Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kesehatan, kecerdasan sehingga
dapat pada meyusun makalah tentang “Logam Murni dan Logam Paduan”. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis sangat mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada
kedua orang tua, teman-teman sepejuangan dan dosen mata kuliah Proses Manufaktur penulis.

Dengan makalah ini, penulis berharap dapat membantu para pembaca untuk lebih menambah
wawasan tentang logam campuran. Selain itu, penulis juga memohon maaf jika dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan walaupun itu dari segi penulisan,dan
sebagainya. Akhirnya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam hal positif untuk
penyusunan makalah ini, terima kasih.

Makassar, 16 September 2019

Penyusun

i | LOGAM PADUAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……..........................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...1
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1    Latar Belakang Masalah............................................................................... 2
1.2     Rumusan Masalah........................................................................................ 3
1.3    Tujuan........................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………….3
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Pengertian Metal Alloy  (Logam Paduan)…………………………………..…4
2.2 Jenis-Jenis Logam Paduan (Alloy)…………….………………………………6
2.3 Sifat Metal Aloy………………..………………………………………………11
2.4 Proses-proses Pembuatan Metal Alloy ………………………….……………12
2.5 Contoh Metal Alloy ……………………………………………………………20
BAB III (PENUTUP)
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 25
B.     Saran.............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 26

1 | LOGAM PADUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Material teknik dapat dikategorikan menjadi logam dan non logam. Dalam dunia konstruksi
logam (terutama logam besi atau baja) merupakan material yang paling banyak dipakai, tetapi
material-material lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan karena
meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material logam. Material-
material dalam kelompok logam disusun oleh satu atau lebih unsur logam (misalnya besi,
alumunium, tembaga, titanium, emas, dan nikel), dan juga seringkali mengandung unsur non
logam (misalnya karbon, nitrogen dan oksigen) dalam jumlah yang relatif kecil.

Logam merupakan material yang sering dipakai dalam berbagai aplikasi bidang. Dalam
pengembangan menuju industrial estate, penggunaan logam sangat diperlukan. Berbagai jenis
bahan telah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Penggunaannya
pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Didalam industri, proses manufaktur
tidak akan lepas dari dengan satu bidang ilmu teknik yang berhubungan dengan material. Secara
umum meterial teknik diklasifikasikan menjadi dua golongan yakni logam (metal) dan non
logam (non metal). Jika ditinjau dari sudut pandang susunan unsur dasar, logam (metal) dibagi
menjadi 2 (dua), yaitu logam murni dan logam alloy (logam paduan). Sedangkan non logam
dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu keramik, komposit, dan polimer.

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik
dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa,
mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam berbagai kadar. Logam dibagi
menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni,
tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom
dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam
keadaan cair. Logam paduan merupakan salah satu material yang sering digunakan dalam
industri, khususnyadalam industri di bidang konstruksi.

2 | LOGAM PADUAN
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian tentang logam murni dan logam paduan


2. Apa saja jenis besi paduan ?
3. Apa saja sifat dan contoh dari logam paduan ?
4. Proses pembuatan logam paduan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian logam murni dan logam paduan.


2. Untuk mengetahui berbagai macam paduan pada logam
3. Untuk mengetahui sifat dan contoh dari logam padua
4. Untuk mengetahui proses pembuatan logam paduan

1.4 MANFAAT PENULISAN

1. Dapat mengetahui pengertian logam murni dan logam paduan


2. Mengetahui berbagai macam paduan pada logam
3. Mengetahui sifat dan contoh logam paduan
4. Mengetahui proses pembuatan logam paduan

3 | LOGAM PADUAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LOGAM MURNI DAN METAL ALLOY (LOGAM PADUAN)

Logam murni mempunyai struktur yang seragam. Semua butiran mempunyai struktur
yang sama dengan satu jenis kisi kristal. Butiran-butiran dibedakan menurut orientasi  kisinya.
Butiran yang berjumlah banyak dalam suatu komponen menentukan pembagian orientasi ruang
yang merata.

Logam paduan (bahasa Inggris: alloy) atau lakur adalah kombinasi, dalam larutan atau
senyawa, dua atau lebih elemen, dan paling tidak salah satunya adalah logam, dan hasilnya
memiliki sifat metalik. Logam paduan dengan dua komponen disebut paduan biner (alloy
binary); 3 komponen disebut paduan ternari; 4 komponen disebut paduan quaternari. Hasilnya
adalah zat metalik dengan sifat berbeda dari komponennya.

Logam paduan biasanya didesain untuk memiliki sifat yang lebih menguntungkan
dibanding dengan komponennya. Misalnya, baja lebih kuat dari besi, salah satu elemen
utamanya; dan kuningan lebih tahan lama dari tembaga, tetapi lebih menarik dari seng.

Paduan (Alloy) adalah campuran unsur yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari
dua atau lebih unsur, dan sekurang-kurangnya satu unsur utamanya adalah logam. Sistem paduan
adalah suatu sistem yang terdiri dari semua paduan yang dapat terbentuk dari beberapa unsur
dengan semua macam komposisi yang mungkin dapat dibuat. Paduan dapat diklasifikasikan
menurut strukturnya, dan sistem paduan diklasifikasikan menurut diagram kesetimbangannya
(diagram fasenya). Suatu paduan dapat berupa susunan yang homogen apabila terdiri dari fase
tunggal, atau campuran (mixture) apabila terdiri dari beberapa unsur logam.

Alloy dapat terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang ada tidak
saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain dan masih menunjukkan
sifat-sifat sebagai logam. Aloi disebut juga dengan lakur atau paduan. Aloi dapat merupakan
larutan zat padat (solid solution) dengan komposisi yang bervariasi atau suatu senyawa

4 | LOGAM PADUAN
antarlogam (intermetallic compound) dengan komposisi dan struktur internal tertentu. Aloi yang
merupakan larutan zat padat ada dua macam, yaitu aloi selitan (interstitial alloy) dan aloi
substitusi (substitution alloy).
Fase (phase) adalah bagian dari material, yang homogen komposisi kimia dan
strukturnya, dapat dibedakan secara fisik, dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain
material itu. Suatu fase dapat dibedakan dari fase lain dengan melihat keadaan fisiknya, ada fase
gas, cair dan padat.

Bagian material dengan komposisi kimia yang berbeda dikatakan dikatakan sebagai fase
yang berbeda. Struktur kisi (lattice) juga membedakan satu fase dengan fase lainnya. Logam.
yang memiliki sifat allotropi misalnya, setiap bentuk allotropinya merupakan fase tersendiri,
walaupun komposisi kimia dan keadaan fisiknya sama.

Paduan dalam keadaan padat mempunyai 3 (tiga) kemungkinan macam fase, yaitu :

1. Logam Murni

Pada kondisi seimbang (equilibrium), suatu logam murni akan mengalami perubahan fase
pada suatu temperatur tertentu, perubahan fase dari padat ke cair akan terjadi pada temperatur
tertentu, dinamakan titik cair, dan perubahan ini berlangsung pada temeperatur tetap
hingga seluruh perubahan selesai.

2. Senyawa (Compound)
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari unsur unsur
pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku yang
tetap, seperti pada logam murni. Ada tiga macam senyawa yang sering dijumpai, yaitu :

 Senyawa Intermetalik, biasanya terbentuk dari logam logam yang sifat kimianya sangat
berbeda dan kombinasinya mengikuti aturan valensi kimia. Ikatan atom-atomnya sangat kuat
(ionik atau kovalen), sehingga sifatnya seperti non-metal, keuletan rendah, konduktifitas listrik
juga rendah dan struktur kristalnya kompleks. Contohnya: CaSe, Mg2Pb, Mg2Sn, Cu2Se.
 Senyawa Interstisi, terbentuk dari logam logam transisi seperti Scandium (Sc), Titanium (Ti),
Tantalum (Ta), Wolfram (W), dan besi (Fe) dengan H, O, C, Bo dan N. Kelima unsur ini

5 | LOGAM PADUAN
diameter atomnya sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam kisi kristal logam di atas secara
interstisi. Senyawa interstisi bersifat metalik, komposisi kimia mungkin dapat bervariasi dalam
daerah yang sempit, titik leburnya tinggi dan sangat keras. Contohnya: Fe3C, TiC, TaC, W2C,
Fe4N, CrN, TiH.
 Senyawa elektron, terbentuk diantara logam logam Cu, Au, Ag, Fe, dan Ni dengan Cd, Mg, Sn,
Zn, dan Al. Senyawa ini terjadi dengan komposisi kimia sedemikian rupa sehingga mendekati
perbandingan jumlah elektron valensi dengan jumlah atom yang tertentu. Senyawa ini sifatnya
sudah mendekati larutan padat, seperti komposisi yang bervariasi, keuletan tinggi, kekerasan
rendah. AgCd, AgZn, AuMg, FeAl, Cu2Sn, Ag2Cd.

3. Larutan Padat  (Solid Solution)

Suatu larutan terdiri dari dua bagian, yaitu solute (terlarut) dan solvent (pelarut). Solute
merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah bagian yang lebih banyak.

Ada tiga kemungkinan kondisi larutan, yaitu :

1.   Unsaturated (tidak jenuh), bila jumlah solute yang terlarut masih dibawah jumlah yang mampu
dilarutkan oleh solvent pada tekanan dan temperatur tertentu.

2.   Saturated (jenuh), bila jumlah solute yang terlarut tepat mencapai batas kelarutannya dalam 
solvent.

3.   Supersaturated (super jenuh), bila jumlah solute yang larut telah melewati batas kelarutannya
pada temperatur dan tekanan tertentu.

2.2 JENIS-JENIS LOGAM PADUAN (ALLOY)


1.     Aloi Selitan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa di dalam kristal logam yang atom-atomnya
membentuk susunan rapat heksagonal atau susunan rapat kubus terdapat tempat selitan
tetrahedral dan tempat selitan oktahedral. Dalam kristal logam yang atom-atomnya membentuk
susunan kubus berpusat badan atau susunan yang lain juga terdapat tempat-tempat selitan.
Jumlah tempat selitan tersebut adalah banyak sekali. Atom logam yang lain atau altom nonlogam
yang ukurannya sama atau lebih kecil dari ukuran tempat selitan yang ada dapat menempati
tempat selitan terebut sehingga terbentuk aloi selitan. Ditempatinya tempat-tempat selitan oleh

6 | LOGAM PADUAN
atom-atom logam atau oleh atom-atom nonlogam yang ukurannya sama atau lebih kecil
dianggap tidak merubah struktur dari atom-atom kristal logam murninya.

Aloi selitan ada dua macam yaitu aloi selitan acak (random) dan aloi selitan teratur. Pada
aloi selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-tempat selitan pada
logam induk secara acak, sedangkan pada aloi selitan teratur atom-atom dari unsur yang
dipadukan mengisi tempat-tempat selitan pada logam induk secara teratur dan berulang
(periodik). Salah satu model susunan atom-atom pada aloi selitan acak dan aloi selitan teratur
diberikan pada gambar berikut:

Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya tempat selitan
yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan, sehingga sifat fisik dari aloi selitan
yang diperoleh adalah bervariasi. Secara umum sifat fisik dari aloi selitan adalah sebagai berikut:
1.   Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam dalam kristal
murinya seperti ditunjukkan pada gambar diatas
2.   Dapat menghantarkan panas dan listrik.
3.   Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
4.   Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
5.   Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
6.   Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.
Massa jenis aloi selitan selalu lebih besar dibandingkan massa jenis logam murninya
karena beberapa tempat selitan yang semula kosong terisi oleh atom dari unsur yang dipadukan.

7 | LOGAM PADUAN
Massa jenis aloi selitan semakin besar dengan bertambahnya persentase tempat selitan yang terisi
oleh atom dari unsur yang dipadukan.

2.    Aloi Substitusi


Pada aloi substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan sebagian atom-
atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila ukuran dari atom-atom unsur yang
dipadukan lebih besar dari ukuran tempat selitan tetrahedral dan tempat selitan oktahedral yang
ada di dalam kristal logam murninya. Ada dua macam aloi substitusi yaitu aloi substitusi acak
(random substitutional alloy) dan aloi substitusi teratur (ordered substitusi alloy) atau kisi super
(superlattice). Pada aloi substitusi acak atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
posisi dari sebagian atom-atom logam murninya secara tidak teratur, sedangkan pada aloi
substitusi teratur atom- atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari sebagian atom-
atom logam murninya secara teratur dan periodik. Salah satu model susunan atom-atom pada aloi
substitusi acak dan aloi substitusi teratur diberikan pada gambar:

Seperti halnya pada pembuatan aloi selitan, aloi substitusi acak diperoleh apabila leburan
aloi didinginkan secara cepat. Untuk memperoleh aloi substitusi teratur perlu pendinginan
leburan aloi secara lambat. Aloi substitusi dari dua macam logam atau lebih dapat terbentuk
dengan rentangan komposisi tertentu atau dengan segala komposisi. Aloi dengan segala
komposisi terbentuk apabila logam-logam yang dipadukan dapat membentuk larutan zat padat
(solid solution) dengan sembarang komposisi.

Menurut Hume dan Rothery aloi substitusi dengan segala komposisi dapat terjadi antara
dua macam logam apabila tiga syarat di bawah terpenuhi yaitu:

8 | LOGAM PADUAN
       (1)  Perbedaan jari-jari atom logam yang dipadukan tidak lebih dari 15%.
(2)  Dua logam yang dipadukan memiliki struktur kristal yang sama.
       (3)  Dua logam yang dipadukan memiliki sifat kimia, khususnya elek- tronvalensi
            yang sama.

Aloi substitusi dengan segala komposisi dapat terbentuk antara logam emas dan tembaga
karena dua logam tersebut memiliki struktur kristal yang sama (ccp), elektron valensi yang sama
(keduanya golongan 11 atau IB) dan perbedaan jari-jari atomnya adalah kurang dari 12,5%
Tembaga dan nikel juga dapat membentuk aloi substitusi dengan segala komposisi karena dua
logam tersebut memiliki struktur kristal yang sama (ccp), keelektropositifan yang hampir sama
(perbedaan keelektronegatifannya kecil, χCu ~ 2,00; χNi = 1,91) dan perbedaan jari-jari atomnya
hanya 2,4%.
Di samping aloi selitan dan aloi substitusi, ada juga aloi yang merupakan gabungan dari
aloi selitan dan aloi substitusi. Salah satu contohnya adalah baja tahan karat (stainless Steel).
Aloi ini terdiri atas besi, karbon, kromium (18-20%) dan nikel (8-12%). Pada baja tahan karat
atom karbon menempati sebagian tempat selitan oktahedral yang ada, sedangkan atom kromium
dan nikel menggantikan sebagian posisi dari atom-atom besi. Salah satu model susunan atom-
atom pada baja tahan karat diberikan pada gambar berikut:

Baja tahan karat mungkin juga mengandung unsur lain selain kromium dan nikel.
Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta fungsinya diberikan pada Tabel
berikut:

9 | LOGAM PADUAN
Logam Persentase yang Pengaruh pada sifat baja yang diperoleh
ditambahakan
Tembaga 0,2-1,5 Meningkatkan ketahanan terhadapa korosi
Nikel 0,1-1 Memberikan permukaaan yang bagus
Niobium 0,02-0,12 Meningkatkan kekuatan regang
Nitrigen 0,03 Meningkatkan kekuatan
Mangan 0,2-1,6 Meningkatkan kekuatan
Vanadium Sampai 0,2 Meningkatkan kekuatan

Beberapa aloi yang penting secara komersial:


Nama Logam Komposisi Sifat Contoh
Umum Induk (Persen massa) Kegunaan
Alnico Fe  Al(8), Ni(14),  Magnetik Magnet
Co(24), Cu(3), dan
fe(51)
Amalgam Hg  Hg(50), Ag(35), Mudah Pengisi
gigi dan Sn (15) dibentuk gigi
berlubang
Baja Invar Fe Fe(64), Ni(36), dan Memiliki Meteran, pita
C(0,5) koefisien muai pengukur
yang kecil
Baja Karbon Fe Fe(98,4-99,8) dan Keras Kerangka
C(0,2-1,6) Bangunan
Baja Fe Fe(80-86), W (14- Sifatnya tidak Alat
Kecepatan 20) dan C(0,5) berubah pada pemotong
Tinggi kecepatan dengan
tinggi kecepatan
tinggi
Baja Mangan Fe Fe(82-90), Mn (10- Keras dan Rel kereta
18) dan C(0,5) tahan bebam api,
Baja Nikel Fe Fe(96-98), Ni (2-4) Keras, elastis, Kabel, roda
dan C(0,5) dan tahan gigi
korosi
Baja Silikon Fe Fe(5-99), Si (1-5) Keras, kuat, Magnet
dan C(0,5) dan bersifat

10 | LOGAM PADUAN
magnetik
Emas 10 Au Au(42), Ag(12-20), Tahan lama Perhiasan
karat dan Cu(38-46)
Kuningan Cu Cu(67-90), dan Zn Mudah Pipa
(10-33) direnggangkan

2.3 SIFAT METAL ALOY

1. Titik leleh dan titik didih cenderung tinggi karena kekuatan ikatan logam.
2. Dapat menghantarkan listrik.
3. Konduktor panas yang baik.
4. Kekuatan dan kemampuan kerja :
a. Sifat Malleability (dapat ditempa) dan Ductility (dapat diregang) maksudnya mampu
dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi
retak pada permukaannya misalnya dengan hammer (palu) dan dapat ditarik dibentuk
dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa menunjukan gejala-gejala putus.
b. Toughness (sifat ulet) yaitu kemampuan dapat dibengkokkan beberapa kali tanpa
mengalami retak.
c. Hardness (kekerasan) ketahanan terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang
berupa bola baja, intan piramida dll.
d. Strength (kekuatan) mampu menahan deformasi.
e. Weldability yaitu mampu untuk dapat dilas baik menggunakan las listrik maupun
dengan las karbit (gas).
f. Corrosion resistance (tahan korosi) atau karat akibat kelembaban udara, zat-zat kimia.
g. Tahan impact yaitu dapat tahan terhadap beban kejut.
h. Machinibility mampu untuk dikerjakan dengan mesin misalnya dengan mesin bubut.
i. Modulus elastis tinggi

2.4 PROSES-PROSES PEMBUATAN METAL ALLOY DAN NON-FERROUS ALLOY

11 | LOGAM PADUAN
Pada dasarnya proses pembuatan logam besi alloy sama dengan proses pembuatan logam
pada umumnya. Berikut adalah proses-proses pembuatannya:

Gambar 2.1 metal fabrication techniques


1. Forming operation : adalah dimana bentuk potongan logam dirubah dengan proses
defomasi plastis. Jika proses deformasi plastis dilakukan diatas temperatur reskristalisasi
makaproses disebut pengerjaan panas (hot working), sedangkan jika dilakukan
dibawahtemperatur reskristalisasi disebut pengerjaan dingin (cold working)
Pengerjaan panas :
 dimungkinkan untuk terjadinya deformasi yang lebih besar
 energi untuk melakukan deformasi lebih kecil dari cold working
Pengerjaan dingin :
 kualitas permukaan logam yang lebih baik
 kontrol dimensi lebih mudah

12 | LOGAM PADUAN
Proses forging, rolling, exrusion dan drawing bisa dilihat pada gambar 2.3.
a. Forging :
Dilakukan dengan cara memukul potongan logam. Gaya diberikan pada cetak yang
membentuk produk logam. Contoh produk forging adalah pada roda kereta api ,kunci kunci,
crank shift mobil dll.
Forging sebagai salah satu bagian dari proses metal forming dibagi dalam tiga kategori
berdasarkan temperatur pengerjaannya yaitu proses cold, warm dan hot forging dimana
parameter dasarnya adalah temperatur rekristalisasi.

Gambar 2.4 Klasifikasi Cold, Warm dan hot working


Keuntungan atau efek yang ditimbulkan oleh pengerjaan dingin (cold working) adalah adanya
penurunan tingkat keuletan, namuan diiringi dengan naiknya kekuatan dan kekerasan pada sifat
materialnya. Hal ini disebabkan karena adanya efek strain hardening. Disamping itu juga terjadi
perubahan struktur mikro, dimana butir-butirnya akan memanjang dan merapat searah dengan
arah deformasi yang dominan serta memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik. Namun proses
pengerjaan dingin memerlukan energi pembentukan yang lebih besar untuk proses deformasinya.

13 | LOGAM PADUAN
Pada proses tempa warm forming dimana temperatur pengerjaan di atas suhu ruangan dan di
bawah temperatur rekristalisasi (di atas 0,3 x temperatur 10 rekristalisasi hingga di bawah suhu
rekristalisasi material), memiliki keunggulan adalah beban tempa yang rendah , keuletan dan
ketangguhan (toughness) lebih besar dibanding proses dingin, ketelitian (accuracy) meningkat
dibandingkan tempa panas. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan determinasi
temperatur tempa yang optimum serta pemilihan pelumas yang sulit.
b. Rolling :
Proses dilakukan degan melewatkan logam pada 2 buah logam yang akan mengkompresi
logam sehngga tebalnya berkurang. Produk yang di hasilkan bisa berupa bulat, tiang 1 dan rel
kereta api, plat dll. Rolling dibagi menjadi 2 macam yaitu, hot rolling dan cold rolling. Hot
rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi daripada
temperatur rekristalisasi. Pada proses hot rolling, deformasi tidak menyebabkan terjadinya
penguatan logam. Tegangan alir bahan akan semakin kecil dengan semakin tingginya temperatur
operasi. Energy deformasi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur yang lebih
tinggi. Dengan demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda yang berukuran relatif besar.
Sedangkan cold rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur kamar atau di
bawah temperatur rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan setelah proses rollliing panas.
Rolling diingin menyebabkan terjadinya mekanisme penguatan pada benda kerja yang di ikuti
dengan turunnya keuletan. Benda kerja menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih rapuh. Pada
proses pencanaian dingin, tegangan alir benda kerja menjadi semkain meningkat. Sebagian besar
dari produk hasil canai dingin melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakuan panas agar
dapat diaplikasikan sesuai ke spesifikasinya. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada
produk hasil canai dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.
c. Extrusion :
Batangan logam didorong melalui cetakan dan produk akan berbentuk sesuai yang
dikehandaiki dan penampang yang lebih kecil. Produk extrusion adalah batangan logam/ kawat,
tube, dll.
Drawing :
Dilakukan dengan cara menarik potongan logam pada sisi keluar cetakan.
Batangan logam,kawat, tube adalah produk produk yang bisa di hasilkan

14 | LOGAM PADUAN
dengan drawing.

2. Casting:
Pengocoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau
plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen
mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks.
Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk
cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang
bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi
lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan
lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan
terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas)
dan non expandable (tidak dapat diperluas) mold casting.

Gambar 2.6 Proses Pengecoran logam

Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir.


Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara
manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak

15 | LOGAM PADUAN
variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan
campuran

Adalah proses pabrikasi di mana logam cair dituang.


Casting dilakukan jika :
1. Bentuk akhir besar atau complicated
2. Kualitas dan kekuata bukan merupakan pertimbangan utama.
Casting dibagi menjadi 3 macam menurut jenis cetakan nya yaitu:
a. Die Casting
Die casting adalah proses pencetakan yang menggunakan berulang-ulang.Logam coran
biasanya dipakai yang mempunyai tiik leleh rendah seperti: seng, almunium, dan magnesium.
Pada die casting, logam didorong masuk cetak pada tekanan tertentu dan kecepatan tinggi dan
kemudian logam membeku dengan menjaga tekanan. Cetakannya biasanya dari baja.

Gambar 2.7 die casting.


b. Sand Casting
Sand casting atau cetakan pasir adalah metoda yang paling umum. Pasir digunakan sebagai
bahan cetakan, potongan cetakan pasir di buat dengan memadatkan pasir ke pola yang berbentuk
dimensi yang diinginkan. Proses
pencetakan dilakukan dengan mengalirkan logam cair kedalam cetakan. Contoh produk :
silinder blok mobil, fire hydrant, fitting pipa yang besar-besar.

16 | LOGAM PADUAN
Gambar 2.8 Sand Casting
c. Invesment Casting
Invesment casting adalah Pola untuk membuat cetakan biasanya dipakai lilin atau palstik.
Disekililing poladituang lumpur cair biasanya dari bahan gips. Setelah mengeras
cetakandipanaskan sehingga lilin didalamnya menguap. Cetakan siap digunakan .Teknik ini
biasanya digunakan untuk cetakan dengan dengan kualitas tinggi. Dan produk akhir yang tinggi.
Contohnya : perhiasan, gigi palsu dll.

Gambar 2.9 Investment Casting


Adapun proses pembuatan logam paduan non-ferrous yaitu sebagai berikut:
a. Pembuatan Aluminium (Al)
              Bijih bauksit merupakan salah satu sumber pembentukan aluminium yang cukup
ekonomis, yang bila di Indonesia, banyak terdapat di daerah Bintan dan Kalimantan. Untuk
menambang bauksit, dilakukan dengan penambangan terbuka, setelah bauksit di haluskan,

17 | LOGAM PADUAN
kemudian di cuci dan dilakukan pengeringan, baru kemudian bauksit mengalami pemurnian
menjadi oksida aluminium atau alumina.
Untuk memperoleh aluminium murni, biasanya digunakan Proses Bayern (Karl Josef
Bayer), yaitu: bauksit halus dan kering, dimasukkan ke dalam pencampur (mixer), diolah
dengan NaOH yang bila bereaksi dengan bauksitdibawah pengaruh tekanan dan suhu diatas titik
didih nya, akan menghasilkanAluminat Natrium yang dapat larut. Biasanya setelah proses
selesai, tekanan di dalam dapur dikurangi dan ampas yang terdiri dari oksida besi tak larut,
silikon, titanium dan kotoran-kotoran lain nya, ditekan melalui saringan dan dikumpulkan agak
disamping. Kemudian, cairan yang mengandung alumina dalam bentuk aluminat natrium,
dipompakan ke luar dan dimasukkan kedalam sebuah tangki pengendapan. Didalam tangki
tersebut, diberi tambahan kristal hidroksida aluminium yang halus, yang kemudian berubah
menjadi inti kristalisasi, sementara itu kristal hidroksida aluminium akan terpisah dari larutan,
kemudian dilakukan penyaringan dan dipanaskan sampai suhu nya mencapai 980 C.

Melalui proses elektrolisa, alumina akan berubah menjadi oksigen dan logam aluminium.
Jalan nya proses elektrolisa adalah: alumina murni dilarutkan pada cairan criolit (natrium
aluminium fluorida) di dalam dapur elektrolit yang besar atau disebut sel reduksi. Arus listrik
kemudian dialirkan pada campuran melalui elektroda karbon, logam aluminium di endapkan
pada katoda karbon yang berada di dasar sel.
Panas akibat aliran listrik digunakan untuk memanaskan isi sel, sehingga akan selalu cair,
dengan demikian alumina dapat ditambahkan secara terus menerus (disebut: proses kontinu).
Pada saat-saat tertentu, aluminium cair di keluarkan dari sel dan dipindah kan ke dalam dapur

18 | LOGAM PADUAN
penampung untuk kemudian di murnikan atau bisa juga digunakan untuk keperluan paduan,
setelah itu baru di tuangkan ke dalam cetakan ingot, untuk kemudian diolah lebih lanjut.
           Biasanya, untuk menghasilkan 1 kg aluminium, dibutuhkan 2 kg alumina, sedangkan
untuk mendapat kan 2 kg alumina, diperlukan 4 kg bauksit, 0,6 kg karbon, criolit dan bahan-
bahan lain nya serta sekitar 8 kWh energi listrik (berlaku secara linier).

b. Pembuatan Magnesium (Mg)


Air laut yang biasanya mengandung 1300 ppm magnesium, direaksikan dengan kapur
(kulit kerang yang dibakar pada suhu 1320 0C). Hasil reaksi kimia antara kapur dengan air laut,
akan menghasilkan endapan Mg(OH)2 .Endapan kental yang mengandung sekitar 12
% Mg(OH)2  ini kemudian di saring, sehingga akan bertambah pekat, baru kemudian di
reaksikan dengan CHCl dan menghasilkan MgCl2. Setelah melalui tahapan filtrasi dan
pengeringan, konsentrasi MgCl2 akan meningkat menjadi sekitar 68 %, yang berbentuk butiran-
butiran  kemudian dipindahkan ke dalam sel elektrolisa yang berukuran 100 m3 dan beroperasi
pada suhu sekitar 700 0C. Elektroda grafit akan berfungsi sebagai anoda dan pot nya sendiri
berfungsi sebagai katoda. Akibat di aplikasikan nya arus listrik sebesar 60.000 Amp,
maka MgCl2 akan terurai, dan logam magnesium terapung diatas larutan. Setiap pot akan dapat
menghasilkan sekitar 550 kg logam Mg dalam satu hari yang kemudian dituang kedalam cetakan
ingot, dimana setiap ingot mempunyai berat 8 kg. Hasil sampingan dari proses ini adalah: gas
klorida yang kemudian dapat digunakan untuk mengubah Mg(OH)2  menjadi MgCl2.

Adapun contoh proses pembuatan logam paduan ferrous yaitu sebagai berikut:
a.Pembuatan Tembaga
Chalcopiri”t adalah bijih tembaga, merupakan campuran antara Cu2S dan  CuFeS2 yang
di peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan tanah. Gambar berikut adalah proses
mebuat nya: 

19 | LOGAM PADUAN
Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari bijih chalcopirit,
digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan fluks silika. Setelah tepung bijih
dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran
inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai fluks nya di
dalam Dapur Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di dalam terak, sisanya
adalah Tembaga-Besi yang disebut “matte” di tuangkan kedalam konverter.
Dengan menghembuskan udara kedalam konverter untuk selama 4 s/d 5 jam, maka
kotoran-kotoran teroksida dan besi akan membetuk terak yang pada saat-saat tertentu,
dikeluarkan dari konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir nya dapat
merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-tembaga atau yang dikenal dengan nama: sulfat. Bila
kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida kupro akan bereaksi dengan sulfida kupro yang
akan membentuk tembaga blisterdan dioksida belerang. Tembaga blister dengan tingkat
kemurnian     antara 98 % s/d 99 % ini kemudian dicor menjadi slab untuk kemudian di olah
secara elektolitik menjadi tembaga murni.

2.5 CONTOH METAL ALLOY

Menurut cara pengolahan dibedakan antara :

 Paduan remas tembaga Cu-Zn, Cu-Sn, Cu-Ni-Zn, Cu-Ni, Cu-Al dan


 Paduan-paduan tuang tembaga.

20 | LOGAM PADUAN
1. Paduan tembaga-seng (Kuningan)

Kuningan ialah adalah paduan tembaga-seng dengan lebih dari 50% tembaga dan seng
sebagai logam pemadu utama. Seng mempertinggi kekuatan, memperendah titik lebur, dan
mempertinggi kesudian tuang , seng menurunkan daya hantar untuk arus listrik dan panas.
Kuningan mudah dituang, disolder, dan dilas, serta tahan terhadap karat (udara dan air)

Kuningan tuang memiliki kekuatan dan keuletan yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan tuangan kelabu biasa dan dapat digarap pada kecepatan sayat yang jauh lebih tinggi.
Pada peleburan terjadi penyusutan bakar sekitar 5-10% akibat penguapan seng.

Kuningan remas. Lembaran, kuningan giling dalam keadaan panas atau dingin dari blok
hasil penuangan. Kuningan bundar, pipa, kawat, bentuk pipih dan profil dihasilkan melalui
pengempaan menjulur atau perentangan. Pada pemberian bentuk dalam keadan dingin, kekuatan
dan kekerasan – pada jenis kuningan yang sama – dapat dipengaruhi sesuai dengan kebutuhan di
dalam batas yang saling berjauhan (lunak, setengah keras, keras, sekeras pegas). Kuningan dapat
terjadi sebagai paduan remas atau paduan tuang. Banyak diterapkan melalui proses ekstrusi
kuningan dan kempaan panas kuningan. Kuningan tuang banyak diterapkan dalam pekerjaan
tuangan hiasan. Kuningan sering dipadu lagi dengan timbel (mudah disayat) dan timah putih
(lebih tahan terhadap korosi). 

Kuningan istimewa adalah kuningan yang merupakan hasil perbaikan melalui imbuhan
logam-logm tertentu. Akibat imbuhan ini; aluminium(hingga 7%) meninggikan kesudian bentuk
21 | LOGAM PADUAN
panas, kekuatan tarik, kekerasan, dan ketahanan karat. Timbel (hingga 1%) memperbaiki
kesudian serpih. Besi (hingga 0,5%) mengakibatkan penghalusan butir. Nikel (hingga 4%)
meningkatkan batas regang, kekuatan panas, keuletan dan ketahanan karat. Timah (hingga 1,3%)
meningkatkan ketahanan karat.

2. Paduan tembaga-timah (Perunggu)

Pada dasarnya perunggu adalah tembaga dipadu dengan timah putih (maksimum 20%Sn)
dimana kadar Sn sangat menentukan kekerasannya. Untuk memperbaiki kemungkinan dapat
dikerjakan dan dapat dituang, ditambahkan seng (Zn) dan timbel (Pb), sehingga terjadi sejenis
perunggu yang murah (Sn mahal, Zn & Pb lebih murah). Kecuali itu perunggu lebih mudah
dituang seperti perunggu universal atau perunggu 5-5-5. Perunggu adalah
campuran tembaga dengan unsur kimia lain, biasanya dengan timah, walaupun bisa juga dengan
unsur-unsur lain seperti fosfor, mangan, alumunium, atau silikon. Perunggu bersifat keras dan
digunakan secara luas dalam industri. Perunggu sangat penting pada masa lampau, bahkan
pernah suatu masa disebut sebagai Zaman Perunggu.

Perunggu banyak dipakai untuk bahan bantalan, pitting pipa, mur poros, dan roda gigi cacing.
Juga baling-baling kapal biasanya dibuat dari perunggu khusus. Kebalikan dari tembaga murni,
biasanya perunggu mudah sekali disayat dan mudah sekali dituang. 

3. Paduan Seng

22 | LOGAM PADUAN
Paduan remas seng dengan 4-12% aluminium dan sedikit kandungan tembaga serta
kandungan magnesium seringkali merupakan pengganti yang murah untuk kuningan. Paduan
tuangan tekan seng digunakan benda tuang ketepatan ukuran tinggi dan permukaan yang bersih.
Paduan timah-seng untuk tuangan tekan memiliki kekuatan rendah tetapi memiliki ketepatan
ukuran yang tinggi.  Paduan tuang tekan seng aluminium memiliki kekuatan tinggi dengan
ketepatan ukuran rendah.

23 | LOGAM PADUAN
3. Paduan Timah

Solder lunak mengandung 12 – 90% timah, sisanya berupa timbel, antimon, bismut, atau
kadmium. Paduan tuangan tekan timah digunakan untuk benda tuang berdinding tipis. Logam
dudukan timah (logam-putih) untuk tuntutan tinggi mengandung Sn hingga 90%.

4. Paduan Timbel

Sedikit imbuhan antimony, timah, tembaga, nikel, menghasilkan paduan yang kekuatannya lebih
besar dari pada timbel murni tanpa mengurangi daya tahan korosi. Timbel keras dan logam
aksara mengandung 5 – 25%  antimon. Timah solder terdiri atas timbel dan timah. Timah solder
LSn 30, vOR1Vl M 3461, mengandung 30% timah; timah solder LSn 98 mengan ng 98%
timah.

24 | LOGAM PADUAN
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Metal Alloy adalah campuran dari dua atau lebih logam, logam dan non-logam yang
membentuk material dengan sifat baru. Alloy ini telah ditemukan dan dikembangkan sejak
ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dari berbagai kebudayaan.
Pada masa lalu penggunaan alloy hannya terbatas pada pembuatan senjata tajam dan peralatan
rumah tangga. Namun saat ini penggunaan alloy menjadi sangat luas dan spesifik.
Alloy memiliki manfaat yang sangat penting dalam mengembangkan teknologi dan ilmu
pengetahuan. Dengan digunakannya bahan-bahan alloy pada mesin pendorong jet, maka proses
aviation dalam mesin jet berjalan dengan lancar dan lebih aman. Contoh Metal Aloy adalah :
Kuningan, perunggu, dll.
Metal Alloy sangat penting bagi kebutuhan sehari-hari manusia karena pada percampuran
logam tersebut akan menghasilkan bahan yang dapat menjadi bahan baku perabotan rumah
tangga sampai perhiasan pada wanita. Penulis mengaharpkan dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

3.2 SARAN
Dalam proses pembuatan Metal Alloy diperlukan ketelitian yang baik agar mengasilkan
produk yang berkualitas tanpa cacat sedikitpun dan bernilai harga tinggi. Dalam penulisan
makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan. Maka dari itu penulis meminta
kritik dan saran kepada pembaca demi perbaikan dan peningkatan mutu makalah Metal Alloy ini.

25 | LOGAM PADUAN
DAFTAR PUSTAKA

Beumer.2005.ILMU BAHAN LOGAM. Jakarta : Bhatara Karya Aksara

http://nenysherliani31.blogspot.co.id/2015/06/logam-paduan-aloi_0.html

https://www.mystupidtheory.com/2016/04/pengertian-alloy-atau-metal-alloy.html

26 | LOGAM PADUAN

Anda mungkin juga menyukai