Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA BAPAK T DI KELURAHAN CURUG CIMANGGIS


I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bpk. AH
2. Usia : 39 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Betawi
6. Pekerjaan : Pegawai Swasta
7. Alamat : RT. 07 RW.05 No. 26 B
8. Komposisi Keluarga : Istri dan dua Anak
9. Tanggal Pengkajian : Senin, 23 Oktober 2017
No Nama L/ Hub dg Umur Pend Pek Imunisasi Ket
( Inisial) P KK BCG DPT Polio Campak
1 Ibu S P Istri 39 SMA IRT - - - - - - - - Hipertensi
2 An. AL L Anak 6, 6 SD Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ Batuk/Pilek
3 An. AB P Anak 3, 6 - - √ √ √ √ √ √ √ √ Batuk/Pilek

10. Genogram

Keteranga :
Tinggal serumah Garis penikahan
Garis keturunan
Perempuan
Meninggal dunia
Laki-laki Klien Ibu S (39 Thn)
Dengan Hipertensi
11. Tipe Keluarga
Keluarga Bpk. AH merupakan keluarga dengan tipe Nuclear Family (keluarga inti),
yaitu terdiri dari kepala keluarga (Bpk. AH) , istri (Ibu S), kedua anaknya (An. AL)
dan (An. AB).
12. Suku dan Latar Belakang
Bpk. AH dan Ibu S merupakan pasangan suami istri dengan latar belakang suku yang
berbeda. Bpk. AH berasal dari suku betawi dan Ibu S berasal dari suku Jawa. Menurut
Ibu S, karena latar belakang budaya yang berbeda Ibu S lebih pendiam yang sesuai
budaya dan watak orang Jawa, dibandingkan suaminya yang berwatak keras dan lugas
yang sudah terbangun dari lingkungan dan budaya suku betawi. Hal tersebut menurut
Ibu S yang menyebabkan ia lebih banyak diam, jika memikirkan sesuatu dan perlu
waktu tertentu jika ingin membicarakan hal-hal dengan suaminya.
13. Agama
Keluarga Bpk. AH merupakan keluarga muslim. Ibu S mengatakan setiap ada masalah
yang dihadapi seperti masalah rumah tangga selalu mengadu kepada Allah, karena
menurut Ibu S, ia sekarang tinggal jauh dari keluarganya karena ikut bersama
suaminya sehingga hanya kepada Allah tempatnya mengadu. Ibu S juga menanamkan
pendidikan agama sejak dini kepada kedua anaknya, Ibu S sudah memasukkan
anaknya ke TPA dekat rumahnya.
14. Status Sosial Ekonomi
Kebutuhan ekonomi keluarga Bpk. AH didapatkan dari hasil kerja Bpk. AH sebagai
pegawai swasta di salah satu kantor di Jakarta Pusat. Menurut Ibu S, suaminya baru 3
tahun bekerja sebagai pegawai tetap, sebelumnya Bpk. AH belum memiliki keinginan
untuk menjadi pegawai yang terikat. Hal tersebut juga menjadi pemikiran Ibu S
sewaktu mengandung anak ke dua. Ibu S mengatakan penghasilan suaminya masih
dapat memenuhi kebutuhan keluarganya baik untuk sehari-hari maupun untuk
pendidikan anaknya.
15. Aktivitas dan Rekreasi Keluarga
Ibu S mengatakan jika dirinya jarang melakukan rekreasi, Ibu S mengatakan lebih
sering menghabiskan waktu bermain dengan anaknya dirumah, atau bertemu salah
seorang keluarganya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Bpk AH memiliki hobi
naik gunung. Menurut Ibu S, suaminya belum bisa meninggalkan kegiatan kumpul
bersama teman-temannya. Bahkna Bpk. AH ingin sekali mengajak anaknya An. AL
untuk naik gunung bersamanya, namun Ibu S tidak mengizinkan.. Ibu S mengatakan
karena hobby suaminya itu, terkadang menjadi bahan pemikiran Ibu S.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bpk. AH saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah. Saat ini anak pertama Bpk. AH sudah duduk dikelas 1 sekolah dasar. Ibu
S mengatakan setiap hari mengantar anaknya ke sekolah dan menunggunya sampai
pulang. Tugas perkembangan keluarga yang dilakukan saat ini adalah Ibu S
mengatakan saat disekolah ia dapat membantu anaknya untuk bersosialisasi dengan
teman-temannya dan orang tua temannya dilingkungan sekolah. Ibu S juga
mengatakan sudah menyiapkan jadwal kegiatan anaknya antara sekolah, ke TPA dan
bermain bersama temannya yang lain.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada keluarga Bpk. AH, tahap perkembangan
keluarga Bpk. AH yang saat ini belum terpenuhi adalah komunikasi yang terbuka
antara Bpk. AH dan Ibu S. Ibu S mengatakan harus mencari waktu tertentu jika ingin
membicarakan hal-hal terkait dengan keluarganya seperti anak-anaknya kepada Bpk.
AH karena kesibukan Bpk. AH dengan pekerjaannya.
3. Riwayat keluarga inti
Bpk AH dan Ibu S merupakan pasangan suami istri yang menikah dengan latar
belakang suku dan budaya yang berbeda. Bpk. AH merupakan penduduk asli
kelurahan Curug, Cimanggis dan Ibu S berasal daerah Jawa Tengah, setelah menikah
Ibu S ikut tinggal bersama keluarga besar Bpk. AH. Terkait masalah kesehatan
anggota keluarga, Ibu S mengatakan ia sudah menderita HT sejak 4 tahun yang lalu.
Awal a ia terkena hipertensi sejak mengandung anak pertama ± 7 tahun yang lalu
akibat cemas saat mengandung dan melahirkan. Namun, setelah tiga bulan kelahiran
anak pertama tekanan darahnya kembali normal. Ibu S mengatakan tekanan darahnya
kembali naik, pada saat ia mengandung anak ke dua dan dialami sampai sekarang. Ibu
S mengatakan tidak pernah meraskan gejala tekanan darah tinggi seperti yang
dikeluhkan oleh orang-orang. Ibu S tidak suka makan yang asin dan makan yang
berlemak, tetapi tekanan darahnya selalu diatas 150/90. Anggota keluarga yang lain
menurut Ibu S semuanya sehat dan tidak memiliki keluhan kesehatan lainnya yang
serius.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami & istri)
Keluarga Bpk.AH khususnya Ibu S mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi
dari ayahnya dan riwayat diabetes dari ibunya. Ibu S juga mengatakan kakek dari
pihak ayahnya juga memiliki riwayat hipertensi. Terkait riwayat kesehatan dari Bpk.
AH, menurut Ibu S suaminya memiliki riwayat kesehatan DM daei orang tuanya.
Namun, saat ini gula darah suaminya masih dalam batas normal.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Bpk AH, saat ini merupakan rumah kontrakan. Tipe bangunan rumah
bersifat permanen, yang terdiri atas ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1
kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Bpk. AH berasal dari jendela dan pintu depan, serta terdapat
lubang udara dari tembok samping rumah dan belakang rumah. Udara yang masuk
di rumah Bpk. AH berasal dari depan rumah karena didepan rumah Bpk. AH
terdapat pohon dan pekarangan yang cukup luas, dan bangunan rumah yang rendah.
Penerangan di dalam rumah Bpk. AH cukup terang, karena terdapat penerangan
dari samping rumah dan belakang rumah.
c. Persediaan air bersih
Ibu S mengatakan kebutuhan air berasal dari air sumur/air tanah (yang dipompa
menggunakan mesin), airnya jernih. Namun, untuk masak dan minum
menggunakan air mineral (isi ulang).
d. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dari keluarga Bpk AH, dikumpulkan didalam satu wadah
tertutup, yang sudah disediakan di samping rumah. Sampah tersebut akan diangkut
ke tempat penampungan sampah setiap 3x seminggu.
e. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank, yang berada di depan rumah Bpk.
AH

f. Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)


Kamar mandi dirumah Bpk. AH menggunakan jamban tipe jongkok, jarak sumber
air dengan septitank kurang lebih 8-10 meter.
g. Denah (rumah dan lingkungan)

KM/ DAPUR PAGAR


WC

Kontrakan Kontrakan KAMAR


Tetangga Tetangga TIDUR

RUANG TAMU/
KELUARGA
KEL. Bpk. AH

PEKARANGAN

2. Karakteristik lingkungan dan komunitas


Kediaman Bpk. AH berada pada pemukiman padat penduduk, rumah saling
berdempetan dan untuk menuju kediaman Bpk. AH harus melewati gang kecil dan
belok di tanah kosong dekat kuburan, kediaman Bpk AH hanya bisa diakses dengan
motor, sepeda atau jalan kaki. Mayoritas masyarakat di sekitar kediaman Bpk AH
adalah masyarakat suku betawi. Masyarakat disekitar kediaman Bpk AH sangat
kompak dan menjunjung sifat saling tolong menolong, menurut Ibu S jika di sekitar
kediaman mereka ada yang sakit atau meninggal dunia, mereka bersama-sama
menjenguk atau melayat.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Bapak AH baru saja mendiami rumahnya sekitar kurang lebih 1 bulan,
sebelumnya beliau dan keluarga kontrak di tempat yang tidak jauh dari tempat
tinggalnya sekarang. Ibu S mengatakan lebih nyaman dengan kontrkan yang sekarang
karena bersih, udara segar dan mobilisasi mudah dibandingkan kontrakan sebelumnya
yang sangat sempit.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat


Bpk. AH merupakan penduduk asli dan memiliki saudara dan orang tua yang tinggal
tidak jauh dari kontrakannya. Menurut Ibu S, Bpk. AH masih aktif kumpul bersama
teman-temannya hingga larut malam dan jika malam minggu juga masih kumpul
hingga dini hari atau pagi hari. Ibu S mengatakan sedikit khawatir, namun Ibu S tetap
berpikiran positif kepada Bpk. AH yang memerlukan waktu untuk berubah
meninggalkan kebiasaan lamanya. Ibu S mengatakan belum terlalu aktif mengikuti
pengajian dekat rumahnya karena anaknya masih kecil. Ibu S mengatakan lebih sering
mengikuti kegiatan disekolah anaknya jika ada pertemuan orang tua murid. Ibu S
mengatakan lebih sering berbincang-bincang dengan tetangga samping rumahnya dan
sesama orang tua murid jika mengantar anak pertamanya sekolah.
5. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga Bpk AH memiliki kartu jaminan kesehatan (BPJS) yang
mendukung kesehatan semua anggota keluarga. Selain itu, Ibu S mengatakan keluarga
besarnya selalu saling mendukung baik dari pihak Bpk AH maupun dari keluarganya
di kampung, semuanya saling membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang
mengalami masalah. Selain keluarga besarnya, dukungan juga didapat dari tetangga-
tetangga dan kader yang juga sudah seperti keluarga sendiri.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Ibu S mengatakan pola komunikasi didalam keluarganya terbuka dan dua arah.
Namun, Ibu S mengatakan perlu waktu tertentu atau melihat kondisi Bpk. AH jika
ingin mengkomunikasikan hal-hal baik terkait anak-anaknya maupun terkait keluarga
atau kesehatan Ibu S. Ibu S mengatakan lebih banyak menyimpan masalah sendiri, jika
belum mendapatkan waktu terbaik untuk berbicara dengan suaminya (Bpk. AH),
karena menurut Ibu S, suaminya memiliki watak yang keras dan cepat marah jika ada
hal-hal yang kurang enak menurutnya. Menurut Ibu S, Bpk. AH juga memiliki sifat
yang keras dan tegas baik kepada orang tuanya, hal tersebut disebabkan karena Bpk
AH tumbuh bersama teman-temannya dan jarang bersama keluarganya.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Dalam keluarga Bpk AH, pengambil keputusan tertinggi adalah Bpk. AH, namun
untuk keputusan terkait urusan sehari-hari di putuskan oleh Ibu S. Jika terdapat hal-hal
penting yang harus diputuskan, Ibu S mengatakan biasanya di musyawarakan dengan
Bpk. AH terlebih dahulu.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
a) Peran Formal
Bpk AH berperan sebagai kepala keluarga, dan Ibu S berperan sebagai Ibu rumah
tangga. Bpk AH sebagai pengambil keputusan dalam keluarga dan yang
bertanggungjawab dalam menafkahi keluarga. Bpk. AH sudah bekerja menjadi
pegawai tetap salah satu kantor di jakarta pusat. Ibu S berperan sebagai Ibu rumah
tangga dan mengurus dua orang anaknya yaitu An. AL dan An. AB, serta
mengurus rumah dan keperluan rumah tangga lainnya.
b) Peran Informal
Selama ini karena kesibukan pekerjaan, Bpk AH belum aktif berperan serta
dilingkungan masyarakat, hanya saja Bpk AH masih aktif sebagai pecinta alam
yang diwaktu-waktu tertentu bersama teman-temannya pergi mendaki gunung,
menurut Ibu S suaminya memiliki peran yang bersahabat dengan teman-
temannya. Ibu S juga belum memiliki peran informal sebagai pendorong dan
perantara keluarga. Ibu S mengatakan jika ada hal-hal yang ingin keluarga Bpk.
AH sampaikan, mereka meminta bantuan Ibu S, untuk memberitahu Bpk. AH
terkait hal-hal yang ingin disampaikan..
4. Nila dan Norma budaya
Nilai dan norma yang dianut keluarga umumnya dilatarbelakangi budaya betawi.
Namun, dalam keluarga Bpk AH tidak ada larangan atau pantanga yang dijalani oleh
keluarga Bpk AH. Sampai saat ini, keluarga dapat menerima nilai dan norma budaya
mereka dan juga sudah terbiasa dengan nilai dan budaya tempat tinggal mereka yang
penduduk aslinya berbudaya betawi. Sampai saat ini, budaya makan bersama keluarga
ketika malam hari masih tetap dipertahankan. Ibu S mengatakan sudah mengurangi
masakan santan dan berlemak yang sering ia dapatkan didalam keluarga, selain itu Ibu
S juga mengatakan sudah tidak suka memakan makanan yang manis-manis, mengingat
ia memiliki riwayat hipertensi DM dari orang tuanya.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Bpk AH, setiap orang saling menyayangi satu sama lain. Ibu S
mengatakan tidak membeda-bedakan anak-anaknya, sangat memperhatikan tahap
tumbuh kembang anaknya. Ibu S mengatakan kedua anaknya sangat dekat baik ke Bpk
AH maupun ke dirinya sendiri. Ibu S mengatakan selalu berusaha membicarakan dan
menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa emosional dengan Bpk. AH dengan cara
mencari waktu terbaik untuk mendiskusikan hal tersebut. Dalam keluarga Bpk AH,
semua anggota keluarga saling memberikan semangat dan kekuatan sehingga Ibu S
mengatakan sangat bersyukur dengan keluarganya.
2. Fungsi Sosialisasi
Menurut Ibu S, Bpk AH sangat mudah bersosialisasi dengan anggota tetangga lain
disekitar tempat tinggalnya dan masih ikut serta dengan kegiatan-kegiatan pemuda
lainnya seperti pencita alam. Ibu S mengatakan dirinya belum terlalu aktif dalam
kegiatan-kegiatan dimasyarakat karena merasa baru tinggal diwilayah tersebut, dan
kesibukannya mengurus kedua anaknya yang masih kecil, sehingga belum sempat
mengikuti kegiatan di masyarakat.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Ibu S mengatakan pernah mendapatkan informasi terkait maslah kesehatan seperti
penyakit hipertensi dan diabetes melitus, selain itu Ibu S mengatakan sering mencari
tahu tentang masalah kesehatannya melalui internet. Ibu S mengatakan jika penyakit
hipertensi merupakan penyakit yang bersala dari keturunan kerena orang tuanya
meninggal dengan hipertensi. Ibu S mengatakan kondisi sakit adalah kondisi badan
menjadi lemes, tidak enak badan, dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari
dan kondisi sehat adalah badan terasa sehat dan segar serta bisa melakukan aktivitas
sehari-hari. Namun, menurut Ibu S, ia tidak merasakan gejala yang ditimbulkan jika
tekanan darahnya meningkat. Ibu S mengatakan tidak merasa nyeri ditengkuk, tidak
merasa pening.
Ibu S mengatakan, sejak menikah ia jarang pulang kekampungnya untuk menjenguk
Ibunya yang tinggal sendiri di rumahnya dikampung. Menurut Ibu S terkadang jika
dimalam hari teringat akan Ibunya, ia sudah tidak dapat memejamkan mata hingga
pagi hari. Selain itu, Ibu S mengatakan memiliki sifat pendiam, jika memikirkan
sesuatu atau memiliki masalah ia memendam terlebih dahulu, jika memungkinkan
untuk dibicarakan bersama Bpk. AH, baru Ibu S memulai untuk membicarakan. Ibu S
juga mengatakan karena aktivitasnya mengurus anak-anaknya, ia mengatakan tidak
pernah melakukan olahraga atau aktivitas fisik sedang dirumahnya atau ikut dalam
kegiatan kelompok. Ibu S mengatakan mengetahui jika olahraga itu sangat penting
untuk kesehatannya terlebih lagi karena dirinya memiliki berat badan berlebih.
Menurut Ibu S, jika ia mengalami sakit kepala itu karena cuaca yang panas atau
karena anak-anaknya. Ibu S mengatakan sejak mengetahui tekanan darahnya masih
tinggi diatas 150/90, ia sudah mengurangi makanan yang mengandung garam berlebih,
makanan berlemak dan makanan yang manis-manis. Ibu S juga mengatakan sesekali
melakukan perawatan sederhana dirumah dengan merebuh daun dalam atau memakan
mentimun. Ibu S juga mengatakan sudah rutin mengkonsumsi obat tekanan darah
tinggi sebelum tidur dengan dosis 5 mg.
Ibu S mengatakan sangat memperhatikan kondisi rumahnya, baik dari segi kebersihan
maupun dari segi ventilasi. Oleh karena itu, ia dan Bpk AH memilih pindah kontrakan
karena ditempat sebelumnya ventilasi kurang, pencahayaan juga kurang, kotor dan
terkadang ada tikus yang masuk didalam rumah, yang bisa berisiko menyebabkan
penyakit bagi ia dan keluarganya terutama anak-anaknya. Ibu S mengatakan selalu ke
dokter praktek atau ke puskesmas jika mengalami keluhan kesehatan. Menurut Ibu S,
Bpk AH sangat memperhatikan kesehatan seluruh anggota keluarganya, termasuk
kesehatan Ibu S. Jika Ibu S meminta untuk kontrol ke pelayanan kesehatan, Bpk AH
akan selalu mengantar dan menemani.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang serta kekuatan keluarga
a) Stressor jangka pendek
Ibu S mengatakan saat ini yang dipikirkan adalah kondisi ibunya dikampung yang
tinggal sendiri, namun ia juga tidak bisa selalu menengoknya karena persoalan
ekonomi dan anak-anaknya yang juga sekolah dan perlu untuk mengurusnya. Selain
itu, Ibu S juga masih memikirkan kebiasaan suaminya yang masih sering ngumpul
dengan teman-temannya, yang terkadang menjadi bahan pemikiran jika suaminya
terlambat pulang dirumah. Ibu S juga mengatakan memikirkan keinginan suaminya
untuk mengajak anaknya yang pertama untuk naik gunung.

b) Stressor jangka panjang


Ibu S mengatakan tidak memiliki masalah lain yang dipikirkan selain masalah
ibunya dan suaminya.
c) Kekuatan keluarga
Ibu S mengatakan sangat bersyukur, karena Bpk AH walaupun sibuk dengan
pekerjaan dan hobynya, tetapi masih memperhatikan kesehatan Ibu S. Ibu S
mengatakan jika ia memikirkan hal-hal yang negatif seperti kepikiran kondisi
ibunya atau suaminya, Ibu S mengatakan selalu mengalihkan dengan berfikir positif
dan jika melihat anak-anaknya ia selalu merasa kuat.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ibu S mengatakan keluarga sangat memperhatikan kondisi kesehatannya terutama
suaminya Bpk. AH, walaupun suaminya sibuk dengan pekerjaan dan hobinya. Ibu S
mengatakan setiap masalah selalu dibicarakan dengan suaminya dengan mencari
waktu terbaik untuk membahasnya, sehingga setiap masalah didalam keluarganya
dibahas dengan tuntas dan diselesaikan dengan baik. Bpk AH juga mengatakan selalu
mengingatkan Ibu S untuk menjaga kesehatannya dengan mengontrol dan menghindari
hal-hal yang dapat memicu tekanan darahnya naik.
3. Strategi koping yang digunakan
Ibu S mengatakan hanya bisa berdo’a untuk Ibunya dikampung dan sesekali menelpon
dan berbincang dengan Ibunya, serta mengingatkan saudaranya untuk selalu
menengok Ibunya yang tinggal tidak jauh dari rumah kakaknya dikampung. Ibu S juga
mengatakan tetap berfikir positif terutama dengan hoby suaminya yang sering naik
gunung dan kumpul bersama-sama temannya. Ibu S yakin suatu saat Bpk. AH akan
mengurangi kebiasaan tersebut dengan pendekatan yang diberikan oleh Ibu S.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dari wawancara yang dilakukan pada keluarga Bpk. AH, tidak ditemukan adanya
stress adaptasi disfungsional.

VII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga Bpk A terutama Ibu S mengatakan selalu berdo’a agar selalu diberikan kesehatan
dan selalu bersyukur atas nikmat rejeki dan kesehatan yang diberikan. Ibu S mengatakan
semoga kedatangan perawat ke rumahnya bisa membantu mengurangi masalah
kesehatannya, membantu untuk membiasakan dirinya dalam mengontrol pola hidup yang
belum sehat serta membantu mengontrol atau memberikan cara untuk mengalihkan
pikirannyasecara positif, jika sedang memikirkan sesuatu seperti kondisi orang tuanya atau
hobi suaminya. karena informasi yang disampaikan menambah wawasan tentang
kesehatan dan membantunya mengenal penyakit hipertensi lebih dalam dan berharap dapat
membantunya dalam merubah kebiasaannya yang merupakan pantangan penyakit
hipertensi.
VIII. PEMERIKSAAN KESEHATAN SETIAP ANGGOTA KELUARGA
1. Pemeriksaan Fisik Bpk AH
No. Pemeriksaan Bpk T
1. Keadaan umum Sehat
2. Tanda – tanda vital : TD = 120/90 mmHg
 TD Nadi = 88 x/menit
(mmHg) Pernapasan = 20 x/menit
 Nadi Suhu = 36, 7 o C
(x/menit)
 Suhu
(celcius)
 RR
(x/menit)
3. TB (cm) & BB (kg) TB = 166 cm ; BB = 60 kg ; IMT = 21,7 kg/m2
(Tidak dilakukan pemeriksaan lebih detail)

2. Pemeriksaan Fisik Ibu S


No. Pemeriksaan Ibu W
1. Keadaan umum Tampak kurang sehat, lemas, cemas, mata tampak
berair.
2. Tanda – tanda vital : TD = 160/110 mmHg
 TD Nadi = 84 x/menit
(mmHg) Pernapasan = 20x/menit
 Nadi Suhu = 36,8 o C
(x/menit)
 Suhu
(celcius)
 RR
(x/menit)
3. TB (cm) & BB (kg) TB = 155 cm ; BB = 65 kg ; IMT = 27 kg/m2
LP = 102 cm
4. Kepala Bentuk mesochepal, Ibu S mengatakan tidak ada
nyeri tekan pada kulit kepala, rambut terlihat rapi
dan bersih.
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup,
sclera unikterik, konjungtiva tidak anemia, alis mata
berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata
(-), respon terhadap cahaya (+), mata terlihat sedikit
berair.
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, ekspresi muka tampa lemas, lidah
berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang
keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang
terlihat melalui hidung, lidah pada posisi normal,
bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping
hidung, Tidak ada lesi pada rongga mulut,
perdarahan dan pembengkakan (-), karies gigi (+)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri,
lubang telinga terlihat bersih, eritema (-), tidak ada
ganngguan pendengaran, Ibu S mengatakan belum
pernah merasakan telinganya berdengung.
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Pernapasan :
Inspeksi tidak ada rektaksi dada saat bernafas,
Palpasi dada mengembang secara seimbang perkusi
(tidak dilakukan), Auskultasi paru : vesikuler, tidak
terdenagr bunyi tambahan dan tidak ada keluhan
pada pernapasan.
Jantung :
Auskultasi : Suara jantung S1S2 tunggal tidak
terdengar bunyi tambahan. Tidak ada keluhan
sesak napas, nyeri dada, tidak tampak sianosis.
10. Abdomen Ibu S mengatakan memiliki riwayat penyakit maag,
terutama jika telat makan. Ibu S mengatkan tidak
ada nyeri tekan pada abdomennya. Tidak tambak
adanya pembengkakan.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 6 x/sehari, tidak mengalami inkontinensia
Eliminasi Alvi (BAB)
pola 1x sehari di pagi hari, tidak ada konstipasi.
12. Integumen Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada
lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema, sering
berkeringat.
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
penuh, dan otot kuat. Ibu S sering mengeluh nyeri
pada tungkai sebelah kiri. Terutama jika terlalu lama
duduk.
14 Capillary refill < 2 detik
15. Pemeriksaan darah Asam Urat = 5,0 mg/dl
GDS = 132 mg/dl

3. Pemeriksaan Fisik Ny. A


No. Pemeriksaan Ny. A
1. Keadaan umum Sehat, tidak tampak adanya kealainan dari anggota
tubuh.
2. Tanda – tanda vital : TD = - mmHg
 TD Nadi = - x/menit
(mmHg) Pernapasan = - x/menit
 Nadi Suhu = 36, 5 o C
(x/menit)
 Suhu
(celcius)
 RR
(x/menit)
3. TB (cm) & BB (kg) TB = 110 cm ; BB = 20 kg ;
4. Kepala Bentuk mesochepal, distribusi rambut merata, tipis,
berwarna hitam, bersih, tidak tampak ada lesi, An.
AL mengatakan tidak ada nyeri pada saat kulit
kepala ditekan.
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup,
sclera unikterik, konjungtiva unanemik, alis mata
berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata
(-), respon terhadap cahaya (+).
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah
berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang
keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang
terlihat melalui hidung, lidah pada posisi normal,
tidak ada gangguan menelan, bibir simetris, mukosa
bibir lembab, tidak ada cuping hidung, Tidak ada
lesi pada rongga mulut, perdarahan dan
pembengkakan (-), karies gigi (-)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang
telinga terlihat bersih, eritema (-), tidak ada
ganngguan pendengaran.
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Tampak tidak sesak, tidak tampak adanya
pembesaran atau pembekakan area dada.
10. Abdomen Ibu S mengatakan tidak ada masalah disekitar perut
An. AL tidak ada distensi atau perit terasa kembung,
tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 5x/sehari, tidak mengalami inkontinensia
Eliminasi Alvi (BAB)
pola 1x sehari, tidak ada konstipasi.
12. Integumen Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada
lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
penuh, dan otot kuat

4. Pemeriksaan Fisik An. AB


No. Pemeriksaan Tn. L
1. Keadaan umum Sehat, tidak tampak adanya kealainan dari anggota
tubuh.
2. Tanda – tanda vital : TD = - mmHg
 TD Nadi = - x/menit
(mmHg) Pernapasan = - x/menit
 Nadi Suhu = 36, 5 o C
(x/menit)
 Suhu
(celcius)
 RR
(x/menit)
3. TB (cm) & BB (kg) TB = 94 cm ; BB = 13 kg ;
4. Kepala Bentuk mesochepal, distribusi rambut merata, tebal,
berwarna hitam, An. AB mengatakan tidak ada
nyeri tekanan disekitar kepala.
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup,
sclera unikterik, konjungtiva ananemikt, alis mata
berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata
(-), respon terhadap cahaya (+)
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah
berwarna kemerahan, tidak ada secret yang keluar
melalui hidung, tidak ada kotoran yang terlihat
melalui hidung, lidah pada posisi normal, bicara
tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping
hidung, Tidak ada lesi pada rongga mulut,
perdarahan dan pembengkakan (-), karies gigi (-)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang
telinga terlihat bersih, eritema (-), tidak ada
ganngguan pendengaran.
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Tampak tidak sesak, tidak tampak adanya
pembesaran atau pembekakan area dada.
10. Abdomen Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 5-6 x/sehari, tidak mengalami inkontinensia
urine
Eliminasi Alvi (BAB)
pola 1x sehari, tidak ada konstipasi.
12 Integumen Turgor kulit elastis, tidak ada abrasi, tidak ada
lebam, tidak bengkak, tidak ada eritema.
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
penuh, dan otot kuat

Anda mungkin juga menyukai