Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus yang disebabkan oleh virus

(Suriadi 2010).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020

prevalensi bronkiolitis akan meningkat sehingga sebagai penyebab penyakit tersering

peringkatnya meningkat dari ke-12 menjadi ke-5 dan sebagai penyebab kematian

tersering peringkatnya juga meningkat dari ke 6 menjadi ke-3.

Jumlah kasus bronkiolitis di Amerika Serikat sebanyak 15.300 (17%) dari semua

kasus perawatan pada anak di rumah sakit yaitu sebanyak 90.000 kasus. Kasus ini

menyebabkan 4500 (5%) kematian setiap tahunnya. Frekuensi bronkiolitis di negara-

negara berkembang hampir sama dengan di Amerika Serikat. Insiden terbanyak

terjadi pada musim dingin atau musim hujan di negara-negara tropis (Rahajoe, 2010).

Menurut data di Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung prevalensi penyakit pada

tahun 2014 hingga pertengahan juli 2015 yang menduduki peringkat pertama yaitu

gastroentritis 361 (17.09%), kedua adalah typoid yaitu sebanyak 180 (8.52%), ketiga

adalah bronkopneumonia sebanyak 34 (1.6%), yang keempat yaitu bronkiolitis

sebanyak 21 kasus (0.99%) dan yang kelima yaitu bronkitis sebanyak 17 (0.8%) dari

keseluruhan jumlah pasien anak-anak (usia 0-14 tahun) di Rumah Sakit Umum

Daerah Temanggung yaitu sebanyak 2.112 anak. Sedangkan bronkiolitis disini

menduduki peringkat keempat

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), biasanya

terjadi pada anak usia 2 sampai 12 bulan (Speer dalam Marni 2014)

1
Apabila Bronkiolitis tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan gagal napas,

Apnea, hipoksia dan Bronkiolitis obliterans/degenerasi (Mandal, 2008).

Komplikasi dari bronkiolitis sendiri yaitu apnea, penyakit paru kronis, atelektasis,

gangguan asam basa asidosis metabolik, alkalosis respiratorik, dan asidosis

respiratorik dan bisa menimbulkan kematian.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan


dengan pendekatan studi kasus Bronkiolitis di ruang Seruni Rumah Sakit Umum
Daerah Temanggung.
2. Tujuan Khusus
Penulis dapat :

a. Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkiolitis di ruang Seruni Rumah

Sakit Umum Daerah Temanggung.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien bronkiolitis di ruang Seruni

Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung.

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

yang telah ditentukan.

d. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah ditentukan

pada masing-masing diagnosa keperawatan.

e. Melakukan evaluasi pada pasien bronkiolitis.

f. Melakukan dokumentasi pada pasien bronkiolitis

2
C. Manfaat penulisan

Manfaat praktis

1. Manfaat bagi penulis

Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan

asuhan keperawatan serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama

pendidikan khususnya dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien

Bronkiolitis.

2. Bagi klien dan keluarga

Meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah kekambuhan serta dapat

memberikan informasi mengenai perawatan pada pasien Bronkiolitis.

3. Bagi pembaca

Sebagai panduan dalam menggambarkan masalah dan penatalaksanaan pada

pasien Bronkiolitis.

4. Bagi institusi

1) Sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa tentang studi kasus

penatalaksanaan keperawatan anak pada pasien Bronkiolitis

2) Menjadi kerangka acuan untuk melakukan studi kasus lebih lanjut dan sebagai

wahana dalam pengembangan diri dalam bidang kognitif maupun ketrampilan

dalam masalah keperawatan pada pasien Bronkiolitis.

3
D. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Bronkiolitis?

2. Bagaimana etiologi Bronkiolitis?

3. Bagaimana manifestasi klinis Bronkiolitis?

4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Bronkilitis?

5. Bagaimana komplikasi Bronkilitis?

6. Bagaimana penatalaksanaan Bronkilitis?

7. Bagaimana asuhan keparawatan pada anak dengan Bronkilitis?

E. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Bronkilitis
2. Mahasiawa mampu mengetahui etiologi Bronkilitis
3. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis Bronkilitis
4. Mahasiawa mampu mengetahui pemeriksaan diagnostik
Bronkilitis Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi
Bronkilitis
5. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan Bronkilitis
6. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada anak
dengan Bronkilitis

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

1. Definisi
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi akut pada alat pernapasan terutama pada bayi

umur 2-6 bulan, menimbulkan obstruksi saluran napas kecil, disertai oleh gejala

batuk, kesulitan bernapas, makan minum berkurang, wheezing, krepitasi, dan

dapat mengakibatkan apnea (Widagdo, 2011).

Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus yang disebabkan oleh virus

(Suriadi, 2010).

Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus yang menyebabkan

obstruksi (penyempitan) akut jalan napas dan penurunan pertukaran gas alveoli,

yang ditandai dengan sesak napas, mengi, dan hiperinflasi (terjebaknya udara)

paru (Marni, 2014).

Bronkiolitis adalah salah satu alasan yang paling sering untuk hospitalisasi bagi

bayi yang berusia kurang dari satu tahun (Subanada dalam Marni, 2014)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bronkiolitis

adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan peradangan pada bronkiolus dan

menyebabkan obstruksi akut jalan napas, dengan gejala sesak napas, mengi, dan

hiperinflasi (terjebaknya udara) paru. Biasanya terjadi pada anak usia 2 sampai 12

bulan.

5
B. ETIOLOGI

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), biasanya

terjadi pada anak usia 2 sampai 12 bulan (Speer dalam Marni 2014).

C. MANIFESTASI KLINIS

a. Sering bersin dan banyak secret atau lendir

b. Demam ringan

c. Tidak dapat makan dan gangguan tidur

d. Retraksi atau tarikan pada dinding dada; suprasternal, interkostal, dan subkostal

pada inspirasi

e. Napas cepat

f. Terdapat wheezing

g. Batuk

h. Cemas

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Bronkiolitis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut, berupa cedera
dan reaksi inflamasi pada bronkiolus akibat infeksi. Penyakit ini umumnya
disebabkan oleh virus, dengan Respiratory syncytial virus / RSV sebagai penyebab
tersering, tetapi penyakit ini juga dapat disebabkan oleh bakteri. Bronkiolitis bisa
menyerang anak-anak dan dewasa namun artikel ini hanya membahas kondisi
penyakit pada anak saja karena gejala penyakit yang berat umumnya hanya terjadi
pada anak, khususnya bayi muda.

Bronkiolitis umumnya terjadi secara epidemik setiap tahun. Gejala bronkiolitis


hampir mirip dengan pneumonia berupa wheezing, nafas cepat dan tanda lain distres
pernafasan. Bronkiolitis merupakan diagnosa klinis, diagnosa ditegakkan dari hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik, sedangkan pemeriksaan penunjang tidak rutin
dilakukan Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan untuk mengeksklusi diagnosis
banding sesuai dengan keluhan pasien, misalnya pneumonia atau sepsis.

Penyakit ini umumnya ringan dan sembuh sendiri dalam beberapa hari, namun pada
beberapa kasus bisa menjadi kasus berat, khususnya pada bayi muda. Pada kasus
berat, terapi bersifat simtomatik dengan terapi utama berupa pemberian oksigen yang
dihumidifikasi serta menjaga status hidrasi pasien.

6
E. KOMPLIKASI

Sejumlah virus bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis, termasuk virus


flu dan pilek.
Namun jenis virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini (terutama
pada anak-anak yang masih berusia kurang dari dua tahun) adalah
respiratory syncytial virus (RSV).

Berikut ini beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seorang anak terkena
bronkiolitis, di antaranya:

1. Memiliki kekebalan tubuh yang rendah.


2. Lahir prematur.
3. Berusia kurang dari tiga bulan.
4. Tidak pernah mendapat ASI. Anak yang disusui ASI memiliki imunitas tubuh yang
lebih baik dibanding dengan yang tidak.
5. Tinggal di lingkungan padat.
6. Sering melakukan kontak dengan anak-anak lain.
7. Sering terpapar asap rokok.
8. Memiliki penyakit paru-paru atau jantung.

