Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
PENDAHULUAN
Dalam modul 1 yang berjudul jumlah dan pertumbuhan penduduk ini, akan dibahas 2
hal pokok yang berhubungan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, yaitu :
Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia
Strategi yang dapat diterapkan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah : “dapat memahami
tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan upaya yang dapat dilakukan dalam menyikapi
pertumbuhan penduduk tersebut”.
Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
dapat :
a. Menjelaskan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dari waktu ke waktu;
b. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab pertumbuhan penduduk;
c. Menjelaskan dampak positif dari tingkat pertumbuhan penduduk bagi pembangunan;
d. Menjelaskan dampak negatif dari tingkat pertumbuhan penduduk bagi daya dukung
lingkungan dan pembangunan;
e. Mengidentifikasi hal-hal yang dapat dilakukan dalam menghambat laju pertumbuhan
penduduk.
1
1 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
2
Bila kita cermati tabel diatas, maka kita dapat melihat pertumbuhan penduduk
Indonesia yang terus menerus meningkat bahkan tergolong kategori cepat.Tahun 2014
penduduk Indonesia berjumlah 252.164.800 jiwa .
Untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, sensus 2010 mencatat jumlah penduduknya
sebanyak 3.457.491 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,04 persen /tahun Dan di tahun 2016
jumlah penduduknya sudah mencapai 3 679.176 jiwa .
Menurut data BKKBN DIY komposisi penyebaran dan pertumbuhan penduduk DIY sebagai
berikut :
3
B. Faktor penyebab pertumbuhan penduduk
Pada dasarnya pertambahan penduduk disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1. Kelahiran (Natalitas)
2. Kematian (Mortalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan migrasi / perpindahan penduduk
dinamakan faktor non alami.
1. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang dapat
menunjang kelahiran (pro natalitas) dan menghambat kelahiran (anti natalitas).
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) yang mengakibatkan pertambahan
jumlah penduduk menjadi besar antara lain:
Kawin pada usia muda, baik karena kehamilan sebelum nikah maupun karena ada
anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
Alasan kekayaan yang melimpah sehingga cukup untuk banyak anak
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga apabila belum
ada anak laki-laki, orang akan terus mempunyai anak lagi sampai ada anak laki-
lakinya.
Keinginan anak dengan jenis kelamin tertentu, misal menginginkan anak perempuan,
maka sekalipun sudah banyak anak laki-laki akan terus memiliki anak sampai
terwujud keinginannya.
4
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan atau setelah memperoleh pekerjaan
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri atau kantor / institusi tertentu.
2. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh
faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti
mortalitas).
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas) yang mengakibatkan jumlah kematian
semakin besar diantaranya adalah:
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
Sarana kesehatan yang kurang memadai.
Terjadinya berbagai bencana alam atau wabah penyakit
Terjadinya peperangan
Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) yang dapat mengakibatkan tingkat kematian
rendah diantaranya adalah:
Lingkungan hidup yang sehat.
Semakin banyak dan lengkap fasilitas dibidang kesehatan / pengobatan
Keyakinan agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
Tingkat kesehatan dan kesadaran hidup sehat masyarakat semakin tinggi.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja..
5
Bisa dimanfaatkan sebagai Sumber Daya Manusia (SDA) untuk mengabdi dan bekerja
dinegara sendiri, tanpa harus membutuhkan tenaga dari luar negeri. Di sisi lain dapat
juga mengirim tenaga kerja ke luar negeri.
2. Dapat Meningkatkan Produksi.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, disamping menjadi potensi
pemasaran produk, juga diharapkan untuk mampu menghasilkan kreatifitas serta
kesadaran membuka lapangan kerja baru dan memproduksi suatu untuk kebutuhan
hidup bagi masyarakat itu sendiri, tanpa harus membutuhkan / ketergantungan produk
dari luar negeri.
3. Meningkatkan solidaritas dan pertahanan Negara / Bangsa.
Bertambahnya penduduk, berarti makin banyak juga aneka ragam suku bangsa di tanah
air ini, bisa meningkatkan solidaritas antar sesama anak bangsa setanah air,
mempersatukan jiwa, membangun semangat nasionalis dan patriotis sehingga mampu
lebih kuat dalam mempertahankan kedaulatan negara dan bangsa.
6
3. Lapangan pekerjaan yang terbatas
Masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyediaan lapangan pekerjaan. Kebutuhan bahan pokok menuntut orang untuk bekerja
dan mencari nafkah. Permasalahannya adalah penduduk lebih senang untuk
menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada
membuka lapangan pekerjaan. Namun, ketersediaan lapangan kerja sangatlah minim
tidak seiring dengan penambahan angkatan kerja sehingga terjadi persaingan ketat dalam
mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila
jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara
memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat
pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
7
yang menjadi pekerjaan rumah terbesar dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk.
Pemerintah melalui BKKBN berupaya untuk melakukan pendekatan dengan kelompok usia
produktif (15-64) tahun dengan program-program seperti PIK remaja, Genre, dan lain
sebagainya. Namun pertanyaan terbesar adalah sudahkah program-program tersebut
mengakar luas dikalangan usia produktif seperti remaja? Inilah tantangan yang harus mampu
dijawab oleh BKKBN sebagai pengelola masalah pertumbuhan penduduk.
Sudah saatnya laju pertumbuhan penduduk ini menjadi perhatian semua pihak termasuk
para pengajar disekolah yang sehari-hari berinteraksi dengan remaja. Lebih-lebih untuk
wilayah DIY, khususnya Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar, maka para pengajar
dapat memberikan wawasan kependudukan melalui proses pembelajaran dikelas dengan
disiplin ilmu masing-masing. Melalui para pengajar di sekolah inilah semoga terbentuk salah
satu metode baru yang dapat dikembangkan dalam upaya kita mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk sekaligus meningkatkan kualitas peserta didik sehingga para siswa
memiliki wawasan kependudukan dan mampu menjadi manusia yang mandiri kelak ketika
mereka dewasa.
Dengan disampaikannya materi kependudukan kepada pelajar, khususnya diwilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap permasalahan kependudukan yang ada, dan pada giliranya menyadarkan sekaligus
memampukan dirinya untuk ambil bagian dalam mengatasi permasalahan kependudukan
tersebut.
8
RANGKUMAN
1. Mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah tanah air Indonesia, sumber daya
alam, maupun sumber daya manusianya
2. Mengucap syukur kepada Tuhan atas kemajemukan (suku, agama, ras, budaya,
bahasa, dll.) dalam kehidupan masyarakat Indonesia
3. Peduli dan empati terhadap lingkungan dan sesama warga negara Indonesia
EVALUASI
2. Proses pencatatan penduduk yang dilakukan setiap 5 tahun dengan menggunakan sampel
wilayah disebut …
A. sensus D. survey
B. registrasi E. metode house holder
C. penelitian
9
3. Tiga determinasi dasar yang menyebabkan perubahan penduduk adalah …
A. kelahiran, perkawinan, angkatan kerja D. perpindahan, perceraian, status sosial
B. kelahiran, kematian, migrasi E. kekayaan, kewarganegaraan, kelahiran
C. kematian, perubahan status, migrasi
4. Pencacahan penduduk yang hanya dikenakan pada penduduk yang benar-benar berdiam
dalam wilayah sensus disebut …
A. sensus D. sensus house holder
B. sensus de facto E. sensus canvasser
C. sensus de jure
6. Pertumbuhan penduduk yang terjadi karena jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah
kematian atau sebaliknya disebut …
A. ratio ketergantungan D. pertumbuhan penduduk karena migrasi
B. kepadatan penduduk aritmetik E. pertumbuhan penduduk alami
C. kepadatan penduduk agraris
7. Pertumbuhan penduduk yang terjadi karena jumlah orang yang datang lebih besar
daripada orang yang pergi atau sebaliknya disebut …
A. ratio ketergantungan D. pertumbuhan penduduk karena migrasi
B. kepadatan penduduk aritmetik E. pertumbuhan penduduk alami
C. kepadatan penduduk agraris
10. Penduduk Kabupaten Sukamaju pada tahun awal tahun 2007 tercatat sejumlah 300.000
jiwa, selama tahun tersebut tercatat kelahiran sebanyak 225 jiwa, kematian 80 jiwa,
penduduk yang masuk 70 jiwa dan yang keluar 30 jiwa. Maka tingkat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Sukamaju selama tahun 2007 adalah …
A. 300.185 jiwa C. 0,6% E. 229.815jiwa
B. 0,06 % D. 185 jiwa
10
MODUL
2
PENDUDUK USIA REMAJA
PENDAHULUAN
Modul 2 ini diberi judul Penduduk Usia Remaja, didalamnya akan memuat 3 hal pokok
yang berhubungan dengan tingginya jumah remaja, yaitu:
- Pengertian remaja
- Jumlah penduduk usia remaja di Indonesia
- Potensi dan peran remaja dalam pembangunan dan program keluarga berencana
Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah : “ dapat memahami
pengertian remaja, perkembangan jumlah remaja di Indonesia, serta potensi dan peran
remaja dalam pembangunan dan program keluarga berencana”.
Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
dapat :
11
2 PENDUDUK USIA REMAJA
Penduduk usia remaja merupakan modal pembangunan yang sangat besar bagi negara
Indonesia dimasa yang akan datang. Dengan bertambahnya penduduk remaja, semakin
bertambah besar juga potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Syaratnya,
remaja Indonesia harus memiliki kualitas yang baik. Namun sebaliknya, bisa juga merupakan
bencana kalau mereka tidak dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh.
A.Pengertian Remaja
Remaja menurut BKKBN adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19
tahun dan belum menikah. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah
penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun. United Nations fund for
Population Activities (UNFPA) mengembangkan dewasa muda yaitu mereka yang berusia
15-24. Definisi ini berpotongan dengan definisi remaja. Akhirnya kedua lembaga PBB ini
menyatukan definisi remaja dan dewasa muda menjadi satu definisi yaitu usia 10-24 tahun
yaitu kelompok orang muda (young people).
