Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sistem pelayanan kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalammi perubahan.
Banyak variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional, tetapi untuk
memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang mempunyai asuransi pelayanan
kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang tidak mempunyai asuransi sering datang pada
saat penyakit telah bertambah berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Perkembangan teknologi dan pengobatan baru yang terus berlangsung menyebabkan masa
perawatan (length of stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan
kesehatan yang juga menjadi meningkat. Akibatnya, institusi pelayanan kesehatan menjadiken
pelayanan kesehatan lebih sebagai suatu bisnis daripada sebagai suatu organisasi pelayanan.
Tantangan pelayanan bagi penyelenggara pelayanan kesehatan adalah mengurangi biaya
pelayanan kesehatan dengan tetap menyediakan perawatan berkualitas tinggi untuk kliennya.
Penyelenggara pelayanan kesehatan memulangkan klien lebih cepat dari rumah sakit, sehingga
lebih banyak klien yang membutuhkan perawatan rumah atau pelayanan rumah. Biasanya
keluarga menyediakan perawatan untukk orang yang mereka sayangi dirumah. Perawat juga
menghadapi tantangan yang signifikan untuk mencegah terjadinya celah dalam pelayanan
kesehatan pada berbagai jenis tempat pelayanan kesehatan, sehingga individu tetap sehat dan
sejahtera dalam rumah dan komunitas mereka.
Keperawatan adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai-nilai profesi keperawatan bertujuan
menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan; mencegah
penyakit; serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem pelayanan kssehatan pada
era milenium ini lebih berorientasi pada bisnis daripada pelayanan karena adanya keinginan
untuk menghemat biaya. Keperawatan terus memimpin perubahan dan menjaga nilai dalam
perawatan klien serta menghadapi tantangan terhadap adanya peran dan tanggung jawab yang
baru.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat
sasaran.

1. Sistem Klien
Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang membeli sesuatu atau
memperoleh layanan (kbbi, 2011). Namun pada fundamental keperawatan (Potter; Perry) klien
ialah orang yang mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang berarti bagi
orang yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam keperawatan, yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri maupun
keluarga atau kerabatnya. Jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman System Model juga
bisa dalam bentuk individu maupun kelompok. Klien terdiri dari dua jenis yaitu individu sebagai
klien dan keluarga sebagai klien. Yaitu klien sebagai indiviadu ialah seseorang yang
mendapatkan asuhan keperawatan sedangkan keluarga sebagai klien ialah keluarga tersebut yang
diberikan asuhan keperawatan. Klien sebagi keluarga bisa saja terjadi apabila seorang anggota
dari keluarga tersebut mengalami suatu penyakit atau kelemahan pada tubuhnya yang
mengakibatkan ia tidak dapat memberikan keterangan secara jelas kepada perawat maka ia
dibantu oleh keluarganya. Sedangkan kelompok atau masyarakat ialah klien yang ruang
lingkupnya lebih luas daripada keluarga.
Klien dalam sistem pelayanan kesehatan memiliki hak hak dan serta kewajibannya, hak
klien dalam sistem klien ialah hak untuk mendapatkan informasi (diagnose, pengobatan yan
dilakukan, biaya pelayanan, dan perawatan yang berkelanjutan), menolak prosedur dan diagnosa
apapun. Klien memiliki hak legal dalam pelayanan kesehatan yaitu informed consent
(persetujuan tindakan) ialah persetujuan seseorang untuk mengijinkan terjadinya sesuatu.
Persetujuan iini didasarkan pada keterbukaan total terhadap berbagai risiko yang potensial,
keuntungan, dan alternatif yang tersedia. Hak dan persetujuan klien mempengaruhi cara sistem
pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanannya. Kewajiban klien dalam system
pelayanan kesehatan ialah Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan
dan tata tertib rumah sakit. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan

perawat dalam pengobatannya. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat. Pasien dan atau
penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah
sakit/dokter. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

2.    TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN


Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Menurut
Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat
pelayanan lesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a.    Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan.
Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b.    Specific Protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu.
Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c.    Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Contoh: survey penyaringan kasus.
A. TINGKAT PERAWATAN KESEHATAN

