Anda di halaman 1dari 36

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018

BAB VI
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

6.1 Landasan Teori


Landasan teori adalah sebagai acuan atau referensi yang bertujuan untuk
memudahkan dalam penyelesaian masalah yang terdapat pada modul Material
Requirement Planning (MRP). Berikut ini adalah landasan teori modul Material
Requirement Planning (MRP).
Material Requirement Planning (MRP) adalah teknik untuk menentukan
kuantitas dan waktu untuk pembelian item permintaan dependent yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan jadwal induk produksi (master production schedule).
Material requirement planning merupakan suatu konsep yang membahas cara
yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses produksi sehingga
barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang telah direncanakan.
Teknik material requirement planning mencakup semua kebutuhan yaitu
kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian
persediaan dan sebagai penjadwalan produksi (Akhmad, 2017).
Ada empat macam yang menjadi ciri utama material requirement planning
yaitu sebagai berikut. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan
suatu pekerjaan akan selesai atau material harus tersedia untuk dapat memenuhi
suatu permintaan produk yang telah dijadwalkan bedasarkan jadwal induk
produksi. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan cara mementukan
secara tepat sistem penjadwalan. Menetukan pelaksanaan rencana pemesanan, hal
ini dengan memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan suatu pesanan
harus dilakukan. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu
jadwal yang sudah direncanakan (Akhmad, 2017).
Tujuan dari Material Requirement Planning (MRP) yaitu pengurangan
persediaan, pengurangan waktu ancang (lead time), komitmen pengiriman yang
realistis, dan peningkatan efisiensi. Berikut penjelasan dari keempat tujuan

VI-1
VI-2

material requirement planning. Pengurangan persediaan, MRP menentukan


beberapa banyak komponen yang diperlukan ketika mereka diperlukan untuk
memenuhi jadwal induk produksi. Hal ini dapat membantu untuk menghindari
kelebihan persediaan. Pengurangan waktu ancang (lead time) dalam manufaktur
dan pengiriman, MRP mengidentifikasi jumlah bahan dan komponen, waktu saat
dibutuhkan, ketersediaan, tindakan yang dilakukan untuk memenuhi deadline.
MRP dapat membantu untuk menghindari keterlambatan dalam produksi dan
kegiatan produksi prioritas dengan menempatkan tanggal jatuh tempo pada
pembuatan pesanan pelanggan. Komitmen pengiriman yang realistis dengan
menggunakan MRP, produksi dapat memberikan suatu informasi pemasaran yang
tepat waktu mengenai waktu pengiriman kepada pelanggan. Peningkatan efisiensi,
MRP menyediakan koordinasi yang erat antara pusat berbagai pekerjaan dan
karenanya membantu untuk mencapai aliran bahan yang tak terganggu melalui
jalur produksi. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi pada sistem produksi
(Akhmad, 2017).
Input untuk material requirement planning ada empat, yaitu yang pertama
adalah jadwal induk produksi atau master production schedule. Jadwal induk
produksi merupakan rencana rinci tentang jumlah permintaan yang akan
diproduksi pada beberapa satuan waktu dalam horizon perencanaan jadwal induk
produksi merupakan optimasi biaya dengan memperhatikan kapasitas yang
tersedia dan ramalan permintaan untuk mencapai suatu rencana produksi yang
akan meminimkan total biaya produksi dan persediaan. Struktur produk dan bill of
materials (BOM) adalah informasi tentang setiap item dan komponen produk
harus memiliki identifikasi yang jelas sehingga berguna pada saat komputerisasi.
Struktur produk berisi tentang informasi mengenai hubungan antar komponen
dalam perakitan, informasi ini penting untuk menentukan kebutuhan kotor dan
kebutuhan bersih suatu komponen. Struktur produk juga mengandng informasi
tentang semua item serta jumlah item atau kuantitas item yang dibutuhkan pada
saat perakitan (Akhmad, 2017).
Catatan persedian (inventory record files) sistem MRP didasarkan atas
keakuratan data status persedian yang dimiliki sehingga keputusan untuk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-3

membuat atau memesan barang pada suatu saat dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Tingkat persediaan komponen dan material harus selalu diamati. Waktu
ancang (lead time) yaitu sebagai waktu ancang pemesanan komponen agar MRP
dapat diterapkan dengan baik. Waktu ancang ini untuk mengingatkan MRP
memiliki dimensi fase waktu yang akan sangat berpengaruh terhadap pola
persdiaan komponen. Waktu ancang yaitu waktu yang diperlukan dari saat
pemesanan sampai barang itu siap digunakan, baik item yang dibuat sendiri atau
item subkontrak. Waktu ancang sangat dibutuhkan dalam sistem rencana
kebutuhan bahan, terutama dalam hal perencanaan (Akhmad, 2017).
Istilah-istilah yang digunakan pada sistem MRP adalah sebagai berikut.
Gross requirement atau biasa disingkat GR atau kebutuhan kasar yaitu
keseluruhan jumlah item atau komponen yang diperlukan, termasuk kebutuhan
yang diantisipasi pada suatu periode waktu. Schedule receipts biasa disingkat SR
atau penerimaan yang dijadwalkan, merupakan jumlah item yang akan diterima
pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang dibuat. Net requirement
biasa disingkat NR atau kebutuhan bersih merupakan suatu jumlah aktual yang
diinginkan untuk diterima atau diproduksi dalam periode yang terhubung.
Planned order receipt biasa disingkat PORec atau penerimaan pesanan yang
direncanakan merupakan jumlah item yang diterima atau diproduksi oleh
perusahaan manufaktur pada periode waktu terakhir. Planned ending inventory
biasa disingkat PEI atau rencana persediaan akhir periode merupakan suatu
perencanaan terhadap persedian pada akhir periode. Planned order release biasa
disingkat PORel atau pelepasan pesanan yang direncanakan merupakan jumlah
item yang direncanakan untuk dipesan untuk memenuhi perencanaan dimasa yang
akan datang (Akhmad, 2017).
Lead time merupakan waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan
suatu barang sejak saat pemesanan atau pembuatan dilakukan sampai barang itu
diterima atau selesai dibuat. Lot size atau ukuran lot merupakan kuantitas pesanan
dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak jumlah yang dipesan, serta
lot sizing apa yang digunakan. Safety stock atau stok pengaman yang ditetapkan
oleh perencanaan MRP untuk mengatasi fluktuasi permintaan dan penawaran

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-4

MRP untuk mempertahankan tingkat stok pada semua periode waktu. Begin
inventory biasa disingkat BI atau persedian awal adalah suatu jumlah persedian
diawal periode. Project on hand adalah project available balance biasa disingkat
PAB dan tidak termasuk planned orders (Akhmad, 2017).
Langkah-langkah dalam menganalisis data dengan prosedur MRP ada
empat langkah utama, langkah keempat ini diterapkan satu persatu pada periode
perencanaan dan pada setiap item atau komponen. Prosedur ini dapat dilakukan
secara manual apabila datanya sedikit dan bisa juga diterepkan menggunakan
software jika jumlah item atau komponen sangat banyak. Proses netting yaitu
suatu proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang
besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan.
Input yang dimasukan dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini yaitu
kebutuhan kotor atau jumlah produk akhir yang akan dikonsumsi untuk setiap
periode selama periode perencanaan, rencana penerimaan dari sub kontrak selama
periode perencanaan dan tingkat persedian yang dimiliki pada awal periode
perencanaan (Akhmad, 2017).
Proses lotting adalah proses untuk menentukan besarnya pesanan yang
optimal untuk masing-masing komponen atau item produk berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan bersih. Proses lotting sangat berkaitan dengan penentuan
jumlah komponen atau item yang harus disediakan. Proses lotting sangat penting
dalam rencana kebutuhan bahan. Penggunaan dan pemilihan teknik yang tepat
sangat berpengaruh keefektifan rencana kebutuhan bahan. Ukuran lot dikaitkan
dengan besarnya biaya-biaya persedian seperti biaya pengadaan barang, biaya
simpan, biaya modal, dan biaya produk itu sendiri. Proses offsetting merupakan
suatu proses untuk menentukan saat yang tepat guna melakukan rencana
pemesanan dalam upaya memenuhi tingkat kebutuhan bersih. Pemesanan
dikerjakan pada saat material yang dibutuhkan dikurangi dengan lead time atau
waktu ancang. Proses exploding merupakan suatu proses perhitungan kebutuhan
kotor item atau komponen yang berada pada tingkat yang lebih bawah. Proses
explosion ini data struktur produk dan bill of materials sangat penting untuk
menentukan suatu arah exploding item komponen (Akhmad, 2017).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-5