12
Proyeksi jumlah remaja di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut :
C. Potensi dan peran remaja dalam pembangunan dan program keluarga berencana
Remaja adalah generasi masa depan bangsa yang akan sangat menentukan masa depan
bangsa. Hal ini dapat dipahami karena para remaja selain berjumlah sangat besar juga remaja
termasuk dalam kategori usia produktif yang apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
akan menjadi modal pembangunan yang tidak ternilai harganya, mengingat mereka adalah
generasi terdidik yang memiliki semangat kerja dan idealisme yang tinggi.
Mengingat hal tersebut, sudah selayaknya jika para remaja kita tanggap terhadap
perubahan dan perkembangan lingkungan. Sikap tanggap tersebut akan menumbuhkan
semangat dan kemauan untuk membangun negara secara maksimal. Dalam kenyataannya,
remaja sebagai bagian dari generasi muda memang telah menunjukkan peran yang tidak kecil
artinya dalam membawa kemajuan negara kita. Banyak remaja Indonesia yang telah mampu
berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik di berbagai ajang nasional
maupun internasional dan membawa nama harum bangsa.
Demikian juga remaja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak sedikit yang telah
berprestasi baik di tingkat nasional, bahkan Internasional. Tentu ini menjadi kebanggaan
tidak saja bagi masyarakat Yogyakarta tetapi juga Indonesia. Didukung remajanya yang
terpelajar dan berkualitas, tentu saja masih banyak peluang dan kesempatan untuk terus
berprestasi mengharumkan ibu pertiwi.
13
Era program Keluarga Berencana (KB) dengan visi Penduduk Tumbuh Seimbang 2015,
telah mendudukkan remaja pada posisi yang strategis terlebih setelah secara tegas dinyatakan
bahwa Program KB sekarang ini juga menekankan pada remaja sebagai sasaran penggarapan
program sebagaimana tertuang dalam lima aspek garapan program KB menurut UU No 52
Tahun 1999 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yakni:
Pendewasaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga,
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dan Pengelolaan Kependudukan.
Peran serta remaja dalam program KB yang dalam hal ini diterjemahkan dalam
pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera menuju penduduk tumbuh seimbang 2015,
dapat dicermati dari remaja sebagai obyek ataupun sebagai subyek pengembangan program
KB.
Sebagai obyek, remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang harus dibina
secara terus menerus dan dimantapkan sehingga memiliki sikap dan perilaku yang
mendukung pelembagaan/pembudayaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
sebagai tujuan akhir dari program KB di Indonesia. Hasil yang diharapkan ialah mereka
mampu menjadikan dirinya dan anak cucunya kelak sebagai manusia Indonesia yang
berkualitas, cerdas, sehat dan terampil, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
loyalitas, dedikasi, dan disiplin yang tinggi serta berbudi pekerti luhur. Sedangkan sebagai
subyek, remaja harus mampu berperan secara aktif mendukung pembangunan keluarga kecil
bahagia sejahtera melalui kegiatan-kegiatan yang memberi kemungkinan, dan diintegrasikan
dengan kegiatan-kegiatan generasi muda di desa atau di dusun. Partisipasi ini akan memberi
sumbangan yang besar dalam melembagakan konsep NKKBS di lingkungan masyarakat kita.
Mengingat kedudukan dan perannya yang strategis tersebut, sudah selayaknya jika
remaja di era sekarang ini akan memberi andil yang besar dalam mengembangkan program
KB di Indonesia. Lebih-lebih remaja memiliki pendidikan yang lebih tinggi, sikap inovatif
terhadap norma dan ide baru yang rasional, bersifat dinamis dan berorientasi ke masa depan.
Karakteristik ini merupakan potensi pendukung untuk pengembangan peran remaja dalam
bidang KB di masa sekarang maupun yang akan datang sehingga kontribusinya dapat
ditingkatkan lagi.
Terkait dengan salah satu aspek garapan program KB yakni Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP), tantangan pokok yang dihadapi remaja sekarang ini adalah terus
meningkatnya perkawinan usia dini di masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sekarang ini paling tidak ada 47,79 persen
perempuan di kawasan pedesaan menikah pada usia dibawah 16 tahun, sementara di
14
perkotaan besarannya sekitar 21,75 persen. Perkawinan usia sekolah ini umumnya terjadi di
daerah pantai utara, pantai selatan dan pegunungan. Selama ini Jawa Barat yang merupakan
salah satu penyumbang Angka Kematian Ibu (AKI) terbesar di Indonesia, menyimpan kasus-
kasus perkawinan usia sekolah yang cukup besar jumlahnya.
Dengan realitas tersebut, pemerintah melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) memandang perlu untuk mendewasakan usia perkawinan sehingga
perkawinan di usia sekolah tidak terjadi lagi, walaupun sebenarnya Undang-Undang
Perkawinan No 1 Tahun 1974 telah membolehkan perempuan kawin di usia minimal 16
tahun dan laki-laki 19 tahun. Sebab idealnya, seorang perempuan kawin pada usia minimal
20 tahun sedangkan laki-laki 25 tahun. Pertimbangannya adalah bahwa diusia tersebut pihak
perempuan maupun laki-laki telah mencapai kedewasaan fisik, mental, sosial ekonomi dan
spiritual.
Tekad BKKBN untuk mendewasakan usia perkawinan terutama bagi perempuan dapat
dibaca dari salah satu sasaran strategis Program KB pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 yakni meningkatnya median usia perkawinan
pertama perempuan dari 19,8 tahun pada saat ini menjadi 21 tahun pada tahun 2014. terkait
dengan kepentingan ini, BKKBN telah mengembangkan program Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR) sekaligus membentuk wadah kegiatan tersebut dengan prinsip pengelolaan
dari, oleh dan untuk remaja yang diberi nama Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja (PIK KRR) pada tahun 2006. Sejalan dengan perkembangan zaman
pasca lahirnya Undang-Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, PIK KRR telah diubah namanya menjadi Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK Remaja) sementara programnya berubah menjadi program
Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). Sekarang ini PIK Remaja yang
merupakan bagian dari bimbingan teman sebaya telah tersebar di 4.850 kecamatan di
Indonesia dengan jumlah kelompok tidak kurang dari 8.151 kelompok.
PIK Remaja dengan program PKBR nya sekarang ini diharapkan mampu memfasilitasi
terwujudnya “Tegar Remaja” yakni remaja yang tidak saja berperilaku sehat dan terhindar
dari resiko Triad KRR (Seksualitas, Napza dan HIV/AIDS) tetapi juga remaja yang mau
menunda usia perkawinannya hingga mencapai kedewasaan penuh, bercita-cita mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (KKBS), serta mampu menjadi contoh, model, idola, dan
sumber informasi bagi teman sebayanya. Ini berarti, remaja dimaksud akan mengisi masa-
masa remajanya dengan kegiatan positif yang berguna sebagai bekal kelak jika sudah
berkeluarga. Dengan demikian, PIK Remaja pada prinsipnya adalah suatu wadah yang
15
dikelola dari, oleh dan untuk remaja dalam memberikan informasi dan konseling KRR serta
penyiapan kehidupan berkeluarga.
Selama ini, kegiatan PIK Remaja selain memberikan informasi tentang KRR kepada para
remaja. Juga memberikan pelayanan konseling serta rujukan KRR bagi remaja yang
mempunyai masalah dan sulit untuk memecahkannya. Lebih dari itu, PIK Remaja yang sudah
mencapai tahapan tegak maupun tegar juga akan memberikan pendidikan
ketrampilan/kecakapan hidup (life skill) baik yang terkait dengan KRR maupun dalam rangka
pemberdayaan sosial ekonomi.
Dengan keberadaan PIK Remaja ini, tampak sekali bahwa peran serta remaja dalam
pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera menuju Penduduk Tumbuh Seimbang 2015,
tidak perlu diragukan lagi. Sehingga ke depan PIK Remaja perlu ditumbuhkembangkan di
sekolah dan dimasyarakat sehingga hasilnya menjadi lebih baik dan berguna bagi masyarakat.
Dibalik harapan yang diemban remaja untuk ikut serta bertanggung jawab dan
berpartisipasi aktif dalam program kependudukan serta perencanaan keluarga sejahtera,
disadari betul bahwa remaja rentan dengan permasalahannya sendiri seiring dengan kemajuan
teknologi dan perkembangan budaya tanpa batas. Permasalahan gaya hidup konsumtif,
narkoba, pergaulan dan seks bebas serta tawuran membuat remaja kehilangan daya juang dan
jati dirinya, sehingga gagal meraih prestasi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Karena itu untuk membuat remaja tetap eksis dalam kegiatan yang positif perlu terus ada
pengawasan dan sekaligus pembinaan karakter melalui berbagai kegiatan menuju remaja
yang sehat, produktif dan berbudi luhur sebagai insan berkepribadian Indonesia.
16
RANGKUMAN
1.Definisi remaja adalah penduduk usia 10-24 tahun yaitu kelompok orang muda (young
people).
2.Pertambahan jumlah penduduk remaja yang berkualitas menyebabkan bertambah pula
potensi sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia untuk pembangunan.
3.Jumlah penduduk remaja yang besar bila tidak disertai dengan kualitas yang baik akan
menjadi beban pembangunan.
4.Upaya peningkatan kualitas remaja sebagai modal pembangunan harus dilakukan secara
simultan dengan program yang jelas dari semua pihak.
EVALUASI
17
3.Remaja sebagai generasi penerus tentu saja diharapkan dapat melanjutkan cita-cita luhur
bangsa Indonesia. Jelaskan peran serta remaja dalam pembangunan !
4.Peranan dan kedudukan remaja yang sangat strategis dalam pembangunan tentunya
menuntut remaja untuk mempersiapkan diri agar dapat menjadi agen pembangunan kelak
dikemudian hari. Jelaskan sikap-sikap yang harus dikembangkan remaja dalam
kedudukannya sebagai agen penerus pembangunan !
5.Bagaimana cara yang dapat ditempuh agar remaja Indonesia terhindar dari hal-hal yang
dapat merusak fisik dan mental mereka diera globalisasi ini ?