1.      Grand Theory


Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang didapatkan dari
model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata
dan hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang abstrak dan lebih
spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan sespesifik middle range theory
(Fawcett, 2005). Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari
kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan
melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang
menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).
Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari
observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan
mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan. Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain
tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur
kurikulum, dan bantuan untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(McKenna, 1997).
Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga sulit untuk
mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk
perkembangan dari middle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik.
Berdasarkan sebab inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai
pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu pengetahuan
keperawatan (Peterson & Bredow, 2004). Contohnya, dari model konseptual Rogers’s Science of
Unitary Human Beings dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of Accelerating Evolution,
Theory of Rhythmical Correlates of Change, dan Theory of Paranormal Phenomena (Fawcett,
2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s theory of goal attainment, Leininger’s theory
of culture care and universality, Newman ‘s theory of health as expanding consciousness,
Orem’s self care deficit theory, Parse’s theory of human becoming (Peterson & Bredow, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih
bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bisa secara langsung diuji secara
empiris, tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.
2.      Middle Range Theory
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, Middle Range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, sebagai petunjuk riset dan praktik , Middle Range
Theory lebih banyak digunakan dari pada Grand Theory, dan dapat diuji dalam pemikiran
empiris.
Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktek. Hubungan antara penelitian dan praktek menurut Merton (1968), menunjukan bahwa
Middle Range Theory amat penting dalam disiplin praktek, selain itu Walker and Avant (1995)
mempertahankan bahwa Middle Range Theory menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep
secara normal yang nampak dalam Grand Theory.
Middle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat keabstrakannya pada
level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila
dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range Theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang
berperan dalam pengembangan Middle Range Theory mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu
yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan
Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan
dengan grand theory:
  Ruang lingkupnya lebih sempit (Fawcett, 2000)
  Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract (Fawccet, 2000)
   Teridri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas (Fawccet, 2000, Walker, 1995)
  Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik /nyata ( Jacox, 1974)
  Lebih dapat diuji secara empiris (Parker, 2001)
  Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan klinik (Renpening, 2001)
Contoh middle range theory yaitu Pender’s health promotion in nursing practice, Beck’s
postpartum depression theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).
B. PELAYANAN PERAWATAN KESEHATAN

Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar & rujukan
sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada tingkat pelayanan dasar dilakukan di lingkup
puskesmas dengan pendekatan askep keluarga dan komunitas yang berorientasi pada tugas
keluarga dalam kesehatan, diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil
keputusan, menanggulangi keadaan darurat, memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga
yang sakit serta memodifikasi lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada ruang atau
lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep medikal bedah, askep
maternitas, askep gawat darurat, dan sebagainya.

C. JENIS LEMBAGA PERAWATAN KESEHATAN

Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk


meningkatkan status kesehatan. Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
a.    Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara
rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri
dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter. Pusat
pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian
besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah”
merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk
melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur
endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan
cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan
alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b.    Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas, fasilitas
psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap
(klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima
pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan
rawat jalan (klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau
pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c.    Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien dapat
tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil meringankan
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya. Fokus perawatan hospice
adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang
berada pada tahap terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple,
AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
d.    Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan
lain-lain.

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL


Subsistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya
penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah tersedianya pembiayaan
kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata dan termanfaatkan
secara berhasilguna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan
a. Dana
Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari
masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus mencukupi dan dapat dipertanggung-
jawabkan.
b. Sumber daya
Sumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan
kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya penggalian,
pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung terselenggaranya
pembangunan kesehatan.
c. Pengelolaan Dana Kesehatan
Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang disepakati
dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh
Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat yang mencakup mekanisme
penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan.
Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan
a.Pembiayaan kesehatan pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama pemerintah,
masyarakat, dan swasta. Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah,
sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya. Pembiayaan kesehatan untuk orang miskin dan tidak mampu merupakan tanggung
jawab pemerintah.
Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun
swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus ditingkatkan untuk menjamin kecukupan
agar jumlahnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara adil, transparan, akuntabel,
berhasilguna dan berdayaguna, memperhatikan subsidiaritas dan fleksibilitas, berkelanjutan,
serta menjamin terpenuhinya ekuitas.
b.Dana Pemerintah ditujukan untuk pembangunan kesehatan, khususnya diarahkan untuk
pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dengan
mengutamakan masyarakat rentan dan keluarga miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau
terluar dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta. Selain itu, program-program kesehatan
yang mempunyai daya ungkittinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan menjadi prioritas
untuk dibiayai.
Dalam menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan dana kesehatan, maka sistem pembayaran
pada fasilitas kesehatan harus dikembangkan menuju bentuk pembayaran prospektif. Adapun
pembelanjaan dana kesehatan dilakukan melalui kesesuaian antara perencanaan pembiayaan
kesehatan, penguatan kapasitas manajemen perencanaan anggaran dan kompetensi pemberi
pelayanan kesehatan dengan tujuan pembangunan kesehatan.
c.Dana kesehatan diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat
melalui pengembangan sistem jaminan kesehatan sosial, sehingga dapat menjamin terpeliharanya
dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Setiap dana kesehatan digunakan secara bertanggung-jawab berdasarkan prinsip pengelolaan
kepemerintahan yang baik (good governance), transparan, dan mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.
d.Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan
secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat
yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.
e.Pada dasarnya penggalian, pengalikasian, dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan pelayanan kesehatan,
pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant) bagi daerah yang kurang mampu.
Penyelenggaraan Pembiayaan Kesehatan
Subsistem pembiayaan kesehatan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan terkendali,
agar tersedia dana kesehatan yang mencukupi dan berkesinambungan, bersumber dari
pemerintah, swasta, masyarakat, dan sumber lainnya. Perencanaan dan pengaturan pembiayaan
kesehatan dilakukan melalui penggalian dan pengumpulan berbagai sumber dana yang dapat
menjamin kesinambungan pembiayaan pembangunan kesehatan, mengalokasikannya secara
rasional, menggunakannya secara efisien dan efektif.
Dalam hal pengaturan penggalian dan pengumpulan serta pemanfaatan dana yang bersumber dari
iuran wajib, pemerintah harus melakukan sinkronisasi dan sinergisme antara sumber dana dari
iuran wajib, dana APBN/APBD, dana dari masyarakat, dan sumber lainnya.
a.Penggalian dana
Penggalian dana untuk upaya pembangunan kesehatan yang bersumber dari pemerintah
dilakukan melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta
berbagai sumber lainnya; dana yang bersumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan
prinsip public-private partnership yang didukung dengan pemberian insentif; penggalian dana
yang bersumber dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri atau dilakukan
secara pasif dengan memanfaatkan berbagai dana yang sudah terkumpul di masyarakat.
Penggalian dana untuk pelayanan kesehatan perorangan dilakukan dengan cara penggalian dan
pengumpulan dana masyarakat dan didorong pada bentuk jaminan kesehatan.
b.Pengalokasian Dana
Pengalokasi dana pemerintah dilakukan melalui perencanaan anggaran dengan mengutamakan
upaya kesehatan prioritas, secara bertahap, dan terus ditingkatkan jumlah pengalokasiannya
sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Pengalokasian dana yang dihimpun dari masyarakat didasarkan pada asas gotong-royong sesuai
dengan potensi dan kebutuhannya. Sedangkan pengalokasian dana untuk pelayanan kesehatan
perorangan dilakukan melalui kepesertaan dalam jaminan kesehatan.
c.Pembelanjaan
Pemakaian dana kesehatan dilakukan dengan memperhatikan aspek teknis maupun alokatif
sesuai peruntukannya secara efisien dan efektif untuk terwujudnya pengelolaan pembiayaan
kesehatan yang transparan, akuntabel serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good
Governance).
Pembelanjaan dana kesehatan diarahkan terutama melalui jaminan kesehatan, baik yang bersifat
wajib maupun sukarela. Hal ini termasuk program bantuan sosial dari pemerintah untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Jamkesmas)

E. BPJS , ASURANSI SWASTA

BPJS – BPJS kesehatan menjamin setiap peserta BPJS untuk mendapatkan pelayanan gratis
sampai mereka sembuh, tetapi ada 2 masalah umum yang tidak bisa di cover oleh BPJS yaitu
jenis obat yang diberikan dokter tidak terdaftar pada jenis obat yang terdaftar di BPJS atau kalian
menginginkan kelas kamar yang lebih baik dari kamar kelas 1 yang menjadi maksimal pelayanan
BPJS

Asuransi swasta – setiap asuransi swasta mempunyai limit proteksi berdasarkan kelas premi
yang kalian ambil, semakin mahal premi yang kalian bayar maka makin lengkap fasilitas yang
akan kalian dapat. Biasanya kalian akan mendapatkan daftar limit proteksi dari perusahaan
asuransi tersebut, jika biaya dari plan kalian melewati batas maka kalian perlu membayar sendiri
selisih biaya tersebut.

