Anda di halaman 1dari 10

Nn.

R; 18th; 58kg

Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.

Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%

Insisi kulit sampai subkutis

Jahit luka operasi lapis demi lapis.

po amoxicilin 3x500mg

po asam mefenamat 3x500mg

pasien dating dengan keluhan benjolan di punggung sejak 2 minggu yang lalu

Tampak oval, superficial-subkutan, lunak-kenyal, batas tegas, konsistensi lunak sampai


kenyal, nyeri (-)

Tn. P; 24th; 60kg

Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.

Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%

Insisi kulit sampai subkutis

Jahit luka operasi lapis demi lapis.

po amoxicilin 3x500mg

po asam mefenamat 3x500mg

pasien datang dengan keluhan benjolan di pergelangan tangan kanan sejak 1 minggu yang
lalu

Tampak bulat, lunak-kenyal, batas tegas, ada puncta tepat ditengah masa. konsistensi
lunak sampai kenyal, nyeri (-)

Tn. K; 40th; 60kg

Bersihkan daerah operasi (daerah kulit diatas kista) dengan tindakan aseptik.

Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate) dengan lidocaine 2%

Insisi kulit sampai subkutis

Jahit luka operasi lapis demi lapis.

po amoxicilin 3x500mg
po asam mefenamat 3x500mg

pasien datang dengan keluhan benjolan di punggung kanan sejak 3 minggu yang lalu

Tampak bulat, lunak-kenyal, batas tegas, ada puncta tepat ditengah masa. konsistensi
lunak sampai kenyal, nyeri (-)

An. A P 052964 UMUM Kejang demam • IVFD Asering 30 tpm mikro Kejang 1 kali, d
simpleks hari
2 thn Rawat inap • Inj. Paracetamol 100 mg/8
Febris H3 ec jam T 38,3
Bacterial Infection
• Inj. Diazepam 2 mg
diencerkan dalam 10 cc
bolus pelan jika kejang

An. F P 050126 UMUM GEA dengan • IVFD Asering loading 100cc


dehidrasi ringan selanjutnya 20 tpm mikro
6 bln Rawat inap
sedang
• Inj. Ondansentron 1 mg/8
Febris H1 ec viral jam kp muntah
infection
• Inj. Paracetamol 60mg/8
jam

Ukp

Nama : An. D
Umur : 10 tahun

Pasien datang dengan keluhan perut mulas yang dirasakan sejak 1 hari yang
lalu. Mulai kemarin malam pasien diare, sehari sampai 5 kali. BAB cair
berwarna kuning, tidak ada lendir dan darah. Badan terasa lemas. Sebelum
diare pasien bakso. Makan minum masih baik. Pusing (-), mual (-), muntah
(-), keringat dingin (-). Sebelum makan pasien tidak rajin mencuci tangan.
Kondisi pasien : Cukup
Suhu : 36.6˚C (aksiller)
Nadi : 86 x/ menit (teratur, kuat angkat)
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pernapasan : 18 x / menit
Abdomen : Bising usus (meningkat), nyeri tekan pada
epigastrium (+), organomegali (-),
meteorismus (-), turgor normal (+)
Oralit tiap kali pasien diare 300 ml
Zinc satu kali sehari selama 10 hari
Spasminal 3 x 250 mg
Lanjutkan makan dan minum

Ny. A
40th 80kg

membutuhkan cairan : (9) X (80 kg) X (4 ml) = 2880 ml dalam 24 jam pertama
 ½ jumlah cairan 􀀀1440 ml diberikan dalam 8 jam
 ½ jumlah cairan sisanya 􀀀 1440 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya
MEBO 0,5 mm, 1X-2X /hari
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam

Pasien datang dengan keluhan terkena air panas


Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, bula (+) dan terasa nyeri
TD 120/80 mmHg
N 80x/m
R 20x/m
T 36,7

Mini projek
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REMAJA DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARANGAN KECAMATAN MEMPAWAH
HULU KABUPATEN LANDAK