Dasarnya sistem MRP menghasilkan tiga jenis keluaran (output), dimana


biasanya keluaran atau hasil dari sistem MRP ini berupa laporan-laporan. Laporan
ini biasanya berfungsi untuk memberikan informasi, laporan-laporan tersebut,
yaitu. MRP Primary Report, merupakan laporan utama MRP yang sering disebut
secara singkat sebagai laporan MRP. MRP Action Report, sering disebut juga
sebagai MRP Exception Report yang memberikan informasi kepada perencana
tentang item yang perlu mendapat perhatian segera, dan merekomendasikan
tindakan-tindakan yang perlu diambil. MRP Pegging Report, untuk memudahkan
menelusuri sumber dari kebutuhan kotor untuk suatu item. Menggunakan Pegging
Reports, perencana menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diakibatkan oleh
adanya pesanan (Gasperz, 2004).
Teknik yang dapat digunakan dalam penentuan ukuran lot adalah sebagai
berikut. Jumlah pesanan tetap (fixed order quantity) yaitu suatu pendekatan
menggunakan teknik jumlah pesanan tetap biasanya dilakukan karena adanya
sebab keterbatasan fasilitas. Contohnya yaitu kemampuan gudang, transportasi,
kemampuan supplier dan pabrik. Teknik ini apabila akan diterapkan pada MRP
akibatnya yaitu besar jumlah pesanan akan sama atau lebih besar dari kebutuhan
bersih. Salah satu ciri dari jumlah periode tetap ini adalah ukuran lot selalu tetap
tetapi periode pemesanannya selalu berubah. Jumlah pesanan ekonomis
(economic order quantity) yaitu untuk menentukan jumlah pembelian yang
ekonomis menggunakan EOQ dengan rumus sebagai berikut (Akhmad, 2017).

EOQ = √
.......................................(6.1)
Keterangan dari rumus diatas adalah D yaitu kebutuhan bahan baku per
periode, S yaitu biaya pemesanan untuk sekali pesan, dan H adalah biaya simpan
per unit pada persediaan. Jumlah pesanan sesuai permintaan (lot for lot) adalah
pendekatan mengunakan teknik atas dasar pesanan diskrit dengan pertimbangan
minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan jumlah yang
dibutuhkan. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimkan ongkos simpan,
sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Fixed period
requirements adalah suatu teknik menggunakan konsep interval (Akhmad, 2017).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-6

6.2. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan pada modul Material Requirement Planning adalah
perhitungan MRP produk dan komponen pada produk tempat penyimpanan
kertas. Data penunjang adalah data yang digunakan dalam membantu perhitungan
nilai yang dicari pada modul MRP. Perhitungan MRP terdiri dari nilai gross
requirement, project on hand, net requirement, planned order receipts, planned
ending inventory dan planned order release.

6.2.1 Data Penunjang


Material Requirement Planning (MRP) membutuhkan beberapa data
penunjang yang dapat membantu perhitungan dan perencanaan persediaan bahan
baku. Data penunjang yang diperlukan seperti data perencanaan agregat
berdasarkan jadwal induk produksi, struktur produk, bill of material, dan status
persediaan. Tabel 6.1 berikut adalah data penunjang yang digunakan dalam
perhitungan Material Requirement Planning (MRP).
Tabel 6.1 Perencanaan Agregat Produk Tempat Penyimpanan Kertas
Jadwal Induk Produksi (Unit)
Periode Total
Dengan Warna Tanpa Warna

1 3068 3595 6663


2 3071 3592 6663
3 3067 3597 6664
4 3064 3600 6664
5 3063 3602 6665
6 3064 3600 6664
7 3063 3602 6665
8 3063 3602 6665
9 3063 3602 6665
10 3062 3603 6665
11 3062 3603 6665
12 3062 3603 6665
Tabel perencanaan agregat digunakan untuk mengetahui besarnya
kebutuhan kotor yang disediakan pada setiap periode. Gambar 6.1 berikut adalah
data penunjang struktur produk explosion.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-7

1 1
Tempat Penyimpanan kertas Lv 0

2 1 3 3
Perakitan 5 Gantungan Lv 1

007 3000

4 1 5 1 6 4
Perakitan 4 Papan Atas Paku Lv 2

006 12532 008 83,3

7 8 1 9 6
Papan sekat
Perakitan 3 Paku Lv 3
Bawah
005 11542 008 83,3

10 11 1 12 4
Papan Sekat Lv 4
Perakitan 2 Paku
Atas
004 4452 008 83,3

13 14 2 15 16
Papan Sekat Lv 5
Perakitan 1 Paku
Alas
003 22460 008 83,3

16 1 17 2 18 6
Papan Papan Lv 6
Paku
belakang Samping
001 31195 002 32977 008 83,3

Gambar 6.1 Struktur Produk Explosion


Struktur produk explosion dibutuhkan sebagai acuan dalam pembuatan bill
of material (BOM) dan mengetahui urutan level serta seluruh komponen dan
jumlahnya. Struktur produk explosion ini diurutkan berdasarkan urutan perakitan
pertama diletakkan paling bawah hingga menuju level 0 sebagai produk
independen. Struktur produk ini memberikan informasi mengenai kuantitas pada
setiap itemnya. Tabel 6.2 berikut adalah data penunjang bill of material.
Tabel 6.2 Bill of Material (BOM)
Total
No Level Kode Deskripsi HargaUnit Kuantitas
(Rp)
1 0 TPK Tempat penyimpanan kertas - 1 -
2 1 PRS Pernis 3900 1 3900
3 2 GN Gantungan 1000 3 3000
4 3 PA Papan Atas 12532 1 12532
5 4 PSB Papan Sekat Bawah 11542 1 11542
6 5 PSA Papan Sekat Atas 4452 1 4452
7 6 PAL Papan Alas 22460 2 44920
8 7 PB Papan Belakang 31159 1 31159
9 7 PS Papan Samping 32977 2 65964
10 3,4,5,6,7 PK Paku 83,3 36 3000

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-8

Bill of Material (BOM) dibuat untuk memperjelas daftar material yang


dibutuhkan dalam pembuatan tempat penyimpanan kertas. BOM yang dipakai
juga untuk memudahkan penjadwalan dalam melihat acuan yang ada pada struktur
produk explosion. BOM juga digunakan untuk mengetahui komponen-komponen
penyusun produk yang akan dilakukan perhitungan MRP. Berdasarkan bill of
material dapat diketahui level pada struktur produk, kode atau singkatan deskripsi
perkomponen, deskrip atau nama perkomponen pada produk tempat penyimpanan
kertas, harga perunit yaitu harga dari masing-masing komponen, kuantitas yaitu
untuk mengetahui dalam membuat produk tempat penyimpanan kertas
menggunakan beberapa unit untuk masing masing komponen, total didapat dari
harga per unit dikalikan dengan kuantitas. Tabel 6.3 berikut adalah data
penunjang status persedian atau schedule receipt.
Tabel 6.3 Status Persediaan Produk Tempat Penyimpanan Kertas

No. Part Part Due Schedule Lot Lead On


Satuan Quantity
ID Number Name Date Receipt Size Time Hand

1 - TPK 0 0 LFL Unit 0 0 1


2 001 PB 2 550 30 Unit 1 1500 1
3 002 PS 2,4 350;420 20 Unit 1 1000 2
4 003 PAL 5,10 470;310 30 Unit 3 2500 2
5 004 PSA 7 450 15 Unit 3 1500 1
6 005 PSB 5 650 30 Unit 2 1240 1
7 006 PA 5 650 30 Unit 2 1240 1
8 007 PK 6 5000 20 Unit 2 2500 36
9 008 GN 3 150 10 Unit 3 1000 3
10 009 PRS 4 450 15 Unit 3 1650 1
Tabel status persediaan memberikan informasi tentang no ID, part
number, part name, due date, schedule receipts, lot size, satuan, lead time, on-
hand dan quantity pada produk tempat penyimpanan kertas. No ID adalah nomor
urut pada tabel status persediaan. Part number 001 didapat dari struktur produk
yaitu menunjukkan nomor urut yang menunjukkan produk dan komponen dimana
terdapat pada perhitungan MRP tiap produk maupun komponen. Part name PB
yaitu singkatan dari komponen papan belakang atau kode pada produk maupun
komponen. Name adalah nama produk dan tiap komponen yang menjelaskan part

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-9

name. Due date 2 merupakan suatu periode tertentu yang akan terjadi penerimaan
sebanyak pesanan sebelumnya selama 2 bulan. Schedule receipt 550 merupakan
suatu jumlah komponen yang akan diterima dalam periode tertentu sesuai dengan
due date atau waktu jatuh tempo pengiriman barang dari supplier ke pihak
pemesan. Lot size 30 merupakan suatu jumlah minimal dari item yang dapat
dipesan. Lead time 1 adalah rentang waktu mulai dari awal pemesanan suatu item
sampai waktu penerimaan item tersebut oleh pihak pemesan atau bisa dibilang
waktu tenggang. On hand 1500 merupakan inventory awal yang dimiliki
perusahaan. Quantity 1 merupakan suatu jumlah atau kuantitas yang dibutuhkan
produk atau komponen dalam pembuatan satu produk jadi. Status persedian dibuat
oleh perusahaan dan untuk menentukan status persedian yaitu yang menentukan
pihak perusahaan dan pihak supplier.

6.2.2 Perhitungan Material Requirement Planning


Perhitungan Material Requirement Planning (MRP) dibuat sesuai urutan
dalam struktur produk explosion yaitu perhitungan MRP untuk produk akhir
berupa tempat penyimpanan kertas. Perhitungan MRP untuk produk tempat
penyimpanan kertas dapat dilihat pada tabel 6.4 di bawah ini.
Tabel 6.4 Perhitungan MRP Produk Tempat Penyimpanan Kertas
Part Number : - Lot Size : LFL Lead Time : 0 Periode
Part Name : TPK Level : 0 Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Order Receipts 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Ending Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Planned Order Release 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Tabel di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagai berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 1 = 6663

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-10

Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai


schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 0–(6663 - 0) = -6663 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 6663 – 0 – 0
= 6663
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size
6663 - (0-0)
=( )x1
= 6663 x 1
= 6663
PEI =( t- )t-
= 6663 – 6663 = 0
PORel 1 = 6663 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 0)
Rencana kebutuhan material untuk produk tempat penyimpanan kertas
berdasarkan tabel di atas dengan lot for lot diketahui kebutuhan kotor untuk
masing-masing periode yang berasal dari perencanaan agregat. Tabel MRP di atas
melihatkan bahwa produk tempat penyimpanan kertas dengan part name TPK
mempunyai keterangan seperti kuantitas 1 unit, menempati level 0, lot size-nya
adalah LFL yang berarti penentuan lot sesuai dengan pesanan, dan dengan lead
time-nya 0 yang berarti waktu tenggang untuk memesan tidak ada. Terlihat pada
periode pertama bahwa kebutuhan kotor atau permintaan sebesar 6663 unit tempat
penyimpanan kertas artinya total kuantitas dari produk tempat penyimpanan
kertas yang dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah
sebesar 6663 unit. Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan
diterima dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan
pemesanan sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode
tertentu. Project on hand adalah project available balance biasa disingkat PAB
dan tidak termasuk planned orders. Tidak terdapat schedule order receipt dalam

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-11

produk tempat penyimpanan kertas karena merupakan produk jadi yang terdiri
dari beberapa komponen. PORt merupakan jumlah item yang akan diproduksi
yaitu sebanyak 6663 unit, PEI yaitu rencana persediaan akhir periode merupakan
suatu perencanaan terhadap persedian pada akhir periode yang didapat dari PORt
dikurang dengan net requirement PEI yang terdapat pada produk penyimpanan
kertas ini yaitu 0 kemudian PORel merupakan order produksi yang dapat dilepas
untuk dimanufaktur berdasarkan lead time, karena lead time benilai 0 maka
jumlah tempat penyimpanan kertas yang dipesan pada periode pertama akan
langsung diterima pada periode pertama. Tabel 6.5 berikut adalah perhitungan
komponen papan belakang.
Tabel 6.5 Perhitungan MRP Komponen Papan Belakang
Part Number : 001 Lot Size : 30 Lead Time : 1 Periode
Part Name : PB Level : 7 Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Schedule Receipts 0 0 550 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 5163 6113 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Order Receipts 0 5190 6090 6660 6690 6660 6660 6660 6660 6660 6690 6660 6660
Planned Ending Inventory 0 27 4 0 26 21 17 12 7 2 27 22 17
Planned Order Release 0 6090 6660 6690 6660 6660 6660 6660 6660 6690 6660 6660 0
Tabel di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagai berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 1 = 6663
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1500–(6663 - 0) = -5 63 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 6663 – 0 – 1500
= 5163

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-12

-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

5 63 - (0-0)
=( 30
) x 30

=( 7 ≈ 73 ) x 30
= 5190
PEI =( t- )t-
= 5190 – 5163 = 27
PORel 1 = 6090 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 1)
Hasil perhitungan material requirement planning (MRP) komponen papan
belakang (PB) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan kebutuhan
komponen papan belakang selama 12 periode dalam 1 tahun produksi tempat
penyimpanan kertas. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa komponen papan
belakang memiliki part number atau nomor komponen 001, part name atau nama
komponen PB, kuantitas 1 unit dalam setiap 1 unit produk tempat penyimpanan
kertas, dan menempati level 7 pada struktur produk tempat penyimpanan kertas.
Komponen papan belakang memiliki lot size atau ukuran lot 30 unit dengan lead
time 1 bulan yang artinya dalam setiap kali pemesanan atau pembelian komponen
ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 30 unit, sedangkan lead
time 1 bulan artinya dibutuhkan waktu 1 bulan yang terhitung sejak awal
memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak pemesan. Gross
requirements atau kebutuhan kotor komponen papan belakang pada periode 1
sebesar 6663 unit artinya total kuantitas dari komponen papan belakang yang
dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah sebesar 6663
unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan belakang yaitu pada bulan kedua
sebanyak 550 unit. Project on hand pada komponen papan belakang terdapat pada
PD 1500 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-13

termasuk planned orders. Net requirement adalah suatu kebutuhan bersih dari
komponen yang dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada periode tertentu atau kekurangan pada jumlah komponen dari
kebutuhan kotor yang belum dapat dipenuhi oleh persediaan atau schedule receipt
yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen papan belakang
pada periode satu adalah sebesar 5163 unit berarti jumlah kebutuhan bersih dari
komponen papan belakang yang dibutuhkan untuk memenuhi suatu kebutuhan
kotor atau rencana produksi pada periode 1 adalah 5163 unit. Planned order
receipt (PORt) adalah jumlah material atau komponen yang direncanakan akan
diterima dalam periode tertentu. Nilai PORt adalah kelipatan dari ukuran lot
komponen yang dipesan, hal ini karena ukuran lot merupakan suatu jumlah
minimal pemesanan komponen. Nilai PORt pada periode satu sebanyak 5190 unit
berarti jumlah komponen papan belakang yang direncanakan akan diterima pada
periode ini yaitu 5190 unit. Planned ending inventory didapat dari PORt sebelum
dikurang dengan net requirement maka pada periode 1 didapat dengan nilai 27
unit.
Planned order release (PORel) adalah kuantitas rencana pemesanan yang
dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu material
pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan waktu
pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk komponen
papan belakang adalah 1 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama yaitu 1
bulan sebelumnya. PORel komponen papan belakang untuk periode ini dimulai
dengan pemesanan kebutuhan periode 2 yang dilakukan pada bulan atau periode 1
yaitu 6090 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan kebutuhan untuk
periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 dan 2 telah dilakukan
pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 12 PORel belum ada nilainya
karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum dilakukan sehingga belum
diketahui jumlah yang harus dipesan.
Perhitungan material requirements planning (MRP) selanjutnya dilakukan
untuk komponen papan samping (PS). Hasil perhitungan MRP untuk komponen
papan samping dapat dilihat pada tabel 6.6 di bawah ini.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-14

Tabel 6.6 Perhitungan MRP Komponen Papan Samping


Part Number : 002 Lot Size : 20 Lead Time : 1 Periode
Part Name : PS Level : 7 Qty : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 13326 13326 13328 13328 13330 13328 13330 13330 13330 13330 13330 13330
Schedule Receipts 0 0 350 0 420 0 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 12326 12976 13328 12908 13330 13328 13330 13330 13330 13330 13330 13330
Planned Order Receipts 0 12340 12980 13320 12900 13340 13320 13340 13320 13340 13320 13340 13320
Planned Ending Inventory 0 14 18 10 2 12 4 14 4 14 4 14 4
Planned Order Release 0 12980 13320 12900 13340 13320 13340 13320 13340 13320 13340 13320 0
Tabel diatas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagai berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 2 = 13326
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1000 – (13326 - 0) = - 3 6 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 13326 – 0 – 1000
= 12326
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

3 6 - (0-0)
=( 0
) x 20

= (6 6 3 ≈ 6 7 ) x 20
= 12340
PEI =( t- )t-
= 12340 – 12326 = 14
PORel 1 = 12980 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 1 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 2).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-15

Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen


papan samping (PS) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen papan samping selama 12 periode dalam 1 tahun produksi.
Tabel diatas diketahui bahwa komponen papan samping memiliki part number
atau nomor komponen 002, part name atau nama komponen PS, kuantitas 2 unit
dalam dan menempati level 7 pada struktur produk tempat penyimpanan kertas.
Komponen papan samping memiliki lot size atau ukuran lot 20 unit dengan lead
time 1 bulan yang berarti dalam setiap kali pemesanan atau pembelian komponen
ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 20 unit, sedangkan lead
time 1 bulan berarti dibutuhkan waktu 1 bulan yang terhitung sejak awal
pemesanan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak yang memesan. Gross
requirements atau kebutuhan kotor komponen papan samping pada periode satu
sebesar 13326 unit berarti total kuantitas dari komponen papan samping yang
dibutuhkan pada periode satu untuk memenuhi rencana produksi adalah 13326
unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan samping yaitu pada bulan kedua
sebanyak 350 unit dan pada bulan keempat sebanyak 420 unit. Project on hand
pada komponen papan samping terdapat pada PD 1000 adalah project available
balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk planned orders. Net requirement
adalah kebutuhan bersih dari suatu komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan kotor atau rencana produksi pada periode tertentu atau kekurangan
jumlah komponen dari kebutuhan kotor yang belum dapat terpenuhi oleh
persediaan atau schedule receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan
bersih komponen papan samping pada periode satu adalah 12326 unit berarti
jumlah kebutuhan bersih dari komponen papan samping yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan kotor atau rencana produksi pada periode 1 adalah sebesar
12326 unit. Planned order receipt (PORt) adalah jumlah material atau komponen
yang direncanakan akan diterima dalam periode tertentu. Nilai PORt merupakan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-16

kelipatan dari ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena ukuran lot adalah
jumlah minimal pemesanan komponen. Nilai PORt pada periode 1 sebanyak
12340 unit berarti jumlah komponen papan samping yang direncanakan akan
diterima pada periode ini adalah 12340 unit. Planned ending inventory didapat
dari PORt sebelum dikurang dengan net requirement maka pada periode 1 didapat
dengan nilai 14 unit.
Planned order release (PORel) adalah kuantitas rencana pemesanan yang
dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu material
pada saat dibutuhkan. PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan waktu
pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk komponen
papan samping adalah 1 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama yaitu 1
bulan sebelumnya. PORel komponen papan samping untuk periode ini dimulai
dengan pemesanan kebutuhan periode 2 yang dilakukan pada bulan atau periode 1
yaitu 12980 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan kebutuhan untuk
periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah dilakukan pada
periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 12 PORel belum ada nilainya karena
perhitungan untuk periode selanjutnya belum dilakukan sehingga belum diketahui
jumlah yang harus dipesan. Tabel 6.7 berikut adalah perhitungan komponen papan
alas.
Tabel 6.7 Perhitungan MRP Komponen Papan Alas
Part Number : 003 Lot Size : 30 Lead Time : 3 Periode
Part Name : PAL Level : 6 Qty : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 13326 13326 13328 13328 13330 13328 13330 13330 13330 13330 13330 13330
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 470 0 0 0 0 310 0 0
Project on Hand 2500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 10826 13326 13328 13328 12860 13328 13330 13330 13330 13020 13330 13330
Planned Order Receipts 0 10830 13350 13320 13320 12870 13320 13320 13350 13320 13020 13320 13350
Planned Ending Inventory 0 4 28 20 12 22 14 4 24 14 14 4 24
Planned Order Release 0 13320 12870 13320 13320 13350 13320 13020 13320 13350 0 0 0
Tabel 6.7 memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap periode.
Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah sebagai
berikut.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-17

GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas


= 6663 x 2 = 13326
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date).
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 2500 – (13326 - 0) = -10826 ≈ 0 (karena hasil minus).
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 13326 – 0 – 2500
= 10826
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

08 6 - (0-0)
=( 30
) x 30

= (360 8 ≈ 36 ) x 30
= 10830
PEI =( t- )t-
= 10830 – 10826 = 4
PORel 1 = 13320 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 3 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 4).
Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen
papan alas (PAL) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen papan alas selama 12 periode dalam 1 tahun produksi.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa komponen papan alas memiliki part
number atau nomor komponen 003, part name atau nama komponen PAL,
kuantitas 2 unit dalam dan menempati level 6 pada struktur produk tempat
penyimpanan kertas. Komponen papan alas memiliki lot size atau ukuran lot 30
unit dengan lead time 3 bulan yang berarti dalam setiap kali pemesanan atau
pembelian suatu komponen ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli
adalah 30 unit, lead time 3 bulan artinya dibutuhkan waktu 3 bulan yang terhitung
sejak awal memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak pemesan.
Gross requirements atau kebutuhan kotor komponen papan alas pada periode 1