F. INOVASI DALAM PEMBERIAN PELAYANAN

Pelayanan publik merupakan sebuah kebutuhan yang harus dapat diberikan oleh suatu negara
kepada masyarakatnya. Kebutuhan akan pelayanan publik yang memiliki kualitas baik akan
mempermudah masyarakat dalam menjalan aktivitas sehari-hari. Pelayanan yang berbelit, kaku
dan lamban akan mengganggu proses kegiatan masyarakat mulai dari segi ekonomi maupun
dalam segi sosial. 

Biasanya pelayanan publik hanya terfokus pada pelayanan perizinan dan pelayanan administrasi
kependudukan tetapi kurang memperhatikan pelayanan dasar seperti pelayanan pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
Di Indonesia sendiri kebutuhan dalam pelayanan kesehatan kurang mendapat perhatian. Banyak
daerah yang belum mampu melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik sehingga
menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan akses kebutuhan kesehatan. Padahal pelayanan
kesehatan merupakan faktor penting dalam menunjang  pembangunan dan kesejahteran
masyarakat. 

Dalam undang-undang Otonomi Daerah no. 23 tahun 2014 pasal 12 (1) tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa terdapat enam pelayanan dasar yakni (1) Pelayanan pendidikan, (2)
kesehatan, (3) pekerjaan umum dan perumahan rakyat, (4) sosial, (5) perumahan rakyat dan
kawasan permukiman, dan (6) ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat. 

Berdasarkan penjelasan tersebut pelayanan kesehatan merupakan sebuah prioritas yang harus
diperoleh oleh masyarakat. Pengembangan pelayanan kesehatan telah banyak dilakukan oleh
pemerintah kabupaten/kota. Salah satu daerah yang mampu berinovasi dalam menciptakan
pelayanan kesehatan yang baik adalah Pemerintah Kota Surabaya.

 Pemerintah Kota Surabaya telah menciptakan inovasi berbasis teknologi informasi untuk
mempermudah masyarakatnya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah. Adanya
inovasi tersebut merupakan buntut dari diterapkannya otonomi daerah yang dimana daerah
diberikan keleluasaan dalam mengurus urusan rumah tangganya. 

Oleh sebab itu, pemerintah kota Surabaya menghadirkan E-health sebagai pondasi dalam
memperbaiki layanan kesehatan di Surabaya. Layanan E-health merupakan suatu layanan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam mempermudah masyarakat dan pemerintah kota
surabaya sendiri untuk memberikan pelayanan kesehatan. 

Hadirnya E-health diperkuat dengan Intruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (E-government) akan meningkatkan
Efisiensi, Efektivitas, Transparansi, dan Akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.

Awal mula terbentuknya layanan E-health ini karena adanya keluhan masyarakat dikarenakan
antrian yang panjang dan lama, sehingga Pemkot Surabaya melakukan inisiatif dengan
meluncurkan  layanan E-health ini untuk mejawab keluhan dari masyarakat tersebut. Layanan E-
health ini dapat memangkas jumlah antrian di loket pendaftaran puskesmas. 

Dengan demikian E-health merupakan sebuah pelayanan kesehatan yang kreatif dan inovatif
dalam menjawab kebutuhan masyarakat Surabaya. Kehadiran E-health bukan hanya menjadi
solusi terhadap masalah pelayanan kesehatan di surabaya yang memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan, namun juga menjadi model percontohan bagi banyak kabupaten atau
kota lainnya yang ingin menerapkan E-health di daerahnya masing-masing. 

E-health menjadikan pelayanan kepada masyarakat menjadi efesien. E-health menghilangkan


sistem antrian pendaftaran secara fisik, pasien dapat mendaftar secara online untuk mendapatkan
kepastian awaktu pelayan dari manapun sepanjang terdapat akses internet.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang mempengaruhi dalam
terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai