Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan judul “ SEJARAH
AKUNTANSI DAN BADAN BADAN PEMBUAT STANDAR AKUNTANSI” dengan baik dan
benar.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas kelompok ini masih jauh dari
kesempurnaan dan terkadang ada kesilapan dalam penulisan ini, namun demikian kami telah
berusaha dengan sebaik mungkin agar tugas ini dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan
bagi pembaca dan bermanfaat tentunya.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah
membimbing kami, kepada orang tua kami yang terus memberikan semangat dan kesempatan
untuk menuntut ilmu, serta kepada teman-teman yang memberikan masukan sehingga ilmu
yang kami peroleh nantinya dapat disumbangkan demi bangsa, negara, dan agama
Itulah yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Yang kita ketahui bahwa ilmu akuntansi sekarang sudah berkembang dengan
pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan namun kurangnya
pengetahuan tentang asal mula atau sejarah dan kurangnya pembelajaran yang diberikan
mengenai sejarah badan badan pembuat standar akuntansi yg diterima umum. Sebab
seperti ini yang kita ketahui bahwa perlunya informasi tentang sejarah akuntansi dan
mengenal tentang badan badan pembuat standar akuntansi yang diterima umum.
Pada kenyataannya, pengetahuan tentang sejarah akntansi dan pengenalan badan
pembuat standar akuntansi masih sangat kurang. Selain kurangnya kurikulum mengenai
pembahasan sejarah akuntansi dan badan pembuat standar akuntansi yang diterima
umum.
B. RUMUSAN MASALAH
Kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai sejarah akuntansi dan badan badan
pembuat standar akuntansi.
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk memberikan pengetahuan sekilas tentang sejarah akuntansi dan badan
badan pembuat standar akuntansi.
D. MAMFAAT PENULISAN
Agar kita mengetahui sekilas tentang sejarah akuntansi dan badan badan pembuat
standar akuntansi.
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Dalam mempelajari sejarah akuntansi kita harus dapat membedakan antara tiga hal, yaitu:
2. Sistem pencatatan akuntansi itu sendiri sebagai pencatatan transaksi dengan system
pembukuan yang sekarang dikenal dengan double entry accounting system.
3. Sejarah perkembangan ilmu akuntansi, sejak ia merupakan satu bidang ilmu akuntansi
umum kemudian berkembang menjadi berbagai subbidang yang sudah dikenal saat ini
seperti Akuntansi Manajemen, Akuntansi Internasional, Akuntansi Sumber Daya
Manusia, Auditing, dan Akuntansi Perpajakan.
1. Praktik Akuntansi
Pada dasarnya, para ahli sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau praktik
pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah
dimulai sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi
manusia. Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest
Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accoanting in Ancient Times (Tlte Accoanting
Historian Joumal volume 12 No. 1 (1985)) sebagai berikut.
Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam
kulit kayu, (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan bahwa
akuntansi itu telah ada lebih dari 3000 tahun yang lalu dengan beberapa tingkat kejelasannya.
Pada tahun 3200 sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara
simultan. Pertama koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan
dalam amplop. Jenis lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan berbagai
variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi cash (Uang,
Piutang, dan lain-lain) dengan transaksi non cash (Persediaan, Peralatan, Tanah, dan lain-lain)
(Mattessich, 1987 : 79).
Dari penemuan-penemuan yang ada menjelaskan bahwa pada masa itu telah dikenal
keberadaan fungsi akuntansi. Bahkan hal yang sama dalam bentuk lain ditemukan dalam
kerajaan Babylonia 2500 tahun yang lalu, pada tahun 1893 ditemukan seseorang yang
melakukan ekspedisi ke Amerika di Nippur sejenis batuan dalam bentuk tablet yang dibuat 455
tahun Sebelum Masehi (Stevelinck, 1985). Bahan Arkeologi ini dapat ditemukan di Museum
Archeological Museum of Constantinople, Museum University of Pennsylvania, University of
Jena. Hal sama juga ditemukan dalam kebudayaan lain yang pernah maju menguasai dunia
seperti kebudayaan Cina, India, Mesopotamia, Sriwijaya, Majapahit, Mataram, dan Persia.
Pendapat ini diperkuat lagi oleh Richard Mattessich (1982) dalam artikelnya yang
berjudul Prehistoric Accounting and The Problem of Representation: On recent archeological
evidence of the middle eastfrom 8000 BC to 3000 BC. Yang mengemukakan tentang Penelitian
arkeologi yang menghasilkan pandangan revolusioner tentang penemuan perhitungan, gambaran,
dan ideografi tulisan.
Penemuan penting ini menimbulkan dampak filosofi ekonomi yang penting, yaitu
(Mattessich, 1987):
Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi lahir dari
seorang pendeta Itali, yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica
Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venice.
Tidak jelas apakah sistem pencatatan yang dikenal pada masa lalu itu menggunakan
sistem single entry atau double entry yang lebih praktis dan menjadi sistem dominan lima abad
terakhir ini. Namun, menurut pendapat Mattessich, sistem double entry sudah ada 5000 tahun
yang lalu. Sementara itu, selama ini kita kenal bahwa penemu sistem double entry ini adalah
Lucas Pacioli. Sehingga dapat dikemukakan bahwa Sistem double entry accounting telah
disepakati mula-mula “diterbitkan” oleh Lucas Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang
terbit pada tahun 1494 di Florence, Italia.
Mulanya akuntansi merupakan catatan – catatan yang disimpan sebagai bagian dari
sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-ruan tanah biasanya mengumpulkan pajak dari
penduduk dan dana ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan negerinya dan untuk kepentingan
pribadi.Laporan tentang pengutipan pajak itu disusun oleh staf-staf tuan tanah sebagai pedoman
baginya atau sebagai bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk.
Cataran seperti ini juga diperlukan oleh para pedagang yang berniaga ke daerah/negeri
lain. Catatan-catatan ini disimpan untuk satu trip dan setelah tiba kembali dari perdagangan maka
dihitunglah laba rugi dari kegiatan perdagangan itu. Di samping itu, cikal bakal akuntansi ini
juga berasal dari lembaga awal perbankan yang mula-mula timbulpada abad ke-11 dan l2 di
italia. Lembaga ini juga sering saudagar yang berniaga ke negeri lain. Kegiatan bisnis ini tentu
memerlukan catatan tentang kegiatan tersebut khususnya catatan tentang laba/ rugi sebagai dasar
nantinya dalam pembagian laba rugi di antara para partner.
Pendapat ini sudah banyak dibantah oleh berbagai hasil penelitian lain yang menyatakan
ternyata bahwa akuntansi maupun double entry accounting, jauh sebelum itu sudah berkembang
di tempat lain. Lucas Pacioli sendiri dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang ditulisnya
tentang double entry bookkeping berdasarkan pada metode yang digunakan di Venice, Italia
yang telah berkembang sebelumnya. Bahkan ia sendiri mengaku melakukan penjiplakan dari
bahan manuscript asli dari Venice. Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode
pencatatan pembukuan yang dianggapnya telah digunakan ratusan tahun sebelumnya, dan sudah
digunakan secara umum oleh para pedagang pada masa itu dan bukan dirinyalah yang
menemukan sistem pembukuan berganda tersebut (Adnan, 1997).
Oleh karena itu, keragu-raguan atas pendapat yang menganggap bahwa Lucas Pacioli
sebagai penemu pertama akuntansi modern ( double entry acconnting system) semakin jelas.
Buku yang beliau terbitkan selisih dua tahun dengan pendaratan Columbus dari Inggris di
Benua Amerika, sebenarnya bukanlah buku yang membahas tentang akuntansi, tetapi lebih tepat
merupakan buku matematika, di mana pembahasan pembukuan berpasangan hanya sedikit
disinggung pada bab yang berjudul Particularis de Computis et Scipturis (Adnan, 1997).
Menurut Littleton, agar double entry muncul ke permukaan maka harus memenuhi
persyaratan,yakni “materi” dan “bahasa”. Untuk kelompok materi, dimasukkan nya kekayaan
pribadi, modal, perdagangan, dan kredit. Untuk kelompok bahasa,dimasukkannya tulisan, uang,
dan perhitungan. Menurut pendapat Littleton, persyaratan ini belum dapat dikenal sebelum
Pacioli dan kalaupun ada belum memiliki intensitas sempurna pada masa peradaban kuno,
namun setelah hal ini dikenal, inilah yang menyebabkan munculnya double entry bookkeeping.
Menurutnya munculnua double entry accounting di Italia pada abad ke-13 disebabkan kondisi
tersebut benar-benar ada (Vernon Kam, 1990) dan Khir (Harahap,1991).
Sepanjang fakta sejarah jauh sebelum masa renaisance di Eropa, dunia sudah mengenal
sivilisasi yang bahkan lebih maju dari sivilisasi sekarang, misalnya kebudayaan Romawi,
Yunani, Cina, Babilonia, Mesopotamia, Parsi, India, dan Islam (Arab). Ini membuktikan bahwa
akuntansi sudah ada sebelum Pacioli.
Dalam salah satu tulisan Littleton (1961) yang sejalan dengan pendapat Inoue (Harahap,
1993, 1995) yang menyatakan sebelum Pacioli, Benedetto Cortrugli sudah menulis masalah
double entry pada tahun 1458, 36 tahun sebelum terbit buku Pacioli (Harahap, 1995:22). Namun,
wajar jika kita tetap berterima kasih kepada Pacioli atas kontribusi yang diberikannya karena
telah membahas sistem pencatatan double entry book keeping ini ke dalam sebuah buku yang
dapat dengan mudah dipeiajari oieh masyarakar dan sebagai salah satu referensi pengembangan
awal akuntansi modern.
Versi lain seperti Peragallo, menyebutkan bahwa orang yang pertama menulis tata buku
berpasangan adalah Benedetto Cotrugli, dengan bukunya yang berjudul Della Mercatua e del
Mercante Perfetto yang selesai ditulis pada tahun 1458 dan ditebitkan pada tahun 1573.
Sebenarnya bahan-bahan mengenai sistem pembukuan ini telah ditemukan di Florence pada
tahun 1211,283 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Sejak tahun itu berkembanglah sistem
pembukuan di Italia. Menurut Kiyoshi Inoue dari Saitama University (The Accounting Historian
Journal, Spring 1978 ) menyebutkan Orang yang pertama-tama "menulis" (bukan menerbitkan
seperti Pacioli) tentang double entry adalah Benedetto Cotrugli pada tahun 1458, 36 tahun
sebdlum terbitnya buku Pacioii. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573
atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan penjelasan ini, pertentangan sebenarnya tidak
ada. Dalam bukunya ia menyebutkan bahwa terdapat dua.faktor yang memengaruhi pencatatan
pada era perkembangan perdagangan pada abad ke-9, yaitu sebagai berikut.
1) Bahan atau Material (sesuatu yang dibutuhkan untuk bekerja) yang terdiri dari :
kekayaan pribadi
modal
berdagang
kredit
2) Bahasa atau Language (media yang menjelaskan tentang bahan) yang terdiri dari:
tulisan, yang berarti pencatatan
uang, sebagai media pertukaran yang dominan
arithmatic, yaitu perhitungan atau akuntansi
Littleton (1933) dan Mathews & Perra, (1996) yang dikutip M. Akhyar Adnan (1997)
melalui pendekatan analitis kesejarahan akuntansi, menyatakan bahwa buku Cotrugli lebih luas
dalam mengidentifikasikan kelahiran tata buku berpasangan. Dari pemikiran Cotrugli tersebut di
atas, mereka menjabarkan bahwa faktor-faktor rersebut jika digabungkan secara sinergis dengan
beberapa pendekatan ilmu ekonomi dan sosial akan membentuk sebuah metode, yaitu sebuah
perencanaan yang sistematis yang menyebabkan perubahan dari material tersebur di atas menjadi
sebuah bahasa atau komunikasi bisnis.
Tidak mungkin sistem pembukuan berpasangan ada tanpa ketiga hal tersebut di atas.