Remaja adalah periode dalam kehidupan dimana terjadi masa peralihan dari masa
kanak ke masa dewasa. Sebagai fase peralihan yang berjalan natural, remaja
mencoba berbagai perilaku yang kadang merupakan perilaku berisiko. Menurut
World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk yang berusia 10-19
tahun, tidak jauh berbeda di Indonesia dimana menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, remaja berusia 10-18
tahun. Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa
yang melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis dan psikologis. Dalam
keadaan demikian, seringkali kecenderungan melakukan pelanggaran norma.
Remaja mengalami proses ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, khususnya menyangkut pergaulan. Perasaan bahagia dan
kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan oleh individu secara
kualitatif bergantung pada sikap pribadinya terhadap diri sendiri, yaitu bergantung
pada proses penamaan diri. Remaja yang puas dalam usaha membenarkan diri dan
mendefinisikan diri sendiri, akan merasa bahagia dan mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Sebaliknya, dia akan menjadi sangat tidak bahagia atau
sengsara, apabila semua keinginannya pada masa remajanya tidak terpenuhi
sesuai dengan apa yang di inginkan. Akibatnya remaja tersebut akan sulit untuk
mengontrol dirinya dan berimplikasi besar pada penyimpangan sosial yang
disebabkan oleh perubahan secara biologis maupun secara psikologis.

Berbagai faktor kesehatan reproduksi remaja berhubungan satu sama lainnya,


sehingga untuk menciptakan status remaja sehat diperlukan pengetahuan
mendasar mengenai kesehatan reproduksi remaja. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatan tingkat kesehatan reproduksi remaja, tetapi masih saja
didapatkan data yang menunjukkan bahwa remaja masih kurang memiliki
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Berawal dari kurangnya
pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja dalam proyek mini ini
mengangkat upaya peningkatan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

Permasalahan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan remaja, baik
dari pemerintah maupun pihak lain di antaranya, program kelompok siswa peduli
AIDS dan narkoba (KSPAN) ataupun Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Berdasarkan wawancara dengan petugas puskesmas, di puskesmas
sendiri program kesehatan remaja sudah dilaksanakan bersama dengan program
lain seperti Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dengan melaksanakan penyuluhan.
Selain penyuluhan juga dilaksanakan penjaringan terhadap siswa baru di sekolah.
Akan tetapi, program kesehatan reproduksi belum secara khusus dilaksanakan
dalam program tertentu. Selama ini pula target program masih terbatas pada siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA).

Bentuk pelayanan kesehatan remaja ideal menurut WHO adalah adolescent


friendly health services (AFHS) yang kemudian disesuaikan di Indonesia menjadi
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), di mana kegiatan yang bisa
dilakukan untuk mendukung adalah dengan pemberian infomasi dan edukasi
(Pratiwi, 2013). Dengan melaksanakan promosi kesehatan dalam bidang
kesehatan reproduksi remaja ini, diharapkan bahwa tingkat pengetahuan remaja
yang dalam proyek mini ini bisa meningkat sehingga akan memberi dampak pada
sikap dan perilakunya. Dalam menentukan responden proyek mini ini, remaja usia
Sekolah Menengah Atas (SMA) dirasa sudah bisa menerima materi tentang
kesehatan reproduksi karena usia remaja SMA adalah usia pubertas sehingga
upaya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa
dimulai sedini mungkin dan diberikan sesuai dengan usia responden. Dalam
SKRRI 2007 juga telah disampaikan bahwa tingkat pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi masih kurang, maka dalam proyek mini ini dilakukan
penyuluhan sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan.

