Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

Disusun oleh :

dr. Malombassi Dharmawan H. Hutomo

Pendamping :

dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE NOVEMBER 2019 – MARET 2020

UPTD PUSKESMAS GABUS I

KABUPATEN PATI

JAWA TENGAH

2020
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

“Pencegahan Penularan Tuberculosis Berbasis Lingkungan”

Disusun oleh :

dr. Malombassi Dharmawan H. Hutomo

Pendamping :

dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE NOVEMBER 2019 – MARET 2020

UPTD PUSKESMAS GABUS I

KABUPATEN PATI

JAWA TENGAH

2020
HALAMAN PENGESAHAN
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

“Pencegahan Penularan Tuberculosis Berbasis Lingkungan”

Kecamatan Gabus Kabupaten Pati


Jawa Tengah

Pati, 21 Maret 2020

Pembimbing Dokter Internsip

dr. M. Wahib Hasyim dr. M. Dharmawan H Hutomo

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Permasalahan..........................................................................................................3
1.3. Tujuan.....................................................................................................................3
1.4. Manfaat...................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5
2.1. Tuberkulosis Paru....................................................................................................5
2.2. Program dan Standar Pengendalian TB.................................................................13
2.3. Pengendalian dan Pencegahan TB berbasis Lingkungan.......................................14
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI.........................................................16
3.1. Tujuan...................................................................................................................16
3.2. Metode..................................................................................................................16
3.3. Media....................................................................................................................16
3.4. Sasaran..................................................................................................................16
3.5. Waktu....................................................................................................................16
3.6. Tempat..................................................................................................................16
3.7. Kegiatan................................................................................................................17
3.8. Evaluasi dan Hasil Penyuluhan..............................................................................17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................19
4.1. Kesimpulan............................................................................................................19
4.2. Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
LAMPIRAN........................................................................................................................21
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO.............................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping
sandang, pangan, papan, dan pendidikan. Menurut Hendrick L. Blum (1981),
derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Dalam teori tersebut faktor
lingkungan mempunyai andil yang paling besar dibandingkan ketiga faktor
lainnya (Noorkasiani, et al., 2009).

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat dunia, salah satunya Tuberkulosis. TB merupakan salah satu penyakit
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku (Kemenkes, 2011).
Penyakit Tuberkulosis adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tubercolusis. Pada umumnya bakteri ini menginfeksi paru
walaupun dapat pula menginfeksi kelenjar getah bening, kulit, usus, dan selaput
otak. Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam program MDGs. Mycobacterium adalah bakteri aerob
obligat dan mendapatkan energi dari oksidasi banyak komponen karbon
sederhana. Peningkatan tekanan CO2 mendukung pertumbuhan bakteri ini. Waktu
replikasi Mycobacterium tuberculosis sekitar 18 jam. Bentuk saprofitik cenderung
tumbuh lebih cepat dan berproliferasi dengan baik pada suhu 22oC-23oC
(Jawetz., et al., 2008).

Data WHO (2016) menyebutkan bahwa pada tahun 2015 diperkirakan ada
10,4 juta kasus baru TB di seluruh dunia, dimana 5,9 juta (56%) penderitanya
adalah laki-laki, 3,5 juta (34%) adalah wanita, dan 1,0 juta (10%) adalah anak-
anak. Penderita HIV menyumbang 1,2 juta (11%) dari semua kasus baru TB.
Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk ke dalam 6 negara
penyumbang 60% kasus baru TB bersama negara India, China, Nigeria, Pakistan,
dan Afrika Selatan.

1
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 ditemukan 330.910 kasus TB di Indonesia.
Angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan semua kasus yang ditemukan
pada tahun 2014 yang hanya sebanyak 324.639 kasus. Jumlah kasus tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kasus TB di tiga
provinsi tersebut menyumbang 38% dari seluruh kasus baru TB di Indonesia.

Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian


TB karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program Pengendalian
TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan dan angka
kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit dan praktik
swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course
(DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar International Standards for
Tuberculosis Care (ISTC). Selain itu, diperlukan pula pengendalian faktor
predisposisi individu dan lingkungan yang baik dalam pengendalian TB.

TB dipengaruhi oleh beberapa faktor individu dan lingkungan, diantaranya


usia, pekerjaan, status gizi, kebiasaan merokok, riwayat imunisasi Bacille
Calmette Guerin (BCG), kondisi sosial ekonomi, perilaku, dan kondisi rumah.
Rumah yang baik adalah rumah yang memberikan rasa aman, nyaman, dan
membuat sehat penghuninya. Konstruksi dan lingkungan rumah yang buruk dapat
menjadikan rumah sebagai faktor risiko sumber penularan berbagai penyakit.
Rumah yang sehat dapat dijadikan tempat berlindung dari penularan penyakit,
gangguan kesehatan, dan kecelakaan penghuninya (Gunawan, 2009).

Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian


tuberkulosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang
adanya fasilitas ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan,
kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Syarat
rumah sehat diantaranya, ventilasi yang tidak sesuai dengan luas ruangan,
kelembapan yang terlalu tinggi, kondisi lantai yang kotor, dan ruangan di dalam
rumah khususnya ruang tidur yang terlalu panas. Kualitas fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat merupakan faktor risiko berkembang biaknya mikroorganisme
patogen penyebab penyakit, salah satunya adalah Mycobacterium tuberculosis

2
yang merupakan bakteri penyebab penyakit TB paru. Kelembapan juga berperan
penting dalam pertumbuhan bakteri termasuk bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Kelembapan rumah yang tinggi dapat meningkatkan hidup
Mycobacterium tuberculosis.

Dalam upaya pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis, penulis


berharap dengan dilaksanakannya penyuluhan mengenai pencegahan penularan
Tuberkulosis melalui edukasi kriteria rumah sehat dapat meningkatkan wawasan
masyarakat setempat dalam mengupayakan lingkungan tempat tinggal yang lebih
baik untuk pencegahan perkembangbiakan bakteri Tuberkulosis.

1.2. Permasalahan
Sebagian besar warga Kecamatan Gabus belum memahami pentingnya
lingkungan sebagai pencegahan penularan penyakit terutama terkait dengan
pengadaan lingkungan yang baik dalam mencegah penularan Tuberkulosis

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis dan pengelolaan


lingkungan yang baik dalam mencegah dan menekan penularan Tuberkulosis

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit, gejala, dan


pengobatan Tuberkulosis
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lingkungan
terkait Tuberkulosis
c. Memberikan edukasi pada masyarakat untuk senantiasa menjaga dan
mengelola lingkungan dengan baik serta mengupayakan pencegahan
penularan Tuberkulosis

1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

3
a. Penyuluhan ini diharapkan dapat ikut mengembangkan ilmu kedokteran
khususnya mengenai penyakit Tuberkulosis dan pengelolaan lingkungan
terkait Tuberkulosis

2. Manfaat Praktis

i. Bagi Puskesmas
a. Membantu dalam pengembangan program promosi kesehatan lingkungan
dengan sasaran yang terkhususkan pada masyarakat Gabus
ii. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis
b. Membantu masyarakat mengenali gejala, penatalaksanaannya dan
pengelolaan lungkungan terkait pengendalian Tuberkulosis
c. Memberikan edukasi akan pentingnya pengelolaan lingkungan dalam
upaya pencegahan penularan Tuberkulosis.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tuberkulosis Paru


2.1.1. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Dalam situasi TB di dunia yang
memburuk dengan meningkatnya jumlah kasus TB dan pasien TB yang tidak
berhasil disembuhkan terutama di 22 negara dengan beban TB paling tinggi di
dunia, World Health Organization (WHO) melaporkan dalam Global
Tuberculosis Report 2011 terdapat perbaikan bermakna dalam pengendalian TB
dengan menurunnya angka penemuan kasus dan angka kematian akibat TB dalam
dua dekade terakhir ini. Insidens TB secara global dilaporkan menurun dengan
laju 2,2% pada tahun 2010-2011. Walaupun dengan kemajuan yang cukup berarti
ini, beban global akibat TB masih tetap besar. Diperkirakan pada tahun 2011
insidens kasus TB mencapai 8,7 juta (termasuk 1,1 juta dengan koinfeksi HIV)
dan 990 ribu orang meninggal karena TB. Secara global diperkirakan insidens TB
resisten obat adalah 3,7% kasus baru dan 20% kasus dengan riwayat pengobatan.
Sekitar 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB di dunia terjadi di negara
berkembang (Rahman, 2012).

Pada tahun 2011 Indonesia (dengan 0,38-0,54 juta kasus) menempati


urutan keempat setelah India, Cina, Afrika Selatan. Indonesia merupakan negara
dengan beban tinggi TB pertama di Asia Tenggara yang berhasil mencapai target
Millenium Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas 70% dan
angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (WHO, 2006).

2.1.2. Definisi dan Klasifikasi

5
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis yang menginfeksi paru-paru dikenal
dengan istilah TB Paru. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru-paru,
tetapi dapat juga menyerang organ lain yang ada pada tubuh manusia yang dikenal
dengan TB ekstraparu.

Anda mungkin juga menyukai