengan kasus yang sudah terjadi. Pada desain studi ini
peneliti menggunakan logika terbalik, yaitu dengan menentukan efek terlebih dahulu lalu
mengidentifikasi faktor risiko.

Prinsipnya ialah kelompok yang mengalami kasus dipadankan dengan kelompok kontrol,
yang tidak mengalami kasus tersebut. Subjek penelitian diambil dari individu yang telah
terpapar oleh faktor risiko.

FKUI 2015 SOLID Page 28


Hipotesis yang diajukan  subjek dengan penyakit A lebih sering terpajan faktor risiko B
dibanding dengan subjek yang tidak berpenyakit A. pertanyaannya  apakah ada
hubungan antara variabel efek (penyakit, kondisi) dengan variabel yang diduga faktor risiko
pada populasi yang diteliti?

Pada kondisi kasus yang jarang, metode case-control menjadi pendekatan yang paling
feasible. Nama lain Case-comparison study/ Case-compeer study / Case-referent study /
Restrospective study

RUANG LINGKUP
RASIONALISASI
Desain studi case-control biasanya digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk
mengukur berapa besar peran faktor resiko dalam suatu kejadian penyakit. Misalnya
hubungan antara kasus kanker serviks dengan perilaku seks, hubungan status gizi balita
dengan pemakaian KB suntik pada ibu, dan sebagainya. Pada keadaan tertentu studi case-
control bisa saja menjadi satu-satunya jalan untuk mencari hubungan sebab-akibat yang
relevan ditempuh, yaitu pada kasus yang jarang ditemui.
KELEBIHAN
 Studi case-control dapat menjadi satu-satunya jalan untuk meneliti kasus yang jarang
 Cepat
 Biaya relatif murah
 Subjek penelitian yang dibutuhkan sedikit
 Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko dalam satu penelitian saja.
 Dapat memunculkan hipotesis baru yang dapat dibuktikan dengan menggunakan studi
lainnya
KEKURANGAN
 Recallbias, karena perolehan informasi mengandalkan daya ingat subjek atau rekam
medis. Subjek dengan efek lebih mengingat mengenai pajanan faktor risiko dibanding
subjek tanpa penyakit.
 Validasi data kurang.
 Sulit untuk meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kelompok control sebanding dalam
faktor eksternal dan sumber bias karena keduanya dipilih oleh peneliti.
 Tidak bisa memberikan inciden rates.
 Hanya berkaitan dengan satu efek

VARIABEL
FKUI 2015 SOLID Page 29
FAKTOR RISIKO
Nilai intensitas pajanan faktor risiko dapat diketahui melalui dosis, frekuensi, ataupun
lamanya pajanan. Sifatnya:
 Dikotom apabila terdapat 2 kategori saja. Contohnya pernah minum jamu kuat atau
tidak.
 Polikotom pajanan ditinjau lebih dari 2 tingkat, semisal tidak pernah, terkadang,
sering.
 Kontinu mempunyai skala, misal usia dalam tahun, berat dalam kg, dst.
Ukuran pajanan yang berelasi dengan waktu dapat berupa lama durasi pajanan, kapan
saat pertama terpajan, atau kapan terkahir kali terpajan. Yang paling sering digunakan
ialah skala nominal dikotom.
EFEK / OUTCOME
Pemeriksaan efek merupakan konsentrasi utama. Ada beberapa efek / outcome yang
mudah dikenali seperti halnya anensefali (telah mengalami atau tidak mengalami efek),
namun ada pula yang membutuhkan diagnosis melalui laboratorium, pencitraan, dan
sebagainya. Belum lagi bila manifestasi klinis serta hasil laboratoriumnya bervariasi sesuai
dengan stadiumnya. Oleh karena itu perlu dijelaskan lebih rinci kriteria klinis seperti apa
yang diinginkan.

TEKNIK SAMPLING
 Besar frekuensi pajanan faktor risiko pada populasi. Bila densitas pajanan terlalu kecil
atau terlalu besar, maka diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui perbedaannya.
 Rasio odds paling kecil yang dianggap memiliki makna (R)
 Derajat kemaknaan (alpha) serta kekuatan (power = 1-beta) yang dipilih
 Rasio kasus dengan control. Jika control yang dipilih lebih banyak, maka jumlah kasus
bisa dikurangi, berlaku sebaliknya.
 Menggunakan matching atau tidak untuk pemilihan control.