Perencanaan

Persiapan tempat, waktu dan peserta dilakukan dengan meminta izin dan bekerja sama dengan
Puskesmas Karangan dan pihak sekolah SMA Negeri 1 Karangan. Tanggal untuk penyuluhan
direncanakan pada Jum’at, 13 September 2019 pukul 08.00 sampai dengan 11.30 bertempat di SMA
Negeri 1 Karangan.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan perkenalan tim penyuluhan terlebih dahulu. Selanjutnya
dilakukan pemberian pertanyaan kepada para siswa sebelum dilakukan penyuluhan untuk mengetahui
pengetahuan mereka tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan Upaya Peningkatan Kesehatan Remaja,
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV), Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) dan Rokok, Konselor Sebaya pada Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja. Setelah itu dilanjutkan dengan penyuluhan berupa pemberian materi mengenai Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Upaya Peningkatan Kesehatan Remaja, Infeksi Menular Seksual (IMS) dan
Human Immunodeficiency Virus (HIV), Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA)
dan Rokok, Konselor Sebaya pada Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja oleh tim penyuluh. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi (tanya-jawab) singkat mengenai materi yang telah dipresentasikan. Untuk
meningkatkan keterampilan dalam bidang konseling dilakukan bermain peran, dimana siswa diberikan
skenario. Pada akhir acara, tim penyuluh menyimpulkan kembali isi dari materi yang dibawakan beserta
tanya jawab tersebut. Sebagai bentuk evaluasi tentang pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan akan dilakukan penilaian dengan cara menanyakan kembali pertanyaan yang sebelumnya
ditanyakan saat sebelum dilakukannya penyuluhan serta penilaian pre test dan post test.

Pelaksanaan

Penyuluhan dilakukan di SMA Negeri 1 Mempawah Hulu yang terletak di desa Karangan, Kecamatan
Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, pada hari Senin, 09 September 2019 pukul 08.00 - 15.00 WIB.

Penyuluhan dihadiri oleh 10 orang peserta yang terdiri dari perwakilan kelas X-XI SMA Negeri 1
Mempawah Hulu.

Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh dokter internsip yang sedang bertugas di UPT Puskesmas Karangan.
Dokter internsip berjumlah 3 orang dan membawakan 3 materi yang berbeda.

Adapun dokter yang membawakan materi tersebut adalah:

1. Konselor Sebaya pada Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja dibawakan oleh dr. Taufik Andaru

2. IMS dan HIV dibawakan oleh dr. Jurisna Maria Pangemanan

3. Penyalahgunaan NAPZA dan merokok dibawakan oleh dr. Adrian Susilo

Monitoring
Evaluasi diskusi pemahaman tentang pengetahuan mengenai masalah kesehatan remaja didasarkan
pada beberapa aspek, yaitu dari segi peserta, proses kegiatan itu sendiri, maupun dari perbandingan
antara hasil pre-test sebelum penyuluhan dengan hasil post-test setelah dilakukan penyuluhan pada
siswa SMA Negeri 1 Mempawah Hulu.

Dari segi peserta, jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan telah mencapai target minimal 80%
kehadiran koresponden, dimana dari seluruh kelas yang diminta ikut serta dalam penyuluhan ini,
seluruh siswa mengikuti kegiatan penyuluhan. Perhatian dan respon peserta penyuluhan secara umum
juga sangat baik di mana hal ini dapat dilihat dari mampunya siswa menjawab dengan benar pertanyaan
mengenai kesehatan reproduksi remaja setelah diberikannya materi penyuluhan.

Dari segi proses penyuluhan (ceramah dan diskusi) yang telah berlangsung, dapat dilaporkan bahwa
ceramah dan diskusi berlangsung dengan baik dan terlihat bahwa adanya komunikasi yang timbal balik
antara peserta dengan pembicara. Keberhasilan penyuluhan yang dinilai dengan adanya peningkatan
pengetahuan siswa mengenai masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat dilihat dari
perbandingan jawaban-jawaban pre-test sebelum dilakukan penyuluhan dengan post-test setelah
dilakukan penyuluhan dengan memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis dan lisan. Pre-test dan
post-test dilakukan terhadap 10 peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka sebelum
ataupun sesudah penyuluhan. Pre-test dan post-test memuat 20 pertanyaan yang sama dan dilakukan
selama 10 menit. Pertanyaan pre test dan post test terlampir. Adapun peningkatan hasil post test
setelah dilakukan penyuluhan adalah rerata meningkat dibandingkan post test. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan setelah pemberian materi.

HEMATEMESIS MELENA EC GASTRITIS EROSIF


Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Os mengeluh muntah darah. Muntah darah
berwarna hitam seperti kopi pekat, dengan jumlah kurang lebih 4 gelas. Sehari sebelumnya Os
mengkonsumsi jamu untuk meredakan pegel linu yang diminum sebelum tidur. Sekitar pagi hari
sebelum masuk rumah sakit, Os merasa mual-mual terus menerus yang disertai rasa sakit pada daerah
ulu hati, sakitnya terasa pedih. Kemudian muntah beberapa kali sebelum akhirnya memuntahkan
darah. Setelah memuntahkan darah Os menjadi lemah dan dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit.
Malamnya setelah masuk rumah sakit, Os mengeluhkan BAB berwarna hitam ter. Os baru pertama
kali mengalami keluhan seperti ini.
Sejak usia 40-an tahun, Os sering mengkonsumsi jamu dan obat-obatan untuk menghilangkan pegel
linu, dan masih dikonsumsi hingga sebelum Os masuk rumah.

1. Kesan umum : tampak lemah dan pucat

Kesadaran : kompos mentis, GCS 15

2. Tanda Vital :

Tekanan darah : 130/70

Frekuensi nadi : 98x/menit, regular, isi cukup


Laju respirasi : 20x/menit, tipe torakoabdominal .

Suhu : 36,4oC

Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik

- Tirah baring
- Infus RL 30 tts/menit, ganti dengan NaCl 0,9% apabila akan dilakukan transfusi darah
- Transfusi PRC hingga Hb mencapai di atas 10 g/dl
- Asam Traneksamat 3 x 1 g bolus iv

- Lansoprazole 2 x 30 mg bolus iv

- Ranitidine 2 x 150 mg bolus iv

- Antasid 3 x 1 sdt

- Vitamin K 3 x 1 amp

Ny. W; 50th. 50kg

O2 10 liter per menit dengan Non Rebreathing Mask

Terpasang infus loading 1000cc

Rujuk rumah sakit

penurunan kesadaran dialami sejak 1 hari SMRS, mulanya gelisah, kemudian tidak sadarkan diri.
Riw.Diabetes Mellitus (+) sudah dialami >5 tahun, tidak minum obat teratur. Berat padan juga
dikeluhkan keluarga semakin menurun sejak terkena diabetes.

Airway clear, pernapasan spontan thorakoabdominal, frekuensi napas 27x/menit, bunyi pernapasan
(BP)vesikuler, simetris kiri sama dengan kanan, bunyi tambahan (BT) : Rh: -/- dan Wh : -/-, SpO2 99%
via NRM 10 lpm

tekanan darah (TD) = 122/60 mmHg, nadi = 108x/menit, reguler, nadi teraba lemah, akral dingin, CRT
< 2 detik

GCS 4 (E1M2V1), pupil bulat isokor diameter 2,5 mm, kiri = kanan, refleks cahaya (RC) = +/+ Suhu
35,8C
GDS : 477 mg/dL

Tn. A 28 th

Hapoperidol 1,5 mg 3 x 1

Pasien datang dengan keluhan mengamuk. Keluhan dialami sejak tanggal 5 september 2013. Bulan
februari 2013 yang lalu pasien merasa akan diserang oleh kelelawar, sehingga merasa takut. Pasien
juga sering mendengar suara-suara bisikan yang menurutnya dari Tuhan. Pasien selalu ingin pergi
keluar rumah (kerumah tetangganya) karena pasien merasa bahwa semua rumah/bangunan itu
adalah miliknya, sehingga jika di rumah tetangganya pasien merasa bahwa itu adalah rumahnya.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya diberi kekuasaan di dunia oleh Tuhan. Kemarin pasien
mengamuk hingga memukuli dirinya dengan botol parfum hingga dahinya cedera

Dari status mental didapatkan seorang perempuan, wajah sesuai usia, perawakan sedang.
Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor tampak tenang. pembicaraan lancar, spontan,
intonasi biasa, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Keadaan mood dan afek sulit dinilai dan empati
tidak dapat dirabarasakan. Pada fungsi Intelektual (Kognitif) taraf pendidikan, pengetahuan umum
dan kecerdasan sesuai dengan pendidikan, daya konsentrasi baik. Orientasi (waktu, tempat dan
orang) terganggu. Daya ingat baik. Pikiran abstrak terganggu, bakat kreatif tidak ada, kemampuan
menolong diri sendiri terganggu . Gangguan persepsi Halusinas visual (+) pasien melihat yang
menurutnya adalah Tuhan. Arus pikiran: produktivitas cukup, kontiniuitas irelevan dan hendaya
berbahasa tidak ditemukan. Isi pikiran: preokupasi tidak ada, gangguan isi pikiran : waham kebesaran
(+) yaitu pasien merasa di utus oleh Tuhan agar dapat menyembuhkan orang sakit. Pengendalian
Impuls terganggu. Daya nilai baik. Tilikan (Insight) Derajat 1 (Pasien menyangkal penuh bahwa
dirinya sakit). Taraf dapat dipercaya.