18
MODUL
3
PENDUDUK USIA PRODUKTIF
PENDAHULUAN
Modul 3 ini diberi judul Penduduk Usia Produktif, didalamnya akan memuat 2 hal pokok
yang berhubungan dengan tantangan usia produktif, yaitu:
- Bonus demografi
- Tantangan yang dihadapi usia produktif
Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah : “ dapat memahami
bonus demografi dan tantangan yang dihadapi penduduk pada usia produktif dewasa ini
dalam rangka pembangunan dan peningkatan kualitas manusia Indonesia yang tangguh”.
Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
dapat :
19
3 PENDUDUK USIA PRODUKTIF
Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 hingga 64 tahun. Penduduk
muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif
karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Sementara itu penduduk berusia diatas 64 tahun dianggap tidak produktif
karena kemampuannya tidak bisa optimal dalam melakukan pekerjaan.
Seiring pertambahan usia, beban dan tanggung jawab individu akan menyertai, manusia
produktif dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bertujuan baik dalam hidupnya
serta bermanfaat untuk orang lain.
Semakin meningkatnya penduduk usia 15-64 tahun dapat menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi. Banyaknya penduduk usia produktif diharapkan mampu menjadi
penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga kerja berkualitas maupun sebagai pembuka
lapangan kerja bagi yang lain.
Seiring dengan semakin tingginya jumlah penduduk usia produktif, maka kebutuhan
akan lapangan pekerjaan semakin tinggi pula. Apabila tidak terjadi keseimbangan dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan, maka akan muncul ancaman pengangguran.
A. Bonus Demografi
Program Keluarga Berencana yang telah digulirkan di Indonesia sejak tahun 1967 telah
berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu. Saat ini pertumbuhan
pendududuk Indonesia 1,49% per tahun (berdasarkan sensus penduduk tahun 2010). Tentu
saja hal ini perlu mendapat apresiasi dari semua pihak karena tanpa kerja keras dari semua
pihak khususnya BKKBN tentu saja hal ini sangat sulit dicapai. Namun fokus perhatian
dibidang kependudukan ini seyogyanya bukan hanya pada pertumbuhannya saja, namun
termasuk stuktur dan persebaran.
Menurut hasil sensus tahun 2010 penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta, sekitar
26,8% atau 64 juta jiwa di antaranya adalah remaja atau kelompok berusia 15 - 24 tahun. Hal
ini terjadi karena struktur umur penduduk telah mengalami perubahan yang pada mulanya
membentuk piramida dengan penduduk usia balita yang sangat besar, saat ini “alas yang
besar” tersebut telah bergeser ke atas sehingga jumlah penduduk usia remaja meningkat
20
dengan pesat. Jumlah remaja yang besar merupakan potensi yang besar bagi kemajuan
bangsa. Namun, jika tidak dibina dengan baik atau dibiarkan saja berkembang ke arah yang
negatif, maka akan menjadi beban bagi negara.
Menurut prediksi para ahli demografi, Indonesia pada tahun 2020 – 2030 akan
mengalami puncak bonus demografi. Bonus demografi adalah suatu keadaan atau kondisi
dimana penduduk yang berusia produktif lebih banyak daripada yang berusia non-produktif
(anak-anak dibawah 15 tahun dan usia lanjut).Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang
berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar
237,6 juta jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2035 tersebut menyebabkan
Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Meski begitu,
peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi dengan meningkatnya penduduk
berusia produktif (usia 15 tahun sampai 65 tahun).
Jumlah usia produktif yang besar tentu akan banyak membawa keuntungan bagi
bangsa, diantaranya dengan tersedianya tenaga kerja yang sangat banyak, namun apabila
tidak disertai dengan penyediaan lapangan kerja dan kualitas penduduk yang rendah maka
yang terjadi adalah petaka bukanlah bonus seperti yang diharapkan.
21
Mengingat masa bonus demografi yang semakin mendekat maka perlu kiranya
dipersiapkan generasi muda yang tangguh sehingga dapat mengisi masa bonus demografi
tersebut dengan baik.
B. Tantangan yang dihadapi remaja sebagai penduduk usia produktif
Dalam menghadapi bonus demografi yang dapat menjadi berkah sekaligus
mendatangkan masalah, remaja Indonesia sebagai generasi penerus bangsa justru tengah
dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri
oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya
terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul
perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan benturan budaya.
Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa remaja, ditambah
dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya
masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau ganguan
perilaku.Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapai kematangan dalam
berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang
memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.
Usia remaja termasuk ke dalam usia produktif yang diharapkan dapat menjadi salah
satu pilar bagi kemajuan bangsa dan negara. Namun saat ini tengah menghadapi tantangan
yang sangat berat. Menurut hasil sensus tahun 2010 total jumlah penduduk usia produktif
(15-64 tahun) sekitar 63,54% atau sekitar 150.971.000 jiwa. Untuk Daerah Istimewa
Yogyakarta, menurut sensus 2010 penduduk usia produktifnya sebanyak 2.249,885 jiwa. .
Hal ini harus menjadi fokus perhatian semua pihak. Tantangan pada penduduk usia produktif
diantaranya :
1. Perilaku seks bebas
Tingginya persentase remaja melakukan hubungan seksual pranikah yang berakibat
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta aborsi dan berujung pada kematian ibu
menjadi persoalan serius yang harus diperhatikan. Hal ini berkaitan semakin tingginya
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat aborsi yang dilakukan oleh remaja yang merupakan
satu indikator penilaian derajat kesehatan masyarakat. Ada beberapa faktor yang
dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, diantaranya
perubahan hormonal yang dapat meningkatkan hasrat seksual, penyebaran informasi
22
yang salah misalkan dari buku dan VCD porno, rasa ingin tahu yang sangat besar serta
kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua maupun sekolah, serta sikap
masyarakat yang terlalu permisif atau membiarkan terhadap perilaku remaja yang tidak
lazim menurut budaya timur. Terdapat juga beberapa alasan lain yang menyebabkan
remaja melakukan seks pranikah diantaranya sebagai bukti cinta dan sangat mencintai
pacar, dijanjikan akan menikah, takut mengecewakan pacar dan takut diputusin pacar.
Akibatnya, menyebabkan kehamilan yang tidak dikehendaki dan akhirnya melakukan
tindakan aborsi yang tidak aman karena pasangan remaja tersebut belum siap
membangun keluarga. Permasalahan remaja itu berkaitan dengan risiko kesehatan
reproduksi karena adanya perubahan di sekitar lingkungan hidup remaja.
2. Narkoba
Data BNN 2008, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk indonesia (sekitar 3,2
juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut 78% diantaranya adalah remaja
usia 20-29 tahun. Diketahui dari data tersebut bahwa 800.000 diantara remaja madat
Narkoba adalah pelajar dan mahasiswa menggunakan jarum suntik. Sebesar 60% dari
pengguna jarum suntik tersebut sudah terjangkit HIV/AIDS. Dalam setahun terkahir,
diantara 100 mahasiswa rata-rata 8 mahasiswa pernah mengkonsumsi Narkoba.
Penyalahgunaan Narkoba lebih tinggi 3-6 kali dikampus swasta dibanding negeri. Sekitar
19% remaja/mahasiswa di Akademi/Perguruan Tinggi pernah ditawari Narkoba oleh
temannya. Kampus dan rumah teman disebut. Sebagai tempat menawarkan Narkoba.
3. HIV-AIDS
Data Depkes, Maret 2009, secara kumulatif jumlah kasus AIDS atau orang yang saat ini
positif terjangkit AIDS di Indonesia adalah sebesar 16.964 kasus. 53.58% dari jumlah
tersebut adalah remaja. Dilaporkan dari data tersebut bahwa penularannya adalah
melalui: homosex 3.6%, heterosex 55%, IDU (Injecting Drug Users) 46% dan lainnya
3.1%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagian besar remaja indonesia
ternyata tidak sehat. Sebagian besar (sekitar 60%) remaja mengaku telah mempraktekkan
seks pranikah, sebagian besar (sekitar 70%) remaja adalah pengguna Narkoba; separuh
(sekitar 50%) dari pengidap AIDS adalah kelompok umur remaja. Untuk kelompok
remaja yang berprilaku tidak sehat dan tidak berakhlak mulia ini, pastilah tidak dapat
dikatakan sebagai asset keluarga, masyarakat dan bangsa, bahkan sebaliknya, mereka
adalah beban keluarga, masyarakat dan bangsa. Pertanyaan kita kenapa remaja indonesia
berprilaku tidak sehat seperti itu? Kenapa jumlah dari kelompok ini cenderung semakin
23
banyak sepuluh tahun terakhir ini? Salah satu sebabnya adalah karena para remaja
Indonesia kurang memahami dan mempraktikan hidup yang sehat dan berakhlak mulia.
24
pendidikan melalui program wajib belajar dan wajib pendidikan dasar harus terus didukung,
dan secara khusus dibeberapa wilayah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sampai
ke wajib pendidikan menengah.
25
RANGKUMAN
1. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia antara 15 – 64 tahun, sementara
penduduk usia 0-14 dan usia lebih dari 64 tahun dianggap penduduk belum produktif dan
sudah tidak produktif lagi.
2. Bonus demografi atau windows of opportunity adalah keadaan suatu negara dengan
jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada penduduk yang tidak produktif.
3. Bonus demografi akan menjadi berkah apabila penduduk usia produktif memiliki
kualitas yang dapat diandalkan dalam membangun negara, sebaliknya akan menjadi
beban dan masalah yang cukup pelik apabila kelompok usia tersebut tidak berkualitas.
4. Permasalahan yang dihadapi pada usia produktif khususnya remaja diantaranya :
rendahnya pendidikan, kesehatan, dan kreatifitas, seks bebas, penularan penyakit seksual
menular, perkawinan pada usia dini, dan narkoba.
5. Perlu adanya penanganan serius dalam mempersiapkan generasi muda khususnya remaja
dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin sulit.
1. Mensyukuri atas kehidupan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk beraktifitas
2. Mampu menghindarkan diri dari perilaku menyimpang dan perbuatan negatif dalam
kehidupan sehari-hari
4. Membekali diri dengan perbuatan yang baik dan mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya untuk masa depan yang lebih baik.
26
EVALUASI
27
MODUL
4
PENDUDUK LANJUT USIA
PENDAHULUAN
Modul 4 ini diberi judul Penduduk Usia Lanjut, didalamnya akan memuat 3 hal pokok yang
berhubungan dengan penduduk lansia yang semakin meningkat, yaitu:
Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah : “ dapat memahami
batasan penduduk usia lanjut (lansia), perubahan dan permasalahan lansia yang dihadapi saat
ini “.
Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
dapat :
28
4 PENDUDUK LANJUT USIA (LANSIA)
29
merawat kesehatan tubuhnya. Hal yang sama juga terjadi dengan fungsi daya ingat dan aspek
psikologis. Kemampuan ekonomi juga akan menurun seiring usia. Sehingga perlu
dipersiapkan sejak dini agar tidak menjadi lansia yang sakit-sakitan, terlantar dan miskin.
Apabila jumlah penduduk lansia semakin banyak namun tidak diimbangi oleh kualitas
kehidupannya, maka akan menjadi beban bagi kelompok usia produktif atau anggota keluarga
lainnya. Oleh karena itu disamping menangani lansia yang sekarang agar memiliki kehidupan
yang baik, yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kualitas penduduk remaja dan usia
produktif agar pada masa tuanya hidupnya tetap baik.
A. Pengertian lansia
Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu:
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
Lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan yakni kelompok usia 46 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly) yakni antara usia 60-74 tahun.
c. Usia lanjut tua (Old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90 tahun.
2. Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
3. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjut usia adalah :
a. Lanjut usia (Geriatric Age) lebih dari 65 atau 70 tahun.
b. Terbagi untuk umur 75-80 tahun (Old) dan
c. Lebih dari 80 tahun (Very Old).
30
penciuman sehingga dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya
glukoma dan sebagainya.
c. Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun dan
pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa
atau stress. Hilangnya kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses
penuaan dan hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat
disembuhkan dan berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti komunikasi yang buruk
dengan pemberi perawatan, isolasi, paranoia dan penyimpangan fungsional.
d. Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih
terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi katarak yang menyebabkan
gangguan penglihatan, hilangnya daya akomodasi, meningkatnya ambang pengamatan
sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya
gelap, menurunnya lapang pandang sehingga luas pandangnya berkurang luas.
e. Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volume kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya
efektivitas pembuluh darah feriver untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk, duduk ke berdiri bisa mengakibatkan tekanan darah menurun menjadi mmHg
yang mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
2. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori cocok dengan
keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih cenderung disebut kerusakan
memori berkenaan dengan usia atau penurunan kognitif berkenaan dengan proses menua.
Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap
lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional
dan logitudional didapat bahwa kebanyakan, namun tidak semua lansia mengalami
gangguan memori, terutama setelah usia 70 tahun, serta perubahan IQ (intelegentia
quotient) tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,
berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan daya
membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
31
3. Perubahan-perubahan psikososial
Meliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya dan identitas di
kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang pensiun (purna tugas) ia akan
mengalami kehilangan financial, status, teman dan pekerjaan. Merasakan sadar akan
kematian, semakin lanjut usia biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap
kehidupan akhirat dan lebih mementingkan kematian itu sendiri serta kematian dirinya,
kondisi seperti ini benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin
memburuk, pada waktu kesehatannya memburuk mereka cenderung untuk
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu,
hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih muda, dimana
kematian mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan
kematian.
4. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai sikap mereka
sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara lain penurunan badaniah atau
dalam kebingungan untuk memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa yang di sebut
disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri
pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya dilakukan baru dilaksanakan hanya pada
masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Pada lansia yang realistik dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungan baru. Karena telah lanjut usia mereka sering dianggap terlalu
lamban, dengan gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak dan
berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak yang menurun dari lupa
sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih ingat betul peristiwa-peristiwa yang
telah lama terjadi, malahan lupa mengenal hal-hal yang baru terjadi.
32
1. Immobility (kurang bergerak): gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat
menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan
tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Instability (berdiri dan berjalan tidak stabil dan mudah jatuh). Akibat jatuh pada lansia
pada umumnya adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa
sakit, seperti patah tulang, cedera pada kepala. Penyebab instabilitas dapat berupa faktor
intrinsic, hal-hal yang berkaitan dengan keadaan fisik tubuh penderita karena proses
menua; dan faktor ekstrinsik yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obat tertentu dan
faktor lingkungan.
3. Incontinence (beser buang air senil). Keluarnya air seni tanpa disadari, semakin banyak
dan sering, mengakibatkan masalah kesehatan atau lingkungan, khususnya lingkungan
keluarga. Untuk menghindari ini, lansia sering mengurangi minum. Upaya ini justru
menyebabkan lansia kekurangan cairan tubuh dan juga berkurangnya kemampuan
kandung kemih dalam menjalankan fungsinya.
d. Intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia). Gangguan intelektual
merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat.
e. Infection (infeksi). Kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun adalah penyebab
utama lansia mudah mendapat penyakit infeksi. Selain itu berkurangnya fungsi berbagai
organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan
daya tahan tubuh yang sangat berkurang, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
f. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin
integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, daya pulih, dan kulit). Akibat proses
menua semua fungsi pancaindera dan otak berkurang. Demikian juga gangguan pada
saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya
komunikasi, daya pulih terhadap penyakitpun berkurang sedangkan kulit menjadi lebih
kering, rapuh dan mudah rusak.
g. Impaction (sulit buang air besar). Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya ini
adalah kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang mengandung serat, kurang
minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi
sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus
menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih
berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut.
33
h. Isolation (depresi), perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya
kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu
pemicu munculnya depresi pada lansia.
i. Inanition (kurang gizi ), kekurangan gizi dapat disebabkan ketidaktahuan untuk memilih
makanan yang bergizi. Terutama karena isolasi sosial (terasing dari masyarakat),
gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri.
j. Impecunity (tidak punya uang), dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan
fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga
tidak dapat memperoleh penghasilan.
k. Iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), masalah yang sering terjadi adalah
menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang banyak,
apalagi penggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter. Hal
ini dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit akibat pemakaian berbagai macam
obat.
l. Insomnia (gangguan tidur), berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh
para lansia, yakni sulit tidur, tidur tidak nyenyak, tidurnya banyak mimpi mudah
terbangun, jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun
dipagi hari.
m. Immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), daya tahan tubuh yang menurun
selain disebabkan karena proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan
seperti penyakit yang sudah lama atau baru diderita. Selain itu dapat juga disebabkan
penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ
tubuh dan lain-lain.
n. Impotence (impotensi). merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau
mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan.
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat
kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik
karena proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang
terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap
rangsangan.
Usaha pemerintah dalam mewujudkan penduduk lansia sejahtera dilaksanakan
melalui berbagai program/kegiatan pengembangan model pelayanan. Kegiatan tersebut
dilaksanakan melalui kerjasama lintas program maupun lintas sektoral, antara pemerintah,
34
organisasi sosial, dan masyarakat secara bersama-sama dengan mendirikan Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) dan program Home Care Service. Program Home Care Service
merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial lansia luar panti.
Home care service bagi lansia merupakan pelayanan yang lengkap dan berguna serta
sangat mendukung pemerintah dalam pelayanan terhadap lansia yang belum mendapatkan
pelayanan kesejahteraan sosialnya dari model pelayanan yang lain. Pelayanan ini
diperuntukkan bagi lansia yang tidak potensial (tidak mampu) dan potensial (mampu)yang
berada di lingkungan keluarga maupun lansia yang telah hidup sendiri dengan kegiatan
pemberian bantuan pangan, bantuan kebersihan, perawatan kesehatan, pendampingan,
konseling, dan rujukan dengan melibatkan anggota keluarga dan masyarakat yang berada di
sekitar tempat tinggal lansia.
Home care service diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan pelayanan
kebutuhan lansia di rumah/ di luar panti dalam hal kebutuhan dasar dan layanan kegiatan
sehari-hari serta memberikan perawatan lansia di rumah, meliputi kegiatan Bimbingan
Psikologi, Bimbingan Rohani, Pemeriksaan Kesehatan, dan Bimbingan Sosial. Sedangkan
tujuan dari program home care service yaitu untuk membantu keluarga yang mempunyai
lansia dalam rangka memenuhi kebutuhan dan perawatan lansia yang belum terjangkau
pelayanan kesejahteraan sosialnya, serta dapat membantu lansia tidak terlantar ataupun yang
mampu dalam rangka memenuhi kebutuhan dan perawatan diri sendiri.
Memiliki kesehatan di hari tua adalah impian semua orang. Lansia yang sehat secara
sosial dan psikologis adalah mereka yang melakukan aktifitas sendiri tanpa melibatkan
bantuan orang lain dan tetap menjadi individu yang aktif. Untuk kondisi yang seperti ini tentu
menjadi kebahagiaan bagi keluarga atau orang-orang terdekatnya. Hanya kenyataanya tidak
semua lansia seperti itu, banyak yang sakit-sakitan, terlantar dan miskin. Tidak sedikit yang
kemudian ditinggalkan oleh keluarganya, begitu mudahnya menyerahkan ke panti jompo
atau dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja. Dalam hal ini perlu ada kesadaran bersama untuk
mau mendengarkan, membantu dan merawat lansia. Khususnya bagi anak cucu dan
keluarganya, harus menyadari bahwa keberadaannya dibumi ini adalah dari dan karena
mereka. Tidak selayaknya mengabaikannya, tetapi justru harus semakin mencintainya, mau
merawatnya di usia sudah senja sampai pada saatnya menuju keabadian yang sempurna.
Namun tentu saja diatas segala upaya pemerintah tersebut yang terpenting adalah
kepedulian dan perhatian yang berasal dari keluarga sendiri. Seperti yang dikutip dalam Al
Qur’an surat Al Israa ayat 23 dan 24 :
35
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
(QS. Al Israa : 23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
Telah mendidik Aku waktu kecil" (QS. Al Israa : 24).
36
RANGKUMAN
1. Mensyukuri dan hormat akan kepada orang tua, nenek/kakek dan orang lanjut usia
lainnya
2. Peduli dan mampu memperlakukan orang yang lanjut usia dengan bijak, santun dan
bertanggung jawab
3. Memiliki semangat dan pola hidup yang sehat agar nantinya bisa merasakan hari
tua yang indah, sehat dan bahagia
EVALUASI
37
4. Sikap-sikap apa saja yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari terhadap
penduduk lanjut usia ?
5. Menjadi lansia yang mandiri merupakan impian semua orang. Hal-hal apa saja yang
harus dilakukan untuk memenuhi harapan tersebut ?
38
MODUL
5
URBANISASI DAN PERKEMBANGAN PERKOTAAN
PENDAHULUAN
Modul 5 ini diberi judul Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan, didalamnya akan memuat
4 hal pokok yang berhubungan dengan urbanisasi, yaitu:
- Pengertian urbanisasi
- Penyebab terjadinya urbanisasi
- Dampak yang timbul akibat urbanisasi
- Upaya dalam mengatasi urbanisasi
Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah : “ dapat memahami
konsep dasar urbanisasi dan upaya pembangunan wilayah” .
Secara lebih khusus tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah
dapat :
39
5 URBANISASI DAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PEKOTAAN
Mobilitas penduduk terjadi karena manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal inilah yang dapat menjadikan konsentrasi penduduk berada di wilayah
perkotaan. Daerah asal yang memiliki sumber daya terabaikan. Muncul kemudian banyak
masalah di perkotaan mulai dari pemukiman kumuh, pencemaran lingkungan, kemacetan,
dan kerawanan sosial.
Secara umum terdapat tiga area yang menjadi fokus kebijakan kependudukan di
Indonesia. Pertama adalah pengendalian kuantitas penduduk. Didalam kebijakan ini
kebijakan yang paling menonjol adalah pengelolaan kuantitas penduduk melalui pengaturan
kehamilan dan kelahiran (program keluarga berencana) dan penurunan kematian (program
kesehatan). Kedua adalah peningkatan kualitas penduduk melalui program kesehatan dan
pendidikan. Ketiga adalah pengarahan mobilitas penduduk utamanya melalui program
transmigrasi dan pembangunan wilayah. Disamping itu penyempurnaan sistem informasi
kependudukan juga menjadi fokus kebijakan kependudukan di Indonesia.
Pembangunan kependudukan yang meliputi pengaturan kuantitas, pengembangan
kualitas dan pengarahan persebaran dan mobilitas merupakan pembangunan sumberdaya
manusia. Dengan pengertian ini maka penduduk merupakan titik sentral pembangunan
sehingga penduduk harus dibangun agar mampu menjadi pelaku atau sumberdaya
pembangunan.
A. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi secara umum diartikan sebagai suatu proses bertambahnya jumlah penduduk
yang bermukim di perkotaan. Prof. Gurniwan kamil pasya berpendapat bahwa urbanisasi
mengandung beberapa pengertian:
1. Arus perpindahan penduduk dari desa ke kota.
2. Bertambah besarnya jumlah penduduk kota yang nonagraris yaitu pada sektor industri
dan sektor informal
3. Tumbuhnya pemukiman-pemukiman menjadi kota
4. Meluasnya pengaruh kota di pedesaan terkait dengan segi ekonomi, sosial, budaya dan
psikologi.
40
Dengan demikian, urbanisasi tidak semata-mata perpindahan penduduk dari desa ke
kota, melainkan tumbuhnya suatu kota yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang
telah disebutkan sebelumnya. Perpindahan penduduk ke suatu kota yang berasal dari berbagai
daerah, diantaranya dari desa ke kota lain dapat menyebabkan kota yang didatangi bertambah
penduduknya. Tujuan perpindahan penduduk ke suatu kota dengan alasan untuk
mendapatkan pekerjaan yang dianggap layak. Mereka bermukim menjadi penduduk kota
yang didatangi sehingga kota tersebut menjadi bertambah padat yang pada gilirannya dapat
menimbulkan permasalahan-permasalahan baru.
Saat ini penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan sudah mencapai 54 % dari total
seluruh penduduk di Indonesia, dan ddiperkirakanmencapai 60 % pada tahun 2025, dan tahun
2050 orang yang tinggal di kota akan menjadi 75 %. Meningkatnya jumlah penduduk di
wilayah perkotaan lebih disebabkan karena meningkatnya arus migrasi desa-kota. Menurut
data BPS (2010), terdapat 5 provinsi di Indonesia yang memiliki angka urbanisasi paling
tinggi, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa
Tengah.
41
C. Dampak yang timbul akibat urbanisasi
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif, baik bagi desa yang
ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni.
1. Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut :
a. Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di
kota.
b. Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
c. Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
d. Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
2. Dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
a. Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
b. Perilaku masyarakat desa terkontaminasi oleh perilaku masyarakat kota yang tidak
sesuai dengan norma-norma masyarakat desa.
c. Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
d. Terhambatnya pembangunan di pedesaan.
Urbanisasi juga membawa dampak positif dan dampak negatif bagi kota yang dituju.
1. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
a. Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
b. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
a. Timbulnya pengangguran.
b. Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
c. Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
d. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk-bentuk masalah sosial
lainnya.
42
6. Memberi bimbingan dan penyuluhan dibidang pertanian.
Pada akhirnya harus disadari bahwa kota dan desaa mempunyai daya tarik dan potensi
masing-masing. Kota semakin banyak penduduknya karena dianggap mempunyai daya tarik
dan membuat orang beranggapan bahwa di kota hidup lebi enak, meski faktanya hidup di
kota tidak selalu menyenangkan dan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu tidak
harus tergiur untuk pindah ke wilayah perkotaan, justru semestinya dapat mengembangkan
wilayahnya sendiri, menentukan masa depan sendiri dengan ikut menentukan masa depan
desa menjadi desa yang maju. Lambat laun akan menjadi kota juga, kota yang tidak
kehilangan roh desanya, ditandai oleh kultur masyarakatnya yang tetap hidup dalam
kekeluargaan, kegotongroyongan serta memberikan kenyamanan baik dari sisi pemenuhan
materi maupun psikologi. Sebagai generasi muda, diharapkan memiliki kepedulian dan
kecintaan terhadap daerahnya, mampu menggali potensi yang ada serta mau memberikan
kontribusi bagi pembangunan di wilayahnya masing-masing.
43
RANGKUMAN
1. Mensyukuri anugerah Tuhan atas wilayah / daerahnya yang indah dan kaya potensi
nilai-nilai keluhuran
2. Mau peduli terhadap lingkungan hidup disekitarnya, dan mau membangun
wilayahnya untuk menjadi pemukiman yang ramah, sejuk dan bersih
EVALUASI
44
3. Urbanisasi dapat membawa dampak positif dan dampak negatif. Jelaskan dampak positif
dan dampak negatif urbanisasi bagi desa dan kota !
4. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan agar arus urbansasi dapat dikendalikan ?
45
DAFTAR PUSTAKA
Hasmi, Eddy. (2013). Kerjasama pendidikan kependudukan jalur non formal : Materi
Presentasi dan Paper. Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan dan Kependudukan BKKBN.
Hasmi, Eddy. (2013). Masa Depan Indonesia. Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan dan
Kependudukan BKKBN.
Manggala, Leo Agung. (2013). Anak Muda, Bisa Apa?, Jakarta : Direktorat Kerjasama
Pendidikan dan Kependudukan BKKBN.
Panjaitan, Anggita Hotna. (2013). Lansia, Siapa Bilang Sia-Sia ?, Jakarta: Direktorat
Kerjasama Pendidikan dan Kependudukan BKKBN.
Pitoyo, A. J. (2013). Ayo Menjadi Remaja Berkarakter : Religius, Sehat, Cerdas, Produktif.
Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan dan Kependudukan BKKBN.
Pitoyo, A. J. (2013). Menjadi Lansia Idaman. Jakarta: Direktorat Kerjasama Pendidikan dan
Kependudukan BKKBN.
Satriyo, Anastasia. (2013). Awas Bumi Kita Sesak, Jakarta : Direktorat Kerjasama
Pendidikan dan Kependudukan BKKBN.
46
Satriyo, Anastasia. (2013). Di sini atau Di sana ?, Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan
dan Kependudukan BKKBN.
Sutanto, Okki. (2013). Berkarya ? Siapa Takut !, Jakarta : Direktorat Kerjasama Pendidikan
dan Kependudukan BKKBN.
Internet
www.annnisanurbaiti10.blogspot.co.id
www.bkkbn.go.id
www.bps.go.id
www.google.com
www.mardiya.wordpress.com
www.newlifeimage.com
www.slideshare.net
www.sitimariyam810.blogspot.co.id
www.yuswohady.com
www.alfinmod.wodpress.com
www.bps.diy
www. yogya.bkkbn.go.id
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa inginnya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Mensyukuri kondisi keragaman flora dan fauna di Indonesia yang melimpah sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa. (KD 1.1 pada KI 1)
2. Menunjukkan perilaku peduli terhadap pelestarian dan perlindungan flora dan fauna langka di
Indonesia dan dunia. (KD 2.1 pada KI 2)
3. Menganalisis dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya manusia di Indonesia
untuk pembangunan. (KD 3.4 pada KI 3)
Indikator :
a. Menemukan sumberdata kependudukan
b. Menguraikan kuantitas dan analisis demografi
c. Memahami kualitas penduduk
d. Menguraikan permasalahan kependudukan dan solusinya.
