Anda di halaman 1dari 26

Istilah "limbah medis" menurut laman Bio Medical dapat mencakup berbagai macam produk

sampingan yang berbeda dari industri perawatan kesehatan. Berikut ini kategori limbah medis
yang paling umum sebagaimana diidentifikasi oleh WHO: Benda tajam. Limbah jenis ini
meliputi segala sesuatu yang dapat menembus kulit, termasuk jarum, pisau bedah, pecahan
kaca, pisau cukur, ampul, staples, dan kabel. Limbah Menular. Apa pun yang menular atau
berpotensi menular masuk dalam kategori ini, termasuk tisu, tinja, peralatan, dan kultur
laboratorium. Radioaktif. Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan
atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain yang
terkontaminasi dengan cairan ini. Patologi. Cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh,
cairan tubuh, dan bangkai hewan yang terkontaminasi masuk dalam kategori limbah ini.
Obat-obatan. Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak digunakan,
kedaluwarsa, dan / atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil. Bahan kimia.
Termasuk desinfektan, pelarut yang digunakan untuk keperluan laboratorium, baterai, dan
logam berat dari peralatan medis seperti merkuri dari termometer yang rusak. Limbah
Genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya yang bersifat
karsinogenik, teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termasuk obat sitotoksik yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan kanker. Siapa yang Beresiko Terkena
Limbah Medis? Orang-orang yang memiliki risiko tinggi tercemar limbah medis tentu saja
petugas kesehatan, pasien, petugas pengumpulan dan pembuangan limbah, serta lingkungan
sekitar. Limbah medis dapat menimbulkan bahaya jika dikelola secara tidak benar. Lalu
mengapa limbah medis perlu dikelola dengan cara yang benar? Berikut ini beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk mengelola limbah medis dengan cara yang tepat seperti dirilis dari
Medical Waste. Sampah umum seperti tisu, kapas dan bahan yang tidak terkena limbah
infeksius digabung dengan sampah biasa untuk dibuang. Benda tajam harus digabung,
terlepas apakah terkontaminasi atau tidak, dan harus dimasukkan ke wadah anti bocor
(biasanya terbuat dari logam atau plastik berkepadatan tinggi dan tidak tembus) Kantung dan
wadah untuk limbah infeksius harus ditandai dengan lambang atau tulisan zat infeksius.
Limbah yang sangat menular jika memungkinkan, segera disterilkan dengan autoklaf.
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15
menit. Limbah sitotoksik, sebagian besar diproduksi di rumah sakit besar atau fasilitas
penelitian, harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat dan anti bocor dengan jelas diberi
label "Limbah sitotoksik". Sejumlah kecil limbah kimia atau farmasi dapat dikumpulkan
bersama dengan limbah infeksius. Sejumlah besar obat-obatan kedaluwarsa atau kedaluwarsa
yang disimpan di bangsal atau departemen rumah sakit harus dikembalikan ke apotek
pembuangan. Limbah kimia dalam jumlah besar harus dikemas dalam wadah tahan bahan
kimia dan dikirim ke fasilitas pengolahan khusus (jika tersedia). Limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi (misalnya kadmium atau merkuri) harus dikumpulkan secara
terpisah. Wadah aerosol dapat dikumpulkan dengan limbah layanan kesehatan umum.
Limbah infeksius radioaktif tingkat rendah Apusan, jarum suntik untuk penggunaan
diagnostik atau terapeutik) dapat dikumpulkan dalam kantong atau wadah kuning untuk
limbah infeksius jika ini ditujukan untuk pembakaran.

Baca selengkapnya di artikel "Apa Itu Limbah Medis dan Bagaimana Cara Menanganinya?",
https://tirto.id/ei2F
Dalam upaya menigkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di kota-kota besar
semakin meningkat pendirian rumah sakit (RS). Sebagai akibat kualitas efluen limbah rumah
sakit tidak memenuhi syarat. Limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk di
sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam
limbah rumah sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus diolah sebelum
dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).
SAMPAH dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah
rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis
baik padat maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi
yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
-         Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
-         Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan
dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif). Limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan,
darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. Limbah
sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat
sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini
dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh
pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
-         Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
-         Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
(Arifin. M, 2008 ; (online).
 
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non
klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor / administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang
pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung
bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu
saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit
seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang
tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD,
COD, pH, mikrobiologik, dan lain-lain. (Arifin. M, 2008 ; (online).
Pelayanan kesehatan dikembangkan dengan terus mendorong peranserta aktif masyarakat
termasuk dunia usaha. Usaha perbaikan kesehatan masyarakat terus dikembangkan antara
lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Perlindungan terhadap bahaya pencemaran dari manapun juga perlu diberikan
perhatian khusus. Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan limbah rumah sakit yang
merupakan bagian dari penyehatan lingkungan dirumah sakit juga mempunyai tujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah
rumah sakit infeksi nosoknominal dilingkungan rumah sakit, perlu diupayakan bersama oleh
unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit. Unsur-
unsur tersebut meliputi antara lain sebagai berikut :
-         Pemrakarsa atau penanggung jawab rumah sakit
-         Penanggung jasa pelayanan rumah sakit
-         Para ahli pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran
-         Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana fasilitas yang diperlukan.
(Depkes RI, 2002)
Pengelolaan limbah rumah sakit yang sudah lama diupayakan dengan menyiapkan perangkat
lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan kebijakan-kebijakan yng
mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan dilingkungan rumah sakit.
Disamping peraturan-peraturan tersebut secara bertahap dan berkesinambungan Departemen
Kesehatan  terus mengupayakan dan menyediakan dan untuk  pembangunan insilasi
pengelolaan limbah rumah sakit melalui  anggaran pembangunan maupun dari sumber
bantuan dana lainnya. Dengan demikian sampai saat ini sebagai rumah sakit pemerintah telah
dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan limabah, meskipun perlu untuk disempurnakan.
Namun disadari bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan 
permasyarakatan terutama dilingkungan masyarakat rumah sakit. (Depkes RI, 1992).
 

