Bab2 Multivibrator
Bab2 Multivibrator
2.1 PENDAHULUAN
Elektronika Digital 2 15
Multivibrator
Δv = E 1 − e ( − t/RC
) (2-1)
dimana : Δv = perubahan tegangan kapasitor.
E = perbedaan tegangan antara tegangan kapasitor yang pertama dan
tegangan total.
e = ketetapan yang bernilai log (2,718)
t = waktu saat pengisian kapasitor
R = resistansi , ohm
C = kapasitansi , farad
Saat pengisian
1 SW R
2
3 VC
+
E +
_ Saat C _ VC
pengosongan
Waktu
a b
VC
Waktu
c
Gambar 2.1
a. Rangkaian dasar RC saat pengisian
dan pengosongan tegangan kapasitor
b. Kurva saat pengisian
c. Kurva saat pengosongan
16 Elektronika Digital 2
pada rangkaian multivibrator astabil, terdapat tegangan beberapa volt pada
kapasitornya. Untuk itu Δv akan sama dengan tegangan akhir dikurangi dengan
tegangan awal. Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafiknya akan terlihat
seperti gambar 2.1b.
Jika saklar pada gambar 2.1a, berada pada posisi 3, maka akan terjadi
pengosongan tegangan pada kapasitor dan arus akan mengalir berlawanan dengan arah
jarum jam melalui rangkaian RC. Persamaannya akan sama dengan pengisian tegangan
pada kapasitor, tetapi bentuk grafiknya seperti gambar 2.1c.
Dalam suatu perancangan rangkaian pewaktuan adalah penting untuk mencari
nilai t, jika diberikan Δv, E, r dan C. Untuk memudahkannya, maka dapat diturunkan
dari rumus berikut :
(
Δv = E 1 − e
− t/RC
)
Δv −t
= 1 − e RC
E
Δv -t
− 1 = −e RC
E
Δv -t
1− RC
E =e
1 1
= −t
1 − Δv RC
E e
1 t
= e RC
1 − Δv
E
⎛ 1 ⎞⎟
⎜ t
RC
ln⎜ = ln e
1 − Δv ⎟
⎝ E⎠
⎛ 1 ⎞⎟ t
⎜
ln⎜ ⎟ =
Δv RC
⎝1− E⎠
⎛ 1 ⎞
t = RC ln ⎜⎜ ⎟
⎟ (2-2)
Δv
⎝1 − E ⎠
Contoh 2-1
Pada gambar 2.2 tegangan kapasitornya mulanya dalam keadaan kosong. Tentukan
tegangan kapasitor setelah 0,5 ms jika saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 1.
R
1 10 ΚΩ
2
3
+
_5 V 0,047 μF
Gambar 2.2
Rangkaian untuk contoh 2.1
Contoh 2-2
Berdasarkan gambar 2.2 tegangan kapasitor mulanya dalam keadaan kosong. Berapa
lama waktu yang dibutuhkan jika saklar dipindahkan dari posisi 2 ke posisi 1 dan
tegangan pada kapasitor menuju 3 V.
Jawab : Δv = 3 V
E=5V
⎛ 1 ⎞
t = RC ln ⎜⎜ ⎟
Δv ⎟
⎝1− E⎠
⎛ ⎞
⎜ 1 ⎟
t = (10KΩ ) ⋅ (0,047 μF) ln⎜ ⎟
1 − 35
⎝ ⎠
⎛ 1 ⎞
= 0,00047 ln⎜ ⎟
⎝ 0,4 ⎠
= 0,00047 ln (2,5)
= 0,00047 . (0,916)
= 0,431 ms
Contoh 2-3
Berdasarkan gambar 2.2, anggap bahwa mulanya tegangan pada kapasitor berisi sebesar
1 V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan setelah saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 1
dan tegangan kapasitor menuju 3 V.
Jawab : Δv = 3 V − 1 V = 2 V
E = 5 V − 1 V = 4 V, kemudian gunakan persamaan 2-2 :
⎛ 1 ⎞
= ⎜ ⎟
t RC ln ⎜ ⎟
Δv
⎝1− E⎠
⎛ ⎞
1
t = (10KΩ ) ⋅ (0,047 μF) ln⎜ ⎟
⎜ ⎟
1−2
⎝ 4⎠
= 0,326 ms
Bentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah:
5.0
4.0 t = 0.326 ms
Toward
+5 V
vkap (V)
3.0 E = 4.0 V
2.0 v = 2.0 V
1.0
Contoh 2-4
Berdasarkan gambar 2.2 anggap bahwa mulanya tegangan kapasitor berisi sebesar 4,2
V. Berapa lama waktu yang dibutuhkan jika saklar dirubah dari posisi 2 ke posisi 3 dan
menyebabkan tegangan pada kapasitor drop menjadi 1,5 V.
Jawab : soal ini merupakan prinsip dari laju pengosongan tegangan pada kapasitor.
Δv = 4,2 V − 1,5 V = 2,7 V
E = 4,2 V − 0 V = 4,2 V, gunakan persamaan 2-2:
⎛ 1 ⎞
⎜ ⎟
t RC ln
=
⎜ Δv ⎟
⎝1 − E ⎠
⎛ ⎞
⎜ 1 ⎟
t = (10KΩ ) ⋅ (0,047 μF) ln ⎜ ⎟
2,7 ⎟
⎜1− 4,2 ⎠
⎝
= 0,484 ms
Bentuk grafik dari tegangan kapasitor tersebut adalah :
5.0
4.0
v = 2.7 V
3.0
vkap (V)
E = 4.2 V
2.0
t = 0.484 ms Toward
1.0
0V
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Waktu (ms)
Gambar 2.4
Bentuk grafik dari
tegangan kapasitor untuk contoh 2.4
Multivibrator astabil adalah suatu rangkaian yang mempunyai dua state dan
yang berosilasi secara kontinu guna memproduksi bentuk gelombang persegi atau pulsa
di keluarannya. Pada multivibrator astabil, outputnya tidak stabil pada setiap state, tapi
akan berubah secara kontinu dari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0. Prinsip ini sama dengan
rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free running. Multivibrator
astabil digunakan sebagai dasar pewaktuan untuk rangkaian otomatis dan perlengkapan
pada rangkaian sekuensial.
Gambar 2.5 menunjukkan diagram skematik dari multivibrator astabil yang
dibangun dengan menggunakan transistor. Pada waktu+0, transistor T2 menghantarkan
pada saturasi (bertindak sebagai saklar tertutup) dan transistor T1 pada cutoff (berindak
sebagai saklar terbuka). Arus basis transistor T2 merupakan arus muatan untuk kapasitor
C2. Kapasitor C2 mengisi muatan sampai VCC. Tegangan kolektor transistor T1 akan naik
secara eksponensial sampai ke VCC sebagaimana kapasitor C2. Tahanan RB2 dipilih
untuk membatasi arus basis transistor T2 sampai harga minimal yang diperlukan
+ VCC
Gambar 2.5
Contoh rangkaian multivibrator astabil
Saat
Saat pengosongan
pengisian
Vout = 5 V/ 0 V
C 74HC14
Gambar 2.6
Schmitt trigger multivibrator astabil
Operasi dari osilator seperti pada gambar 2.6 adalah :
a. Tegangan supply IC dalam keadaan hidup / ON, sehingga Vkap adalah 0 V dan Vout
akan tinggi / sama dengan tegangan IC ≈ 5 V.
b. Kapasitor akan mulai mengisi yang sama dengan tegangan Vout.
c. Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu sebesar 5 V,
maka output dari Schmitt akan berubah menjadi rendah (≈ 0 V).
d. Karena Vout ≈ 0 V, maka akan terjadi pengosongan kapasitor terhadap 0 V.
e. Ketika Vkap drop menuju tegangan negatif (VT-), maka output Schmitt akan kembali
menjadi tinggi.
f. Kejadian seperti ini akan terus berulang, dimana saat pengisian tegangan kapasitor
menjadi VT+, dan saat pengosongan tegangan kapasitor turun menjadi VT-. Bentuk
gelombang ari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar 2.7.
VCC
V
Vkap T +
VT -
0V
VOH
Vout
VOL
Gambar 2.7
Bentuk gelombang dari rangkaian
osilator dari gambar 2.6
Contoh 2-5
a. Buatlah bentuk gelombang dari rangkaian multivibrator astabil Schmitt trigger
berdasarkan gambar 2.6 dengan spesifikasi untuk IC CMOS Schmitt inverter
74HC14 (VCC = 5 V).
VOH = 5 V, VOL = 0 V
5V
2,75 V
Vkap
1,67 V
0V
5V
Vout
0V
tHI tLO
Gambar 2.8
Jawaban contoh soal 2.5
+ VCC
RL R C1 RL
C
R1
T1 T2
C2 e0
R2
- Vbb
Gambar 7-9
Contoh rangkaian multivibrator monostabil
74HC00
A
(Input trigger) 1 Q
Vcc
2 Q
C
Gambar 2.10
Multivibrator monostabil yang
dibangun dari gerbang NAND
Cara kerja rangkaian tersebut adalah :
1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa A dalam keadaan tinggi, Q = rendah,
Q = tinggi dan pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.
2. Jika diberikan pulsa negatif pada A , maka Q menjadi tinggi dan Q = rendah.
3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.
4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang 1
menjadi rendah, meskipun A ditrigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap
dalam keadaan tinggi dan Q = rendah.
5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika
tegangan kapaitor pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1
dalam keadaan tinggi, maka Q akan menjadi rendah dan Q menjadi tinggi.
6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari A .
dan pada kapasitor terjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.
Bentuk gelombang pada gambar 2.11 menunjukkan karakteristik input/output
dari rangkaian dan akan digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk
menentukan tw. Pada kondisi state stabil ( Q = tinggi ), tegangan pada titik D akan
sama
dengan VCC.
VCC
A
0V
VCC
Q
0V
4
VCC 1 5
V1H 3
D
0V
2 tw tw
Gambar 2.11
Bentuk gelombang input/output
dari gambar 2.10
Contoh 2-6
a. Gambarkan bentuk gelombang untuk bentuk gelombang dari rangkaian
multivibrator monostabil dari gambar 2.10. Diketahui bentuk gelombang
trigger
input A dan spesifikasi dari IC 74HC00 CMOS (VCC = 5 V).
VOH = 5 V, VOL = 0 V
VIH = 3,5 V, VIL = 1 V
b. Hitunglah lebar pulsa output (tw) untuk R = 4,7 KΩ dan C = 0,0047μF
Jawab :
a. Bentuk gelombang untuk rangkaian multivibrator adalah :
5,0 V
A 1 μs 1 μs
0,0 V
5,0 V
Q
0,0 V tw
8,5 V
5,0 V
D
3,5 V
0,0 V
Gambar 2.-12
Bentuk gelombang dari contoh soal 2.6
Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang
mempunyai dua state. Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika
sekuensial. Output dari flip flop tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya. Output
dari flip flop terdiri dari Q dan Q . Dimana keadaan Q berlawanan dengan Q. Salah
satu contoh dari trigger flip flop adalah RS flip flop. Seperti yang telah dipelajari pada
Bab 1.
Gambar 2.13 menunjukkan tiga buah pulsa trigger input dan perubahannya pada
state output sebanyak tiga kali. Setelah pulsa yang ketiga diberikan, output akan tinggi.
input output
Flip flop
1 2 3 1 2 3
Diagram menunjukkan
trigger pulsa 3 buah
input.Sesudah pulsa ke tiga
outputnya tetap tinggi
Gambar 2.13
Pemberian pulsa input pada
rangkaian Multivibrator Bistabil
IC pewaktu 555 sudah banyak dikenal oleh penggemar elketronika dan bisa
dikatakan sebagai suatu IC pewaktu yang general purpose. Gambar 2.14 menunjukkan
blok diagram dari IC pewaktu 555 yang komponen internal dan komponen eksternal
yang dibutuhkan untuk suatu osilator astabil.
555 berasal dari tiga buah resistor yang terdapat pada rangkaian tersebut yang
masing-masing nilainya adalah 5 KΩ. Resistor ini akan membentuk rantai pembagi
tegangan dari VCC ke ground. Sehingga adanya tegangan sebear 1/3 VCC pada
komparator 1 yang melewati resistor 5 KΩ yang pertama. Dan tegangan 2/3 VCC pada
komparator 2 yang melewati resistor 5 KΩ yang kedua. Kemudian dari diagram tersebut
juga terdapat komparator. Komparator disini berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau
rendahnya output berdasarkan perbandingan level tegangan analog pada input. Jika
input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan bernilai tinggi.
Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input negatif maka outputnya akan bernilai
rendah. SR flip flop akan mengendalikan dari dua buah komparator tersebut. RS flip
flop ini merupakan aktif low reset dan outputnya terdapat pada Q . Transistor NPN
merupakan discharge transistor yangV digunakan untuk men-short pin 7 ke 1 ketika Q
CC
tinggi.
(8)
VCC (4.8 V to 18 V)
RA
5k
(6) Treshold
+
Comp.
Charging R
(5) 1
Path -
Control
RB
Voltage
0.01 µF 5k FF
Discharge + Output
Path Comp.
S Q
(2) Trigger 2 (3)
-
Output buffer
(IOL=IOH=200ma)
5k
C (7) Discharge
Discharge
Transistor
Gambar 2.14
Blok diagram dari IC pewaktu 555
dengan komponen eksternal
2/3 VCC
VC trigger komparator 2
0
tLO tHI
VCC - 1.5 V
Vout
0.1 V
Gambar 2.15
Bentuk gelombang dari VC dan Vout
dari gambar 2.14
Gambar 2.15 menunjukkan bentuk gelombang dari cara kerja pada IC pewaktu
555 sebagai osilator astabil. Rumus untuk mencari durasi waktu tLO dan tHI diperoleh
dengan menggunakan teori pada persamaan 2-2 . Untuk menentukan persamaan tLO :
Δv = jarak tempuh tegangan kapasitor = 1/3 VCC (2/3 VCC − 1/3 VCC)
E = jarak total tegangan kapasitor = 2/3 VCC (VCC − 1/3 VCC)
τ = waktu konstan, bagian yang dialiri arus saat pengosongan muatan pada kapasitor,
(RB.C).