4. Menyajikan laporan observasi tentang dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya
manusia di Indonesia dengan memperhatikan prinsip-prinsip geografi dalam bentuk makalah
atau bentuk publikasi lainnya.(KD 4.4 pada KI 4)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Peserta didik mampu menemukankan sumber data kependudukan
2. Peserta didik mampu menjelaskan kuantitas dan analisis demografi berupa perhitungan angka-
angka kelahiran dan kematian
3. Peserta didik mampu menjelaskan kualitas penduduk yang terdiri dari pendidikan, kesehatan,
dan pendapatan
4. Peserta didik mampu menganalisis permasalahan kependudukan dan menemukan solusi kreatif
melalui diskusi antar kelompok
49
D. Materi Pembelajaran
1. Sumber data kependudukan
2. Kuantitas dan analisis demografi
3. Kualitas penduduk
4. Permasalahan kependudukan dan solusinya
a. Jumlah remaja semakin bertambah
b. Tantangan usia produktif
c. Jumlah lansia meningkat
d. urbanisasi
F. Sumber/Media/Alat Pembelajaran
Sumber Pembelajaran : Buku Geografi yang relevan
Internet, Koran, Majalah
Media Pembelajaran : Gambar-gambar fenomena antroposfer
Gambar-gambar kesehatan dan anak
Pamflet dan brosur dari BKKBD Kabupaten/kota
Data-data kependudukan kabupaten, kecamatan, dan desa
Peta wilayah Kabupaten/kota
Alat Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa (LKS)
Papan Tulis
Laptop, Projector dan Layar
50
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan diminta untuk mengidentifikasi metode yang dilakukan
data/Infor- dalam menghitung jumlah penduduk.
masi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
Penutup Kesimpulan Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil 20’
pembelajaran
Evaluasi Peserta didik mengerjakan soal tes tentang sensus penduduk, 30’
pertambahan, dan pertumbuhan penduduk
Refleksi Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif 15’
misalnya:
Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
Pengetahuan berharga/baru apa yang kamu peroleh
pada pembelajaran kita hari ini?
Menyampaikan materi yang akan datang
51
PERTEMUAN KE-2 (4 Jam Pelajaran)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Wakt
u
Pendahuluan Apresiasi 15’
Guru membuka pembelajaran dengan membaca
Basmallah
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Menanyakan kabar peserta didik – dengan fokus pada
mereka yang tidak datang dan/atau yang pada
pertemuan sebelumnya tidak datang
Motivasi :
Guru memberikan pemahaman tentang pentingnya
mempelajari masalah kependudukan khususnya fertilitas
dan mortalitas
52
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan diminta untuk mengidentifikasi statistika dan perhitungan
data/Infor- yang digunakan dalam fertilitas dan mortalitas.
masi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
53
dinding kelas/sekolah, majalah sekolah, mengunggahnya di
blog masing-masing.
Penutup Kesimpulan Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil 20’
pembelajaran
Evaluasi Peserta didik membuat piramida penduduk, grafik,dan tabel 30’
berdasarkan komposisi penduduk. Menghitung CBR , GFR, ASFR
TFR, CDR , ASDR, IMR dan MMR, selanjutnya dikumpulkan
menjadi fortopolio.
54
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan diminta untuk mengidentifikasi statistika dan perhitungan
data/Infor- yang digunakan dalam menyusun komposisi penduduk.
masi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
Penutup Kesimpulan Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil 20’
pembelajaran
Evaluasi Peserta didik membuat piramida penduduk, komposisi 30’
penduduk, menghitung CBR , GFR, ASFR, TFR , angka beban
ketergantungan dan perbandingan jenis kelamin. Seanjutnya
dikumpulkan menjadi fortopolio.
Refleksi Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif 15’
misalnya:
Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
Pengetahuan berharga/baru apa yang kamu peroleh
pada pembelajaran kita hari ini?
Menyampaikan materi yang akan datang
55
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan diminta untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
data/Infor- kependudukan tantangan usia produktif.
masi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
Mengkomu- Peserta didik mengumpulkan hasil karya mereka dan 30’
nikasikan mempersentasikan di depan kelas.
Peserta didik menyajikan hasil simpulan pada media: majalah
dinding kelas/sekolah, majalah sekolah, mengunggahnya di
blog masing-masing.
Penutup Kesimpulan Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil 20’
pembelajaran
Evaluasi Peserta didik membuat karya tulis dari permasalahan tantangan 30’
usia produktif tersebut .
Refleksi Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif 15’
misalnya:
Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
Pengetahuan berharga/baru apa yang kamu peroleh
pada pembelajaran kita hari ini?
Menyampaikan materi yang akan datang
56
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan diminta untuk mengidentifikasi permasalahan jumlah lansia
data/Infor- dan permasalahan yang dihadapi lansia
masi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
Mengkomu- Peserta didik mengumpulkan hasil karya mereka dan 30’
nikasikan mempersentasikan di depan kelas.
Peserta didik menyajikan hasil simpulan pada media: majalah
dinding kelas/sekolah, majalah sekolah, mengunggahnya di
blog masing-masing.
Penutup Kesimpulan Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil 20’
pembelajaran
Evaluasi Peserta didik membuat karya tulis dari permasalahan jumlah 30’
lansia dan permasalahan yang dihadapi lansia
Refleksi Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif 15’
misalnya:
Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?
Pengetahuan berharga/baru apa yang kamu peroleh
pada pembelajaran kita hari ini?
Menyampaikan materi yang akan datang
57
Menanya Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan gambar- 10’
gambar yang ditampilkan. Pada saat yang sama guru
mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan ke pencapaian
kompetensi dasar.
Mengumpul- Dengan membaca buku sumber geografi, peserta didik 15’
kan data diminta untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
/Informasi kependudukan khususnya urbanisasi
Mengasosia- Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk 35’
sikan menganalisis tugas yang diberikan oleh guru , kemudian
merumuskan jawaban dan simpulan dari tiap-tiap tugas yang
diberikan.
H. Penilaian
1. Jenis dan Bentuk Penilaian
58
Rasa ingin tahu : selalu bertanya di berbagai kesempatan
Berfikir logis, kritis dan kreatif: memiliki argumen-argumen yang logis dan kritis tentang
suatu masalah dan kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah.
Jujur dan mandiri: tidak pernah menyontek dalam ulangan/ ujian dan jujur dalam
pembuatan tugas, serta secara mandiri mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
Berorientasi pada tugas dan hasil : menghasilkan tugas dengan tepat waktu dan hasil yang
baik
Komunikatif : berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan mengemukakan pendapat
dengan baik.
Keterangan :nilai adalah skor yang diperoleh oleh peserta didik dari tiap-tiap soal atau tugas
yang dikerjakan/diperoleh
Keterangan :
a. Setiap indikator penilaian di beri nilai 60 – 100 sesuai dengan tugas yang telah
diselesaikan oleh peserta didik
b. Nilai adalah rata-rata skor yang diperoleh oleh peserta didik
59
Keterangan :
1) Skor rentang antara 1 – 4
1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = amat baik
2). Nilai = jumlah skor / 4
Keterangan :
1) Skor rentang antara 1 – 4
1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = amat baik
2). Nilai = jumlah skor / 4
PERTEMUAN 1
Pengertian sensus :
Sensus de facto :
Sensus de jure :
60
Berdasarkan metode yang dilakukan, sensus terbagi 2 :
Metode Canvasser :
2.
3. REGISTRASI
Pengertian registrasi :
4.Contoh
SURVEI: PENDUDUK
Contoh :
61
Kriteria pertumbuhan :
< 1% = rendah
1-2% = sedang
>2% = tinggi
KEPADATAN PENDUDUK
1. Lengkapi Tabel kepadatan tiap kecamatan di kota/kab ..................... berikut ini
62
1 ...........................
2 ...........................
3 ...........................
4 ...........................
5 ...........................
6 ...........................
7 ...........................
8 ...........................
9 ...........................
10 ...........................
dst ...........................
JUMLAH
63
Legenda : Dibuat oleh :
Nama : ..................................................
Kelas : ...................................................
Berilah arsiran atau warna yang berbeda tiap kecamatan untuk klasifikasi kepadatan
penduduk di kota/kabupaten sesuai dengan Undang-undang Nomor:56/PRP/1960.
PERTEMUAN 2 : KOMPOSISI PENDUDUK, FERTILITAS, DAN MORTALITAS
1. KOMPOSISI PENDUDUK
Mintalah data kependudukan desa tempat tinggalmu dari kantor UPT BKKBD atau kantor
Kecamatan dan isilah kolom yang kosong dari tabel berikut ini :
A. Jumlah penduduk dari tahun 2010 sampai 2014
B. Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun 2014
C. Komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan (khusus untuk usia produktif) tahun
2014
D. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2014
TABEL 1
PERKEMBANGAN PENDUDUK TAHUN 2010 – 2014
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................
JUMLAH PENDUDUK
TAHUN
(jiwa)
2010
2011
2012
2013
2014
64
TABEL 2
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
USIA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(tahun)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-65
65-69
70-74
75-79
>80
JUMLAH
TABEL 3
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
Jumlah Persentase
No. Jenis Pekerjaan
(jiwa) (%)
1. Pegawai Negeri Sipil
2. TNI/POLRI
3. Karyawan Swasta
4. Petani
5. Nelayan
6. Buruh
7. Wiraswasta
JUMLAH
TABEL 4
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
DESA/KELURAHAN ...........................................
65
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
Jumlah Persentase
No. Tingkat pendidikan
(jiwa) (%)
1. Tidak lulus SD
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Sarjana
6. Pasca sarjana
JUMLAH
Jawaban :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Artinya..........................................................................................................................................
Jawaban :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Artinya .........................................................................................................................................
2. FERTILITAS
Mintalah data kependudukan desa tempat tinggalmu dari kantor UPT BKKBD atau kantor Kecamatan
A. Jumlah penduduk wanita usia 15 – 49 tahun (bisa dilihat dari LKS sebelumnya)
B. Banyaknya kelahiran (lahir hidup) pada wanita kelompok usia 15 – 49 tahun selama tahun 2014
66
C. Banyaknya kelahiran (lahir hidup) selama tahun 2014 dari tiap kelompok usia wanita
TABEL 1
JUMLAH KELAHIRAN
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
TABEL 2
JUMLAH KELAHIRAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA WANITA
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
PENGELOMPOKKAN WANITA
BANYAK KELAHIRAN
BERDASARKAN USIA
(jiwa)
(tahun)
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
45 – 49
1. Hitunglah :
A. Crude Birth Rate (CBR) / Angka Kelahiran Kasar
CBR : angka kelahiran kasar
B : jumlah kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
k : konstanta biasanya 1000
Jawaban : .....................................................................................................................................
67
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya .........................................................................................................................................
.......... ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................................
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................
C. Age Specific Fertility Rate (ASFR) / Angka Kelahiran pada Usia Tertentu
Rumus menghitung ASFR :
PENGELOMPOKKAN WANITA
JUMLAH KELAHIRAN
BERDASARKAN USIA ASFR
(jiwa)
(tahun)
15 – 19 (a)
20 – 24 (b)
25 – 29 (c)
30 – 34 (d)
35 – 39 (e)
40 – 44 (f)
45 – 49 (g)
45 – 49 (h)
TFR =
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
3. MORTALITAS
Mintalah data kependudukan desa tempat tinggalmu dari kantor UPT BKKBD atau kantor Kecamatan
A. Jumlah penduduk pada awal dan akhir tahun
B. Banyaknya kematian pada setiap kelompok usia selama tahun 2014
C. Banyaknya kelahiran dan kematian bayi selama tahun 2014
D. Jumlah ibu hamil dan meninggal pada saat persalinan dan nifas selama tahun 2014
TABEL 1
JUMLAH KEMATIAN PENDUDUK
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
69
45-49
50-54
55-59
60-65
65-69
70-74
75-79
>80
JUMLAH
TABEL 2
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
TABEL 3
ANGKA KEMATIAN IBU
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya .........................................................................................................................................
70
b. Angka Kematian Menurut Kelompok Umur Tertentu (Age Specific Death
Rate/ASDR)
Jumlah kematian penduduk pada kelompok umur tertentu (i) per 1000 penduduk berumur
yang sama
Di ASDR = angka kematian kasar
ASDR = ----- x k (1000) Di = jumlah kematian pada kelompok usia tertentu
Pi Pi = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya .........................................................................................................................................
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya .........................................................................................................................................
Jawaban : .....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.................
Artinya..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
..............
71
Untuk menambah pengetahuan siswa mengenai kehamilan dan pasca melahirkan maka
siswa dapat melakukan wawancara dengan ibu hamil dan ibu nifas pada saat liburan
sekolah. Kuesioner ini telah dilengkapi jawaban sehingga apabila terdapat pertanyaan
yang tidak dapat dijawab oleh responden maka siswa dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan. Hal ini dilakukan agar dapat secara langsung memberikan
pengetahuan bagi responden dan bagi siswa sendiri kelak ketika mereka telah
membentuk keluarga.
72
A. .........................................................................................................................................
B. .........................................................................................................................................
C. .........................................................................................................................................
D. .........................................................................................................................................
E. .........................................................................................................................................
5. Apakah ibu mengalami kenaikan berat badan? Berapa kg?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
6. Berapa banyak pil tambah darah yang harus diminum pada saat hamil?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
7. Berapa kali mendapat imunisasi selama kehamilan dan apa manfaatnya?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
73
3 Terlambat :
a. .........................................................................................................................................
b. .........................................................................................................................................
c. .........................................................................................................................................
12. Siapakah yang akan membantu persalinan ibu?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
13. Makanan apa saja yang harus dikonsumsi selama kehamilan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
14. Apakah ibu suka berkomunikasi dengan bayi yang sedang dikandung?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
15. Aktifitas apa saja yang harus dibatasi pada saat kehamilan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
16. Apakah manfaat persalinan bila dibantu oleh bidan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
17. Apakah ibu sudah mengetahui tanda-tanda akan bersalin
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
74
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
3. Apakah ibu mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada saat melahirkan? Apa saja?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
4. Kapan masa nifas?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
75
9. Obat apakah yang ibu konsumsi selama menyusui?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
10. Apakah yang dimaksud ASI eksklusif?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
11. Apa saja tanda bahaya nifas?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
76
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
C. Ibu hamil
1. Sudah
2. Bidan atau Dokter kandungan
3. Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan
4. a. Ukuran tinggi badan
b. Lingkar lengan bagian atas
c. Penimbangan berat badan tiap kali periksa
d. Berat badan akan naik sesuai usia kandungan
e. Ukuran tekanan darah dan besarnya kandungan tiap kali periksa (membesar
sesuai dengan usia kehamilan)
5. Ya
6. 90 butir
7. Suntikan TT (Tetanus Toksid) 2 kali, mencegah kematian bayi atau lahir cacat
8. Ya, bila pemeriksaan dilakukan di bidan atau dokter maka akan dijelaskan kapan
taksiran persalinan
9. Tabungan persalinan
10. Ya, (1) Pendarahan pada usia kehamilan muda maupun tua (2) Bengkak ditangan,
kaki, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang (3) Demam atau panas tinggi
(4) Air ketuban keluar sebelum waktunya (5) Bayi di dalam kandungan berkurang
gerakannya atau tidak bergerak (6) Muntah terus dan tidak mau makan (7) Batuk
lama, lemah, jantung berdebar-debar (8) Gatal pada kemaluan dan keputihan.
11. 4 Terlalu adalah :
a. Terlalu Muda untuk melahirkan (kurang dari 16 tahun)
b. Terlalu tua untuk melahirkan (lebih dari 35 tahun)
c. Terlalu sering (jarak antar kehamilan paling cepat 2 tahun)
d. Terlalu banyak (lebih dari 4 kali melahirkan).
3 Terlambat adalah :
a. Terlambat dalam mencapai fasilitas (Transportasi ke rumah sakit/puskesmas
karena jauh)
b. Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas
pelayanan (kurang lengkap atau tenaga medis kurang)
c. Terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan
12. Bidan atau Dokter kandungan
13.
77
Makanlah dengan pola gizi
seimbang, tidak ada pantangan
makanan selama hamil
b. Indera Pendengaran
Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai
pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air
ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik.
Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut
jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap
suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat.
Pada minggu ke 25 janin sudah dapat mendengar dan mengenali suara orang-
orang terdekatnya seperti ibu dan ayahnya. Lakukanlah komunikasi dengannya
meskipun hanya satu arah, bernyayilah orangtua, bacakan cerita atau berbicalah
dengan janin untuk lebih mendekatkan diri janin dengan orangtuanya dan lebih
mengenal suara dari orangtuanya.
Bahkan orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada
janin, sebaliknya alunan musik yang lembut dapat menenteramkan janin.
c. Indera Perasa
Indera perasa janin akan terbentuk pada minggu ke 13-15. Pada usia ini janin
dapat merasakan substansi yang pahit dan manis. Jika, cairan ketuban yang dia
rasakan manis, maka dia akan meminumnya dan menelannya. Namun jika air
ketuban yang dia rasakan terasa pahit, janin akan meronta dan mengeluarkannya,
serta janin akan menghentikan konsumsinya tsb..
d. Indera Penciuman
Indera penciuman akan terbentuk pada usia kehamilan 11 - 15 minggu. Ketika
indera penciuman ini terbentuk, janin dapat mencium dari bau air ketuban yang
baunya mirip seperti ibunya. Makanya ketika bayi terlahir, dalam beberapa jam ia
akan mengenali siapa ibunya berdasar dari indera penciuman ini.
e. Indera Penglihatan
Dari awal kehamilan hingga usia ke 26 mata bayi akan selalu tertutup untuk
memproduksi retina, namun meskipun demikian retina janin pada usia kehamilan
16 minggu dapat mendeteksi adanya pancaran sinar.
Pada usia kehamilan di minggu 27, janin mulai membuka matanya dan melihat
ke sekelilingnya untuk pertama kalinya. Mata janin dapat menangkap cahaya
78
yang masuk ke dalam rahim ibunya, baik itu sinar matahari atau sinar lampu.
Selain itu otak janin akan bereaksi terhadapa kelap-kelip cahaya
Dengan demikian janin ternyata dapat bereaksi terhadap berbagai rangsangan yang
datang dari luar bahkan dalam tubuh ibu. Oleh karena itu sudah seharusnya
lingkungan tempat tinggal, tingkah laku dan tutur kata ibu yang tengah mengandung
harus selalu dijaga. Segala sesuatu yang dilihat dan didengar sendiri, baik itu perasaan
suka, marah, sedih dan senang, sudah pasti memberi pengaruh bagi perkembangan si
janin. Jangan mengira bahwa janin belum memiliki perasaan, sehingga dengan
sengaja tidak membatasi diri. Disamping itu manfaatkan sepenuhnya keunikan janin
ini, untuk memberikan pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara
berangsur-angsur dengan penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan
kesehatan jiwa dan raga janin.
15. Bekerja terlalu keras dan menguras energi, dianjurkan untuk berolahraga ringan dan
mengurangi aktifitas yang terlalu berat
16. Dapat mengurangi resiko kematian pada ibu dan bayi
17. Tanda-tanda akan terjadi persalinan :
a. Perut mulas secara teratur
b. Mulas sering dan lama
c. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar air ketuban dari jalan lahir
79
a. Pendarahan lewat jalan lahir
b. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu tak kuat mengejan
d. Ibu kejang
e. Air ketuban keruh atau berbau
f. Ibu gelisah
g. Ibu merasakan sakit yang hebat
4. Tahapan masa nifas :
Merah segar (lokia lubra). Tahap pertama ini akan berlangsung selama tiga
hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berpotensi
mengandung banyak kuman penyakit.
Merah dan berlendir (lokia sanguinolenta). Untuk tahapan kedua ini
biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu.
Kuning kecoklatan lalu merah muda (lokia serosa). Cairan yang berwarna
seperti ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah
melahirkan.
Kekuningan lalu bening (lokia alba). Cairan ini keluar selama sekitar dua
minggu, yakni dari minggu keempat sampai minggu keenam. Bila cairan lokia
sudah berwarna bening, tandanya masa nifas Anda berlangsung normal.
5. Posisi menyusui bayi :
a. Kepala dan badan bayi harus satu garis lurus
Sama seperti halnya kita orang dewasa, bayi akan lebih nyaman saat menyusu
dan menelan, jika kepalanya tidak menoleh. Jika lehernya harus menoleh untuk
mencapai payudara, bayi mungkin akan pegal dan terlalu cepat melepas
payudara dari mulutnya.
b. Tubuh bayi didekap dekat dengan tubuh ibu
Kalau badan bayi terlalu jauh dari payudara, bayi cenderung hanya bisa
“menangkap” puting saja.
c. Ibu menopang seluruh tubuh bayi – bukan hanya kepala dan bahu
d. Bawa bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting
6. Susui sesering mungkin semau bayi
paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam bangunkan dan segera
susui, Berikan hanya ASI sampai bayi berusia 6 bulan (ASI eksklusif)
7. Suntikan vitamin K1 dan suntikan
hepatitis B sebelum bayi berumur 24 jam
8. Minimal 3 kali yaitu pada minggu
pertama, minggu ke-2 dan minggu ke-6
9. Minum vitamin A warna merah segera
setelah melahirkan, minum lagi kapsul vitamin A pada hari kedua (Jaraknya harus
24 jam), tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
10. Pemberian makanan hanya ASI pada
bayi sampai berusia 6 bulan
11. Tanda bahaya nifas :
a. Pendarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Demam
d. Bengkak di muka, tangan atau kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
e. Nyeri atau panas didaerah tungkai
f. Payudara bengkak, berwarna kemerahan dan atau sakit
g. Puting lecet
80
h. Ibu mengalami depresi (seperti menangis tanpa sebab dan tidak perduli pada
bayinya)
12. Tanda bahaya bayi baru lahir :
a. Bayi lahir tidak menangis
b. Tubuh bayi tidak kemerahan
c. Bayi pasif atau tidak bergerak
d. Bayi tidak menyusu dengan kuat
e. Berat badan bayi kurang dari 2,5 kg atau lebih dari 4 kg
13. Setelah selesai masa nifas ibu segera
mengikuti program Keluarga Berencana
14. Untuk laki-laki :
a. Kondom
b. Metode Operasi Pria (MOP)
Untuk Wanita :
a. Pil KB d. Spiral
b. Suntik KB e. IUD
c. Implant (susuk KB) f. Metode Operasi Wanita (MOW)
15. Anak dibawa ke posyandu setiap bulan
16. Mengetahui tingkat perkembangan dan
kesehatan anak
17. Imunisasi pada bayi :
a. HB 0. usia 0 -7 hari
b. BCG, Polio 1. usia 1 bulan
c. DPT/HB 1, Polio 2. Usia 2 bulan
d. DPT/HB 2, Polio 3. Usia 3 bulan
e. DPT/HB 3, Polio 4. Usia 4 bulan
f. Campak. Usia 9 bulan
g. Kapsul vitamin A
PERTEMUAN 3 : PENDUDUK USIA REMAJA
Isilah tabel komposisi penduduk berikut ini dengan data yang didapat dari UPT BKKBD atau
kantor kecamatan berikut ini sesuai dengan desa atau kelurahan tempat tinggalmu masing-
masing !
TABEL
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
USIA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(tahun)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
81
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-65
65-69
70-74
75-79
>80
JUMLAH
Setelah diisi data komposisi penduduk pada tabel diatas, buatlah perbandingan jumlah
penduduk dalam bentuk grafik batang atau grafik lingkaran dengan kategori :
1. Anak-anak (0-9 tahun)
2. Remaja (10-24 tahun)
3. Dewasa (25-65 tahun)
4. Lansia (>65 tahun)
Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas mengenai jumlah remaja yang ada di
daerahmu masing-masing !
KESEHATAN REPRODUKSI
1. Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual?
A. ya B. Tidak
1. Menurut anda apakah membicarakan tentang kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu?
A. ya B. Tidak
4. Setujukah anda tayangan TV atau media lainnya cukup berperan dalam meningkatnya
jumlah remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah?
A. setuju
B. Tidak setuju
5. Apakah materi pelajaran di sekolah sudah cukup untuk memberikan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi?
A. Ya B.Tidak
NARKOBA
83
a. Morfin
b. Ganja
c. Putaw
d. Sabu-sabu
e. Semua jawaban benar
8. Bagaimana pencegahan agar tidak terlibat pada penyalahgunaan narkoba ? (jawaban
boleh lebih dari 1)
a. Memilih kelompok teman-teman yang baik
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya narkoba
c. Menyediakan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi dengan orang lain
d. Mengikuti gerakan anti narkoba di sekolah
e. Semua jawaban benar
84
b. Menyebabkan ketagihan atau ketergantungan
c. Pemberian NAPZA oleh dokter sebagai penghilang rasa sakit
d. Menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan, dan perilaku
e. Menimbulkan tidak terkoordinasinya gerakan tubuh
Salah satu tantangan yang dihadapi penduduk usia produktif dewasa ini yang paling
mengkhawatirkan adalah Narkoba, bahkan sudah dinyatakan bahwa Indonesia darurat
narkoba. Oleh karena itu lakukan penilaian skala sikap terhadap para siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
85
narkoba
9. Apabila ada bujukan seorang teman menawarkan untuk
menggunakan narkoba, saya akan mencobanya karena
menghargai pemberiannya
10. Menurut saya, pengguna narkoba akan melakukan
tindak kejahatan/ kekerasan demi mendapatkan apa
yang mereka inginkan
11. Saya akan menjauhi tempat-tempat dimana adanya
peredaran narkoba
12. Menurut saya, para pengguna narkoba harus dibawa
kepusat panti rehabilitasi untuk proses
penyembuhannya
13. Menurut saya, pemakai narkoba harus diberikan sanksi,
baik sanksi hokum atau moral atas tindakannya
14. Menurut saya, narkoba dapat menghilangkan rasa
depresi dan stress
15. Menurut saya, peran yang terpenting dalam mencegah
remaja kepada narkoba adalah perhatian dan
keterlibatan dari keluarga
Isilah tabel komposisi penduduk berikut ini dengan data yang didapat dari UPT BKKBD atau
kantor kecamatan berikut ini sesuai dengan desa atau kelurahan tempat tinggalmu masing-
masing !
TABEL
KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN
DESA/KELURAHAN ...........................................
KECAMATAN ............................................TAHUN 2014
USIA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(tahun)
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
86
45-49
50-54
55-59
60-65
65-69
70-74
75-79
>80
JUMLAH
Setelah diisi data komposisi penduduk pada tabel diatas, buatlah perbandingan jumlah
penduduk dalam bentuk grafik batang atau grafik lingkaran dengan kategori :
1. Anak-anak (0-9 tahun)
2. Remaja (10-24 tahun)
3. Dewasa (25-65 tahun)
4. Lansia (>65 tahun)
Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas mengenai jumlah penduduk lanjut usia yang
ada di daerahmu masing-masing !
Agar para peserta didik memiliki kepedulian terhadap lansia, mintalah mereka
melakukan wawancara dengan lansia yang ada di sekitar rumah peserta didik. Adapun
kuesionernya sebagai berikut :
1. Penyakit apa yang diderita oleh bapak/ibu?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Apakah Bapak/Ibu secara rutin melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
87
4. Apakah Bapak/Ibu mempunyai sumber keuangan yang cukup untuk memelihara
kesehatan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
5. Apakah Bapak/Ibu mempunyai keinginan untuk menjaga atau memelihara kesehatan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
6. Aktifitas apa saja yang sehari-hari Bapak/Ibu lakukan?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
7. Seberapa sering Bapak/Ibu berkunjung ke dokter umum, dokter gigi, atau tenaga
kesehatan yang lain?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................................................................................................................
8. Apakah Bapak/Ibu rutin berolahraga?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
................................
9. Apakah Bapak/Ibu mampu memenuhi kebutuhan harian? (seperti mandi, buang air, dan
lain-lain tanpa bantuan orang lain)
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............
10. Apakah lingkungan sekitar Bapak/Ibu cukup aman?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
88
...............................................................................................................................................
................................
11. Apakah Bapak/Ibu teratur menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya?
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..............
12. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah?
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
89
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
90
pojok kependudukan (population corner) sebagai salah satu sumber peserta didik dalam
upaya pembentukan generasi berencana.
91
Sosiologi, Ekonomi, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan
Olahraga Kesehatan, dan Bimbingan Konseling.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
didisain sedemikian rupa mengajak siswa aktif mengobservasi, mencari data, mengolah
data, dan menganalisis data kependudukan dengan melaksanakan kunjungan langsung ke
kantor BKKBD di Kecamatan masing-masing bahkan untuk pokok bahasan fertilitas atau
kelahiran di SMA N Cisolok sekolah memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi
dan melakukan Proses Belajar Mengajar bersama tenaga medis (bidan) sehingga
permasalahan-permasalahan para siswi yang sering dirasakan sehari-hari dan kelak yang
akan mereka hadapi dapat langsung dikonsultasikan dengan tenaga medis yang
kompeten. Kegiatan seperti ini dilanjutkan dengan optimalisasi bimbingan konseling
bersama guru BK dan tenaga medis agar para siswa dapat berkonsultasi diluar jam
pelaran namun tetap berada di lingkungan sekolah.
Program SSK ini selain dilaksanakan dalam PBM di sekolah juga dilaksanakan
dengan cara kunjungan para siswa ke posyandu, wawancara dengan ibu hamil dan nifas.
Pertanyaan-pertanyaan telah disusun sebelumnya mengarah pada peningkatan
pengetahuan ibu hamil dan ibu nifas, namun yang terpenting diharapkan menambah
wawasan dan pengetahuan para siswa tentang kehamilan, kelahiran, dan nifas. Sehingga
diharapkan kelak para siswa dewasa dan berkeluarga mereka sudah tahu apa yang harus
dilakukan.
Selain pengintegrasian pendidikan kependudukan dan Keluarga Berencana pada
mata pelajaran, di sekolah siaga kependudukan terdapat pojok kependudukan (population
corner) yang didalamnya terdapat tabel, grafik, piramida penduduk kecamatan tempat
sekolah berada yang diupdate setiap bulan oleh UPTBKKBD masing-masing, buku-
buku, pamflet, brosur-brosur, film-film kependudukan, dan lain-lain sehingga siswa
mendapat informasi mengenai berbagai masalah kependudukan bukan hanya pada Proses
Belajar Mengajar namun didapat pula dari pojok kependudukan.
Dengan digulirkannya program Sekolah Siaga Kependudukan ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas peserta didik khususnya pada bidang kependudukan dan siap
menghadapi tantangan yang cukup berat dimasa yang akan datang. Semoga.
92