Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SIFAT UMUM MANUSIA

Dosen pengampu: Ahmad Nafi, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Rahmachika Kusuma Wardani (23060180060)


2. Fauziyah Afifah Sholihah (23060180082)
3. Della Haryu Apsari (23060180087)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Pendidikan yang membahas mengenai
“Sifat-sifat umum manusia” yang diberikan oleh Bapak Ahmad Nafi, M.Pd. selaku dosen
pembimbing. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akademik dari
dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap
mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan makalah ini sangat diperlukan. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Salatiga, 15 maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Perhatian
B. Pengamatan
C. Tanggapan dan Variasinya
D. Fantasi
E. Ingatan
F. Berfikir
G. Perasaan
H. Motif-motif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik
yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan)
itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum
tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan
lebih baik.
Pengamatan, tanggapan, dan fantasi merupakan contoh dari aktivitas manusia.
Ketiga kegiatan ini saling berhubungan satu sama lain. Pengamatan yaitu hasil
perbuatann jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsang.
Tanggapan yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan
pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus degan
benda-benda yang ada. Fantasi yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan
baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak
harus dari benda-benda yang ada. Terlihat jelas dari ketiga pernyataan tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga kami ingin lebih mengetahui tentang
apa itu pengamatan, tanggapan, dan fantasi secara lebih dalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perhatian, pengamatan, tanggapan dan variasinya, fantasi,
ingatan, berfikir, perasaan, motif-motif?
2. Apa saja macam dari pengamatan, tanggapan dan variasinya, fantasi, ingatan,
berfikir, perasaan,motif-motif?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengamatan, tanggapan dan variasinya, fantasi, ingatan,
berifikir, perasaan, motif-motif
2. Untuk mengetahui Apa saja macam dari pengamatan, tanggapan dan variasinya,
fantasi, ingatan, berfikir,perasaan, motif-motif

4
3. Untuk mengetahui Apa saja yang mempengaruhi terjadinya pengamatan,
tanggapan dan variasinya, fantasi, ingatan, berfikir,perasaan, motif-motif

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Perhatian
1. Definisi
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.
Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
yang dilakukan.
2. Macam-Macam Perhatian
Untuk memudahkan persoalan, maka perhatian digolong-golongkan menurut
cara tertentu. Adapun golong-golongan atau macam-macamnya perhatian itu
adalah sebagai berikut:
a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan
menjadi: Perhatian intensif, dan Perhatian tidak intensif
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalam hal ini
para ahli telah mengadakan penyelidikan-penyelidikan yang hasilnya
memberi kesimpulan: bahwa tidak mungkin melakukan dua aktivitas yang
kedua-duanya disertai oleh perhatian yang intensif. Selain itu ternyata
makin intensif perhatian yang menyertai suatu aktivitas akan makin
sukseslah aktivitas itu.
b. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi: Perhatian
spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian yang tak disengaja) dan
Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksi).
c. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi:
(1) Perhatian terpencar (distributif), pada suatu saat perhatiannya akan
tertujud kepada bermacam-macam objek. Contoh seperti seorang sopir
yang sedang mengendarai mobil, yang pada suatu saat perhatiannya
akan tertuju kepada bermacam-macam objek, seperti keadaan lalu
lintas, tanda-tanda yang diberikan oleh polisi lalu lintas., dan

6
(2) Perhatian terpusat (konsentratif), pada suatu saat hanya dapat tertuju
kepada objek yang sangat terbatas, seperti seorang tukang jam yang
sedang memperbaiki jam.
3. Hal-Hal Yang Menarik Perhatian
Di dalam hal-hal yang dapat menarik perhatian kita dapat melihatnya dari dua
segi, yaitu:
a. Dipandang dari segi objek, maka dapat dirumuskan bahwa “hal yang menarik
perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya” atau kalau dikatakan secara
sederhana “hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari lain-lainnya.
Kelainan atau perbedaan dari yang lain ini dapat bermacam-macam,
b. Dipandang dari subjek yang memperhatikan maka dapat dirumuskan bahwa:
Hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut-paut dengan
pribadi si subjek. Hal yang bersangkut-paut dengan pribadi si subjek itu juga
dapat bermacam-macam, misalnya hal-hal yang bersangkut-paut dengan
kebutuhan itu menarik perhatian, kegemaran, pekerjaan atau keahlian, sejarah
hidup sendiri,dll.

B. Pengamatan
Manusia mengenal dunia wadag atau dunia riil, baik dirinya sendiri maupun
dunia sekitar tempatnya berbeda dengan melihat, mendengar, membau atau
mengecap. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati; sedangkan
melihat, mendengar, dan seterusnya itu disebut modalitas pengamatan.  Dunia
pengamatan biasanya dilukiskan menurut aspek pengaturannya.
Menurut objeknya masalah pengelihatan digolongkan menjadi tiga golongan,
yaitu (1) melihat bentuk, (2) melihat dalam, dan (3) melihat warna.
1. Melihat Bentuk
Yang dimaksud melihat bentuk adalah melihat objek yang berdimensi dua.
a. Hubungan objek pokok dan latar belakang
Objek pokok lebih berbentuk, latar belakang kurang berbentuk,
Objek pokok di depan, latar belakang di belakang, Latar belakang
cenderung untuk meluas di belakang objek pokok, Batas-batas
(contour) termasuk pada daerah objek pokok bukan pada latar
belakang, Objek pokok lebih berkesan, lebih mudah diingat, lebih
cenderung untuk punya arti.
7
b. Hukum-hukum Gestalt pengelihatan
Hukum terdekat, artinya yang terdekat merupakan Gestalt,
Hukum ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan Gestalt,
Hukum kesamaan, artinya yang sama merupakan Gestalt.
c. Peranan sikap batin subjek
Jika terdapat struktur hukum Gestalt yang belum jelas, maka
mana yang merupakan Gestalt itu tergantung kepada kita; Gestalt
itu dapat deretan menegak, deretan mendatar, deretan miring ke
kiri, deretan miring ke kanan, tergantung kepada sikap batinkita
(keinginan kita untuk menjadikan yang mana merupakan Gestalt
itu). Jadi makin kurang jelas struktur medan pengelihatan, maka
makin pentinglah peranan sikap batin orang yang mengamati. Hal
yang demikian itu tidak hanya berlaku bagi objek yang berdimensi
dua saja, tetapi juga pada objek-objek yang lain.
d. Konstansi bentuk
Dapat diketahui sesuatu objek dari berbagai sudut, sehingga
bentuk perspektifnya berlainan pula. Akan tetapi ketika dirasa
(rasa, mengerti) bahwa bentuk bendanya itu tetap dan satu saja.
2. Melihat Dalam
Maksud melihat dalam ialah melihat objek berdimensi tiga. Salah satu
gejala terpenting ialah konstansi besar. Misalnya tapak tangan yang di
tempatkan dalam jarak 20 cm dan 40 cm dari mata dilihat sebagai sama
besarnya.
3. Melihat Warna
Masing-masing warna mempunyai nada yang membentuk medan
tingkah laku, memberi corak kepada perbuatan atau reaksi orang. Misalnya
warna-warna yang dipergunakan untuk kamar-kamar di rumah sakit itu
tidak akan diberi warna gelap atau mencolok, melainkan akan diberi warna
yang sejuk, tenang, lunak.

C. Tanggapan Dan Variasinya


1. Pengertian Tanggapan
Linschoten mengemukakan bahwa “menanggap adalah melakukan kembali
sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadirnya
8
objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modalitas tanggapan itu” (Kohn
stamm, dkk., 1955: 106). Tanggapan terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Tanggapan masa lampau tanggapan ingatan,
b. Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan,
c. Tanggapan masa kini atau tanggapan representative (tanggapan
mengimajinasikan)
2. Fungsi Tanggapan
a.  Fungsi primer, yaitu apabila tanggapan yang kita sadari itu langsung
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan (berpikir, perasaan dan pengamatan).
Individu yang memiliki fungsi primer dominan biasanya banyak geraknya,
lincah, menarik, suka mengajak, berani, gagah, humor, bermulut besar,
gembira, dll
b. Fungsi sekunder, yaitu apabila tanggapan yang sudah tidak disadari dan ada
dalam bawah sadar itu masih berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita.
Individu yang memiliki fungsi ini sekunder dominan, memiliki sifat-sifat
suasana hati tenang, tekun, teliti, wataknya tertutup, berbicara dan ketawanya
sedikit, sering kelihatan kaku, tidak menarik dan bosan.
3. Perbedaan Antara Tanggapan dan Pengamatan:
a.  Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak
terikat pada waktu dan tempat.
b. Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak
mendetail dan kabur.
c. Pengamatan memerlukan perangsang, sedangkan pada tanggapan tidak perlu
ada perangsang.
d. Pengamatan bersifat sensoris, sedangkan pada tanggapan bersifat
imaginer(baying-bayang), sifatnya tidak terlalu hidupdibandingkan dengan
pengamatan, maksudnya satu gambar pengiring atau gambar pengikut.

D. Fantasi
1. Pengertian Fantasi
Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan
baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru itu tidak
harus sesuai dengan benda-benda yang ada. Fantasi berfungsi untuk
memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajiner, melampaui
9
dunia riil. Fantasi merupakan Merupakan keharusan bagi pendidik untuk menaruh
perhatian besar pada masalah fantasi. Di sekolah, pada tiap pelajaran terkandung
kemungkinan yang cukup luas untuk mengembangkan fantasi itu. Agar fantasi
tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi kehidupan para anak didik,
serta generasi baru itu dididik untuk mengahadapi hidup yang optimisme.
2. Macam-macam fantasi
Secara garis besar fantasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Fantasi tak disadari, adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi
orang melampaui dunia riil dengan tak disengaja.
b.  Fantasi disadari, yaitu fantasi yang disadari dengan disengaja, da nada
usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajiner. Fantasi disadari ini juga
terbagi lagi menjadi dua, yaitu secara aktif yang dikendalikan oleh pikiran
dan kemauan, dan secara pasif tidak dikendalikan. Dari kedua fantasi
tersebut baik yang aktif maupun pasif bersifat mengabstraksiakan,
mendeteminasikan atau mengombinasikan.
Selanjutnya fantasi yang disadari secara aktif dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Fantasi mencipta, yaitu fantasi yang mengadakan (menciptakan)
tanggapan yang benar-benar baru.
b. Fantasi terpimpin, yaitu fantasi yang mengikuti gambaran angan-angan
(buah fantasi) orang lain.
3. Nilai Praktis Fantasi
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, fantasi itu sangat besar gunanya, antara
lain:
a. Fantasi memungkinkan manusia untuk dapat lebih memahami sesamanya.
b. Fantasi memungkinkan orang menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada
umumnya.
c. Fantasi memungkinkan orang melepaskan diri dari ruang dan waktu,
seperti memahami apa yang telah terjadi di tempat lain (belajar geografi);
dan memahami apa yang terjadi di waktu lain (belajar sejarah).
d. Fantasi memungkinkan orang melepaskan diri dari kesukaran yang
dihadapi.
e. Fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik riil secara
imajiner.

10
f. Fantasi memungkinkan manusia untuk membentuk masa depan yang ideal
dan berusaha merealisasinya.

E. Ingatan
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan
memproduksi kesan-kesan. Ingatan yang baik memiliki sifat seperti, cepat atau mudah
mencamkan (menerima kesan), setia, teguh, luas dalam menyimpan, dan siap atau
sedia dalam memproduksi kesan-kesan.
Mengingat dan lupa dapat ditunjukkan dalam satu pengertian saja,
yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanya memandang hal
yang satu dan sama dari segi yang berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak
dilupakan, dan hal yang dilupakan itu hal yang tidak diingat. Dari hasil uji coba dapat
diambil kesimpulan, yaitu setelah kita selesai mencamkan, banyak sekali hal-hal yang
kita lupakan, tetapi lebih kemudian yang kita lupakan lagi makin lama makin sedikit.
Ebbinghaus mengadakan eksperimen tentang kiranya kalau selang beberapa waktu
orang berusaha mencamkannya kembali. Hasilnya, maka bahan yang ingin kita ingat
dengan baik, haruslah terus menerus kita ulangi; dan kita harus membagi waktu
belajar dengan baik.
Selanjutnya dalam hubungan soal mencamkan perlu dikemukakan satu hal lagi
yang sangat penting, yaitu interferensi. Interferensi ialah menjadi lebih sukarnya
belajar yang disebabkan oleh hambatan bahan-bahan yang telah dipelajari lebih dulu.

F. Berpikir
1. Definisi
Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses
atau jalannya. Ada pendapat yang menekankan kepada tujuan berpikir, yaitu yang
mengatakan bahwa berpikir adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian
pengetahuan kita (Bigot dkk., 1950: 103).
2. Proses Berpikir
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat, sebagai berikut:
(1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. Objek tersebut kita
perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu.

11
(2)  Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri
yang sama.
(3)  Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-cirinya yang tidak
hakiki.
b. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1)  Pendapat afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang secara tegas
menyatakan keadaan sesuatu.
(2)  Pendapat negative, yaitu pendapat yang menindakkan, yang secara tegas
menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada suatu hal.
(3)   Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yang itu pendapat yang
menerangkan kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal.
c. Penarikan Kesimpulan Atau Pembentukan Keputusan
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan,
yaitu:
(1)   Keputusan induktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat
khusus menuju kesatu pendapat umum.
(2)   Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus.
(3)   Keputusan analogis, ialah keputusan yang diperoleh dengan jalan
membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus
yang telah ada.

G. Perasaan
1. Pengertian
Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam
kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Juga perasaan seringkali
bersangkutan paut dengan gejala jasmaniah tetapi juga tetap fungsi tersendiri
(Woodworth & Marquis, 1955: 365-366).
2. Macam-Macam Perasaan
Menurut Bigot (1950: 534) telah memberikan ikhtisari mengenai macam-
macam perasaan, yaitu:
12
a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):
(1)  Perasaan indriah, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
perangsangan terhadap pancaindera.
(2) Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan
jasmani pada umumnya.
b. Perasaan-perasaan rohaniah:
(1)  Perasaan intelektual, ialah perasaan yang bersangkuatan dengan
kesanggupan intelek (pikiran) dalam menyelesaikan problem-
problem yang dihadapi.
(2)  Perasaan kesusilaan atau disebut perasaan etis, ialah perasaan
tentang baik-buruk.
(3)  Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang menyertai atau yang
timbul karena seseorang menghayati sesuatu yang indah atau tidak
indah.
(4)  Perasaan social, ialah perasaan yang mengikatkan individu dengan
sesama manusia, perasaan untuk hidup bermasyarakat.
(5)  Perasaan harga diri, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
perasaan harga diri positif (puas, senang, gembira, bangga, dan
sebagainya ketika mendapatkan pujian, hadiah, dan sebaginya), dan
perasaan harga diri negative (kecewa, tak senang, tak berdaya dan
sebagainya ketika mendapat celaan, dimarahi dan sebgainya).
(6)  Perasaan keagamaan, yaitu perasaan yang bersangkut paut dengan
kepercayaan seseorang kepada Yang Maha Kuasa.

Ketika belajar anak sebaiknya dalam perasaan gembira. Perasaan rohaniah


harus juga diperkembangkan sebaik-baiknya. Dan pada masa remaja
perkembangan perasaan itu sangat jelas, pendidik harus mempergunakan masa
peka ini secara baik. Serta secara ideal, perasaan harus dikembangkan secara
ideal dan selaras.

H. Motif-motif
1. Definisi
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
13
2. Macam-Macam Motif
Menurut Woodworth dan Marquis (1955: 301-333) motif dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Kebutuhan organik: minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan
beristirahat.
b. Motif darurat, yang mencakup: dorongan untuk menyelamtkan diri, membalas,
berusaha, memburu.
c. Motif objektif: kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, menaruh
minat.

Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif itu, dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir, tanpa dipelajari, seperti
makan, minum, bergerak danistirahat, seksual.
b. Motif yang dipelajari, seperti dorongan untuk belajar, mengejar sesuatu
kedudukan, dan sebagainya.

Berdasarkan atas jalarannya, maka orang membedakan adanya dua macam motif,
yaitu:
a. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya perangsangan dari
luar, misalnya orang belajar giat karena diberitahu sebentar lagi aka nada
ujian.
b. Motif intrinsik, yaitu motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar.

Aktivitas yang didorong motif intrinsik ternyata lebih sukses daripada yang
didorong motif ekstrinsik. Dalam memperkembangan motif dapat dilakukan
dengan persaingan yang sehat, diskusi yang terbimbing mengenai aspirasi,
juga self-competition (misalnya grafik presentasi).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik harus
senantiasa benar-benar memahami ciri, sifat dan karakter peserta didiknya, yaitu
dengan cara menguasai semua kaidah psikologis pendidikan, baik itu yang bersifat
teoritis maupun praktis. Karena pada dasarnya proses pendidikan itu sendiri tidak
hanya sekedar pola ajaran dan latihan

B. Saran
makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Dengan sebuah pedoman yang dapat dipertanggung jawabkan dari beberapa sumber,
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut. oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimoulan diatas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata,S. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai