Anda di halaman 1dari 23

Gangguan Pada Sistem Respirasi Manusia

Gangguan Pada Sistem Respirasi Manusia


Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu
karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran
pernapasan manusia.
1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan
antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat
menurun.
3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium
tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada
dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru
mengecil. Akibatnya napas penderit terengah-engah.
4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis
juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.
Produksi lendir meningkat.
b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit
dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara
lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam
dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.
e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung.
Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen
yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus
terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom
(enzim pernapasan).
6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat
dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.
7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan
kuman difteri.
8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus
yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas
karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat
menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang
sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya
yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi
ionasi, produk petroleum, dan kromium.
12.Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan
paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul
perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit
obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis.
Dan asma.
Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut
telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker
paru-paru. Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker
paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.
Kanker paru-paru
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru
yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok [1].
Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian
utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita[2]. Sebagian besar kanker
paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal
dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Jenis kanker paru-paru
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke
paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
1. Karsinoma sel skuamosa
2. Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
3. Karsinoma sel besar
4. Adenokarsinoma
Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan
pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.
Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
1. Adenoma (bisa ganas atau jinak)
2. Hamartoma kondromatous (jinak)
3. Sarkoma (ganas)
Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau
merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain
menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal,
tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan
sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk
menderita kanker paru-paru.
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita)
yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes,
radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa
menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga
merokok.
Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus
terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada
orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya,
seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Gejala kanker paru
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
1. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
2. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
3. Napas sesak dan pendek-pendek.
4. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
5. Kelelahan kronis
6. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
7. Suara serak/parau.
8. Pembengkakan di wajah atau leher.
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita
kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasusk-kasus
stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin.
PNEUMONIA
Pengertian Pnemonia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa
disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena
paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50
kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali
permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah
usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas,
napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing)
pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga
Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis
sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat
ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga
disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA
(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar
istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan
penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Teknologi / Cara Mengatasi Gangguan Pada Sistem Pernapasan
1.Tuberkulosis (TBC), Aroma mengkudu memang tak sedap sehingga banyak orang
menjauhinya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mematikan itu juga menghindar.
Mungkin bukan karena aroma itu, tetapi lantaran si noni menyimpan senjata andalan bernama
antrakuinon dan akubin. Kedua senyawa itu bersifat antibakteri sehingga makhluk liliput
penyebab penyakit tuberkulosis pun bertekuk lutut.
Dalam pengobatan, mengkudu Morinda citrifolia dipadukan dengan rimpang jahe Zingiber
officinalis. Duet buah dan rimpang itu tokcer mengatasi serangan bakteri yang pertama kali
ditemukan pada 24 Maret 1882 itu. Ampuhnya obat itu dibuktikan secara klinis
2. Kanker paru-paru, Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru
antara lain adalah foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG
Abdomen.
Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan cara-cara seperti
1. Pembedahan dengan membuang satu bagain dari paru – kadang melebihi dari tempat
ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker.
• Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker.
• Kemoterapi
• Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang
harapan hidup penderita.
3. Emfisema, Ekspectoran dan Mucolitik merupakan usaha untuk mengeluarkan dan
mengurangi mukus merupakan yang utama dan penting pada pengelolaan emfisema paru.
Ekspectoran dan mucolitik yang biasa dipakai adalah bromheksin dan karboksi metil sistein
diberikan pada keadaan eksaserbasi.
Asetil sistein selain bersifat mukolitik juga mempunyai efek anti oksidans yang melindungi
saluran aspas dari kerusakan yang disebabkan oleh oksidans (2,9).
4. Influenza (flu), cara yang cukup efektif untuk mencegah serangan flu. Yakni dengan
vaksin influenza. Sayangnya, kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan edukasi dari petugas
medis menyebabkan vaksin itu kurang dikenal secara luas oleh masyarakat.
5. Pneumonia, Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi
penumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat
antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya dokter
yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing,
setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan
untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat dibanding yang
pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa
pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan
menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien
sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang
menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari
penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani
SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan
steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.

http://ardyanpradana007.blogspot.com/2012/06/gangguan-pada-sistem-respirasi-manusia.html
Kamis, 17 Desember 2009

GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

KONDISI NORMAL

Gangguan pada alat pernapasan

Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang
sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan
terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan
yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan
antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat
menurun.
3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium
tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan
pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-
paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.
Gejala sistemik/umum penyakit tuberkulosa :

 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

 Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:

 Rinitis
 Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.misal Faringitis ,
Laringitis , Bronchitis , Sinusitis

1. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan
debu. Produksi lendir meningkat.
2. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit
dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
3. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain
karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
4. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan
banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan
5. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung.
Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
Bronchitis ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan
kronik.

 Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus


berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
 Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar
jarang terjadi.
 Bronchitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang pasien,
dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap
yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ).
 Di negara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di
Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan
ketidak mampuan pasien untuk bekerja.
 Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan pengobatan
memakai antibiotik. Di Indonesia belum ada laporan tentang anka-angka yang pasti mengenai
penyakit ini.
 Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan
wanita.
 Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital.
ETIOLOGI
 Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas.
 Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital maupun didapat

1. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen
yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus
terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom
(enzim pernapasan).
2. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam
darah, sehingga pernapasan terganggu.
3. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan
kuman difteri.
4. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
5. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus
yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
6. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena
pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
7. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat
menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang
sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya
yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi
ionasi, produk petroleum, dan kromium.

Untuk jelasnya Deskripsi penyakit Pernafasan sebagai berikut OK


Asma

 Asma adalah suatu keadaan di mana saluran napas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan
ini bersifat sementara.
 Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu
binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
 Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi.
 Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan
serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
 Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
 Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-
satunya gejala.
 Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas.
 Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
 Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya
sangat hebat.
 Kebingungan, letargi dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa
persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.
 Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara
terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ
dada.
 Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.
 Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.
 Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin
untuk mencegah serangan.
 Agonis reseptor beta-adrenergik (inhaler) merupakan obat terbaik untuk mengurangi
serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin
dipicu oleh olahraga.
 Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.
 Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan
yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga.

Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

 Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.
 Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
 Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
 Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan
saluran pernafasan menahun.

Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:

 Sinusitis kronis
 Bronkiektasis
 Alergi
 Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

 Berbagai jenis debu


 Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur
dioksida dan bromin
 Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
 Tembakau dan rokok lainnya.

Gejalanya berupa:

 batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)


 sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
 sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
 bengek
 lelah
 pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan wajah
 telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan pipi tampak kemerahan
 sakit kepala
 gangguan penglihatan.

 Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa
diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan
acetaminophen.
 Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
 Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya
adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi)
dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru.
 Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin.
 Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.
Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.
 Jika penyebabnya virus, tidak diberikan antibiotik.

 Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka dilakukan
pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan
penggantian antibiotik.

Influensa

 Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung dan
mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa).
Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia,
gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat
dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih
buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.

 Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak kontak
dengan hewan atau orang yang influensa.

 Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan
penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.

Pencegahan

1. Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang
menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup
selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun
2. Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun
3. Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk
4. Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan
bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa
5. Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi. Namun
perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri, melalui
makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa
6. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah
lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt
mengandung banyak laktobasilus

Mutasi virus influensa

 Virus influensa cepat sekali bermutasi, sehingga setiap kali para ahli virus harus berusaha
menemukan penangkal yang baru. Wabah flu terbesar pertama adalah pandemi flu spanyol
(1918). Beberapa tahun yang lalu kita mengenal flu Hong Kong dan pada tahun 2005
merebak flu burung. Semua ini menunjukkan betapa sulitnya usaha penangkalan terhadap
penyakit ini.

 Ada berbagai makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga Anda tak perlu
tertular flu. Misalnya menyantap jeruk, brokoli, anggur, kiwi, kol dan sebagainya. Makanan-
makanan tadi mengandung vitamin C yang mengandung anti oksidan dan membantu tubuh
melawan berbagai penyakit.

Flu burung

 (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang
biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe
A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke
spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.

 Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H)
dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang
berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
 Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan
sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu
daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan.
Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan
tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

 Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau
dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau
menyentuh bahan makanan mentah.

 Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan
harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.

 Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin)
perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera
mendapatkan perhatian medis.

 Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang.
Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus
yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase
(neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari
antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga
diperlukan opini dokter.

Flu babi

 (Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae
yang endemik pada populasi babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya
ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga
kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi,
kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada
kematian Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1,
H3N2, and H2N3.

 Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini
mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit
pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan
buang air besar dan muntah-muntah.

Asbestosis

 Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-
serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

 Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika
terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-
paru).

 Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam
paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan
mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya
pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.

 Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan
industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang
terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:

 Plak pleura (klasifikasi)


 Mesotelioma maligna
 Efusi pleura.
 Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya
jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
 Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan
gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami
kegagalan pernapasan.
 Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan
bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan
pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa
menyebabkan tumo pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang
disebut mesotelioma peritoneal.
 Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan.
Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit,
jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.Krisotil mungkin tidak menyebabkan
mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma.
Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun
 Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama
mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

 batuk
 rasa sesak di dada
 nyeri dada
 kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang menyerupai tabuh
genderang).

 Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak
dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat
semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup
muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang
dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak
bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

 Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan
kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini
lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang
pernah terpapar 40 tahun lalu.
 Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang
berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna
menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap
pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih
untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan
pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

Faringitis

 Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau faring.
Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan.

 Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala
makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa
menolong.

 Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pra tanda penyakit flu atau pilek. faringitis
ada yang akut dan kronis,

1. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk.
2. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.

TBC

 Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau
kaya) dan dimana saja.
 Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC.
 Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

 Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
 Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga
untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
 Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

 Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
 Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi
imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan foto rontgen.

 Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah
banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang
inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel
berlebih dan positif terinfeksi TBC.

 Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala sistemik/umum

 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.

 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.

 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

 Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan –
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Emfisema

 Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.


 Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru.
 Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang
sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya.
 Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas
pada paru-paru ini.

 Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega
yang biasa digunakan penderita sesak napas.
 Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita
emfisema.

 Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah
penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

Kanker Paru-Paru

 Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-
parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya.
 Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru.
 Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.
 Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap
masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi
pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.
 Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
 Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan
menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila
kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
 Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi
makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel
kanker.

Pneumonia

 Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
 Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma
pneumoniae.
 Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan
sesak napas juga disertai demam tinggi.
 Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap
kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh.
Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
 Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum
antibiotik.

JADI
Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia antara lain
sebagai berikut:

Asma

 Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma
bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi
dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.

Tuberkulosis (TBC)

 Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling sering
adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang
terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.

Keadaan ini menyebabkan :

1. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-
paru
2. Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
3. Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan
membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru

Faringitis
 Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang
biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.

Bronkitis

 Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju
paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya
adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

Pneumonia

 Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh cairan
dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain
hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya disebabkan oleh
bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma
pneumoniae.
Emfisema Paru-paru

 Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah


gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume
paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang
seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan
kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru
ini.

Dipteri

 Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium


diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis) maupun
laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Asfiksi

 Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan


terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya alveolus
yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah keracunan karbon
monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga
pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.

Kanker Paru-paru

 Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan
paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh
bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-
paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap,
semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup
kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu
penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan
radiasi ionisasi.

http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/gangguan-sistem-respirasi.html
Askep Gawat Darurat

Asuhan Keperawatan Bronkiektasis


on February 27, 2011 at 2:24 pm

A.Pengertian
Bronkiektasis adalah penyakit umum yang menyebabkan distorsi abnormal.Bronkiektasis
dapat dikategorikan sebagai penyakit paru-paru obstruktif kronis paru dimanifestasikan oleh
saluran udara yang meradang dan mudah dilipat, sehingga obstruksi aliran udara dengan
sesak napas,sirkulasi udara sering tidak normal,

Bronkiektasis adalah gangguan bawaan atau yang diperoleh dari bronki besar paru-paru,
ditandai dengan permanen, dilatasi abnormal dan kerusakan dinding bronkus.

Bronkiektasis adalah suatu kondisi paru-paru di mana beberapa dari bronkus dan bronkiolus
telah kehilangan elastisitas dan telah diperluas dan diisi dengan cairan.

B.Penyebab

1.Bronkiektasis sering disebabkan oleh peradangan berulang atau infeksi saluran napas. Hal
ini paling sering dimulai pada masa kanak-kanak sebagai komplikasi dari infeksi atau
menghirup benda asing.

2.Cystic fibrosis menyebabkan sekitar setengah dari semua bronkiektasis di Amerika Serikat.
Berulang, infeksi paru-paru berat (pneumonia, tuberkulosis, infeksi jamur), pertahanan paru-
paru abnormal, dan obstruksi saluran napas oleh benda asing atau tumor yang merupakan
faktor risiko.

C.Diagnosa

1.Jalan napas tidak efektif terkait dengan peningkatan produksi sekresi yang kental
2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pasokan oksigen dan kerusakan
alveoli
3.Gizi seimbang: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual, muntah
produksi sputum, dispneu,.
4.Risiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, kurang gizi.
5.Kecemasan yang berhubungan dengan rasa takut kesulitan bernapas selama fase
eksaserbasi, kurangnya pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan
6.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas

D. Gejala

1.Warna kulit kebiruan


2.Napas berbau
3.Batuk kronis dengan jumlah besar dahak yang berbau busuk
4.Clubbing jari
5.Batuk darah
6.Batuk yang terus bertambah berat ketika berbaring pada satu sisi
7.kelelahan
8.kepucatan
9.Sesak napas yang semakin memburuk.
10.Berat badan

E. Penilaian

1. Sejarah atau adanya faktor-faktor pendukung :


-Merokok
-Hidup atau bekerja di daerah dengan polusi udara yang parah
-Riwayat alergi dalam keluarga
-Ada sejarah asma di masa kecil.
2. Sejarah atau adanya faktor pemicu eksaserbasi seperti:
-Alergen (serbuk sari, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)
-Emosional/ sress
-Aktivitas fisik yang berlebihan
-Polusi udara
-Infeksi saluran pernafasan
-Kegagalan program perawatan yang direkomendasikan

3. Pemeriksaan fisik dengan berfokus pada sistem pernapasan meliputi:


-Menilai frekuensi dan irama pernapasan
-Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa
-Auskultasi bunyi nafas
4. Pastikan bahwa ketika pasien menggunakan otot aksesori saat bernapas:
-Mengangkat bahu saat bernafas
-Retraksi otot perut saat bernafas
-Pernapasan cuping hidung
-Menilai jika ekspansi dada simetris atau asimetris
- Menilai jika nyeri didada pada saat bernapas
5. Menilai batuk (apakah produktif atau tidak produktif). Ketika Anda menentukan warna
sputum produktif.
-Menentukan apakah pasien memiliki dispneu atau orthopneu
-Menilai tingkat kesadaran.
F. Interfensi Keperawatan

-Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan izin peningkatan produksi sekresi kental atau
sekresi.

tujuan:
-Jaga jalan napas paten dengan bunyi nafas bersih / jelas.

Kriteria Hasil:
-Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan bersihan jalan napas (batuk yang efektif, dan
mengeluarkan hasil.

Rencana Tindakan:
-Monitor frekuensi respirasi. Perhatikan rasio inspirasi dan ekspirasi.
-Auskultasi bunyi nafas dan merekam suara napas.
- Menilai pasien ke kepala tempat tidur, posisi ketinggian yang nyaman dan duduk di
belakang tempat tidur.
-Bantuan latihan pernapasan perut atau bibir.
-Pengamatan karakteriktik batuk dan Auxiliary langkah-langkah untuk upaya batuk
efektivitas.
-Kedalaman asupan cairan sampai 3000ml/hari sebagai toleransi jantung yang tepat dan
memberikan asupan cairan.
-Berikan obat sesuai indikasi.
-Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, produksi
sputum, dispneu.

Tujuan:
-Peningkatan status gizi dan berat badan pasien

Kriteria Hasil:
-Pasien tidak mengalami penurunan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat
badan.

Rencana tindakan:
-Memonitor input dan output setiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi dan berat badan
ditimbang setiap minggu.
-Buat suasana yang menyenangkan, lingkungan yang bebas dari bau yang tidak nyaman
selama waktu makan.
-Merujuk pasien ke ahli gizi untuk memantau rencana makanan yang akan dikonsumsi.
-Mendorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan per hari.

http://www.artikelkeperawatan.info/asuhan-keperawatan-bronkiektasis-94.html

Anda mungkin juga menyukai