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-18

sebanyak 13326 unit artinya total kuantitas dari komponen papan alas yang
dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah sebanyak
13326 unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan alas yaitu pada bulan kelima sebanyak
470 unit dan pada bulan kesepuluh sebanyak 310 unit. Project on hand pada
komponen papan alas terdapat pada PD 2500 adalah project available balance
biasa disingkat PAB dan tidak termasuk planned orders. Net requirement adalah
suatu kebutuhan bersih dari komponen yang dibutuhkan untuk melengkapi
kebutuhan kotor atau rencana produksi pada suatu periode tertentu atau
kekurangan jumlah komponen dari kebutuhan kotor yang belum terpenuhi oleh
persediaan ataupun schedule receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan
bersih komponen papan alas pada periode 1 adalah sebanyak 10826 unit artinya
jumlah kebutuhan bersih dari komponen papan alas yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan kotor atau rencana produksi pada periode 1 adalah sebanyak
10826 unit. Planned order receipt (PORt) adalah jumlah material atau komponen
yang direncanakan akan diterima dalam periode tertentu. Besaran nilai PORt
adalah kelipatan dari ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena ukuran lot
adalah jumlah minimal pemesanan suatu komponen. Nilai PORt pada periode 1
sebanyak 10830 unit artinya jumlah komponen papan alas yang direncanakan
akan diterima pada periode ini adalah sebanyak 10830 unit. Planned ending
inventory didapat dari PORt sebelum dikurang dengan net requirement maka pada
periode 1 didapat dengan nilai 4 unit.
Planned order release (PORel) adalah suatu kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan
waktu pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk
komponen papan alas adalah 3 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama
yaitu 3 bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen papan alas untuk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-19

periode ini dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 4 yang dilakukan pada
bulan atau periode 1 yaitu 13320 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan
kebutuhan untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah
dilakukan pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 10,11,12 PORel
belum ada nilainya karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum
dilakukan sehingga belum diketahui jumlah yang harus dipesan.
Perhitungan material requirements planning (MRP) selanjutnya dilakukan
untuk komponen papan sekat atas (PSA). Hasil perhitungan MRP untuk
komponen papan sekat bawah dapat dilihat pada tabel 6.8 di bawah ini.
Tabel 6.8 Perhitungan MRP Komponen Papan Sekat Atas
Part Number : 004 Lot Size : 15 Lead Time : 3 Periode
Part Name : PSA Level : 5 Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 0 0 450 0 0 0 0 0
Project on Hand 1500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 5163 6663 6664 6664 6665 6664 6215 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Order Receipts 0 5175 6660 6660 6660 6675 6660 6210 6675 6660 6660 6675 6660
Planned Ending Inventory 0 12 9 5 1 11 7 2 12 7 2 12 7
Planned Order Release 0 6660 6675 6660 6210 6675 6660 6660 6675 6660 0 0 0
Tabel 6.8 memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap periode.
Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah sebagai
berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 1 = 6663
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date).
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1500 – (6663 - 0) = -5136 ≈ 0 (karena hasil minus).
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 6663 – 0 – 1500
= 5163

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-20

-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

5 63 - (0-0)
=( 5
) x 15

= (3 ≈ 3 5 ) x 15
= 5175
PEI =( t- )t-
= 5175 – 5163 = 12
PORel 1 = 6660 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 3 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 4).
Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen
papan sekat atas (PSA) memberikan beberapa informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen papan sekat atas selama 12 periode dalam 1 tahun produksi.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa komponen papan sekat atas memiliki
part number atau nomor komponen 004, part name atau nama komponen PSA,
kuantitas 1 unit dalam dan menempati level 5 pada struktur produk tempat
penyimpanan kertas. Komponen papan sekat atas memiliki lot size atau ukuran lot
15 unit dengan lead time 3 bulan yang artinya dalam setiap kali pemesanan atau
pembelian komponen ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 15
unit, sedangkan lead time 3 bulan berarti dibutuhkan waktu 3 bulan yang terhitung
sejak awal memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak pemesan.
Gross requirements atau kebutuhan kotor komponen papan sekat atas pada
periode 1 sebanyak 6663 unit berarti total kuantitas dari komponen papan sekat
atas yang dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah
sebaanyak 6663 unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan sekat atas yaitu pada bulan ketujuh
sebanyak 450. Project on hand pada komponen papan sekat atas terdapat pada PD
1500 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-21

planned orders. Net requirement adalah suatu kebutuhan bersih dari komponen
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana produksi pada
suatu periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari kebutuhan kotor
yang belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule receipt yang ada
pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen papan sekat atas pada periode
1 adalah sebanyak 5163 unit berarti jumlah kebutuhan bersih dari komponen
papan sekat atas yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada periode 1 adalah sebanyak 5163 unit. Planned order receipt (PORt)
adalah jumlah material atau komponen yang direncanakan akan diterima dalam
periode tertentu. Besaran nilai PORt adalah kelipatan dari ukuran lot komponen
yang dipesan, hal ini karena ukuran lot adalah jumlah minimal pemesanan suatu
komponen. Nilai PORt pada periode 1 sebanyak 5175 unit berarti jumlah
komponen papan sekat atas yang direncanakan akan diterima pada periode ini
adalah sebanyak 5175 unit. Planned ending inventory didapat dari PORt sebelum
dikurang dengan net requirement maka pada periode 1 didapat dengan nilai 12
unit.
Planned order release (PORel) adalah suatu kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan
waktu pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk
komponen papan sekat atas adalah 3 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga
sama yaitu 3 bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen papan sekat
atas untuk periode ini dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 4 yang
dilakukan pada bulan atau periode 1 yaitu 6660 unit yang selanjutnya diikuti oleh
pemesanan kebutuhan untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk
periode 1 telah dilakukan pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode
10,11,12 PORel belum ada nilainya karena perhitungan untuk periode selanjutnya
belum dilakukan sehingga belum diketahui jumlah yang harus dipesan.
Perhitungan material requirements planning (MRP) selanjutnya dilakukan
untuk komponen papan sekat bawah (PSB). Hasil perhitungan MRP untuk
komponen papan sekat bawah dapat dilihat pada tabel 6.9 di bawah ini.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-22

Tabel 6.9 Perhitungan MRP Komponen Papan Sekat Bawah


Part Number : 005 Lot Size : 30 Lead Time : 2 Periode
Part Name : PSB Level : 4 Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 650 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1240 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 5423 6663 6664 6664 6015 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Order Receipts 0 5430 6660 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660
Planned Ending Inventory 0 7 4 0 26 11 7 2 27 22 17 12 7
Planned Order Release 0 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660 0 0
Tabel di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagi berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 1 = 6663
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1240 – (6663 - 0) = -5432 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 6663 – 0 – 1240
= 5423
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

5 3 - (0-0)
=( 30
) x 30

= ( 80 7 ≈ 8 ) x 30
= 5430
PEI =( t- )t-
= 5430 – 5423 = 7
PORel 1 = 6660 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 2 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 3).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-23

Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen


papan sekat bawah (PSB) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen papan sekat bawah selama 12 periode dalam 1 tahun
produksi. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa komponen papan sekat bawah
memiliki part number atau nomor komponen 005, part name atau nama
komponen PSB, kuantitas 1 unit dalam dan menempati level 4 pada struktur
produk tempat penyimpanan kertas. Komponen papan sekat bawah memiliki lot
size atau ukuran lot 30 unit dengan lead time 2 bulan yang artinya dalam setiap
kali pemesanan atau pembelian komponen ini jumlah minimal yang harus dipesan
atau dibeli adalah 30 unit, sedangkan lead time 2 bulan artinya dibutuhkan waktu
2 bulan yang terhitung sejak awal memesan sampai saat komponen ini diterima
oleh pihak pemesan. Gross requirements atau kebutuhan kotor komponen papan
sekat bawah pada periode 1 sebanyak 6663 unit artinya total kuantitas dari
komponen papan sekat bawah yang dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi
rencana produksi adalah sebanyak 6663 unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan sekat bawah yaitu pada bulan kelima
sebanyak 650. Project on hand pada komponen papan sekat bawah terdapat pada
PD 1240 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak
termasuk planned orders. Net requirement adalah suatu kebutuhan bersih dari
komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada suatu periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari
kebutuhan kotor yang belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule
receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen papan sekat
bawah pada periode 1 adalah sebanyak 5423 unit berarti jumlah kebutuhan bersih
dari komponen papan sekat bawah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
kotor atau rencana produksi pada periode 1 adalah sebanyak 5423 unit. Planned
order receipt (PORt) adalah jumlah material atau komponen yang direncanakan
akan diterima dalam periode tertentu. Besaran nilai PORt adalah kelipatan dari

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-24

ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena ukuran lot adalah jumlah
minimal pemesanan suatu komponen. Nilai PORt pada periode 1 sebanyak 5430
unit berarti jumlah komponen papan sekat bawah yang direncanakan akan
diterima pada periode ini adalah sebanyak 5430 unit. Planned ending inventory
didapat dari PORt sebelum dikurang dengan net requirement maka pada periode
1 didapat dengan nilai 7 unit.
Planned order release (PORel) adalah suatu kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan
waktu pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk
komponen papan sekat bawah adalah 2 bulan sehingga waktu pelepasan PORel
juga sama yaitu 2 bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen papan
sekat bawah untuk periode ini dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 3
yang dilakukan pada bulan atau periode 1 yaitu 6660 unit yang selanjutnya diikuti
oleh pemesanan kebutuhan untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk
periode 1 telah dilakukan pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 11,12
PORel belum ada nilainya karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum
dilakukan sehingga belum diketahui jumlah yang harus dipesan. Tabel 6.10
berikut adalah tabel perhitungan komponen papan atas.
Tabel 6.10 Perhitungan MRP Komponen Papan Atas
Part Number : 006 Lot Size : 30 Lead Time : 2 Periode
Part Name : PA Level : 3 Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 650 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1240 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 5423 6663 6664 6664 6015 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Planned Order Receipts 0 5430 6660 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660
Planned Ending Inventory 0 7 4 0 26 11 7 2 27 22 17 12 7
Planned Order Release 0 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660 0 0
Tabel 6.10 di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagi berikut.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-25

GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas


= 6663 x 1 = 6663
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1240 – (6663 - 0) = -5432 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 6663 – 0 – 1240
= 5423
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

5 3 - (0-0)
=( 30
) x 30

= ( 80 7 ≈ 8 ) x 30
= 5430
PEI =( t- )t-
= 5430 – 5423 = 7
PORel 1 = 6660 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 2 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 3).
Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen
papan atas (PA) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen papan atas selama 12 periode dalam 1 tahun produksi.
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa komponen papan atas memiliki part
number atau nomor komponen 006, part name atau nama komponen PA,
kuantitas 1 unit dalam dan menempati level 3 pada struktur produk tempat
penyimpanan kertas. Komponen papan atas memiliki lot size atau ukuran lot 30
unit dengan lead time 2 bulan yang berarti dalam setiap kali pemesanan atau
pembelian komponen ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 30
unit, sedangkan lead time 2 bulan artinya dibutuhkan waktu 2 bulan yang
terhitung sejak awal memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak
pemesan. Gross requirements atau kebutuhan kotor komponen papan atas pada

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-26

periode 1 sebanyak 6663 unit berarti total kuantitas dari komponen papan atas
yang dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah sebesar
6663 unit.
Schedule receipt adalah kuantitas suatu item tertentu yang akan diterima
dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan pemesanan
sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode tertentu.
Schedule receipt untuk komponen papan atas yaitu pada bulan kelima sebanyak
650. Project on hand pada komponen papan sekat atas terdapat pada PD 1240
adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk planned
orders. Net requirement adalah kebutuhan bersih dari suatu komponen yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana produksi pada suatu
periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari kebutuhan kotor yang
belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule receipt yang ada pada
periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen papan atas pada periode 1 adalah
sebanyak 5423 unit berarti jumlah kebutuhan bersih dari komponen papan atas
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana produksi pada
periode 1 adalah sebanyak 5423 unit. Planned order receipt (PORt) adalah suatu
jumlah material atau komponen yang direncanakan akan diterima dalam periode
tertentu. Besaran nilai PORt adalah suatu kelipatan dari ukuran lot komponen
yang dipesan, hal ini karena ukuran lot adalah jumlah minimal pemesanan suatu
komponen. Nilai PORt pada periode 1 sebanyak 5430 unit berarti jumlah
komponen papan atas yang direncanakan akan diterima pada periode ini adalah
sebanyak 5430 unit. Planned ending inventory didapat dari PORt sebelum
dikurang dengan net requirement maka pada periode 1 didapat dengan nilai 7
unit.
Planned order release (PORel) adalah kuantitas rencana pemesanan yang
dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu material
pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan waktu
pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk komponen
papan atas adalah 2 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama yaitu 2
bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen papan atas untuk periode ini

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-27

dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 3 yang dilakukan pada bulan atau
periode 1 yaitu 6660 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan kebutuhan
untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah dilakukan
pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 11,12 PORel belum ada nilainya
karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum dilakukan sehingga belum
diketahui jumlah yang harus dipesan.
Perhitungan material requirements planning (MRP) selanjutnya dilakukan
untuk komponen paku (PK). Hasil perhitungan MRP untuk komponen paku dapat
dilihat pada tabel 6.11 di bawah ini.
Tabel 6.11 Perhitungan MRP Komponen Paku
Part Number : 007 Lot Size : 20 Lead Time : 2 Periode
Part Name : PK Level : 3,4,5,6,7 Qty : 36 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 239868 239868 239904 239904 239940 239904 239940 239940 239940 239940 239940 239940
Schedule Receipts 0 0 0 0 0 0 5000 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 2500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 237368 239868 239904 239904 239940 234904 239940 239940 239940 239940 239940 239940
Planned Order Receipts 0 237380 239860 239900 239920 239940 234900 239940 239940 239940 239940 239940 239940
Planned Ending Inventory 0 12 4 0 16 16 12 12 12 12 12 12 12
Planned Order Release 0 239900 239920 239940 234900 239940 239940 239940 239940 239940 239940 0 0
Tabel di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada Tabel di atas adalah
sebagai berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 36 = 239868
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 2500 – (239868 - 0) = -237368 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 239868 – 0 – 2500
= 237368

