Anda di halaman 1dari 4

Riska Safitri Arief

A031171526

Manajemen Aset

Aset Tidak Berwujud – Hak Paten

Diberikan kepada pihak yang melakukan penelitian dan


menemukan hal baru untuk memproduksi, menjual, atau mengawasi
temuannya dalam kurun waktu tertentu. Harga perolehannya meliputi
semua pengeluaran yang mencakup biaya penelitian, pengembangan,
pembuatan gambar, percobaan, dan pengurusan hak paten hingga
diterbitkannya sertifikat hak paten.

Paten adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi karya


intelektual yang bersifat teknologi, atau dikenal juga dengan istilah invensi,
dan mengandung pemecahan/solusi teknis terhadap masalah yang
terdapat pada teknologi yang telah ada sebelumnya. Invensi paten dapat
berupa produk ataupun proses.

Untuk mendapatkan paten, suatu invensi harus memenuhi


persyaratan substantif, yaitu: baru (tidak boleh dipublikasikan dalam
media manapun sebelum permohonan patennya diajukan dan
memperoleh Tanggal Penerimaan); mengandung hal inventif; dan dapat
diterapkan secara industri.

Inventor (pihak yang menghasilkan invensi) adalah pihak yang


paling berhak mendapatkan hak paten atas invensi yang dihasilkan.
Siapapun di luar inventor yang ingin memiliki hak paten atas invensi
tersebut harus terlebih dahulu memperoleh pengalihan hak secara tertulis
dari inventor.
Kepemilikan Hak Paten ada batas waktunya. Pemilik/Pemegang
Hak Paten (Patentee), yang memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan
invensi yang dipatenkan tersebut selama 20 tahun. Setelah itu, invensi
yang dimaksud akan menjadi milik umum dan dapat dimanfaatkan oleh
siapapun tanpa perlu izin dari pemegang paten. Paten menganut prinsip
teritorial, yang artinya perlindungan paten hanya berlaku di negara di
mana permohonan paten diajukan dan diberikan.

Alur Pengajuan Untuk Memperoleh Hak Paten

1. Mendaftarkan permohonan ke Direktorat Jenderal Kekayaan


Intelektual, dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

 Spesifikasi paten, yang meliputi: Judul Invensi, latar


belakang invensi, uraian invensi, gambar dan uraiannya,
serta penjelasan tentang batasan fitur-fitur apa saja yang
dinyatakan baru dan inventif oleh inventor, sehingga layak
mendapatkan hak paten.

 Formulir permohonan rangkap empat,

 Biaya Permohonan Paten sebesar Rp. 750.000,00.

Apabila ketiga persyaratan minimum dipenuhi, maka akan


pemohon akan mendapatkan Tanggal Penerimaan.

2. Melengkapi persyaratan formil dengan jangka waktu tiga bulan


setelah Tanggal Penerimaan, yang meliputi:

 Surat Pernyataan Hak atau Surat Pengalihan Hak

 Surat Kuasa, jika permohonan diajukan melalui Kuasa;

 Fotokopi KTP/Identitas Pemohon, jika pemohon perorangan;


 Fotokopi Akta Pendirian Badan Hukum, jika pemohon adalah
Badan Hukum;

 Fotokopi NPWP

3. Pemeriksaan oleh Ditjen KI.

Setelah seluruh persyaratan dinyatakan lengkap, maka tahap


berikutnya adalah Pengumuman di Berita Resmi Paten dan media resmi
pengumuman paten lainnya.

Setelah masa pengumuman berakhir, pemohon dapat mengajukan


Permohonan Pemeriksaan Substantif dengan menyerahkan formulir yang
telah dilengkapi dan membayar biaya sebesar 2 juta rupiah ke DJKI. Jika
pemohon tidak mengajukan Permohonan Pemeriksaan Substantif dalam
36 bulan dari Tanggal Penerimaan, maka permohonannya dianggap
ditarik kembali dan invensinya menjadi milik publik.

Dalam Pemeriksaan Substantif ini, Pemeriksa Paten akan


menentukan apakah invensi yang dimohonkan paten tersebut memenuhi
syarat substantif sehingga layak diberi paten. Dalam waktu paling lambat
36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan Substantif diajukan, Pemeriksa
Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak ataupun memberi
paten. Terhadap Invensi yang diberi paten, diberikan Sertifikat Hak Paten.

Pemohon yang permohonan patennya ditolak dapat mengajukan


banding ke Komisi Banding Paten, yang dapat berlanjut ke Pengadilan
Niaga hingga kasasi ke Mahkamah Agung. Jika pemohon menerima
penolakan, ataupun upaya hukum yang diajukannya berujung pada
penolakan, maka invensi tersebut menjadi milik publik.
Setelah mendapatkan haknya, Pemegang Hak Paten berkewajiban
untuk membayar biaya tahunan pemeliharaan paten sampai dengan tahun
terakhir masa perlindungan. Jika Pemegang Hak Paten tidak membayar
biaya pemeliharaan selama tiga tahun berturut-turut, maka paten akan
dianggap batal demi hukum.

Anda mungkin juga menyukai