CARA MENGHITUNG JUMLAH SAMPEL


Pada studi kasus-kontrol, terdapat beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam
menentukan besar sampel:
 Besar frekuensi paparan faktor risiko dalam suatu populasi. Jika paparan faktor risiko
terlampau besar atau sebaliknya terlampau kecil, maka kemungkinan besar pajanan
kasus pada kelompok kasus maupun kelompok control sama. Jadi pengambilan sampel
harus dalam jumlah besar,

FKUI 2015 SOLID Page 30


 Rasio odds paling kecil (R). Rasio Odds perbandingan odds eksposur pada kasus
dengan eksposur pada kontrol. Odds peluang sebuah kejadian yang kemungkinan
terjadi dengan peluang kejadian tersebut tidak terjadi.
 Derajat kemaknaan (alfa) dan kekuatan (power = 1-beta) yang dijadikan pilihan. Biasanya
nilai alfa = 5%, beta = 10% atau 20% sehingga power = 90% atau 80%.
 Rasio jumlah kasus dengan jumlah control.
 Pemilihan kontrol dengan menggunakan matching atau tidak.

Suatu penelitian klinis dikatakan berarti bila hasilnya diperoleh secara klinis dan ditunjang
dengan uji statistika. Hasil klinis dengan perbedaan kecil menjadi bermakna bila besar
sampel sangat banyak. Sedangkan perbedaan hasil klinis yang signifikan menjadi tidak
bermakna bila besar sampel sangat sedikit. Faktor-faktor yang diperhatikan pada estimasi
besar sampel:
 Perbedaan hasil klinis  effect size (d)
 Besar kesalahan tipe I (alfa) / hasil positif semu
 Power (1-beta), beta = kesalahan tipe II / hasil negative semu
 Karakteristik data  simpangan baku / proporsi
 Besar sampel

Setiap satu faktor tersebut mempengaruhi 4 faktor lainnya. Hasil dari perkalian kelimanya
merupakan sebuah konstanta yang mendasari estimasi besar sampel, rumusannya:

BESAR SAMPEL UNTUK STUDI CASE-CONTROL


Di atas telah disinggung bahwa perkiraan besar sampel mempertimbangkan rasio odds
(RO). Proporsi kasus ditulis P1 sedangkan proporsi kontrol ditulis P2, didapat rumus:

FKUI 2015 SOLID Page 31


Dalam pelaksanaannya cukup 2 parameter yang diketahui sehingga 1 parameter lainnya
dapat dicari. Contoh:1

DESAIN STUDI CASE-CONTROL TAK BERPASANGAN


Estimasi rentang kepercayaan rasio odds, 4 informasi yang diperlukan:
1. Estimasi P1 (proporsi kontrol)
2. Rasio odds yang dinilai bermakna
3. Tingkat ketepatan relative yang diinginkan (e)
4. Tingkat kemaknaan (alfa)
sehingga dirumuskan ke dalam:

Uji hipotesis, dibutuhkan informasi:


1. Estimasi P2 (proporsi efek pada kontrol)
2. Rasio odds yang dinilai bermakna secara klinis. Dari poin 1-2 dapat digunakan untuk
mencari proporsi efek pada kelompok kasus (P1) sehingga nilai P = ½ (P1+P2)
3. Tingkat kemaknaan (alfa)
4. Power (zß)
sehingga mendapat rumusan:

DESAIN STUDI CASE-CONTROL BERPASANGAN

Mengacu   pada   rumus   di   atas,   besar   sampel   hanya   bergantung   pada   rasio   odds   (RO),   zα a,
zßb, dan tidak bergantung dengan proporsi kontrol.

FKUI 2015 SOLID Page 32


DESAIN STUDI CASE-CONTROL DENGAN KONTROL >1 SETIAP KASUS
Bila kontrol/kasus yang digunakan dinilai c, maka n (jumlah subyek dalam kelompok,
kasus:kontrol = 1:1) dihitung terlebih dahulu, sehingga diketahui jumlah subyek kedua
kelompok  sama.  Dengan  demikian  dapat  dicari  nilai  n’  (jumlah  subjek,  kasus:kontrol  =  1:c)
melalui rumus:

Selanjutnya  dapat  dicari  jumlah  kontrol  melalui  rumus:  c  x  n’.

