Anda di halaman 1dari 45

CEDERA JARINGAN LUNAK

Cedera Jaringan Lunak :

Cedera terhadap jaringan


kulit, otot, saraf dan
pembuluh darah akibat
suatu ruda paksa
KLASIFIKASI LUKA

• Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai
kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu
rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di
bawah kulit
• Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa
kerusakan/terputusnya jaringan kulit yang
rusak hanya jaringan di bawah kulit
Jenis luka terbuka
Luka lecet
• Terjadi akibat gesekan,
sehinga permukaan
kulit (epidermis)
terkelupas, mungkin
tampak titik-titik
perdarahan.
• kadang-kadang sangat
nyeri karena ujung
saraf juga cedera
karena terbuka.
• Tepi luka tidak teratur.
Luka sayat/iris
• Terjadi akibat kontak dengan
benda tajam.
• Jaringan kulit dan lapisan
dibawahnya terputus sampai
kedalaman yang bervariasi.
• Tepi luka teratur.
Luka robek
• Akibat benturan keras dengan benda
tumpul.
• Karakteristik luka sama seperti luka
sayat, perbedaannya terletak pada tepi
luka yang tidak teratur.
• Seperti luka lecet tetapi lebih dalam dari
luka lecet.
Robek/laserasi
Lacerations

Cut from a sharp instrument that produces a


clean or jagged incision
 Can injure structures beneath skin

Courtesy of Rhonda Beck


Luka Tusuk
• Terjadi akibat masuknya benda tajam dan
runcing melalui kulit dalam tubuh.
• Ciri khasnya adalah luka relatif lebih
dalam dibandingkan dengan lebarnya
• Luka jenis ini sangat berbahaya karena
dapat melibatkan alat-alat dalam tubuh.
• Bentuk luka hampir menyerupai benda
yang menusuk dengan dalam luka lebih
panjang dari lebar luka.
© Custom Medical Stock Photo
Avulsi (sobek)
• Sama dengan luka robek tetapi jaringan
tubuh tidak terlepas dan masih menempel
membentuk lembaran gantung.
Amputasi
• Luka terbuka dengan jaringan tubuh
terpisah.
avulsi
amputasi
Avulsions

Occurs when a flap of skin is partially or


completely torn loose
 Amount of bleeding is dependent on the depth of
injury.
Amputations

An avulsion involving the complete loss of a


body part

© E. M. Singletary, MD. Used with permission.


Bite Wounds

Animals bites can

Courtesy of Moose Jaw Police Service


be serious.
 Cat and dog mouths
are contaminated
with virulent
bacteria.

© Chuck Stewart, MD
amputasi
Jenis Luka Tertutup

1. Memar
Gejala-Tanda:
• Nyeri
• Bengkak
• Warna merah kebiruan (memar)
• Nyeri tekan

2. Cedera karena himpitan kuat.


3. Pada keadaan yang hebat dapat
terjadi remuk pada jaringan tulang
dan kehancuran jaringan bawah
kulit lainnya.
Closed Wounds

If small blood


vessels are
damaged,
ecchymosis will
cover the area.
If large blood
vessels are torn, a
hematoma will
appear.
Courtesy of Rhonda Beck
Control of External Bleeding

Bleeding can be characterized by type of


blood vessel damaged.
 Capillary bleeding—slow flow, bright or dark red
 Venous bleeding—slow, steady, darker color
 Arterial bleeding—spurts, bright red color
Penutup Luka dan Pembalut

Penutup luka
• Bahan bersifat menyerap
• Menutupi seluruh permukaan luka.
• Relatif bersih.
• Jangan menggunakan bahan atau bagian
dari bahan yang dapat tertinggal pada luka
(Tisue, kapas).
• Berfungsi untuk mengendalikan
perdarahan, mencegah kontaminasi,
mempercepat penyembuhan, dan
mengurangi rasa nyeri.
• Contoh kasa steril.
Penutup oklusif (kedap)
(kedap
• Bahan kedap air dan udara yang dipakai
pada luka untuk mencegah keluar
masuknya udara dan menjaga
kelembaban organ dalam .
Penutup luka tebal / “bulky dressing”
• Setumpuk bahan penutup luka setebal
kurang lebih 2-3 cm.
PEMBALUT

FUNGSI
1. PENEKANAN MEMBANTU
MENGHENTIKAN PERDARAHAN
2. MEMPERTAHANKAN PENUTUP LUKA
PADA TEMPATANYA
3. MENJADI PENOPANG UNTUK BAGIAN
TUBUH YANG CEDERA
Pemasangan yang baik akan membantu
proses penyembuhan
JENIS PEMBALUT :

• PEMBALUT PITA / GULUNG


• PEMBALUT SEGITIGA (MITELA)
• PEMBALUT TABUNG/TUBULER
• PEMBALUT PENEKAN
Pedoman penutup luka dan
pembalutan :

Penutup luka
 Penutup luka harus meliputi seluruh
permukaan luka.
 Upayakan permukaan luka sebersih
mungkin sebelum menutup luka.
Penggunaan penutup luka penekan
 Tempatkan beberapa penutup luka
kasa steril langsung atas luka dan
tekan.
 Beri bantalan penutup luka.
 Gunakan pembalut rekat, menahan
penutup luka.
 Balut.
 Periksa denyut nadi ujung bawah
daerah luka (distal).
Prinsip pembalutan (1)
 Jangan memasang pembalut sampai
perdarahan berhenti, kecuali
pembalut penekanan untuk
menghentikan perdarahan.
 Jangan membalut terlalu kencang
atau terlalu longgar.
 Jangan biarkan ujung sisa terurai.
 Bila membalut luka yang kecil
sebaiknya daerah yang dibalut agak
luas untuk daya tekanan diperluas
sehingga tidak merusak jaringan .
 Jangan menutupi ujung jari.
Prinsip pembalutan (2)
 Balut dari arah dasar ke atas
mengarah ke arah jantung khusus
untuk anggota gerak.
 Lakukan pembalutan dalam posisi
yang diinginkan, misalnya untuk
pembalutan sendi jangan berusaha
menekuk sendi bila dibalut dalam
keadaan lurus.
 Kerapihan walau tidak merupakan
syarat utama namun baik untuk
menimbulkan kesan profesional.
 Setelah dilakukan pembalutan,
Periksa PSM/GSS
Perawatan luka terbuka (1)

 Lakukan penilaian dini, atasi gangguan


yang mengancam nyawa.
 Daerah yang luka di paparkan seluas
mungkin sehingga terlihat jelas.
 Atasi perdarahan terlebih dahulu.
 Cegah kontaminasi lanjut, upayakan
membersihkan luka semampunya,
tetapi jangan berlebihan.
 Beri penutup luka dan balut.
Perawatan luka terbuka (2)

 Jaga agar penderita dan bagian yang


luka dalam keadaan istirahat.
 Tenangkan.
 Atasi syok bila terjadi.
 Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Perawatan luka tertutup

Dengan akronim R I C E

R = Rest (istirahatkan bagian luka)


I = Ice (beri es/kompres dingin)
C = Comprestion (balut penekan)
E = Elevasi (tinggikan)
mendapat perhatian:

Benda asing tertanam


 Perawatan benda asing tertanam:
 Stabilkan benda yang menancap secara
manual.
 Jangan di cabut.
 Bagian yang luka di buka sehingga
terlihat dengan jelas.
 Kendalikan perdarahan, hati-hati
jangan sampai menekan benda yang
menancap.
 Stabilkan benda asing tersebut dengan
menggunakan penutup luka tebal, atau
berbagai variasi misalnya pembuat
donat, pembalut gulung dll.
 Atasi syok dan beri oksigen.
 Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
 Transportasi segera.
Cedera kulit kepala

 Jangan coba bersihkan kulit kepala,


bila ada kemungkinan telah terjadi
patah tulang tengkorak terbuka.
 Jangan gunakan tekanan langsung
dengan jari, bila patah tulang
tengkorak.
Perawatan luka kulit kepala
 Kendalikan perdarahan dengan beri
penutup luka. Bila curiga ada
perdarahan yang disertai patah tulang
tengkorak terbuka maka gunakan
bantalan yang tebal untuk
menghentikan perdarahan.
 Pasang penutup luka dan balut.
 Tinggikan bila tak ada patah tulang
tengkorak, cedera tulang belakang
atau dada, tetapi jangan posisikan
penderita tidak sadar dengan kepala-
bahu tinggi.
Perawatan luka wajah
 Awasi jalan napas.
 Kendalikan perdarahan.
 Beri penutup luka dan balut.
Mengangkat benda
tertancap di pipi (1)

 Lihat ke dalam mulut, apakah benda


tertancap menembus dinding pipi.
 Jangan mencabut benda yang tertancap
kecuali mengganggu jalan napas.
 Bila dianggap perlu untuk mencacbut,
tarik dengan aman ke arah yang paling
memungkinkan.
Mengangkat benda
tertancap di pipi (2)

 Bila benda yang menembus dan sulit


dicabut, stabilisasi objek.
 Miringkan kepala kecuali ada cedera
leher dan tulang belakang.
 Jika benda dicabut, tempatkan penutup
luka di dalam (antara gigi dan pipi).
 Beri penutup luka di luar dan balut.
Cedera mata

• Jangan lakukan tekanan langsung


terutama bila bola mata juga cedera.
• Bila di mata ada benda tertancap atau
luka tersayat jangan cuci mata.
• Jangan cabut benda tertanam.
• Jangan masukkan mata yang ke luar.
• Kurangi gerakan mata.
• Tutup juga mata yang sehat untuk
mencegah gerakan mata yang sakit.
Cedera perut

Gejala dan tanda


 Nyeri dan kejang perut.
 Nyeri tekan pada dinding perut.
 Memar.
 Ada luka terbuka.
 Muntah darah.
Gejala dan tanda syok.
 Penderita memegang dan melindungi
perut.
 Penderita berbaring dengan tungkai
tertekuk.
 Pada luka terbuka mungkin terlihat
adanya organ dalam perut ke luar
(umumnya usus).
Perawatan luka terbuka pada dinding
perut
 Kontrol perdarahan luar bila
memungkinkan.
 Terlentangkan dengan tungkai
tertekuk.
 Atasi syok jika ada dan periksa
berkala.
 Waspadai muntah.
 Jangan sentuh atau coba masukkan
organ yang ke luar.
 Organ yang keluar sebaiknya ditutup
dengan penutup luka yang besar atau
dengan kain bersih (steril) yang
sudah dibasahi dengan air suam-suam
kuku, lalu ditutup dengan penutup
kedap untuk mencegah organ
tersebut mengering.
 Bila perlu selimuti bagian perut
untuk mencegah kehilangan panas.
Jangan cabut benda asing yang
menancap.
Beri oksigen sesuai protokol bila ada.
Transportasi dalam posisi, sesegara
mungkin.
Teruskan periksa berkala.
Perawatan luka tertutup

 Terlentangkan pasien dengan tungkai


tertutup.
 Pertahanakan jalan napas tetap
terbuka.
 Awasi muntahan yang terjadi.
 Atasi Syok.
 Beri oksigen sesuai protokol bila ada.
 Transportasi dalam posisi.

Jangan beri makan dan minuman

Anda mungkin juga menyukai