Komplikasi kerap terjadi pada kasus bronkiolitis parah. Beberapa contoh komplikasi
ini adalah:

1. Dehidrasi
2. Gagal pernapasan atau kurangnya kadar oksigen di tubuh
3. Cyanosis yang ditandai dengan kulit dan bibir berwarna biru akibat kurang oksigen
4. Apnea atau napas berhenti sesaat

F. PENATALAKSANAAN

1. Antibiotik
a. kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25 mg/
kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.
b. ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang
harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
amoksisilin oral (25 mg/kgBB/kali, dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.
Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang
berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya,
kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka
ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam)
sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10
hari.
c. Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (pneumonia berat) segera
berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau
ampisilin-gentamisin.
d. Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM atau IV sekali
sehari).

7
2. Oksigen
a. Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing dan distres pernapasan
berat.
b. Metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen adalah dengan
nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga menggunakan kateter
nasofaringeal. Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda adalah
menggunakan nasal prongs.
c. Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia menghilang.

3. Perawatan Penunjang
a. Jika anak demam (≥ 39º C) yang tampak menyebabkan distres, berikan
parasetamol.
b. Pastikan anak yang dirawat di rumah sakit mendapatkan cairan
rumatan harian secara tepat sesuai umur (lihat Bab 10 bagian 10.2),
tetapi hindarkan kelebihan cairan/overhidrasi. Anjurkan pemberian
ASI dan cairan oral.
c. Bujuk anak untuk makan sesegera mungkin setelah anak sudah bisa
makan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONCHIALITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M A


DENGAN BRONCHIOLITIS

Tgl Pengkajian : 06-09-2011


A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : An. M A
Umur : 1 bulan
Alamat : Krajan RT01/RW03, Tembarak, Temanggung
Suku : Jawa
Agama : Islam
No. RM : 106217
Tgl Masuk ICU : 05 September 2011
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani

8
Alamat : Krajan RT01/RW03, Tembarak, Temanggung
Hub dgn Klien : Orangtua
3. Keluhan Utama
Saat dilakukan pengkajian, ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas
4.   Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dari IGD RSUD Temanggung pada hari Rabu tanggal 31
September 2011 jam 09.20 WIB bersama dengan kedua orangtuanya. Ibu
klien mengatakan anaknya demam, batuk, pilek sudah 2 hari tidak sembuh.
Setelah dilakukan pengkajian diperoleh hasil anak pilek, batuk, sesak nafas,
T : 37.5C, N: 130x/m, RR : 76x/m. Kemudian klien dirawat di bangsal. Pada
tanggal 5 kondisi klien mengalami penurunan dan dirawat di ICU sejak
tanggal 05 september 2011.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Orang tua klien mengatakan sebelumnya belum pernah sakit seperti ini. Klien
tidak punya penyakit bawaan atau keturunan serta penyakit menular.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Ibu klien mengatakan bahawa
dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti jantung,
DM, Hipertensi dan Asma.
7. Riwayat obstetri
a. Status obstetri
nnnnNNO Jenis Kelamin Umur Penolong BB Lahir Masalah Cara
Lahir
1 Laki-Laki 12 thn Bidan - - Spontan
2 Laki-Laki 7 thn Bidan - - Spontan
3 Laki-Laki 1 bln Bidan 3200 - Spontan

b.   Riwayat kehamilan sekarang


Kehamilan : ke tiga
Umur kehamilan : 41 1/7 minggu
ANC : Rutin di Bidan
-          Trimester 1: 3x
-          Trimester II: 3x
-          Trimester III: 4x

9
Imunisasi TT: Ix
Obat yang dikonsumsi : vitamin dari Bidan
c.    Riwayat imunisasi
BCG Ix. Hepatitis B Ix

PENGKAJIAN PRIMER

a. Airway
Terdapat sumbatan pada jalan nafas, berupa sputum yang produktif
b. Breathing
Klien terlihat kesulitan dalam bernafas, klien menggunakan otot bantu pernafasan
tambahan. Terdapat retraksi dada dan pernafasan cuping hidung. RR: 76x/m. Tipe
pernafasan cusmoul (cepat dan dangkal). Pada asukultasi paru terdapat bunyi
ronkhi.
c. Circulation
Keadaan umum klien sadar lemah. Tanda vital berupa N: 125x/m, RR: 76x/m, S:
37.5C. warna kulit pucat dan cyanosis, akral dingin, CRT < 3dtk.

PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


a. Persepsi tentang kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Orang tua klien mengatakan tidak terlalu mengerti tentang penyakit anaknya saat
ini, dan berobat ke RS dengan harapan agar cepat sembuh dan baik seperti semula.
b. Pola nutrisis dan metabolik
Selama perawatan di RS klien terpasang infus Ka EN 3A. Nutrisi dari ASI, dan
klien mendapatkan asupan cairan peroral dan parenteral. Selama klien sakit, klien
netek kuat walaupun klien sesak nafas.
A: BB: 4000gr.
B: Hb: 11.6gr/dl, H: 36%
C: klien sadar lemah, akral teraba dingin dan cyanosis, tampak sesak, nafasnya
grok-grok
D: Diit ASI
c. Pola eliminasi
Selama berada di RS klien BAB pia pampers setiap hari dengan konsistensi
lembek/baik.

10
d. Pola aktivitas dan latihan
Dalam memenuhi ADL (makan/minum, toileting, berpakaian, mobilitas,
berpindah, ROM) dibantu orangtuanya.
Kemampuan perawtan 0 1 2 3 4 5
diri
Makan/minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah/ambulasi ROM

e. Kebutuhan istirahat tidur


Selama di RS klien bisa tidur terkadang bangun pada malam hari karena sesak dan
batuk, klien sudah dibantu dengan oksigenasi
f. Pola koqnitif perceptual
Klien dalam keadaan sadar lemah, klien mengalami gangguan penciuman karena
pilek.
g. Pola persepsi diri
Ketika klien rewel, ketika batuk dan sesak.
h. Pola Hubungan
Selama anak sakit yang merawat klien adalah orang tua.
i. Pola Koping dan toleransi stress
Dalam mengatasi klien yang rewel/nangis, orang tua klien sealalu
menggendongnya.
j. Pola nilai dan Keyakinan
Klien dan keluarga beragama islam,
k. Kebutuhan seksualitas
Klien masih anak-anak usia 1 bulan

B. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sadar lemah

11
TTV : N 125x/mnt, T 37.5, RR 76x/mnt
BB : 3800 gr. PB : 59 cm, LLA 11cm, LK 35 cm, LD 35cm, LLP 29cm
Imunisasi : BCG dan Hepatitis B
Kepala : Tidak terdapat cedera , rambut hitam dan tumbuh rata, tidak terdapat
benjolan
abnormal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, isokor
Hidung : bentuk simetris bilateral, terdapat sputum/lendir yang kental dan
produktif, terpasang O2 2l/m dengan canul nasal
Mulut : Tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab
Telinga : Tidak ada serumen berlebihan.

Paru-paru :I :simetris, pergerakan dinding dada cepat, retrakdi dad (+), ada
penggunaan alat bantu nafas
P: vokal fremitus sama
P: -
A: ronkhi
jantung I: tidak terlihat ictus cordis
P:
P:
A: S1 dan S2 reguler tidak terdengar bunyi jantung tambahan.

Abdomen I : tidak ada asites


A: peristaltik usus 8x
Ekstremitas tidak terdapat oedema , akral teraba dingin, kulit cyanosis, tangan kanan
terpasang infus, kuku klien bersih
Genitourinaria : klien terpasang pampers terdapat lecet disekitar anus.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

12
Hematologi
Darah lengkap
Hemoglobin 11.6 g/dl 12 - 16
Hematokrit 36 % 37- 47
Jumlah H 14 10.3/ul 4.5 – 11
leukosit 3.67 10.6/ul 4.2 – 5.4
Jumlah H 395 10.3/ul 150 – 450
eritrosit 981 FL 80 – 97
Jumlah 31.6 Pg 26 – 36
trombosit 32.2 g/dl 31 – 37
MCV
MCH 55.1 % 20 – 60
MCHC 8.4 %
Hitung jenis 36.3 % 50 - 70
Limfosit
MXD
Netrofil

D. THERAPY
Infus KaEn 3A (12tpm)
Inj. Ampi 3x100mg
Inj. Dexa 2x0.3
Ambroxol 3x1/2 cth
Nebu ventolin & pulmicort 3x1 (1:1)

E. ANALISA DATA

13
No. Data focus Etiologi Problem
1. Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya
batuk, sesak dan pilek
Do :
Klien tampak batuk
Klien tampak sesak nafas
Menggunakan oto bantu Kelelahan, hiperventilasi Pola nafas tidak
efektif
pernafasan
Retraksi dada (+)
Pernafasan cuping hidung (+)
RR : 76x/m
Terpasang O2 (2l/m)
Akral teraba dingin dan
syanosis

2. Ds :
Orang tua klien mengatakan
anaknya sesak, batuk dan pilek
sudah 7 hari.
Do :
Anak tampak sesak, batuk,
pilek. Tidak adekuatnya Infeksi
pertahanan tubuh primer
S: 37.5C, N: 125x/m
Terdapat lecet disekitar anus
Akral teraba dingin
Hb: 11.6 g/dl
Al: 14 10.3/uL

3. Ds :
Ibu klien mengatakan bahwa
anaknya sesak, batuk dan pilek
sudah 7 hari.

14
DO :
Klien tampak sesak, batuk dan
Penumpukan produksi Bersihan jalan
pilek. sputum nafas tidak efektif
Auskultasi paru : Ronkhi
RR: 76x/m
Terdapat sputum produktif
Retraksi dada(+)
Nafas cuping hidung(+).
Nafas cepat dan dangkal
( cusmoul)

4. DS :
Ibu mengatakan tidak tahu
dengan penyakit anaknta
Ibu mengatakan kwatir dengan
Kurang informasi tentang Kurang
kondisi anaknya bronkhiolitis pengetahuan
DO :
Ibu tampak kwatir dan gelisah

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA


NO. Tgl/jam Diagnosa Prioritas
1. 06-09-2019 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 1
Penumpukan produksi sputum d/d Ibu klien
08.00 WIB mengatakan bahwa anaknya sesak, batuk dan
pilek sudah 7 hari, Auskultasi paru: Ronkhi, RR:
76x/m, terdapat sputum produktif, Retraksi
dada(+), nafas cuping hidung(+), nafas cepat
dan dangkal ( cusmoul)
2. 06-09-2011 Pola nafas tidak effektive b/d kelelahan, 2
hipoventilasi d/d Ibu klien mengatakan anaknya
08.00 WIB batuk, sesak dan pilek, Klien tampak batuk,
Klien tampak sesak nafas, Menggunakan oto
bantu pernafasan, Retraksi dada (+), Pernafasan
cuping hidung (+), RR : 76x/m, Terpasang O2
(2l/m), Akral teraba dingin dan syanosis
3. 06-09-2019 Infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan 3

15
08.00 WIB tubuh primer d/d Orang tua klien
mengatakan anaknya sesak, batuk dan pilek
sudah 7 hari. Anak tampak sesak, batuk,
pilek. S: 37.5C, N: 125x/m
Terdapat lecet disekitar anus, Akral teraba
dingin, Hb: 11.6 g/dl, Al: 14 10.3/uL

4. 06-09-2019 Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi 4


tentang bronkhiolitis d/d ibu kwatir dengan
08.00 WIB kondisi anaknya, ibu mengatakan tidak tahu
tentang penyakit anaknya.

G. RENCANA KEPERAWATAN
No. Tgl/ jam NOC NIC
Dx
1. 06-09-2019 Setelah dilakukan tindakan 2x24 1. Obersevasi KU klien
08.00 WIB jam diharapkan jalan nafas 2. Monitor TTV
adekuat, dengan KH ; 3. Monitor suara nafas
1.   -Suhu tubuh normal 36.5 -37.5 C. 4. Posisikan klien
2.    RR: 16 – 24 x/m. untuk
3.    Ritme nafas normal memaksimalkan
4.   -Sputum keluar dari jalan nafas pernafasan
5.   -Auskultasi paru vesikuler 5. Keluarkan sekret
dengan batuk efektif
atau suctioning
6. Kolaborasi
pemberian O2
7. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator

2. 06-09-2019 Setelah dilakukan tindakan 2x24 1. Monitor frekuensi


08.00 WIB jam diharapkan pola nafas klien kedalaman pernafasan
efektif dengan KH: 2. Monitor pola nafas

16
1. Bernafas mudah dan pernafasan hidung
2. Ekspansi dada simetris 3. Auskultasi suara
3. Tidak ada suara nafas nafas
tambahan 4. Catat adanya retrkasi
4. Suhu tubuh normal 36.5 dada
-37.5 C. 5. Posisikan klien
5. RR: 16 – 24 x/m. semifowler
6. Ritme nafas normal 6. Pertahankan jalan
nafas
7. Kolaborasi oksigenasi
8. Kolaborasi pemberian
anti asma b
9. Lakukan FTD

3. 06-09-2011 Setelah dilakukan tindakan 3x24 1. Kontrol infeksi


08.00 WIB jam, diharapkan masalah infeksi 2. Monitor TTV tiap 2
tidak terjadi dengan jam
KH : 3. Lakukan perawatan
infuse
1. Suhu tubuh normal 36.5
4. Jaga kebersihan klien
-37.5 C.
dan lingkungan
2. Nadi 120- 140 x/m
5. Batasi jumlah
3. RR: 16 – 24 x/m.
pengunjung
4. Kulit tidak iritasi dan
6. Cuci tangan sebelum
kemerahan
dan sesudah
5. Bebas dari tanda dan
melakukan tindakan
gejala infeksi
7. Kolaborasi medis
6. Jumlah leukosit dalam
pemberian antibotik
batas normal 4.5 – 11

4. 06-09-2019 Setelah dilakukan tindakan 1x24 1. Monitor kecemasan


08.00 WIB jam diharapkan masalah 2. Merencanakan stategi
pengetahuan teratasi dengan KH : koping
3. Jelaskan tiap prosedur
1. Ibu tampak tenang
tindakan yang akan

17
2. Ibu tampak rileks dilakukan
3. Ibu tahu dengan penyakit 4. Berikan informasi
anaknya tentang masala
kesehatan pada
klien/keluarga
meliputi penanganan
dan prognosis
5. Melaporkan
penurunan kecemasan
6. Sediakan pilihan
realistis tentang aspek
perawatan
7. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang dapat
mencegah komplikasi
dan kontrol penyakit

H. IMPLEMENTASI
No. Tgl/jam Implementasi Respon
Dx
1. 06-09-2019 1. mengobersevasi 1. R/ kesadaran : sadar
08.00WIB KU klien lemah
2. Memonitor TTV 2. N: 125x/m, S: 37.5C,
3. Memonitor suara nafas RR: 76x/m
4. Memposisikan klien untuk 3. Aukultasi paru :
memaksimalkan pernafasan Ronchi
5. mengeluarkan sekret dengan 4. Semi fowler
batuk efektif atau suctioning 5. Sekret produktif
6. Kolaborasi pemberian O2 ( suction (+) ), batuk
7. Kolaborasi pemberian efektif(+).
bronkodilator 6. R/ O2 (2l/m) dengan
canul nasal

18
7. R/ ambroxol 3x ½ cth

2. 06-09-2019 1. Memonitor frekuensi


kedalaman pernafasan
08.00WIB
2. Memonitor pola nafas dan
pernafasan hidung
3. Mengauskultasi suara nafas
4. Mencatat adanya retrkasi
dada
5. Memposisikan klien
semifowler
6. Kolaborasi oksigenasi
7. Kolaborasi pemberian anti
asma

3. 06-09-2019 1. Mengontrol infeksi 1. R/ menjaga


08.00 2. Memonitor TTV tiap 2 jam kebersihan klien
3. Melakukan perawatan infus ( memandikan dan
4. Membatasi jumlah menggati popok yang
pengunjung basah), lingkungan.
5. Mencuci tangan sebelum dan 2. R/ N: 125x/m, S:
sesudah melakukan tindakan 37.5C, RR: 76x/m
6. Kolaborasi medis pemberian 3. R/ dressing infuse (+)
antibotik 4. R/ batas maksimal
pengunjung 1 orang
mengggunakan baju
khusus yang di
sediakan oleh perawat
di ruang ICU
5. R/ mencuci
sebelumdan sesudah
tindakan (+)
menggunakan sabun

19
6. R/ obat masuk secara
IV (ampicillin 3x100
mg). Reaksi alergi
(+).

4. 06-09-2019 1. Memonitor kecemasan 1. R/ ibu klien


10.00 2. Menjelaskan tiap prosedur mengatakan sangat
tindakan yang akan cemas dengan kondisi
dilakukan anaknya sekarang
3. Memberikan informasi 2. R/ ibu klien terlihat
tentang masala kesehatan memperhatikan setiap
pada klien/keluarga meliputi tindakan yang
penanganan dan prognosis dilakukan oleh
4. Melaporkan penurunan perawat, terkadang
kecemasan bertanya ketika ada
5. Menyediakan pilihan realistis hal yang tidak
tentang aspek perawatan diketahuinyaa
6. Mendiskusikan perubahan 3. R/ ibu klien terlihat
gaya hidup yang dapat mendengarkan dan
mencegah komplikasi dan memperhatikan setiap
kontrol penyakit penjelasan perawat,
sekali-sekali bertanya
tentang hal yang tidak
dimengerti
4. R/ ibu klien
mengatakan lega dan
optimis anaknya akan
sembuh
5. R/ menjelaskan setiap
tindakan keperawatan
yang dilakukan

20
perawat (+)
6. R/ ibu klien berniat
untuk mengubah gaya
hidup demu kesehatan
anak-anaknya, dan
untuk sementara
waktu akan membawa
anaknya ke rumah
neneknya, dimana
klien tidak terpapar
oleh asp rokok.

I. EVALUASI
Tgl/jam No. SOAP
Dx
07/09/19 1 S:ibu klien mengatakan sesek muali berkurang tetapi batuk pileknya
08.00 masih
O: kesadaran: sadar lemah
Auskultasi paru: ronchi (+), terpasang O2 (2l/m) dengan canul nasal
Sianosis (+), akral teraba hangat (+), CRT < 3dtk, sekret produktif(+)
Batuk pilek (+), N: 134x/m, RR: 39x/m, S: 37.8 C.
A: masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

07/09/19 2 S: ibu klien mengatakan sesek muali berkurang tetapi batuk pileknya
08.00 masih
O: kesadaran: sadar lemah
Auskultasi paru: ronchi (+), terpasang O2 (2l/m) dengan canul nasal
sekret produktif(+) keluar sedikit-dikit dan kental, retraksi dada (+),
pernafasan cuping hidung (+), menggunakan otot bantu pernafasan
(+), N: 134x/m, RR: 39x/m, S: 37.8 C.
A: masalah pola nafas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

21
Fisioterapi dada

07/09/1 3 S: ibu klien mengatakan luka lecet disekitar anus mulai mengering
08.00 O: kesadaran: sadar lemah
N: 134x/m, RR: 39x/m, S: 37.8 C, menetek kuat, akral teraba hangat,
lecet disekitar anus mulai mengering, batuk pilek (+), sputum produktif
(+)
A: masalah infeksi teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

07/09/11 4 S: ibu klien mengatakan sedikit lega setelah mendengar penjelasan


08.00 dokter dan perawat, berharap anaknya cepat sembuh.
O: ibu tampak tenang, terkadang bertanya tentang hal yang tidak di
mengerti terkait penyakit anakya.
A: masalah kurang teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

BAB III

22
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus, yang
biasanya lebih berat pada bayi muda, terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai
dengan obstruksi saluran pernapasan dan wheezing. Penyebab paling sering adalah
Respiratory syncytial virus. Infeksi bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi
pada keadaan tertentu. Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas
cepat atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia. Episode
wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah serangan bronkiolitis, namun
akhirnya akan berhenti.

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah ditulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

23
http://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/07/askep-bronchiolitis.html
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/bronkiolitis
http://restuputri93.blogspot.com/2016/05/

24

Anda mungkin juga menyukai