Ketiga unsur tersebut menjadi prasyarat untuk dapat diciptakan dan dikembangkan sistem buku
berpasangan. Dan mereka juga mengasumsikan bahwa sistem pembukuan berpasangan sudah
ada sebelum terbitnya buku karya Pacioli (Adnan, 1997:7). Apa yang telah dijabarkan baik
dalam Summa de Arithtmatica Geometrica Proportioni et Proportionalita maupun dalam
Mercatua e del Mercante Perfetto nya Cotrugli adalah sama-sama suatu bagian dari proses
pengembangan cara pencatatan yang sistematik dari yang sudah ada dan didasarkan pada kondisi
masyarakat waktu itu.
Akuntansi sejak saat itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan
semakin timbulnya pemisahan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya
Revolusi Industri pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan
akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan
untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur
tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang, dan
dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Perusahaan dapat dibentuk oleh kumpulan
beberapa orang yang bekerja bersama-sama dalam satu badan. Keadaan inilah yang
menimbulkan perlunya laporan, baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Perkembangan ekonomi di Inggris ini juga menular ke USA termasuk juga mengenai bentuk
perusahaannya.
Dari sejak awal ilmu akuntansi tentu terus berkembang baik akuntansi yang dimaksudkan
untuk kepentingan internal, pribadi atau manajemen sampai pada akuntansi keuangan untuk
kepentingan publik. Pemicu perkembangan pesat ilmu akuntansi ini dapat dianggap disebabkan
karena munculnya gelombang scientific management dan bertambah meluasnya kepemilikan dan
keterlibatan berbagai pihak dalam manajemen perusahaan.
Perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dan tidak banyak berhubungan dengan pihak luar
tentu tidak begitu memerlukan standar yang umum untuk pencatatan atau penyusunan laporan
keuangan. Namun, setelah dunia bisnis berkembang baik karena size-nya yang semakin besar
dan semakin memerlukan pengelolaan yang bersifat ilmiah juga memerlukan keterlibatan
berbagai pihak dalam kehidupan perusahaan baik pegawai (laborforce, union), banker, partner,
pajak LSM atau pemerintah (stakeholder). Penulis Leo Herbert dalam artikelnya di The GAO
Review (FalI 1972,p 31) dengan judul Growth of Accountability Knowledge 1775-1975
menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775: Pada tahun ini mulai dikenal pembukuan baik yang single entry maupun
yang double entry.
Tahun 1800: Pada tahun ini dan sampai tahun 1875 masyarakat menjadikan neraca
sebagai laporan yang terutama dipergunakan dalam menilai perusahaan.
Tahun 1825: Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan (Financial
Auditing)
Tahun 1850: Pada tahun ini laporan Laba Rugi menggantikan posisi Neraca sebagai
laporan yang dianggap lebih penting. Pada periode ini perkembangan ilmu
auditing semakin cepat dan audit dilakukan atas catatan pembukuan dan
laporan.
Tahun 1900: Di USA mulai diperkenalkan Sertifikasi Profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional. Kemudian dalam periode ini juga
akuntansi sudah dianggap dapat memberikan laporan tentang pajak. Cost
Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya dan
produksi.
Tahun 1925: Banyak perkembangan yang terjadi ahun ini antara lain sebagai berikut.
1. Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta pengawasan dana
pemerintah.
2. Teknik-teknik analisis biaya juga mulai diperkenalkan.
3. Laporan keuangan mulai diseragamkan.
4. Norma Pemeriksaan Akuntansi juga mulai dirumuskan.
5. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalnya Puncb Card Record..
6. Akuntansi untuk perpajakan mulai diperkenalkan.
Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Pada periode ini mulai akuntansi menggunakan computer untuk
pengolahan data.
2. Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP) sudah dilakukan.
3. Analisis Cost Reaenue semakin dikenal.
4. Jasa-jasa perpajakan seperti Konsultan Pajak dan Perencanaan Pajak
mulai ditawarkan profesi Akuntansi.
5. Management Accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang pesat.
6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti Sistem Perencanaan dan
Pengawasan.
7. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga Managernent
Auditing.
Tahun 1975: Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya. Perkembangan itu antara lain:
1. Timbulnya Management Science yang mencakup analisis proses
manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangannya.
2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan:
a. model-model organisasi
b. perencanaan organisasi;
c. teori pengambilan keputusan
d. analisis cost benefit.
3. Metode pengawasan yang menggunakan komputer dan teory
cybernetics.
4. Toal System Revieza yangmerupakan metode pemeriksaan efektif
mulai dikenal.
5. Social Accounting menjadi isu yang membahas pencatatan setia
transaksi perusahaan yang memengaruhi lingkungan masyarakat.
6. Dalam periode ini muncul :
- Perencanaan sistem menyeluruh
- Penerapan metode interdisipliner
- Human behavior (perilaku manusia) menjadi bahan kajian;
- Nilai-nilai sumber daya manusia menjadi penting;
- Hubungan antar lembaga pemerintah semakin penting.
C. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di
negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi
itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri
pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada
zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem
akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan.
Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang
melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.
Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas zaman kolonial dan zaman
kemerdekaan.
1. Zaman Kolonial
Zaman VOC
Sebelum bangsa Eropa: Portugis, Spanyol, dan Belanda masuk ke Indonesia transaksi
dagang dilakukan secara barter. Cara ini tidak melakukan pencatatan. Pada waktu orang-orang
Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16, mereka datang dengan tujuan untuk
berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan
nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, sebagai
peleburan dari 74 maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Selanjutnya VOC membuka
cabangnya di Batavia pada tahun 1619 dan di tempar-tempat lain di Indonesia. Kemudian
dibentuk jabatan Gubernur Jenderal untuk menangani urusan-urusan VOC. Akhir abad ke-18
VOC mengalami kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dalam kurun
waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdatangan rempah-rempah yang dilakukan secara
paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus
bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah
melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangannya.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1950), mengemukakan bahwa menurut
Stible dan Stroomberg, bukti otentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak
sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
Hal itu ditunjukkan dengan adanya sebuah Instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun
1642 yang mengharuskan dilakukan penghapusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-
pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (eksploitasi) garnisun-garnisun
dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya.
Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan Belanda,
zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuannya
menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang antara lain dijumpai pada pembukuan
Amphioen Socyteit di Batavia. Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau
morfin (ampbioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.
Pada abad ke-l9 banyak perusahaan Belanda didirikan atau masuk ke Indonesia dengan
membuka cabang atau perwakilan, yang antara lain sebagai berikut.
a. Deli Maatschaappij (perkebunan)
b. Biliton Maatschaappij (timah)
c. Baaafcbe Petroleum Maatschaappij (minyak)
d. Koninlelijhe Pq bewaart Maatschaappij (pelayaran nusantara), setelah di
nasionalisasi oleh pemerintah RI menjadi perusahaan pelayaran nasional (PELNI)
e. Rotterdamsch Ltoyd (maskapai atau agen pelayaran internasional), setelah
dinasionalisasikan menjadi Djakarta Lloyd
f. Koninblijke Nederlands Indische Lwbwaart Matschaappij (penerbangan nusantara),
setelah dinasionalisasikan menjadi Garuda Indonesia Airways
g. Stoomvart Maatscbaappij Nederlands
h. Firma Ruys of de Oost
i. Nederlands Handel's Bank
j. Algemene Handel's Bank
Untuk mengangkut hasil produksi perkebunan dan tambang, dibuka jalan kereta api dari
daerah asal menuju ke pelabuhan. Kereta api yang pertama diadakan pada tahun 1870 yang
menghubungkan antara daerah pedalaman Jawa Tengah dengan Semarang, menyusul dari
pedalaman Jawa Barat ke pelabuhan Tanjung Priok, dari pedalaman Jawa Timur ke pelabuhan
Tanjung Perak dan dari pedalaman Sumatra Selatan ke Palembang. Di samping jalan kereta api
juga dibangun dan/atau ditingkatkan ke jalan darat untuk melancarkan arus produksi perkebunan
dan pertambangan ke kota-kota pelabuhan.
Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venesia-Italia, dan tidak dijumpai
adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena
kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk
kepentingan perusahaan Belanda. Sedangkan, segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh
pedagaag keturunan, yaitu Cina, India, dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam
penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembukuannya menggunakan atau dipengaruhi
oleh sistem asal etnis orang bersangkutan.
3. Sejarah SAK
Pertama menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa
itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar Akuntansi yang
berlaku di Indonesia dalam suatu buku "Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)."
Kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara
mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984" dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan
dunia usaha.
Ketiga pada tahun l994,kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan
kodifikasi dalam buku "StandarAkuntansi Keuangan (SAK)” per 1 Oktober 1994.
Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan
standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan
selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam
rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi
penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam
beberapa tahun ke depan. Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi
secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak
tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1
Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007.
Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksana teknik-
tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang
sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisanya. Standar itu disebut standar
akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Indonesia kemudian diganti menjadi Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia kemudian menjadi Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Sedang di USA berlaku General Accepted Accounting Principle (GAAP),
kemudian Accounting Pinciple Board Statement (APBS), dan terakhir menjadi FASB Statement.
SAK merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun laporan keuangan yang akan
diterima oleh umum.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Sexing Body) pada saat tertentu. Standar ini merupakan
konsensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil,
biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi
apa yang harus dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan.
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan
standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus-
menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat Belkaoui
(1985) mengemukakan alasan pentingnya Standar Akuntansi yang Relevan sebagai berikut.
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, profesi, dan kegiatan
perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim
diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan
keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui
pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan database kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
peraturan ekonomi, dan peningkatan efisiensi ekonomi, dan tujuan-tujuan makro
lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah,
profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah Dewan Standar
Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Dewan
Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite pensahan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI. Sementara
itu, di USA sekarang lembaga berwenang mensahkan Standar Akuntansi (standard setting body)
adalah Financial Accounting standard Board (FASB) yang bebas dari pengaruh profesi secara
langsung. Namun pada mulanya standar akuntansi dilahirkan oleh AICPA. FASB mengeluarkan
Statement of Financial Accoanting Standards dan Interpretation bersama dengan Accounting
Research Bulletin yang dikeluarkan oleh AICPA.
Pada tahun terakhir ini dari beberapa kantor akuntan ini sudah melakukan merger sehingga
sekarang dikenal Big 5 yang terdiri dari:
a. Arthur Anderson;
b. Deloitte Er Touche;
c. KPMG;
d. Ernst Er Young;
e. Pricewaterhouse.
Karena Arthur Anderson bubar akibat kasus Enron, saat ini hanya Big 4 menjadi sebagai
berikut:
a. Deloitte Er Touche
b. Ernst & Young
c. KPMG
d. Pricewaterhouse Coopers
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus
berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik di tingkat nasional,
regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi
sendiri. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga
kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara terus-menerus, pada tahun 1973
terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Kemudian pada
tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun
standar keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak
tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada
periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23-24 Seprember
1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa
bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar akuntansi keuangan sebagai berikut.
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul Grady, Penerbitan
ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973
diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan
serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti
dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu
sesuai arau sama dengan standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC.
Sekarang ini ada 2 PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
PSAK ini tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis dan
profesi akuntan.
VISI
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan
dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berointasi pada etika dan tanggung
jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
2. Due Process Procedure penyusunan Interpretasi SAK, Panduan Implementasi SAK dan
Buletin Teknis tidak wajib mengikuti keseluruhan tahapan due proces yang diatur dalam
ayat 1 di atas, misalnya proses public hearing,
3. Due Process Procedure untuk pencabutan standar atau interpretasi standar yang sudah tidak
relevan adalah sama dengan due process procedures penyusunan standar yang diatur dalam
ayat 1 di atas tanpa perlu mengikuti tahapan due process e, f, i, j, dan k sedangkan tahapan m
dalam ayat 7 di atas diganti menjadi Persetujuan pencabutan standar atau interpretasi.
Kesimpulan
Sejarah akuntansi merupakan sebuah pokok bahasan yang patut untuk kita ketahui dan kita
pelajari. Dalam hal ini banyak informasi yang sangat berguna bagi wahasiswa(i) jurusan
akuntansi. Ditambah lagi informasi mengenai badan badan pembuat standar akuntansi yang
merupakan landasan dalam kegiatan pencatatan akuntansi, karena dalam setiap langkah
pencatatan akuntansi kita wajib mengikuti prinsip dan aturan yang berlaku umum yang sudah
dibuat oleh badan badan pembuat akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan Syafri Harahap. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers.
www.google.com
www.wikipedia.org