METODE PENGOLAHAN DATA MELIPUTI ANALISIS STATISTIC

Pengolahan data mengacu pada besar rasio odds (RO).


 Bila RO > 1.0 odds exposure kasus > odds exposure kontrol  pajanan faktor risiko
mungkin menjadi PENYEBAB dari penyakit.
 Bila RO = 1.0 odds exposure kasus = odds exposure kontrol  pajanan faktor risiko
TIDAK BERHUBUNGAN dengan penyakit yang diteliti.
 Bila RO < 1.0 odds exposure kasus < odds exposure kontrol  pajanan faktor risiko
mungkin menjadi PROTEKTIF terhadap penyakit.

STUDI CASE-CONTROL TANPA MATCHING

STUDI CASE-CONTROL DENGAN MATCHING

FKUI 2015 SOLID Page 33


TIME TABLE PENELITIAN
Tahap-tahap penelitian case-control:

1. Merumuskan pertanyaan dan hipotesis


2. Mendifinisikan variabel
3. Menentukan subjek penelitian  kelompok kasus dan kelompok kontrol
Pertimbangkan:
a. Usahakan pemilihan kasus yang baru (insidens) bukan kasus lama (prevalensi),
karena kemungkinan subjek meninggal atau sudah sembuh.
b. Mendahulukan population-based daripada hospital-based, karena tidak semua
penderita ke rumah sakit sehingga tidak terdata di RS
c. Waktu timbulnya penyakit merupakan waktu pertama terdiagnosis, untuk penyakit
yang membutuhkan pertolongan segera.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kelompok kontrol:
a. Baik kelompok kasus maupun kontrol berasal dari populasi yang sama untuk
menghindari perbedaan outcome.
b. Matcing, memperkecil variabel perancu
c. Memilih lebih dari satu kelompok kontrol.

4. Menetapkan besar sampel yang akan diuji


5. Melakukan observasi / pengambilan data
6. Analisis hasil observasi

CROSS-SECTIONAL
DEFINISI

Penelitian cross-sectional merupakan studi observational yang sering dilakukan. Studi ini
merupakan pengamatan terhadap faktor risiko (exposure) serta penyakit (disease) pada
waktu yang sama di suatu populasi. Pengambilan variabel-variabel hanya dilakukan sekali,

FKUI 2015 SOLID Page 34


sehingga tidak ada follow-up yang diberikan dari penyakit tersebut. Studi ini dapat juga
disebut sebagai studi prevalens karena pada studi ini, prevalensi dari suatu penyakit dapat
ditentukan pada suatu waktu dan lokasi. Maka dari data yang diambil, dapat ditentukan
prevalensi penyakit bila terdapat faktor risiko, dan prevalensi penyakit tanpa adanya faktor
risiko. Namun, pada studi ini, temporal relationship (hubungan waktu) dari faktor risiko dan
penyakit tidak dapat ditentukan hanya dari data observasi. 1,2
Pengamatan dari studi ini dapat disajikan dengan menggunakan tabel 2x2. Contoh dari
tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Tabel hasil pengamatan studi cross-sectional


Sumber: http://ocw.jhsph.edu/courses/fundepiii/PDFs/Lecture15.pdf
Dari tabel tersebut, dapat diperhitungkan mengenai rasio prevalens yang menunjukkan
peran faktor risiko dari terjadinya suatu penyakit (efek).

RUANG LINGKUP (RASIONALISASI, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN)

Studi cross-sectional digunakan kepada penyakit yang memiliki onset yang lama dan durasi
penyakit yang panjang sehingga pasien baru mencari pertolongan pada tahap yang lebih
lanjut. Stuci cohort sulit diterapkan bila onset yang lama karena waktu yang dibutuhkan
terlalu lama untuk melakukan follow-up. Sedangkan penyakit yang memiliki durasi singkat
juga dihindari karena kesulitan untuk mendapatkan sampel dalam waktu singkat untuk
studi ini.

Kelebihan dari studi cross-sectional adalah:


1. Studi ini relatif murah untuk dilakukan serta tidak membutuhkan banyak waktu untuk
dilaksanakan.
2. Studi ini dapat memperkirakan prevalensi dari hasil suatu kejadian karena sampel yang
diambil biasanya dari seluruh populasi
3. Banyak hasil serta faktor risiko yang dapat diperiksa secara bersama-sama
4. Berguna dalam perencanaan kesehatan masyarakat, digunakan untuk memahami
etiologi penyakit dan membangun hipotesis
5. Tidak ada loss of follow up.3

FKUI 2015 SOLID Page 35


Sedangkan kekurangan dari studi cross-sectional ini adalah:
1. Sulit untuk menentukan hubungan kausal dari penyakit karena data yang diambil pada
saat yang sama sehingga tidak dapat ditentukan temporal relationship.
2. Hanya dapat menjaring subyek dengan masa sakit yang panjang, sedangkan subyek
yang memiliki masa sakit pendek/meninggal tidak dapat terjaring penelitian
3. Subyek yang dibutuhkan banyak
4. Tidak menggambarkan penyakit secara utuh (prognosis, insiden)
5. Tidak dapat meneliti kasus yang sangat jarang karena sulitnya untuk mendapatkan
subyek
6. Dapat terjadi bias prevalens atau bias insidens. Efek dari kasus tertentu dapat
disalahartikan sebagai efek penyakit.2

VARIABEL YANG AKAN DITELITI

Variabel yang akan diteliti adalah:


1. Faktor risiko yang akan diteliti (variabel independen)
2. Faktor risiko yang tidak akan diteliti: identifikasi agar efek faktor ini dapat dikurangi dan
tidak memengaruhi hasil penelitian secara siginifikan
3. Efek yang terjadi (variabel dependen) 2

TEKNIK SAMPLING2

Teknik untuk mengambil data dapat dibagi berdasarkan data yang ingin diperoleh. Untuk
memperoleh faktor risiko, metode yang digunakan dapat berupa:
1. Kuesioner
2. Rekam medis
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan fisis
5. Prosedur khusus

Sedangkan untuk memperoleh data mengenai efek atau penyakit terentu yang dicari dapat
menggunakan yang disesuaikan dengan karakteristik penyakit yang dipelajari.
1. Kuesioner
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan khusus

CARA MENGHITUNG JUMLAH SAMPEL

Menghitung sampel dilakukan dengan 2 cara yaitu:


FKUI 2015 SOLID Page 36
1. Estimasi interval kepercayaan:
𝑧𝛼2 (𝑄1 ⁄𝑃1 + 𝑄2 ⁄𝑃2 )
𝑛1 = 𝑛2 =
[ln(1 − 𝑒)]2
𝑃2 = proporsi efek pada kelompok kontrol
𝑃1 = proporsi efek pada kelompok studi
𝑒 = tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki
𝛼 = tingkat kemaknaan

2. Uji hipotesis terhadap risiko relatif


(𝑧𝛼 2𝑃𝑄 + 𝑧𝛽 𝑃1 𝑄1 + 𝑃2 𝑄2 )2
𝑛1 = 𝑛2 =
(𝑃1 − 𝑃2 )2
𝑃2 = proporsi efek pada kelompok kontrol
𝑃1 = proporsi efek pada kelompok studi
𝑃 = 1 2 (𝑃1 + 𝑃2 )
𝑧𝛼 = 𝑧𝛽 = ditetapkan

METODE PENGOLAHAN DATA MELIPUTI ANALISIS STATISTIK

Gambar 1. Desain penelitian cross-sectional


Sumber: Mann CJ. Observational research methods. Research design II: cohort, cross
sectional, and case-control studies. Emerg Med J. 2003;20:54-60.