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-28

-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

37368 - (0-0)
=( 0
) x 20

=( 868 ≈ 869 ) x 20
= 237380
PEI =( t- )t-
= 237380 – 237368 = 12
PORel 1 = 239900 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 2 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 3).
Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen paku
(PK) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan kebutuhan
komponen paku selama 12 periode dalam 1 tahun produksi. Berdasarkan Tabel
diatas diketahui bahwa komponen paku memiliki part number atau nomor
komponen 007, part name atau nama komponen PK, kuantitas 36 unit dalam dan
menempati level 3,4,5,6 dan 7 pada struktur produk tempat penyimpanan kertas.
Komponen paku memiliki lot size atau ukuran lot 20 unit dengan lead time 2
bulan yang artinya dalam setiap kali pemesanan atau pembelian komponen ini
jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 20 unit, sedangkan lead
time 2 bulan artinya dibutuhkan waktu 2 bulan yang terhitung sejak awal
memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak pemesan. Gross
requirements atau kebutuhan kotor komponen paku pada periode 1 sebesar
239868 unit artinya total kuantitas dari komponen paku yang dibutuhkan pada
periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah sebesar 239868 unit.
Schedule receipt merupakan kuantitas suatu item tertentu yang akan
diterima dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan
pemesanan sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode
tertentu. Schedule receipt untuk komponen paku yaitu pada bulan keenam
sebanyak 5000. Project on hand pada komponen papan sekat atas terdapat pada
PD 2500 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak
termasuk planned orders. Net requirement merupakan kebutuhan bersih dari suatu

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-29

komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana


produksi pada suatu periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari
kebutuhan kotor yang belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule
receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen paku pada
periode 1 adalah sebesar 237368 unit artinya jumlah kebutuhan bersih dari
komponen paku yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada periode 1 adalah sebesar 237368 unit. Planned order receipt
(PORt) merupakan jumlah material atau komponen yang direncanakan akan
diterima dalam periode tertentu. Besaran nilai PORt merupakan kelipatan dari
ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena ukuran lot merupakan jumlah
minimal pemesanan suatu komponen. Nilai PORt pada periode 1 sebesar 237380
unit artinya jumlah komponen paku yang direncanakan akan diterima pada
periode ini adalah sebesar 237380 unit. Planned ending inventory didapat dari
PORt sebelum dikurang dengan net requirement maka pada periode 1 didapat
dengan nilai 12 unit.
Planned order release (PORel) merupakan kuantitas rencana pemesanan yang
dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu material
pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan waktu
pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk komponen
paku adalah 2 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama yaitu 2 bulan
sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen paku untuk periode ini dimulai
dengan pemesanan kebutuhan periode 3 yang dilakukan pada bulan atau periode 1
yaitu 239900 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan kebutuhan untuk
periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah dilakukan pada
periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 11,12 PORel belum ada nilainya
karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum dilakukan sehingga belum
diketahui jumlah yang harus dipesan. Perhitungan material requirements planning
(MRP) selanjutnya dilakukan untuk komponen gantungan (GN). Hasil
perhitungan MRP untuk komponen paku dapat dilihat pada tabel 6.12 di bawah
ini.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-30

Tabel 6.12 Perhitungan MRP Komponen Gantungan


Part Number : 008 Lot Size : 10 Lead Time : 3 Periode
Part Name : GN Level : 2 Qty : 3 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 19989 19989 19992 19992 19995 19992 19995 19995 19995 19995 19995 19995
Schedule Receipts 0 0 0 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 18989 19989 19842 19992 19995 19992 19995 19995 19995 19995 19995 19995
Planned Order Receipts 0 18990 19990 19840 20000 19990 19990 20000 19990 20000 19990 20000 19990
Planned Ending Inventory 0 1 2 0 8 3 1 6 1 6 1 6 1
Planned Order Release 0 20000 19990 19990 20000 19990 20000 19990 20000 19990 0 0 0
Tabel 6.12 di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap
periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagai berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 6663 x 3 = 19989
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1000 – (19989 - 0) = -18989 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 19989 – 0 – 1000
= 18989
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

8990 - (0-0)
=( 0
) x 10

= ( 899) x 10
= 18990
PEI =( t- )t-
= 18990 – 18989 = 1
PORel 1 = 20000 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 3 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 4).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-31

Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen


gantungan (GN) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan
kebutuhan komponen gantungan selama 12 periode dalam 1 tahun produksi.
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa komponen gantungan memiliki part
number atau nomor komponen 008, part name atau nama komponen GN,
kuantitas 3 unit dalam dan menempati level 2 pada struktur produk tempat
penyimpanan kertas. Komponen gantungan memiliki lot size atau ukuran lot 10
unit dengan lead time 3 bulan yang artinya dalam setiap kali pemesanan atau
pembelian komponen ini jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 10
unit, sedangkan lead time 3 bulan artinya dibutuhkan waktu 3 bulan yang
terhitung sejak awal memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak
pemesan. Gross requirements atau kebutuhan kotor komponen gantungan pada
periode 1 sebesar 19989 unit artinya total kuantitas dari komponen gantungan
yang dibutuhkan pada periode 1 untuk memenuhi rencana produksi adalah sebesar
19989 unit.
Schedule receipt merupakan kuantitas suatu item tertentu yang akan
diterima dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan
pemesanan sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode
tertentu. Schedule receipt untuk komponen gantungan yaitu pada bulan ketiga
sebanyak 150. Project on hand pada komponen papan sekat atas terdapat pada PD
1000 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk
planned orders. Net requirement merupakan kebutuhan bersih dari suatu
komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada suatu periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari
kebutuhan kotor yang belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule
receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen gantungan
pada periode 1 adalah sebesar 18989 unit artinya jumlah kebutuhan bersih dari
komponen gantungan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau
rencana produksi pada periode 1 adalah sebesar 18989 unit. Project on hand
adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk planned
orders. Planned order receipt (PORt) merupakan jumlah material atau komponen

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-32

yang direncanakan akan diterima dalam periode tertentu. Besaran nilai PORt
merupakan kelipatan dari ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena
ukuran lot merupakan jumlah minimal pemesanan suatu komponen. Nilai PORt
pada periode 1 sebesar 18990 unit artinya jumlah komponen gantungan yang
direncanakan akan diterima pada periode ini adalah sebesar 18990 unit. Planned
ending inventory didapat dari PORt sebelum dikurang dengan net requirement
maka pada periode 1 didapat dengan nilai 1 unit.
Planned order release (PORel) merupakan kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan
waktu pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk
komponen gantungan adalah 3 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama
yaitu 3 bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen gantungan untuk
periode ini dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 4 yang dilakukan pada
bulan atau periode 1 yaitu 20000 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan
kebutuhan untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah
dilakukan pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 10,11,12 PORel
belum ada nilainya karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum
dilakukan sehingga belum diketahui jumlah yang harus dipesan.
Perhitungan material requirements planning (MRP) selanjutnya yaitu
dilakukan untuk komponen pernis (PRS). Berikut ini adalah hasil perhitungan
MRP untuk komponen pernis dapat dilihat pada tabel 6.13 di bawah ini.
Tabel 6.13 Perhitungan MRP Komponen Pernis
Part Number : 009 Lot Size : 15 Lead Time : 3 Periode
Part Name : PRS Level : - Qty : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 0 3068 3071 3067 3064 3063 3064 3063 3063 3063 3062 3062 3062
Schedule Receipts 0 0 0 0 450 0 0 0 0 0 0 0 0
Project on Hand 1650 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 0 1418 3071 3067 2614 3063 3064 3063 3063 3063 3062 3062 3062
Planned Order Receipts 0 1425 3075 3060 2610 3075 3060 3060 3060 3075 3060 3060 3060
Planned Ending Inventory 0 7 11 4 0 12 8 5 2 14 12 10 8
Planned Order Release 0 2610 33075 3060 3060 3060 3075 3060 3060 3060 0 0 0