1. A.     Permasalahan

Dalam profil kesehatan Indonesia, Departement Kesehatan, 1997 diungkapkan seluruh rumah
sakit di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100
Rumah Sakit di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 kg
pertempat tidur perhari. Analisa lebih jauh menunjukkan produksi sampah (Limbah Padat)
berupa limbah domestic sebesar 76,8 persen dan berupa limbah infeksius sebesar 23,2 persen.
Diperkirakan secara nasional produksi sampah (Limbah Padat) Rumah Sakit sebesar 376.089
ton per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari gambaran tersebut
dapat dibayangkan betapa besar potensi Rumah Sakit untuk mencemari lingkungan dan
kemungkinan menimbulkan kecelakaan  serta penularan penyakit.
Rumah Sakit menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar, beberapa diantaranya
membahayakan kesehatan dilingkungannya. Di negara maju, jumlahnya diperkirakan 0,5-0,6
kg per tempat tidur rumah sakit perhari. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini
paling baik jika dilakukan dengan memilah-milah limbah kedalam kategori untuk masing-
masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum
pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminasi
antrauma (Injuri)
(KLMNH, 1995).
Limbah Rumah Sakit mengandung bahan beracun berbahaya Rumah Sakit tidak hanya
menghasilkan limbah organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung
bahan beracun berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10 sampai 15
persen diantaranya merupakan limbah
infeksius yang mengandung logam berat, antara lain mercuri (Hg). Sebanyak 40 persen
lainnya adalah limbah organik yang berasal dari makanan dan sisa makan, baik dari pasien
dan keluarga pasien maupun dapur gizi. Selanjutnya, sisanya merupakan limbah anorganik
dalam bentuk botol bekas infus dan plastik. Temuan ini merupakan
hasil penelitian Bapedalda Jabar bekerja sama dengan Departemen
Kesehatan RI, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama tahun 1998 sampai tahun
1999. Keterbatasan dan mengakibatkan sampel yang diambil hanya dari dua rumah sakit di
Jawa Barat, satu di rumah sakit pemerintah dan satunya lagi di rumah sakit swasta. Secara
terpisah, mantan Ketua Wahana Lingkungan (Walhi) Jabar
Ikhwan Fauzi mengatakan, volume limbah infeksius dibeberapa rumah sakit bahkan melebihi
jumlah yang ditemukan Bapedalda. Limbah infeksius ini lebih banyak ditemukan di beberapa
rumah sakit umum, yang pemeliharaan lingkungannya kurang baik (Pristiyanto. D, 2000).
Biasanya orang mengaitkan limbah B3 dengan industri. Siapa yang menyangka ternyata
dirumah sakitpun menghasilkan limbah berbahaya dari limbah infeksius. Limbah infeksius
berupa alat-alat kedokteran seperti perban, salep, serta suntikan bekas (tidak termasuk tabung
infus), darah, dan sebagainya. Dalam penelitian itu, hampir di setiap tempat sampah
ditemukan bekas dan sisa makanan (limbah organik), limbah infeksius, dan limbah organik
berupa botol bekas infus. (Anonimous, 2009)
Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum dikelola dengan baik.
Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius.
Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan nonmedis. Percampuran tersebut justru
memperbesar permasalahan limbah medis.
Kepala Pusat Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia Dr Setyo
Sarwanto DEA mengutarakan hal itu kepada Pembaruan, Kamis pekan lalu, di Jakarta. Ia
mengatakan, rata-rata pengelolaan limbah medis di rumah sakit belum dilakukan dengan
benar. Limbah medis memerlukan pengelolaan khusus yang berbeda dengan limbah
nonmedis. Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah
sitotoksis, dan limbah laboratorium.
Limbah infeksius misalnya jaringan tubuh yang terinfeksi kuman. Limbah jenis itu
seharusnya dibakar, bukan dikubur, apalagi dibuang ke septic tank. Pasalnya, tangki
pembuangan seperti itu di Indonesia sebagian besar tidak memenuhi syarat sebagai tempat
pembuangan limbah. Ironisnya, malah sebagian besar limbah rumah sakit dibuang ke tangki
pembuangan seperti itu.
Kenyataannya, banyak tangki pembuangan sebagai tempat pembuangan limbah yang tidak
memenuhi syarat. Hal itu akan menyebabkan pencemaran, khususnya pada air tanah yang
banyak dipergunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Setyo menyebutkan, buruknya
pengelolaan limbah rumah sakit karena pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi
rumah sakit. Sedangkan peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan
Departemen Kesehatan pada 1992 pun sebagian besar tidak dijalankan dengan benar.

1. B.     Jenis-jenis limbah

Jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian sebagai berikut ini :


-         Limbah klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin pembedahan dan di unit-unit resiko
tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan
populasi umum dan staf Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai
resiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkusyang kotor, cairan
badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urine dan
produk darah.
-         Limbah patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diautoclaf sebelum keluar dari unit
patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
-         Limbah bukan klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak
dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup
merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan menbuangnya.
-         Limbah dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu
dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di Rumah
Sakit.
-         Limbah radioaktif
Walaupun limbah ini tidak  menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit,
pembuangan secara aman perlu diatur dengan baik. Pemberian kode warna yang berbeda
untuk masing-masing sangat membantu pengelolaan limbah tersebut
(Prasojo. D, 2008).
Berikut adalah tabel yang menyajikan contoh sistem kondisifikasi limbah rumah sakit dengan
menggunakan warna :
 
 
JENIS LIMBAH WARNA
Bangsal/Unit  
Klinik Kuning
Bukan klinik Hitam
Kamar Cuci Rumah Sakit  
Kotor/Terinfeksi Merah
Habis dipakai Putih
Dari kamar operasi Hijau/Biru
Dapur  
  Sarung tangan dengan warna yang
berbeda untuk memasak dan
membersihkan badan.
 
Agar kebijakan kodifikasikan menggunakan warna dapat dilaksanakan dengan baik, tempat
limbah diseluruh rumh sakit harus memiliki warna yang sesuai, sehingga limbah dapat
dipisah-pisahkan ditempat sumbernya.

1. Bangsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua warna, satu untuk
limbah klinik dan yang lain untuk bukan klinik
2. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai limbah
klinik
3. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik
dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang (Depkes RI, 1992).

