Anda di halaman 1dari 11

ARSITEKTUR INDONESIA

NOPITA SURYANTI 18512076


OUTLINE

01 PERKEMBANGAN ERA LATE COLONIALISM


02 TIPOLOGI DAN KARAKTERISTIK BANGUNAN
03 ARSITEK DI ERA LATE COLONIALISM
04 EARLY COLONIALISM & LATE COLONIALISM
01 PERKEMBANGAN ERA LATE COLONIALISM
Selama abad-19, daerah jajahan dan hegemoni Belanda diperluas, mencapai batas wilayah teritorial
terbesar mereka pada awal abad ke-20. Hindia Belanda adalah salah satu koloni Eropa yang paling
berharga di bawah kekuasaan Imperium Belanda, dan berkontribusi pada keunggulan global Belanda
dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elit
Belanda yang tinggal terpisah tetapi tetap berhubungan dengan penduduk
pribumi yang dijajah mereka. Istilah "Indonesia" mulai digunakan untuk lokasi geografis setelah
tahun 1880. Pada awal abad 20, para intelektual lokal mulai mengembangkan konsep Indonesia
sebagai negara dan bangsa, dan menetapkan panggung untuk gerakan kemerdekaan.

Disamping itu gaya arsitektur yang dipakai telah berkembang dan memakai gaya campuran
atau ekletisisme. Mereka menggunakan kebudayaan arsitektur tradisoinal Indonesia sebagai
sumber pengembangannya yang telah di sesuaikan dengan iklim , bahan bangunan, dan teknologi
saat itu.
Istilah “Indo European Style” (arsitektur gaya indo Eropa)
pada th. 1920 dan 30 an di Hindia Belanda (sebutan untuk
Indonesia waktu itu). Istilah ini ditujukan pada bangunan yang
mempunyai bentuk (atau kesan luarnya) perpaduan antara
arsitektur Nusantara dan arsitektur modern yang disesuaikan
dengan iklim, bahan bangunan serta teknologi yang
berkembang waktu itu.

Usaha untuk “memadukan” arsitektur Eropa dengan arsitektur


setempat sebenarnya sudah lama dicoba oleh orang Belanda
disini. Istilah “Indische Empire Style”, untuk bentuk arsitektur
bangunan pemerintahan dan rumah-rumah pribadi abad ke
19, merupakan bukti nyata akan hal itu. Hanya istilah
”Indische” yang berbau campuran budaya orang Belanda
“kasar” dan para “nyai”, kurang berkenan di hati Belanda
totok yang datang ke Nusantara di abad ke20.
02 TIPOLOGI DAN KARAKTERISTIK BANGUNAN
Arsitektur Hindia Baru menggunakan AULA BARAT ITB
konsep fasade ganda dalam bentuk
lorong tertutup. Lorong tertutup tidak
hanya terdapat di lantai dasar, tetapi
juga di lantai kedua. Fasade depan
melindungi fasade dalam dari hujan
deras dan sinar matahari terik. Ini
menjadi ciri khas arsitektur wilayah
tropis. Pintu dan jendela besar dibuat
dalam jumlah yang banyak agar interior
bangunan lebih sejuk.
03 ARSITEK DI ERA LATE COLONIALISM
Henri MacLaine Pont lahir di Meester Cornelis (Jatinegara)
pada tanggal 21 Juni 1885. Bersekolah di Den Haag jurusan Pertambangan,
THS Delft selama satu setengah tahun. Pada tahun 1903, MacLaine Pont
pindah ke Jurusan Arsitektur. Pada tahun 1918 ia merancang bangunan THS
Bandung, bangunan yang selanjutnya berubah-rubah nama, menjadi Sekolah
Tinggi Teknik Bandung, dan sekarang ITB.

Bangunan ITB adalah satu di antara keempat bangunan di Indonesia yang


telah dirancangnya yang masih berdiri, yang pada masanya telah
melahirkan seni yang disebut arsitektur Indisch, memadukan unsur
nusantara ke dalam langgam arsitektur barat. Hal ini jelas terlihat pada
bentuk atap bangunan Aula Barat dan Aula Timur ITB, dua di antara
beberapa bangunan asli di kampus ITB. Seni arsitektur Indisch memang
dipandang unik dan indah karena memadukan estetika dan fungsi.
Bangunan-bangunan Indisch d desain dengan dasar kebudayaan barat,
namun adaptif terhadap keadaan iklim tropis yang kelembaban, curah hujan,
dan intensitas cahaya mataharinya tinggi.
04 EARLY COLONIALISM & LATE COLONIALISM
EARLY COLONIALISM
Rumah Gubernur Jenderal
Gustaaf Willem Baron van
Imhoff - Batavia

Dibangun tahun 1730, sempat


menjadi rumah para Gubernur
Jenderal VOC lainnya. Bangunan ini
juga pernah digunakan untuk
akademi maritim (Academie de
Marine). Pada zaman ini tipologi
bangunan empat musim
ditransplantasikan (atau diterapkan
dengan paksa) di kawasan tropis.
STYLE TYPE
Dutch Kolonial / Kolonial
Netherland Style Rumah

BIOGRAPHY TECHNICS
Gustaaf Willem Brick Constuction
Baron van Imhoff without Plaster

GEOGRAPHY THEME
Belanda Tionghoa

Analisis Andrew Leach 2010


LATE COLONIALISM
Aula Barat dan
Timur ITB

Dirancang oleh Henry


Maclaine Pont, yang pada
masanya telah melahirkan
seni yang disebut sebagai
arsitektur Indisch, yaitu
arsitektur yang
memadukan unsur
nusantara dengan
arsitektur Eropa dengan
mengadopsi penataan
antar ruang dari
kerato-keraton di jawa
dengan penghubung
selasar
STYLE TYPE
Arsitektur Tradisional-Eropa
Indisch Kampus

TECHNICS
BIOGRAPHY Petent laminated
Henry Maclaine wooden arc
Pont construction parts

THEME
GEOGRAPHY Culturasi
Indo-Eropa budaya

Analisis Andrew Leach 2010


REFERENSI

https://www.itb.ac.id/news/read/1660/home/henri-maclaine-pont-tak-seindah-karyanya

https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-E-167-172-Pengaruh-Gaya-Arsitektu
r-Kolonial-Belanda-pada-bangunan-bersejarah.pdf

https://www.slideshare.net/renashiru/arsitektur-kolonial

https://www.academia.edu/19870371/Perkembangan_Arsitektur_Kolonial_di_Indonesia

https://historia.id/urban/articles/rumah-rumah-bikinan-voc-vxJRL

https://www.researchgate.net/publication/335662013_ARSITEKTUR_KOLONIAL_PADA_BANGUNA
N_RUMAH_GUBERNUR_JENDERAL_VOC_DI_BENTENG_ORANJE

https://www.pojokcerita.com/2019/11/sejarah-bangunan-aula-timur-dan-aula.html

Anda mungkin juga menyukai