Anda di halaman 1dari 67

SISTEM PEMBANGKIT &

DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

by
Manajemen Teknik & Proses Fasilitas
Karakteristik Utama
1. Listrik tidak dapat disimpan.
2. Permintaan daya listrik yang terus
meningkat.
3. Distribusi & jenis bahan bakar yang
tersedia.
Sistem Kelistrikan
Sistem Pembangkit Tenaga Listrik
Prinsip Dasar :
• Sebuah mesin penggerak (prime mover)
menggerakkan generator arus bolak-balik.
• Putaran rotor generator dalam medan magnet
akan menghasilkan Gaya Gerak Listrik kumpa-
ran medan dan menginduksi kumparan utama.
• Adanya induksi pada kumparan utama akan
menghasilkan tegangan listrik pada stator
generator.
Jenis-jenis Pembangkit Listrik
• PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
• PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
• PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
• PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
• PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Jenis-jenis Pembangkit Listrik
Sumber Energi Alternatif
• Solar Sel
• Kincir Angin
• Energi Gelombang Laut
• Energi Panas Laut
• Energi Panas Bumi (Geothermal)
Tegangan Arus Bolak Balik
• Sistem 3 phasa
– Tegangan phasa – phasa
– Tegangan phasa - netral

• Sistem 1 phasa
– Tegangan phasa - netral
Sistem Transmisi Tenaga Listrik
Definisi :
Sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik
adalah sistem pengiriman daya listrik ke
pusat-pusat beban utama melalui jaringan
tegangan tinggi atau tegangan menengah.
Sistem tegangan transmisi yang digunakan di
lapangan-lapangan Pertamina EP adalah
Tegangan Menengah (TM) 6,3 KV & 6 KV.
Transmisi Listrik Teg Menengah
• Keuntungan :
– Arus listrik yg mengalir menjadi kecil
– Diameter kabel yg digunakan menjadi kecil.
– Voltage drop menjadi kecil.
• Kerugian :
– Kabel yg digunakan harus mempunyai tahanan
isolasi yg tahan terhadap TM.
– Memerlukan step up transformer & step down
transformer.
Struktur Jaringan Transmisi Listrik

1. Jaringan Radial
2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
3. Jaringan Lingkaran (Loop)
4. Sistem Gugus atau Sistem Cluster
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
• Jaringan Udara (Overhead)
– Menara
– Kabel Udara (Aluminium Conductor Steel
Reinforced / ACSR)
– Isolator
• Jaringan Bawah Tanah (Underground)
– Kabel Teg Menengah (N2XSEFGbY)
– Batu Bata Penutup
– Penanda (Marker)
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Definisi :
Sistem distribusi tenaga listrik adalah
sistem pengiriman daya listrik kepada
konsumen melalui jaringan tegangan
rendah.
Sistem tegangan distribusi yang digunakan
di lapangan-lapangan Pertamina EP adalah
Tegangan Rendah (TR) 380V & 220V.
Struktur Jaringan Distribusi Listrik

• Jaringan Radial
• Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
• Jaringan Lingkaran (Loop)
• Sistem Gugus atau Sistem Cluster
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
• Sistem 3 phasa
Menggunakan tegangan rendah 380V

• Sistem 1 phasa
Menggunakan tegangan rendah 220V
Kehandalan Sistem Distribusi Listrik

• Tergantung kepada :
– Struktur Jaringan Distribusi
– Pengaturan Operasi & Pemeliharaan
– Koordinasi Peralatan Pengaman

• Kehandalan dari suatu sistem distribusi


tenaga listrik merupakan kebalikan dari
besaran jam pemutusan pelayanan.
Sistem Distribusi Tenaga Listrik

h (jam) x b (KW)
Jam pemutusan =
pelayanan m (KW) x 1 tahun

= (h x b) / m jam / tahun

dimana, m = Σ b
Gangguan Jaringan Distribusi
Macam-macam Gangguan :
1. Gangguan beban lebih.
2. Gangguan hubung singkat.
3. Gangguan tegangan lebih.
4. Gangguan hilangnya pembangkit.
5. Gangguan instability.
Gangguan Jaringan Distribusi
Cara mengatasi gangguan :
1. Mengurangi terjadinya gangguan.
2. Mengurangi akibat gangguan.
Sistem Pengaman Jaringan Listrik
1. Pemutus Tenaga.
Normal : Membuka / menutup rangkaian listrik.
Tidak Normal : Dengan bantuan relay, membuka rangkaian
listrik agar gangguan dapat dihilangkan.
1. Relay Arus Lebih (Over Current Relay – OCR)
Relay yang bekerja bila arus listrik yang mengalir melebihi
nilai settingnya.
1. Relay Tegangan Lebih (Over Voltage Relay - OVR)
Relay yang bekerja bila tegangan pada rangkaian listrik melebihi
nilai settingnya.
Sistem Pengaman Jaringan Listrik
4. Relay Tegangan Kurang (Under Voltage Relay )
Relay yang bekerja bila arus listrik yang mengalir melebihi
nilai settingnya.
4. Ground Fault Relay (GFR)
Relay yang bekerja bila terdapat arus yang mengalir ke / dari tanah
dengan nilai yang melebihi nilai settingnya.
Koordinasi Peralatan Pengaman
Prinsip dasar :
1. Peralatan pengaman pada sisi beban harus
dapat menghilangkan gangguan menetap
ataupun sementara yang terjadi pada jaringan
sebelum peralatan pengaman pada sisi
sumber memutuskan aliran listrik jaringan.
2. Pemadaman yang terjadi akibat adanya
gangguan menetap harus dibatasi sampai
pada bagian jaringan yang sekecil mungkin.
Sistem Pembebanan
Untuk Pertamina EP sistem pembebanan listrik
terdiri dari:
1. Beban untuk fasilitas produksi.
2. Beban untuk perkantoran & perumahan karyawan.
Sistem Pembebanan
Beban fasilitas produksi, terdiri dari :
1. Electrical Submersible Pump (ESP).
2. Pompa Angguk.
3. Pompa Transfer.
4. Kompresor untuk Instrument Udara.
5. Pompa Air di WTP dan WIP.
Sistem Pembebanan
Beban perkantoran & perumahan, terdiri dari :
1. Sistem penerangan.
2. Air Conditioner.
3. Refrigerator.
4. Water Heater.
5. Pompa air.
400V

300A 300A

300A 300A 300A 200A 100A 100A 200A 50A


D3412 D3412 D343 D343
500 KVA 468 KVA Step Up Step Up 262 KVA 262 KVA
400/6600 V 400/6600 V Lampu Jalan Baw ah : 25A

Bengkel Listrik : 15A


Tmp Ibadah (Gereja, Mesjid): 25A
GROUP A Bangsal C,D,E,F,G,H : 30A
SD YPK : 6A
Gedung Ria Kasuari : 20A
Bengkel Konstruksi : 45A

Gudang 02, Kali Miny ak : 30A


WPS, Pos Sekuriti, HSD Pump : 40A
Step Dow n Step Dow n
Lampu jalan atas : 20A
6600/400 V 6600/400 V Wisma Klaga
60A : 15A
63A
200A 250A 250A Group 38 : 155A Gdg Handak : 20A
Bungalow : 25A
63A
Group 15 : A Perumahan Karpim 1,2,3,4 : 6A
Sanggar Pramuka : A
63A
Group 46 : 58A 100A Perum Karpim : 6A
Kantor : 25A
Interconnect 300A Komlek : 15A
Bangsal L : 15A
63A
Group 27 : 68A
Jembatan Merah, KP9, Bangsal : 6A
63A
Group 93 : 55A Bangsal A, B, KP-04, KP-05 : 20A
Rumah sakit, PWP, KP-10 : 15A
63A
Group
: 20 : 69A PPP, Tangki-tangki : 35A
Kantor Teknik, LK3, TK : 25A
Interconnect 400A Bangsal H, I : 20A
Bengkel Mekanik, PES, PAT : 15A
63A
Group 48 : 63A

63A
Group 53 : 6A
63A
Group 37 : 38A PT PERTAMINA EP ONE LINE DIAGRAM
TEKNIK REGION KTI KLAMONO FIELD
P ER EN C A N A A N & R E
DAKA
TEY:A S
MAEI 2006REDRA WED A
:ld o Pa rd ed e
Sistem Monitor dan Pengukuran
Sistem Pengukuran pada sistem kelistrikan
pada umumnya menggunakan:
1.Trafo arus
2.Trafo tegangan
Sedangkan pengukuran variabel lainnya
memakai sensor yang biasa dipakai di Field
Instrument seperti sensor temperatur,
kelembaban, dll.
Sistem Monitor dan Pengukuran
Sistem Monitor pada dasarnya sama antara sistem
kelistrikan maupun untuk peralatan produksi
lainnya. Beberapa sistem yang sering
dipergunakan baik di industri maupun lapangan
perminyakan adalah:
1. SCADA.
2. DCS.
Dengan kemajuan dunia IT dan Telekomunikasi,
maka sistem monitor bisa dilakukan jarak jauh
melalui internet (web based).
Sistem Pemeliharaan

Secara umum sistem pemeliharaan pada


peralatan listrik dapat dibagi menjadi:
1. Pemeliharaan Berkala (Inspeksi dan Preventif)
2. Conditioning Monitoring

Pemeliharaan Berkala (Inspeksi dan Preventif)


dilakukan secara rutin dengan jadual waktu
tertentu yang mengacu pada buku manual.
Sistem Pemeliharaan

Conditioning Monitoring meliputi:


1. Analisa Temperatur Dengan Foto Infrared
2. Analisa Temperatur Winding
3. Analisa Suara Dengan Detektor Ultrasonic
4. Analisa Oli Dan Kandungan Gas Terlarut
5. Analisa Partial Discharge
6. Analisa Vibrasi
Evaluasi Jaringan Listrik
Pada dasarnya evaluasi jaringan listrik ditujukan
untuk :
1.Mendapatkan jaringan listrik yang handal.
2.Mendapatkan suplai listrik yang berkualitas.
3.Troubleshooting.

Evaluasi sistem kelistrikan meliputi:


1.Studi Short Circuit
2.Studi Aliran Daya
3.Studi Analisa Stabilitas dan Transient
Perencanaan Pembangkit
Tenaga Listrik
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Dalam pembuatan lokasi-lokasi baru seperti:
– Pengeboran sumur baru
– Pembangunan Stasiun Pengumpul dan Stasiun
Pengumpul Utama Minyak / Gas
– Pembangunan Pusat Pengumpul Produksi
– Perumahan Karyawan
Diperlukan adanya sumber pembangkit tenaga
listrik, sistem transmisi dan distribusi.
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan Pembangkit Tenaga Listrik adalah:
– Kebutuhan daya listrik
– Ketersediaan sumber energi yang dipergunakan
untuk memutar penggerak utama / prime mover
– Kebutuhan sistem transmisi
– Kebutuhan sistem distribusi
– Perencanaan pembangkit tenaga
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Kebutuhan Daya Listrik
• Pada dasarnya perhitungan kebutuhan daya
listrik berdasarkan perkiraan kebutuhan aktual
• Jenis-jenis beban
• Rugi-rugi daya yang timbul saat transmisi dan
distribusi
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Ketersediaan Sumber Energi
• Gas, Solar, Uap, Panas Bumi, Nuklir,
Angin
• Mempengaruhi pemilihan tipe-tipe
penggerak utama (diesel engine, gas
engine, turbin gas, turbin uap)
• Mempengaruhi pola operasi normal dan
kondisi emergency.
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Kebutuhan Sistem Transmisi
• Dipengaruhi oleh pola sebar beban
• Dipengaruhi oleh perkiraan lokasi
pembangkit tenaga listrik
• Dipengaruhi oleh kondisi medan yang
dilalui
• Dipengaruhi oleh “tingkat kehandalan”
yang diinginkan
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Kebutuhan Sistem Distribusi
• Dipengaruhi oleh tingkat kritikal dari beban
• Dipengaruhi oleh pola operasi normal,
start up maupun kondisi emergency
Perencanaan Pembangkit Tenaga
Listrik
Pembangkit Tenaga Listrik
• Jumlah pembangkit dipengaruhi oleh pola sebar beban,
jarak antar pusat beban dan tingkat kehandalan yang
diinginkan
• Jumlah dan besar kapasitas genset dipengaruhi oleh
pola operasi dan pemeliharaan, tingkat kehandalan
mandiri serta ketersediaan genset di pasar
• Diperlukan adanya sistem penunjang seperti protection
system, switchgear, sistem kontrol, manajemen beban,
sistem paralel, dll.
• Diperlukan optimasi antara tingkat kehandalan vs.
anggaran
Test
Perencanaan Pembangkit:
• Terdapat 4 pusat beban yang terpisah
jarak.
• Pusat beban A sebesar 200 KW. Terpisah
6 – 7 Km dari B dan C, 2 Km dari D.
• Pusat beban B sebesar 300 KW. Terpisah
jarak 1 Km dari C dan 8 Km dari D.
• Pusat beban C sebesar 600 KW.
• Pusat beban D sebesar 400 KW.
Test
Perencanaan Pembangkit
• Ketersediaan Genset di pasar:
– 160 KW harga $ 300K
– 200 KW harga $ 325K
– 250 KW harga $ 350K
– 350 KW harga $ 400K
– 500 KW harga $ 600K
Sungai

7 KM
A B
1 KM
2 KM
8 KM
D C
Studi Kasus
• Beberapa studi kasus yang terjadi di
lapangan:
– UBEP Jambi
– Prabumulih (Power Plant Talang Jimar)
– UBEP Tanjung
– UBEP Sangasanga
– Power Plant Pangkalan Susu
Mengembangkan
Manajemen Pemeliharaan
Sistem Kelistrikan
Benchmark
dengan
UNOCAL
Benchmark
dengan
Chevron
GAP ANALYSIS
Area :

Estimate Completion
No Classification Description Available Not Available Plan to do PIC Time Estimate Budget Remarks
1 Training Need Analysis (TNA)

People
2 Job Performance Standard (JPS)
3 Career Path for HiPo employee

4 Major Equipment Design


5 Maintainability
6 Age (Upgrade equipment?)
7 Redundancy
8 Maintenance Tools
9 Calibrator
10 Hand set
11 Megger
12 Oil dielectric tester
13 Harmonic analysis
Plant
14 Equipment Criticallity Analysis

15 Fault Method and Effect Analysis

16 Personel Protection Equipment (PPE)

17 Monitor, Control and Data Acquisition for troubleshooting


18 Spare part management

19 Computer Maintenance Mangement System (CMMS)

20 Installation Procedure
21 Inspection Procedure & Form

22 Preventive Maintenance Procedure & Forms

23 Conditioning Monitoring & Forms


24 As built drawing

25 Umbrella Contract for repair, test & overhaul


Procedure
26 Manuals

27 Key Performance Indicator (KPI)


28 Testing Analysis
29 Load Flow
30 Short Circuit
31 Stability & Transient Analysis

32 Protection Relay Coordination


Gap Analysis
Training Need Analysis (TNA)
• Tujuan: Memetakan kebutuhan keahlian
teknis yang harus dimiliki oleh Electrical
Engineer di lapangan.
• KPI: Daftar yang berisikan keahlian teknis
untuk Electrical Engineer.
• Metoda: Kuesioner ke semua Region,
diskusi dan studi banding dengan
perusahaan oil and gas lain.
Gap Analysis
Job Performance Standard (JPS)
Tujuan: Membuat standar kompetensi keahlian.
KPI: Standar Kompetensi Keahlian untuk level:
1. Ka. Pemeliharaan
2. Ka. Seksi
3. Pengawas Utama
4. Pengawas
5. Asisten.
Metoda: Diskusi dengan Region
Gap Analysis
Major Equipment Design
• Tujuan: Menganalisa Peralatan Listrik Utama
berdasarkan:
– 1. Ketersediaan untuk dilakukan Perawatan.
– 2. Usia peralatan dan kebutuhan untuk pembaharuan.
– 3. Kebutuhan opearsi untuk standby, redundancy.
• KPI: List Peralatan Utama yang memerlukan perbaikan.
• Metoda:Diskusi dengan Region dan mengacu kepada
standar.
Gap Analysis
Maintenance Tools
• Tujuan: Membuat daftar kebutuhan peralatan kerja
standar dan spesifik untuk setiap region atau
mempelajari kemungkinan pemakaian bersama tool
spesifik untuk seluruh EP Indonesia.
• KPI: Daftar peralatan kerja standar dan spesifik, juga
daftar peralatan spesifik yang bisa dipakai bersama
seluruh EP.
• Metoda: Diskusi dengan Region dan mengacu kepada
standar.
Gap Analysis
Equipment Criticallity Analysis
• Tujuan: Membagi peralatan listrik yang ada di lokasi
berdasarkan tingkat kritikalitinya dengan menggunakan
parameter:
• 1. Dampak tidak beroperasinya perlatan terhadap
kerugian produksi.
• 2. Dampak tidak beroperasinya peralatan terhadap HES.
• KPI: Daftar yang membagi seluruh peralatan di lokasi
berdasarkan kritikalitinya.
• Metoda: Diskusi per Region dan studi banding antar
Region.
Gap Analysis
Fault Method and Effect Analysis
• Tujuan: Membuat daftar tipe-tipe gangguan / kerusakan yang
mungkin terjadi pada suatu peralatan listrik tertentu dan
probabilitas terjadinya hal tsb. Data ini kemudian digabungkan
dengan data kritikaliti peralatan diatas. Hasil
penggabungannya akan dipergunakan untuk menentukan
jenis-jenis Pemeliharaan apa saja yang harus diterapkan
kepada peralatan tertentu.
• KPI: Daftar peralatan listrik yang dilengkapi dengan tipe
gangguan, dampak dan jenis-jenis Pemeliharaan yang harus
diterapkan.
• Metoda: Diskusi per Region dan studi banding antar Region.
Gap Analysis
Personel Protection Equipment
(PPE)
• Tujuan: Membuat daftar kebutuhan
peralatan pelindung umum dan spesifik
untuk pekerja listrik.
• KPI: Daftar peralatan pelindung umum
dan spesifik.
• Metoda: Mengacu standar.
Gap Analysis
Monitor, Control and Data Acquisition for
Troubleshooting
• Tujuan: mengevaluasi kebutuhan SCADA untuk
memonitor kondisi operasi, pengumpulan data
untuk keperluan pemeliharaan jangka panjang
maupun troubleshooting.
• KPI: Daftar lokasi yang memerlukan SCADA dan
perencanaan proyek.
• Metoda: Diskusi per Region
Gap Analysis
Spare part management
• Tujuan: Membuat daftar kebutuhan
minimum dan maksimum Spare Parts
berdasarkan tipe-tipe Pemeliharaan dan
tingkat kritikaliti peralatan.
• KPI: Daftar minimum dan maksimum
spare part
• Metoda: Kuesioner dan diskusi per region.
Gap Analysis
Computer Maintenance Mangement
System (CMMS)
• Tujuan: Mengevaluasi kebutuhan CMMS.
• KPI: Daftar Region yang memerlukan
CMMS.
• Metoda: Diskusi per region
Gap Analysis
Installation Procedure
• Tujuan: Membuat Standar prosedur dan
gambar untuk instalasi perlatan listrik
• KPI: Standar Prosedur Instalasi
• Metoda: Diskusi dan mengacu standar.
Gap Analysis
Inspection Procedure & Form
• Tujuan: Membuat Prosedur Inspeksi rutin untuk
peralatan listrik.
• KPI: Prosedur Inspeksi lengkap dengan standar
pekerjaan dan frekuensi.
• Metoda:Diskusi per Region dan studi banding antar
Region
• Beberapa pekerjaan inspeksi sederhana dan rutin bisa
dikembangkan untuk dilakukan oleh Operator Produksi
Gap Analysis
Preventive Maintenance Procedure & Forms
• Tujuan: Membuat Prosedur Preventive
Maintenance untuk peralatan listrik.
• KPI: Prosedur Preventive Maintenance lengkap
dengan standar pekerjaan dan frekuensi.
• Metoda: Diskusi per Region dan studi banding
antar Region
Gap Analysis
Conditioning Monitoring & Forms
• Tujuan: Membuat Prosedur Conditioning
Monitoring untuk peralatan listrik.
• KPI: Prosedur Conditioning Monitoring lengkap
dengan standar pekerjaan dan frekuensi.
• Metoda:Diskusi per Region dan studi banding
antar Region
Gap Analysis
As built drawing
• Tujuan: Mengevaluasi kelengkapan as-built
drawing.
• KPI: List ketidaklengkapan as-built drawing dan
target waktu untuk melengkapinya.
• Metoda: Diskusi per region.
Gap Analysis
Umbrella Contract for repair, test &
overhaul
• Tujuan: Mengevaluasi kebutuhan perbaikan
besar / overhaul untuk peralatan listrik yang
harus dilakukan workshop diluar Pertamina.
• KPI: Daftar kebutuhan overhaul dan
recommended workshop.
• Metoda: Diskusi per Region dan studi banding
antar Region.
Gap Analysis
Manuals and Standards
• Tujuan: Mengumpulkan manual dan standards
peralatan listrik.
• KPI: Daftar ketidaklengkapan manual dan
standards serta target untuk
melengkapi/mengganti dengan manual yang
sejenis.
• Metoda: diskusi per Region dan studi banding
antar Region
Gap Analysis
Key Performance Indicator (KPI)
• Tujuan: Membuat KPI untuk tipe Pemeliharaan
berkaitan dengan kualitas dan kuantitas
pemeliharaan.
• KPI: KPI untuk Inspeksi rutin, Preventive
Maintenance dan Conditioning Maintenance.
Pemeliharaan terencana vs. breakdown.
• Metoda: Diskusi antar Region dan best parctice
perusahaan oil & gas lain.
Gap Analysis
Testing Analysis
– Load Flow
– Short Circuit
– Stability & Transient Analysis
– Protection Relay Coordination
• Tujuan: menganalisa kebutuhan evaluasi kinerja
peralatan listrik, koordinasi rele.
• KPI: daftar tes yang diperlukan, justifikasi dan target
waktu pelaksanaannya.
• Metoda: Diskusi antar Region dan mengacu standar.

Anda mungkin juga menyukai