Tn. S 37 th BB 50kg

berbicara sendiri Dialami kurang lebih 7 bulan yang lalu. Terkadang pasien berbicara sendiri jika di
luar rumah,sehingga oleh tetangga diejek sebagai orang gila, begitu di ejek maka pasien mengejek
balik sambil berbicara terus menerus, terkadang dengan nada yang keras, pasien marah karena
disebut sebagai orang gila, tetapi jika diejek seperti itu pasien tidak sampai memukul orang.

1. penampilan Tampak seorang laki-laki memakai baju tiga lapis, baju lapisan pertama adalah lengan
panjang dengan motif bergaris, baju lapisan kedua adalah lengan pendek dengan motif bergaris, baju
lapisan ke tiga adalah rompi warna orange mencolok dengan motif jaring jaring. Memakai celana
pendek berwarna hitam selutut. Perawakan tinggi, wajah agak lonjong sesuai umur, rambut agak
gondrong, kulit sawo matang, kesan kurang rapi.

2. Kesadaran : Berubah

3. Perilaku dan aktivitas prikomotor : Tenang

4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang


5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

Ny. R; 34 th; 154 cm

  O61 - Failed induction of labour - 


  O48 - Prolonged pregnancy – 

IVFD RL 20 tpm

Induksi gastrul 1/8 tab evaluasi 6 jam

Ny. A 40 th

Amitryptilin 25 mg 0-0-1

Seorang wanita 40 tahun datang dengan keluhan susah tidur sejak 10 tahun yang lalu yang dirasakan
kadang-kadang. Keluhan memberat sejak 1 minggu yang lalu, dimana pasien sudah tidak dapat tidur
hingga pagi hari. Pasien mengaku bahwa ia susah tidur karena memikirkan dirinya yang telah
menjalani operasi angkat kandungan pada tahun 2000. Pasien sering membaca di buku-buku/majalah
mengenai banyaknya efek samping yang dapat terjadi akibat operasi angkat kandungan, salah satu
yang dipahami pasien yakni terjadinya pengeroposan tulang. Hal itulah yang membuat pasien
ketakutan sehingga menyebabkan susah tidur karena memikirkannya hal itu terus-menerus. Pasien
juga mengaku sering pusing pada pagi hari, cepat lesu jika melakukan aktifitas sehari-hari seperti :
memasak, mencuci, mengepel dan nafsu makan pasien juga berkurang. Pasien pernah berobat ke
psikiater pada tahun 2007 dengan keluhan yang sama dan diberikan obat. Dengan obat tersebut
pasien merasa sudah dapat tidur. Namun, beberapa hari kemudian pasien merasa takut akan
ketergantungan obat karena pasien menganggap obat adalah racun, sehingga menghentikan obatnya
tersebut. Hasilnya pasien kembali menjadi susah tidur.

Dari status mental, pasien mempunyai kesadaran baik, psikomotor tenang, verbalisasi tenang
dengan intonasi sedang, kooperatif terhadap pemeriksa, mood murung, afek depresif, dan empati
dapat dirabarasakan. Pada fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
sesuai dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi baik, orientasi (waktu, tempat, dan orang) baik,
daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan jangka segera baik, pikiran abstrak baik, bakat kreatif
tidak ditelusuri, dan kemampuan menolong diri sendiri baik. Tidak ditemukan ganggun persepsi, arus
pikiran, pengendalian impuls, dan daya nilai. Tetapi ditemukan gangguan dalam isi pikiran yaitu pada
preokupasi dimana pasien memikirkan masalah penyakit yang terdapat pada pasien. Tilikan derajat 6
dan taraf dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai