Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan yang tidak terpisah dari
masalah kesehatan lainnya, dan merupakan salah satu masalah yang akan
menjadi beban tanggungan negara dan keluarga akibat terjadinya
kematian prematur dan disabilitas. Pemerintah Indonesia mengupayakan
pelayanan kesehatan jiwa yang dapat dijangkau oleh lebih banyak
masyarakat, yaitu melalui Undang-Undang no.36 Tahun 20095 dan UU
Kesehatan Jiwa no.18 tahun 2014.6 Undang-undang no.36 tahun 2009
tentang Kesehatan mengatur kesehatan jiwa dalam bab tersendiri yaitu bab
IX, dari Pasal 144 sampai dengan Pasal 151. Pasal 144 ayat (1)
menjelaskan bahwa upaya kesehatan jiwa memiliki tujuan menjamin agar
setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari
ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan
jiwa.
Dukungan pemerintah melalui lahirnya UU no 36 tahun 2009 dan UU
no 18 tahun 2014 diharapkan dapat memberikan perlindungan dan
menjamin pelayanan kesehatan jiwa bagi Orang dengan Masalah Kejiwaan
(ODMK) dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), memberikan
pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komperehensif dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif bagi setiap orang terutama ODMK dan ODGJ.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran perawat dalam keperawatan jiwa?
2. Apa saja upaya dalam kesehatan jiwa?
3. Apa yang dimaksud psikodinamika?
4. Apa yang dimaksud sikap jiwa?
5. Bagaimana proses terjadinya masalah keperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan
kesehatan jiwa terhadap persepsi masyarakat dalam merawat orang
dengan gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mengetahui peran perawat dalam keperawatan jiwa.
b. Agar mengetahui upaya dalam kesehatan jiwa.
c. Agar mengetahui definisi psikodinamika.
d. Agar mengetahui definisi sikap jiwa.
e. Agar mengetahui proses terjadinya masalah keperawatan jiwa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Perawat Dalam Keperawatan Jiwa
Dalam Hubungan antara Perawat dengan klien, meliputi beberapa
peran dalam keperawatan kesehatan jiwa yaitu :
1. Kompetensi klinik.
2. Advokasi klien dan keluarga.
3. Tanggung jawab keuangan.
4. Kerja sama antar disiplin ilmu di bidang keperawatan.
5. Tanggung jawab gugat sosial.
6. Parameter legal-etik.
Pada setiap tingkat pelayanan kesehatan jiwa, perawat mempunyai peranan
tertentu :
1. Peran perawat dalam pencegahan primer
a. Melakukan Penyuluhan tentang pokok prinsip sehat jiwa.
b. Merubah kondisi kehidupan, tingkat kemiskinan, dan pendidikan
menjadi efektif.
c. Memberikan pendidikan kesehatan, pertumbuhan, perkembangan,
dan pendidikan seks dalam kondisi normal.
d. Memberikan rujukan sebelum terjadi gangguan jiwa.
e. Membantu upaya di rumah sakit agar klien menghindari masalah
psikiatri.
f. Memberikan dukungan bersama keluarga dan anggota kelompok
lainnya.

3
g. Memberikan aktifitas yang berkaitan aktif dengan masyarakat dan
politik tentang kesehatan jiwa.
2. Peran perawat dalam pencegahan sekunder
a. Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan layanan evaluasi
kesehatan jiwa.
b. Melakukan kunjungan, pelayanan dan penanganan di rumah.
c. Menjadikan lingkungan yang memiliki efek teraupetik.
d. Memberikan terapi pengobatan bunuh diri.
e. Memberikan konsultasi.
f. Melaksanakan perencanaan pemulihan keseimbangan bio-psiko-
sosial klien.
g. Memberikan Psikoterapi pada individu, kelompok, keluarga dan
kelompok semua usia.
h. Memberi tindakan perencanaan pada komunitas dan organisasi
yang ditemukan ada masalah.
3. Peran perawat dalam pencegahan tersier
a. Melaksanakan tindakan rehabilitasi.
b. Memberikan pelayanan perawatan klien yang sudah kembali dari
rumah sakit jiwa, untuk memudahkan perubahan kondisi ke
komunitas dan organisasi.
c. Memberikan pilihan perawatan pada klien.
Dengan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan secara
langsung perawat berperan sebagai pelaksana program, pendidik,
koordinator kegiatan dalam kesehatan jiwa yaitu :
1. Peran perawat kesehatan jiwa dalam pelaksana program
Memberikan tindakan layanan dari asuhan keperawatan pada
individu, keluarga dan komunitas, Perawat juga memberikan terapi dan
pengobatan lanjutan untuk penderita berdasarkan rujukan dari rumah
sakit.
Contoh : Mengajarkan tindakan pada penderita cara menangani
halusinasi, mengarahkan keluarga agar tidak membiarkan penderita

4
sendirian, dan mengarahkan keluarga untuk meberikan obat secara
berkala kepada penderita. dan Membawa pasien ke puskesmas untuk
mendapatkan injeksi sebulan sekali
2. Peran perawat sebagai pendidik
Peran perawat sebagai pendidik adalah memberikan penkes yaitu
pendidikan kesehatan jiwa pada keluarga, individu dan komunitas.
Perawat juga berperan sebagai pemberi penyuluhan dan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat agar mampu melakukan perawatan diri
sendiri dan dapat menggunakan fasilitas layanan kesehatan untuk
gangguan jiwa.
Contoh : Mengarahkan keluarga memberi perlakuan pada
penderita dengan baik, dengan memenuhi kebutuhan dasar seperti
mandi, makan, mengajak berkomunikasi serta memberi kesibukan
pada penderita. Perawat mengarahkan keluarga untuk memnfaatkan
fasilitas seperti puskesmas, kartu bpjs untuk mendapatkan pengobatan
dan kontrol setelah keluar dari rumah sakit.
3. Peran perawat sebagai koordinator keperawatan
Peran perawat sebagai koordinator kegiatan adalah bekerja sama
dengan tim dinas kesehatan, individu, keluarga dan komunitas untuk
meningkatkan praktek keperawatan menganjurkan penderita dari
gangguan jiwa mengikuti berbagai kegiatan.
Contoh : Membentuk kelompok yang saling menolong seperti
menanam cabai, membuat telur asin dan sosialisasi kepada masyarakat.
4. Peran perawat sebagai pengelola keperawatan
Peran perawat sebagai pengelola keperawatan yang bertanggung
jawab dalam kegiatan yang berkaitan administrasi, managemen,
kepemimpinan dan asuhan keperawatan dalam pelaksanaan terapi yang
berlangsung pada asuhan keperawatan jiwa.
B. Upaya Dalam Kesehatan Jiwa
1. Upaya Promotif

5
Upaya prmotif dilakukan agar masyarakat memperkuat kemampuan
individu dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa. Maka dari itu
masyarakat diharapkan untuk tidak menyepelekan masalah kesehatan
jiwa.
2. Upaya Preventif
Selain upaya yang di lakukan di rumah sakit, upaya selanjutnya adalah
upaya pencegahan. Disini dibutuhkan peran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pelayan kesehatan jiwa yang sudah disampaikan
pada tahap promotif. Selain peran masyarakat peran kader puskesmas
juga sangat penting dalam membantu menangani masalah kesehatan
jiwa. Salah satu contohnya kader mendatangi satu persatu rumah
masyarakat dan melakukan pendataan pada setiap anggota keluarga
apakah ada yang memiliki masalah kesehatan jiwa. Salah satu upaya
yang dilakukan pada tahap ini yaitu adanya poli kesehatan jiwa yang
memberikan pelayanan pada pasien pasien jiwa.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif atau upaya pengobatan. Pada tahap ini pasien yang telah
terdiagnosa terkena masalah kesehatan jiwa akan mendapatkan
pengobatan. Selanjutnya jika kondisi pasien mulai stabil maka akan
dilanjutkan dengan terapi obat yang diberikan dari puskesmas. Jika
masalah kesehatan jiwa tidak teratasi maka pasien akan dirujuk ke RSJ
(Rumah Sakit Jiwa).
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya yang terakhir adalah upaya rehabilisasi. Pada tahap ini upaya
yang dilakukan adalah agar pasien yang tekena masalah kesehatan jiwa
dapat mandiri atau agar psaien dapat kemabali besosialisasi dengan
masyarakat dengan kemampuan diri yang baik dan juga memiliki
penghasilan agar dapat hidup mandiri.
C. Definisi Psikodinamika
Psikodinamika merupakan salah satu pendekatan kepribadian pada
manusia yang cukup tua dikarenakan pendekatan ini yaitu pendekatan

6
yang pertama kali ada di dunia psikologi. Teori psikodinamik adalah teori
yang menggambarkan hakikat dan perkembangan kepribadian. Teori
psikodinamika terdiri dari dua asumsi dasar. Pertama manusia adalah
bagian dari dua binatang. Kedua manusia adalah bagian dari sistem energi.
Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma
psikodinamika yaitu mengetahui semua sumber terjadinya perilaku, baik
itu dorongan yang terjadi secara di sadari maupun tidak. Pendekatan ini di
cetuskan oleh seorang psikologi bernama Sigmund Freud (1856-1939)
yang diberi nama dengan teori psikodinamika dan ia memberi nama aliran
psikologi yang dia kembangkan menjadi psikoanalisis.
Banyak para pakar yang memakai teori psikoanalisis untuk
mengembangkan teori kepribadian nya seperti Carl Gustav Jung, Alfred
Adler, Stack Sullivan dan serta tokoh- tokoh lain seperti Anna Freud,
Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan. Ada beberapa teori
kepribadian yang termasuk teori psikodinamika yaitu psikoanalisis,
psikologi individual, psikologi analitis, dan neo freudinamisme.
1. Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund freud (1856-
1939). Teori psikoanalisis menggambarkan struktur kepribadian
sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran
psikologi, psikoanalisis banyak membahas tentang kepribadian,
khususnya dari segi struktur, dinamika, dan perkembangan.
a. Struktur kepribadian
Menurut Sigmund Freud (1856-1939) teori psikoanalisis terdiri
dari 3 aspek yaitu Id (Da Es),Ego (Das Ich), Superego (Das Ueber
Ich) yang berkerja sama untuk menciptakan perilaku yang
kompleks.
1) Id (Da Es)
Id (Da Es) memiliki sistem kepribadian yang original / asli,
aspek biologis kepribadian dan juga berkaitan dengan aspek
jasmaniah. Aspek biologis itu aspek yang diwariskan sejak

7
lahir termasuk insting yang merupakan gudang energi psikis
individu serta menggerakan Ego (Das Ish) dan Superego (Das
Ueber Ich. Energi psikis ini dapat meningkat dikarenakan
perasang dari dalam dan dari luar. Apanila energy psikis
meningkat maka akan menimbulkan tegangan dan bias
menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan, kemudia
oleh Id (Da Es) dikurangi (reduksi) untuk menghilangkan rasa
tidak enak.
Id (Da Es) berfungsi untuk menghindarkan atau menghilangkan
ketidakenakan menjadi mengejar suatu kenikmatan, disebut
prinsip kenikmatan (the pleasure principal) atau bias disebut
juga dengan proses primer.
Cara menghindarkan atau menghilangkan ketidakenakan dan
mengerjar suatu kenikmatan melalui :
a) refleks reaksi yang tidak disadari oleh rangsangan dan
berlangsung diluar kemauan atau dengan reaksi otomatis
yaitu gejala gerak yang berlangsung dengan sendirinya,
tidak disadari, dan diluar keinginan (misalnya
bersin,batuk,dan berkedip) .
b) proses primer seperti seseorang yang sedang
membayangkan cita-cita atau membayangkan seseorang
yang haus.
kedua cara tersebut harus dihubungkan dengan dunia kenyataan
(realitas) sehingga perlu ada struktur yang lain seperti Ego (Das
Ich), Superego (Das Ueber Ich).
2) Ego (Das Ich)
Ego (Dash ich) merupakan aspek psikologis menurut
Sigmund freud struktur kepribadian yang muncul karena
organisme untuk berhubungan baik dengan dunia yang nyata
atau realistis perbedaan Id (Da Es) dengan Ego (Dash Ich) yaitu
Id (Da Es) itu hanya mengenal dunia batin atau subjektif

8
sedangkan Ego (Dash Ich) dapat membedakan anatar dunia
batin atau subjektif dengan dunia nyata atau objektif.
Contoh : Orang yang ingin menggapai cita-cita nya tidak
hanya mengucapkan saja tetapi harus belajar,berusaha,berdoa
supaya cita-cita yang diingkan teralisasikan.
Ego (Dash ich) berfungsi untuk mempersatukan
pertentangan antara ego (Dash Ich) dengan superego (Dash
Ueber Ich) serta di dunia nyata atau objektif. Ego (Dash Ich)
berpegang pada prinsip kenyataan dan beroperasi pada prinsip
sekunder yaitu berpikir secara nyata atau realistis.
Prinsip sekunder memiliki tujuan yaitu mencari sasaran
yang tepat atau serasi untuk mengurangi tegangan yang terjadi
pada dalam diri pada organisme tersebut. Dengan prinsip
sekunder Ego (Dash Ich) merumukan suatu rencana dan
menguji dengan suatu tindakan nya apakah rencana nya sudah
berhasil atau belum.
3) Superego (Dash Ueber Ich)
super ego (Dash Ueber Ich) struktur kepribadian menurut
Sigmund Freud merupakan badan moral kepribadian dan benar
yang memperhitungkan benar atau salah. Aspek sosiologis
kepribadian dan aspek moral kepribadian dikarenakan lebih
mengejar kesempurnaan dari pada kenikmatan atau keenakan
dan cerminan yang bersifat ideal bukan ril (nyata).
Superego (Dash Ueber Ich) memiliki fungsi yaitu tentang
pemahaman benar atau salah , pantas atau tidak, susila atau
tidak, sehingga tindakan individu tersebut dapat diterima oleh
masyarakat.
Superego (Dash Ueber Ich) berisi dua hal yaitu :
a) Concientia yaitu menghukum orang dengan memberikan
rasa berdosa

9
b) Ich Ideal yaitu menghadiahi seseorang dengan penghargaan
atau rasa bangga akan dirinya.
Tujuan dari pendekatan sigmund freud adalah insight
(memahami factor-faktor yang tidak disadari yang
menimbulkan masalah pada perasaan, pikiran dan perilaku),
dan working through terhadap insight untuk meningkatkan
fungsi sehari-hari. Proses working through melibatkan
pengujian yang teliti dan mendalam terhadap harapan,
dorongan, rangsangan dan konflik tak sadar dalam kehidupan
sehari-hari.
Kehidupan jiwa memiliki 3 tingkatan kesadaran yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar
(unconscious).
D. Definisi Sikap Jiwa
Sikap Jiwa merupakan kondisi mental seseorang yang menjelma
dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya (menurut sumadi
suryabrata, 1989 dari sejarah dan konsep prilaku hal 84 ).
Sikap jiwa memiliki 2 tipe :
1. Tipe extravert
a. Pengenalan terhadap dirinya lebih tertuju keluar (lahiriah)
b. Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh
lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.
c. Memiliki sifat positif terhadap masyarakat, cepat beradaptasi
dengan lingkungan, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang
lain lancar.
d. Memiliki kelemahan seperti perhatian terhadap dunia luar
2. Tipe introvert
a. Pengenalan terhadap dirinya lebih tertuju kedalam (batiniah).
b. Pikiran, perasaan dan tindakannya ditentukan oleh faktor subjektif.
c. Dalam beradaptasi kurang baik dan terlalu tertutup.

10
d. Memiliki kelemahan yaitu terlalu jauh dengan dunia luar, karena
terlalu tertutup dalam bersosialisasi jadi tidak banyak mengetahui
tentang perkembangan yang ada.
E. Proses Terjadinya Masalah Keperawatan Jiwa
Gejala timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai umur
pertengahan dengan melalui beberpa fase yaitu :
1. Fase Premorbid
Ditandai dengan periode muncul ketidak normalan fungsi, Fase
ini terjadi akibat dari efek penyakit lain. Seperti Psikiatri keluarga,
riwayat prenatal, dan komplikasi obstetrik, dan kemunduran fungsi
intelektual.
Fase premorid adalah pribadi yang terlalu pemalu dan menarik diri,
hubungan sosial yang kurang baik dan menunjukan prilaku antisosial
(Townsend, 2009 dalam Bab II).
2. Fase Prodromal
Ditandai dengan gejala tidak spesifik yang dapat dalam hitungan
minggu, atau bulan, pada fase ini tanda tanda psikotik muncul dengan
tingkatan rendah.
a. Berlangsung antara 6 bulan – 1 tahun.
b. Gangguan dapat berupa perawatan diri, gangguan dalam pekerjaan,
gangguan bersosialisasi, gangguan pikiran dan persepsi.
3. Fase aktif
Gejala positif atau psikotik seperti halusinasi disertai gangguan afek,
setiap individu datang berobat pada fase aktif ini, jika tidak mendapat
pengobatan gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat akan
bertahan.
a. Berlangsung kurang lebih 1 bulan.
b. Gangguan berupa gejala halusinasi, delusi, gagguan proses berfikir,
gangguan bicara.
4. Fase Residual

11
Pada fase ini sama dengan prodromal tetapi gejala positif/psikotiknya
berkurang, Penderita akan mengalami gangguan kognitif, proses
berfikir, gangguan bicara, eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan
sosial) dan kewaspadaan (Luana, 2007 dalam Bab II).
Fase residual mengikuti fase aktif penyakit, gejala pada masa akut
dapat hilang.
a. Gangguan dapat berupa 2 gejala : Gangguan efek psikosis, dan
gangguan peran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Hubungan antara Perawat dengan klien, perawat memiliki beberapa
peran dalam keperawatan kesehatan jiwa. Setip tingkatan pelayanan,
perawat peran yang berbeda. Psikodinamika merupakan salah satu
pendekatan kepribadian pada manusia yang cukup tua dikarenakan
pendekatan ini yaitu pendekatan yang pertama kali ada di dunia psikologi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca agar
dapat memahami dan menerapkan apa yang penulis sampaikan. Sehingga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Septian. 2013. Psikodinamika Masalah Kesehatan Jiwa 1
New. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/169313271/Psikodinamika-
Masalah-Kesehatan-Jiwa-1-New tanggal 6 maret 2020 pukul
16.30

Kurdani, Rista Agus. 2016. Makalah Mekanisme Psikodinamika.


Diakses dari
https://www.academia.edu/37854490/Makalah_psikodinami
ka tanggal 6 maret 2020 pukul 16.59

Nur, Margo. Faktor Penyebab dan Proses Terjadinya Gangguan


Mental (Predisposition Factors and Mental Process Disorder).
Diakses dari
https://www.academia.edu/6842907/FAKTOR_PENYEBAB_D
AN_PROSES_TERJADINYA_GANGGUAN_MENTAL_PREDISPOSI
TION_FACTORS_AND_MENTAL_PROCESS_DISORDER tanggal
6 maret 2020 pukul 17.00

Rahman, Arif, Carla R, dan Ibrahim Rahmat. 2016. Peran dan


motivasi perawat kesehatan jiwadalam program bebas pasung:
studi kasus di Mataram. Diakses dari
https://pdfs.semanticscholar.org/bccd/8f61f5ad2fffca51720
5d6c0f7d425c0a8a.pdf tanggal 6 Maret 2020 pukul 15.15

13
Ratih. 2014. Peran perawat kesehatan jiwa. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/242795766/Peran-Perawat-
Kesehatan-Jiwa tanggal 6 maret 2020 pukul 14.25

Silaen, Ayu Alfani. 2015. Pengetahuan Keluarga tentang


Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
Medan. Diakses dari
https://bit.ly/2TWQgc3 tanggal 6 maret 2020 pukul 18.00

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Diakses dari


https://books.google.co.id/books?
id=6GzU18bHfuAC&lpg=PA103&dq=id%20(dan%20es)
%20pengertian&hl=id&pg=PA103#v=onepage&q=id
%20(dan%20es)%20pengertian&f=false tanggal 6 maret
2020 pukul 15.56

Sune, itri. Perawat Jiwa. Diakses dari


https://www.academia.edu/37759421/Perawat_jiwa tanggal
6 Maret 2020 pukul 14.00

Suryaputri, Indri Yunita, Nur H, dan Rofingatul Mubasyiroh. 2019.


Gambaran Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Komunitas
di Kota Bogor. Diakses dari.
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/
view/456/1015 tanggal 6 maret 2020 pukul 15.44

Tristiana, RR Dian. 2013. Peran dan Fungsi Perawat dalam


praktek keperawatan kesehatan jiwa. Diakses dari
https://bit.ly/38tQSer tanggal 6 Maret 2020 pukul 14.53

14

Anda mungkin juga menyukai