 
1. C.     Pengelolaan limbah

Pengolahan limbah RS Pengelolaan limbah RS dilakukan dengan berbagai cara. Yang


diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan (reduce) dalam volume, penggunaan
kembali (reuse) dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang (recycle), dan pengolahan
(treatment) (Slamet Riyadi, 2000).
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan
kodifikasi dengan warna yang menyangkut hal-hal berikut :

1. Pemisahan Limbah

-  Limbah harus dipisahkan dari sumbernya


-  Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
-  Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda yang menunjukkan
kemana kantong plastik harus diangkut untuk insinerasi aau dibuang (Koesno Putranto. H,
1995).

1. Penyimpanan Limbah

Dibeberapa Negara kantung plastik cukup mahal sehingga sebagai gantinya dapat digunkanan
kantung kertas yang tahan bocor (dibuat secara lokal sehingga dapat diperloleh dengan
mudah) kantung kertas ini dapat ditempeli dengan strip berwarna, kemudian ditempatkan
ditong dengan kode warna dibangsal dan unit-unit lain.

1. Penanganan Limbah

-  Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian. Kemudian
diikiat bagian atasnya dan diberik label yang jelas
-  Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga  jika dibawa mengayun
menjauhi badan, dan diletakkan ditempat-tempat  tertentu untuk dikumpulkan
-  Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan  warna yang sama
telah dijadikan satu dan dikirimkan ketempat yang sesuai
-  Kantung harus disimpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak
sebelum diangkut ketempat pembuangan.

1. Pengangkutan limbah

Kantung limbah dipisahkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah
bagian bukan klinik misalnya dibawa kekompaktor, limbah bagian Klinik dibawa
keinsenerator. Pengangkutan dengan kendaraan khusus (mungkin ada kerjasama dengan
dinas pekerja umum) kendaraan yang digunakan untuk mengangkut limbah tersebut
sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan setiap hari, jika perlu (misalnya bila ada  kebocoran
kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

1. Pembuangan limbah

Setelah dimanfaatkan dengan konpaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat
penimbunan sampah (Land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insenerasi), jika tidak
mungkin harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada
hari yang sama sehingga tidak sampai membusuk.
(Bambang Heruhadi, 2000).
Rumah sakit yang besar mungkin mampu memberli inserator sendiri, insinerator berukuran
kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-1500 ºC atau lebih tinggi dan mungkin
dapat mendaur ulang sampai 60% panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit.
Suatu rumah sakit dapat pula mempertoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi
limbah rumah sakit yang berasal dari rumah sakit yang lain. Insinerator modern yang baik
tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung limbah
klinik maupun limbah bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk farmasi yang tidak
terpakai lagi.
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan
ditanam. Langkah-langkah pengapuran (Liming) tersebut meliputi sebagai berikut :

1. Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter


2. Tebarkan limbah klinik didasar lubang samapi setinggi  75 cm
3. Tambahkan lapisan kapur
4. Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditanamkan samapai
ketinggian 0,5 meter dibawah permukaan tanah
5. Akhirnya lubang tersebut harus ditutup dengan tanah

(Setyo Sarwanto, 2003).


Perlu diingat, bahan yang tidak dapat dicerna secara biologi (nonbiodegradable), misalnya
kantung plastik tidak perlu ikut ditimbun. Oleh karenanya limbah yang ditimbun dengan
kapur ini dibungkus kertas. Limbah-limbah tajam harus ditanam.
Limbah bukan klinik tidak usah ditimbun dengan kapur dan mungkin ditangani oleh DPU
atau kontraktor swasta dan dibuang ditempat tersendiri atau tempat pembuangan sampah
umum. Limbah klinik, jarum, semprit tidak boleh dibuang pada tempat pembuangan samapah
umum.
Semua petugas yang menangani limbah klinik perlu dilatih secara memadai dan mengetahui
langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika mengalami inokulasi atau kontaminasi badan.
Semua petugas harus menggunakan pakaian pelindung yang memadai, imunisasi terhadap
hepatitis B sangat dianjurkan dan catatan mengenai imunisasi tersebut sebaiknya tersimpan
dibagian kesehatan kerja (Moersidik. S.S, 1995).
 
Melihat karakteristik dan dampak-dampak yang dapat ditimbulkan oleh
buangan/limbah rumah sakit seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan
lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen
didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan rumah sakit
yang perlu diterapkan. Dengan pendekatan sistem tersebut, pengelolaan
lingkungan itu sendiri adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas
dengan menghasilkan limbah yang ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat
sekitar.
      Keterlibatan pemerintah yang memiliki badan yang menangani dampak
lingkungan, pihak manajemen puncak rumah sakit dan lembaga kemasyarakatan
merupakan kunci keberhasilan untuk melindungi masyarakat dari dampak
buangan / limbah rumah sakit ini (Mentri Negara Lingkungan Hidup, 2004).
 

1. D.    Kesimpulan dan Saran

Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitarnya tetapi juga mungkin dampak negatif itu berupa cemaran akibat proses
kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Pengelolaan limbah
rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan
penyakit dari pasien ke pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung
rumah sakit. Oleh kerna itu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun
orang lain yang berada dilingkungan rumah sakit dan sekitarnya perlu kebijakan sesuai
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
monitoring limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan.
Rumah sakit sebagai institusi yang sosial ekonominya kerena tugasnya memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat  tidak terlepas dari tanggung jawab pengelolaan
limbah yang ditimbulkan.
Pengelolaan Limbah Sampah Medis Rumah Sakit
Limbah : Adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi.
Limbah Medis : sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup semua hasil buangan yang
berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Jenis wadah dan label limbah medis padat sesuai dengan kategorinya
1. Radioaktif : warna container merah, dibuang di kantong boks timbal dengan symbol
radioaktif
2. Sangat Infeksius : warna container kuning, dibuang di kantong plastik kuat anti bocor, atau
container yang dapat di sterilisasi dengan otoklaf
3. Limbah infeksius patologi anatomi : warna container kuning, dibuang di kantong plastik
kuat anti bocor
4. Sitotoksis : warna container ungu, dibuang di kantong plastik kuat anti bocor
5. Limbah kimia dan farmasi : warna container coklat, dibuang di plastik kuat.

7 kategori limbah medis


1. Limbah benda tajam, adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat,
dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik.
2. Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit,
dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit, misalnya : Kultur dan
stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium
3. Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia, misalnya :
organ tubuh, janin dan darah.
4. Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya :
mencakup produk farmasi, obat, vaksin.
5. Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas
diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya : formaldehid.
6. Limbah Kemasan Bertekanan, adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di instansi
kesehatan yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung.
7. Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi, misalnya : thermometer

Persyaratan tempat pewadahan limbah non-medis


1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam
5. Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box)
6. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.

Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
1. Safety Box.
2. Needle Cutter.
3. Needle Burner.

Mikroorganisme pathogen
Contoh mikroorganisme tersebut adalah :
(1) Virus Hepatitis (B). Virus hepatitis B, adalah virus yang : persisten di udara kering, hidup
beberapa minggu di tanah, tahan terhadap pajanan antiseptic
(2) Virus HIV. Virus HIV adalah virus yang : tahan 3-7 hari pada suhu ambient, tahan 15
menit pada cairan etanol 70%, inaktif pada suhu 56⁰C.

Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan


(1) Infeksi gastroenteritis. Organism penyebab, misalnya salmonella, shigella spp, vibrio
cholera, cacing. Media penularannya, melalui tinja atau muntahan.
(2) Infeksi Saluran Pernafasan. Organisme penyebab: mycobacterium tuberculosis,
streptococcus pneumonia, virus campak. Media penularannya adalah melalui secret yang
terhirup, air liur.
(3) Hepatitis Virus B dan C. Organisme penyebab adalah Virus Hepatitis B dan C. Media
penularannya adalah melalui darah dan cairan tubuh

Prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan internasional, yakni :


(1) The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”).
semua penghasil limbah secara hukum dan financial bertanggungjawab untuk menggunakan
metode yang aman dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.
(2) The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”)
prinsip yang mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan melalui upaya penanganan
yang secepat mungkin dengan asumsi risikonya dapat menjadi cukup signifikan.
(3) The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”)
bagi yang menangani atau mengelola limbah berbahaya karena secara etik bertanggung jawab
untuk menerapkan kewaspadaan tinggi.
(4) The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”)
dalam penanganan limbah berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan.

Faizatul Ummah29 August 2017

NAMA : FAIZATUL UMMAH


NIM : 131611133097
RESUME : PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT
Pengertian limbah menurut PP No. 12 tahun 1995 limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan
dan atau proses produksi. Sedangkan limbah medis adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
medis, mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas
penelitian, dan laboratorium.
Legal aspek limbah medis dalam permenkes RI Nomor : 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Manajemen limbah rumah sakit berupa pemilahan, pengangkutan, pembakaran, dan
pembuangan akhir.
Jenis Wadah Dan Label Limbah Medis Padat :
a. Radioaktif warna merah
b. Sangat infeksius warna kuning
c. Limbah infeksius, patologi, dan anatomi warna kuning
d. Sitotoksis warna ungu
e. Limbah kimia dan farmasi warna coklat.
7 Kategori Limbah Medis :
1. Limbah benda tajam
2. Limbah infeksius
3. Limbah patologis
4. Limbah farmasi
5. Limbah kimia
6. Limbah kemasan bertekanan
7. Limbah logam berat
Pengumpulan Limbah Medis
• Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus
yang tertutup
• Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama
48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
Pemilahan Limbah
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah kunci
pembuangan yang baik.
Persyaratan Tempat Pewadahan Limbah Non-Medis :
1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya misalnya fiberglass.
2. Mempunyai tutup yang mudh dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3. Terdapat minimal satu buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau apabila 2/3 bgaian
kantong sudah terisi oleh limbah maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit atau binatang pengganggu.
5. Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jerigen, atau
karton yang aman.
6. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.
Tempat Penampungan Sementara
• Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar
limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
• Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, limbah medis harus dimusnahkan
melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai insinerator untuk
dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
a. Safety box
b. Needle cutter
c. Needle burner
Contoh Infeksi Akibat Terpajan Limbah Layanan Kesehatan
1. Infeksi gastroenteritis
2. Infeksi saluran pernafasan
3. Infeksi mata
4. Infeksi genital
5. Infeksi kulit
6. Antraks
7. Meningitis
8. AIDS
9. Demam berdarah
10. Septikimia
11. Bakteriemia
12. Kandidemia
13. Hepatitis virus A
14. Hepatitis virus B dan C
Prinsip Dasar Pengelolaan Limbah Medis
a) The “Polluter Pays” principle (prinsip pencemar yang membayar)
b) The “Precautionary “ principle (prinsip pencegahan)
c) The “duty of care” principle (prinsip kewajiban untuk waspada)
d) The “proximity” principle (prinsip kedekatan)
Usaha Minimalisasi Limbah
• Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya
• Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia
• Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi
• Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah
• Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun
• Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan
• Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa
• Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
• Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

Maria Yasintha Seran29 August 2017

''PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT " Pengertian limbah


menurut PP.No.12.1995 adalah Suatu kegiatan atau proses produksi. Sedangkan pengertian
limbah medis adalah:Sisa suatu usaha atau kegiatan medis yang mencakup semua hasil
buangan yang berasal dari Instansi kesehatan,Fasilitas penelitian dan laboratorium. Legal
aspek limbah medis menurut Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dalam bentuk padat,cair dan gas. Pemilahan
limbah padat yaitu:Benda tajam,Medis non tajam,Non medis,Botol dan plastik infus. Limbah
bahan berbahaya dan beracun adalah: Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya karna sifat konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung. 7 kategori limbah medis yaitu: 1.limbah benda tajam. 2.limbah infeksius 3.limbah
patofisiologi 4.limbah farmasi 5.limbah kimia 6.limbah kemasan bertekanan 7.limbah logam
berat. Pengumpulan limbah medis adalah: Pengumpulan dilakukan disetiap ruangan dengan
menggunakan troli khusus yang tertutup. Penyimpanan sesuai iklim tropis yaitu: pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.Pemilahan limbah
berbahaya dari semua limbah pada tempat pengahasil limbah adalah: Kunci pembuangan
yang baik. Persyaratan tempat pewadahan limbah non medis terbuat dari bahan yang
kuat,mempunyai tutupan yang mudah di buka,terdapat minimal 1(satu) buah untuk setiap
kamar,limbah tidak boleh dibiarkan di wadah melebihi 3x24 jam atau 2/3 bagian kantong
sudah terisi harus di buang. Benda tajam harus ditampung pada tempat yang khusus (Safety
box).Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksin yang tidak langsung kontak
dengan limbah. Dampak limbah terhadap Kesehatan yaitu:Limbah medis dapat mengandung
berbagai macam mikroorganisme patogen,dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa
jalur: Melalui tusukan,lecet,luka di kulit,melalui membran mukosa,melalui pernapasan dan
ingesti. Pengelolaan Limbah Medis ,Prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan
internasional yakni: 1.Prinsip pencemar yang membayar 2.Prinsip pencegahan 3.Prinsip
kewajiban untuk waspada 4.Prinsip kedekatan. Usaha untuk menimalisasi limbah yaitu:
Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya,
Menggunakan sedikit bahan-bahan kimia, Mengutamakankan metode pembersihan secara
fisik dari pada secara ilmiah, Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah, Memonitor
alur penggunaan bahan kimia dari baku menjadi limbah berbahaya dan beracun, Memesan
bahan-bahan sesuai kebutuhan, Menggunakan bahan yang di produksi lebih awal sebelum
kadaluarsa, Menghabiskan bahan dari setiap kemasan, Mengecek tanggal kadaluarsa pada
saat diantar oleh distributor.

Maria Yasintha Seran29 August 2017

''PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT " Pengertian limbah


menurut PP.No.12.1995 adalah Suatu kegiatan atau proses produksi. Sedangkan pengertian
limbah medis adalah:Sisa suatu usaha atau kegiatan medis yang mencakup semua hasil
buangan yang berasal dari Instansi kesehatan,Fasilitas penelitian dan laboratorium. Legal
aspek limbah medis menurut Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dalam bentuk padat,cair dan gas. Pemilahan
limbah padat yaitu:Benda tajam,Medis non tajam,Non medis,Botol dan plastik infus. Limbah
bahan berbahaya dan beracun adalah: Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya karna sifat konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung. 7 kategori limbah medis yaitu: 1.limbah benda tajam. 2.limbah infeksius 3.limbah
patofisiologi 4.limbah farmasi 5.limbah kimia 6.limbah kemasan bertekanan 7.limbah logam
berat. Pengumpulan limbah medis adalah: Pengumpulan dilakukan disetiap ruangan dengan
menggunakan troli khusus yang tertutup. Penyimpanan sesuai iklim tropis yaitu: pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.Pemilahan limbah
berbahaya dari semua limbah pada tempat pengahasil limbah adalah: Kunci pembuangan
yang baik. Persyaratan tempat pewadahan limbah non medis terbuat dari bahan yang
kuat,mempunyai tutupan yang mudah di buka,terdapat minimal 1(satu) buah untuk setiap
kamar,limbah tidak boleh dibiarkan di wadah melebihi 3x24 jam atau 2/3 bagian kantong
sudah terisi harus di buang. Benda tajam harus ditampung pada tempat yang khusus (Safety
box).Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksin yang tidak langsung kontak
dengan limbah. Dampak limbah terhadap Kesehatan yaitu:Limbah medis dapat mengandung
berbagai macam mikroorganisme patogen,dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa
jalur: Melalui tusukan,lecet,luka di kulit,melalui membran mukosa,melalui pernapasan dan
ingesti. Pengelolaan Limbah Medis ,Prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan
internasional yakni: 1.Prinsip pencemar yang membayar 2.Prinsip pencegahan 3.Prinsip
kewajiban untuk waspada 4.Prinsip kedekatan. Usaha untuk menimalisasi limbah yaitu:
Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya,
Menggunakan sedikit bahan-bahan kimia, Mengutamakankan metode pembersihan secara
fisik dari pada secara ilmiah, Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah, Memonitor
alur penggunaan bahan kimia dari baku menjadi limbah berbahaya dan beracun, Memesan
bahan-bahan sesuai kebutuhan, Menggunakan bahan yang di produksi lebih awal sebelum
kadaluarsa, Menghabiskan bahan dari setiap kemasan, Mengecek tanggal kadaluarsa pada
saat diantar oleh distributor.

nova anika 29 August 2017

PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DAN RUMAH SAKIT

PENGERTIAN LIMBAH
PP NO.12,1995 adalah bahan sisa suatu kegiatan dana tau proses produksi

PENGERTIAN LIMBAH MEDIS


Semua sisa dan hasil buangan yang berasal dari fasilitas penelitian, instansi kesehatan dan
laboratorium
LEGAL ASPEK LIMBAH MEDIS
Permenkes RI nomor 1204/MENKES/SK/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan RS
adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan RS dalam bentuk padat, cair dan gas

MANAJEMEN LIMBAH
Limbah padat RS/poliklinik/puskesmas

Pemilahan

pengangkutan

incineration/pembakaran

tempat pembuangan akhir


JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS PADAT SESUAI KATEGORI
• Radioaktif : container/kantong plastic merah : kantong box timbal dengan symbol radioaktif
• Sangat infeksius : Kantong plastic kuat, anti bocor, atau container yang dapat di sterilisasi
dengan otoklaf : warna kuning
• Limbah infeksius, patologi dan anatomi : kantong plastic kuat anti bocor/ container : warna
kuning
• Sitotoksis : container plastic kuat dan anti bocor : wana ungu
• Limbah kimia dan farmasi : kantong plastic/container : warna coklat
7 KATEGORI LIMBAH MEDIS
1. Limbah benda tajam : memiliki sudut

MAS SONIA NABEELA SALHAMI29 August 2017

nama : Mas Sonia Nabeela Salhami


Nim : 131711123033
kelas : AJ2 /B20

PENGELOAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT

Pengertian Limbah
Menurut PP NO 12, 1995 Adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi.
LImbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup semua hasil buangan yang
berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.

Legal Aspek Limbah Medis


• Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Limbah bahan berbahaya dan beracun


Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau karena sifat atau
konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Contoh
dari limbah bahan berbahaya dan beracun adalah limbah radioaktif, limbah sangat infeksius,
limbah sitoksis, limbah kimia, limbah infeksius.
7 kategori limbah medis
(1) Limbah benda tajam, adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat,
dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat
glass); Infus set; Ampul/vial obat, dll.
(2) Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu
yang rentan, misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium; Limbah
hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular dll.
(3) Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia, misalnya :
organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
(4) Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya :
mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa termasuk masker,
handscoon dll.
(5) Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas
diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya : formaldehid, zat
kimia fotografis, solven, dll.
(6) Limbah Kemasan Bertekanan, adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di instansi
kesehatan yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung
(7) Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik,
misalnya : Limbah logam merkuri

Pengumpulan Limbah Medis


• Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus
yang tertutup.
• Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama
48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam

Pemilahan Limbah
• Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah kunci
pembuangan yang baik

Persyaratan tempat pewadahan limbah non-medis


1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit atau binatang pengganggu.
5. Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jerigen atau
karton yang aman.
6. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.

Tempat Penampungan Sementara


• Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar
limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
• Rs atau faskes yang tidak mempunyai incinerator diharap bias menjalin kerja sama dengan
rs lain atau faskes lain atau mungkin pihak lain yang mempunyai insenerator.

Transportasi
• Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan
dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
• Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kenderaan khusus.
• Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.
• Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri

Beberapa ketentuan lain ttg sampah medis


1. Ruang Perawatan harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk limbah
medis (warna kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis.
3. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah non-
medis.
4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah medis dan
perlu dinyatakan aman sebelum dibuang
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
1. Safety Box
2. Needle Cutter
3. Needle Burner
Dampak Limbah Terhadap Kesehatan
Pathogen yang terdapat pada limbah medis dapat masuk ke tubuh manusia melalui :
1. Tusukan
2. Membrane Mukosa
3. Pernafasan & Ingesti

Mikroorganisme Patogen
• Mikroorganisme patogen memiliki kemampuan yang terbatas untuk bertahan hidup di alam
bebas.
• Kemampuan ini tergantung pada mikroorganisme sendiri, ada yang bias bertaha hidup di
keadaaan lembab, kering dll. Contoh misalnya mikroorganisme pathogen virus hepatitis B,
Virus HIV dll.
• Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan Infeksi Gastroentitis, infeksi sal.
Nafas, infeksi mata, genital, kulit, antraks, meningitits, AIDS, DBD dll.
Pengelolaan Limbah Medis.
Prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan internasional
• The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”).
• The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”)
• The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”)
• The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”)

Usaha Minimalisasi Limbah


• Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
• Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
• Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
• Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah
• Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
• Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
• Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
• Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
• Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

MELAN APRIATY SIMBOLON29 August 2017

" PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT "


Limbah medis adalah kegiatan medis yang hasilnya berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas
penelitian, dan laboratorium.
A. Manajemen Limbah
Limbah padat RS/ Puskesmas/ poliklinik > Pemilahan > Pengangkutan >
Incineration/pembakaran > Pembuangan akhir
1. Pemilihan Limbah Padat
Pemisahan limbah berbahaya dari
semua penghasil limbah
7 kategori Limbah medis :
1).Limbah benda tajam, (Jarum suntik, Kaca sediaan, Ampul/vial obaT).
2).Limbah infeksius,(Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit
menular,pasien dari bagian isolasi)
3).Limbah Patologis, jaringan tubuh manusia,(organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin
dan cairan tubuh yang lain)
4).Limbah Farmasi, (mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang
sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, sarung tangan)
5).Limbah Kimia, dari aktifitas diagnostic, pemberian desinfektan, misalnya : formaldehid,
zat kimia fotografis, solven, dll.
6). Limbah Kemasan Bertekanan, gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol.
7).Limbah Logam Berat, Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan
kedokteran (thermometer, alat pengukur tekanan darah).

Jenis wadah dan label Limbah medis padat sesuai kartogorinya :


- Katogari Radioaktif Merah kantong boks
- Sangat infeksius kuning kantong plastik kuat anti bocor, kontainer yang dapat disterilisasi
dengan otoklaf
- Limbh infeksius, patolagi anatomi kuning kantong plastik kuat/ kantainner
- Sitotoksis ungu kontainner plastik kuat
- Limbah kimia dan farmasi coklat kantong plastik /kontainner
- Limbah medis tajam safety box, needle cutter, needle burner
2. Pengangkutan/transportasi
- Kantong limbah sebelum ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang
kuat/ tertutup
- Pengangkutan ke luar menggunakan kendaran khusus
- Kantong limbah harus aman dari jangkuan manusia dan binatang
- Petugasnya harus menggunakan alat pelindung diri.

3. Tempat Penampungan sementara


Rumah sakit yang punya insinerator harus membakar limbah selambatnya 24 jam pada
musim kemarau, dan pada musim hujan 48 jam .

B. Persyaratan Tempat pewadahan limbah non medis


1. Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, permukaan dalam halus
2. Tutup yg mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan
3. Terdapat min 1 pewadahan setiap ruangan
4. Limbah tidak bole dibiarkan melebihi 3× 24 jam atau 2/3 bagian kantong sudah terisi,
maka harus dibuang.
5. Benda tajam harus diangkut dan ditampung pada tempat khususnsafety box
6. Tempat pewadahan limbah infeksius dan sitotoksik harus dibersihkan dengan larutan
desinfektan jika digunakan kembali.
Trimakasi

ida berliana29 August 2017

NAMA : Ida Berliana


NIM : 131711123013
KELAS : AJ 2 (B20)

PENGELOAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT


Pengertian Limbah PP NO 12, 1995
Adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi.
PENGERTIAN LIMBAH MEDIS :
sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup semua hasil buangan yang berasal dari
instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Legal Aspek Limbah Medis
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
MANAJEMEN LIMBAH :
Limbah bahan berbahaya dan beracun
Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau karena sifat atau
konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain
7 kategori limbah medis :
(1) Limbah benda tajam, adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat,
dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat
glass); Infus set; Ampul/vial obat, dll.
(2) Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu
yang rentan, misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium; Limbah
hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular; Limbah pasien yang
menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat atau materi lain yang tersentuh orang
sakit.
(3) Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia, misalnya :
organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
7 kategori limbah medis
(4) Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya :
mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll;
Termasuk sarung tangan, masker, dll.
(5) Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas
diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya : formaldehid, zat
kimia fotografis, solven, dll.
(6) Limbah Kemasan Bertekanan, adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di instansi
kesehatan yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol.
(7) Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik,
misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(thermometer, alat pengukur tekanan darah).
Pengumpulan Limbah Medis
Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus
yang tertutup.
Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48
jam dan musim kemarau paling lama 24 jam
Pemilahan Limbah
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah kunci
pembuangan yang baik
Persyaratan tempat pewadahan limbah non-medis
1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit atau binatang pengganggu.
5. Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jerigen atau
karton yang aman.
6. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.
Tempat Penampungan Sementara
Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya
selambat-lambatnya 24 jam.
Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, limbah medis harus dimusnahkan
melalui kerjasama dengan rumah sakit lain/ pihak lain yang mempunyai insinerator untuk
dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.
Transportasi
Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan
dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kenderaan khusus.
Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.
Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri:
Topi/helm, Masker, Pelindung mata, Pakaian panjang (coverall), Apron untuk industri,
Pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty
gloves)
Beberapa ketentuan lain ttg sampah medis
1. Ruang Perawatan harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk limbah
medis (warna kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis.
3. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah non-
medis.
4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah medis dan
perlu dinyatakan aman sebelum dibuang
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
(1) Safety Box.
Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap
selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya dikirim ke sarana kesehatan
lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000⁰C atau memiliki alat
pemusnah carbonizer.
Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai
satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya ditanam di dalam sumur galian yang
kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya didalam area unit pelayanan kesehatan.
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
(2) Needle Cutter.
Alternatif 1:
Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam
safety box, kemudian dilanjutkan dengan proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam
penanganan menggunakan safety box.
Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam
needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit
5% dan direndam selama 30 menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang.
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam
(3) Needle Burner.
Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan needle burner langsung
pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya diproses seperti dijelaskan dalam
penanganan dengan needle cutter;
Hasil proses pemusnahan dengan needle burner dimasukkan ke dalam kantong plastic warna
hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa proses bersama kantong plastiknya langsung dibawa
ke tempat penampungan sementara limbah domestic.
Dampak Limbah Terhadap Kesehatan
Limbah medis dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen, yang dapat
memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :
(1) Melalui tusukan, lecet, atau luka di kulit
(2) Melalui membrane mukosa
(3) Melalui pernafasan dan melalui ingesti
Mikroorganisme patogen
Mikroorganisme patogen memiliki kemampuan yang terbatas untuk bertahan hidup di alam
bebas.
Kemampuan ini tergantung pada jenis mikroorganisme dan merupakan cara kerja dari
pertahanan dirinya terhadap kondisi lingkungan seperti : suhu, kelembaban, iradiasi
ultraviolet, ketersediaan zat organic, keberadaan predator dan sebagainya.
Mikroorganisme patogen
Contoh mikroorganisme tersebut adalah :
(1) Virus Hepatitis (B). Virus hepatitis B, adalah virus yang : persisten di udara kering, hidup
beberapa minggu di tanah, tahan terhadap pajanan antiseptic, tahan sampai 10 jam pada suhu
60⁰C, tahan 1 minggu pada tetesan darah dalam jarum suntik (termasuk virus hepatitis C).
(2) Virus HIV. Virus HIV adalah virus yang : tahan 3-7 hari pada suhu ambient, tahan 15
menit pada cairan etanol 70%, inaktif pada suhu 56⁰C.
Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan
(1) Infeksi gastroenteritis. Organism penyebab, misalnya salmonella, shigella spp, vibrio
cholera, cacing. Media penularannya, melalui tinja atau muntahan.
(2) Infeksi Saluran Pernafasan. Organisme penyebab: mycobacterium tuberculosis,
streptococcus pneumonia, virus campak. Media penularannya adalah melalui secret yang
terhirup, air liur.
(3) Infeksi Mata. Organisme penyebab : Herpes virus. Media penularannya adalah secret
mata.
(4) Infeksi Genital. Organisme penyebab : Neisseria gonorrhoeae, herpes virus. Media
penularannya adalah melalui secret genital.
(5) Infeksi Kulit. Organisme penyebab : Streptococcus spp. Media penularannya adalah
melaui nanah.
(6) Antraks. Organisme penyebab : Bacillus anthracis. Media penularannya adalah melalui
secret kulit.
(7) Meningitis. Organisme penyebab adalah Neisseria meningitis. Media penularannya adalah
melalui darah, secret alat kelamin
Contoh Infeksi akibat terpajan limbah
layanan kesehatan
(8) AIDS. Organisme ppenyebeb adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Media
penularannya adalah melalui darah, secret alat kelamin.
(9) Demam Berdarah.Organisme penyebab adalah virus junin, lassa, ebola dan Marburg.
Media penularannya adalah melalui seluruh cairan tubuh dan secret.
(10) Septikimia. Organisme penyebab adalah Staphylococcus spp. Media penularannya
adalah melalui darah.
(11) Bakteriemia. Organisme penyebab adalah Staphylococcus spp, koagulase negative,
staphylococcus aureus, enterobacter, enterococcus, klebsiella dan streptococcus sp. Media
penularannya adalah melalui darah.
(12) Kandidemia. Organisme penyebab adalah Candida albicans. Media penularannya adalah
melalui darah.
(13) Hepatitis Virus A. Organisme penyebab adalah virus hepatitis A. Media penularannya
adalah melalui tinja.
(14) Hepatitis Virus B dan C. Organisme penyebab adalah Virus Hepatitis B dan C. Media
penularannya adalah melalui darah dan cairan tubuh
Pengelolaan Limbah Medis.
Prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan internasional, yakni :
(1) The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”).
Artinya bahwa melaului prinsip tersebut diatas bahwa semua penghasil limbah secara hukum
dan financial bertanggungjawab untuk menggunakan metode yang aman dan ramah
lingkungan dalam pengelolaan limbah.
(2) The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”)
merupakan prinsip kunci yang mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan melalui
upaya penanganan yang secepat mungkin dengan asumsi risikonya dapat menjadi cukup
signifikan.
3) The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”)
bagi yang menangani atau mengelola limbah berbahaya karena secara etik bertanggung jawab
untuk menerapkan kewaspadaan tinggi.
4) The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”)
dalam penanganan limbah berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan.
Prinsip-prinsip pengelolaan limbah tersebut berkaitan dengan kegiatan unit pelayanan
kesehatan, sebagaimana tertuang pada global immunization 2009, disampaikan bahwa dalam
penyelenggaraan imunisasi harus memiliki system pengelolaan limbah tajam.
NOTE!
Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan
selain tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan
pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit
pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk menyusun
rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.
Usaha Minimalisasi Limbah
Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah
Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

SUMBER
Pedoman pengelolaan limbah medis, Ditjen PP dan PL bekerjasama dengan WHO, 2012.

Dinda Berlian Primadiana29 August 2017

Nama : Dinda Berlian Primadiana


NIM : 131711123017

“PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT”

A.Pengertian Limbah
•Menurut Peraturan Pemerintah NO 12, 1995, limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan
atau proses produksi.
•Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup semua hasil buangan yang
berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.

B. Legal Aspek Limbah Medis


Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
C. 7 Kategori Limbah Medis
(1)Limbah benda tajam. Misalnya: jarum suntik; Kaca sediaan (preparat glass); Infus set;
Ampul/vial obat, dll.
(2)Limbah infeksius, misalnya : Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita
penyakit menular; Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi; Alat
atau materi lain yang tersentuh orang sakit.
(3)Limbah Patologis, misalnya : organ tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan
tubuh yang lain
(4)Limbah Farmasi, misalnya : mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah
kadaluwarsa, tumpahan obat, dll.
(5)Limbah Kimia, misalnya : formaldehid, zat kimia fotografis, solven, dll.
(6)Limbah Kemasan Bertekanan, misalnya : gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol.
(7)Limbah Logam Berat, misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran
peralatan kedokteran (thermometer, alat pengukur tekanan darah).

D. Persyaratan Tempat Pewadahan Limbah Non-Medis


•Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
•Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
•Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
•Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit atau binatang pengganggu.
•Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jerigen atau
karton yang aman.
•Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.

E. Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam


1.Safety Box.
 Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap
selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya dikirim ke sarana kesehatan
lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000⁰C atau memiliki alat
pemusnah carbonizer.
 Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke dalam safety box pada setiap
selesai satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box dan isinya ditanam di dalam sumur galian
yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya didalam area unit pelayanan kesehatan.
2.Needle Cutter
 Alternatif 1: Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam
safety box, kemudian dilanjutkan dengan proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam
penanganan menggunakan safety box.
 Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam
needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit
5% dan direndam selama 30 menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang.
3. Needle Burner
 Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan needle burner langsung
pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya diproses seperti dijelaskan dalam
penanganan dengan needle cutter; Hasil proses pemusnahan dengan needle burner
dimasukkan ke dalam kantong plastic warna hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa proses
bersama kantong plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan sementara limbah
domestik.

F. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan


Limbah medis dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen, yang dapat
memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :
(1)Melalui tusukan, lecet, atau luka di kulit
(2)Melalui membrane mukosa
(3)Melalui pernafasan dan melalui ingesti.

G. Contoh Infeksi Akibat Terpajan Limbah Layanan Kesehatan:


Infeksi gastroenteritis, ISK, infeksi mata, infeksi kulit, antraks, meningitis, AIDS, demam
berdarah, septikima, bakterikimia, kandidemia, hepatitis virus.

Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan
selain tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan
pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit
pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk menyusun
rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.

Usaha Minimalisasi Limbah:


•Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
•Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
•Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
•Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah
•Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
•Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
•Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
•Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
•Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

Achmad Tirmidzi 30 August 2017

Achmad Tirmidzi (NIM 131711123035)

Resume Pengelolaan Limbah


Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan atau proses produksi (PP NO. 12 1995).
Sedangkan Limbah Medis adalah sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup semua
hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, maupun laboratorium.
Berdasarkan Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas.

7 kategori limbah medis


- Limbah medis tajam
sudut
yani arnoldus toulasik30 August 2017

NAMA: YANI ARNOLDUS TOULASIK


NIM: 131711123058

“PENGELOAAN LIMBAH SAMPAH MEDIS RUMAH SAKIT”

Pengertian Limbah menurut PP NO 12, 1995 adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau
proses produksi. Limbah medis adalah sisa suatu usaha atau kegiatan medis, mencakup
semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan
laboratorium.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Limbah bahan berbahaya dan beracun merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusakkan lingkungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain.

7 kategori limbah medis adalah:


1. Limbah benda tajam
2. Limbah infeksius
3. Limbah Patologis
4. Limbah Farmasi
5. Limbah Kimia
6. Limbah Kemasan Bertekanan
7. Limbah Logam Berat
Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus
yang tertutup. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan
paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam
Persyaratan tempat pewadahan limbah non-medis adalah:
1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
3. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian
kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit atau binatang pengganggu.
5. Benda tajam harus ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol, jerigen atau
karton yang aman.
6. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali.
Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya
selambat-lambatnya 24 jam tetapi bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator,
limbah medis harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain/ pihak lain yang
mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila
disimpan pada suhu ruang.
Beberapa ketentuan lain tentang sampah medis:
1. Ruang Perawatan harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk limbah
medis (warna kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
2. Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis.
3. Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah non-
medis.
4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah medis dan
perlu dinyatakan aman sebelum dibuang
Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam adalah dengan menggunakan:
1. Safety box
2. Needle cutter
3. Needle Burner
Limbah medis dapat mengandung berbagai macam mikroorganisme patogen, yang dapat
memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :
(1) Melalui tusukan, lecet, atau luka di kulit
(2) Melalui membrane mukosa
(3) Melalui pernafasan dan melalui ingesti
Mikroorganisme patogen memiliki kemampuan yang terbatas untuk bertahan hidup di alam
bebas. Contoh mikroorganisme patogen adalah virus hepatitis (B) dan virus HIV
Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan adalah infeksi gastroenteritis,
infeksi saluran sernafasan, infeksi mata, infeksi genital, infeksi kulit, antraks, meningitis,
AIDS, demam berdarah, septikimia, bakteriemia, kandidemia, hepatitis virus A, hepatitis
virus B dan C.
Pengelolaan Limbah Medis
• The “Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”)
• The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”)
• The “duty of care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”)
• The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”)
Usaha Minimalisasi Limbah
• Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
• Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
• Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
• Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah
• Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan
berbahaya dan beracun.
• Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
• Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
• Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
• Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.

Anda mungkin juga menyukai