Perhitungan digunakan dengan tabel 2x2 seperti:


Efek
Faktor Ya Tidak Jumlah
risiko Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Serta perhitungan dilakukan dengan cara:


𝑅𝑃 = 𝑎⁄(𝑎 + 𝑏) ∶ 𝑐 ⁄(𝑐 + 𝑑)
RP = Rasio prevalensi

FKUI 2015 SOLID Page 37


Interpretasi hasil adalah:
 RP = 1, variabel independen tidak berpengaruh dengan efek
 RP > 1 dan interval kepercayaan tidak mencapai 1, variabel independen merupakan
faktor risiko terhadap efek
 RP < 1 dan interval kepercayaan tidak mencapai 1, variabel independen merupakan
faktor protektif yang mencegah efek

Jika interval kepercayaan mencapai 1, belum dapat disimpulkan mengenai variabel


independen.

TIME TABLE (JADWAL KEGIATAN)

Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah penting, seperti:


1. Merumuskan pertanyan dan hipotesis penelitian
a. Masalah kesehatan yang akan diteliti
b. Faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang akan diteliti
c. Hubungan masalah dengan faktor terkait4
2. Identifikasi variabel, baik bebas maupun tergantung
3. Menetapkan subyek yang akan diteliti
Memenuhi kriteria seleksi:
i. Kriteria inklusi
1. Karakteristik klinik (diagnosis, prognosis)
2. Karakteristik demografis (usia, jenis kelamin)
3. Karakteristik geografi (tempat)
4. Karakteristik waktu (durasi penelitian)
ii. Kriteria ekslusi
1. Kontraindikasi pengukuran
2. Masalah etik
3. Perlakuan khusus
4. Tidak bersedia untuk berpartisipasi
iii. Kriteria drop-out4
4. Melaksanakan pengukuran
5. Menganalisis data hasil pengukuran2
a. Mengukur prevalence rate
b. Mengukur tingkat asosiasi4

FKUI 2015 SOLID Page 38


KUALITATIF
DEFINISI
Penelitian kualitatif merupakan salah satu jenis penelitian ilmiah yang bersifat deskriptif
dan hasilnya tidak diperoleh melaui perhitungan statistika. Penelitian jenis ini berfungsi
untuk memahami suatu permasalahan dari sudut pandang populasi-populasi yang terlibat.
Penelitian kualitatif sangat efektif digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan nilai, norma, pendapat, kebiasaan maupun konteks sosial lainnya. 1,2

RUANG LINGKUP
Rasionalitas penggunaan dari penelitian kualitatif yaitu pada saat tujuan dari penelitian
adalah untuk meneliti hal-hal yang tidak dapat diteliti dengan penelitian pragmatis.
Penelitian   kualitatif  cenderung   menjawab   pertanyaan   “mengapa”  dan   “bagaimana”   bukan  
sekedar  pertanyaan  “apa”.  Penelitian  kualitatif  juga  berguna  dalam  mengidentifikasi  faktor-
faktor yang tidak terlihat secara kasat mata (intangible) seperti norma sosial, status sosio-
ekonomi, etnisitas, dan agama.1,2

Hasil yang didapatkan melalui penelitian kualitatif umumnya mengacu kepada populasi
dengan karakter yang sama. Walau demikian, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
akan suatu fenomena sosial umumnya lebih penting dibanding hanya mengumpukan data
dan kemudian digeneralisasi. Selain itu, permasalahan yang diangkap umumnya bersifat
khusus dan unik. Karakteristik itulah yang kemudian membedakan penelitian kualitatif
dengan penelitian lainnya.1,2

Setiap metode penelitian tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.


Berikut adalah tabel yang merangkum keunggulann serta kelemahan dari penelitian
kualitatif.1
KELEBIHAN KEKURANGAN
 Penelitian bersifat lebih radikal  Kemampuan peneliti sangat mempengaruhi
(mendalam) dan mendetail kualitas hasil penelitian
 Pertanyaan pada wawancara  Analisa dan interpretasi data lebih sulit
bersifat lebih fleksibel dan dinamis dilakukan
 Hipotesa dapat berkembang sesuai  Kurang diterima dengan baik pada
dengan adanya data-data baru yang komunitas ilmiah
diperoleh  Sulit untuk dimengerti dan dipahami
 Data yang diperoleh dapat dianggap  Banyak faktor eksternal yang dapat
lebih valid dibanding dengan data mempengaruhi respon subjek
dari penelitian kuantitatif yang
FKUI 2015 SOLID Page 39
hanya bersifat agregat  Terdapat kesulitan untuk merahasiakan
 Informasi dapat diterapkan pada identitas subjek
situasi yang berbeda

Sebagai catatan, walau penelitian kualitatif dianggap sebagai oponen dari penelitian
kuantitatif, penelitian kualitatif ternyata juga dapat digunakan bersama penelitian
kuantitatif membentuk penelitian campuran yang dapat membantu menerjemahkan serta
memahami sebuah realita kompleks secara filosofis maupun metodologis. 1,2

VARIABEL
Hampir sama dengan jenis penelitian lainnya, variabel yang digunakan pada penelitian
kualitatif juga mencakup variabel bebas, terikat, dan kontrol. Pembedanya adalah variabel
yang digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat satu kesatuan utuh (holistik) karena
adanya keterkaitan satu sama lain. Jadi penelitian kualitatif melihat variabel secara
keseluruhan bukan hanya spesifik satu variabel. Hal tersebut disebabkan karena focus
penelitian kualitatif adalah pada proses terjadi dibanding bukan pada outcome.2

Pada pelaksanaannya, terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk mengambil data
pada penelitian ilmiah. Setiap metode cocok digunakan pada jenis data tertentu. Metode
yang paling umum digunakan adalah wawancara mendalam, observasi langsung, dan focus
group.1,2

Pada observasi langsung (direct observation), peneliti berkamuflase menjadi bagian dari
populasi agar dapat terjalin pengertian mengenai nilai dan kepercayaan pada populasi
tersebut. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti itu sendiri maupun pengamat yang
berada diluar proses diskusi. Metode ini paling pas digunakan untuk mencari data
mengenai perilaku yang terjadi secara alamiah pada kehidupan sehari-hari.1,2

Metode yang ketiga adalah focus group discussion atau diskusi kelompok terarah, dimana
peneliti akan membentuk kelompok-kelompok kecil dari partisipan. Kelompok tersebut
akan mendiskusikan sebuah permasalahan yang telah disiapkan sebelumnya. Peneliti akan
bertindak sebagai pemimpin yang akan memandu jalannya diskusi. Diharapkan melalui
metode ini, responden dapat lebih nyaman dan tidak tertekan sehingga akan lebih banyak
informasi yang didamatkan. Focus group discussion sangat cocok digunakan untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan norma, nilai, budaya.pada suatu kelompok. 1,2

FKUI 2015 SOLID Page 40


Metode wawancara (in depth interview) sebenarnya mirip dengan focus group discussion
yaitu responden diminta untuk memberikan komentar mengenai suatu permasalahan,
hanya saja proses wawancaranya dilakukan secara individual. Pertanyaan yang umum
diajukan adalah pertanyaan yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi
secara luas namun tetap fokus pada satu masalah. Metode ini paling sesuai bila digunakan
untuk mengumpulkan data yang terkait dengan sikap, cara pandang, pengalaman, perilaku,
yang tentunya lebih bersifat pribadi dan sensitif. 1,2

Selain 3 metode yang disebutkan diatas, masih ada metode lainnya yang dapat digunakan
yaitu metode diary, role-play, serta studi kasus. Data yang dikumpulkan dapat berupa
catatatan, rekaman suara, video, maupun transcript. Data-data ini kemudian dianalisis
menggunakan pendekatan induktif, yaitu dari pernyataan khusus menuju ke pernyataan
umum (generalisasi).1,2

TEKNIK SAMPLING
Guna mendapatkan hasil penelitian yang valid , peneliti tidak perlu mengumpulkan data
dari setiap orang melainkan hanya sampel dari sebuah populasi terpilih yang akan diteliti.
Tujuan penelitian serta karakter populasi akan menentukan jumlah sampel yang
dibutuhkan. Terdapat 3 metode sampling yang paling umum digunakan dalam penelitian
kualitatif yaitu2,3
1. Purposive Sampling
Kelompok partisipan sudah terpilih berdasarkan kriteria yang relevan terhadap
pertanyaan penelitian tertentu. Misalnya adalah wanita pengidap kanker payudara di
Depok. Sedangkan untuk jumlah sampel, hal itu bergantung pada tujuan penelitian dan
sumber daya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti. 2

Dalam purposive sampling, terdapat istilah yang disebut dengan kejenuhan teori.
Kejenuhan yang dimaksud adalah sebuah fase dimana penambahan data baru sudah
tidak memberikan penjelasan tambahan dalam menjawab pertanyaan penelitian. 2

2. Quota Sampling
Pada quota sampling, peneliti memutuskan berapa banyak jumlah individu yang
memenuhi kriteria untuk menjadi partisipan. Kriteria bisa berupa usia, jenis kelamin,
status pendidikan, tempat tinggal, profesi, dsb. Kriteria-kriteria tersebut dapat membuat
penelitu lebih fokus pada orang-orang yang dianggap mengalami, mengetahui, atau
memahami suatu permasalahan.2

FKUI 2015 SOLID Page 41


Quota sampling sering dianggap sama dengan purposive sampling karena keduanya
sama-sama mencari partisipan berdasarkan kriteria tertentu. Walau demikian,
perbedaan mendasar antara kedua metode ini adalah pada purposive sampling, jumlah
partisipan hanya berdasarkan perkiraan, sedangkan quota sampling, jumlahnya lebih
jelas dan pasti.2

3. Snowball Sampling
Biasa juga disebut dengan chain referral sampling, metode ini memungkinkan partisipan
untuk merekomendasikan orang lain yang dianggap berpotensi sebagai responden
penelitian. Snowballsampling umum digunakan guna menemukan dan merekrut
“populasi  tersembunyi”  yang  tidak  dengan  mudah  terakses  melalui  strategi  sampling  
yang lain.2

4. Accidental Sampling
Setiap orang pada populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi partisipan.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka peneliti dapat memilih partisipan siapapun yang
secara   “tidak   sengaja”   ia   pilih   untuk   diteliti   atau   bisa   juga   orang   yang   memang   secara  
suka rela mau menjadi subjek penelitian. Cara ini adalah cara termudah dalam memilih
sampel.3

Karena bukan termasuk penelitian yang bersifat statistikal maka penghitungan sampel tidak
ada penggunaan rumus, hanya menggunakan teknik sampling yang purposive dan snowball.

LANGKAH DAN ANALISIS DATA


Berikut adalah penjelasan mengenai langkah dalam melaksanakan penelitian kualitatif. 3
1. Merumuskan masalah dan pertanyaan penelitian
Langkah pertama dalam memulai penelitian kualitatif adalah menentukan masalah yang
akan diteliti. Pertanyaan penelitian ini diusahakan memiliki dasar literaturnya, jadi
peneliti dapat mengetahui apa yang memang penting untuk dicari tahu. Peneliti juga
perlu memperhatikana hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga dapat mengetahui
apa yang masih kurang dan perlu untuk dilakukan studi lebih lanjut. 4

2. Melakukan penelusuran pustaka


Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa peneliti perlu melakukan
penelusuran pustaka guna memformulasikan suatu masalah. Walau demikian,

FKUI 2015 SOLID Page 42


penelitian kualitatif sebenarnya tidak terlalu membutuhkan penelusuran penelitian
dibanding jenis penelitian lainnya.4

3. Memfokuskan tujuan penelitian


Sama dengan penelitian lainnya, penelitian kualitatif memiliki 2 tujuan yaitu tujuan yang
umum serta tujuan khusus. Dengan adanya tujuan ini, diharapkan peneliti dapat lebih
fokus dalam melakukan penelitiannya karena sudah terdapat poin-poin yang ingin
dicapai. Hasil dari penelitian kualitatif seharusnya dapat menjawab pertanyaan
“mengapa”  atau  “bagaimana”  bukan  hanya  sekedar  “apa”. 1,4

4. Mengumpulkan data
Terdapat banyak cara untuk mengambil data dalam penelitian kualitatif, namun yang
paling umum adalah1-2
 Direct observation atau observasi langsung
 Focus group discussion atau diskusi kelompok terarah
 In-depth interview atau wawancara mendalam

Metode lain yang sebenarnya dapat digunakan juga adalah diary, studi kasus, maupun
role-play. Metode pengambilan data ini akan menghasilkan data yang dapat berupa
catatan, transcript, rekaman audio, maupun video. 1 Tentunya diperlukan cara tertentu
dalam memilih responden untuk diambil datanya agar dapat menghasilkan outcome yang
baik. Metode sampling yang sering digunakan dalam menentukan jumlah serta kriteria
responden adalah1-2
 Purposive Sampling
Responden dipilih berdasarkan kriteria terhadap pertanyaan penelitian tertentu dan
jumlahnya bergantung pada tingkat kejenuhan teori.1
 Quota sampling
Terdapat jumlah khusus yang ditentukan untuk memilih partisipan berdasarkan
kriteria tertentu.2

 Snowball atau chain referral Sampling


Memilih responden berdasarkan referensi dari responden sebelumnya. 4
 Accidental Sampling
Secara acak memilih partisipan (random).1

5. Menganalisis data

FKUI 2015 SOLID Page 43


Data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan pendekatan induktif, yaitu udaha
penarikan kesimpulan dari kondisi khusus ke kondisi umum (generalisasi). 1 Secara garis
besar, analisis data dilakukan dengan cara 5
1. Familiarization
Sebelum melakukan familiarization, perlu membuat transkrip verbal. Selanjutnya,
data yang ada digabungkan setelah membaca transkrip, melihat catatan, dan
mendengar rekaman serta memahami pernyataan yang ada. Tujuan dari melakukan
famialirization adalah untuk mendapatkan ide maupun tema. 1,5

2. Mengidentifikasi sebuah thematic framework


Masalah penting, tema, dan konsep diidentifikasi dari data-data tersebut. Data
kemudian diberi label menurut sub-kelompok.1,5
3. Memberikan indeks
Membuat kode-kode atas data dari kerangka tematik atau indeks yang
diaplikasikan.1,5
4. Melakukan charting
Menyusun ulang data menurut kerangka tematik yang diikut dengan diagram. 1
5. Mapping dan interprestasi
Konsep didefinisikan melalui diagram, fenomena alamiah dipetakan, dan asosiasi
tema dengan padangan ditemukan untuk menjelaskan penemuan. Apabila ada tema
yang tidak sesuai, maka data atau tema tersebut dapat dibuang. 1

Dalam menulis laporan kualitatif, metode berisi pernyataan dan alasan dari cara
pengumpulan data, penyebab memilih teknik wawancara dengan struktur, cara
merekrut subjek, dan persetujuan komite etik. 6

Terdapat juga alternative dalam menganalisis data kualitatif. Teknik menganlisis


tersebut meliputi etnografi, netnografi, etnometodologi, analisis percakapan, analisis
narasi, grounded theory, qualitative comparative analysis, dan case-oriented
understanding.7
Selain itu, analisis data kualitatif dapat menggunakan perangkat lunak komputer.
Analisis ini dilakukan dengan komputer yang dapat memproses teks dan kata-kata yang
ada menjadi sebuah kode. Kode tersebut akan dikategorikan dan diberi warna.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk kode atau warna yang sama. 7

FKUI 2015 SOLID Page 44


6. Menentukan kualitas dari hasil penelitian
Kualitas hasil dari sebuah penelitian dapat ditinjau daru 4 aspek yaitu 4
 Validitas : Seberapa akurat hasil temuan tersebut ditinjau dari berbagai prespektif.
 Transferabilitas : Hasil temuan dapat di aplikasikan pada setting yang berbeda atau
tidak.
 Dependabilitas : Kemampuan desain studi dalam merespons kondisi yang berbeda.
 Konfirmabilitas : Ada studi lain yang sesuai dan mendukung hasil dari penelitian
tersebut.

7. Mempublikasikan penelitian
Publikasi penelitian harus diawali dengan peer review untuk mendapat masukan
sebelum dipublikasikan ke masyarakat luas. Hal ini diperlukan untuk menghindari
adanya kesalahan yang mungkin dapat ditelan mentah-mentah oleh orang awam dan
mereka menganggap hal tersebut benar adanya. 8

FKUI 2015 SOLID Page 45


REFERENSI

1. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5th ed. Jakarta: Sagung


Seto; 2014.

FKUI 2015 SOLID Page 46

Anda mungkin juga menyukai