⎛ ⎞
⎜ 1 ⎟
tw = RC ln⎜
Δv ⎟
⎝1 − E⎠
⎛ ⎞
⎜ 1 ⎟
tLO = RB .C ln ⎜ ⎟
⎜ 1 − 1/3V CC ⎟
⎝ 2/3VCC ⎠
⎛ 1 ⎞
tLO = R B .C ln ⎜ ⎟
⎝ 1 − 0,5 ⎠
tLO = RB . C ln (2)
tLO = 0,693 . RBC
Contoh 2-7
Tentukan tHI, tLO, duty cycle dan frekuensi untuk rangkaian multivibrator 555
berdasarkan gambar 2.16 :
VCC = 6 V
4.7 k RA
8 4
7
10 k RB 2 555 3 VOUT
6
1 5
680 pF C 0.01 µF
Gambar 2.16
Rangkaian untuk contoh 2.7
VCC
RA
8 4
7
RB = R A
Bagian
2 555 3 VOUT
Pengosongan
6
1 5
Bagian
+
Pengisian
C
0.01 µF
Gambar 2.17
Rangkaian multivibrator astabil yang di set
untuk duty cycle 50 %
Time konstan saat pengisian muatan pada gambar 2.17 adalah RA.C dan time
konstan saat pengosongan muatan adalah RB. Oleh karena itu rumusnya menjadi :
VCC
10 k
4 8 RA
2
Trigger
(Thres.)
555 6
(Disch.)
7
1 5 3
0.01µF C
Gambar 2.18
Hubungan pin IC pewaktu 555 dengan
Multivibrator Monostabil
Bentuk gelombang yang dihasilkan pada gambar 2.18 adalah :
Gambar 2.19
Bentuk gelombang dari gambar 2.18
Tidak satu pun dari rangkaian RC osilator yang telah dipelajari sebelum ini
menghasilkan tingkat kestabilan yang tinggi. Sedangkan pada rangkaian elektronika
digital sangat dibutuhkan tingkat kestabilan dan akurasi yang tinggi.
Gambar 2.20
Quartz Kristal
Untuk itu para pendesain rangkaian elektronika mendesain suatu komponen
yang mempunyai tingkat kestabilan dan akurasi pewaktuan yang tinggi. Komponen
tersebut dinamakan quartz kristal (lihat gambar 2.20).
kristal kristal
(12) (13)
100 k
Kontrol
+5 V
(1) Frekuensi (10)
1/6 74HC04
(1) (2) (3) (4)
Vout
Enable Range
1/6 74HC04
100 pF (11) (14)
(a) (b)
10 M +5 V
Vout 0V
0.5 µs
100
74HCT14
2-MHz
12 pF 12 pF
Crystal
(c)
Gambar 2.21
Rangkaian Osilator kristal
a. Osilator dengan high-speed CMOS
b. Osilator dengan Schottky-TTL
c. Osilator dengan Schmitt-inverter
Osilator kristal tersedia dalam bentuk paket IC atau dapat dibangun dengan
menggunakan quartz kristal osilator seperti pada gambar 2.21. Rangkaian yang
ditunjukkan pada gambar 2.21 akan menentukan osilasi dari frekuensi dengan pemilihan
kristal yang tepat. Pada gambar 2.21(a) dibutuhkan potensiometer 100 KΩ untuk
mengatur osilasi. IC TTL 74S124 pada gambar 2.21(b) adalah sebagai tegangan kontrol
osilator untuk men-set up dalam menghasilkan frekuensi yang spesifik pada VOUT.
Dengan merubah kapasitor kristal , maka frekuensi output juga akan berubah,
berdasarkan level tegangan pada kontrol frekuensi (pin 1) dan range frekuensi (pin 14).
Dengan menggunakan data manual (yang dikeluarkan dari pabrik pembuatnya), dapat
ditentukan frekuensi output dari VCO berdasarkan level tegangan yang diberikan pada
input. Osilator pada gambar 2.21(c) menggunakan kristal 2 MHz dan HCT-Schmitt
tunggal untuk menghasilkan bentuk gelombang yang ditunjukkan dengan tingkat
akurasi yang tinggi.