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-33

Tabel di atas memiliki nilai yang terdapat dalam perhitungan setiap


periode. Contoh perhitungan untuk menghasilkan nilai pada tabel di atas adalah
sebagi berikut.
GR periode 1 = Perencanaan Agregat x Kuantitas
= 3068 x 1 = 3068
Schedule Receipt = Berdasarkan tabel schedule receipt (perhatikan nilai
schedule receipt dan due date)
PoHt = PoHt-1 – (GR - SR)
= 1650 – (3068 - 0) = -1418 ≈ 0 (karena hasil minus)
NR1 = GR1 – SR1 – PoHt-1
= 3068 – 0 – 16500
= 1418
-( t- )t-
PORt1 =( ) x Lot Size

8 - (0-0)
=( 5
) x 15

= (9 5 ≈ 95 ) x 15
= 1425
PEI =( t- )t-
= 1425 – 1418 = 7
PORel 1 = 2610 (disesuaikan dengan PORt dan lead time 3 berarti
periode 1 diambil dari PORt pada periode 4).
Hasil perhitungan material requirements planning (MRP) komponen
pernis (PRS) memberikan sejumlah informasi mengenai perencanaan kebutuhan
komponen pernis selama 12 periode dalam 1 tahun produksi. Berdasarkan Tabel
diatas diketahui bahwa komponen pernis memiliki part number atau nomor
komponen 009, part name atau nama komponen pernis, kuantitas 1 unit dalam
dan menempati level 1 pada struktur produk tempat penyimpanan kertas.
Komponen pernis memiliki lot size atau ukuran lot 15 unit dengan lead time 3
bulan yang artinya dalam setiap kali pemesanan atau pembelian komponen ini
jumlah minimal yang harus dipesan atau dibeli adalah 15 unit, sedangkan lead

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-34

time 3 bulan artinya dibutuhkan waktu 3 bulan yang terhitung sejak awal
memesan sampai saat komponen ini diterima oleh pihak pemesan. Gross
requirements atau kebutuhan kotor komponen pernis pada periode 1 sebesar 3068
unit artinya total kuantitas dari komponen pernis yang dibutuhkan pada periode 1
untuk memenuhi rencana produksi adalah sebesar 3068 unit.
Schedule receipt merupakan kuantitas suatu item tertentu yang akan
diterima dari supplier pada periode tertentu sebagai akibat dari suatu kegiatan
pemesanan sebelumnya atau jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode
tertentu. Schedule receipt untuk komponen pernis yaitu pada bulan keempat
sebanyak 450. Project on hand pada komponen papan sekat atas terdapat pada PD
1650 adalah project available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk
planned orders. Net requirement merupakan kebutuhan bersih dari suatu
komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada suatu periode tertentu atau kekurangan jumlah komponen dari
kebutuhan kotor yang belum dapat terpenuhi oleh persediaan ataupun schedule
receipt yang ada pada periode tersebut. Kebutuhan bersih komponen pernis pada
periode 1 adalah sebesar 1418 unit artinya jumlah kebutuhan bersih dari
komponen pernis yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kotor atau rencana
produksi pada periode 1 adalah sebesar 1418 unit. Project on hand adalah project
available balance biasa disingkat PAB dan tidak termasuk planned orders.
Planned order receipt (PORt) merupakan jumlah material atau komponen yang
direncanakan akan diterima dalam periode tertentu. Besaran nilai PORt
merupakan kelipatan dari ukuran lot komponen yang dipesan, hal ini karena
ukuran lot merupakan jumlah minimal pemesanan suatu komponen. Nilai PORt
pada periode 1 sebesar 1425 unit artinya jumlah komponen pernis yang
direncanakan akan diterima pada periode ini adalah sebesar 1425 unit. Planned
ending inventory didapat dari PORt sebelum dikurang dengan net requirement
maka pada periode 1 didapat dengan nilai 7 unit.
Planned order release (PORel) merupakan kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan. Jumlah PORel berkaitan dengan PORt, sedangkan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-35

waktu pelepasannya tergantung pada lead time komponen. Lead time untuk
komponen cat adalah 3 bulan sehingga waktu pelepasan PORel juga sama yaitu 3
bulan sebelumnya. Oleh karena itu, PORel komponen pernis untuk periode ini
dimulai dengan pemesanan kebutuhan periode 4 yang dilakukan pada bulan atau
periode 1 yaitu 2610 unit yang selanjutnya diikuti oleh pemesanan kebutuhan
untuk periode-periode selanjutnya. Kebutuhan untuk periode 1 telah dilakukan
pada periode tahun lalu, sedangkan untuk periode 10,11,12 PORel belum ada
nilainya karena perhitungan untuk periode selanjutnya belum dilakukan sehingga
belum diketahui jumlah yang harus dipesan.
Tabel 6.14 yaitu berupa rangkuman planned order realease material
requirements planning (MRP) dari setiap komponen-komponen produk tempat
penyimpanan kertas. Berikut ini adalah tabel planned order realease produk
tempat penyimpanan kertas.
Tabel 6.14 Rangkuman Planned Order Realease
Planned Order Realease Periode ke
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tempat Penyimpanan Kertas 6663 6663 6664 6664 6665 6664 6665 6665 6665 6665 6665 6665
Papan Belakang 6090 6660 6690 6660 6660 6660 6660 6660 6690 6660 6660 0
Papan Samping 12980 13320 12900 13340 13320 13340 13320 13340 13320 13340 13320 0
Papan Alas 13320 12870 13320 13320 13350 13320 13020 13320 13350 0 0 0
Papan Sekat Atas 6660 6675 6660 6210 6675 6660 6660 6675 6660 0 0 0
Papan Sekat Bawah 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660 0 0
Papan Atas 6660 6690 6000 6660 6660 6690 6660 6660 6660 6660 0 0
Paku 239900 239920 239940 234900 239940 239940 239940 239940 239940 239940 0 0
Gantungan 20000 19990 19990 20000 19990 20000 19990 20000 19990 0 0 0
Pernis 2610 33075 3060 3060 3060 3075 3060 3060 3060 0 0 0
Planned order release (PORel) merupakan kuantitas rencana pemesanan
yang dikeluarkan dalam periode tertentu untuk menjamin tersedianya suatu
material pada saat dibutuhkan atau order produksi yang dilepas untuk
dimanufaktur. Nilai PORel dipengaruhi oleh lead time atau waktu tenggang yang
diperlukan guna membuat suatu barang mulai saat pesanan dilakukan sampai
barang itu jadi atau diterima oleh pemesan. Lead Time dengan periode yang
paling lama harus dipesan terlebih dahulu papan alas, papan sekat atas, gantungan
dan pernis karena memiliki Lead Time 3 bulan, berarti komponen tersebut wajib
dipesan 3 bulan sebelumnya. Selanjutnya papan atas, paku dan papan sekat bawah
dipesan 2 bulan sebelumnya. Lead time 1 bulan berarti komponen tersebut wajib

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018


VI-36

dipesan 1 bulan sebelumnya. Produk tempat penyimpanan kertas mempunyai lead


time LFL karena produk tersebut perusahaan yang memproduksi dan perusahaan
tidak membeli produk itu kepada pemasok.
Produk tempat tempat penyimpanan kertas dipesan setiap periodenya
papan alas, papan sekat atas, gantungan dan pernis dipesan pada 3 periode
sebelum dibutuhkan, maka pada komponen tersebut secara berturut-turut periode
pertama memesan untuk periode keempat yaitu 13320 unit, 6675 unit, 20000 unit,
2610 unit. Kemudian untuk papan atas, paku dan papan sekat bawah dipesan pada
2 periode.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 ATA 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai